Kamis 24 Desember 2020 pukul 19.00 WITA dan Jumat 25 Desember 2020 pukul 09.00 WITA, umat Katolik Paroki Maria Bunda Karmel Sebamban Raya melaksanakan Perayaan Natal. Misa dipimpin langsung oleh pastor paroki, RP. Frumentius Ebu, O.Carm dan diikuti oleh umat dari 10 stasi di wilayah Sebamban dengan mengikuti protokol kesehatan.
Protokol kesehatan pada Perayaan Natal
Beberapa hari sebelumnya, panitia mulai mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk perayaan Natal. Seksi dekorasi kandang dan gua natal sudah bekerja sejak tanggal 20 Desember 2020. Tim Protokol Kesehatan mulai mengatur posisi duduk umat dan jalur komuni sejak tanggal 23 Desember 2020. Seksi dekorasi altar bekerja pada pagi hingga siang hari tanggal 24 Desember, bersamaan dengan penambahan fasilitas cuci tangan dan kerja bakti bersama umat. Desinfeksi area dalam
dan luar gedung gereja dilakukan pada pukul 13.00 WITA sesudah kerja bakti, dan pada pukul 21.10 setelah misa berlangsung.
Waktu kedatangan umat bervariasi. Ada yang sudah datang satu jam sebelum misa, ada pula yang tiga puluh menit sebelum misa. Petugas tata tertib sekaligus tim protokol kesehatan, bersiaga di pos masing-masing. Ada yang bertugas mengarahkan umat untuk mencuci tangan, ada yang bertugas mengukur dan mencatat suhu badan, ada yang mengatur posisi duduk di dalam gereja. Panitia juga memberikan masker kepada umat yang tidak membawa masker dari rumah. Posisi duduk di dalam gereja diatur sesuai dengan protokol kesehatan. Ada tempat duduk khusus untuk satu anggota keluarga, dan ada kursi khusus
Gua Natal dan Pohon Natal di gereja Sebamban Raya
Penulis: Villa Nova Susanti
Foto: Fransiskus Agung Prayitno, Fred – OMK & V.N Susanti
Editing tulisan oleh Redaksi hanya pada kesalahan penulisan dan penambahan sub judul.
untuk umat yang datang sendirian ke gereja. Menurut penuturan Yohanes, seorang petugas protokol kesehatan, jumlah umat yang datang melebihi kapasitas gedung gereja Maria Bunda Karmel Sebamban Raya. “Tahun ini kita dapat himbauan dari Polri. Kita enggak boleh pakai tenda-tenda. Jadinya kita nggak pakai tenda dan kursi tambahan. Terpaksa umat yang tidak kebagian tempat duduk, kami arahkan untuk berdiri di teras depan. Sebagian lagi di teras samping kanan gereja yang agak teduh, ada yang di ruang sekretariat untuk ibu yang punya bayi. Kasihan datangnya dari Mustika, paling jauh jadi tidak kebagian tempat. Soalnya kan yang di dalam gak boleh dempet-dempet.” ujarnya.
Yohanes menambahkan, “Kami juga berusaha mengatur jarak umat yang berada di luar gedung dan mengingatkan umat agar tetap memakai masker.”
Selain petugas protokol kesehatan, aparat kepolisian juga membantu mengatur dan mengamankan jalannya perayaan Natal. Mereka telah lebih dulu melakukan sterilisasi gedung pada pukul 15.10 WITA, tiga jam sebelum kedatangan umat.
Ajakan untuk Menghargai Kelahiran
Misa malam Natal diawali dengan upacara doa di kandang natal. Doa-doa dipanjatkan oleh pasangan suami istri, kaum muda, dan anak-anak. Sedangkan misa hari Natal siang, berlangsung dengan urutan seperti misa pada minggu-minggu biasa. Khusus untuk perayaan tahun ini, para petugas liturgi (kecuali misdinar) tidak diwajibkan mengenakan jubah untuk mengurangi potensi penularan virus Covid-19.
Dalam homili misa malam Natal, Romo Mento (panggilan untuk pastor paroki) mengajak seluruh umat untuk menghargai setiap kelahiran. Romo Mento berkata,
Pengaturan tempat duduk untuk menjaga jarak
Penyemprotan cairan disinfektan di dalam gereja Umat diwajibkan mencuci tangan sebelum masuk gereja
“Seperti halnya kita menghargai bayi Yesus Kristus yang lahir dalam kesederhanaan di sebuah kandang hewan, kita juga harus menghargai kelahiran bayi-bayi yang tidak diinginkan di sekitar kita. Cintai bayi-bayi itu, dirawat dan dididik dengan baik.” Umat dengan antusias mendengarkan khotbah tentang bayi perempuan yang dibuang di panti asuhan di paroki tempat asal Romo Mento dulu. Romo Mento menambahkan, “ Cintailah hal-hal kecil, maka kita akan bisa melakukan hal-hal yang besar.”
Homili Misa Natal siang terpusat pada tema Natal tahun 2020 yang dikutip dari Injil Matius 1:23 yaitu “Mereka akan
menamakan-Nya Imanuel.” Romo Mento
berkata, “Dunia tengah mengalami krisis akibat wabah Covid-19. Banyak orang kehilangan harapan, putus asa, kehilangan pekerjaan, kehilangan keluarga yang dikasihi dan lain sebagainya. Akan tetapi janganlah kita lupa, lihat tema natal kita. “Imanuel” yang berarti “Allah menyertai kita”. Bukan lagi “mereka akan menamakan-Nya Imanuel” tetapi “kita menjadikan Yesus Kristus sebagai penyelamat kita, Kristus yang senantiasa menyertai kita dalam keadaan apapun.” Di akhir kotbahnya, Romo Mento menekankan bahwa Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk pergi ke seluruh dunia. Bahwa Yesus akan menyertai murid-Nya hingga akhir zaman.
Tim protokol kesehatan menyemprotkan cairan handsanitizer kepada umat yang akan menyambut komuni. Banyak umat yang diperkirakan tidak membawa handsanitizer sendiri, maka panitia berinisiatif untuk menyiapkan cairan pembersih instan tersebut. Hal ini dilakukan agar pada saat akan menyambut komuni, tangan umat dalam keadaan bersih.
Rangkaian Perayaan Natal berlangsung cukup sederhana namun khidmat. Romo Mento menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua orang yang telah ikut ambil bagian dalam perayaan Natal tahun 2020. Sesudah berkat penutup, panitia menghimbau umat agar segera kembali ke rumah masing-masing dan tetap melakukan 3M Protokol Kesehatan. Tahun ini, panitia melarang umat berfoto di kandang Natal, sebab akan menimbulkan kerumunan akibat antrian panjang.
Sesilia Muji Susanti, salah satu umat yang mengikuti perayaan Natal berhasil diwawancarai melalui media sosial whatsapp. Beliau menuliskan dalam pesannya bahwa, perayaan Natal di Paroki Maria Bunda Karmel Sebamban Raya dalam masa pandemi Covid-19 ini sudah sesuai protokol kesehatan. Panitia dan Tim Protokol Kesehatan sudah bekerja keras dengan sangat baik. Memang masih ada kurangnya kesadaran dari beberapa umat yang tidak memakai masker, meski sudah sering diingatkan. Beliau memberi saran agar protokol kesehatan di gereja tetap terus dilakukan pada perayaan misa lainnya.***