SUMATERA
Share PDRB thdp Nasional
Dengan Migas 23,02 % Tanpa Migas 20,44 % Pertumbuhan Ekonomi 4,9 % Pendapatan per Kapita 16,65 Juta Koefisien Gini 0,27 Penduduk Miskin 2,0 Juta (16,5%) TPAK (Partisipasi Angk Kerja)
Luas Wilayah thdp Nasional (%) Jmlh Penduduk thdp Nasional (%) SULAWESI Share PDRB thdp Nasional Dengan Migas 4,06 % Tanpa Migas 4,49 % Pertumbuhan Ekonomi 6,68 % Pendapatan per Kapita 8,72 Juta Koefisien Gini 0,27 Penduduk Miskin 1,7 Juta (17,0%) TPAK (Partisipasi Angk Kerja)
Luas Wilayah thdp Nasional (%) Jmlh Penduduk thdp Nasional (%) JAWA Share PDRB thdp Nasional Dengan Migas 60,21 % Tanpa Migas 64,78 % Pertumbuhan Ekonomi 6,16 % Pendapatan per Kapita 15,86 Juta Koefisien Gini 0,33 Penduduk Miskin 2,17 Juta (16,0%) TPAK (Partisipasi Angk Kerja)
Luas Wilayah thdp Nasional (%) Jmlh Penduduk thdp Nasional (%) NUSA TENGGARA Share PDRB thdp Nasional Dengan Migas 1,56 % Tanpa Migas 1,62 % Pertumbuhan Ekonomi 4,55 % Pendapatan per Kapita 5,88 Juta Koefisien Gini 0,289 Penduduk Miskin 0,23 Juta (26,2%) TPAK (Partisipasi Angk Kerja)
Luas Wilayah thdp Nasional (%) Jmlh Penduduk thdp Nasional (%) MALUKU Share PDRB thdp Nasional Dengan Migas 0,25 % Tanpa Migas 0,28 % Pertumbuhan Ekonomi 5,75 % Pendapatan per Kapita 24,95 Juta Koefisien Gini 0,30 Penduduk Miskin 0,52 Juta (23,2%) TPAK (Partisipasi Angk Kerja)
Luas Wilayah thdp Nasional (%) Jmlh Penduduk thdp Nasional (%) PAPUA Share PDRB thdp Nasional Dengan Migas 1,17 % Tanpa Migas 1,25 % Pertumbuhan Ekonomi 5,37 % Pendapatan per Kapita 24,95 Juta Koefisien Gini 0,31 Penduduk Miskin 1,06 Juta (40,4%) TPAK (Partisipasi Angk Kerja)
Luas Wilayah thdp Nasional (%) Jmlh Penduduk thdp Nasional (%) KALIMANTAN Share PDRB thdp Nasional Dengan Migas 9,13% Tanpa Migas 6,40 % Pertumbuhan Ekonomi 3,14 % Pendapatan per Kapita 24,58 Juta Koefisien Gini 0,28 Penduduk Miskin 1,35 Juta (10,4%) TPAK (Partisipasi Angk Kerja)
Luas Wilayah thdp Nasional (%) Jmlh Penduduk thdp Nasional (%)
Isu Ketimpangan Pembangunan
Antar Wilayah
1972
KAWASAN BERIKAT
1996
KAPET
1989
KAWASAN
INDUSTRI
2000
FTZ/KPBPB
2009
KEK
2011
KORIDOR EKONOMI
MP3EI
Perkembangan Kebijakan Pengembangan Wilayah
Berbasis Kawasan Ekonomi
1
2
3
4
5
KEPPRES 9/1998
KEPPRES 150/2000
• Tim Pengarah (pusat)
terdiri dari anggota DP
KTI, berwenang
menetapkan kebijakan
dan pelaksanaan
koordinasi kegiatan
pembangunan
• BP KAPET terdiri dari
unsur pusat, provinsi, dan
kabupaten kota,
berwenang
melaksanakan
pembangunan dan
pengelolaan KAPET
• Mengatur secara
langsung insentif fiskal
dan non-fiskal
• Penyempurnaan Keppres
89/1996 :
- Anggota DP KTI sebagai
ketua BP KAPET di
wilayah timur
- Kedudukan waka BP
KAPET sebagai pelaksana
harian dalam struktur BP
KAPET
- Kewenangan ketua BP
KAPET dalam mengangkat
dan memberhentikan
anggota BP KAPET
- Penyempurnaan aturan
insentif fiskal dan non
fiskal
• Badan Pengembangan KAPET
(pusat), memberi usulan
penetapan KAPET,
menetapkan jakstranas,
merumuskan kebijakan
investasi dunia usaha,
mengkoordinasikan rencana
kegiatan , memfasilitasi
pelaksanaan KAPET.
