• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI GAMBAR SERI PADA ANAK KELOMPOK B TK KANISIUS DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI GAMBAR SERI PADA ANAK KELOMPOK B TK KANISIUS DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

i

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI GAMBAR SERI PADA ANAK KELOMPOK B TK KANISIUS

DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

Oleh:

YULIANA KARTINI A53B090191

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI GAMBAR SERI PADA ANAK KELOMPOK B TK KANISIUS

DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

Disetujui Oleh : Pembimbing I

Drs. H. Yakub Nasucha, M.Hum.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(3)

iii ABSTRAK

. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI GAMBAR SERI PADA ANAK KELOMPOK B TK KANISIUS DELANGGU

KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

Yuliana Kartini, A53B090191 Program Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2013

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampan bercerita melalui gambar seri pada kelompok B TK Kanisius Delanggu Klaten tahun pelajaran 2012/2013.Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelompok B TK Kanisius Delanggu tahun pelajaran 2012/2013. Prosedur pelaksanaan tindakan terbagi dalam dua siklus dengan empat komponen pada tiap siklusnya, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi lembar observasi dan pedoman observasi, lembar penilaian cerita gambar seri, dan dokumentasi foto. Kriteria keberhasilan tindakan dibagi menjadi dua, yaitu proses dan produk. Keberhasilan proses diukur berdasarkan peningkatan proses pembelajaran kearah yang lebih baik. Keberhasilan produk diukur berdasarkan ketercapaian indikator dan nilai siswa yang lebih baik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan bercerita siswa kelompok B TK Kanisius Delanggu.Peningkatan tampak pada proses dan produk. Peningkatan proses terlihat pada aktivitas siswa dalam pembelajaran. Peningkatan tersebut terlihat dari kondisi siswa yang lebih fokus,lebih antusias, lebih mandiri, lebih aktif, dan senang dalam kegiatan pembelajaran. Peningkatan kualitas proses berdampak positif pada peningkatan kualitas produk. Hal tersebut terlihat pada hasil tes bercerita dari pra tindakan hingga siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas juga meningkat, yaitu pra tindakan 64,42, siklus I 73,58, dan siklus II 82,195. Secara keseluruhan pada akhir siklus II ini semua aspek dan criteria bercerita siswa mengalami peningkatan yang cukupsignifikan.Dari hasilpenelitian di atas, terbukti bahwa penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan bercerita siswa kelompok B TK Kanisius Delanggu tahun pelajaran 2012/2013.

(4)

1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Prinsip belajar di Taman Kanak-Kanak adalah bermain sambil belajar, belajar sambil bermain. Di dalam bermain anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan. Selain itu bermain membantu anak mengenal dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungan anak dalam dunia bermain.

Pengembangan kemampuan berbahasa bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa Indonesia, dan dapat meceritakan pengalaman/kegiatan secara sederhana dengan urut.

Pembelajaran bahasa mempunyai tujuan agar siswa terampil berbahasa yang meliputi keterampilan berbicara, keterampilan menyimak, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Untuk berinteraksi dengan lingkungan, anak akan dituntut untuk dapat berbicara, selain itu lingkungan memberikan pula pelajaran terhadap tingkah laku dan ekspresi serta penambahan perbendaharaan kata. Berbicara secara umum dapat diartikan sebagai suatu penyampaian ide atau gagasan, pikiran kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain (Tarigan, 2008: 1).

Memberikan kegiatan yang menarik dan menyenangkan merupakan suatu bagian penting dalam mendorong perkembangan bahasa, karena anak harus mampu mengungkapkan dan menggunakan kata-kata, untuk mendorong anak agar mampu mengungkapkan diri dengan kata-kata, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah melalui permainan bahasa dalam bentuk permainan berbicara atau permainan deskriptif. Permainan deskriptif adalah permainan yang menuntut anak-anak untuk menguraikan benda dengan mendorong anak untuk mencari kata-kata dan membantu mereka berbicara serta berpikir dengan lebih jelas, salah satu contohnya permainan pemberian gambar seri.

