• Tidak ada hasil yang ditemukan

VENTIMIGLIA. Membuka Tahun Gereja Berdialog Membangun Mutu Hidup dan Persaudaraan Sejati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VENTIMIGLIA. Membuka Tahun Gereja Berdialog Membangun Mutu Hidup dan Persaudaraan Sejati"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

M aja lah d ig ita l Keu skup an Banjarmasin

VENTIMIGLIA

Membangun Mutu Hidup dan Persaudaraan Sejati

TAHUN XI / EDISI 55 / JANUARI 2021

Membuka Tahun

Gereja Berdialog - 2021

LIPUTAN KHUSUS

PERAYAAN NATAL

DI PAROKI-PAROKI

LITURGI DAN

EKARISTI SELAMA

PANDEMI

MENYAMBUT

TAHUN GEREJA

BERDIALOG 2021

(2)

DAFTAR ISI

TIM KERJA MAJALAH DIGITAL VENTIMIGLIA:

Penerbit dan Penanggung Jawab: Komisi Komsos Keuskupan Banjarmasin

Pimpinan Redaksi: RD. Ignatius Allparis Freeanggono

Anggota Redaksi: Anton DN, Lorensius, Bryan, Victor, Nining, Merry, Anwar Yusran, Laura

Layout: Nining Kesekretariatan: Andreas Purwanto Kontributor: Komsos Paroki-Paroki di Keuskupan Banjarmasin

Alamat Redaksi: Pusat Pastoral “Wisma Ventimiglia” Jl. Gatot Subroto No.10 Banjarmasin 70325 Tel. 0853 4809 2226 WhatsApp/SMS: 0895 3868 95578

Foto Cover: Kandang Natal dan Pohon Natal di Gereja Santo Vincentius a Paulo Batulicin

Fotografer: Victor

Ikuti kisah dan beritanya di halaman 30

03 • Redaksi Menyapa - Tancap Gas di Tahun Berdialog

04 • Bapak Uskup Menyapa - Menyambut Tahun Gereja Berdialog

09 • Pembukaan Tahun Gereja Berdialog Keuskupan Banjarmasin

10 • Apa Susahnya Berdialog?

14 • Surat Gembala Uskup Keuskupan Banjarmasin Menyambut Tahun Baru Liturgi 2021

17 • Lima Paroki Baru di Keuskupan Banjarmasin

20 • Catatan Pendirian Paroki-Paroki di Keuskupan Banjarmasin

21 • Peresmian Paroki Santo Matius Halong

23 • Katekese - Liturgi dan Ekaristi selama Pandemi

27 • Amang Pandir - Tahun Bedialog

28 • Refleksi - Covid 19, Apakah Hukuman dari Tuhan?

30 • Gua Natal dan Pohon Natal yang Tak Biasa

32 • Kunjungan Pejabat Kota Banjarmasin ke Gereja Katedral

33 • Aksi Sosial Natal Gereja Katedral

34 • Aksi Nyata OMK Paroki Landasan Ulin

35 • Berbagi Kasih Melalui Sembako - Paroki Sebamban

36 • Colloquium: RD. Damianus Ama Kii

39 • Perayaan Hari Anak Misioner ke-178 di Paroki Kelayan

40 • Promosi Panggilan Banyak Bonusnya

42 • Perayaan Ulang Tahun ke-23 Paroki Batulicin

44 • Peringatan Santo Fransiskus Asisi di Paroki Gendang

46 • Pelantikan Lektor, Pemazmur, Organis, Komentator Paroki Katedral

47 • Pertemuan OMK Paroki Kelayan

48 • Orang Muda Berbagi Cerita - Melihat Jati Diri

50 • Konsultasi Anak/Remaja

51 • Komsos Training Series #1 - Pelatihan Menulis Reportase

53 • Hasil Lomba Reportase Berita Natal

(3)

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, selamat Natal 2020 dan tahun baru 2021 berkat Tuhan melimpah untuk kita semua. Akibat pandemi Covid-19 tahun 2020, Majalah Ventimiglia hanya terbit satu kali di awal tahun. Tahun 2021 Komisi Komsos Keuskupan Banjarmasin mengambil peluang mewartakan aneka berita dan informasi dari Keuskupan dan paroki secara daring melalui media digital.

Edisi pertama Ventimiglia langsung tancap gas menampilkan tema utama dalam Arah Dasar Keuskupan Banjarmasin, yakni Gereja Berdialog. Gereja yang berdialog menjadi titik Pastoral tahun 2021 yang patut diketahui umat. Mari kita simak Bapak Uskup Menyapa menyampaikan pesan ajakan berdialog kepada siapa saja yang berkehendak baik.

Liputan khusus Perayaan Natal tahun 2020 di era pandemi menjadi sajian khusus yang ditulis oleh para enggiat Komsos Paroki. Para penggiat Komsos Paroki ini dikader dan dibina dalam latihan secara periodik sehingga diharapkan fungsi Komsos di paroki pun berjalan. Mereka diharapkan memiliki kapasitas dan kompetensi.

Saat ini kita memiliki kesempatan yang baik dan berani mengambil peluang untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah melalui dunia maya dengan tetap mengindahkan kaidah jurnalisme yang bertanggung jawab. Terbitnya Majalah Ventimiglia Keuskupan Banjarmasin versi digital mampu menembus sekat geografi masuk di segala waktu selama terdapat jaringan internet, kecukupan kuota, gadget memadai dan ada kemauan untuk mengaksesnya.

Mari kita bersama-sama melihat Keuskupan Banjarmasin, menghidupkan Komsos di Paroki-Paroki, mewartakan Injil Kabar Gembira dengan menggunakan media digital dan dapat masuk ke ruang-ruang privat. Anda bisa membaca sambil tiduran, bisa membacanya ketika berekreasi, pendeknya tergantung kemauan kita tanpa perlu menumpuk fisik majalah. Jadikan kebiasaan mengakses Majalah Ventimiglia menjadi sebuah kerinduan. Tuhan memberkati.

SalVe, Salam Ventimiglia RD Ign. Allparis Freeanggono

Redaksi Menyapa

Tancap Gas di Tahun Berdialog

(4)

Bapak Uskup Menyapa

Umat beriman Keuskupan Banjarmasin yang dikasihi Allah, dengan ini saya mengucapkan selamat mensyukuri berkat Tuhan dalam masa Natal ini, selamat menyambut dengan suka cita dan harapan tahun 2021. Senang sekali bisa berjumpa lagi dengan Anda sekalian melalui majalah kesayangan kita, yang selalu kita nanti-nantikan hadirnya di dalam keluarga kita, yaitu majalah Ventimiglia.

Seperti kita tahu pada tahun 2021 ini, kita memasuki tahun kedua periode kedua Arah Dasar Keuskupan Banjarmasin tahun 2020 – 2024. Tujuan dari periode yang kedua ini adalah “umat Allah Keuskupan Banjarmasin didasari oleh imannya menjadi Gereja yang memancarkan kasih Allah di Kalimantan Selatan”. Periode kedua sudah kita mulai tahun 2020 yang lalu sebagai Gereja Kontekstual. Pada tahun 2021 ini kita memasuki Gereja yang berdialog, pada tahun ketiga tahun 2022 Gereja inklusif, tahun keempat tahun 2023 tahun Gereja

transformatif dan tahun kelima tahun 2024 tahun untuk evaluasi dan syukur.

Saudara dan saudariku yang berbahagia, tahun kontekstual tahun 2020 merupakan tahun yang tidak mudah, bukan saja bagi Gereja dan bangsa Indonesia melainkan untuk Gereja Semesta dan seluruh umat manusia. Pandemi covid-19 yang melanda seluruh muka bumi dengan segala kesulitan dan tantangan yang ditimbulkannya adalah konteks atau suasana dimana kita hidup selama tahun 2020. Apapun yang terjadi tahun 2020 sudah dibelakang kita dan saat ini memasuki tahun 2021, sebagai Gereja yang berdialog. Sementara itu kita belum tahu kapan pandemi covid-19 itu akan berakhir.

Kita harus tetap penuh harapan bahwa Yang Empunya kehidupan kita, alam semesta dengan segala isinya, Pemilik ciptaanlah yang menyelesaikan segala perkara di bumi ini. Bukan manusia melainkan Allah sendirilah pemberi,

(5)

pemelihara dan penyelenggara manusia beserta seluruh alam semesta hasil karya kasih-Nya. Hal itulah yang kita peringati selama masa Natal, dengan segala keterbatasan dan keprihatinan. Puji Tuhan, semuanya sudah kita lewati dengan baik. Kita merayakan Malam dan Hari Raya Natal dengan khidmat, khusyuk, tertib. Semuanya berjalan dengan lancar tanpa kendala yang berarti.

Peristiwa Natal: Dialog Allah dengan Manusia

Ada yang menarik dari bacaan pada Ekaristi Malam Natal dan Hari Natal itu. Penulis surat Ibrani 1:1-2 menyampaikan kepada kita apa makna hari Raya Natal 2020. Peristiwa Natal, kelahiran Allah menjadi manusia sebagai anak kecil di kandang domba di Betlehem merupakan suatu peristiwa dialog yang tak tertandingi. Sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa, Allah sendiri mengulurkan tangan-Nya, mendatangi manusia yang sudah terpuruk di lembah kegelapan, dosa, kejahatan dan kematian, dan membebaskannya.

Peristiwa Natal adalah contoh dan pola segala macam dialog yang dapat dipikirkan dan dilaksanakan oleh manusia. Allah mahakuasa dengan kebaikan dan kerahiman-Nya, turun dari kemuliaan-Nya untuk menyapa manusia yang tidak berdaya, dan melepaskan dari jerat dosa dan kematian. Itulah dialog yang paling agung, yang melibatkan umat manusia sepanjang sejarahnya. Penulis surat Ibrani mengatakan, bahwa tindakan itu adalah tindakan “terakhir”. Pada zaman akhir ini Allah berbicara kepada kita dengan perantaraan

Anak-Nya yang telah ditetapkan-Nya sebagai yang berhak menerima segala yang ada (bdk. Ibrani 1:1-2).