• Badan Pengelola (BP) KAPET
membantu Pemda dalam
memberikan pertimbangan
teknis bagi permohonan
perijinan investasi di KAPET
• Insentif fiskal diatur melalui PP
20/2000 selanjutnya diubah
melalui PP 147/2000
Memerlukan Revitalisasi untuk mengefektifkan peran KAPET
sebagai “prime mover”
KRONOLOGIS KEBIJAKAN KAPET
6
BAD
Khatulistiwa
DAS Kakab
Batulicin
Sasamba
Parepare
Bank Sejahtera
Palapas
Manado-Bitung
Seram
Biak
Bima
Mbay
PP 26/2008 tentang RTRWN (dalam Lampiran X) telah menetapkan 13 (tiga belas) KAPET, sedangkan
cakupan wilayah masing-masing KAPET tersebut ditetapkan dalam Keppres.
1.
KAPET Banda Aceh Darussalam
2.
KAPET Khatulisiwa
3.
KAPET DAS Kahayan, Kapuas, dan Barito
4.
KAPET Samarinda, Sanga-sanga, Muara Jawa, dan Balikpapan
(Sasamba)
5.
KAPET Batulicin
6.
KAPET Bima
7.
KAPET Mbay
8.
KAPET Manado-Bitung
9.
KAPET Parepare
10. KAPET Batui diubah menjadi KAPET Palapas
11. KAPET Buton, Kolaka, dan Kendari diubah menjadi KAPET
Bank Sejahtera
12. KAPET Seram
13. KAPET Biak
CAKUPAN WILAYAH 13 KAPET
Provinsi Maluku
60. Desa Ngadi – Dullah Utara 61. Banda
Provinsi Maluku Utara 62. Pulau Morotai KEK USULAN
Provinsi NAD 1. Kota Banda Aceh Provinsi Sumatera Utara
2. Medan – Deli Serdang 3. Kabupaten Serdang Bedagai 4. Kws Sei - Mangke
5. Kws Asahan – Tanjung Balai 6. Kws Labuhan Angin Provinsi Riau 7. Kws Industri Dumai 8. Kws Wisata P. Rupat 9. Tanjung Buton FTZ BBK
Provinsi Kepulauan Riau
10. FTZ Batam 11. FTZ Bintan 12. FTZ Karimun
Provinsi Sumatera Barat 13. Kws Industri Padang (PIP)
Provinsi Sumatera Selatan 14. Kws Tanjung Api – api 15. Kabupaten Muara Enim Provinsi Bangka Belitung
16. Kws Tanjung Berikat, Kab. Bangka 17. Kws Tanjung Batu, Kab. Belitung Provinsi Bengkulu
18. Linau, Kabupaten Kaur 19. Kws Pulau Enggano Provinsi Banten
20. Kws Bojonegara 21. Krakatau Steel 22. Tanjung Lesung Provinsi DKI Jakarta
23. Kws Industri Marunda
Provinsi Jawa Tengah 25. Kabupaten Kendal 26. Solo Technopark Provinsi DIY
27. Kabupaten Kulonprogo Provinsi Jawa Timur
28. Kawasan Kilang Tuban 29. Kws Industri Lamongan 30. Kali Lamong, Surabaya 31. Kws Industri Gemopolis 32. Pulau Madura
Provinsi Jawa Barat
24. Kws Industri Cikarang dan Koridor Tol Jakarta - Cikampek
Provinsi Kalimantan Barat 33. Kota Pontianak 34. Kws Mempawah 35. Kws Pulau Temajo 36. Kws Industri Semparok 37. Kws PALSA 38. BDC Entikong
Provinsi Kalimantan Selatan 39.Kws Mekarputih – Kotabaru 40.Kabupaten Tanah Laut
Provinsi Sulawesi Selatan 46. Kws Kabupaten Selayar 47. Kabupaten Maros 48. Kabupaten Barru 49. Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Tengah
50. Kota Palu Provinsi Sulawesi Utara
51. Tanjung Merah – Kota Bitung
Provinsi Sulawesi Tenggara
52. Kendari 53. Pulau Kabaena
Provinsi Nusa Tenggara Timur
59. Wilayah Wini, TTU
Provinsi Papua Barat 63. Kabupaten Sorong 64. Kota Sorong Provinsi Papua 65. Biak Numfor 66. Kab. Asmat 67. Kab. Merauke Provinsi Kalimantan Timur
41. Lubuktutung