(5)

2 B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian adalah :

1. Bagaimanakah proses pelaksanaan bermain dengan media gambar seri dalam mengembangkan kemampuan bercerita dan penguasaan kosa kata anak usia dini?

2. Bagaimanakah perbedaan keterampilan berbicara dan penguasaan kosakata anak usia dini antara yang menerapkan bermain dengan media gambar seri dengan bermain tanpa media gambar seri?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penelitian ini untuk mengetahui :

1. Proses pelaksanaan bermain dengan media gambar seri dalam mengembangkan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini,

2. Perbedaan keterampilan berbicara dan penguasaan kosakata anak usia dini antara yang menerapkan bermain dengan media gambar seri dengan bermain tanpa media gambar seri,

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat penelitian secara teoretis,

Penelitian ini dapat memperkaya konsep dan literatur dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini

2. Manfaat secara praktis,

a. Hasil penelitian ini merupakan masukan dan pengalaman yang berharga bagi guru dalam menggunakan media gambar seri sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di TK.

b. Bagi pengelola bermanfaat dalam rangka meningkatkan program pembelajaran kearah yang lebih baik,

c. Bagi peneliti memberikan pengalaman sangat berharga dapat bekerjasama dengan guru dalam menyelesaikan masalah di sekolah dan menambah wawasan untuk memperbaiki pola pikir kedepan.

(6)

3 LANDASAN TEORI

A. Kerangka Teori

1. Pengertian Bercerita

Menurut Abdul Majid (2001: 9) bercerita berarti menyampaikan cerita kepada pendengar atau membacakan cerita bagi mereka. Dari batasan yang dikemukakan oleh Abdul Majid ini menunjukkan paling tidak ada 3 komponen dalam bercerita, yaitu (1) pencerita, orang yang menuturkan atau menyampaikan cerita, cerita dapat disampaikan secara lisan maupun tertuli, (2) cerita atau karangan yang disampaikan, cerita ini bisa dikarang sendiri oleh pencerita atau cerita yang telah dikarang atau ditulis oleh pengarah lain kemudian disampaikan oleh pencerita, (3) penyimak yaitu individu yang menyimak cerita yang dismapaikan baik dengan cara mendengarkan maupun membaca sendiri cerita yang disampaikan secara tertulis.

2. Media Pembelajaran

Media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim ke penerima (Ibrahim, et. Al, 2001: 38). Secara umum definisi media, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi.

3. Gambar Seri

Gambar seri diambil dari kata gambar dan seri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia gambar adalah tiruan benda, orang atau pandangan yang dihasilkan pada permukaan yang rata. Sedangkan seri adalah rangkaian yang berturut-turut baik itu cerita, buku, peristiwa, dan sebagainya. Gambar seri yang dipakai dalam pembelajaran menulis karangan adalah rangkaian gambar yang tersusun secara kronologis. Dari rangkaian gambar tersebut maka akan membentuk sebuah cerita yang

(7)

4

nantinya menjadi sumber ide bagi siswa untuk mengarang yag sesuai dengan imajinasi anak terhadap rangkaian gambar tersebut.

4. Media Gambar Seri

Media gambar seri adalah media pembelajaran yang berupa gambar datar yang mengandung cerita dengan urutan tertentu sehingga antara satu gambar dengan gambar yang lain memiliki hubungan cerita dan membentuk satu kesatuan yang menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian dalam bentuk cerita tersusun.

5. Peranan Media Gambar Seri

Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa (Arsyad, 2003: 15). Penggunaan media pengajaran pada tanpa orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pembelajaran pada saat kegiatan belajar berlangsung.

