• Tidak ada hasil yang ditemukan

POST TRAUMATIC STRESS DISORDER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POST TRAUMATIC STRESS DISORDER"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Lab/SMF Ilmu Kesehatan Jiwa Refleksi Kasus Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman / RSKD Atma Husada Mahakam

POST TRAUMATIC STRESS DISORDER

` Oleh Dinar Wulan H. NIM 0910015051

Pembimbing

dr. Denny Jeffry Rotinsulu, Sp.KJ

LAB / SMF KESEHATAN JIWA

Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman

RSKD Atma Husada Mahakam

(2)

BAB 1 DATA PASIEN

Refleksi Kasus

Seorang perempuan, 15 tahun kelas 1 SMA, tinggal di Panti Sosal Perlindungan Anak Jl. HAM. Rifadin Samarinda Seberang datang ke poli RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda pada tanggal 5 Desember 2013 pada pukul 11.30 WITA. Pasien telah mengikuti rawat jalan di poli sejak tanggal 24 Oktober 2013.

Identitas Pasien

Nama : ES

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 15 tahun

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : SMA kelas 1

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Panti Sosal Perlindungan Anak Jl. HAM. Rifadin Samarinda Seberang

Identitas Keluarga

Nama : Ny.R

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 35 tahun

Status dengan pasien : Ibu

Alamat : Balikpapan

Status Psikiatri

(3)

a. Riwayat penyakit sekarang

Autoanamnesis

Semenjak tindakan asusila yang dialami, pasien mengaku susah tidur dan sering bermimpi mengenai hal tersebut berkali – kali, terkadang pasien juga mengigau saat tidur. Pasien sempat ingin bunuh diri dengan memukul- mukulkan kepalanya ke tembok dan menggangap dirinya tidak berharga lagi.

Heteroanamnesis

Pasien susah tidur dan sering mengigau hampir setiap malam. Pasien sempat 5 hari tidak mau makan dan mengurung diri di kamar. Pasien pernah mencoba untuk melukai diri sendiri tapi berhasil dihentikan oleh ibu pasien. Pasien menjadi pendiam, pemurung dan sempat tidak masuk sekolah selama 2 minggu lebih. Pasien kemudian dipindahkan sekolah di Samarinda dan tinggal di Panti Sosial Perlindungan Anak Samarinda. Sementara keluarganya bertempat di Balikpapan.

b. Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengalami tindakan asusila pada bulan Mei 2013 yang lalu

c. Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada riwayat penyakit keturunan pada keluarga

d. Gambaran kepribadian dan premorbid

Pasien merupakan pribadi yang periang, baik, senang bersosialisasi, dan rajin beribadah

e. Faktor pencetus

Tindakan Asusila yang dialami pasien

f. Riwayat perkawinan

Pasien belum pernah menikah.

g. Riwayat sosial ekonomi

Pasien berasal dari keluarga ekonomi golongan menengah ke bawah

h. Riwayat religius

Pasien mengaku taat beribadah dan rajin mengaji.

i. Hubungan dengan keluarga dan lingkungan

(4)

j. Genogram

Keterangan :

: Laki – laki tanpa gangguan jiwa

: Perempuan tanpa gangguan jiwa

: Pasien

Status Praesens a. Status Internus

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis, GCS E4 V5 M6 Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 85 x / menit Respirasi : 20 x / menit Temperatur : 35,4 ° C

Sistem kardiovaskuler : tidak didapatkan kelainan Sistem respiratorik : tidak didapatkan kelainan Sistem gastrointestinal : tidak didapatkan kelainan Sistem urogenital : tidak dilakukan pemeriksaan Kelainan khusus : tidak didapatkan kelainan

b. Status Neurologikus

Panca indera : tidak didapatkan kelainan Tanda meningeal : tidak dilakukan pemeriksaan Tekanan intrakranial : tidak dilakukan pemeriksaan

(5)

Mata

Gerakan : normal Pupil : isokor

Diplopia : tidak ditemukan

Visus : tidak dilakukan pemeriksaan

c. Status Psikiatrik

Kesan umum : Rapi, tenang, kooperatif Kontak : Verbal (+), visual (+)

Kesadaran : Compos mentis, atensi (+), orientasi tempat, waktu dan ruang (+) Emosi / afek : Labil, afek depresi

Proses berpikir : Cepat, koheren Intelegensi : Cukup

Persepsi : Halusinasi dan ilusi disangkal Psikomotor : Dalam batas normal

Kemauan : ADL mandiri

Diagnosis

a. Formulasi Diagnosis

1. Seorang perempuan, 15 tahun kelas 1 SMA, tinggal di Panti Sosal Perlindungan Anak Jl. HAM. Rifadin Samarinda Seberang datang ke poli RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda pada tanggal 5 Desember 2013 pada pukul 11.30 WITA. Pasien telah mengikuti rawat jalan di poli sejak tanggal 24 Oktober 2013.

2. Pada autoanamnesis, pasien menjelaskan bahwa dirinya mengalami susah tidur dan sering mimpi buruk.

3. Pasien menjadi pemurung, pendiam, tidak nafsu makan,bahkan sempat berusaha untuk melukai diri sendiri dengan memukul-mukulkan kepalanya ke tembok.

4. Pada pemeriksaan psikiatri, didapatkan penampilan rapi, tenang, kooperatif, kontak verbal dan visual baik, emosi labil, afek depresi, orientasi baik, proses pikir cepat, koheren, halusinasi & ilusi disangkal, intelegensia cukup, ADL mandiri, dan psikomotor dalam batas normal.

b. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan pada pasien. c. Diagnosis Multiaksial

Aksis I : F43.1 Gangguan stress pasca trauma Aksis II : Tidak ada diagnosis pada aksis ini

(6)

Aksis III : Tidak ada diagnosis pada aksis ini Aksis IV : Masalah dengan lingkungan sosial

Aksis V : GAF 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, diabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

Penatalaksanaan a. Psikofarmakologis

Kalxetin 10 mg 1-0-0

b. Psikoterapi

1. Dikonsulkan ke psikiater

2. Memotivasi pasien untuk menjalani proses terapi sehingga dapat terjadi perbaikan kondisi.

3. Memberikan kepercayaan diri kepada pasien bahwa dia dapat bena

4. Menyarankan kepada keluarga untuk senantiasa memotivasi dan mendukung pasien untuk dapat menangani dan merespons pasien.

Prognosis

Dubia ad bonam

 Adanya keinginan yang kuat dari pasien untuk mejalani terapi ditandai dengan minum obat teratur.

(7)

BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Diagnosis Multiaksial

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan status psikiatri, pasien ini didiagnosis dengan Post Traumatic Stress Disorder. Untuk menentukan diagnosis gangguan jiwa dapat digunakan PPDGJ.

Axis I

Pedoman diagnostic untuk Post Traumatic Stress Disorder berdasarkan PPDGJ-III adalah sebagai berikut:.

Pedoman Diagnosis Skizofrenia

Pedoman Diagnostik Gejala Pada Pasien Kriteria Diagnosis baru ditegakkan

bilamana gangguan ini timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadian traumatic berat (masa laten yang berkisar antara beberapa minggu sampai beberapa bulan, jarang sampai melampaui bulan). Kemungkinan diagnosis masih dapat ditegakkan apabila tertundanya waktu mulai saat kejadian dan onset melebihi waktu 6 bulan, asal saja manifestasi klinisnya adalah khas dan tidak didapat alternatif kategori gangguan lainnya. Sebagai bukti tambahan

selain trauma, harus didapatkan bayang – bayang atau mimpi- mimpi dari kejadian traumatic tersebut secara berulang –

Pasien mengalami mimpi buruk dan susah tidur sekitar bulan Oktober 2013

(Kejadian bulan Mei 2013)

Waham mistik (-)

Pasien mengalami mimpi buruk sehingga susah tidur dan sering mengigau

Memenuhi

Tidak Memenuhi

(8)

ulang kembali (flashback) Gangguan otonomik,

gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya dapat mewarnai diagnosis tetapi khas

Suatu “sequele” menahun yang terjadi lambat setelah stress yang luar biasa, misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma, diklasifikasikan dalam kategori F62.0 (perubahan kepribadian yang

berlangsung lama setelah mengalami katastrofa)

Pasien menjadi pemurung, pendiam dan tidak nafsu makan

Pasien baru mengalami peristitwa tersebut kurang lebih 7 bulan

Memenuhi

Tidak Memenuhi

KESAN: Pasien memenuhi kriteria diagnosis F.43.1 Axis II

Untuk Axsis II, berdasarkan anamnesa didapatkan kepribadian premorbid pasien merupakan pribadi yang ceria, baik, dan senang bergaul sehingga dapat disimpukan tidak ada diagnosis untuk Axsis II.

Axis III

Untuk Axis III, berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan laboratorium tidak didapatkan kelainan pada pasien ini.

Axsis IV

Untuk Axsis IV, berdasarkan anamnesa didapatkan bahwa setelah peristiwa tersebut pasien merasa dijauhi oleh teman – temannya dan jadi bahan omongan oleh temannya, sehingga dapat disimpulkan ada masalah dengan lingkungan sosialnya.

Axsis V

GAF 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi secara umum masih baik.

3.2. Tatalaksana

Penatalaksanaan pada pasien ini diberikan Kalxetin 10 mg 1-0-0 yang merupakan golongan SSRI yang digunakan sebagai terapi antidepresan.

Selain pemberian terapi antipsikotik, diperlukan juga psikoterapi yang ditujukan kepada penderita sendiri, diharapkan untuk mengerti keadaan dirinya untuk menghadapi stress psikososial yang dihadapi dan konseling kepada keluarga untuk mendapatkan

(9)

dukungan baik dalam pengobatan maupun sosialisasi penderita. Memotivasi pasien untuk menjalani proses terapi sehingga dapat terjadi perbaikan kondisi. Memberikan penjelasan kepada keluarga terdekat mengenai keadaan pasien saat ini, gejala, kemungkinan penyebab, dampak, faktor-faktor pemicu kekambuhan, dan prognosis sehingga keluarga dapat memberikan dukungan kepada pasien.3,4

3.3. Prognosis

Gangguan stress pascatraumatik biasanya berkembang pada suatu waktu setelh trauma. Gejala dapat berfluktuasi dengan jalannya waktu dan mungkin paling kuat selama periode stress. Kira – kira 30% pasien pulih secara lengkap, 40% pasien terus menderita gejala ringan, 20 % terus menderita gejala sedang dan 10% tidak berubah atau memburuk.

Prognosis yang baik diramalkan oleh onset gejala yang cepat, durasi gejala yang singkat (kurang dari enam bulan), fungsi pramorbid yang baik, dukungan sosial yang kuat dan tidak adanya gangguan psikiatrik,medis, atau berhubungan zat lainnya3,4.

Pada pasien ini onset gejala cepat, durasi gejala kurang lebih selama enam bulan, premorbid pasien baik sehingga prognosis pasien ini adalah baik walaupun dukungan sosial pasien ini tidak kuat.

Untuk mengurangi keparahan dari stress yang dialami pasien, disarankan untuk kontrol dan minum obat secara teratur serta disarankan untuk mengikuti konseling bersama dengan keluarganya agar dapat memahami keadaan penderita.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 1993. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ).Edisi ke III. Jakarta.

Kaplan, Sadock. 2010. Sinopsis Psikiatri. Ilmu Pengetahuan Psikiatri Klinis Edisi 10. Alih bahasa: Widjaja Kusuma. Jawa Barat: Binarupa Aksara.

Maslim, R. Buku Saku Diagnosis Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Unika Atmajaya: Jakarta. 2003.

Maslim, R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik edisi ketiga.Bagian ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.2007.

Referensi

Dokumen terkait

Ustadz Ferizal sebagai ketua MUI Nagari Tebing Tinggi, juga bekerja menjadi petani karet sudah 5 tahun, dan karet yang Ustadz Ferizal hasilkan untuk dijual biasanya karet

Pengujian kuat desak pavmg block yang diberikan pada 5 variasi (0%, 5%, 10%o, 15% dan 20%) benda uji berumur 7 hari, diperoleh hasil kuat desak rata-rata tertinggi adalah

?etapi setiap kelas tapi setiap kelas ekui=alen yang ditentukan oleh anggota dari ekui=alen yang ditentukan oleh anggota dari  sama dengan koset  sama dengan koset kanan kanan

INDIK INDIKA ATOR PENC TOR PENCAP APAIAN KOMP AIAN KOMPETEN ETENSI

Berdasarkan kriteria tingkat kelayakan yang telah ditentukan, maka modul ini berada dalam kualifikasi layak untuk digunakan sebagai alternatif sumber belajar pada mata

Referensi lain menyebutkan bahwa pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan ureum dan kreatinin paling cepat diambil 2-3 menit setelah dialisis diakhiri (Jindal, K,

Skripsi ini merupakan karya ilmiah hasil penelitian yang dilaksanakan pada September- Oktober 2006 di lahan rehabilitasi Desa Wonoasri Taman Nasional Meru Betiri dengan judul

• An Nabhani juga menyebutkan bahwa nilai guna merupakan satuan dari satu barang yang diukur berdasarkan kegunaan terakhir benda tersebut, atau kegunaan pada satuan yang