42. Kws Maloy Kutai Timur 43. TKEZ 44. Tanjung Mangkaliat 45. Kota Tarakan 1
Medan
Jakarta
Pekanbaru JambiSerang Semarang Surabaya
Denpasar Mataram Manokwari Ambon Sorong Sofifi Manado Gorontalo
Kendari Makassar Mamuju Samarinda Banjarmasin Palangkaray a Pontianak Palu 2 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 3 1 4 22 1 9 1 8 2 3 2 5 2 6 3 1 3 0 3 4 3 7 3 8 3 9 4 1 4 2 4 3 4 6 5 0 5 1 5 3 5 4 5 9 6 0 6 2 6 3 6 5 28 2 0 6 7 3 6 3 5 3 3 2 7 2 4 2 1 1 6 1 7 Merauke Jayapur a
3 4 MALAYSIA MALAYSIA P A P U A N E W GU IN E A TIMOR LESTE AUSTRALIA BRUNEI DARUSSAL AM 4 7 6 1
1 2 6 4 5 2 4 9 3 2 4 8 4 0 5 5 5 6 5 7 5 8
6 6 1 5 4 5
Provinsi Nusa Tenggara Barat 54. Sekotong-Lembar, Lombok Barat 55. Kws Bandar Dunia Kayangan-Bayan 56. Kws Pariwisata Mandalika
57. Kws Ekonomi Maritim Teluk Saleh 58. Kws Industri Perikanan&Kelautan Teluk
Bima 2 9 4 4
Lokasi Usulan
Kawasan Ekonomi Khusus
Usulan Lokasi KEK
Usulan Lokasi KEK yang merupakan FTZ Keterangan :
ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia Batas Laut Teritorial
Progre
s Pe
ny
ele
ngg
araan
KE
K
67
Usulan
KEK
TUJUAN PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI
8
Diarahkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan
memperoleh fasilitas tertentu yang ditujukan untuk melipatgandakan
pertumbuhan ekonomi nasional, serta memberikan dampak yang besar
pada peningkatan lapangan kerja dalam negeri
Pertumbuhan Tinggi
Diarahkan untuk meningkatkan kemampuan suatu wilayah dalam
mengembangkan daya saing produk unggulan sesuai dengan kompetensi
sumber daya lokal dan diharapkan dapat berperan sebagai penggerak
pertumbuhan ekonomi bagi wilayah-wilayah yang kesenjangannya masih
tinggi
Pemerataan Pertumbuhan
KAPET
KEK
KPBPB/
FTZ
Diarahkan untuk memperluas dan memodernisasikan perekonomian
melalui pengembangan industri manufaktur dan industri logistik sebagai
respon terhadap pertumbuhan perdagangan dunia yang cepat dan
peningkatan efisiensi pemanfaatan transportasi terutama kepelabuhanan
baik laut maupun udara
Pertumbuhan Tinggi
Sinergi Keterkaitan Kebijakan Pengembangan Kawasan
Ekonomi dan MP3EI
Kaw Strategis
Provinsi
Kaw.
Industri
Potensi
KEK
Kaw.
Berikat
Kaw.
Wisata
Kaw.
Hortikultura
Kaw. Strategis
Cepat Tumbuh
Zona
Ekonomi
Lainnya
Zona
Logistik
Techno
Park
Zona
Pengolahan Ekspor
Zona
Industri
FTZ/KEK/MP3EI
KAPET
Daerah Tertinggal
(Regional Management – RM)
Peran
Pemerintah
semakin besar
Peran
Swasta
semakin besar
K Tanjung
Bitung
CILAMAYA
TL. LEMBAR
MAKASAR
Jalur Laut Nasional Primer
ALKI-I
ALKI-II ALKI-III
ALKI-III B
ALKI-III C
PANJANG
RD. INTAN CILACAP
Pelabuhan Hub Global
Pelabuhan Primer Jalur Laut Nasional Sekunder
SLOC MALACA
Sea Line Of Communication (SLOC) and ALKI
MAIN INT. AIRPORT
Jalur Utama Darat (Jalan dan / atau KA)
1
2
5
3
4
6
KE Sumatera
KE Bali – Nusa Tenggara
KE Kalimantan
KE Papua – Maluku
KE Sulawesi
KE Jawa
Efficiency Driven Economy Innovation Driven Economy Pendapata n per kapita (US$)Kita harus menuju ke ke tahap untuk bisa berdaya saing