• Tidak ada hasil yang ditemukan

: JUANITA RIZQI HADI SAPUTRI F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ": JUANITA RIZQI HADI SAPUTRI F"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KANDUNGAN PEWARNA SINTETIS RHODAMIN B PADA PRODUK JAJANAN YANG BEREDAR DI SEKOLAH DASAR WILAYAH

KELURAHAN SLOGO KECAMATAN TANON KABUPATEN SRAGEN

JURNAL

Disusun Oleh :

JUANITA RIZQI HADI SAPUTRI F.904.017.011

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(STIKES) DUTA GAMA KLATEN 2019

(2)

ii

ANALISIS KANDUNGAN PEWARNA SINTETIS RHODAMIN B PADA PRODUK JAJANAN YANG BEREDAR DI SEKOLAH DASAR WILAYAH

KELURAHAN SLOGO KECAMATAN TANON KABUPATEN SRAGEN

Juanita Rizqi Hadi Saputri1, Dwi Joko Yulianto2, Mitta Aninjaya3 Fakultas Farmasi Stikes Duta Gama Klaten

Email : juanita.rhs20@gmail.com

Intisari

Latar belakang: Salah satu hal yang menjadi kebiasaan anak sekolah, terutama anak sekolah dasar (SD) adalah jajan di sekolah. Mereka tertarik dengan jajanan sekolah karena warnanya yang menarik, rasanya yang menggugah selera dan harganya yang terjangkau. Berbagai jenis produk jajanan ringan menjadi makanan jajanan sehari-hari di sekolah bahkan tak terbendung lagi beberapa uang jajan dihabiskan untuk membeli jajanan tersebut.

Tujuan: Untuk mengetahui kandungan pewarna sintetis Rhodamin B pada produk jajanan yang beredar di lingkungan Sekolah Dasar wilayah Kelurahan Slogo, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen.

Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriftif dengan melakukan observasi pada produk jajanan dengan menggunakan metode uji Spektrofotometri UV-Vis. Hasil dibandingkan dengan Permenkes RI No. 1168/Men.kes/Per/X/1999.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 dari 5 sampel yang di uji dengan Spektrofotometri UV-Vis terdapat sampel yang positif mengandung sintetik rhodamin B dengan nilai panjang gelombang 554,50 mn dimana panjang gelombang tersebut berada diantara batas panjang gelombang yang ditentukan yaitu 517,5-558 mn

Kesimpulan: Produk jajanan yang beredar di sekitar SD wilayah Kelurahan Slogo, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen terdapat 1 sampel yang positif mengandung pewarna sintetik rhodamin B yaitu arum manis.

(3)

iii

ANALYSIS RHODHAMIN B SYNTHETIC COLOR CONTENT IN THE PRODUCTS DISTRIBUTED IN THE BASIC SCHOLL OF SLOGO KELRAHAN REGENCY, TANON DISTRICT, SRAGEN DISTRICT

Juanita Rizqi Hadi Saputri1, Dwi Joko Yulianto2, Mitta Aninjaya3

Abstract

Background: One of the things that becomes a habit of school children,

especially elementary school children, is snacks at school. They are interested in school snacks because of their attractive colors, appetizing tastes and affordable prices. Various types of light snacks become daily snacks at school and even unstoppable some snacks are spent to buy these snacks.

Objective: To find out the content of Rhodamin B synthetic dyes in hawker

products circulating in the elementary school environment of the Slogo District, Tanon District, Sragen Regency.

Method: This research is a descriptive study by observing snacks using the

UV-Vis spectrophotometry test method. The results were compared with Minister of Health RI No. 1168 / Men.kes / Per / X / 1999.

Results: The results showed that 1 of 5 samples tested with UV-Vis

spectrophotometry contained positive samples containing synthetic rhodamine B with a wavelength value of 554.50 mn where the wavelengths were within the specified wavelength limit of 517.5- 558 mn

Conclusion: Snack products circulating around the Slogo District elementary

school, Tanon District, Sragen Regency, there is 1 positive sample containing rhodamin B synthetic dye, which is sweet arum.

(4)

1 PENDAHULUAN

Salah satu hal yang menjadi kebiasaan anak sekolah, terutama anak sekolah dasar (SD) adalah jajan di sekolah. Mereka tertarik dengan jajanan sekolah karena warnanya yang menarik, rasanya yang menggugah selera dan harganya yang terjangkau.

Mengkonsumsi makanan jajanan yang tidak sehat baik dari segi mutu maupun keamanannya dapat menimbulkan berbagai masalah kesehtan antara lain keracunan makanan, diare dan berbagai foodborne disease lainnya.