Maka “Tahun Gereja Berdialog”, bukanlah hal kebetulan atau akal-akalan belaka. Dengan “Tahun Gereja Berdialog” Gereja Partikular Keuskupan Banjarmasin mau mengungkapkan jati dirinya sebagai umat yang menerima tawaran kasih dan kebaikan Allah, memelihara, merawat dan mengembangkannya seraya mewartakannya kepada orang lain.

Masih dari perayaan malam Natal kita mendengar dari bacaan ke dua, “ karena kasih karunia Allah yang meyelamatkan semua manusia sudah nyata” (Tit 2: 11). Peristiwa Natal adalah peristiwa saat Allah menyatakan kasih karunia-Nya yang tanpa batas, dahsyat dan berkuasa untuk menyelamatkan semua orang. Itulah wujud dialog Allah dengan seluruh ciptaan-Nya dan khususnya dengan manusia, puncak segala ciptaan. Sebagai orang beriman kita diundang untuk membagikan pengalaman yang indah

Dengan

“Tahun Gereja

Berdialog” Gereja Partikular

Keuskupan Banjarmasin mau

mengungkapkan jati dirinya sebagai

umat yang menerima tawaran kasih

dan kebaikan Allah, memelihara,

merawat dan

mengembang-kannya seraya mewarta-

kannya kepada orang

lain.

(6)

itu kepada sesama kita. Selanjutnya Paulus, menegaskan “ketika nyata kemurahan Allah juru selamat kita dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan tetapi karena Rahmat-Nya oleh permandian kembali dan pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus” (Tit 3: 4-5).

Pada peristiwa agung Natal, Allah Tri Tunggal, Bapa, Putra dan Roh Kudus menampakkan diri-Nya dalam wujud kanak-kanak Yesus di kandang Betlehem. Dengan cara itulah segala kepenuhan kasih karunia, kekayaan, kerahiman dan kebaikan-Nya dianugerahkan secara berlimpah-limpah kepada manusia. Itulah pendasaran alkitabiah dan teologis tahun kedua pada periode kedua ini, Tahun Gereja Berdialog.

Kita percaya bahwa Allah mengasihi kita dan mendatangi kita dalam diri kanak-kanak Yesus. Dalam peristiwa Natal Yesus, penguasa alam semesta datang kepada milik-Nya. Sebagai terang Dia datang untuk mengusir kegelapan tetapi banyak orang

tidak mengenal-Nya dan mereka yang mengenal-Nya ada yang menolak Dia. Ia datang kepada milik-Nya tetapi milik-Nya tidak menerima-Nya (Yoh 1: 10-11).

Tanggung Jawab Kita untuk Mewartakan

Tanggung jawab kita sebagai orang beriman Katolik Keuskupan Banjarmasin adalah mewartakan dengan berbagai cara pengalaman kita akan Allah yang mengulurkan tangan kasih-Nya yang kuat kuasa mengangkat kita dari berbagai macam keterpurukan termasuk keterpurukan akibat pandemi covid-19 ini dengan segala akibatnya.

Oleh karena itu, kendati masih banyak hal yang tidak pasti selama tahun 2021, bahkan mungkin pada tahun berikutnya lagi, kita tetap percaya bahwa kendali atas bumi ini bahkan atas seluruh ciptaan ini bukan di tangan manusia melainkan di tangan Allah pencipta, pemelihara dan penyelenggara kehidupan kita.

Pada kesempatan yang baik ini saya mau meyampaikan kepada

saudara-Kunjungan Bapak Uskup ke kantor MUI dan bertemu ketua

MUI pada tahun 2017 Bapak Uskup menerima ucapan Natal dan Tahun Baru dari Prof. Lambut (akademisi) pada Open House

(7)

saudariku sekalian, siapapun dan dimanapun anda berada saat ini, tetaplah hidup di dalam pengharapan yang kokoh, iman yang semakin berakar mendalam, kasih yang semakin bekobar. Allah sudah hadir di tengah-tengah manusia ini sebagai Imanuel, Allah beserta kita. Dialah yang akan keluar sebagai pemenang dari segala kendala, kesulitan serta tantangan yang dihadapi umat manusia saat ini khususnya pandemi covid-19. Sebagai orang beriman hendaknya kita dengan segala keterbatasan, kekurangan dan kelemahan menjadi suluh harapan bagi orang-orang di sekitar kita. Kita diciptakan oleh Allah dan kita ditebus oleh Kristus yang bangkit dari antara orang mati untuk keluar menjadi pemenang dalam pergulatan hidup sehari-hari. “Kalau Allah beserta kita siapakah yang dapat mengalahkan kita.?” (Rm 8: 37).

Permohonan dan Seruan Mengembangkan Dialog

Ijinkan saya juga menyampaikan seruan supaya dalam lingkungan kita masing-masing, mulai dari

keluarga-keluarga, kita berlatih dan semakin terampil mengembangkan dan membina dialog, membuka diri, memberikan yang terbaik dari hidup kita untuk kebaikan bersama dan sesama. Membina hidup bersesama dengan siapapun juga. Karena Allah mencintai semua orang, Ia menerbitkan matahari bagi orang yang baik dan yang jahat, Dia menurunkan hujan bagi orang yang saleh maupun yang fasik (Mat 5:45). Tidak ada satu orang dan satu kelompok pun yang boleh kita ekslusifkan maupun singkirkan, yang kita keluarkan dari jangkauan dialog kita.

Semoga perayaan Natal dan perayaan Tahun Baru, Pesta Maria Bunda Allah menjadi sumber inspirasi kita untuk menjalani tahun 2021 ini, dengan penuh iman, dengan pengharapan yang semakin kuat dan kasih yang tetap berkobar serta berbuah dalam pelayanan amal bakti kita mulai dari hal-hal yang paling sederhana.

Terimakasih atas segala dukungan, partisipasi dan sumbangsih anda sekalian untuk ikut serta mengembangkan Gereja Keuskupan Banjarmasin ini menjadi Gereja yang sungguh kontekstual dan berani berdialog dengan kelompok mana saja.

Allah adalah kasih, Deus Caritas Est, Tuhan memberkati.

Diberikan pada hari Jumat tanggal 1 Januari 2021 Hari Raya Santa Maria Bunda Allah

† Petrus Boddeng Timang Uskup Keuskupa Banjarmasin

Gereja menyapa masyarakat Dayak (foto: dok.Komsos)

(8)

Allah Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur karena

Engkau telah menghimpun dan memimpin kami umat Katolik

Keuskupan Banjarmasin. Gerakkanlah kami, dengan didasari

oleh pengetahuan, pemahaman, dan penghayatan iman

yang benar, kokoh, dan mendalam serta keinginan untuk

mewujudkannya, untuk hidup bersama dan berdialog dengan

saudara-saudari yang berbeda iman, suku, budaya, dan

latar belakang. Jadikanlah kami Gereja yang dialogis untuk

membangun persaudaraan sejati.

Ya Bapa, bersama Yesus PuteraMu dan bimbingan

Roh KudusMu, kini kami berziarah menuju Gereja yang

memancarkan kasihMu di bumi Kalimantan Selatan.

Tuntunlah kami, agar mampu menjawab persoalan zaman,

berdialog, terbuka dan tergerak untuk menjadi pelaku

perbaikan dalam kehidupan masyarakat kami. Semoga Arah

Dasar Keuskupan menjadi tali pengikat untuk menyatukan

langkah dalam mewartakan kabar baik kepada semua orang

serta mewujudkan harapan dan cita-cita Keuskupan kami.

Santa Perawan Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja,

doakanlah Keuskupan kami agar menjadi Gereja yang

rendah hati untuk memper-baiki diri, Gereja yang bersatu

untuk menampakkan kasih Kristus dan Gereja yang terbuka

bagi yang mencari kedamaian dan keselamatan. Semua ini

kami mohonkan kepadaMu, ya Bapa, dengan pengantaraan

Yesus Kristus PuteraMu yang hidup dan berkuasa kini dan

sepanjang masa. Amin

DOA ARAH DASAR

KEUSKUPAN BANJARMASIN

(9)

Melangkah di

Tahun 2021 :

Tahun Berdialog

Bertepatan dengan Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah, Keuskupan Banjarmasin merayakan babak baru dalam perjalanan Arah Dasar Keuskupan Banjarmasin, yaitu: Tahun Berdialog. Kedua perayaan besar bagi Gereja Katolik dan Gereja Keuskupan Banjarmasin tersebut disatukan dalam Perayaan Ekaristi pada 1 Januari 2021 pukul 18.00 WITA di Gereja Katedral Keluarga Kudus Banjarmasin. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Bapak Uskup Petrus Boddeng Timang dan didampingi oleh Vikjen Keuskupan Banjarmasin, RP. Krispinus Cosmas Boli Tukan, MSF serta Direktur Pusat Pastoral RP. Yusuf Suharyoso, SJ., dan beberapa Imam yang berkarya di Dekanat Kota Banjarmasin. Selain diikuti beberapa umat yang hadir di gereja, perayaan itu juga disiarkan secara Live Streaming melalui kanal Youtube Pusat Pastoral Keuskupan Banjarmasin.

Dalam homilinya, Bapak Uskup menyampaikan bahwa Perayaan Santa Perawan Maria Bunda Allah dan Pembukaan Tahun Berdialog Keuskupan Banjarmasin menjadi waktu yang tepat untuk merenungkan bagaimana Allah

dalam sejarah umat manusia selalu menyapa manusia dengan berdialog. Ketika Allah menciptakan bumi dan segala isinya, maka terjadilah sesuai Firman-Nya. Namun ketika Allah menciptakan manusia, Allah berkata, “Marilah kita menciptakan manusia.” Allah berunding dengan diri-Nya sendiri sebagai Allah Bapa, Allah Putera, dan Allah Roh Kudus.

Lebih lanjut Bapa Uskup menandaskan bahwa dalam memasuki periode kedua Arah Dasar Keuskupan Banjarmasin, kita dituntut untuk membuka diri kita masing-masing kepada kehendak Tuhan. Ketika manusia membuka diri bagi kehendak Tuhan, yang terjadi adalah kebaikan-kebaikan. Dalam homili itu, Bapak Uskup juga mengajak umat menimba semangat dan kekuatan dari Bunda Maria agar mampu menjadi mitra Allah dalam melaksanakan rencana-Nya yang Agung.

