• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. KAJIAN PUSTAKA. 5 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. KAJIAN PUSTAKA. 5 Universitas Kristen Petra"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pernikahan (Wedding)

Wedding is “a marriage ceremony and any celebrations such as a meal or a party which follow it; wedding cake / dress / invitation / present / reception” yang berarti adalah sebuah upacara penggabungan atau perkawinan yang disusul dengan sebuah perayaan baik pesta maupun makan bersama: kue pernikahan / baju / kartu undangan / hadiah / penyambutan (Cambridge Dictionary).

2.1.1 Pengertian Pernikahan Barat

Sejarah pernikahan ala western ini terjadi pada abad ke-13 ketika itu, Sri Paus III menerapkan suatu masa tunggu antara pertunangan dan pernikahan serta cincin sebagai jaminan pertunangan. Masyarakat Italia pada abad pertengahan percaya bahwa berlian diciptakan di dalam nyala api cinta, karena itu berlian dijadikan sebagai pilihan cincin kawin yang romantis.

“Mengikat sebuah simpul” adalah ungkapan dari zaman Roma, ketika pengantin wanita mengenakan korset untuk melindungi kesuciannya. Korset itu dihubungkan pada suatu simpul dan mempelai pria akan mendapatkan sebuah kegembiraan untuk melepas ikatan simpul pada korset tadi. Banyak orang percaya bahwa gaun pengantin berwarna putih dipopulerkan oleh Anne of Brittany pada tahun 1499, dan ada juga yang mengatakan bahwa Ratu Victoria adalah orang pertama yang menikah dengan gaun berwarna putih pada tahun 1840-an. Pengantin wanita cukup dengan mengenakan pakaian terbaik mereka sebelumnya, namun pada saat ini, memakai gaun pengantin berwarna putih melambangkan sebagai simbol kegembiraan, kebahagiaan, dan kemakmuran. Pengapit yang mengenakan pakaian berwarna putih dilambangkan jalan murni menuju kebahagiaan, sedangkan bunga mawar di sepanjang jalan pengantin diperkirakan untuk memimpin mereka kepada masa-masa depan yang manis dan makmur.

Negara yang mengikuti tradisi cara pernikahan ini merupakan negara Eropa, Amerika, serta negara lainnya yang terletak di wilayah bagian barat dunia sehingga diberi sebutan “western” style oleh seluruh dunia. Mayoritas dari negara Eropa, Amerika, dan negara di wilayah bagian barat lainnya, pada umumnya

(2)

sebelum atau sesudah perjamuan, toast akan dilakukan dengan mengharapkan agar kedua mempelai akan berbicara dan mengucapkan terima kasih kepada para tamu undangan yang datang ke acara pernikahan mereka. Setelah mengucapkan speeches kedua mempelai memulai dengan dansa pertama mereka (first dance) yang biasanya disebut dengan bridal waltz. Setelah kedua mempelai berdansa, biasanya mempelai pria “menyerahkan” mempelai wanita kepada ayah dari mempelai wanita untuk berdansa bersama dengan putrinya. Bersamaan dengan bridal waltz, para tamu diundang pula untuk berdansa bersama. Setelah pesta selesai, kedua mempelai akan meninggalkan para undangan dengan mengendarai mobil yang telah didekorasi. Trend yang dilakukan saat ini adalah memutar video klip pada saat perjamuan makan malam mereka. Video klip yang diputar biasanya cerita tentang awal pertemuan mereka. Selain terdapat video klip, terdapat foto-foto yang diputar dan dilatar belakangi dengan musik yang lembut.

Wedding cake ditampilkan hingga akhir acara. Biasanya di tengah-tengah kedua mempelai berdansa, kedua mempelai memotong kue pengantin dan mereka saling menyuap kue pengantin tersebut. Setelahnya, kue pengantin tersebut dipotong dan kemudian dibagikan untuk para undangan (Daniels 47).

2.1.2 Tradisi Gaun Pengantin

Sepanjang sejarah, wanita mencoba untuk membuat pakaian pernikahan yang spesial yang disesuaikan dengan perayaannya dengan maksud untuk membuat pengantin wanita terlihat lebih cantik. Pada tingkat teratas, putri-putri kerajaan selalu mencoba menjadi putri yang paling menarik dan cantik pada hari pernikahannya. Pada jaman Medieval, sangat penting bagi pengantin wanita untuk terlihat menarik guna menunjukkan penghargaan bagi negaranya. Pada masa itu, mereka biasanya menggunakan material seperti sutra, satin, kain-kain yang diberi emas dan perak. Warna yang digunakan ada bermacam-macam antara lain merah, ungu, hitam. Umumnya pakaian yang digunakan dijahit dengan batu-batu berharga seperti berlian, ruby, saphir, jamrud, dan mutiara sehingga pengantin wanita terlihat berkilau dan bercahaya dibawah sinar matahari. Tentu saja gaun yang dijahit menggunakan batu berharga ini sangat tebal dan berat.

(3)

Gaun pengantin sendiri pada mulanya memiliki bermacam-macam warna. Gaun pengantin yang berwarna putih atau gading biasanya digunakan untuk pengantin tradisional, namun, ternyata tidak selamanya demikian. Pada tahun 1800-an pengantin biasanya menggunakan warna-warna seperti biru, merah muda, hijau, coklat tua, bahkan hitam lebih banyak dipakai daripada putih dan gading.

Putih atau variasi dari putih menjadi pilihan favorit dan melambangkan kemurnian dan kesucian wanita, namun, bukan yang praktis dalam penggunaannya dan tidak selalu menjadi pilihan favorit. Biru digunakan pengantin wanita pada tahun 1870 dimana gaunnya bisa dilihat di Museum London dengan asosiasi perawan Mary merupakan simbol kesucian yang lain yang juga melambangkan keabadian cinta. Pengantin wanita yang menggunakan warna biru percaya calon suami mereka akan jujur kepada mereka, walaupun gaun yang digunakan bukan biru, mereka menggunakan warna biru untuk hal yang lain. Ini merupakan tradisi lain yang masih bertahan hingga saat ini. Warna merah muda merupakan warna yang terkenal lainnya dengan pertimbangan yang paling cocok untuk sebuah May Wedding. Hijau merupakan warna yang kurang terkenal karena dipercaya membawa kesialan, sedangkan warna coklat dipercaya membuat pengantin tidak berhasil dengan kehidupan di kota. Warna kuning yang cerah merupakan variasi yang terkenal bahkan sempat menjadi trend di abad ke 18 (Sejarah Pakaian Pengantin, par. 4).

2.1.3 Upacara Pernikahan di Surabaya Ala Western

Dalam acara resepsi pernikahan jaman sekarang di Kota Surabaya ini kini mengikuti trend Eropa. Seperti pada contohnya mempelai jalan bersamaan menuju ke pelaminan, pakaian wedding dress berwarna putih serta untuk mempelai pria menggunakan jas. Terdapat pula acara klimaks yaitu wedding kiss yang dulunya dilaksanakan bersamaan dengan acara potong tart kini lebih di ekspos. Sesuai dengan perkembangan zaman modern, muncul ide-ide yang brilliant sehingga memudahkan calon pengantin untuk merencanakan acara pernikahannya. Dengan adanya Event Organizer contohnya, ide ini diambil dari masyarakat Negara Amerika yang biasanya menggunakan jasa Wedding Planner.

(4)

Wedding Planner atau Event Organizer sendiri bertugas untuk mengatur jadwal-jadwal bagi si calon pengantin untuk bertemu dengan vendor-vendor yang lain, susunan acara prosesi dan resepsi pernikahan. bila perlu, Wedding Planner/ Event Organizer dapat membantu mewakili calon pengantin seperti pada contohnya, memilih kartu undangan, souvenir, dan sebagainya. Berikut merupakan jadwal acara prosesi dan resepsi pengantin yang biasanya dilakukan di Kota Surabaya.

a. Prosesi Liauw Tiaa

Prosesi pengantin yang biasanya dilakukan di Kota Surabaya ini menggunakan adat tradisional Cina yang sudah dimodifikasi. Konon katanya, 1 minggu sebelum hari “H” kedua calon pengantin tidak diijinkan untuk bertemu. Dikarenakan menurut kepercayaan apabila kedua calon pengantin bertemu maka dikhawatirkan dapat terjadi malapetaka di dalam kehidupan rumah tangganya. Sedangkan, pada malam hari sebelum hari “H” berlangsung. Mempelai wanita akan mempelai wanita untuk mempelai wanita yang sebentar lagi akan keluar rumah dan tinggal bersama calon suaminya. Di dalam pesta ini, biasanya mempelai wanita akan mengundang saudara-saudara, keluarga serta teman-teman/relasi untuk acara makan-makan di rumahnya. Pada malam ini, calon mempelai boleh digoda sepuas-puasnya oleh teman-teman putrinya. Malam ini juga sering dipergunakan untuk kaum muda pria melihat-lihat calonnya (mencari pacar).