Di Indonesia, peraturan mengenai penggunaan zat pewarna yang diizinkan dan dilarang untuk pangan diatur melalui melalui SK Menteri Kesehatan RI No 772/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Pangan yang

diperkuat oleh Permenkes No. 1168/Menkes/1999 serta undang-undang keamanan pangan yaitu Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 (BPOM RI, 2011).

Zat pewarna sintetis yang sering ditambahkan pada jajanan adalah Rhodamin B dan Methanyl Yellow, yaitu merupakan zat pewarna sintetis yang umum digunakan sebagai pewarna tekstil. Kedua zat ini merupakan zat warna tambahan yang dilarang penggunaannya dalam pembesaran organnya (Utama & Suhendri, 2009).

Penggunaan zat pewarna Rhodamin B dan Methanyl Yellow pada makanan jajanan anak masih marak dilakukan sehingga dapat membahayakan kesehatan. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti kandungan pewarna sintetis Rhodamin B pada produk jajanan

(5)

2 yang beredar di Sekolah Dasar Wilayah Kelurahan Slogo Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen produk-produk pangan. Keduanya bersifat karsinogenik sehingga dalam penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kanker. Uji toksisitas Rhodamin B telah dilakukan terhadap mencit dan tikus dengan injeksi subkutan dan secara oral. Rhodamin B dapat menyebabkan Karsinogenik pada tikus ketika diinjeksi subkutan, yaitu timbul sarcoma lokal. Sedangkan secara IV didapatkan LD 50 89,5 mg/kg yang ditandai dengan gejala adanya pembesaran hati, ginjal dan limfa diikuti perubahan anatomi berupa membuat peneliti tertarik untuk meneliti kandungan pewarna sintetis Rhodamin B pada produk jajanan yang beredar di Sekolah Dasar Wilayah Kelurahan Slogo

Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu dengan melakukan obsevasi pada produk jajanan yang dicurigai mengandung zat warna berbahaya yang dilarang untuk digunakan. Karakteristik sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Accidental Sampling, dimana teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu pedagang yang secara kebetulan/insidential berjualan disekiar tempat penelitian. Sebagai subjek penelitian ini adalah Jajanan berupa Jelly Cup, Permen Lollypop, Saus Tomat, Arum Manis, Bubuk Tabur Rasa dan prinsip kerja dalam mengidentifikasi zat warna rhodamin B menggunakan identifikasi uji organoleptik dan

(6)

3 spektrofotometri UV-Vis. Alat dan baha yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mortir Stamper, Kertas Label, Gelas Beker 100 ml, Neraca Analitik, Batang Pengaduk, Sendok Tanduk, Kertas Saring, Erlenmeyer 100 ml, Pipet ukur 25 ml, Corong Kaca, Spectrofotometri Uv – Visible, Jelly Cup, Permen Lollypop, Saus Tomat, Arum Manis, Bubuk Tabur Rasa, Rhodamin B, HCl 0,1 N, dan Aquadest. Tahap berikutnya adalah ekstansi dan pemurnian yang dilakuana dengan menggunakan prosedur Prosedur Analisa Rhodamin B meliputi:

a. Mempersiapkan semua sampel seperti Jelly Cup, Permen Lollypop, Saus Tomat, Arum Manis, Bubuk Tabur Rasa. b. Untuk sampel yang berupa

Permen Lollypop dan Arum Manis terlebih dahulu digerus

agar memudahkan saat penimbangan.

c. Timbang masing – masing sampel 2,5 gram yang dimasukkan kedalam gelasbeker 100 ml yang sudah diberi kode. d. Tambahkan larutan HCl 0,1 N

sebanyak 20 ml, aduk dengan batang pengaduk sampai masing – masing bahan larut.

e. Saring dengan kertas saring di Erlenmeyer 100 ml. tunggu sampai larutan habis.

f. Melakukan pengukuran panjang gelombang menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. g. Mencatat tinggi panjang

gelombang yang dihasilkan. h. Identifikasi zat pewarna sintetis

pada analisa kualitatif dengan menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis.

(7)

4 PEMBAHASAN

1. Uji Organoleptik

Tabel 1. Hasil Uji Organoleptik

Nama

Sekolah Sampel Tekstur Kemasan Warna Rasa

SD X

Jelly Cup Kenyal Cup Plastik Merah Manis Permen

Lollypop Keras Plastik

Merah

Muda Manis

Saus tomat Semi Padat Plastik Merah Manis

Arum Manis Halus Seperti Kapas

(Berserabut) Cup Plastik

Merah

Muda Manis Bubuk Tabur

Rasa Serbuk Halus Plastik Orange

Pedas Manis

Sumber: Data Primer, 2019 Pemeriksaan warna secara visual, ditunjukkan pada tabel 1, sampel makanan jajanan menunjukkan terbentuknya 3 warna pada sampel yang akan dilakukan pengujian. Sampel yang pertama berwarna merah terdapat pada Jelly Cup dan saus tomat, sampel yang kedua berwarna merah muda pada sampel arum manis dan permen lollypop sedangkan sampel yang ketiga berwarna orange terdapat pada bubuk tabur rasa balado.