Di akhir Perayaan Ekaristi, Panitia menghimbau agar setelah perayaan selesai, umat yang hadir tidak berkerumun dan langsung pulang ke rumah masing-masing. (StZ)

(10)

Arti, Tujuan dan Syarat Dialog

Dua komentar di atas adalah sebuah contoh keluhan yang diungkapkan seseorang ketika berinteraksi dalam sebuah komunikasi, yang mereka inginkan sebenarnya sebagai sebuah dialog. Dialog menurut Kamus Besar Bahasa indonesia adalah kata benda yang berarti percakapan (dalam sandiwara, cerita, dan sebagainya) atau karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua tokoh atau lebih. Ringkasnya dialog bisa dalam bentuk bahasa tutur atau tulisan.

Dialog dari asal kata bahasa Yunani dia dan logos artinya cara manusia menggunakan kata. Dalam laman dosenpendidikan.co.id dialog diberikan pemahaman yang berbeda dengan diskusi. Dialog merupakan percakapan timbal balik antara dua orang atau lebih dan bukan sebuah teknik untuk memecahkan persoalan atau sarana resolusi konflik. Hal ini berlawanan dengan diskusi yang punya kecenderungan menuju sebuah goal tertentu, mencapai sebuah persetujuan, memecahkan persoalan, atau memenangkan opini seseorang.

Paus Fransiskus, dalam Ensiklik

Fratelli Tutti (FT), merangkum arti kata

Dialog dengan indah yakni: mendekati,

berbicara, mendengarkan, memandang, mengenal, serta memahami satu sama lain dan menemukan landasan yang sama (FT 198).

Bagaimana seseorang atau sebuah kelompok dapat berdialog dengan baik dengan lawan bicaranya? Ada 6 syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah dialog menurut kupasan saintif.com, secara ringkas:

1. Mengerti makna, maksud dan tujuan dari dialog dan memiliki kecakapan melaksanakan dialog.

2. Memiliki pengetahuan mengenai topik dialog.

Apa Susahnya Berdialog?

“Susah deh diajak dialog, orangnya maunya menang sendiri!” Begitu seorang ibu mengutarakan kejengkelan.

Di lain kesempatan seorang guru mengemukakan keprihatinannya,” Saya sudah mengirimkan surat agar orang tua murid ini bisa datang ke sekolah untuk membicarakan masalah anaknya, namun tidak

digubris...”

(11)

3. Dengan kehendak yang baik untuk mencari kebenaran dalam dialog. Karena itu dalam mendengarkan, dialog sebaiknya harus bersikap terbuka, tidak berprasangka dan tidak memihak.

4. Menciptakan suasana yang damai dan tenang, jauh dari emosi dan rasa paling hebat. Mampu menyampaikan gagasan dengan baik dan jelas.

5. Dalam dialog harus bersikap jujur, tidak manipulatif, tulus dan tidak mencari-cari kelemahan dan kekurangan rekan dialog. 6. Dialog dapat digunakan sebagai cara

untuk langsung membahas suatu hal ataupun sebagai pendahuluan untuk pembahasan materi yang memang berat dan sulit.

Ternyata dialog bukan sekedar sebuah percakapan biasa ya?

Dialog dalam Perspektif Iman Katolik Konsili Vatikan II melalui Konstitusi Pastoral tentang Gereja di Dunia Dewasa Ini, yakni Dokumen Lumen Gentium, memberikan pengantar adanya perubahan zaman dan kenyataan manusia di dunia ini (LG 4-10). Keberadaan manusia tidak dilihat dari perbedaan-perbedaan yang dimiliki namun sebagai kehendak Bapa yang memelihara semua orang, agar mereka semua sebagai satu keluarga dalam sikap persaudaraan (LG 24). Dialog persaudaraan menurut Konsili tercapai dalam kebersamaan pribadi-pribadi, yang menuntut sikap saling menghormati terhadap martabat rohani mereka sepenuhnya (LG 23).

Era dunia modern saat ini diperlukan contoh nyata untuk mengatasi permasalahan dunia melalui dialog. Salah satu contoh dialog ditunjukkan oleh Paus

Fransiskus dalam perjalanan Apostolik ke Uni Emirat Arab pada 3-5 Februari 2019. Di Abu Dhabi Paus Fransiskus bersama Imam Besar Al-Azhar, Sheikh Ahmed el-Tayeb telah menandatangani dokumen tentang persaudaraan manusia untuk perdamaian dunia dan Hidup beragama. Artinya Bapa Suci sungguh berani menunjukkan usaha dan syarat dialog yang baik, yakni mengambil inisiatif, penuh ketulusan dan menghargai pandangan pihak lain sehingga berdampak kepada usaha-usaha perdamaian dan kebaikan bersama yang mengatasi perbedaan agama. Pentingnya dialog diulas Bapa Suci Paus Fransiskus dalam surat terbarunya 3 Oktober 2020 yakni Ensiklik Fratelli Tutti (FT) tentang Persaudaraan dan Persahabatan Sosial.

Paus Fransiskus menyebutkan bahwa salah satu kebingungan dialog, yang saat ini kita temui setiap hari, dicontohkan dalam perdebatan panas di dalam jejaring sosial, yang sering kali berangkat dari informasi media yang tidak senantiasa dapat dipercaya. Meskipun bertukar informasi namun ini dianggap satu arah pembicaraan (monolog), dibumbui dengan nada tajam agresif. Sesungguhnya tidak melibatkan

Silaturahmi Bapak Uskup Petrus Timang ke rumah Ketua FKUB Prov. Kalsel (Dr. H. Mirhan A.M., M.Ag )

(12)

seorang pun, isinya mementingkan diri sendiri dan saling bertolak belakang (FT 200).

Paus Fransiskus menganjurkan terjadinya budaya perjumpaan dengan orang lain, mencari titik temu, menjadi suatu aspirasi dan gaya hidup. Perdamaian sosial membutuhkan kerja keras dan keahlian. Adalah penting menciptakan proses perjumpaan, proses yang membangun masyarakat, yang dapat menerima segala perbedaan.

Ketakutan yang Harus Disingkirkan

Ketika seorang Katolik mendapat kepercayaan untuk mengambil peranan penting di masyarakat biasanya mereka dihinggapi perasaan takut dan cemas apabila tindakan yang dilakukan jangan-jangan tidak sesuai dengan kelompok mayoritas. “Saya dipercaya sebagai seorang ketua RT di komplek saya, tetapi terhadap komentar mereka yang vokal membuat saya takut. Dari pada timbul konfrontasi lebih baik saya mengundurkan diri saja.” Namun ada juga yang bersaksi, ”Saya dipercaya

memegang jabatan penting, yang biasa disebut orang sebagai daerah basah. Pikir saya tentu banyak yang iri, namun saya menjalankan dengan penuh amanah dan mampu meyakinkan banyak orang bahwa saya menjalankan dengan baik. Ini sesuai ajaran yang saya imani.”

Situasi di atas dijumpai dalam konteks dialog keagamaan yang sudah kita perbincangkan dalam Pendalaman Iman Adven ke-4, merupakan bagian dari Ensiklik Fratelli Tutti, yakni “Peran Agama-Agama dalam Pelayanan bagi Persaudaraan di Dunia kita.” Kesadaran akan kesetaraan setiap umat manusia menjadi dasar dialog yang baik. Hal ini membangun perdamaian dan persaudaraan (FT 271) dan Paus Fransiskus menganjurkan kita untuk tetap menunjukkan identitas Kristiani karena dari sumber utama Yesus Kristus mengalirlah mata air martabat dan persaudaraan insani (FT 277).

Mari kita masuk Tahun Gereja Berdialog sekaligus mendorong kita menjadi pribadi-pribadi Gereja yang dialogis untuk membangun persudaraan sejati. (oZo).

Pertemuan Aktivis Lintas Agama tahun 2018 (foto: Agustinus)

(13)
(14)

Menyambut Tahun Baru

Liturgi 2021 Tahun B/I

dan

Pilkada Serentak

9 Desember 2020

Surat Gembala Uskup Keuskupan Banjarmasin

Kepada yang saya kasihi dan banggakan, Umat Allah Keuskupan Banjarmasin, Para Imam, Suster, Bruder, Frater di mana pun juga Anda berada,

Salam sejahtera,

Pada hari Minggu tanggal 29 November 2020 yang akan datang, Gereja Semesta memasuki Hari Minggu Adven Pertama, sekaligus mengawali Tahun Baru Liturgi Gerejawi. Menarik untuk menyimak pesan Firman Tuhan yang dibacakan dalam Injil pada hari ini. Perikop singkat itu (Mrk 13: 33-37) menyampaikan perintah “berjaga-jagalah” empat kali! Hari pertama dalam masa Adven ditandai dengan perintah berjaga-jaga. Masa adven adalah hari-hari persiapan perayaan Natal, saat umat diingatkan bahwa Allah adalah “Imanuel” Allah beserta kita (Mat 1: 23, pesan Natal bersama PGI-KWI tahun 2020).

Sesungguhnya Allah tidak pernah jauh dari umat-Nya. Dialah yang

menciptakan kita, kita adalah buatan tangan-Nya (Yes 64: 8, bacaan pertama hari ini). Dia terus menerus mengingatkan kita bahwa kita dipanggil–Nya untuk hidup dalam persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita (1 Kor 1: 9, bacaan kedua hari ini). Kita dipanggil untuk selalu berjaga-jaga, waspada dan menanggapi kehadiran Allah dalam setiap peristiwa hidup kita sebagai pribadi, keluarga, kelompok, warga bangsa dan negara, sebagai bagian dari keluarga umat manusia di atas bumi ini. Kehadiran Allah adalah untuk menyelamatkan bukan membinasakan manusia. “Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu sebab penyelamatmu sudah dekat” (Luk 21: 28).