(Bagi yang beragama Budha)

b. Upacara Sembahyang Tuhan Cio Tao

Di pagi hari ada upacara hari pernikahan, diadakan Cio Tao. Namun, ada kalanya upacara ini diadakan pada tengah malam menjelang pernikahan. Upacara Cio Tao ini terdiri dari:

 Penghormatan kepada Tuhan

 Penghormatan kepada alam

 Penghormatan kepada leluhur

 Penghormatan kepada orang tua

(5)

Meja sembahyang berwarna merah 3 tingkat. Di bawahnya diberi 7 macam buah, antara lain srikaya, lambang kekayaan. Di bawah meja harus ada jambangan berisi air, rumput berwarna hijau yang melambangkan alam nan makmur. Di belakang meja ada tampah dengan garis tengah 2 meter dan di atasnya ada tong kayu berisi sisir, timbangan, sumpit, dan lain - lain yang semua itu melambangkan kebaikan, kejujuran, panjang umur, dan setia. Kedua mempelai memakai pakaian upacara kebesaran Cina yang disebut baju “Pao”. Mereka menuangkan teh sebagai tanda penghormatan dan memberikan kepada yang dihormati, sambil mengelilingi tampah dan berlutut serta bersujud. Upacara ini sangat sakral dan memberikan arti secara simbolik.

c. Prosesi Lempar Beras Kuning dan Payung Merah

Pada hari “H” sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan, calon pengantin akan melakukan prosesi lempar beras kuning dan payung merah. Prosesi ini dilakukan bertujuan untuk mengusir bala-bala yang mengganggu kehidupan rumah tangga calon pengantin di akan datang. Menurut kepercayaan adat Cina, mempelai pria yang datang jam serta waktu harus ditentukan dengan hongsui nya. Ketika waktu yang ditentukan telah tiba, mempelai pria akan menjemput mempelai wanita di rumahnya. Ketika akan memasuki rumah mempelai wanita, mempelai pria akan memakai payung merah dan salah seorang yang paling tua diantara keluarga mempelai wanita (biasanya oma dari mempelai wanita) akan melemparkan beras kuning ke arah mempelai pria. Gunanya adalah mengusir bala-bala yang melekat di tubuh mempelai pria yang dipercaya merusak kehidupan rumah tangga pengantin. Pada waktu prosesi ini berlangsung, kedua orang tua dari mempelai wanita tidak boleh melihat mempelai pria sama sekali dari prosesi lempar beras kuning dan payung merah hingga prosesi temu manten selesai. Dikarenakan menurut adat Cina, dikhawatirkan mempelai pria akan “jiong” yang berarti “tidak cocok” dengan orang tua mempelai wanita setelah menikah nanti. Kedua orang tua dari pihak mempelai wanita dapat diijinkan bertemu dengan kedua mempelai setelah prosesi temu manten selesai.

d. Prosesi Pemasangan Jas dan Tutup Slayer

Untuk mempelai pria, prosesi ini dilakukan di rumah di dalam kamar mempelai pria. Yaitu kedua orang tua dari mempelai pria memasangkan jas

(6)

kepada mempelai pria, sarung tangan, dan korsase. Yang memiliki arti, kedua orang tua dari pihak mempelai pria menyiapkan anaknya (mempelai pria) untuk memiliki kehidupan yang baru. Sedangkan untuk mempelai wanita, prosesi ini dilakukan di rumah di dalam kamar mempelai wanita. Yaitu kedua orang tua dari mempelai wanita menutup slayer (kerudung pengantin) mempelai wanita. Yang memiliki arti, kedua orang tua dari mempelai wanita menyiapkan anaknya (mempelai wanita) untuk keluar dari rumah dan akan segera menikah.

e. Prosesi Temu Manten

Zaman dahulu adat tradisional Cina mengatakan bahwa yang boleh melihat wajah mempelai wanita hanyalah mempelai pria saja. Pembukaan tutup slayer pada jaman dahulu dilakukan ketika kedua mempelai masuk ke dalam kamar pengantin. Konon katanya, apabila slayer mempelai wanita terbuka secara tidak sengaja (tertiup angin/jatuh) sebelum acara pernikahan, maka dikhawatirkan akan terjadi malapetaka dalam kehidupan rumah tangganya. Seiring dengan perjalanan waktu, adat tradisional ini telah dimodifikasi menjadi lebih sederhana. Tercampur dengan budaya Eropa yang bebas dan suka mengekspos, maka pengantin kini dapat dilihat oleh siapa saja.

Setelah prosesi tutup slayer selesai, orang tua dari mempelai wanita harus “sembunyi” di tempat lain sehingga tidak akan bertemu dengan mempelai pria. Prosesi temu manten adalah prosesi dimana mempelai pria bertemu dengan mempelai wanita saja. Mempelai pria akan mengetuk kamar dari mempelai wanita kemudian dibantu oleh keluarga wanita untuk membalik tubuhnya dan berjalan mundur, hal yang sama juga dilakukan dengan mempelai wanita. Setelah punggung mereka bersentuhan, maka kedua mempelai diijinkan untuk saling berbalik dan melihat satu sama lain. Mempelai pria kemudian membuka slayer dari mempelai wanita. Arti dari prosesi ini adalah mempelai pria haruslah orang luar pertama yang melihat wajah istrinya. Sehingga menurut adat Cina diharapkan pernikahan mereka akan langgeng selamanya. Setelah membuka slayer mempelai wanita, mempelai pria akan mencium kening mempelai dan prosesi temu manten telah selesai. Setelah prosesi ini selesai, biasanya pengantin melakukan pemberkatan nikah (untuk masyarakat yang beragama Kristen atau Katolik) atau

(7)

f. Prosesi Cin Ciu

Pada sore hari menjelang acara resepsi pernikahan, kedua mempelai melakukan prosesi cin ciu. Cin Ciu memiliki arti dari bahasa mandarin yaitu kata cin yang artinya emas dan ciu yang artinya adalah arak. Pada prosesi ini kedua mempelai menghormati keluarga dekat yang lebih tua atau yang sudah menikah dengan memberikan minuman arak/wine yang kemudian seiring dengan perkembangan jaman kini diganti oleh teh atau minuman soda. Setelah kedua mempelai memberikan minuman tersebut, keluarga dari kedua mempelai (yang diwakili oleh 1 pasang kepala keluarga) memberikan angpao atau perhiasan sebagai balasannya. Setelah acara cin ciu selesai, dilanjutkan dengan masuknya kedua mempelai ke resepsi.

2.1.4 Resepsi Acara Pernikahan Di Surabaya Ala Western

Resepsi pernikahan ini biasanya dilaksanakan setelah upacara pernikahan selesai. Kedua mempelai menunggu di suatu ruangan yang telah disediakan sambil menunggu acara masuknya kedua mempelai ke pelaminan. Berikut merupakan jadwal acara pernikahan ala western yang biasanya dilakukan di Kota Surabaya.

a. Acara kedua mempelai menuju ke pelaminan

Pada malam hari H setelah para tamu undangan memasuki ruangan, kedua mempelai akan memasuki ruangan pesta. Diawali dengan masuknya kedua orang tua dari mempelai pria (secara berpasangan) kemudian orang tua dari mempelai wanita (secara berpasangan) menuju ke pelaminan. Setelah itu, MC akan memanggil kedua mempelai menuju ke pelaminan. Terdapat kepercayaan pula bahwa ketika kedua mempelai berjalan menuju pelaminan, mempelai wanita harus di sebelah kanan (dari arah depan pelaminan) mempelai pria. Karena apabila sampai terbalik, dikhawatirkan akan terjadi malapetaka di dalam kehidupan rumah tangganya.

b. Acara Pyramid Toast

Acara toast ini dilakukan oleh kedua mempelai, yaitu menuangkan champaigne/wine ke dalam pyramid toast (gelas toast yang disusun 6/8 susun sehingga membentuk sebuah pyramid) yang telah disiapkan sebelumnya. Arti dari

(8)

pyramid toast ini adalah kedua mempelai akan membangun kehidupan rumah tangga yang bahagia, memiliki banyak keturunan, serta sampai tua bersama selamanya. Dalam menuang champaigne/wine juga harus diperhatikan. Gelas toast tidak boleh sampai jatuh/pecah karena dipercaya apabila sampai terjatuh/pecah maka akan terjadi sesuatu di dalam kehidupan rumah tangga pengantin di masa yang akan datang.

c. Acara Food Parade

Acara ini biasanya dilakukan di restoran/hotel, yaitu para pelayan restoran/hotel akan membentuk suatu formasi dengan membawa hidangan pembuka ke panggung dan setelah berjalan sesuai formasi, pelayan tersebut menghidangkan ke para undangan.

d. Acara Bebas

Dimana di dalam acara ini berlangsung, para pendukung acara siap tampil untuk memeriahkan pesta. Biasanya terdapat acara sumbangan suara, nyanyian, tarian, showtime artist, pesulap, illusionist, dan lain - lain. Semua pendukung acara yang akan tampil sebelumnya telah di request oleh kedua mempelai menurut budget yang telah disediakan.

e. Acara Potongan Tart

Pemotongan kue tart dilakukan oleh kedua mempelai secara bersamaan. Setelahnya, kedua mempelai akan saling suap dan kemudian kedua mempelai akan menyuapkan kue pengantin ke kedua orang tua dari mempelai pria serta wanita. Apabila masih memiliki oma, kedua mempelai juga akan menyuapkan kue tersebut ke oma mereka.

f. Acara Wedding Kiss

Di beberapa waktu yang lalu, acara wedding kiss ini dilakukan di samping kue tart setelah acara pemotongan tart selesai, namun, seiring perkembangan jaman yang semakin modern, mengikuti trend Eropa acara wedding kiss ini kini di ekspos. Biasanya di dalam acara ini pengantin akan melakukan wedding dance pada awalnya dan pada akhir dari lagu tersebut, pengantin akan melakukan wedding kiss.

