• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK BENCANA GEMPA BUMI TERHADAP PSIKOLOGIS TOKOH PRIA DAN WANITA DALAM FILM TANGSHAN DA DIZHEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK BENCANA GEMPA BUMI TERHADAP PSIKOLOGIS TOKOH PRIA DAN WANITA DALAM FILM TANGSHAN DA DIZHEN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

TERHADAP PSIKOLOGIS TOKOH PRIA

DAN WANITA DALAM FILM TANGSHAN

DA DIZHEN

Andriani Sinarsih, Yuvina Handani, Cendrawaty Tjong

Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir/45, Palmerah, Jakarta Barat, 021-53276730 theblue_DoLphin88@yahoo.com; yuvi_handani20@yahoo.com; cencen_zzz@yahoo.com

ABSTRACT

"Tangshan Earthquake" by Feng Xiaogang began shooting at the 2010 Aftershock of a

background to the film. Movie tells the story of a mother for her daughter because of the

expense of her choice between life and death caused deep trauma, the purpose of this study

was to indicate the difference between sex behavior may cause deep psychological trauma.

This article uses the collected literature research method, to "Aftershock" movie LiYuanni

Stool and post-disaster psychological research scope and use of gender inequality theory,

post-disaster trauma psychology to analyze the process of gender inequality in the movie

protagonist psychology. Analysis showed that factors of gender inequality is mainly a social

problem and a lack of self-consciousness of women. The uneven treatment of choice in

pondering Fang Deng and mother for decades.

Key words: "Aftershock", Movies, Gender Inequality, Disaster, Trauma

ABSTRAK

Tangshan Da Dizhen yang di sutradarai oleh Feng Xiaogang pada tahun 2010 dari sebuah

latar belakang film. Film ini menceritakan tentang seorang Ibu untuk anak laki-laki dan

perempuannya karena pengorbanan pilihan diantara hidup mati dan menyebabkan trauma

yang mendalam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan perbedaan antara

perilaku gender yang menyebabkan trauma psikologis yang mendalam. Artikel ini

menggunakan metode penelitian yang dikumpulkan, untuk film Tangshan Da Dizhen ruang

lingkup penelitian psikologi pasca bencana antara Fang Deng dan Li Yuanni, dan

menggunakan teori ketidaksetaraan gender, proses trauma psikologi pasca bencana ini

untuk menganalisis psikologis tokoh utama ketidaksetaraan gender di dalam film. Analisis

menunjukkan bahwa faktor ketidaksetaraan gender terutama masalah sosial dan kurangnya

kesadaran diri perempuan. Perlakuan yang tidak merata ini dipertimbangkan oleh Fang

Deng dan ibunya selama puluhan tahun.

(2)

PENDAHULUAN

Film Tangshan Da Dizhen disutradarai oleh Feng Xiaogang pada tahun 2010, dimana film tersebut didasarkan pada kisah nyata mengenai gempa berskala besar yang terjadi di kota Tangshan pada tanggal 28 Juli 1976. Gempa tersebut menimbulkan kehancurkan seluruh kota dalam kurun waktu 32 detik. Kisah tersebut menceritakan seorang Ibu muda yang bernama Li Yuanni menghadapi dilema yang mengharuskannya memilih satu diantara kedua anaknya untuk diselamatkan. Keputusan Li Yuanni memilih mengorbankan anak perempuannya demi menyelamatkan anak laki-lakinya ini mengubah nasib seluruh keluarganya. Walaupun Fang Deng, anak perempuannya akhirnya berhasil bertahan hidup dan diselamatkan dari kematian, tetapi jiwanya sudah mati karena terpukul dibuang oleh ibunya. Ia membenci ibunya, dan tidak pernah mencari kesempatan untuk bertemu dengan ibunya.

Meskipun pada masyarakat China Baru telah menganjurkan kesetaraaan bagi semua orang, namun pada kenyataannya banyak orang apabila menghadapi pilihan memilih salah satu diantara anak laki-laki dan perempuan, kebanyakan masih memilih anak laki-laki dibanding anak perempuan. Penulis berpendapat bahwa ketidaksetaraan gender di dalam film mewakili munculnya masalah sosial di dalam masyarakat. Banyak orang tua dan anak-anak oleh karena kebudayaan tradisional Tiongkok yang mementingkan anak lelaki daripada perempuan merasa tertindas, sehingga membawa penderitaan yang menyakitkan.

Penelitian Yang Hui yang berjudul “Pemahaman Perbedaan Kesetaraan Gender dan Penyebabnya Dari Perspektif Gender Teori Sosial” menunjukkan ketidaksetaraan gender yang disebabkan oleh terjadinya laki-laki lebih kuat daripada wanita di masyarakat, dan wanita selalu membutuhkan perlindungan dari pria. Selain itu, karena pandangan masyarakat selama ribuan tahun mengenai dasar genetik, serta status wanita lebih rendah dari pria.