Media pengajaran memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Setiap proses belajar mengajar ditandai adanya beberapa unsur, antara lain tujuan, bahan, metode, dan media serta unsur evaluasi. Unsur metode dan media merupakan unsur yang tidak dapat dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai tujuan. Dalam pencapaian tujuan, peranan media memegang peranan penting sebab dengan media, bahan mudah dipahami oleh siswa sekolah dasar. Dalam proses belajar mengajar media yang dipergunakan dengan tujuan untuk membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien.

B. Penelitian Terdahulu

Werdi Santosa, dkk (2011) meneliti kemampuan menulis karangan siswa melalui media gambar seri pada Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD

(8)

5

Negeri Brengkol. Judul penelitiannya adalah Penggunaan Media Gambar Seri dalam Peningkatan Keterampilan Mengarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan mengarang pada pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu dengan adanya peningkatan keterampilan mengarang siswa pada setiap siklus. Simpulan penelitian ini adalah penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan mengarang pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Brengkol yang dilakukan dengan langah-langkah sebagai berikut: (1) menyiapkan rangkaian gambar seri yang mudah dimengerti alurnya oleh siswa; (2) menggunakan kertas bergaris sebagai lembar menulis hasil karangan siswa; (3) menyiapkan alat se-perti lem dan gunting secukupnya; (4) memberikan penjelasan tentang menulis ka-rangan dengan memperhatikan ejaan dan tanda baca; (5) menempelkan acak gambar seri di papan tulis; (6) memberikan penjelasan tentang rangkaian cerita dari media gambar seri yang tersedia; (7) melakukan tanya jawab tentang urutan gambar seri yang tepat; (8) pemberian batasan tema; (9) melatih anak membuat judul karangan; (10) melatih anak membuat kerangka karangan; (11) melatih anak menjabarkan ke-rangka karangan; (12) memberi tugas siswa mengarang dengan menggunakan media gambar seri; (13) melatih anak dalam mempublikasikan karangan melalui membaca di depan kelas (14) memberikan motivasi dan reward kepada siswa.

Suryanto (2004) meneliti keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas II D SLTP Sukorejo, Kendal. Judul dari penelitiannya adalah Keterampilan Menulis Karangan Narasi Dengan Teknik Modeling Pada Siswa Kelas II di SLTP Sukorejo Kendal. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis karangan narasi sebesar 64,4% pada siklus pertama dan kedua meningkat 7,8%. Peningkatan rata-rata dari pratindakan sampai siklus II 15,6%. Pada siklus pertama siswa belum ada kesiapan dalam pembelajaran, perhatian siswa terhadap materi yang diberikan belum terfokus.

(9)

6 Kondisi Pembelajaran Perencanaan Tindakan Pelaksanaan Tindakan Evaluasi C. Kerangka Pikir

Bagan 1 Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Dari uraian di atas, maka diajukan hipotesis tindakan seperti berikut, dengan pendekatan proses dan media gambar akan diperoleh peningkatan: kemampuan bercerita dengan menggunakan media gambar seri. Pembelajaran dilakukan di TK B Kanisius Delanggu dinilai dirasakan belum memuaskan. Agar pembelajaran efektif, maka diterapkan pendekatan dengan media gambar seri agar kemampuan bercerita anak meningkat.

Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan pendekatan media gambar gambar seri dapat meningkatkan kemampuan bercerita siswa di TK B Kanisius Delanggu.

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan awal dalam proses pembelajaran bercerita dan wawancara dengan guru kelas, perlu dilakukan penelitian yang bermaksud untuk memperbaiki proses pembelajaran. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan berbasis kelas, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bercerita melalui media gambar seri pada anak kelompok B TK Kanisius

(10)

7

Delanggu Klaten dengan menggunakan pendekatan proses, yang dilakukan melalui proses kerja kolaborasi antara guru kelas II dengan peneliti.

B. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian direncanakan pada bulan Februari 2013 s/d Maret 2013, dan penelitian dilakukan dengan mengambil lokasi di TK Kanisius Delanggu Klaten.