(9)

g. Acara lempar bunga handbouquet

Di akhir acara resepsi ini, mempelai wanita akan melemparkan handbouquet bunga miliknya. Para relasi/saudara dari kedua pihak mempelai berhak untuk mengambilnya. Cara prosesi ini adalah para wanita akan berbalik ke belakang (sehingga mempelai tidak dapat melihat para wanita tersebut) dan melemparkan bunga handbouquet tersebut dipercaya akan menjadi pengantin yang selanjutnya akan menikah dan akan berbahagia selamanya.

2.2 Pengertian Jasa Pernikahan

Perusahaan yang bergerak di bidang jasa pernikahan akan berusaha memberikan pelayanan kepada konsumennya dengan cara menyediakan segala macam keperluan yang dibutuhkan oleh calon pengantin maupun keluarganya agar memudahkan calon pengantin dalam melaksanakan hari pernikahan mereka. Dengan demikian dapat disimpulkan definisi dari jasa pernikahan adalah:

Perusahaan yang bergerak di bidang jasa dimana tugas utamanya adalah membantu calon pengantin dalam merancangkan maupun melaksanakan pernikahannya dengan lebih mudah. Dengan demikian bisnis layanan pernikahan atau wedding service tidah hanya berdiri sebagai jasa tunggal yang dapat berdiri sendiri, namun terdiri dari berbagai macam layanan yang saling mendukung dan saling melengkapi satu sama lain.

Perusahaan yang bergerak di bidang jasa ini merupakan bisnis jasa yang sifatnya kompleks karena di dalamnya terdapat berbagai macam jenis jasa yang ditawarkan. Jasa-jasa tersebut saling mendukung dan saling melengkapi antara jasa yang satu dengan jasa yang lain. Hal ini disebabkan karena kebutuhan calon pengantin dan keluarganya sangat banyak dan kompleks dalam mempersiapkan hari pernikahannya. Jenis jasa yang merupakan core produk dari wedding service adalah:

a. Tata Rias

Rias pengantin merupakan proses dimana wedding service membuat pengantin pria maupun pengantin wanita agar tampil beda dari hari-hari biasanya sehingga saat hari pernikahan berlangsung kedua mempelai akan tampil istimewa. Pada

(10)

proses ini wedding service harus mampu membaca mode apa yang sedang digemari oleh masyarakat dan menyesuaikannya dengan kepribadian pengantin. Tata rias yang umumnya diberikan oleh wedding service adalah:

 Tata rias pengantin wanita

 Tata rias pengantin pria

 Tata rias pengapit wanita

 Tata rias pengapit pria

 Tata rias malam widodaren

 Tata rias keluarga pengantin

 Pembetulan tata rias

Test tata rias

b. Kostum Pengantin dan Aksesoris Perlengkapannya

Kostum pengantin yang disediakan akan lebih menarik jika kostum-kostum yang disediakan oleh wedding service dengan mode busana yang sedang trend karena pengantin akan tampil lebih percaya diri. Wedding service juga harus menyediakan aksesoris perlengkapannya karena hal ini akan menjadi daya tarik sendiri bagi konsumen.

c. Perawatan

Perawatan sangat diperlukan oleh pengantin sebelum melangsungkan hari pernikahannya dengan tujuan untuk menyempurnakan apa yang menjadi kekurangan dan agar dapat tampil beda dengan hari-hari biasanya.

Jenis perawatan yang disediakan oleh wedding service adalah:

 Perawatan wajah di mana merupakan suatu proses memperindah kulit wajah dengan jangka waktu satu bulan sebelum pernikahan atau sesuai permintaan klien agar wajah tampak lebih indah.

 Perawatan tubuh dimana merupakan suatu proses membentuk bentuk tubuh agar kelihatan lebih indah dan proporsional, misalnya dengan program pelangsingan, pembentukkan kaki, dan sebagainya. Perawatan tubuh diberikan tiga bulan sebelum hari pernikahan atau sesuai dengan permintaan klien.

(11)

d. Dekorasi

Untuk lebih menyemarakkan suasana perkawinan, maka lingkungan yang berhubungan dengan pengantin harus dibuat seindah mungkin. Dalam rangka mewujudkan keindahan tersebut maka diperlukan dekorasi yang baik pula. Dekorasi yang disediakan oleh wedding service pada umumnya adalah:

 Dekorasi bunga tangan

 Dekorasi kamar pengantin

 Dekorasi panggung dan tempat pelaminan

 Dekorasi tempat atau gedung

 Dekorasi mobil

 Dekorasi kue pengantin e. Entertainment

Entertainment atau hiburan meliputi:

Master of ceremony

 Band / penyanyi

 Penari latar

Wedding Consultant

Wedding Consultant merupakan jasa yang tidak terlihat hasilnya secara langsung karena hanya dapat dirasakan hasilnya. Di sini konsultan berperan aktif dalam memberikan informasi-informasi serta nasihat-nasihat yang diperlukan oleh calon pengantin dalam memasuki hidup baru. Jasa layanan ini lebih menekankan aspek psikologis dari calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan.

2.2.1 Event Organizer

Event berasal dari bahasa Inggris yang bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia mempuyai arti peristiwa atau kejadian. Sedangkan Organizer memiliki arti dalam Bahasa Indonesia organisator. Organisator memiliki peran mengatur informasi, kegiatan, proyek, dan obyek konkrit dengan cara yang kohesif dan efisien. Seorang organisator biasanya dikenal karena kemamnpuannya untuk menyusun secara sistematis, mengelompokkan dan mengatur apa yang ada di hadapannya dengan cara yang teratur dan logis (Deskripsi, 2005).

(12)

Untuk menyiapkan sebuah acara (event), dibutuhkan serangkaian tahapan. Mulai dari perencanaan, persiapan, pendanaan, sampai prosedur teknis kegiatan itu sendiri dari awal sampai akhir.

Sebelum menggelar sebuah acara, untuk tingkat kelurahan saja misalnya, pastinya akan dibentuk semacam panitia. Panitia ini adalah sebuah tim yang terdiri sekelompok orang dengan pembagian tugas masing-masing agar seluruh rangkaian acara atau kegiatan itu bisa terselenggara. Sukses tidaknya acara itu, tergantung penuh pada kesiapan, koordinasi dan kinerja panitia.

Kebutuhan sebuah penggorganisasian yang matang dalam mempersiapkan dan menggelar sebuah acara ini menjadi peluang dalam bisnis jasa. Bukanlah hal baru jika di banyak kota, khususnya kota besar, sudah muncul dan berkembang beberapa jasa “panitia” yang bisa mengorganisir berbagai macam acara dan kegiatan. Perusahaan yang menawarkan jasa seperti ini dikenal sebagai “Event Organizer”.

Dengan ini Event Organizer adalah jasa penyelenggara kegiatan, merupakan usaha yang dilakukan untuk mempermudah perwujudan ide atau rencana menggelar sebuah event. Event ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti penyelenggaraan pameran, pameran konvensi. (Event Organizer, 54)

Organizer mempunyai ruang lingkup kerja yang luas, sesuai jenis event yang ada dan perkembangannya. Kebanyakan dari kita masih mengganggap bahwa organizer hanya untuk pentas musik saja. Padahal organizer adalah sekelompok orang yang terdiri dari tim pelaksana, tim pekerja, tim produksi, dan tim manajemen yang melakukan tugas operasional suatu program acara atau melakukan pengorganisasian untuk mewujudkan suatu program acara (Suseno 13-14).

2.2.2 Wedding Organizer

Wedding organizer adalah suatu jasa khusus yang secara pribadi membantu calon pengantin dan keluarga dalam perencanaan dan supervisi pelaksanaan rangkaian acara pesta pernikahan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Setiap pengantin adalah unik dan berbeda, sehingga tidak semua

(13)

pasangan pengantin memerlukan jasa wedding organizer. Berikut ini beberapa alasan kapan saat yang tepat membutuhkan bantuan jasa tersebut:

a. Waktu yang sangat berharga

Calon pengantin atau keluarga sibuk terikat dengan aktivitas pekerjaan yang tinggi sehingga sulit meyisakan waktu yang cukup untuk menyiapkan sendiri segala perencanaan dan perlekengkapan acara pesta pernikahan.

b. Efisiensi waktu dan tenaga

Pada pesta pernikahan banyak hal yang harus diselesaikan, sehingga dibutuhkan waktu dan tenaga yang cukup untuk menyelesaikan. Salah satu cara dengan memanfaatkan semua infromasi mengenai pernikahan yang disediakan oleh seorang wedding organizer, sehingga dapat mengehmat waktu dan tenaga.

c. Penampilan yang sempurna

Pesta pernikahan akan menjadi kenangan seumur hidup. Kesiapan fisik dan mental yang sempurna adalah kunci dari segalanya. Kerjasama yang terpadu antara pasangan pengantin, keluarga, dan sebuah tim yang profesional akan membantu mewujudkannya.