Masa Adven tahun 2020 di negeri kita ditandai dengan dua hal. Penyebaran virus Covid-19 secara nasional maupun di Kalimantan Selatan belum dapat dibendung. Jumlah pasien Covid-19 di Kalsel saat ini bertambah terus jumlahnya mendekati 13.000 orang dari 3, 5 juta penduduk. Maka

(15)

Surat Gembala Uskup Keuskupan Banjarmasin

untuk menghentikan penyebaran lebih lanjut, protokol kesehatan yang ditegaskan otoritas Pemerintah, satgas pandemi Covid-19, harus dipatuhi setiap warga tanpa terkecuali. Demi menjaga dan menghargai serta mensyukuri kesehatan diri dan sesama.

Pada tanggal 9 Desember 2020, di banyak tempat di negeri ini diselengarakan pemilihan kepala daerah gubenur/wakil gubenur dan walikota/wakil walikota serta bupati/wakil bupati. Kalimantan Selatan termasuk daerah yang akan memilih gubenur/wakil gubenur disamping sejumlah walikota/wakil walikota atau bupati/wakil bupati. Sehubungan dengan pemilihan kepala daerah tersebut, perlu saya tegaskan 2 hal: Setiap warga negara yang memenuhi persyaratan dan memiliki hak pilih wajib mempergunakan hak itu. Memilih calon pemimpin bagi warga negara

dalam negara demokratis seperti Indonesia bukan hanya hak melainkan juga kewajiban. Datanglah ke TPS pada tanggal 9 Desember 2020 dan pergunakanlah hak pilih Anda dengan mencoblos tanda gambar pasangan calon yang paling tepat. Bukan yang terbaik, karena di bumi ini tidak ada manusia seperti itu. Pilihlah yang paling baik dari yang ada (“Minus Malum”).

Carilah informasi tentang calon-calon itu dan pertimbangkan matang-matang di rumah sebelum mengunjungi TPS untuk menyatakan pilihan dengan mencoblos. Pasangan calon yang kita pilih akan memimpin daerah kita selama lima tahun ke depan. Maka pelajarilah rekam jejak pasangan-pasangan itu. Apakah selama ini sungguh berupaya membangun daerah kita secara riil untuk kemaslahatan orang banyak atau hanya memperjuangkan kepentingan pribadi atau kelompoknya? Dari pihak kita jangan rela memberikan suara kita karena kita diiming-iming dengan uang, jabatan dan janji-janji lain. Martabat dan harga diri kita sebagai warga negara terlalu luhur dan mulia. Tak pantas digadaikan demi sejumlah uang atau janji-janji lain demi kebutuhan sempit dan sesaat. Disamping itu masa depan daerah kita, kerinduan akan pembangunan yang berkeadilan dan merata akan disia-siakan bahkan sirna bila kita memilih calon yang tidak tepat.

Pada saat mendatangi dan selama ada di TPS, protokol kesehatan wajib dipatuhi dengan ketat dan seksama demi menjaga kesehatan dan keselamatan diri sendiri dan sesama yang dengannya kita berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Harus dicegah jangan sampai di TPS kita justru terpapar atau menularkan virus covid-19 kepada sesama kita. Kita wajib

Bapak Uskup menunjukkan jari bertinta (foto: Dionisius Agus PS)

(16)

menjaga keselamatan diri dan sesama, sesuai semangat perintah ke-5 “Jangan membunuh” dari “ Sepuluh Perintah Alllah”. Firman Tuhan dalam Injil yang dibacakan hari ini mengingatkan kita tugas dan tanggungjawab kita sebelum Ia datang kembali ke bumi ini. Allah mempercayakan bumi ini dan segala isinya, terutama manusia sebagai makhluk yang paling mulia, untuk kita rawat dan olah bersama sebaik-baiknya untuk kebaikan bersama pula. Apakah bumi ini dijadikan surga atau neraka, tergantung bukan dari Allah melainkan dari keputusan kita manusia penghuni bumi ini.

Tindakan manakah yang harus dikerjakan anak-anak Allah, murid-murid Tuhan Yesus dalam semangat berjaga-jaga dalam masa penantian “(Adven)” itu? Tindakan yang sama seperti dilakukan Yesus bersama murid-murid-Nya selama pelayanan-Nya di Palestina. Yesus “Anak Manusia yang berkuasa menghapus dosa” (Mrk 2: 10) mengutus murid-murid-Nya dan memberi mereka “kuasa atas roh-roh jahat” (Mrk. 6: 7). Mereka yang mengimani Yesus juga mempunyai kuasa untuk membebaskan orang dari prasangka-prasangka buruk akibat kepicikan pikir dan rasa aman semu. Orang-orang yang menantikan kedatangan Yesus dibebaskan dari kungkungan beban-beban kehidupan, ketakutan, kecemasan dan kekhawatiran yang menjadikan seseorang beku dan tak berdaya. Kuasa Yesus itu kreatif dan menyembuhkan. Siapa yang berjumpa dengan-Nya dipulihkan kepercayaan dirinya, dicerahkan pikirannya untuk menemukan kembali kemungkinan-kemungkinan baru menuju masa depan.

Tanggungjawab yang Yesus percayakan kepada kita tampil dalam

wujud insani melalui peristiwa-peristiwa kehidupan yang kecil dan sepele sehari-hari. Kerinduan atau harapan besar akan hadirnya “langit yang baru dan bumi yang baru” (Why 21:1) perlu diimbangi dengan kesadaran penuh bahwa Kerajaan Allah itu sudah hadir sekarang di sini, saat pendemi covid-19 masih merajalela, saat rakyat Indonesia mengikuti Pilkada serentak 9 Desember 2020.

Selamat memasuki masa Adven 2020. Pastikan Tuhan Yesus memasuki lebih dalam lagi hidup pribadimu, keluarga, komunitas, masyarakat dan bangsa kita. Waspada selalu dan berjagalah menantikan kedatangan-Nya setiap saat. Dia rindu kita sebagai makhluk insani sekaligus putera-puteri Allah menjadi serupa dengan Diri-Nya.

“ Maranatha, datanglah Tuhan Yesus” (Why 22:20). Allah adalah Kasih,

Deus Caritas Est.

Banjarmasin, 24 November 2020 Pada Peringatan Santo Andreas Dung Lac,

dan Martir – Martir Vietnam

† Petrus Boddeng Timang Uskup Keuskupan Banjarmasin

(17)

Dalam sapaan Bapak Uskup Petrus Boddeng Timang melalui Majalah Ventimiglia di awal Tahun 2020, salah satu hal yang disampaikan adalah tentang Misi ketujuh dari Arah Dasar Keuskupan Banjarmasin, yakni “Mengakarkan Gereja pada masyarakat Asli Kalimantan Selatan”. Ketika Gereja semakin intens, terencana dan terstruktur menyapa masyarakat Dayak Kalimantan Selatan dan masyarakat Banjar, semakin “diketemukan” banyak komunitas umat Katolik yang bermukim di berbagai daerah di Kalimantan Selatan.

Paroki Santo Matius, Halong

Paroki Santa Maria Bunda Karmel, Sebamban Raya

Paroki Santo Yosep, Suriyan Paroki Santo Fransiskus Asisi, Gendang

Paroki Santo Yohanes Pemandi, Landasan Ulin

(18)

Gereja perlu menyapa mereka dengan beragam cara melalui berbagai bidang kehidupan karena tak dapat dipungkiri bahwa sejumlah besar pemukiman umat Katolik selama ini jauh dari pelayanan penggembalaan umat yang paling minimal sekali pun. Oleh karena itu agar pelayanan kepada kelompok yang terdiri dari penduduk setempat dan pendatang Katolik, lebih berbuah lagi, maka dalam Perayaan Ekaristi Pembukaan Tahun Gereja Kontekstual, 1 Januari 2020, Bapak Uskup Petrus Timang mengumumkan secara resmi pembentukan 5 (lima) paroki baru, yakni:

PAROKI SANTO FRANSISKUS ASISI, DESA GENDANG TIMBURU, KEC. SUNGAI DURIAN KAB. KOTABARU

Merupakan pemekaran dari Paroki Santo Vincentius a Paulo Batulicin dengan pusatnya di stasi Santo Gregorius Agung desa Gendang Timburu – Kec. Sungai Durian, Kabupaten Kotabaru. Wilayah pelayanan mulai dari stasi Guntung Tarap dan Karang Liwar sampai Sengayam. Pelayanan dipercayakan kepada biarawan Saudara-Saudara Dina OFM, Pastor Paroki RP. Ruben, OFM.

Peresmian paroki dan pelantikan DPP dilaksanakan pada 2 Februari 2020 di gereja paroki Santo Fransiskus Asisi, Gendang oleh Vikjen Keuskupan Banjarmasin, RP. Krispinus Cosmas Boli Tukan, MSF. Seminggu sebelumnya, pada 26-27 Januari 2020, DPP dan umat Paroki Gendang diberikan pembekalan mengenai tata kelola paroki (Tata Penggembalaan, Tata Kelola Harta Benda Gereja serta Tata Kelola Administrasi Gereja) oleh Tim Pembekalan Keuskupan Banjarmasin.

PAROKI SANTA MARIA BUNDA KARMEL, DESA SEBAMBAN 2F, KEC. ANGSANA KAB. TANAH BUMBU

Dulunya adalah stasi dari Paroki Stella Maris Sungai Danau. Wilayah meliputi Kec. Angsana dan Kec. Sungai Loban, Kab. Tanah Bumbu. Penggembalaan dipercayakan kepada biarawan Ordo Karmel dan Pastor Paroki saat ini adalah RP. Frumento, O.Carm.

Bapak Uskup Petrus B. Timang meresmikan Paroki Maria Bunda Karmel Sebamban Raya dan melantik DPP pada 23 Februari 2020 di gereja pusat paroki. Pembekalan tata kelola paroki kepada DPP dan pengurus stasi diberikan oleh Tim dari keuskupan pada 8 Maret 2020.