Penelitian Yang Zhihui, Wang Jianping yang berjudul “Pasien Kanker Setelah Gejala PTSD” , dalam film Tangshan Da Dizhen terkait dengan ketidaksetaraan gender akibat bencana alam dan fenomena budaya tradisional China untuk protagonis dari segi psikologis. Dari sisi psikologis menjelaskan apabila orang telah mengalami bencana alam, ia kemungkinan besar juga mengalami masalah psikologis. Gangguan stress pasca-trauma oleh psikologis yang luar biasa mengancam atau bencana yang disebabakan oleh gangguan mental tertunda dan tahan lama, terutama menunjukkan berulang pengalaman traumatis mengganggu, lanjutan kewaspadaan tinggi dan menghindari. Menurut DSMI—kriteria diagnostik diklasifikasikan sebagai penyakit yang mengancam jiwa merupakan salah satu sumber stress yang disebabkan oleh gangguan stres pasca-trauma.

Pertanyaan utama penelitian penulis adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana dampak psikologis pada orang-orang ketika gempa? 2. Bagaimana dampak psikologis pascabencana terhadap karakter? 3. Alasan apa yang menyebabkan Fang Deng pulih kembali?

Penelitian penulis terbatas pada perasaan Fang Deng, Fang Da, dan mamanya dalam film Tangshan Da Dizhen. Penulis hanya menganalisis perasaan tokoh utama yang disebabkan oleh gempa dan masalah psikologis ketidaksetaraan gender.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memberikan kepada pembaca dengan beberapa pemikiran kehidupan. Penulis berharap bahwa melalui film Tangshan Da Dizhen dimana tokoh utama membawa perasaan ketidaksetaraan gender, dapat memberikan kepada pembaca pemahaman yang lebih, untuk mengerti ketidaksetaraan gender salah satu bagian luka batin yang lebih banyak, tidak membuat kesalahan yang sama dalam hidup mereka.

Menurut Cheng Li dan Liu Di dalam jurnal dampak umum psikilogis pasca gempa dan cara penanggulannya, mengatakan ciri-ciri orang yang mengalami trauma pasca gempa adalah hilangnya kesadaran, timbulnya rasa bersalah dan suka mengalami kilas balik.

Alasan ketidaksetaraan gender terus bertahan hingga sekarang, bedasarkan Luo Liming dalam judul Pembahasan Masalah Ketidaksetaraan Gender pada Negara Saya, adalah:

1. Dampak dari pandangan tradisional Tiongkok

Konsep tradisonal Tiongkok semua tercermin dalam pembagian kerja berdasarkan gender dan stratifikasi. Pandangan “laki-laki di luar, perempuan di dalam” adalah pembagian kerja berdasarkan gender.

2. Kurangnya kesadaran dari wanita

Pandangan tradisional yang menekankan budaya patriarki menyebabkan wanita Tiongkok memiliki kedudukan yang rendah selama ribuan tahun, sehingga wanita menjadi kurang percaya diri di hadapan pria. Mereka dituntut untuk patuh dan tunduk kepada pria, menyebabkan wanita di Tiongkok kurang memiliki kesadaran akan nilai diri mereka. Mereka memiliki ketergantungan psikologis yang kuat kepada pria, kurangnya kemandirian, kurangnya kesadaran politik dan hukum , serta kurangnya kesadaran pendidikan tinggi menjadi masalah utama wanita Tiongkok.

(3)

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan bantuan studi pustaka yaitu buku, jurnal dan hasil penelitian yang berhubungan dengan topik penelitian penulis. Penulis menganalisis dampak dari ketidaksetaraan gender pada tokoh utama wanita dengan menggunakan teori psikologis bencana. Berikut adalah skema penelitian :

HASIL DAN BAHASAN

1. Keadaan Psikologis Tokoh Utama Pada Saat Gempa a. Li Yuanni

a.1 Bangkit Dari Kematian

Tangshan Da Dizhen terjadi pada tanggal 28 Juli 1976, dalam waktu yang singkat telah mengubah kehidupan masyarakat di Tangshan, termasuk akhirnya melihat runtuhan rumah yang akan menimpa Li Yuanni, akhirnya ia merelakan nyawanya sendiri. Li Yuanni ketakutan, menangis terus. Hubungan mereka sangat baik, suami istri saling mencintai. Istri tiba-tiba kehilangan kehidupan motivasi, dan berpikir suaminya demi menolong anaknya dan akhirnya meninggal, tiba-tiba memiliki kekuatan untuk mencari anaknya sendiri. Li Yuanni menghadapi sebuah serangan yang kehilangan kehidupan motivasi, kemudian, karena motivasi ibu terinspirasi oleh kehidupan dia secara bertahap dihilangkan, menyebabkan dia seperti orang gila sedang mencari anak-anaknya.

a.2 Menghadapi Pilihan Yang Sulit

Inspirasi kasih seorang ibu akhirnya tercapai. Dia mendengar ada orang berteriak : “Disini ada anak, cepat datang” (00:19:35)