2.3 Pengertian Ruang Perancangan 2.3.1 Retail

Kata retail berasal dari Bahasa Inggris yang berarti penjual eceran. Pada perkembangannya, retail sendiri memiliki arti penjual barang-barang, biasanya dalam jumlah sedikit (kecil atau eceran) kepada masyarakat umum dan tidak untuk dijual kembali. Suatu usaha dapat dikatakan sebuah retail, jika telah memiliki beberapa buah outlet yang menjual barang-barang yang sama pada saat yang sama dengan nama yang sama pula.

Salah satu tugas utama retail adalah memperlihatkan perubahan gaya hidup, kebutuhan dan selera konsumen. Dalam menghadapi persaingannya, retail yang baik harus memiliki barang yang diinginkan konsumen, menawarkan pelayanan terbaik, serta memiliki desain toko yang mampu menarik perhatian konsumen. Secara umum, retail terbagi menjadi 2, yaitu specialty stores dan general merchandise stores. Specialty stores menawarkan penjualan satu jenis barang dengan jenis barang lain yang masih bersangkutan, seperti toko pakaian,

(14)

toko bunga, toko perlengkapan rumah tangga, toko sepatu, optik, apotek, toko bangunan, dan lain-lain. Sedangkan general merchandise stores memiliki variasi dalam produk jualnya seperti department store (Ferguson 94).

Sebuah toko seharusnya memiliki klasifikasi (Mun 15) antara lain:

 Khusus menjual jenis barang yang istimewa

 Khusus untuk golongan usia tertentu

 Membidik pada volume penjualan

 Berkenaan dengan penjualan yang eksklusif

 Merupakan cabang dari berbagai grup

 Tempat menjual yang bebas

Metode penjualan dalam retail dapat dibagi menjadi 3, yaitu: a. Personal service

Merupakan metode tradisional, dimana pembeli dilayani oleh seorang asisten penjual yang biasanya berada di belakang meja counter. Dimana pada akhir pembelian asisten penjual menerima pembayaran dan membawanya ke bagian kasir dan menyerahkan tanda lunas barang tersebut.

b. Self selection

Metode penjualan dimana pembeli dapat memegang, memilih, serta membandingkan kemudian membawanya ke kasir untuk dibayar dan dibungkus. c. Self service

Metode penjualan dimana pembeli dapat berkeliling di dalam toko, mengambil barang yang dikehendakinya dan dengan usaha sendiri pula membawanya ke kasir untuk dibayar dan dibungkus. Dengan demikian, pembeli melayani dirinya sendiri (Beddington 86).

Ada beberapa macam penataan layout untuk retail :

a. Straight plan, merupakan tipe yang paling ekonomis dan bisa diadaptasikan pada jenis apapun barang yang dijual,mulai dari toko obat, toko sepatu dan lainnya.

(15)

Gambar 2.1 Layout straight plan Sumber: Barr (1990, p.47)

b. Pathway plan, biasanya digunakan pada retail yang ukuran besar, lebih dari 5000 m2 dan terletak pada lantai yang sama. Merupakan gabungan dari variasi bentuk display cocok untuk para pembeli yang efisien tidak suka berlama-lama di retail.

Gambar 2.2 Layout pathway plan Sumber: Barr (1990, p.47)

c. Diagonal plan, untuk self-services stores, diagonal plan paling optimal. Letak kasir terletak pada bagian tengah ruangan

Gambar 2.3 Layout diagonal plan Sumber: Barr (1990, p.47)

d. Curved plan, untuk boutique, salon dan beberapa macam tipe toko lain yang mengedepankan high-end merchanide, tipe ini bisa menghasilkan kesan

(16)

mengundang, suasana yang khusus untuk pembeli. Tema retail ini menekankan pada dinding dan plafon serta sudut dinding

Gambar 2.4 Layout curved plan Sumber: Barr (1990, p.47)

e. Varied plan, untuk produk yang membutuhkan banyak tempat buat stok barang, contohnya sepatu dan baju jadi bagian bawah lemari bisa dijadikan tempat menyimpan box-box sepatu agar lebih fungsional.

Gambar 2.5 Layout varied plan Sumber: Barr (1990, p.47)

f. Geometric plan, tipe denah ini sangat baik untuk yang membutuhkan fasilitas

(17)

Gambar 2.6 Layout geometric plan Sumber: Barr (1990, p.47)

2.3.2 Jenis-Jenis Retail a. Store Image

Pengertian dari image suatu store adalah dengan membandingkan store dengan perfilman. Pengunjung mengunjungi suatu store atau menonton suatu film mempunyai harapan untuk mendapatkan sesuatu yang ingin didapatkan. Jika sebuah film misteri, penonton akan merasakan ketakutan, jika menonton suatu film romantis, penonton akan merasakan keromantisan jatuh cinta. Jika alur suatu cerita film berubah, maka genre film tersebut pastinya akan berubah. Sama halnya dengan sebuah store. Sebuah store itu sendiri mengirimkan suatu pesan pada pengunjung dalam bentuk visualisasi, ketika pengunjung memasuki sebuah store, pengunjung akan tertarik mendapatkan isyarat visual dari kualitas store tersebut, dari segi material, pencahayaan, tampilan perlengkapan store, teknik manajemen, dan sebagainya.

Dari sebuah store dapat menciptakan suatu suasana yang berbeda dari store lainnya, dapat menciptakan kesan lucu atau serius, aktif atau pasif, menggairahkan atau memperlembutkan suasana sebuah store. Sebuah store dapat memberikan efek visualisasi yang membangkitkan semangat atau menciptakan kebingungan bagi pengunjungnya, haruslah ada banyak pendukung info untuk menjelaskan suatu produk sehingga pengunjung dapat dengan mudah mengakses atau menemukan produk yang dicari. Pengunjung yang berusia tua mengharapkan sirkulasi yang mudah, tidak ada perubahan level, service yang lebih, dan praktis.

Rancangan ruang store yang terlalu kecil hendaknya dirancang untuk menciptakan visualisasi store yang terkesan luas. Hal itu akan memberikan

(18)

tampilan store yang nyaman dan aman untuk pengunjung dengan suasana yang tidak menyesakkan. Banyaknya bukaan-bukaan dan penyusunan display produk yang rendah mendukung store terlihat lebih luas dengan memberikan efek transparan (Green 1-14).

b. Spatial Organization

Retail store mempunyai 3 elemen area dalam desainnya, yaitu:

Display Areas

Display area merupakan pusat dari retail store. Display area sebagai tempat untuk mempresentasikan produk yang ditawarkan kepada pengunjung, maka dari itu haruslah didukung pencahayaan yang baik agar pengunjung dapat memilih produk dengan nyaman. Sebuah display area mempunyai 2 elemen, yaitu: presentasi produk dan evaluasi produk. Produk termahal dan terbaru haruslah berada di lokasi yang menonjol di dalam store, agar menjadi pusat perhatian pengunjung.

Service Areas

Service area biasanya didesain untuk memaksimalkan tingkat efisien, kelancaran/keberlangsungan, dan mengoptimalkan tempat peralatan. Pada umumnya service area berlokasi di belakang store atau di belakang area penjualan untuk menjaga area privasi store dan staff, karena lokasi ini tidak menginginkan atau mengijinkan para pengunjung untuk masuk ke service area, selain itu untuk tetap menjaga tingkat keamanan. 3 general stores area:

(19)

(pict. A cash counter may be located in one of three general store areas) (The Retail Store: Design and Construction)

Sumber: Green (2000, p.85)

Circulation Areas

Sirkulasi haruslah praktis dan logical agar tidak membuat para pengunjung merasa kebingungan ataupun kerumitan bersikulasi, selain itu juga untuk menunjang store untuk mempresentasikan produknya pada pengunjung dengan nyaman (Green 15-34).

c.Product Display

Teknik display untuk mempresentasikan produk haruslah cermat. Produk yang unik biasanya harus ditampilkan pada display tersendiri untuk meningkatkan individualitas. Penyusunan produk menyesuaikan kategori dari produk, dapat disusun sesuai dengan warna yang sama atau tipe yang sama ataupun kombinasi dari keduanya. Pengaturan penyusunan menurut perbedaan ukuran, bahan, pembuatan, warna, dan style membuat lebih efektif untuk mempresentasikan produk.

Gambar 2.8 Horizontal display fixtures Sumber: Green (2000, p.86)

(20)

Gambar 2.9 Vertical display fixtures Sumber: Green (2000, p.86)

Display horisontal: ukuran area display berkaitan erat dengan kegiatan dan peralatan yang dibutuhkan dalam display tersebut, seperti pembungkusan/pengepakan barang, pusat informasi dengan telefon ataupun mesin fax, komputer, untuk meja pembayaran, monitor keamanan, dan sebagainya. Display horisontal biasanya untuk area yang menjadi pusat store, seperti: meja kasir, meja monitor keamanan, dan sebagainya.

Display vertikal: display vertikal sangat menguntungkan, karena penyusunan rak-rak secara vertikal mampu menampung cukup banyak produk-produk store dan juga dapat dipresentaikan dengan nyaman dan jelas kepada pengunjung tanpa menghalangi pemandangan seluruh interior store. Bagian atas display vertikal stock product. Untuk tampilan vertikal pada dinding mempresentasikan produk store secara full-height yang mengandung rak-rak gantung, ambalan, atau storage yang lebih rendah daripada rak gantung atau ambalan. Tirple-height rak kadang-kadang digunakan pada price-oriented store, sehingga akses sirkulasi menuju rak atas harus disediakan. Batang bawah harus 3 inci maju dari batang atas, dan dilanjutkan dengan pencahayaan soffit harus ditempatkan sekitar 6 inci di depan tepi produk yang lebih rendah untuk menerangi kedua rak secara merata.