Pelepasan burung menandai peresmian Paroki Santo Fransiskus Asisi Gendang (foto: RP. Ruben, OFM)

Pembekalan tata kelola paroki kepada umat di stasi Magalau (foto: dok.Tim Pembekalan)

Pembekalan tata kelola paroki kepada DPP Paroki Santa Maria Bunda Karmel

(foto: dok.Tim Pembekalan)

Peresmian Paroki Santa Maria Bunda Karmel oleh Uskup Keuskupan Banjarmasin

(19)

PAROKI SANTO YOHANES PEMANDI KEC. LANDASAN ULIN, KOTA BANJARBARU

Paroki yang berpusat di Gereja Santo Yohanes Pemandi Landasan Ulin ini merupakan pemekaran Paroki Bunda Maria Banjarbaru. Meliputi Kec. Landasan Ulin, dan seluruh wilayah kab. Banjar sampai Jl. A. Yani Pal 17 Simpang Empat, Jl. Lingkar Utara - jalan ke Terminal Bis Antar Kota. Pelayanannya diampu oleh biarawan Misionaris

Keluarga Kudus (MSF) dan pastor paroki saat ini RP. Ping Poto, MSF.

Pembekalan tata kelola paroki di paroki Landasan Ulin oleh Tim DKP dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama diberikan kepada umat paroki pada 9 Februari 2020. Tahap kedua diberikan kepada DPP pada 21-22 Oktober 2020. Peresmian paroki dilaksanakan pada 20 September 2020 oleh Mgr. Petrus B. Timang.

PAROKI SANTO YOSEP DESA SURIYAN, KEC. HARUAI, KAB. TABALONG

Salah satu paroki pemekaran dari Paroki Ave Maria Tanjung, Kab. Tabalong. Paroki Santo Yosep Suriyan meliputi Kec. Haruai dan kecamatan Muara Uya, Kab. Tabalong. Pusat paroki di Desa Suriyan – Kec. Haruai. Dipercayakan dlam penggembalaan Kongregasi Misionaris Hati Kudus Yesus (MSC) dengan pastor paroki RP. Aba, MSC.

Pembekalan tata kelola paroki kepada umat Paroki Santo Yosep, Suriyan diberikan oleh Tim DKP pada 15 Desember 2019.

PAROKI SANTO MATIUS DESA KAPUL, KEC. HALONG, KAB. BALANGAN

Satu lagi pemekaran dari Paroki Ave Maria Tanjung, dengan wilayah pelayanan meliputi Kab. Balangan (Paringin) dan Kab. Hulu Sungai Tengah (Barabai). Pusat paroki di Desa Kapul Kec. Halong dilayani oleh biarawan Kongregasi Hati Tak Bernoda Maria (CICM) dengan pastor paroki RP. Jufri Kano, CICM.

Pembekalan tata kelola paroki oleh Tim dari DKP kepada DPP dan pengurus stasi diberikan pada 7-8 November 2020. Pada Perayaan Ekaristi hari Minggu, 22 November 2020, Mgr. Petrus Boddeng Timang meresmikan Paroki Santo Matius Halong dan melantik DPP paroki ini.

Mgr. Petrus Boddeng Timang memimpin Perayaan Ekarsti didampingi Pastor Paroki Santo Matius Halong,

RP. Jufr Kano, CICM (foto: RP. Jufri, CICM) Peresmian Paroki Santo Yohanes Pemandi

oleh Uskup Keuskupan Banjarmasin (foto: dok.Komsos Paroki Landasan Ulin)

Pembekalan tata kelola administrasi paroki kepada DPP Paroki Santo Yosep Suriyan

(20)

Catatan Pendirian Paroki di Keuskupan Banjarmasin

PAROKI SANTO MIKAEL TAMIYANG LAYANG KALTENG PA R O KISA NTO Y USUP KOTABAR U - 1 JA N 1 9 8 1 PA RO KI S ANT ATH ERESIA PLEHARI - 19 AP R 1 98 7 P A RO KIA VEMA RIA TANJUNG -19 AP R 19 87 PA RO KI K AT ED RAL KELUARGA KUDUS BJ M - 2 8 J UN 19 31 PA RO K I S A NTA PERA WANMARIA YTTN BJM - 1 1 N OV 19 3 9 A P RO K I H ATI Y ESUS YANG MAHAKUD US - 22 AP R 1 965 PA R OK I S T .V INC ENTI US A PAULOBATU LICIN - 19 O K T 1 997 P A RO KI S TELL A MA RIS SUNGAI DANAU - 1 5 O KT 2 00 1 PA R OK I BUN DA M ARIABANJARBAR U -1 5 AG T 1 9 7 6

PUSAT MISI DI

LAHAM, KALTIM

PA R O K I SA NTO

YOSEP SURIYAN-

1 JAN 20 20 P A RO KIS ANT OMATIUS HALONG 1J A N 20 2 0 PA R O K I S A N TO FR ANSISKU S ASISI G EN DA NG - 1 J AN 2 020 P A RO KI SA NT A M ARIA BUNDAKARME L SE BA M B AN - 1 JA N 20 20 -PAR O KI SA N T OY OHAN ES PEMANDI LAN D. ULIN 1 JA N 2 0 20

Keterangan:

(21)

PA R O K I S A N TO FR ANSISKU S ASISI G EN DA NG - 1 J AN 2 020 PAR O KI SA N T OY OHAN ES PEMANDI LAN D. ULIN 1 JA N 2 0 20

PERESMIAN PAROKI SANTO MATIUS, HALONG

Minggu, 22 November 2020, dalam Perayaan Ekaristi Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam, Uskup Keuskupan Banjarmasin, Mgr. Petrus Boddeng Timang meresmikan Paroki Santo Matius Halong dan melantik Dewan Pastoral Paroki. Peresmian dan pelantikan tersebut dilaksanakan di gereja paroki dan dihadiri oleh umat paroki serta beberapa pastor yang berkarya di Keuskupan Banjarmasin. Tentu saja dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Selayang Pandang Paroki Santo Matius Halong

Paroki Santo Matius Halong berada di kaki pegunungan Meratus yang terletak di kecamatan Halong Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Untuk mencapai Halong, harus ditempuh jarak sekitar 250 km dari Banjarmasin atau sekitar 25 km dari kota Kabupaten Balangan.

Paroki yang sebelumnya merupakan salah satu stasi dari Paroki Ave Maria Tanjung tersebut ditetapkan

Gereja Pusat Paroki, Paroki Santo Matius, Halong

(foto: doc.Komsos)

Tuhan yang Memulai,

(22)

sebagai paroki pada 1 Januari 2020 bersamaan dengan empat paroki baru lainnya. Rencana awal, paroki ini diresmikan pada 26 April 2020, namun tertunda karena tiba-tiba saja Covid-19 datang melanda negeri ini.

Memulai Paroki dari Nol

Penundaan peresmian ini memberikan kesempatan bagi paroki untuk berbenah. Pastor Paroki pertama Paroki Santo Matius, RP. Jufri Kano, CICM mengungkapkan, “Di sinilah saya belajar dari POM Bensin untuk memulai segala-galanya dari nol. Modal saya hanya mimpi. Tapi, mimpi saja tidak cukup. Berani bermimpi dan harus berani pula mewujudkan impian itu. Tapi, dari mana harus dimulai? Semua berawal dari titik nol.”

Lebih lanjut Romo Jufri merefleksikan, “Tuhan sepertinya sedang meyakinkan saya bahwa saya tidak akan bekerja sendirian, juga misi ini bukan misi

saya melainkan misi Tuhan sendiri. Dia yang memulai, Dia pula yang bekerja. Tuhan menyentuh hati segenap umat-Nya untuk membantu dan terlibat dalam mewujudkan impian. Maka, perlahan tapi pasti, wajah Gereja Paroki ini mulai terbentuk. Umatnya pun terlihat antusias. Saya sangat bersyukur dan berterima kasih untuk semua donatur yang sudah menjadi perpanjangan tangan Tuhan dalam mewujudkan mimpi-mimpi kami.”

(smr – sumber tulisan: RP. Jufri Kano, CICM)

Altar gereja Paroki Santo Matius, Halong (foto: RP. Jufri, CICM)

Umat Paroki Halong antusias untuk terlibat dan ambil bagian dalam Perayaan Ekaristi

(23)

Liturgi dan Ekaristi

selama Pandemi

oleh: RP. Albertus Jamlean, MSC

(Ketua Komisi Liturgi Keuskupan Banjarmasin)

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk di wilayah Kalimantan Selatan sejak akhir Maret 2020 lalu telah membawa perubahan cukup besar dalam hidup keseharian kita. Hidup kita dalam banyak aspek tidak berjalan sebagaimana mestinya termasuk ibadat bersama sebagai jemaat terlebih perayaan Ekaristi di gereja.

Mengingat bahaya pandemi Covid-19 bisa menyerang siapa saja, maka semua orang diharuskan untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Untuk mendukung upaya pemerintah yang melarang berkumpul, mengambil jarak dengan orang lain demi mencegah penyebarluasan Covid-19, maka Gereja memutuskan untuk mengadakan Perayaan Ekaristi secara online. Peribadatan online dalam situasi pandemi ini menimbulkan beberapa pertanyaan dan dampak terhadap umat. Berikut Pastor Albert selaku ketua Komisi Liturgi Keuskupan Banjarmasin menanggapi:

Apakah misa secara online (live streaming) dan menerima komuni batin dibenarkan secara liturgi?

Idealnya sebagaimana dalam situasi

nornal, kita merayakan ekaristi di Gereja.

Kita berkumpul sebagai jemaat yang banyak

jumlahnya dan merayakan liturgi bersama

secara sadar dan aktif (bdk SC, No. 27). Dalam

(24)

situasi “luar biasa”, bahkan berbahaya seperti pandemi ini, Gereja mengizinkan umat merayakan ekaristi secara online. Kita tinggal di rumah bersama anggota keluarga mengikuti Perayaan Ekaristi secara daring. Pada saat komuni di Gereja, imam selebran dan petugas liturgi menerima komuni kudus dan umat di rumah menerimanya dalam kerinduan hati (komuni batin). Kita perlu menyadari bahwa meskipun tidak ada kontak secara indrawi langsung antar umat maupun antara umat dengan imam selebran, kita semua tetap bersatu karena satu iman dalam Kristus dan karena itu, kita bersatu secara batiniah. Pusat perayaan Ekaristi adalah Yesus Kristus Tuhan kita. Perayaan Ekaristi tanpa menerima komuni kudus dalam misa online, menyadarkan kita akan kuasa kasih Tuhan tanpa dibatasi ruang dan waktu. Kita tetap disatukan secara rohani oleh iman yang sama akan Kristus yang mengasihi kita tanpa batas.

Oleh karena itu, Perayaan Ekaristi secara online dan komuni batin dibenarkan dan adalah sah. Namun kita perlu juga memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

(1). Kita mengikuti ekaristi dengan perlu mempersiapkan diri/hati (band. SC, No.11), dan mengikutinya dengan sadar dan aktif. (2). Menyediakan sarana

yang perlu: meja sebagai altar dan hiasan bunga, lilin dan salib, buku nyanyian dan Alkitab (3). Mengikuti ekaristi secara utuh dari awal sampai akhir tanpa melakukan aktivitas lain .

(4). Terlibat aktif dalam berdoa dan bernyanyi, penuh perhatian mendengarkan pewartaan Sabda.

(5). Berpartisipasi secara aktif dan bukan menonton seperti tayangan film atau pertunjukkan. Singkatnya hati, budi, perasaan, seluruh diri diarahkan dan terlibat dalam Perayaan Ekaristi.

Apakah ada perubahan tata liturgi selama masa Pandemi Covid-19?

Tata perayaan ekaristi selama pandemi baik misa online maupun offline di Gereja Paroki, Gereja stasi maupun di kapel-kapel Biara, tidak mengalami perubahan substansial. Mengingat situasi pandemi ini menuntut kita untuk tidak terlalu lama bersama-sama dalam suatu tempat, maka karena alasan praktis, lamanya Perayaan Ekaristi tidak lebih dari satu jam.

Lagu yang sebaiknya dinyanyikan selama perayaan Ekaristi: Pembuka,

-Alleluia-Kudus-Penutup. Bagian ordinarium lainnya didaraskan saja. Saat

komuni dapat diiringi dengan musik instrumental. Dengan alasan praktis juga, Mazmur tanggapan didaraskan 2 bait saja atau dinyanyikan pada perayaan Hari Minggu dan Hari Raya, dan bisa ada Koor kecil sebagai penggerak. Singkatnya tidak ada perubahan substansial dalam tata perayaan ekaristi selama masa pandemi, hanya karena ada alasan praktis demi mempersingkat durasi misa.

“Perayaan Ekaristi

tanpa menerima

komuni kudus

dalam misa online,

menyadarkan kita akan

kuasa kasih Tuhan

tanpa dibatasi ruang

(25)

Sejak diberlakukan misa online dan pelaksanan Misa dengan adaptasi kebiasaan baru di Keuskupan Banjarmasin, apakah ada

perubahan-perubahan yang terjadi?

Dengan Surat Keputusan dari Bapa Uskup, tertanggal, 21 Maret 2020, semua ibadat dan pertemuan langsung (tatap muka) dihentikan sebagai dukungan terhadap anjuran Pemerintah Pusat maupun Daerah untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Sejak saat itu, peribadatan khususnya Perayaan Ekaristi di gereja ditiadakan dan diadakan secara online (Live Streaming). Pada tanggal 22 April 2020 masa darurat Covid-19 diperpanjang sampai dengan 31 Mei 2020, bahkan sampai bulan Juli 2020.

Hampir empat bulan, umat bertahan dengan mengikuti misa online tersebut. Tetapi pelan-pelan muncul kerinduan dan keinginan umat untuk merayakan ekaristi di Gereja. Mengingat kerinduan umat tersebut dan juga izin pemerintah untuk membuka kembali rumah-rumah ibadat untuk kepentingan peribadatan bersama umat dan setelah pertemuan Bapa Uskup dengan para pastor Paroki se-keuskupan dengan mempertimbangan pentingnya menjaga kesehatan pribadi dan sesama umat serta menghindari supaya gereja tidak menjadi cluster baru penyebaran covid-19, maka diputuskan dan menetapkan hari Sabtu-Minggu 25-26 Juli 2020 sebagai saat dimulainya kegiatan peribadatan yang melibatkan umat, dengan mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Setiap paroki dan setiap umat harus mengikuti ketentuan-ketentuan tersebut terutama secara ketat menjalankan protokol kesehatan.

Umat d e n g a n

gembira menyambut dibukanya Gereja untuk peribadatan. Tetapi jumlah kehadiran tetap dibatasi dengan kapasitas 50% dari daya tampung gereja, begitu juga pembatasan usia yang menghadiri ekaristi di Gereja. Dengan demikian cukup banyak umat yaitu anak dan orangtua yang tidak diperkenankan menghadiri misa di Gereja.

Bagaimana dengan pelayanan rohani bagi anak-anak usia di bawah 10 tahun dan orang-orang tua di atas usia 65 tahun serta orang sakit?

Harus diakui bahwa selama masa normal, sebelum pandemi, biasanya yang rajin mengikuti Perayaan Ekaristi adalah orang-orang tua. Tetapi dengan pembatasan berdasarkan usia maka ada banyak orang-orang tua hanya memendam kerinduannya untuk mengikuti misa di Gereja. Mereka hanya bisa mengikuti misa secara online, bahkan ada orang tua yang begitu rindu mengikuti ekaristi sehingga ia bisa mengikuti misa secara online beberapa kali sehari dengan siaran berbeda. Selain itu, para orang tua dilayani komuni kudus secara berkala oleh imam dan asisten imam di paroki-paroki tertentu. Anak-anak usia di bawah 10 tahun sejauh Protokol kesehatan yang diterapkan dalam

Misa di gereja Sebamban (foto oleh Tim Paroki Santa Maria Bunda Karmel)

(26)

bisa terjangkau sarana media komunikasi bersama orangtua dapat mengikuti misa online dan pembinaan anak secara online.

Apakah ada gejala lain yaitu umat yang memenuhi syarat untuk mengikuti Perayaan Ekaristi secara offline di gereja tetapi lebih suka menjalankan minat pribadi misalnya berolahraga dan memilih untuk mengikuti misa online saja?

Pada prinsipnya, kalau ada umat memenuhi semua syarat untuk mengikuti misa secara offline, sebaiknya ke gereja sesuai pengaturan di paroki masing-masing, umpamanya mengikuti misa menurut giliran wilayahnya. Alangkah bahagianya kita merayakan ekaristi bersama sebagai persekutuan jemaat, ketimbang memilih untuk mengikuti misa secara online di rumah, apalagi tidak mengikuti misa tetapi lebih suka menjalankan minat pribadi. Memang harus diakui bahwa ada umat yang karena alasan masih punya anak kecil dan orangtua di rumah sehingga lebih memilih mengikuti misa online. Hal ini masih bisa dimaklumi.

Kalau ada umat yang lebih memilih mengikuti misa online secara pribadi (tidak bersama anggota keluarga) kendati ia bisa ke gereja, maka dihimbau sebaiknya ke gereja, karena perayaan ekaristi utamanya adalah perayaan umat (communio) dan bukan perayaan perorangan yang seolah-olah bersifat pribadi. Oleh karena itu,

bagi semua umat yang memenuhi syarat untuk mengikuti misa offline, tanpa ada alasan kuat lainnya, dihimbau untuk ke gereja menghadiri Perayaan Ekaristi teristimewa pada setiap hari Minggu dan Hari Raya.

Bagaimana dampak misa online dan misa offline di Gereja selama pandemi ini terhadap kolekte?

Kita sadar pandemi ini sangat mempengaruhi perekonomian umat. Kita hidup pada situasi yang sulit secara ekonomi. Kondisi tersebut langsung berpengaruh terhadap keuangan paroki/ stasi yang mempunyai pendapatan utama dari kolekte umat. Misa online dan misa offline yang dibatasi jumlah kehadiraan umat berpengaruhi langsung juga terhadap jumlah kolekte. Semua paroki dan stasi mengalami penurunan jumlah kolekte yang sangat mencolok.

Tetapi syukurlah bahwa ada umat di paroki, di keuskupan ini yang murah hati dan selalu siap berbagi sehingga dalam situasi sulit ini, pelayanan di paroki masih terus berjalan. Seiring jalannya waktu dan membaiknya kondisi kesehatan masyarakat serta semakin banyaknya umat kembali menghadiri perayaan ekaristi di Gereja, akan semakin meningkatkan juga pemasukan untuk paroki melalui kolekte umat. Kita berdoa semoga Tuhan memberkati dan melindungi kita semua agar tetap melayani Tuhan, keluarga dan sesama dalam keseharian hidup kita.***

semua umat yang memenuhi syarat untuk mengikuti misa offline, tanpa ada alasan kuat lainnya, dihimbau untuk ke gereja menghadiri perayaan ekaristi

Semua umat yang memenuhi syarat untuk mengikuti misa offline, tanpa ada alasan

kuat lainnya, dihimbau untuk ke gereja menghadiri Perayaan Ekaristi

(27)

“Umanyaa, sudah dimasaklah mie instan

gasan camilanku sore ini?” “Nah, babila Abahnya bapasan?”

“Itu sabungkus mie kuhandak di atas mangkuk dihiga kumpur,” jawab Amang

Pandir.

“Abahnya ai, mana ulun tahu pian minta diulahakan mie kalu kada bapadah?”

“Akhaay Umanya, lawas puluhan tahun balaki aku, bisa kada hapal kesukaanku lah?”

“Pian jangan nang kayatu, biar ratusan tahun pian jadi laki ulun, amun kada bapadah kada tahu tu pang ulun sual mienya!” ujar Acil Bungas naik volume

suaranya kesal.

“”Akhaaay, ratusan tahun manikah? Jadi mummy dah kita.... ayu ja maapkan daku, aku minta diulahakan mie nah, parut manggalorok dah, cacing betandik nah.” “Kalu sudah bakahandak pian itu pakai minta maap segala. Ingat-ingat pesan Abah Uskup Abahnya ai...”

“Umaiii…, Abah Uskup taumpat-umpat urusan masak mie?” sangkal hati Amang

Pandir.