2. Pemeriksaan Rhodamin B. Berikut ini hasil pemeriksaan Rhodamin B pada makanan jajanan yang dijual di Sekolah Dasar Kelurahan Slogo Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen yang secara kualitatif dilakukan pengujian dengan metode Spektrofotometri UV-Vis dengan standar panjang gelombang sebesar 517,5-558 nm.

(8)

5

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Rhodamin B Pada Makanan Jajanan di Sekolah Dasar Kelurahan Slogo Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen.

No Sampel Kode Nama Sampel Batas Panjang

Gelombang (nm) Hasil Uji

1 A Jelly Cup 516,50 Negatif

2 B Permen Lollypop 505 Negatif

3 C Saus Tomat 431,50 Negatif

4 D Arum Manis 554,50 Positif

5 E Bubuk Tabur Rasa 516,50 Negatif

Sumber: Data Primer, 2019

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Sampel Jajanan Pada Makanan Jajanan di Sekolah Dasar Kelurahan Slogo Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen

No Nama Sampel Batas Expired Date Hasil Uji

Ijin Edar Batas ED Warna

1 Jelly Cup Ada Ada Merah Negatif

2 Permen Lollypop Ada Ada Pink Negatif

3 Saus Tomat Ada Ada Merah Negatif

4 Arum Manis Tidak Ada Tidak Ada Pink Positif 5 Bubuk Tabur Rasa Ada Ada Orange Negatif Sumber: Data Primer, 2019

Pada Tabel 5 terdapat 5 sampel jajanan yang terdiri dari 5 pedagang di sekitar Sekolah Dasar Kelurahan Slogo Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen. Dari tabel tersebut juga diketahui semua sampel dari penjual di Sekolah Dasar Kelurahan Slogo Kecamatan Tanon setelah dilakukan pengujian menggunakan

Spektrofotometri UV-Vis menunjukkan dari 5 sampel makanan jajanan hanya 1 makanan yang positif mengandung Rhodamin B yaitu jajanan berupa arum manis bewarna pink yang tidak memiliki ijin edar serta batas kadaluarsa.

(9)

6 Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/XI/88 yang melarang penggunaan Rhodamin B sebagai pewarna makanan dan minuman. Peraturan tersebut juga mencantumkan bahaya dari penggunaan Rhodamin B yaitu kerusakan hati, ginjal dan limfa diikuti perubahan anatomi berupa pembesaran organ, tetapi Rhodamin B seringkali disalah gunakan penggunaannya pada makanan.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada lima sampel produk jajanan yang beredar di sekitar Sekolah Dasar Kelurahan Slogo Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen dari sampel yang diambil

delapan puluh persen negatif dan dua puluh persen positif mengandung Rhodamin B.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahmansyah, Aini, F., & Chrislia, D. (2017). Analisis Zat Pewarna Rhodamin B pada Saus Cabai yang Beredar di Kampus Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Jurnal Biota, Vol.3(No.1), 38-42.

Badan POM Republik Indonesia. (2009). Laporan Surveilan Keamanan Pangan Tahun 2009. Jakarta: Badan POM RI.

Budavari. (1996). The Merck Index. WhiteHouse USA: Merck & Co. Inc.

Cahyadi, W. (2008). Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Cahyadi, W. (2009). Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Christian, G. (1994). Analytical Chemistry. New York: John Wiley and Sons Inc.

Dawile, S., Fatimawali, & Wehantouw, F. (2013).

(10)

7 analisis zat Pewarna Rhodamin B pada Kerupuk yang Beredar di Kota Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi, Vol.2(No.2), 86-90. Deman, J. M. (1997). Kimia

Makanan. Bandung: ITB. Djalil, A. D., Rahayu, W. S.,

Prihatin, R., & Hidayah, N. (2005). Jurnal Farmasi. Identifikasi Zat Warna Kuning Metanin (Metanil Yellow) dengan metode Kromatografi lapis tipis (KLT) pada Berbagai Komposisi larutan pengembang., Vol 3(No. 2). Donatus, I. (1990). Toksikologi

Makanan. Yogyakarta: Fakultas Farmasi UGM. Hendri Faisal, S. R. (2018). