Kajian Karakteristik Pengendara Sepeda
Dan Pengembangan Lajur Sepeda Di
Wilayah Pasuruan ( Jalan A. Yani Dan
Jalan Raya Sambiredjo)
Diya Asri Kuntari *), Endah Putri Kusumawati*)
Ir. M. Zainul Arifin, MT**), Ir. Achmad Wicaksono, M Eng, Ph.D**)
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
ABSTRAK
Permasalahan transportasi di kota-kota besar di Indonesia adalah kemacetan. Sebagian besar kondisi jalan di Indonesia masih dipakai oleh berbagai macam moda secara tercampur (mixed traffic). Lalu lintas tercampur mempunyai banyak dampak negatif bagi transportasi secara keseluruhan. Pasuruan adalah sebuah wilayah di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, di mana pengendara sepeda pada jalan arteri primer di Pasuruan paling banyak dijumpai di Jl. Raya Sambirejo Kecamatan Rejoso dan Jl. A.Yani Kecamatan Kraton.
Pada penelitian ini dilakukan survai lalu lintas dan survai wawancara yang bertujuan mengetahui jumlah kendaraan dalam setiap jam, mengetahui kapasitas dari jalan tersebut, mengetahui kecepatan kendaraan pada setiap jam yang dapat ditempuh di ruas tersebut, dan untuk mengetahui karakteristik serta pemodelan lajur sepeda dari Jalan A. Yani dan Jalan Raya Sambirejo. Responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 responden pada tiap ruas jalan yang meliputi pengendara sepeda, pejalan kaki, pengendara kendaraan bermotor dan masyarakat umum.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kelompok tertinggi pengendara sepeda di lokasi studi berjenis kelamin laki-laki, berusia 11-15 tahun, pendidikan terakhir SD/MI, tingkat penghasilan per bulan kurang dari Rp 500.000, berprofesi sebagai pelajar, memiliki 1 buah sepeda milik sendiri, melakukan perjalanan dengan jarak tempuh 2,5 km – 5 km dengan rutinitas kegiatan 6 kali/minggu dan waktu tempuh perjalanan 0 – 15 menit. Berdasarkan karakteristik pengendara sepeda, didapatkan model regresi logistik pada ruas Jl A. Yani dan Jl. Raya Sambiredjo sebagai berikut:
Model membutuhkan lajur sepeda: 1.
Model berpindah/tidaknya pengendara sepeda ke sepeda motor: 1.
Dimana:
e = Bilangan alam (2,718) X1 = Variabel bebas jenis kelamin X4 = Variabel bebas tingkat penghasilan X5 = Variabel bebas pekerjaan
X6 = Variabel bebas kepemilikan sepeda
X7 = Variabel bebas jumlah sepeda yang dimiliki X8 = Variabel bebas jarak tempuh
Dari model di atas didapatkan probabilitas untuk tetap menggunakan sepeda adalah sebesar 0,976. Lokasi yang tepat untuk rencana lajur sepeda di Kabupaten Pasuruan adalah di Jalan A. Yani dan Jl. Raya Sambiredjo. Dari hasil analisa derajat kejenuhan, setelah ditambahkan lajur sepeda, tingkat pelayanan (LoS) paling rendah dari kedua ruas jalan yang ditinjau masih dikategorikan dalam tingkat LoS C, sehingga pra disain lajur sepeda dapat dipertimbangkan.
Kata kunci : sepeda, lajur khusus, karakteristik, model perpindahan moda.
UJI MODEL STABILITAS LERENG
DENGAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN
LERENG AKIBAT BEBAN DINAMIS PADA
TANAH LEMPUNG BERPASIR
Syafi’ah
Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik – Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Lereng adalah kenampakan permukaan alam yang memiliki beda tinggi A. Apabila beda tinggi dua tempat tersebut dibandingkan dengan jarak lurus mendatar, akan diperoleh besarnya kelerengan (slope). Hal ini erat kaitannya dengan masalah stabilitas lereng. Longsoran dapat terjadi antara lain karena hujan dan gempa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah beban dinamis dan kadar air berpengaruh terhadap stabilitas lereng. Untuk tujuan tersebut dilakukan pemodelan lereng di laboratorium
dengan pembebanan dinamis berupa getaran yang berasal dari shieve shaker. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan variasi sudut yaitu 65º, 70º, 75º, 80º dan pada kondisi kadar air OMC dan plastis. Percepatan getaran diukur dengan menggunakan sensor getaran yang diletakkan pada model.
Dari hasil penelitian dengan menggunakan beban dinamis didapatkan pola kelongsoran lereng (Slope Failure). Perhitungan stabilitas lereng akibat getaran dilakukan dengan metode irisan vertikal dengan pengaruh beban dinamis dan tanpa pengaruh beban dinamis. Selain itu digunakan juga program Plaxis untuk membandingkan hasil angka keamanan yang telah di hitung dengan metode irisan vertikal .
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa sudut kritis semakin besar pada sat kadar air semkin besar. Hal ini menunjukkan bahwa kadar air berpengaruh terhadap perubahan. Dengan analisis menggunakan metode irisan vertikal dan program Plaxis didapatkan hasil bahwa pada kondisi OMC tanpa beban dinamis menunjukkan angka keamanan yang lebih besar di bandingkan dengan analisis menggunakan beban dinamis. Begitu juga pada kondisi plastis menunjukkan hasil yang sama. Hasil ini memberikan kesimpulan bahwa beban dinamis mempunyai pengaruh dalam stabilitas lereng yaitu memperkecil angka keamanan.
Kata kunci : lereng, longsor, stabilitas lereng, beban dinamis
ANALISIS TEGANGAN DAN REGANGAN
BIDANG PADA PERMODELAN DINDING
YANG DIBEBANI ARAH VERTIKAL
MENGGUNAKAN METODE ELEMEN
HINGGA
Ahmat Mursidi
Jurusan Teknik Sipil – Fakultas Teknik – Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Dinding merupakan struktur pengisi yang memisahkan antar ruangan. Struktur ini pada umumnya terdiri dari pasangan batu bata dan mortar. Kekuatan dinding seringkali tidak diperhitungkan dalam keikutsertaanya menahan beban struktur. Beban yang bekerja pada dinding bisa mengakibatkan retak hingga runtuhnya struktur dinding. Oleh karena itu, kajian yang disajikan membahas tentang
regangan dan tegangan elemen dinding.
Analisis regangan dan tegangan elemen dinding dihitung dengan Finite Element Method (Metode Elemen Hingga). Analisis dengan perhitungan manual akan membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Agar perhitungan dapat dilakukan dengan cepat, akurat, dan efisien maka dibuat bahasa pemrograman sebagai alat perhitungan. Pada analisis ini bahasa pemrograman yang digunakan adalah Fortran.
Pada analisis ini regangan dan tegangan elemen dinding dibahas dari nilai modulus elastisitas mortar yang berbeda. Sebelum regangan dan tegangan dianalisis terlebih dahulu dilakukan beberapa jenis pembagian elemen untuk menentukan keakuratan nilai yang akan didapatkan. Keakuratan nilai ditunjukkan dengan nilai perpindahan pada titik nodal yang sama pada beberapa jenis diskretasi mendekati konstan. Setelah tipe pembagian elemen didapatkan dan nilai regangan dan tegangan didapatkan, maka diketahui pengaruh modulus elastisitas mortar terhadap elemen struktur dinding.
Hasil analisis perpindahan terhadap jumlah pembagian elemen yang berbeda dapat disimpulkan bahwa pembagian elemen yang lebih banyak akan didapatkan nilai perpindahan yang lebih akurat. Sedangkan hasil analisis regangan dan tegangan akibat perbedaan modulus elastisitas mortar didapatkan regangan akan bertambah besar jika modulus elastisitas mortar semakin kecil, tetapi tegangan yang terjadi hampir tidak ada perubahan yang besar yaitu mendekati nilai tetap.
Kata kunci: dinding, elemen hingga, bahasa pemrograman, perpindahan, regangan, tegangan.
PENGARUH LARUTAN Ca(OH)2 DAN
Na2CO3 TERHADAP KUAT GESER TANAH
CAMPURAN KAOLINIT DAN PASIR
DENGAN METODE ELECTROCHEMICAL
INJECTION
Alfian hadikusumo
Jurusan Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Dosen Pembimbing : Dr. Arif R dan Ir. Herin I W.
ABSTRAK
berupa larutan kimia. Dalam metode ini kita menggunakan perantara aliran listrik searah atau DC (dirrect current) untuk mengalirkan partikel-partikel ionik larutan. Beda tegangan antara dua kutub elektrode menyebabkan timbulnya aliran partikel-partikel larutan yang mana partikel-partikel larutan tersebut menggantikan/mengisi ruang-ruang pori kosong yang ditinggalkan oleh air pori. Tujuan proses electrochemical injection ini diharapkan akan terjadi peningkatan kuat geser tanah akibat timbulnya pengikatan material-material penyusun tanah yang lebih kuat.
Sifat Ca(OH)2 (kalsium hidroksida) merupakan senyawa kimia yang digunakan sebagai bahan stabilisasi tanah. Larutan Ca(OH)2 merupakan basa dengan kekuatan sedang. Larutan tersebut
bereaksi hebat dengan berbagai asam, dan bereaksi dengan banyak logam dengan adanya air.
Natrium Karbonat (Na2CO3)berinteraksi dengan air yang terkandung pada tanah menghasilkan
karbondioksida (CO2) yang berbentuk gas dan natrium hidroksida (Na+OH)yang bersifat basa.
Sehingga penggunaan larutan Natrium Karbonat (Na2CO3)dapat membuat tanah menjadi keras karena kandungan air dalam tanah berkurang.
Hasil dari uji triaksial setelah perbaikan dengan menggunakan larutan injeksi Ca(OH)2 +Na2CO3 menunjukkan adanya peningkatan nilai sudut tahanan geser dalam sebesar 11,917° atau 415,962 % apabila dibandingkan dengan nilai sudut tahanan geser tanah dalam keadaan OMC. Kadar air tanah setelah injeksi mengalami penurunan sebesar 0,544 %. Sedangkan nilai kohesi tanah mengalami penurunan sebesar 0,109. Pada saat tegangan normal sebesar 0,5 kg/cm2, kuat geser tanah setelah
adanya perbaikan dengan larutan Ca(OH)2 +Na2CO3 dan pada saat OMC mempunyai nilai yang sama yaitu sebesar 0,2 kg/cm2. Namun pada saat tegangan normal berada pada interval 0 < σ
n < 0,5,
kuat geser setelah adanya perbaikan mengalami penurunan dan pada saat interval σn > 0,5 kg/cm2
kuat geser setelah injeksi lebih besar daripada yang tidak diinjeksi
PENYELIDIKAN LONGSORAN DI DUSUN
SONGKOREJO DESA JOMBOK
KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN
MALANG
Rendi Nugraha Ardianto, Arief Rachmansyah, Suroso
Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Jalan Mayjen Haryono No. 167 Malang 65145
ABSTRAK
Ketidakstabilan suatu lereng akan berakibat kelongsoranan yang dapat merugikan banyak pihak. Untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kelongsoran, diperlukan analisis stabilitas lereng agar pelaksanaannya lebih tepat. Penelitian geoteknik terhadap longsoran di Dusun Songkorejo, Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang bertujuan untuk memahami mekanisme longsoran dan cara penanggulangannya. Penelitian ini dilakukan mengacu pada SNI 03 – 1962 – 1990 tentang Tata Cara Penanggulangan Longsoran. Data yang telah diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan progam PLAXIS 2D versi 8.2 berbasis metode elemen hingga, sehingga didapatkan nilai keamanan dan bidang gelincir dari lereng tersebut. Pada penelitian ini ditetapkan zona longsoran diperoleh pemetaan topografi, uji lapangan berupa uji SPT dan analisis kandungan tanah serta uji laboratorium berupa uji geser langsung, berat isi, kadar air, batas-batas Attenberg dan perhitungan nilai specific gravity (GS) sehingga didapatkan parameter-parameter yang dibutuhkan dalam perhitungan nilai keamanan lereng. Parameter utama yang dibutuhkan antara lain nilai kohesi (c), sudut geser (ϕ) dan berat jenis tanah (γ). Hasil analisis laboratorium dan lapangan menunjukkan karateristik tanah berdasarkan klasifikasi USCS dan AAHSTO adalah tanah lempung berlanau dan merupakan tanah lempung lembek (soft clay). Hasil analisis dengan menggunakan program PLAXIS 2D versi 8.2 didapatkan nilai keamanan yang paling besar adalah 1,853.
Kata kunci : analisis stabilitas lereng, metode elemen hingga, program PLAXIS 2D versi 8.2
Penerapan Matriks Untuk Monitoring
Proyek ...
PENERAPAN MATRIKS UNTUK MONITORING PROYEK DENGAN KONSEP NILAI HASIL PADA PEMBANGUNAN GEDUNG DEKANAT FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
M. Hamzah Hasyim, Saifoe El Unas, Nur Cahyono
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Proyek kostruksi adalah sesuatu yang tidak menentu, banyak faktor yang mempengaruhinya di luar perkiraan. Monitoring mutlak diperlukan dalam rangka mencapai target keuntungan tanpa mengurangi kualitas yang telah disepakati dalam kontrak. Konsep nilai hasil adalah salah satu cara untuk mengetahui perkembangan proyek dengan membentuk tiga indikator, yaitu BCWS, BCWP, dan ACWP. Metode matriks merupakan salah satu cara perencanaan dan kontrol proyek yang estimasinya ditujukan pada biaya, waktu, dan evaluasi proyek. Metode matriks dan konsep nilai hasil merupakan penelitian yang terpisah sehingga diperlukan penelitian tentang penerapan matriks untuk monitoring proyek dengan konsep nilai hasil. Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui cara menyusun BCWS dan BCWP dengan persamaan matriks sehingga dapat digunakan sebagai input untuk monitoring proyek dengan konsep nilai hasil. Objek studi penelitian adalah Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Untuk menyusun BCWS dan BCWP harus dibentuk tiga matriks dasar yaitu matriks kuantitas pekerjaan terhadap elemen bangunan (Qwxm), matriks harga satuan pekerjaan terhadap komponen biaya (Uwxa), dan matriks progress rasio pekerjaan terhadap waktu (Rwxt). Dengan operasi matriks, dari ketiga matriks dasar tersebut dapat diintegrasikan antara waktu dan biaya sehingga diperoleh matriks biaya pekerjaan terhadap waktu (Cwxt). BCWS diperoleh dengan mengalikan CTwxt dengan matriks satuan pekerjaan (Iwx1). BCWP diperoleh dengan merubah matriks progress rasio pekerjaan terhadap waktu (Rwxt) sesuai prestasi fisik yang diperoleh dari laporan mingguan. Sedangkan ACWP diperoleh dari laporan keuangan proyek. Dari ketiganya dapat dihitung varians biaya, varians jadwal, indeks kinerja biaya, dan indeks kinerja jadwal serta perkiraan biaya total proyek.
Dengan konsep nilai hasil, diketahui perkembangan proyek pembangunan Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Pada tiga minggu pertama pelaksanaan proyek, prestasi fisik yang diperoleh cukup baik (indeks kinerja jadwal/SPI lebih dari satu) namun biaya yang dikeluarkan melebihi anggarannya. Prestasi mulai memburuk pada minggu ke-4 dan selanjutnya, namun biaya aktual yang dikeluarkan relatif dibawah anggaran. Kondisi ini berubah pada minggu terakhir pelaksanaan proyek (minggu ke-17), karena ternyata pihak kontraktor mampu menyelesaikan proyek tepat waktu (nilai SPI = 1) dengan nilai indeks kinerja biaya (CPI) sebesar 1,46% yang berarti kontraktor pelaksana mendapatkan keuntungan 4,6% dari nilai akhir BCWS atau sebesar Rp 206.390.993,65.
ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT
PEMBANGUNAN MX MALL DAN
APARTEMEN, JL. VETERAN KOTA
MALANG
RIVA AKTIVA
Dosen Pembimbing : Hendi Bowoputro, ST, MT, dan Ir. Ludfi Djakfar, MSCE, Ph. D.
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Pembangunan MX Mall dan apartemen di Jalan Veteran yang terdiri dari kegiatan perdagangan dan pemukiman menimbulkan tarikan dan bangkitan pergerakan baru yang membebani sistem jaringan jalan yang telah ada. Apalagi sebelumnya kawasan ini terdapat pusat perbelanjaan MATOS dan pusat pendidikan yang sering menimbulkan kemacetan lalu lintas. Untuk mengetahui pengaruh pergerakan tersebut diperlukan analisis dampak lalu lintas (ANDALALIN). Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui dampak lalu lintas pada jaringan jalan saat mall dan apartemen beroperasi dan lima tahun setelahnya serta dilengkapi dengan perbaikan-perbaikan yang diperlukan apabila ada jaringan jalan yang tidak stabil menjadi lancar kembali pada kawasan Veteran.
Metode survai yang dilakukan adalah survai volume lalu lintas yang berlokasi di Simpang ITN, Simpang Cibogo, Ruas MATOS, U-turn TMP dan Bundaran Bandung. Survai dilaksanakan pada hari Jumat pukul 17.00-22.00 WIB, Sabtu pukul 06.00-11.00 WIB dan 17.30-22.30 WIB, Minggu pukul 09.00-15.00 WIB dan 16.00-22.00 WIB serta Senin pukul 06.00-11.00 WIB. Data sekunder di antaranya prediksi jumlah tarikan pengunjung mall menggunakan studi terdahulu (Deri dan Mendrofa, 2007) dan bangkitan apartemen (Ardikarini, 2009). Prediksi kinerja lalu lintas 5 tahun mendatang menggunakan rata-rata pertumbuhan penduduk, jumlah mahasiswa UB dan UM, PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan tingkat kepemilikan kendaraan Kota Malang pada tahun 2005-2008. Analisis perhitungan menggunakan MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) 1997. Hasil analisis perhitungan pada kondisi eksisting saat jam puncak di Simpang ITN: Jl.Bendungan Sigura-gura DS=1,28; Jl.Sumbersari DS=1,29; Jl.Veteran DS=0,92; Jl. Bendungan Sutami DS=1,2. Simpang Cibogo DS=0,59; Ruas Matos DS=0,26 dan Ruas Cibogo DS=0,13; dan Bundaran Bandung : Jalan M.Panjaitan DS= 0,4;Jl. Ijen DS=0,13 dan Jl. Bandung DS=0,33. Pada saat mall dan apartemen beroperasi Simpang ITN: Jl. Bendungan Sigura-gura DS=1,06; Jl.Sumbersari DS=0,99; Jl.Veteran DS= 1,06; Jl. Bendungan Sutami DS=1,06. Simpang Cibogo DS=1,27; Ruas Matos DS=0,48 dan Ruas Cibogo DS=0,45. Jalinan INBIS-Cibogo=DS 0,52, INBIS-MX DS=0,56; Cibogo-MX DS=0,95 dan Cibogo-MX-TMP DS=0,43. Sedangkan Bundaran Bandung: Jl. M.Panjaitan DS=0,48; Jl.Ijen
DS=0,17 dan Jl. Bandung DS=0,48. Pada jaringan jalan yang kondisi lalu lintasnya tidak stabil diperbaiki seperti Simpang ITN dan Simpang Cibogo. Pada tahun 2015 setelah mall dan apartemen beroperasi dan setelah perbaikan kinerja jaringan jalan didapat persimpangan ITN: Jl. Bendungan Sigura-gura DS=0,83; Jl. Sumbersari DS=0,6; Jl. Veteran DS=0,83; Jl. Bendungan Sutami DS=0,83. Jalinan Cibogo-MX DS=0,74. Perbaikan di Simpang ITN dilakukan dengan cara perubahan fase dan pelebaran jalan. Sedangkan Simpang Cibogo dengan pelebaran jalan dan menutup simpang menjadi jalinan.
Kata kunci : MX Mall dan Apartemen, ANDALALIN, Simpang ITN, Simpang Cibogo, Bundaran Bandung
STUDI ANALISIS POTENSI PENUMPANG
DAN PERENCANAAN FASILITAS SISI
UDARA BANDAR UDARA JEMBRANA
Arni Rosyidah Rizvi ; Gde Raharja Udhaya
Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Jalan Mayjen Haryono No. 167 Malang 65145
e-mail : [email protected]
ABSTRAK
Jembrana merupakan salah satu kabupaten di Bali yang mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta berpotensi sebagai pengembangan sumber daya alam (energi) dan kepariwisataan yang berbasis wisata kepulauan. Untuk perencanaan Bandar Udara Jembrana, maka perlu memprediksi jumlah penumpang Bandar Udara Jembrana pada tahun 2030 dan menentukan kebutuhan fasilitas sisi udara pada Bandar Udara Jembrana tahun 2010-2030. Analisis potensi penumpang ditinjau dari analisis peralihan moda dan analisis berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Analisis peralihan moda menggunakan metode Stated Preference. Data yang digunakan untuk peralihan moda adalah hasil survai primer di Pelabuhan Gilimanuk – Ketapang, Pelabuhan Ketapang – Gilimanuk dengan arah perjalanan dari atau ke Jembrana, serta hasil survai primer di Agen Perjalanan dan Hotel yang ada di Jembrana dan sekitarnya dan di Bandara Ngurah Rai. Dari hasil analisis peralihan moda dan peramalan penumpang untuk tahun 2030 diperoleh jumlah penumpang untuk rute Jembrana – Surabaya sebesar 35042 orang/tahun. Dan jumlah
penumpang untuk rute Jembrana – Jakarta sebesar 10020 orang/tahun. Dari hasil perencanaan kebutuhan fasilitas sisi udara Bandar Udara Jembrana diperoleh panjang runway 1894 m, lebar runway 30 m, lebar bahu runway 12 m, luas apron 91 x 86 m, lebar taxiway 15 m, panjang taxiway 134 m.