Dia segera berlari ke arah sana untuk mengkonfirmasi, mengetahui anaknya sendiri tertekan dibawah lempengan batu. Tiba-tiba jantung ibunya berdebar, karena sudah menemukan posisi anaknya, tetapi akhirnya menjadi takut, karena dia tahu yang dapat menyelamatkan anak itu sangat sedikit. Dengan kekuatan seorang Ibu, mengeluarkan teriakan kesedihan : “ Saya minta tolong kalian, ayah anak ini , ayahnya sudah meninggal.” (00:20:37)

Dua orang anak ini tidak dapat bergerak karena tertimpa batu, di bawah ancaman dari warga, waktunya sangat mendesak untuk menyelamatkan anak, hanya memaksa Li Yuanni memilih seorang anak. Yuan Ni sangat bingung, sebagai seorang Ibu ingin kedua anaknya harus diselamatkan “semuanya diselamatkan, dua-duanya harus diselamatkan.” (00:21:31) Tetapi para relawan tidak dapat dalam waktu yang sama untuk menyelamatkan kedua anaknya, dan kembali memaksa ibunya untuk memilih menyelamatkan anak yang mana, jika masih ragu-ragu, keduanya akan mati. Yuan Ni dalam keadaan terpaksa, dia memilih Fang Da : “Saudara, selamatkan adik” (00:22:41) pada saat Yuan Ni mengatakan sekali lagi “Selamatkan adik”, suaranya gemetar, tetapi kemudian dia bertekad bilang : “Selamatkan adik.” (00:22:51)

Penulis mengira meskipun film ini utamanya bukan penindasan patriarkal, tetapi Yuan Ni hanya dapat memilih anak laki-laki dan penganiayaan anak perempuan, dia tidak bisa membantu mendapatkan konsep “patriarkal”, pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan serta stereotip gender laki-laki tinggi dan perempuan rendah, ditekankan tanggung jawab dan komitmen dari

Kondisi Psikologis Karakter

Pemulihan Hubungan

Bagaimana dampak psikologis pada orang-orang ketika gempa?

Bagaimana dampak psikologis pascabencana terhadap karakter?

Alasan apa yang menyebabkan Fang Deng pulih kembali?

(4)

laki-laki. (Tim Pelopor, 2005), teori gender ini adalah perbedaan status dan peran antara pria dan wanita, dalam waktu tertentu akan mempengaruhi nilai-nilai budaya masyarakat.

b. Fang Deng

b.1 Tidak Mau Menyerah Untuk Kesempatan Hidup

Sebagai wanita China yang baru, Fang Deng merasakan posisi dalam keluarganya adalah adiknya lebih baik. Pada saat gempa terjadi, meraka sedang tidur, tiba-tiba terguncang, adiknya menjerit. Tetapi kemudian karena runtuhnya bangunan, menekan adiknya dan dia, dia juga juga tidak mempunyai pilihan selain menunggu penyelamatan. Dia mendengar di luar ada tim penyelamat, pikiran dia tahu bahwa mereka berada dalam tekanan banyak batuan, jika tidak berpikir untuk menyelamat kan maka tidak terselamatkan. Oleh karena hidup, dia dengan pelan mengetok batu. Langkah ini untuk menarik perhatian orang yang diluar, dan menghibur adiknya untuk tetap berjuang hidup. Dia tahu adiknya dan dia semuanya dalam keadaan mati dan hidup, tetapi dia masih tidak mau menyerah. Hatinya sangat takut, tetapi masih memiliki keberanian untuk memperjuangkan hidupnya. Psikologis dan spiritual ini layak dipuji dan dikagum.

b.2 Kekuatan Hidup Bener-Benar Hilang

Pada awal demi untuk hidup dia masih dengan ringan mengetok batu, tetapi ketika mendengar ibunya memilih untuk menyelamatkan adiknya, melepaskan dia, hatinya dia bener-bener dibuat retak oleh ibunya. Dia kecewa dengan menangis, tangisan yang sakit dan berkata “Ma,” (00:22:57). Pada saat mendengar ibunya melepaskan dia, dia menyerah untuk hidupnya sendiri.

2. Dampak Psikologi Bencana Pada Tokoh Karakter a. Li Yuanni

Yuan Ni kehilangan suami dan anak perempuannya juga membuat dia sangat sedih, sangat menyedihkan, sendiri merasa tidak harus bahagia, dia meraka kedepannya tidak berani menghadapi mereka. Dari hari dia memilih untuk melepaskan Fang Deng, dia selalu masuk dalam psikologis menyesal, merasa dirinya sendiri telah membunuh Fang Deng. “ Gempa 1967, keluarga kami berempat menjadi dua.”(01:09:10)

Hal ini menyebabkan Yuan Ni memberikan tekanan yang sangat besar untuk Fang Da, dengan dia untuk masuk ke pergurunan tinggi, namun semakin hari Fang Da membuat Yuan Ni semakin kecewa. Ibunya sangat marah, karena dia merasa bersalah suami dan anak perempuannya yang sudah meninggal. Fang Da lagi dan lagi membuat Ibunya sedih dan kecewa. Karena Fang Da selalu tidak masuk, akhirnya ibunya dipanggil dari pihak sekolah, gurunya ingin mengeluarkan Fang Da dari sekolahnya, karena....

Ibunya : “Guru Jiang”

Guru Jiang : “Sekolah punya kebijakan, murid yang melebihi setelah 15 kali tidak masuk , Fang Da sudah melewatkan 3 hari sekolahnya , apakah dia masih berencana mengikuti untuk ujian kampus ?” Ibunya : “Berminat” (00:49:29)

Tangshan Da Dizhen mengubah kehidupan setiap orang, begitu juga Yuan Ni , pada saat setelah gempa, dia juga kehilangan keluarganya, terutama suami dan putrinya, kejadian ini membuat dia sangat sedih, karena merasa kematian suami dan anaknya karena dia. “Kehilangan, baru mengetahui apa yang dimaksud dengan kehilangan.” (01:24:12) Yuan Ni sendiri takut jika suami dan putrinya tidak dapat pulang ke rumah, sehingga dia selamanya tidak mau pindah rumah, tidak peduli Fang Da ingin membelikan sebuah rumah yang lebih besar, tetapi dia tetap tinggal dirumah lama. Yuan Ni kehilangan putrinya, dirinya sendiri tidak merasakan kebahagiaan dan sukacita.” Ayah dan kakak kamu di sini, kemanapun saya tidak mau pergi, kita di Tangshan tidak bisa tidak mempunyai rumah, roh ayah dan kakak kamu bisa kembali, tidak bisa tidak ada tujuan untuk pergi.” (01:23:39)

b. Fang Deng

Fang Deng benar-benar mempunyai keberuntungan dalam hidup, hilangnya keberanian hidup, akhirnya terselamatkan. Saat ini bukan dia yang dulu lagi. Dia mulai menghindari dari masyarakat, tidak mau bicara, tidak ada nafsu makan, kehilangan semua yang indah dan hidup. Setiap kali orang bertanya tentang keluarganya, dia akan berkata : “Saya seorang yatim piatu” atau “Saya tidak ingat.” Semua orang mengira bahwa dia karena akibat dari trauma bencana menjadi sangat ditarik. Semua orang berpikir dia adalah anak yatim piatu, merasa sangat kasihan, sepasang Tentara Pembebasan Rakyat ini mengadopsi anak yatim menyebutkan kasihan Fang Deng kehilangan orang tua.

Ayah : “setelah itu, kamu harus memikirkan sesuatu di masa lalu, bilang sama ayah dan ibu, ayah dapat membantu kamu pergi ke Tang Shan untuk mencari keluarga, yah kan.”

Fang Deng : “saya tidak ingat lagi.” (00:43:29)

Bahkan Fang Deng melawan bukan karena gempa, tetapi karena ibunya telah meninggalkan dia. Karena dia ingin melupakan perkataan ibunya, jadi di tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun,

(5)

menjadi seperti orang bisu. Dia tidak ingin berbalik hidup mulai membenci semua orang yang ada di sekitarnya, dia membenci ketidakadilan sosial, jika dia selalu ingin anak laki-laki, mungkin akhirnya tidak seperti ini. Orangtua angkat dia sangat menyanyangi dia, ketika di perguruan tinggi, orangtua angkatnya ingin menyingkir kan dia kepanikan dari gempa, menghadapi kebenaran, karena ayah angkatnya kebetulan ingin pergi ke Tang Shan untuk pertemuan, dan mengajak Fang Deng pergi, tetapi Fang Deng menolak berkata : “Saya tidak ingin pergi” (00:57:16) karena Fang Deng sudah memutuskan untuk tidak pergi, dan ayahnya hanya bisa berkata : “Oh,baiklah.” (00:57:19)

Bencana membuat Fang Deng menghargai setiap bagian dari hidupnya. Ketika dia tidak sengaja hamil, dan pacarnya membujuk untuk operasi aborsi, dari segi menolak dia dapat terlihat, ketika penghinaan hidup dari pacarnya , berkata :

“Kita sedang jatuh cinta bukan menikah, kamu gimana bisa hamil , Wang Deng ? hamil bukan sebuah masalah besar, ini hanya sebuah kecelakaan, sangat mudah untuk diperbaiki.” (01:16:26)

Fang Deng mendengar pacar yang mencintainya yang penghinaan hidup, sangat marah dan berkata : “Orang lain bisa, saya tidak bisa.” (01:16:46) ” Sudah saya bilang, saya adalah orang Tang Shan, saya terbangun dari atas mobil mayat, ayah saya berbaring di samping saya, kamu hanya tidak mengerti, kamu tidak mengetahui saya.” (01:17:55)