(21)

Gambar 2.10 Display vertikal

(pict. The ligthing of double-hang-rod fixtures must provide even illumination for product display and evaluation)

Sumber: Green (2000, p.86)

Material Tampilan Display

Material yang digunakan untuk display harus terkontruksi dengan baik dan benar untuk mejaga keamanan. Hampir semua material dapat diaplikasikan sebagai display, sebut saja seperti: kaca, kayu, plastik, laminasi metal adalah material yang umum digunakan karena bahan tersebut relatif mudah untuk dikonstruksikan dan diolah menjadi berbagai bentukan untuk display. Material seperti marmer, granit, besi cor, glass block, concrete block, metal, bata, dan tile telah digunakan dengan berbagai tingkat keberhasilan. Terkadang desainer merancang dengan kekontrasan antara material tampilan permukaan yang kasar dengan permukaan yang halus. Untuk produk yang mempunyai permukaan yang halus tidak dapat dipresentasikan di display dengan material yang mempunyai permukaan kasar tanpa meniggalkan resiko kerusakan pada produk. Desainer mempunyai kebebasan berekspresi untuk desain suatu display, tetapi desainer haruslah berpikir dengan cermat dan teliti bagaimana menyajikan produk pada display dengan baik agar membuat target market tertarik melihat produk tersebut. Pada umumnya, material kayu dengan laminasi veneers seperti, partikel board, multipleks, atau plywood lebih murah. Kayu yang solid seperti oak,

(22)

walnut, teak, dan sebagainya, untuk diaplikasi sebagai display mempunyai konstruksi yang sama dengan material marmer. Hasil dari Architectural Woodwork Institute (AWI), kualitas kabinet mempunyai 3 klasifikasi, yaitu: premium, custom, economy grade. Premium dan custom grade menggunakan material dan konstruksi kualitas tinggi dibandingkan dengan economy grade.

Laminasi plastik dan metal menjadi finishing yang populer untuk rak display, dikarenakan kuat, keras, tahan lama, dan permukaannya mudah dibersihkan, laminasi tersebut juga tersedia banyak pilihan warna dan tektur. Display berlaminasi kayu memberikan kesan hangat, mewah, tahan lama. Kisaran harga laminasi kayu sama dengan laminasi-finishing plastik, sehingga pilihan untuk menggunakan salah satu material antara bahan kayu dan plastik atau kombinasi keduanya memberikan estetika dan daya tahan yang lama (Green 42-62).

Gambar 2.11 Gucci flagship store 5th Avenue, New York Sumber: Artica, 2011

(23)

Gambar 2.12 Sam Edelman Pop-Up Shop! Sumber: Artica, 2012

Gambar 2.13 Carlo Pazolini Piazza Cordusio by Giorgio Borruso Design, Milan Sumber: Artica, 2011

d. Storefront

Tampak depan bagian retail store mempunyai beberapa fungsi. Yang pertama menjadi simbol pada produk dan filosofi store tersebut. Yang kedua bagian depan store berfungsi untuk menangkap ketertarikan pengunjung melalui persepsi. Yang ketiga memberikan transisi fisik dari luar untuk memasuki interior store. Bagian depan store merupakan penghubung kontak antara pengunjung dengan penjual. Oleh karena itu, konsep dari store harus benar-benar kuat dan konsep tersebut direalisasikan dengan desain bagian depan store. Bagian depan

(24)

store merupakan bagian penyambutan pengunjung, merupakan kesan dari store tersebut untuk mencoba menarik pengunjung, mulai dari harga produk, service, kualitas produk, pelayanan, dan tipe pengunjung. Bagian depan menjadi pusat perhatian pengunjung, ketika pengunjung tertarik pada bagian depan store, pengunjung akan mencoba memasuki store, melihat produk, memilih produk, dan membeli produk dengan meninggalkan kesan kepuasan dari pelayanan penjualan, sehingga kesan yang baik pada store sudah melekat dan tidak menutup kemungkinan kembalinya pengunjung tersebut dan semakin bertambah banyak pengunjung yang berkunjung. Bagian desain depan store harus menarik semua pembeli. Desain yang baik adalah desain yang beraktrasi dengan konsep dan jati diri store itu sendiri, desain dengan dukungan kombinasi material, pencahayaan, signs, dan display produk, sehingga desainer dan penjual bisa menarik pengunjung seperti magnet dari bagian depan store dengan mudah dan terbuka.

Gambar 2.14 Storefront

(25)

Storefront Design

Transparan: evaluasi desain bagian depan store dapat memulai dari area terbuka sepenuhnya yang mengandung fisik dan visual. Open storefront tidak mempunyai elemen fisik sebagai pembatas store seperti di jalan ataupun di dalam mall akan memberikan efek sederhana dan praktis, tetapi jika direalisasikan di jalanan, tidak dapat dipungkiri kenyamanan pengunjung akan terganggu karena lingkungan di luar. Open storefront adalah kemudahan terbesar untuk mencari kebutuhan di dalam store, tetapi mempunyai sedikitnya kesempatan untuk menyatakan citra store atau menampilkan berbagai elemen store kepada pengunjung. Close storefront akan lebih sulit untuk menarik pengunjung kasual, tetapi close storefront merupakan pilihan yang terbaik untuk menyatakan citra store dan menampilkan berbagai elemen store kepada pengunjung. Open storefront mempunyai tingkat populer yang rendah, selain itu open storefront mempunyai masalah tingkat keamaanan yang tinggi.

Gambar 2.15 Main elements of storefront design Sumber: Green (2000, p.90)

(26)

Gambar 2.16 Open storefront Sumber: Artica, 2014

(27)

Storefront Elements

Display elements: berguna untuk mempresentasikan produk terbaik dan terbaru dari store untuk dipamerkan kepada pembeli. Produk dipajang pada display bagian depan jendela store dengan teknik built-in. Teknik pencahayaan pada display bagian depan merupakan kunci untuk mendukung menerangi produk yang penting di store, sebagai tanda dan pendukung kesan kuatnya produk tersebut. Desainer sering menempatkan teknik pencahayaan berintensitas yang tinggi di lantai etalase yang bertujuan untuk meminimalkan window store agar pengunjung tidak sekedar melintas di depan windows store tanpa memasukinya. Teknik pencahayaan tidak seharusnya jatuh mengenai kaca etalase sehingga menimbulkan kesilauan dan akan menjadi penghalang antara pengunjung dan store. Storefront harus memiliki teknik pencahayaan dengan sistem yang fleksibel dari plafon storefront.

Transitional Store: transisi store atau pintu utama store mendukung identitas store tersebut, membuat pengunjung untuk mengingat dan mengenali transitional store. Transitional haruslah meninggalkan kesan dan sense dalam benak pengunjung. Transisi store dapat diciptakan dengan perbedaan halus dari luar store ke dalam area store, seperti pola lantai, dinding, plafon, dan material store. Transisi merupakan poin untuk menarik atau mengundang target untuk masuk ke dalam store.

Gambar 2.18 Typical storefront transitional elements Sumber: Green (2000, p.95)

(28)

Identification elements: elemen identifikasi store harus membuat pengunjung mengenali dan mengingatnya. Identifikasi yang paling umum adalah tanda seperti nama dan logo store.

Finishing material: kualitas material yang awet, tahan lama adalah kunci diinginkan dari material untuk store. Material yang sesuai seperti metal, kayu solid, kaca, tile, bata, batu, dan tidak menutup kemungkinan plastic sheet, exposed gypsumboard, atau plastic laminate di partikel board. Plastic sheet, exposed gypsumboard, atau softwood dapat digunakan pada area store menjadi kontak visual untuk background sign. Material metal, tile, batu telah sering diaplikasikan untuk sebagai dasar storefront (Green 68-87).

e. Window Display

Window display merupakan sarana promosi serta sarana untuk menunjukkan identitas retail kepada khalayak. Penataan window display yang kreatif merupakan salah satu cara untuk menarik minat pengunjung masuk ke dalam retail.

Benda-benda yang dipajang akan terus berganti sesuai dengan produk-produk terbaru yang dikeluarkan oleh perusahaan, namun kuncinya tetap satu, yaitu fokus terhadap produk yang akan dipajang. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menata window display adalah:

Window display harus sederhana. Peletakkan berbagai macam barang

sekaligus tidak diperbolehkan.

Window display harus selalu tampak bersih.

Mengganti display secara berkala agar selalu nampak fresh.

 Pencahayaan yang terang adalah hal yang krusial, baik pada malam hari ataupun siang hari. Track lights yang dapat digerakkan akan bekerja lebih baik untuk menerangi display ataupun signs.

 Penggunaan bentukan dan warna yang diulang dapat digunakan untuk menarik perhatian pengunjung.

Mengelompokkan tiga atau lima buah display ke dalam satu grup. Jumlah yang ganjil jauh lebih menarik minat pengunjung untuk melihat.