“Abah Uskup bapasan tahun 2021 nitu Tahun Bedialog. Sagala hal didialogkan,

dipandirakan, supaya tarang bandarang apa nang dikahandaki, apa lagi mamandirakan urusan manggawi kamaslahatan urang banyak. Jangan sampai bacakutan gegara informasi nang kada kakaruan di medsos atawa handak manang sorangan,” ujar Acil Bungas

baapi-api.

“Aku tahu ai pesan Abah Uskup, kada parlu dijelasakan lagi.”

Acil Bungas mamusut dada, ”Sabar-sabar…

ulun. Cuba Abah pikirakan, kalu kita kada kawa bedialog di rumah, bisalah kita bedialog lawan urang di luar sana?”

Untunglah Amang Pandir sore ini pikirannya waras kada emosi, ”Iya bujur

Umanya, mangingatakan aku bedialog nang kaya apa bujurnya. Kalu kaya itu aku harus mambiasakan bedialog lawan banyak urang. Kaina haja maulah mienya.” “Haooo…, kenapa pulang kada jadi minta diulahakan mie Abahnya? Marajukah Pian?”

“Kada Umanya-ai, tadi ada pasan WA Agus Pentol bakumpulan wan kakawalan ka wadah warung Acil Siti jar, kami handak berdialog!”

“Akhayaaa, kalu nangitu mawarung ngarannya!” (oZo)

AMANG PANDIR

(28)

Covid-19, Apakah

Hukuman dari Tuhan?

Belajar dari kisah Ayub

Refleksi oleh: RP. Jufri Kano, CICM

Setahun ini, kemunculan virus baru yang diberi nama Corona Virus Disease 2019 atau yang disingkat Covid-19 telah menggegerkan dunia. Virus ini telah mengubah hampir seluruh sendi dalam kehidupan manusia. Tidak ada yang tahu pasti penyebab munculnya virus ini dan kapan berakhirnya. Semua masih dalam tanda tanya besar.

Kini, virus mematikan ini telah menelan banyak korban jiwa. Banyak orang kemudian bertanya: “Apakah ini hukuman dari Tuhan? Di manakah Tuhan saat-saat seperti ini?”

Dalam menghadapi situasi yang memerlukan kesabaran ini, kita perlu belajar dari salah seorang tokoh dalam cerita Kitab Suci, yang dihormati sebagai teladan kesabaran dalam penderitaan. Nama tokoh tersebut adalah Ayub.

Ayub diuji oleh Tuhan. Mula-mula, bersama tiga pendampingnya, ia dengan berani mempertanyakan ketetapan Tuhan. Ia gusar terhadap Tuhan. Penyusun kisah Ayub memang tidak mengingkari hak untuk bertanya, tetapi menyarankan bahwa akal semata tidak

memadai untuk membahas persoalan yang pelik. Tuhan memperlihatkan diri kepada Ayub dalam suatu penampakan, mengutarakan keluarbiasaan dunia yang telah diciptakan-Nya: bagaimana mungkin seorang makhluk kecil yang lemah, seperti Ayub, berani menentang Tuhan yang transenden?

Ayub pun menyerah. Ia pasrah kepada Tuhan. Penulis kisah Ayub mencatat bahwa dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Tuhan berbuat yang kurang patut. Ayub mengambil hikmah dari ujian yang dialaminya. Dan, karena ia

(29)

telah memikul penderitaan yang berat itu dengan sabar, Tuhan memberkatinya dengan memulihkan kembali kekayaannya di masa lalu.

Luar biasa karakter dari tokoh Ayub ini. Barangkali kita perlu belajar darinya untuk menghadapi wabah Covid-19 ini. Ya, kita harus bisa mengambil hikmah dari peristiwa yang serba sulit akibat wabah ini.

Sebagai insan yang beriman, kita percaya bahwa Tuhan tak mungkin membinasakan ciptaan-Nya sendiri; Ia juga tak pernah menghukum orang yang tidak bersalah. Maka, Covid-19 pasti bukanlah hukuman atas salah dan dosa manusia. Ini bukan tulah atau laknat, melainkan hanyalah ujian kecil yang harus kita hadapi. Dengan kemunculan wabah ini, kita menjadi sadar bahwa hidup kita ada di tangan Tuhan. Secanggih apapun teknologi yang kita miliki, tetap tak sebanding dengan kuasa Tuhan. Bayangkan saja, gara-gara wabah ini, rencana Nasa untuk kembali mengirimkan astronot ke bulan ditunda.

Kayaknya – dengan wabah ini - Tuhan juga sedang mengajarkan kita untuk tidak mengabaikan hal-hal yang selama ini kita anggap sepele. Pemerintah menyarankan langkah-langkah antisipatif dalam menghindari penularan Covid-19. Caranya ternyata sederhana saja: jaga jarak aman, jangan ngerumpi, cuci tangan pakai sabun, dan di rumah aja. Hal seperti ini kelihatannya sepele, tapi rupanya masih sulit dilakukan. Ternyata, selama ini kita sudah mengabaikan hal-hal yang sepele ini. Karenanya, dengan kemunculan Covid-19 ini kita diajarkan kembali

tentang hal-hal yang paling mendasar ini. Selama ini, dunia sibuk; bahkan sangat sibuk. Hiruk pikuk orang bekerja, siang maupun malam. Tapi sekarang, semua sudah berubah. Seakan Tuhan ingin mengatakan kepada kita bahwa tiba saatnya bagi kita untuk beristirahat sejenak; dan kembali memusatkan perhatian kita pada-Nya.

Dalam situasi sulit seperti sekarang ini, kita tak boleh mengkhianati Tuhan seperti yang dilakukan oleh Yudas Iskariot; juga tak boleh menyangkal Tuhan seperti Petrus. Sebaliknya, kita harus setia berada di bawah kaki salib Tuhan seperti Bunda Maria.

Apapun situasi yang kita hadapi saat ini, sesulit apapun itu, setialah. Bersabarlah seperti Ayub. Yakinlah bahwa dalam setiap peristiwa hidup, pasti ada hikmahnya. Kita percaya rencana dan rancangan Tuhan selalu indah pada waktunya.

(Refleksi ini merupakan bagian dari tulisan “Covid-19 Mewabah, di manakah Tuhan?” yang telah dipublikasikan di website JalaPress.com).

(30)

Gua Natal dan Pohon Natal

yang Tak Biasa

Kreativitas paroki memberikan warna tersendiri dalam dekorasi Natal di dalam gereja. Terpantau Ventimiglia informasi gua Natal dan pohon Natal yang unik di Paroki Batulicin dan Paroki Kelayan Banjamasin, yang menyiratkan situasi aktual Natal kali ini.

Ungkapan dan Harapan Umat Batulicin

Upaya dasar dari kreasi kandang Natal di gereja Batulicin adalah membuat sesuai konteks saat ini dan hemat biaya. Kandang Natal diwujudkan dalam bentuk Rumah Sakit Vinsensius a Paulo bagian ruang bersalin. Ruangan berukuran 2 m x 2 m itu berisi Keluarga Kudus yang penuh suka cita mendapatkan kelahiran bayi Yesus.

Ali Sidauruk sebagai perancang kandang dan pohon Natal mengungkapkan, ide rancangan itu dibahas bersama tim dan pastor paroki. Kerinduan akan rumah sakit yang belum kesampaian dibangun di Batulicin telah dihadirkan dalam miniatur kelahiran Sang Juru Selamat. Virus corona-19 digambarkan menempel di luar tembok ruangan namun tak bisa menembus karena kehadiran Yesus Kristus. Pastor Paroki Batulicin, RP. Puji Nurcahyo, CM mendorong tim pembuat yang berjumlah 5 orang itu, supaya menyesuaikan kandang Natal konteks situasi pandemi

Anak-anak berpartisipasi mengumpulkan

ranting pohon karet Ali Sidauruk, perancang kandang Natal dan pohon Natal di gereja Batulicin Romo Puji,CM dan umat terlibat dalam pembuatan kandang dan pohon Natal

Kandang Natal berbentuk ruang bersalin pada sebuah rumah sakit

Patung-patung dalam kandang “rumah sakit” Natal merupakan simbol sukacita manusia akan kelahiran Yesus

(31)

covid-19. Konsep yang dibangun Sang Imanuel hadir dalam situasi konkrit masa pandemi ini bagi mereka yang menderita karena terinfeksi virus ini. Tuhan juga hadir bagi para petugas kesehatan yang berada di garda terdepan.

Pohon Natal setinggi 3,5 m terbuat dari ranting kayu karet. Ide unik Ali ini direalisasikan dengan partisipasi anak-anak Sekolah Minggu di komunitasnya yang membantu mengumpulkan ranting-ranting kayu karet. Ranting-ranting dipotong, dirangkai dan dicat semprot hijau dengan aksen bercak putih salju. Keseluruhan waktu membuat dikerjakan 2 hari di bengkel kerja Ali dan 3 hari memasang di gereja. Partisipasi umat meminjamkan pot tanaman dan bunga hidup untuk menyemarakkan altar gereja patut diapresiasi. Menurut Ali, perkiraan kasar biaya bangunan rumah sakit Natal dan pohon Natal sekitar 1,5 juta rupiah.

Gantungan Masker Pohon Natal Kelayan

Di pojok kiri depan Panti imam Gereja Kelayan Banjarmasin terpasang Gua Natal dengan air yang mengalir dan pepohonan rindang. Di muka gua terpajang potongan pohon kering yang dihiasi boneka gantung, kapas, lampu dan aneka masker.

Yulionorto, sang arsitek gua Natal dan pohon masker memberikan ulasan singkat bahwa kreasi itu memaknai situasi pandemi. Simbol pohon yang tanpa daun mau mengatakan manusia yang kehilangan harapan, hilang penghasilan untuk biaya hidup, banyak orang dihantui aneka kecemasan bahkan ketika diizinkan ke gereja pun masih banyak bangku yang masih kosong. Dahan kering tanpa daun tergantung banyak masker, mengingatkan jangan cemas sejauh kita menaati protokol kesehatan dengan memakai masker, niscaya akan

tetap sehat. Dalam gelap simbol gua telah hadir terang bayi Yesus yang bercahaya. Sang Imanuel adalah sumber kehidupan yang mengalir seperti air menumbuhkan kesuburan pepohonan. Kreasi pohon Natal dan gua Natal ini dikerjakan 3 orang dalam waktu 3 hari dengan budget dari panitia sebesar 1,5 juta rupiah.