Ini adalah proses keberanian Fang Deng. Tetapi dia masih tidak bisa memaafkan ibunya. Dia berkata kepada ayah angkatnya : “Ibu saya berkata, selamatkan adik, tiga kata ini, di tulis samping ditelinga saya, ayah, saya tidak ingat, saya bukan tidak melupakan.” (01:37:32)

c. Fang Da

Fang Da juga merasa mempunyai tanggung jawabnya yang sangat besar, karena dia adalah satu-satunya harapan ibunya, juga sebagai penerus keluarga Fang. Mamanya terus berharap bahwa dia bisa sekolah hingga ke perguruuan tinggi, namun karena dia meras sekolah bukan lah jalan hidupnya, maka dia memilih untuk pergi merantau ke Hang Zhou mencari pekerjaan. Mamanya merasa sangat khawatir, namun Fang Da terus-menerus menyakinkan ibunya:

Ibu : “Ibu tidak akan memaksa kamu untuk kuliah lagi, kamu jangan pergi”. Fang Da : “bukankan sudah dibicarakan, terlebih aku tidak sendirian”.

Ibu : “tidak ada orang yang bisa menjaga kamu seperti saya, diluar sana berbeda dengan rumah”.

Fang Da : “karenanya saya ingin mencoba kemampuan saya, kalau tidak seumur hidup saya tidak akan tahu”.

Ibu : “Tang Shan sebesar ini tidakkah cukup?

Fang Da : “Tang Shan besar? Mama sendiri liat di TV, orang-orang yang di desa sudah pergi ke Shen Zhen semua, saya bahkan Shi Jia Zhuang saja tidak pernah pergi”. (00:57:30)

Sangat sedih melihat ibunya yang tidak bisa melupakan masalah yang lalu. Dan dia sendiri terus berpikir seandainya pada saat itu ibunya memilih kakaknya akan lebih baik, karena kakak setelah dewasa, pasti masuk ke perguruan tinggi, tidak membuat ibu khawatir, sehingga kakak bisa lebih membuat ibu bahagia.” Masalah ini sudah berlalu bertahun-tahun, kamu tidak dapat seperti ini.” (01:24:02)

Ibu : “Tidak mudah harapan kamu masuk ujian universitas, kamu bahkan tidak ada satupun yang masuk ikut ujian, kamu tidak begitu mengerti? kamu benar-benar sudah membuat saya kecewa.”

Fang Da : “Kecewa, jika tahu dari awal, tahun kemarin kamu lebih baik menyelamatkan kakak saya.” (00:51:02)

3. Faktor Pemulihan Perasaan Fang Deng

Fang Deng sangat membenci ibunya, tidak bisa menerima ibunya, sehingga membuat traumanya tidak dapat dengan mudah sembuh, Fang Deng juga sering mengalami mimpi buruk, bahkan membuat dirinya takut untuk kembali ke Tangshan. Pemulihan psikologis Fang Deng memerlukan waktu yang cukup lama, dikarenakan Fang Deng membutuhkan banyak faktor untuk pemulihannya, berikut beberapa faktor tersebut:

a. Kasih Sayang Dari Kedua Orangtua Angkat

Fang Deng ingin menghindari perlakuan tidak adil dari ibunya. Kemudian, dia merasakan untuk pertama kalinya perasaan walaupun dia adalah seorang anak perempuan, namun mereka tidak menghina dirinya. Dimata kedua orangtua angkatnya Fang Deng sudah seperti anak kandung mereka sendiri, sepenuhnya mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtua angkatnya.

Alasan Fang Deng tidak dapat dekat dengan ibu angkatnya dikarenakan dampak dari kehilangan rasa sayang dari seorang ibu dan pilihan ibu kandungnya. Dikarenakan Fang Deng tidak dapat

(6)

memaafkan ibu kandungnya sendiri inilah yang menyebabkan diriya tidak dapat menerima rasa kasih sayang yang ibu angkatnya berikan.

Ibu : “Seumur hidup saya orang yang paling saya sayang adalah kalian berdua, tetapi kalian semua tidak bersedia bersama saya.”

Fang Deng : “Ibu”

Ibu : “Jangan membenci saya... ” (01:12:15)

Ibu angkat Fang Deng terus memikirkan cara agar dirinya dapat terlepas dari traumanya. Ibunya berpikir bahwa Fang Deng seharusnya pulang ke Tangshan sekali lagi, untuk mencari keluarganya dan berkumpul kembali dengan mereka. “ Kamu sudah dewasa, bisa sendiri pulang ke Tangshan mencari keluargamu, apa yang ayahmu katakan benar, kamu tidak mungkin tidak memiliki keluarga lagi, keluarga, selamanya adalah keluarga.” (01:11:41)

Fang Deng selalu menutup dirinya, tidak bersedia menerima kasih sayang dari ibu angkatnya, hingga pada saat ibu angkatnya jatuh sakit dan meninggal, Fang Deng baru menyadari bahwa dirinya benar-benar menyanyangi kedua orangtua angkatnya, cinta yang tulus yang diberikan kedua orangtua angkatnya, merasakan keadilan yang diberikan oleh orangtua angkatnya.

b. Perasaan Empati

Meskipun hatinya tersentuh karena kasih sayang dari orangtua angkatnya, dapat membuat dia merasakan kebahagiaan, tetapi cedera yang disebabkan oleh ibunya itu tidak dapat dipulihkan, sampai 32 tahun kemudian, dia kembali lagi melihat berita gempa Tangshan di TV, perasaan yang sama-sama manis dan pahit muncul di hatinya. Dia tidak ragu-ragu memutuskan untuk kembali ke Tangshan sebagai penyelamat, karena dia ingat kejadian yang terjadi pada waktu kecil, dia ingin menyelamatkan lebih banyak lagi perempuan, tidak ingin lebih banyak perempuan karena perlakuan keluarganya yang tidak setara sehingga mengorbankan nyawa meraka.