(29)

 Benda yang memiliki perbedaan massa dan kedalaman akan menarik mata untuk terus-menerus melihat. Sebuah piramid atau segitiga merupakan salah satu contoh.

 Sesuatu yang bergerak digunakan untuk menarik mata pengunjung.

 Menggunakan pencahayaan dengan warna yang terang.

Penggunaan tema yang sama pada window display dengan display lainnya yang terletak dalam retail.

(Camilletti, Denise Schroeder & Kim Scolum) f. Ruang Pamer (Showroom)

Ruang pamer dikategorikan menjadi 4 bagian, yaitu ruang pamer untuk pabrik, penyalur, industri nasional, dan galeri seni. Semua itu juga dipengaruhi dari jenis perusahaan yang ada (Mun 87).

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam merencanakan tata letak (layout) pada ruang pamer:

 Calon pembeli diusahakan agar mengunjungi atau melewati seluruh bagian ruang pamer.

Pada bagian display yang paling belakang atau di pojok dibutuhkan pencahayaan khusus dengan tingkat penerangan yang lebih tinggi untuk dapat menarik perhatian pengunjung.

Barang-barang yang di display atau dijual harus diklasifikasikan menurut jenisnya, sehingga akan lebih jelas dalam penempatannya.

 Barang-barang yang dianggap mahal atau penting sebaiknya diletakkan dekat dengan kasir, karena barang-barang tersebut harus terus diawasi.

Dalam menata produk, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan (Barr 109), yaitu:

 Menganalisa karakteristik barang dagangan sebelum menatanya dalam rak display.

Produk yang di display pada akhirnya menjadi pusat perhatian pembeli, karena ini perhatikan lingkungan toko sebelum men-display produk.

Membuat alternatif display produk

(30)

Sistem display disebut sefleksibel mungkin untuk menghindari penataan yang diluar jangkauan mata pengunjung

2.3.3 Macam – Macam Retail a. Gift Shop / Toko

Berdasarkan etimologinya, kata ‘toko’ atau dalam Bahasa Inggris disebut ‘shop’ berasal dari kata ‘scoppa’ (1297) yang berarti gudang atau tempat untuk berdagang. Sedangkan pada tahun 1688, diartikan sebagai tempat yang memamerkan barang untuk dijual. Kata ‘shop’ muncul pada tahun 1860.

Sebuah toko dapat diartikan sebagai tempat bertemunya antara penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual-beli barang. (Poerwadarminta, p. 385) Selain itu, toko juga diartikan sebagai sebuah gedung yang ditempati oleh grosir atau pedagang dimana barang-barang disimpan untuk dijual secara partai atau eceran (Mun 56).

Peranan interior sebuah toko memiliki pengaruh yang cukup besar dalam tercapainya target penjualan. Sebuah toko dengan penataan interior yang baik dan sesuai dengan karakter yang diinginkan mampu menarik pengunjung untuk datang dan membeli produk yang ditawarkan. Oleh karena itu, ada beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam mendesain interior sebuah toko, yaitu:

Mampu menetapkan, membangun suasana atau ambience dan menyesuaikan dengan produk yang ditampilkan.

Fleksibel dan mampu beradaptasi pada fluktuasi trend pada periode waktu yang berbeda.

 Mempunyai sirkulasi yang memudahkan pengunjung dan sistem pelayanan.

 Mampu mendramatisasi setiap produk yang ditampilkan untuk memberikan persepsi yang baik pada pengunjung.

 Mendukung eksebisi produk secara bebas

 Mampu menyesuaikan dengan target konsumen yang berbeda-beda, dalam artian konsumen yang terencana (sudah mempunyai rencana untuk membeli produk tertentu) dan konsumen yang tidak terencana.

(31)

b. Toko Perhiasan

Pelayanan pada toko perhiasan bersifat pribadi, umumnya letak antara orang yang dilayani dengan yang melayani berseberangan dengan counter atau meja display. Agar pelayanan yang ada terlihat berkelas, haruslah memiliki karyawan yang duduk di area counter dimana para pelanggan duduk dan perhiasan-perhiasan yang ada diletakkan dan dipamerkan di atas meja. Pelayanan yang ada juga dapat dilakukan dalam suatu ruang khusus.

Untuk desain interior ruangan harus ditekankan pada pikiran-pikiran yang ada dalam poin-poin berikut:

 Tingkat kemewahan dan pengalaman dalam soal-soal duniawi harus berhubungan dengan kualitas perhiasan

 Latar belakang dinding umumnya dibuat sederhana dan terang sehingga tidak bentrok dengan produk yang dijual

Toko perhiasan eksklusif dapat menggunakan tata ruang dengan “island showcase” (tata ruang yang menempatkan perhiasan di dalam lemari kaca sesuai kelompokknya) dimana para pelanggan akan tertarik untuk berjalan berkeliling dan ke area khusus dimana pelanggan duduk dan memeriksa barang yang dibawakan oleh karyawan pada klien.

Latar belakang counter yang berhubungan dengan perhiasan biasanya menggunakan kain beludru, warna yang digunakan umumnya adalah warna biru gelap atau hijau yang digunakan untuk perhiasan dari emas putih, platinum, dan berlian. Sedangkan warna merah tua untuk perhiasan dari emass kuning dan juga tembaga. Dan latar belakangnya hanya menggunakan pencahayaan dengan warna abu-abu terang.

Pada area counter, bagian atas dan depan umumnya terbuat dari kaca dengan akses pada bagian belakang. Pada counter sebaiknya terdapat laci-laci dan papan yang dapat dipindahkan keluar dari dalam bagian dan dapat dipindahkan untuk dipajang sebagaimana permintaan klien. Counter kaca dapat dialasi kain beludru pada bagian alasnya, dengan maksud untuk menonjolkan produk yang dijual. Tipe yang paling populer memiliki 2 bagian, bagian atas memiliki pintu geser kaca dengan kunci pengaman, dimana bagian yang lebih rendah adalah benda padat dengan laci atau pintu geser dan digunakan untuk

(32)

menempatkan produk-produk tambahan seperti tempat perhiasan, kotak pembungkus, dan lain-lain (Mun 40-42).

c. Kafe

Kafe adalah restoran kecil yang melayani atau menjual makanan ringan dan minuman, kafe biasanya digunakan orang untuk rileks. Kafe adalah restoran murah yang menyediakan makanan yang mudah dimasak atau dihidangkan kembali. Ruang makan dalam cafe/restoran seharusnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Lawson 58):

Penataan layout dipengaruhi sistem makanan. Sistem service makanan mempengaruhi sirkulasi, dan material yang dipakai. (Durocher 108)

 1,2 – 1,4 m2 per orang dilayani oleh pelayan.

 0,83 m2 per orang, makanan yang disajikan terbatas, dirancang menurut pola yang ada.

 Peletakan suatu kelompok meja makan sebaiknya dibuat dekat dengan tiang kolong, jika berada di tengah ruangan.

 Pintu masuk dapat bersilangan dengan jalur pelayanan.

 Tempat duduk pelayan tidak terletak pada tempat yang mengganggu pengunjung

Untuk dapat makan dengan nyaman, seseorang membutuhkan meja dengan lebar rata-rata 60 cm dengan ketinggian 75 cm. Meja bundar 8 dan 6 siku dengan diameter 90 – 120 cm sangat ideal bagi 4 orang dan mampu menampung 1 atau 2 orang lagi dengan jarak antara meja makan dengan dinding > 75 cm, karena satu kursi saja membutuhkan 50 cm untuk ruang gerak, pengaturan ruangan antara meja dengan dinding dijaga sebagai jalan kecil, jarak ini seharusnya sebesar > 100 cm. Meja bundar membutuhkan ruang gerak yang lebih banyak dengan perbedaan sampai dengan 50 cm.

Peletakkan kasir dalam cafe yaitu terletak dekat dengan bar atau pintu keluar karena letaknya mudah dijangkau oleh pelayan, sehingga mudah dalam pencapaiannya.

(33)

Self service

Dimana pengunjung melakukan pelayanan bagi dirinya sendiri. Pengunjung datang kemudian mengambil makanan daan minuman yang mereka inginkan kemudian menuju ke kasir dan membayar makanan mereka lalu duduk di tempat yang disediakan. Cara ini terkesan familiar dan bersahabat.

Waiter or waiters service to tables

Pengunjung datang dan duduk pada kursi yang disediakan kemudian pramusaji akan melayani mereka dan mengantar menu dan makanan hingga membayar ke kasir, sehingga orang tidak perluu beranjak dari kursinya. Cara ini kesannya formal.

Counter service

Dimana terdapat area khusus yang terdapat display makanan yang sudah ada, biasanya digunakan untuk pelayanan yang cepat dan servis yang tidak formal.

Automatic vending

Menggunakan mesin otomatis. Pengunjung memasukkan koin lalu dari mesin keluar makanan yang dipilihnya.

d. Bridal

Ruang bridal terdiri dari beberapa ruang antara lain:

 Ruang perawatan rambut, dimana ruangan ini menyediakan fasilitas yang memenuhi segala kebutuhan perawatan rambut

Area display gaun, dimana area ini menyediakan segala jenis gaun dan jas pengantin yang bisa di beli ataupun disewa. Baik didesain secara custom maupun di desain oleh merancang.

 Adanya ruang pas dan permak, dimana ruangan ini berguna untuk mencoba gaun pengantin, dan menyediakan fasilitas permak gaun.