Hidup dalam Situasi yang Tak Biasa

Hiasan pohon Natal dan gua yang tak biasa mendapatkan makna baru. Dalam homili Natal pagi (25/1) di Paroki Kelayan, RP. F. Edi Taran, MSC mengibaratkan situasi kita sekarang ini yang kering di hadapan Tuhan. Tetapi kita datang di hadapan Tuhan dengan kerendahan hati dan semangat pertobatan serta memandang Dia yang ada di dalam kandang. Romo Edi mengutip ucapan Paus Fransiskus, “Dalam kesibukan kehidupan kita, dalam tugas harian kita, ambillah waktu sejenak memandang Dia yang ada di dalam kandang supaya kita sadari bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, Dia akan selalu memberikan yang terbaik untuk setiap umatnya.”

Tahun ini, Gereja merayakan dalam kesederhanaan, mengingatkan Betlehem tempat yang suci, Kasih karunia Allah akan mengairi kita memberikan hidup bagi kita dan membuat kita tumbuh subur bagi sesama. (oZo)

Gua Natal dan Pohon “masker” Natal di gereja Kelayan

(32)

Kunjungan Pejabat Kota Banjarmasin

ke Gereja Katedral Banjarmasin

Walau hujan mengguyur Gereja Katedral Banjarmasin pada hari Kamis, 24 Desember 2020 pukul 17.00, kunjungan dari beberapa pejabat daerah Kota Banjarmasin di Gereja Katedral Banjarmasin tetap berjalan. Kunjungan ini diterima langsung oleh Pastor Paroki Katedral Banjarmasin, Pastor Krispinus Cosmas B. Tukan, MSF.

Beberapa unsur pejabat yang hadir yaitu Walikota Banjarmasin H. Ibnu Sina, Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Rachmat Hendrawan, S.I.K., M.M., Dandim 1007 Banjarmasin Kolonel Czi M. Leo Pola Ardiansa, dan didampingi oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FORKOPIMDA) Tingkat II Kota Banjarmasin.

Kunjungan ini dilakukan untuk memantau dan memastikan pengamanan dan kesiapan protokol kesehatan di Gereja Katedral Banjarmasin. Selain itu, Bapak Ibnu Sina juga menanyakan dan memastikan tentang pembatasan jumlah umat yang hadir. Kunjungan diakhiri dengan foto bersama pengurus Gereja Katedral dan pejabat Kota Banjarmasin yang hadir.

Selain itu, pada malam harinya sekitar pukul 20.30, Karo Ops Polda Kalsel Kombes Pol Moch. Noor Subchan, S.I.K., M.H., juga berkunjung untuk memastikan keamanan di Gereja Katedral Banjarmasin. Beliau hanya memantau keamanan di luar area Gereja karena Misa Malam Natal II sedang berlangsung. (Patricia Jenita)

(33)

Pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung tidak dapat memutus tali persaudaraan antar sesama dan semangat untuk berbagi kepada sesama yang membutuhkan. Hal ini dapat terlihat dari aksi sosial yang dilakukan oleh Panitia Natal Gereja Katedral Keluarga Kudus Banjarmasin ke Masjid Agung Miftahul Ihsan dan Masjid Baiturahman, pada hari Senin, 28 Desember 2020. Aksi yang bertujuan untuk menjalin tali silaturahmi dan persaudaraan antar umat beragama tersebut dilakukan dengan kegiatan penyaluran bantuan sembako untuk pengurus masjid seperti petugas kebersihan, marbot, dan lain-lain.

“Aksi sosial ini dilakukan secara rutin setiap Natal dan Paskah. Kegiatan ini dilakukan bukan karena kita berkelebihan, tetapi karena kita ingin berbagi,” kata Pastor Paroki Katedral Banjarmasin, Pastor Cosmas, MSF dalam sambutannya di Masjid Baiturahman. Pastor Cosmas menambahkan bahwa pandemi telah melanda semua manusia. Oleh karena itu bantuan diberikan bukan hanya untuk umat Katolik saja, tetapi

juga bagi umat lain yang membutuhkan. Pengurus Masjid Baiturahman, Ustaz Sarmiji Asri, S. Ag., M.H.I., berharap semoga aksi sosial ini dapat menumbuhkan persaudaraan dan solidaritas di antara umat manusia. “Semoga dengan jalinan kasih sayang dan persaudaraan ini, banua (provinsi) kita Kalimantan Selatan dan juga negara kita Indonesia dapat selalu rukun, damai, aman, sejahtera, dan bahagia,” ucap Ustaz Sarmiji menutup sambutannya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Bidang Idarah atau Sarana Prasarana Masjid Agung Miftahul Ihsan, Ustaz Dr. Agus Salim, S. Ag., M.M.Pd. Ia menyambut baik kegiatan aksi sosial yang dilakukan oleh pihak gereja ini. “Kami berharap bahwa ke depannya bakal lebih banyak lagi orang-orang yang peduli dengan nasib mereka yang tidak mampu, seperti yang sudah dilakukan oleh pihak Gereja Katedral Banjarmasin,” kata Ustaz Agus dengan penuh harapan. (Patricia Jenita)

AKSI SOSIAL NATAL GEREJA

KATEDRAL BANJARMASIN

“Berbagi

bukan karena

Berkelebihan”

Penyaluran bantuan sembako oleh Pastor

Paroki Katedral (Pastor Cosmas MSF) kepada pengurus masjid

(34)

AKSI NYATA OMK (ORANG MUDA KATOLIK)

PAROKI SANTO YOHANES PEMANDI LANDASAN ULIN

Senin, 28 Desember 2020, pukul 11.00 WITA, OMK Paroki Santo Yohanes Pemandi Landasan Ulin didampingi Pastor Paroki, RP. Petrus Ping Poto, MSF dan beberapa panitia Natal menyerahkan 360 kaleng susu kepada RSUD Idaman Banjarbaru. Kegiatan ini terlaksana sebagai tindak lanjut dan aksi nyata OMK Paroki Landasan Ulin dalam pertemuan Pendalaman Iman Masa Adven. Materi Pendalaman Iman yang mereka gunakan adalah materi yang diberikan oleh Dewan Karya Pastoral Keuskupan Banjarmasin yang mengangkat tema: “Mendalami Dan Merenungkan Tahun Gereja Kontekstual & Gereja Berdialog”.

RP. Petrus Ping Poto, MSF selaku pendamping OMK Paroki Landasan Ulin menjelaskan bahwa kegiatan ini terwujud berkat semangat solidaritas anak muda dalam mengisi masa Adven. Dalam pertemuan Pendalaman Iman

yang membahas topik Gereja Kontekstual, tercetuslah ide untuk mewujudnyatakan kepedulian itu dalam bentuk perhatian dan bantuan kepada para tenaga kesehatan di Rumah Sakit Idaman Banjarbaru. Maka selama pertemuan Pendalaman Iman, para OMK yang sudah bekerja maupun yang masih sekolah mengumpulkan sejumlah dana dari uang saku mereka.

Puji Tuhan. Dana yang terkumpul ditambah sumbangan dari beberapa umat, akhirnya 360 kaleng susu beruang dapat mereka bagikan kepada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Idaman Banjarbaru. Melalui kegiatan ini, RP. Petrus Ping Poto, MSF berharap agar kaum muda semakin semangat solidaritas dengan sesama dan peka terhadap situasi dan kondisi yang sedang terjadi.

(Team Komsos Paroki Landasan Ulin)

Mengembangkan Semangat

Solidaritas dan Kepekaan

Penyerahan Aksi Nyata Adven OMK oleh Pastor Paroki Landasan Ulin (RP. Petrus Ping MSF) keada perwakilan tenaga kesehatan RSU Idaman Banjarbaru (foto: Komsos Paroki Land.Ulin)

(35)

Sabtu, 02 Januari 2021 Paroki Maria Bunda Karmel membagikan 30 kantong sembako kepada 30 keluarga secara simbolis. Kantung sembako yang berisi kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak goreng dan teh tersebut merupakan sumbangan dari sebuah keluarga dari stasi St. Yusuf Sebamban 2 Blok D yang tidak mau disebutkan namanya. Sembako tersebut diserahkan kepada RP. Frumentius Ebu, O.Carm, lalu dibagikan secara simbolis diwakilkan oleh bapak Stevanus Sumarno selaku Wakil Ketua II Dewan Pastoral Paroki Maria Bunda Karmel Sebamban Raya.

Pembagian selanjutnya dilakukan oleh ketua-ketua stasi dan wilayah yang telah memiliki data atau catatan keluarga yang akan diberi bantuan. Beberapa diantara daftar penerima sembako adalah

kaum lanjut usia, janda, duda dan keluarga yang kurang mampu akibat sakit maupun kehilangan pekerjaan.

Seorang kakek lanjut usia dari stasi St. Yohanes Pemandi bernama Stevanus Mulyono juga mendapat sembako. Beliau sedang dalam perawatan keluarga karena sakit stroke sejak akhir tahun 2018. Kakek yang khatam baca Alkitab ini sangat senang ketika dikunjungi. Meski sudah tidak terlalu terang penglihatannya, namun Beliau masih bisa mendengar dengan baik.

“Simbah (Kakek) sudah banyak yang hilang ingatannya. Terima kasih ya, Nduk. Selamat Natal dan Tahun Baru ya.. “, katanya ketika

dikunjungi oleh sekretaris Dewan Pastoral Paroki Maria Bunda Karmel.

(Villa Nova Susanti)

Berbagi Kasih melalui Sembako

Penyerahan bantuan secara simbolis kepada perwakilan umat (foto: Villa Nova Susanti)

Penyerahan sembaki kepada umat lansia (foto: Villa Nova Susanti)

Gambar

Foto oleh Komsos Paroki Veteran
Foto bersama Pejabat kota Banjarmasin dan Pastor serta Panitia Natal gereja Katedral (foto: Jenita)

Referensi

Dokumen terkait