C. Kehadiran Peneliti

Nasution dalam Sugiyono (2007: 306-307) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Berdasarkan dua pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa dalam penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah masalahnya yang akan dipelajari jelas, maka dapat dikembangkan suatu instrument.

D. Data dan Sumber Data 1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini merupakan hasil pengamatan terhadap peningkatan kemampuan bercerita pada siswa kelompok B TK Kanisius Delanggu Klaten dengan menggunakan pendekatan media gambar seri. Berdasarkan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa a) peningkatan kemampuan bercerita melalui gambar seri pada anak kelompok B TK Kanisius Delanggu Klaten b) jawaban lisan maupun tertulis yang diperoleh dari informan maupun responden, maka

(11)

8

responden dalam penelitian dianggap sebagai key informan. Sedang yang dijadikan key informan adalah guru kelas dan siswa.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh dari dokumen sekolah yang meliputi peningkatan kemampuan bercerita melalui gambar seri pada anak kelompok B TK Kanisius Delanggu Klaten.

E. Model Penelitian

Model penelitian adalah prosedur yang menggambarkan bagaimana penelitian akan dilaksanakan. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti merencanakan menggunakan dua siklus dan setiap siklus terdiri dari: 1) perencanaan; 2) tindakan dan observasi; 3) refleksi.

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode observasi

Teknik atau metode ini digunakan untuk menggali data dari sumber yang berupa peristiwa, tempat, lokasi, benda, serta rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Spadley (dalam Sutopo, 2002: 65) menyebutkan bahwa pelaksanaan teknik dalam observasi dapat dibagi menjadi (a) observasi tak berperan sama sekali, (b) observasi berperan yang dibagi menjadi 1) berperan pasif, 2) berperan aktif, dan 3) berperan penuh.

2. Metode Interview atau wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap beberapa responden responden yang dipilih guna mewakili keseluruhan responden yang dianggap sesuai dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan dengan Kepala Sekolah, Guru TK, dan beberapa siswa yang dianggap menonjol dibanding siswa lain.

(12)

9

Metode dokumentasi yang digunakan penulis lebih banyak berhubungan dengan data-data yang dimiliki sekolah, khususnya yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan bercerita melalui gambar seri pada anak kelompok B TK Kanisius Delanggu Klaten.Metode dokumentasi menjadi mendukung penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi. Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterprestasikan. Penelitian kualitatif memandang data sebagai produk dari proses memberikan interprestasi peneliti yang di dalamnya sudah terkandung makna yang mempunyai referensi pada nilai.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi

Sekolah yang dipilih untuk penelitian adalah TK Kanisius Delanggu. Lokasi tersebut terletak di Sabrang, Delanggu, Klaten. Adapun visi dan misi TK Kanisius Delanggu adalah :

1. Visi

Meletakkan visi dasar pribadi seutuhnya, mengembangkan potensi dan kemampuan fisik, perilaku dalam lingkungan pendidikan, membentuk manusia sehat jasmani, rohani, beriman, bertaqwa, berbudi luhur, bertanggungjawab dan mampu menyesuaikan diri.

2. Misi

a. Menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan bagi anak untuk mengembangkan diri dan kreatifitasnya dalam suasana yag riang dan gembira.

(13)

10

b. Guru berpegang teguh pada ajaran agama katolik dan kurikulum yang berlaku, tetapi memodifikasi diri, mengikuti perkembangan arus globalisasi.

c. Dapat diterima, diminati dan di dukung oleh masyarakat.

Secara fisik sekolah cukup sehat. Hal ini dapat dilihat dari cara mengatur dan memelihara ruang kelas, ruang guru, dan halaman sekolah. Sekolah tersebut mempunyai tenaga kebersihan, artinya sekolah memiliki penjaga sekolah. Jumlah siswanya juga tergolong besar yaitu 72 siswa yang terdiri dari 38 siswa di Kelompok B dan 34 siswa di Kelompok A.

B. Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas, ditemukan beberapa kondisi siswa dalam mengikuti pembelajaran, seperti : a) Siswa kurang fokus dalam belajar bahasa, b) Siswa belum mampu mengungkapkan bahasa, c) Siswa merasa jenuh dengan pelajaran bahasa yang diberikan, d) Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran bahasa yang diindikasikan pada rendahnya kemampuan siswa untuk bercerita tentang gambar, e) Kurangnya situasi yang kondusif dalam proses belajar mengajar bahasa yang diindikasikan tidak adanya prestasi belajar khususnya bercerita, f) Minimnya jumlah siswa yang dapat bercerita dengan cepat dan tepat, g) Belum adanya media cerita bergambar untuk mendorong menguasaan kosakata dan ketrampilan berbicara siswa. Dampak dari hal tersebut di atas adalah rendahnya hasil belajar atau prestasi belajar siswa TK B Kanisius Delanggu.

C. Siklus I

Tabel 1 Hasil Tes Siklus I No Tanda Bintang (Nilai) Rentang Nilai Frekuen si (f) Nilai (x) 1 91 – 100 1 95,5 2 81 – 90 9 85,5

(14)

11 3 71 – 80 15 75,5 4 60 – 70 13 65,5 38 D. Siklus II Tabel 2

Hasil Nilai Tes siklus II No Tanda Bintang (Nilai) Rentang Nilai Frekuensi (f) Nilai (x) 1 91 – 100 8 95,5 2 81 – 90 18 85,5 3 71 – 80 12 75,5 4 60 – 70 - 65,5 38 Tabel 3

Prestasi Sebelum dan sesudah Dilakukan Tindakan Siklus II

Kelas Prestasi Hasil Belajar Siswa

TK B

Siklus I Siklus II

75,5 85,5

Pembelajaran mengungkap bahasa dengan bercerita menggunakan gambar seri hasilnya cukup baik, karena sebagian besar siswa di kelompok B pada siklus I memperoleh nilai sebesar 75,5 dan pada siklus II sebagian besar memperoleh nilai sebesar 85,5.

(15)

12

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai peneliti pasif dan berkolaborasi dengan guru kelas Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan mengungkap bahasa anak dan dapat meningkatkan kemampuan bercerita siswa.

Pada dasarnya konsep pembelajaran dengan media gambar seri menutut siswa untuk lebih kreatif menjelaskan gambar yang ada sesuai urutan dan menggunakan bahasa yang jelas. Kenyataannya banyak siswa yang terlihat aktif pada saat diberikannya materi mengungkap bahasa melalui cerita gambar seri dengan tema petani bercocok tanam.

Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran bahasa melalui bermain dengan media gambar seri efektif dalam meningkatkan penguasaan kosa kata anak pada Taman Kanak-Kanak Kanisius Delanggu. Usia anak yang di observasi selama penelitian adalah usia lima tahun kelompok B, kosa kata dan perkembangan bahasa anak meningkat setelah diberi perlakuan dengan menggunakan gambar seri. Hal ini sejalan dengan pendapat Bowler dan Linke dalam Dhieni (2007: 3.5) bahwa perkembangan bahasa anak akan semakin meningkat pada usia 5 tahun dimana anak sudah dapat berbicara lancar dengan menggunakan berbagai kosa kata baru. Namun demikian bahasa anak tidak akan meningkat apabila tidak memperoleh rangsangan-rangsangan melalui media.

PENUTUP A. SIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab terdahulu, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses pelaksanaan bermain dengan media gambar seri dalam mengembangkan kemampuan bercerita dan penguasaan kosa kata anak usia dini

Proses pelaksanaan bermain dengan media gambar seri telah dilaksanakan dengan baik. TK Kanisius Delanggu telah mempersiapkan

(16)

13

sarana yang menunjang untuk kegiatan pembelajaran dengan menggunakan gambar seri yang bertema ”Petani bercocok tanam”. Awalnya materi hanya membahas masing-masing gambar, tetapi untuk selanjutnya diperluas pelaksanaannya dengan menggunakan cerita gambar seri secara berurutan.