(34)

Gambar 2.19 Ukuran standar ruang potong rambut bridal Sumber: Panero (2003, 212)

Gambar 2.20 Ukuran standar ruang antrian bridal Sumber: Panero (2003, 212)

2.4 Pusat Informasi

Area informasi adalah tempat dimana seseorang mendapatkan berita informasi dengan tepat, jelas, dan benar. Ada 2 jenis pengunjung yang datang ke pusat informasi, berdasarkan cara memperoleh informasi, yaitu pengunjung yang aktif mencari informasi dan pengunjung pasif.

a. Pengunjung yang aktif mencari informasi

Pengunjung yang aktif mencari informasi adalah pengunjung yang aktif bertanya dan menggali lebih dalam mengenai informasi. Pengunjung seperti ini memerlukan tempat untuk bertanya atau berkonsultasi.

b. Pengunjung pasif

Pengunjung pasif adalah pengunjung yang cukup puas dengan hanya menerima informasi dari pihak pengelola. Pengunjung pasif umumnya memanfaatkan fasilitas ruang pamer yang ada pada pusat informasi.

Persyaratan yang harus dipenuhi ruang pamer antara lain:

Penampilan display harus menarik dan mudah dilihat tanpa kesulitan.

Pengaturan letak touch screen komputer harus diletakkan, dengan sirkulasi yang tepat sehingga tidak mengganggu pengunjung lain yang ingin memperoleh informasi.

 Pencahayaan yang cukup.

 Pengghawaan yang baik dan nyaman.

(35)

Terletak di showcase

Freestanding di atas lantai atau di kolom

 Pada dinding

Sudut pandang manusia tanpa menggerakkan kepala adalah 40 derajat dalam bentuk corong.

Pengaturan sirkulasi merupakan hal yang sangat penting dalam membuat sebuah pusat informasi. Pengaturan sirkulasi yag baik akan membuat pengunjung merasa nyaman dalam mendapatkan informasi dengan mudah. Ada 4 macam pengaturan sirkulasi (Tutt 288):

a. Sequential Circulation (Linier)

Sirkulasi yang terbentuk berdasarkan ruang yang telah dilalui dan objek pamer diperkenalkan satu per satu menurut urutan ruang pamer yang berbentuk ulir maupun memutar hingga kembali menuju pintu masuk ruang pamer

Gambar 2.21 Sequential circulation Sumber: Tutt( 1979, 288)

b. Random Circulation

Sirkulasi yang memungkinkan pengunjung untuk memilih sendiri arah jalannya. Penataan sirkulasi semacam ini dapat dibentuk tanpa adanya batasan-batasan dinding pemisah ruang.

(36)

Gambar 2.22 Random circulation Sumber: Tutt (1979, 288)

c. Radial Circulation

Pada sirkulasi ini pengunjung tidak diarahkan untuk menuju arah tertentu, sehingga dapat dengan bebas mendatangi informasi yang diinginkan.

d. Linier Bercabang

Sirkulasi pengunjung tidak terganggu, dengan pembagian koleksi yang jelas dan pengunjung bebas melihat benda yang dipamerkan

2.4.1 Ruang Konsultasi

Ruangan ini berfungsi sebagai tempat bertemunya calon pengantin dan owner dari setiap vendor, membicarakan tentang penjelasan informasi apa saja tentang kebutuhan dan bagaimana tahap-tahap pelaksanaan pernikahan. Owner akan memberikan beberapa alternatif info-info yang ingin digunakan.

(37)

Gambar 2.23 Ukuran standar kantor pribadi Sumber: Panero (2003, 172-173)

2.5 Signage

Dalam setiap ruang publik selalu ada signage. Menurut Trulove, tanda (sign), label, penunjuk arah, dan bentuk-bentuk pada lingkungan dapat menunjukan arah, mengidentifikasi obyek, memberikan peringatan, menjelaskan, dan lain-lain. Hal ini juga dipengaruhi kemampuan masyarakat yang melihat dan menginterpretasikannya. Untuk menciptakan simbol-simbol, desainer perlu memiliki informasi lengkap mengenainya supaya tidak terjadi salah interpretasi dan dapat menjadi sarana komunikasi yang efektif. Untuk menunjukkan area yang berbeda tersebut diperlukan tanda atau signage. Signage dapat berupa tulisan atau gambar.

Signage dan graphic akan menciptakan suatu identitas, menghidupkan arsitektur, mengatur lingkungan dan perilaku, serta mengarahkan orang pada kebiasaan yang baik. Signage yang baik tidak hanya dari segi estetikanya, namun juga mampu menyampaikan informasi secara jelas dan tidak membingungkan bagi semua kalangan. Ruang yang mampu mengundang semua orang tidak

(38)

terbatas pada budaya, umur, dan keadaan. Jika masyarakat semakin mudah dalam mengenali dan mengingat, artinya signage dan ruang tersebut berhasil.

Gambar merupakan bahasa visual yang digunakan untuk menarik perhatian. Menurut Rivers, gambar juga dapat menginformasikan dan mengkomunikasikan, dengan caranya tersendiri kepada masyarakat. Desainer menggunakan gambar untuk menciptakan ketertarikan, agar masyarakat berpikir apa makna dari gambar tersebut dan apa tujuannya. Gambar memiliki kekuatan yang besar, baik untuk menyampaikan pesan dengan unsur candaan atau topik yang serius.

2.6 Pencahaayan

Menurut J. Pamudji Suptandar, pencahayaan dibagi menjadi pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan buatan memiliki arti sangat penting dalam sebuah interior ruang yang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pencahayaan. Dua peran cahaya bagi arsitektur dan interior adalah:

a. Pertama, secara fungsional untuk mengenali bangunan. Pada malam hari, kehadiran lampu akan membantu indra penglihatan kita untuk mengidentifikasi benda-benda. Tanpa cahaya, keunikan suatu arsitektur bangunan, unsur dekoratif pada elemen fasad, detail, tekstur, ornamen, dan warna bangunan akan hilang atau tidak tampak.

b. Kedua, cahaya dapat meningkatkan kualitas estetika bangunan dan ruang. Detail dan elemen arsitektur serta ruang yang spesifik bisa ditonjolkan dengan jenis pencahayaan tertentu sehingga objek tersebut menjadi dominan dan lebih indah. Cahaya lampu dapat menciptakan nuansa dan karakter ruang yang diinginkan. Efek cahaya juga bisa menimbulkan kesan ruang paling luas, atau memberi kesan tertentu yang berpengaruh pada jiwa penghuninya. Secara fungsional, pencahayaan dibedakan menjadi 3, yaitu:

a. General lighting atau penerangan merata, adalah penerangan yang mutlak harus ada untuk menerangi seluruh ruang. Fungsi penerangan ini adalah untuk membantu kita melihat dengan jelas dan melakukan aktivitas.

(39)

c. Decorative / accent lighitng, yang merupakan penerangan tambahan yang lebih berperan dalam estetika.

Penggunaan ketiga jenis pencahayaan ini bisa dikombinasikan dalam satu ruang atau dapat digunakan masing-masing sesuai kebutuhan ruang. Pencahayaan mempunyai 3 aspek utama, yaitu fungsi, estetika, dan kesehatan. Pembagian pencahayaan yang tepat dapat memberikan efek-efek eksklusif, nyaman, dan menarik (Mun 122).

2.7 Penghawaan

Kenyamanan fisik dapat dicapai pada kondisi temperatur rata-rata 23°C. Pencapaian kondisi kenyamanan ini tergantung dari banyaknya bukaan jendela, jenis kegiatan, cara berpakaian, banyaknya radiasi penyinaran matahari, kondisi lingkungan, jumlah manusia, dan dimensi ruang. Untuk mengatasinya dapat dicapai dengan banyaknya bukaan jendela atau menggunakan sistem penghawaan seperti AC dan kipas angin.

Untuk mengatur kesejukkan udara dalam ruangan, digunakan air conditioning / AC adapun unsur-unsur udara diatur dengan AC yaitu kecepatan aliran udara, penggantian dan pembersihan udara, pengaturan suhu, kelembaban dan pendistribusian aliran udara pada tingkat atau kondisi yang diinginkan secara teratur dan konstan. Penentuan kondisi udara yang nyaman dan sejuk dalam interior memiliki acuan sebagai berikut:

Temperatur radiasi rata-rata konstan

Kecepatan aliran udara yang diinginkan

Kebersihan udara dari polusi

Partikel udara yang menimbulkan bau

Kualitas ventilasi

Tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh suara dari luar

Temperatur bola kering dan basah di udara

Segi-segi ekonomis dalam harga dan perawatan

Pertimbangan estetis dari bentuk AC itu sendiri. Ada beberapa jenis AC menurut peletakkannya :

(40)

Ceiling type : ditanam atau dipasang di atas langit-langit

Costum type : ditanam di atas lantai tanpa ada pemasangan khusus

Wall mounted type : ditanam di dalam dinding

Jenis AC central ini yaitu jenis AC yang memiliki pengontrolan dan Pengendalian yang dilakukan dari satu tempat saja (Suptandar 275).