Fang Deng : “Saya harus kembali untuk mengunjungi.” (01:45:25) Suaminya : “Ya, tidak masalah”

Fang Deng : “Saya akan pergi membantu mereka”

Suaminya : “Saya mengerti, kamu ingin melakukan apa semuanya boleh saja.” Psikologi Batson (2010, 359) menyebutkan bahwa alasan kita dapat membantu orang lain, karena pada waktu yang sama terpengaruh oleh egois dan pertimbangan tanpa pamrih. Sayangnya, karena seseorang tidak bahagia dan merasakan sakit, keduanya mendorong kita untuk membantu. Batson menekankan hubungan antara pribadi dengan orang ketika berasosiasi, akan menghasilkan empati. Psikologi Sosial Hoffman (2010, 360) menyebutkan bahwa ketika kita menghasilkan empati, kita akan lebih peduli kepada rasa sakit hati kita sendiri, dan rasa sakit akan focus kepada korban. Simpati yang tulus dan kasih sayang mendorong kita untuk kepentingan vital lain dan membantu mereka. Empati seperti ini terjadi secara alami. ( Lukita N; Oktaviani )

Pengalaman Fang Deng yang tidak baik mendorong penentuan dia menjadi tim penyelamat, selain itu, dia merasa bahagia mendapatkan kasih sayang dari orangtua angkatnya, dia dapat berdiri dan kembali masuk dalam masyarakat. Setelah melihat berita di TV, hati dia muncul rasa empati, membuat dia lebih berpikir tentang penderitaan diri sendiri, dan penderitaan korban bencana.

c. Pengalaman Kembali

Sejak kembali masuk ke Tangshan, Fang Deng telah mempersiapkan diri untuk pemulihan trauma psikologis. Karena ingin membantu para korban, dia berani menghadapi rasa takut dalam hatinya, keegoisan pribadi diletakkan di satu sisi. Dia menyelamatkan lebih banyak korban untuk menebus kesalahan pada waktu itu.

Saat itu dia melihat kaki seorang anak tertekan oleh batu besar, karena tidak ada cara lain untuk menyelamatkan anak itu, ibunya demi untuk anaknya hidup, memilih untuk memotong kakinya. Ibunya mengetahui konsekuensi jika kaki putrinya itu dipotong, tetapi dia lebih suka dibenci putrinya, dan tidak mau putrinya mati. “Anak tumbuh besar membenci saya, biarkan dia membenci saya”. (01:50:30) Melihat ibu itu begitu menyakitkan dan menyedihkan, Fang deng akhirnya menyadari hati seorang Ibu.

d. Membuka Pintu Pengampunan

Tahun 2008 Gempa Tangshan membuat Fang Deng mengalami pengalaman yang baru. Dia kembali merasakan batas kehidupan antara mati dan hidup, melihat situasi dengan kondisi perpisahan mati dan hidup pada saat kecil. Fang Deng tidak pernah berpikir bahwa bantuan bencana kali ini membuat dia dan Fang Da menyerang. Fang Da karena perasaan empati dan kembali ke Tangshan untuk bantuan bencana. Fang Da juga tidak ingin terjadi seperti kondisi dia dan kakaknya pada waktu itu. Fang Da berkata kepada temannya : “Gempa bumi pada tahun 1976 menghancurkan seluruh hidup ibuku, hatinya hancur berkeping-keping. Kau tahu apa yang biasa di katakan ibuku, dia bilang “ kau tidak tahu apa arti kehilangan samai kau benar-benar kehilangan”, rumah-rumah yang hancur bisa di bangun kembali, tetapi hati ibuku tidak akan pernah bisa di kembalikan. Selama 32 tahun, hati ibuku

(7)

tertutupi oleh semua sisa reruntuhan .” ( 01:53:57)

Fang Deng mendengar pembicaraan Fang Da, akhirnya mengerti bahwa ibunya bukan tidak menyanyangi dia, dan bukan sengaja ingin meninggalkannya. Karena kondisi Ibu yang tidak memungkinkan dan harus membuat keputusan. Fang Deng mengerti keadaan memilih salah satu anak dan meninggalkan satu anak, tidak dapat dihindari ada kamu, fnomena kematian saya, dan dia juga akhirnya mengerti bahwa pengertian tradisional ibu juga tidak bisa menghindari untuk lebih menyayangi adik laki-laki, tetapi Ibu sendiri juga sama dengan Fang Da, tidak dapat memaafkan kesalahan diri sendiri, menyalahkan diri sendiri setiap hari untuk hidup, selain itu, Ibunya sendiri demi untuk penebusan bahkan membungkukkan badannya, berlutut di depan dia untuk meminta pengampunan. Jadi melihat Ibunya sendiri merasa bersalah dan berjuang untuk hidup, sebagai anak perempuan tidak mampu bertahan. “ Ibu mohon maaf ke kamu, bagaimana kamu bisa tiba-tiba muncul? Setelah bertahun-tahun, kenapa kamu tidak menghubungiku? Aku kira kamu bersama ayahmu. Aku memikirkanmu, kalian berdua seharian. Aku memikirkan kalian berdua selama 32 tahun, kenapa kamu tidak memikirkanku? Kamu kemana saja? Kenapa kamu tidak kembali, Deng? (01:59:51)

Fang Deng telah mengalami 32 tahun baru dapat terbuka hatinya untuk memaafkan Ibunya, akhirnya melepaskan kebencian yang menghantuinya selama 32 tahun. Karena kasih sayang dari orangtua angkatnya, membuat Fang Deng kembali merasakan kehidupan emosi. Orangtua angkat berkali-kali mengatakan kepada Fang Deng : “Keluarga itu selamanya tetap keluarga”, selamanya tidak pernah berubah. Trauma Fang Deng bisa selama 32 tahun karena seorang anak ditinggalkan oleh Ibunya sendiri, psikologisnya lebih benci, ditinggalkan dari masyarakat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Fang Deng pada masa kanak-kanak terjadi sebuah tragedi, juga tidak dapat hanya dendam kesalahan ibunya, masyarakat juga mempunyai tanggung jawab. Melalui temannya Fang Da mendengar bahwa Fang Da menceritakan masalah sewaktu kecil, dengan tegas dia memastikan ibunya Fang Da akan memutuskan untuk memilih anak laki-laki, dan merelakan anak perempuan. SFaktor sosial menyebabkan ibunya Fang Deng selama dalam keadaan darurat, dalam keadaan terpaksa memilih anaknya Fang Da dan memutuskan untuk merelakan Fang Deng. Hal ini terjadi akibat imajinasi masyarakat, ini akhirnya mengakibatkan Fang Deng merasakan trauma yang sangat besar. Pada saat itu masih sering terjadi konsep anak laki-laki lebih penting daripada anak perempuan, selain Fang Deng, ibunya juga kurangnya kesadaran perempuan, merasa laki-laki prioritas, mengira harus menyediakan anak laki-laki, kalau tidak akan merasa bersalah terhadap keluarga. Kunci kurangnya kesadaran ini adalah masalah perempuan mendapatkan pendidikan. Ketika suaminya meninggal, ibunya kehilangan ketergantungan masalah ekonomi, dimana-mana tidak menemukan pekerjaan. Sehingga penulis menyarankan kepada para pembaca agar menyayangi setiap anak mereka dengan seimbang, agar tidak menimbulkan rasa ketidaksetaraan gender dalam hidup mereka dan mempengaruhi perkembangan psikologi anak yang seperti yang terjadi pada Fang Deng.

REFRERENSI

蔡寶瓊,陳潔華.教育的性別視角 :課室與教學實證研究[M].香港:香港城市大學出版社, 2012. 陈丽,刘娣.震后人均常见的心理困扰及应对策略[J]. 西南交通大学学报(社会科学版), 2008,9(4): 10-11. 東方仁.四川大地震[M].香港:中華書局出版有限公司,192,2008. 冯小刚.唐山大地震 [电影] [Z].中国:中国电影集团公司.2010 孙伊.中国女性在家庭中的地位和权利[J],2009,下载于 http://www.douban.com/group/topic/8124755/ .2009-09-25 / 2014-04-12 李银河.女性主义[M].济南:山东任命出版社,2005. 李银河.妇女:最漫长的革命:当代西方女性主义理论精远[M].北京:中国妇女出版社,2005. 刘泗翰.性/ 别:多元时代的性别角力[M].台北:书林出版. 216,2004. 刘东皋.读论语学管理之三─唯女子与小人难养也。近之则不逊,远之则怨 [J],2010,下载于 http://lms. ctl.cyut.edu.tw/2006123/doc/67981. 2010-11-15 / 2014-06-25 罗慧兰.女性学[M].北京:中国国际广播出版社.3 : 23-25,62-63,2003

(8)

南储鑫.扭转男女不平等观念的重要举措[J],2013,下载于

http://www.wsic.ac.cn/academicnews/84838.htm.2013-12-03/ 2014-03-25 妥立明.浅谈现价段我国男女不平等的问题[J],2012,下载于

(9)

彭飞.心理咨询[M].北京:北京燕山出版社,2010. 郭爱妹.女性主义心理学[M].三上海:上海教育出版社,2006, 王圭宁.中国女性的定位与女性权利的走向,2007,下载于 http://article.chinalawinfo.com/Article_Detail.asp?ArticleID=44246 . 2007/2014-04-17 杨慧.“男女平等的不同认识及其成因剖析——从社会性别理论视角” [J].安徽大学(哲学社会 科学版),2005,5:2-7,2005 下载于 http://www.docin.com/p-705033710.html . 2005-09 / 2014-03-26 杨智辉,王建平.205 名癌症病人创伤后应激障碍症状分析 [J].北京师范大学心理学院,2007, 1 : 1 ,下载于 http://wenku.baidu.com/view/e5958abd65ce0508763213f3.html . 2007/2014-07-05 张海盈.地震后心理援助应该分五个阶段,,,,2008,下载于 http://news.eastday.com/c/20080523/u1a3608793.html.2008-5-23 /2014-06-25 中华全国妇女联合会.中国妇女[M].北京:五洲传播出版,2004.

David, A. (2004). Buku Saku Psikiatri. Jakarta : EGC.

Lukita, N, Oktaviani. (2013). Prilaku Altruistik Pada Tokoh Yumo Dalam Film The Flowers Of War . diakses 20 Juli 2014 dari

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab4/2012-2-00953-MD%20Bab4001.pdf Martam. S.I. (2009). Mengenali Trauma Pasca Bencana, diakses 26 Juni 2014 dari

http://www.pulih.or.id/res/publikasi/news_letter_14.pdf

Nio, J.L. (2013). Peradaban Tionghoa Selayang Pandang. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia Nurhayati. Hj. (2008). Peran Gender Dalam Pengambilan Keputusan Pelayanan Kebidanan Pada

Persalinan Multigravida Di Rumah Bersalin Sari Simpang Limun, diakses 28 Juni 2014 dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23854/7/Cover.pdf dan http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23854/4/Chapter%20II.pdf

Prama. G. (2006) . Kebahagiaan yang Membebaskan:Menghidupkan Lentera di dari dalam Diri , Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Hal : 28.

Soetjipto,A dan Pande Trimayuni (ed.). (2013). Gender dan Hubungan Internasional. Yogyakarta: Jalasutra

Sudarma.M. (2008) Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika, Hal : 224-225. Tim Pelopor. (2005). Pembangunan Berperspektif Gender. Jakarta : Dian Rakyat

Yusooff. F. (2011). Corak Komunikasi Keluarga Dalam Kalangan Melayu Di Terengganu (bagian 2), diakses 22 Desember 2013 dari

http://www.ukm.my/jhadhari/makalah/v3n22011/makalah-v3n2-n3.pdf

RIWAYAT PENULIS

Andriani Sinarsih, lahir di kota Jakarta pada tanggal 11 April 1992. Penulis menamatkan pendidikan

SMA di SMA RICCI I pada tahun 2010. Penulis menamatkan program S1 Jurusan Sastra China di Universitas Bina Nusantara pada tahun 2014.

Yuvina Handani, lahir di kota Bagansiapiapi pada tanggal 20 Juni 1992. Penulis menamatkan

pendidikan SMA di SMA Methodist Bagansiapiapi pada tahun 2010. Penulis menamatkan program S1 Jurusan Sastra China di Universitas Bina Nusantara pada tahun 2014.

Cendrawaty Tjong, lahir di Jakarta pada tanggal 4 Mei 1978. Tahun 2008 lulus dari Universitas

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis regresi berganda menunjukkan faktor manajemen peternak yang memengaruhi CR adalah jenis hijauan yang diberikan ke ternak dengan besar faktor 0,199

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis berkesimpulan bahwa menghadirkan hati adalah dengan mengingat Allah ketika sedang melaksanakan shalat, jika seseorang

Pada saat di bawah mikroskop, mineral yang diamati menampakkan bentuk yang bervariasi antara anhedral sampai subhedral, bentuk anhedral-subhedral tadi menjelaskan

Hal ini dikemukakan oleh Nastiti, N.D (2019:61) yang mengungkapkan bahwa motivasi kewirausahaan merupakan faktor yang paling mempengaruhi mahasiswa terhadap kesiapan

Pengujian tegangan regangan beton dilakukan dengan cara memberi beban pada benda uji beton silinder sampai mencapai kondisi failure (inelastis).Dari keseluruhan

Besaran biaya perjalanan dinas Tim Penggerak PKK mengacu/berpedoman dan berdasarkan pada Peraturan Bupati Nomor 43 Tahun 2013 tentang Perjalanan Dinas Dalam

Hasil analisis crosstab antara body image dengan perilaku diet pada remaja putri di SMAN 10 Makassar, dapat diketahui bahwa remaja putri yang memiliki body

I III-b PENYULUH NARKOBA AHLI PERTAMA SIE PENCEGAHAN BIDANG PENCEGAHAN DAN DAYAMAS BNNP SULAWESI TENGGARA. BNNP SULAWESI