Dalam pelaksanaannya, guru menginstruksikan siswa untuk memulai bercerita gambar seri. Adapun tahapan pelaksanaannya (1) Guru membagikan gambar seri dengan tema ”petani bercocok tanam”, (2) Hasil cerita siswa tersebut kemudian dievaluasi, (3) Siswa yang mampu bercerita dengan kosakata yang lebih banyak disuruh maju untuk bercerita di depan kelas, (4) Guru memberi tanggapan dan motivasi terhadap siswa yang belum dapat bercerita dengan benar, (5) guru membuat penilaian. 2. Perbedaan keterampilan berbicara dan penguasaan kosa kata anak usia dini

antara yang menerapkan bermain dengan media gambar seri dengan bermain tanpa media gambar seri

Ketrampilan berbicara dan penguasaan kosa kata siswa yang menerapkan bermain dengan media gambar lebih baik dibandingkan yang tanpa menggunakan media gambar seri. Dengan adanya media gambar seri anak menjadi lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran dan lebih kreatif untuk bercerita dengan melihat gambar yang ada. Sedangkan siswa yang tanpa diberi gambar seri akan kebingungan untuk bercerita. Hal ini terlihat dari kondisi awal sebelum siklus belajar dimulai, siswa hanya diberi pelajaran yang monoton dan tidak menggunakan media apapun untuk membangkitkan gairan siswa dalam berbicara. Sedangkan pada siklus I siswa telah diberi gambar seri namun tanpa adanya penjelasan gambar dari guru. Hal ini juga menyebabkan siswa menjadi kebingungan untuk bercerita dan akhirnya hanya beberapa siswa yang mampu bercerita itupun dengan kosa kata yang minim. Sedankan siklus II telah dinyatakan berhasil dengan baik. Pada siklus II ini siswa diberi gambar seri disertai dengan penjelasan dari guru mengenai gambar-gambar yang ada, bahkan karena gambar seri yang diberikan kepada siswa bertema “petani bercocok

(17)

14

tanam”, maka sesekali siswa diajak untuk benar-benar mempraktekkan apa yang ada yang di gambar. Hal ini jelas sangat menarik perhatian siswa untuk belajar, oleh karena itu Siklus II dapat dikatakan lebih berhasil dibadingkan kondisi awal prasiklus dan siklus I.

B. SARAN

Berdasarkan kajian-kajian di dalam penelitian ini guna mendukung terselenggara pembelajaran yang tidak membosankan berikut ini diajukan beberapa saran

1. Untuk Kepala Sekolah

a. Kepala Sekolah hendaknya memfasilitasi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan, termasuk di dalamnya menggunakan pendekatan pembelajaran menggunakan media gambar agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik dan kreativitas guru meningkat.

b. Kepala Sekolah dapat menganjurkan para guru agar selalu menggunakan pembelajaran dengan media gambar yang di dalamnya banyak sekali serinya agar proses pembelajaran tidak membosankan dan lebih efektif.

2. Untuk Guru

a. Sudah saatnya para guru untuk selalu berinovatif dalam pembelajaran agar paradigma lama yang memunculkan makna guru sebagai pengajar beralih pada guru sebagai fasilitator. Untuk itu, penggunaan pembelajaran dengan media gambar seri menjadi satu alternative pilihan dalam pembelajaran di kelas

b. Semestinya guru mampu memberikan dan membangkitkan motivasi belajar yang lebih tinggi kepada peserta didik agar hasil belajarnya menjadi lebih optimal dan cara yang paling tepat adalah dengan melakukan inovasi

(18)