2.8 Akustik

Pengurangan kebisingan pada bangunan publik seperti kantor di kawasan industri, dapat dimanipulasi dengan menperdengarkan musik-musik yang mengalun lembut melalui “sound system” tertentu. Penggunaan musik ini akan memberikan kenyamanan secara psikologis dan emosional, serta dapat mengurangi suasana dan keadaan yang monoton. Akustik juga merupakan unsur penunjang terhadap keberhasilan desain yang baik. Pengaruh akustik dapat menimbulkan efek-efek psikis dan emosional dalam ruang. Desain yang optimal bagi sound system yang baik untuk mencapai kesan kesatuan (unity gain).

Untuk ruang showroom dan ruang tunggu menggunakan speaker yang memutar musik sehingga memberikan suasana rileks. Speaker yang digunakan adalah speaker indoor (box speaker / highclass and wall speaker). Untuk ruangan yang menggunakan speaker, materialnya menggunakan bahan yang dapat menyerap bunyi seperti karpet, kayu, gypsum akustik, dan sebagainya (Suptandar 275).

2.9 Warna

Menurut John F. Pile, warna merupakan aspek yang dapat mempengaruhi penampilan visual suatu ruang. Warna juga dapat mengkamuflasekan sesuatu, misalnya ruangan yang sempit dapat terlihat lebih luas dan sesuatu yang mempunyai proporsi kurang bagus menjadi bagus.

Menurut F. Wilkening, efek warna sangat menentukan bagi suatu ruang dan perabot. Penempatan warna yang baik dan tepat menuntut pengenalan kesan yang ditimbulkan warna.

(41)

ketegangan harus dirangkum objek pengikat. Tanpa kontras yang memadai, segalanya akan berkesan buram. Bila unsur pengikat tidak ada, komposisi warna itu terasa terlalu sarat”.

Menurut John Omsbe Simonds, warna dapat membantu segi visualisasi dan kesan psikologi untuk penampilan karakteristik suatu ruang, sehingga menimbulkan respon emosi yang diinginkan, antara lain:

 Istirahat : lembut, putih, abu-abu, biru, hijau

 Keriangan : tenang, hangat, riang, dan ringan

 Gerakan : warna berpindah, seperti krem-oranye

 Kesenangan : tenang, hangat

 Kemesraan : lunak

Warna juga mempunyai kekuatan untuk memiliki keindahan dengan memberi pengalaman keindahan. Hal ini berhubungan dengan harmonisasi dimana kita jumpai efek yang menyenangkan oleh paduan dua warna atau lebih.

Pengaruh warna pada rasa keindahan ini disebut sebagai fungsi estetis dari warna. Berikut ini adalah beberapa warna yang dapat dijadikan paduan warna untuk penataan interior modern:

Pemilihan warna light, seperti warna natural-beige, krem, putih, hitam

Modern-masculine, seperti biru muda soft, biru tosca tua, hitam

Natural-intimate, seperti coklat muda, krem, soft hijau muda

Warna dapat mempengaruhi psikologis manusia. Dalam hal ini, yang dipengaruhi adalah emosi manusia (Halse 45). Penggunaan warna dalam ruang juga menentukan kesan yang ditimbulkan oleh ruangan tersebut.

Tabel 2.1 Efek Warna

Warna Jarak Efek Suhu Efek Psikis

Biru Jauh Sejuk Menyejukkan

Hijau Jauh Tersejuk netral Menyejukkan

Merah Dekat Panas terhangat Menyolok

Kuning Dekat Terhangat Menyolok

Hitam/Merah tua Dekat Panas Aristrokat

Keemasan Cerah Netral Aristrokat

(42)

Ahli fisiologi dan psikologi menjelaskan ada empat warna utama: merah, hijau, kuning, dan biru. Setiap warna mempunyai karakter atau sifat yang berbeda-beda. Bahkan sejak dahulu, warna diketahui mempunyai pengaruh terhadap manusia.

2.10 Elemen Interior 2.10.1 Lantai

Menurut Mangunwijaya, lantai merupakan tempat berpijak manusia dan merupakan media gerak manusia dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam perancangan interior, fungsi lantai sangat penting karena selain menutupi ruang bagian bawah, juga berfungsi sebagai pendukung beban yang datang dari benda seperti perabot dan manusia yang ada beserta sirkulasinya. Karena itu lantai selalu dituntut untuk mampu memikul beban yang ditumpangkan padanya.

Lantai pada bangunan publik sebaiknya secara langsung maupun tidak langsung dapat menjadi petunjuk arah bagi pemakaiannya. Selain itu material yang digunakan sebaiknya memiliki koefisien gesek yang cukup tinggi sehingga tidak membuat orang mudah tergelincir. Salah satu syarat material penutup lantai haruslah kuat menahan beban dan mudah dalam hal perawatannya. Pada ruangan yang besar ataupun memanjang, penutup lantai biasa dibuat bervariasi dengan perbedaan warna, material-material, atau tekstur yang berbeda. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi kesan monoton.

Penutup lantai dapat memberikan kesan ketika digunakan dalam sebuah ruangan berikut ini bermacam penutup lantai dengan karakteristiknya yang ditimbulkan (Barr 66-69).

 Parket : mempunyai pola alamiah

 Marmer : biji keramik yang diolah dengan semen, mahal maupun tahan lama cocok untuk jalan sirkulasi

 Granit : tipis, tahan lama, namun penampilan menarik, cocok untuk area sirkulasi yang padat

 Keramik : pilihan warna banyak, natural

 Karpet : murah, tahan lama, pilihan warna banyak, lunak

(43)

2.10.2 Dinding

Dinding merupakan unsur penting dalam pembentukkan ruang, baik sebagai unsur penyekat atau pembagi dinding ataupun sebagai unsur dekorasi. Dalam perkembangannya, dinding juga merupakan elemen penahan struktur dari bangunan selain kolom, karena itu dinding harus direncanakan sebaik mungkin terhadap eksteriornya, sebagian akibat langsung dari interior yang digubah.

Sedangkan menurut Francis D.K. Ching dalam buku Arsitektur bentuk dan susunanya, dinding merupakan unsur vertikal dari suatu ruangan yang dapat menjadi penyangga bidang lantai suatu bangunan. Unsur tersebut mengendalikan kontinuitas visual serta kontinuitas ruang, antara ruang dalam dan ruang luarnya. Dinding juga merupakan alat bantu dalam penyaringan aliran udara, cahaya, suara, dan lain sebagainya yang melalui ruang-ruang dalam suatu bangunan. Untuk membagi ruangan pada suatu toko digunakan 3 macam dinding (Barr 71), yaitu:

 Dinding permanen : dinding yang memiliki struktur atau kolom

 Partisi yang berdiri dari lantai sampai plafon dapat berfungsi untuk membagi area-area servis dan area privat dan membentuk ruang privat.

 Partisi freestanding dapat berfungsi untuk membagi dan memisahkan 2 ruang tanpa membatasi view (pandangan) penunjang serta mudah dipindahkan.

2.10.3 Plafon

Plafon merupakan unsur penting dalam pembentukkan ruang. Selain sebagai pelindung dari cuaca dan memberi efek bentuk bangunan seutuhnya, plafon juga mencerminkan karakter dari suatu bangunan atau suatu ruang. Fungsi lainnya adalah sebagai penutup perlengkapan “engineering” dan sistem utilitas lainnnya.

“Aktivitas yang terjadi pada suatu ruang akan menentukan fungsi ruang tersebut, selanjutnya fungsi ruangan tersebut akan menentukan bentuk plafon serta material-material lain yang digunakan” (Suptandar 27).

Menurut penggunaan material, plafon dibagi menjadi 3 jenis (Barr 71), yaitu:

Accountical ceiling berfungsi sebagai isolator suara dan mengurangi tingkat

Gambar

Gambar 2.1 Layout straight plan  Sumber: Barr (1990, p.47)
Gambar 2.5 Layout varied plan   Sumber: Barr (1990, p.47)
Gambar 2.6 Layout geometric plan   Sumber: Barr  (1990, p.47)
Gambar 2.8 Horizontal display fixtures   Sumber: Green (2000, p.86)
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dari hasil uji analisis secara statistika dengan metode independent simple T-test didapatkan hasil bahwa mutu fisik tablet parasetamol antara metode gelatinasi dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak kulit batang pulai dan meniran terhadap gambaran limpa, hati dan otak mencit galur

Selain daripada itu, pelbagai kesan negatif yang dihadapi oleh wanita hamil luar nikah ini perlu diberi perhatian khususnya dengan melihat sejauh mana tahap-tahap kesan

8 Berdasarkan penelitian sebelumnya, faktor host yang berhubungan dengan kejadian DBD yaitu umur <12 tahun, kebiasaan tidur pagi atau sore hari, kebiasaan

Pola pengambilan Keputusan Menejemen telah dirumuskan dalam ketentuan yang baku dalam Sistem dan Prosedur demikian pula dalam operasionalnya yang meliputi Funding (

Kepala KUA Kecamatan adalah pegawai negeri sipil dengan jabatan structural terendah dan terbawah dalam struktur organisasi Kementerian Agama yang berkedudukan di tingkat

4.5 Distribusi frekuensi item-item indikator kualitas produk di Toko Subur 62 4.6 Distribusi frekuensi item-item indikator kualitas produk di Indomaret Cabang Karang

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh sikap petugas terhadap kualitas vaksin campak, hal tersebut dapat disebabkan karena mayoritas sikap bidan di desa