15

c. Tanggap terhadap permasalahan dan segera melakukan analisis terhadap berbagai permasalahan yang terjadi sehingga dapat segera dicarikan pemecahannya

3. Untuk Peserta Didik

a. Siswa hendaknya lebih aktif dan berinisiatif dalam melaksanakan kegiatan belajar dengan media gambar seri sehingga hasil belajar yang diharapkan menjadi lebih baik.

b. Apabila mengalami kesulitan atau permasalahan terhadap materi pelajaran segeralah mencari tahu atau bertanya kepada guru

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, 2001, Perencanaan Pembelajaran dan Mengembangkan Standar. Kompetensi Guru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Bacthiar S. Bachri, 2005, Pengembangan Kegiatan Bercerita di Taman Kanak-kanak, Teknik dan prosedurnya. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional.

Dianne Miller Nielsen 2008. Mengelola Kelas untuk Guru TK diterjemahkan oleh Febrianti Ika Dewi. Jakarta: Index

Masitoh, 2008, Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka

Moeslichatoen, 1996, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Rineka Cipta.

Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bansung: Rosda Karya.

Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Rochiati, Wiriaatmaja,. 2007. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Bandung :Remaja Rosda Karya.

(19)

16

Salimah, 2011, Dampak Penerapan Bermain dengan Media Gambar Seri Dalam Mengembangkan Keterampilan Berbicara dan Penguasaan Kosakata Anak Usi Dini (Studi Kasus Eksperimen pada Anak Taman Kanak-Kanak Kartika Siliwangi 3 Kabupaten Majalengka), Jurnal ISSN, 1412-565XX, Edisi Khusus No. 1, Agustus 2011

Sugiyono. 2007. Tehnik Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta.

Suhartono. 2005. Dasar-Dasar Menulis Karangan. Bengkulu: Unit Penerbitan FKIP. Slamet Mulyana

Sujiono. 2007. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka

Suryanto, 2004, Posisi Strategis Alat Permainan dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Anak Usia dini.buletin PADU. Vol 5 Ditjen PLS DepDikNas. (April 2004).

Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sebelas Maret University Press. Surakarta

Tarigan, 2008, Perencanaan Pembangunan Wilayah, Bumi Aksara

Werdi Santosa, Triyono dan Setyo Budi, 2011, Penggunaan Media Gambar Seri dalam Peningkatan Ketrampilan Mengarang, Surakarta : Universitas Sebeas Maret.

Yakub Nasucha, 2010, Muhammad Rohmadi, dan Agus Budi Wahyudi, Bahasa Indonesia untuk Penulisa Karya Tulis Ilmiah, Yogyakarta : Media Perkasa

Gambar

Tabel 1  Hasil Tes Siklus I  No  Tanda Bintang  (Nilai)  Rentang Nilai  Frekuensi (f)  Nilai (x)  1  91 – 100   1  95,5  2  81 – 90   9  85,5

Referensi

Dokumen terkait

Berkenaan dengan bakat, mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro tidak dapat mengenali bakat mereka untuk menentukan minat studi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis Arthropoda apa saja yang yang terdapat di gua Ngguwo serta mengetahui tingkat keanekaragaman jenis Arthropoda

Demi mengembangkan llmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non- Exc/ussve Royalty-Free Rigfit)

[r]

Pengembangan obyek potensial di wilayah pengembangan WWP A kalimantan tengah Evaluasi obyek wisata dan pengembangan bagian timur Kabupaten Pacitan Analisispotensi obyek

Berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor 29.1.23/UN32lKPl2OL5 tanggal 29 Januari 20t5, terhitung mulai tanggal 30 Januari 2015 telah nyata

Sementara faktor internal yang berasal dari kendala perusahaan adalah kesulitan dalam pengawasan pembiayaan yang disalurkan, keterbatasan sistem, pembiyaan murabahah

Keputusan Presiden Republik lndonesia Nomor 1521M Tahun 2010 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Negeri Malang;. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan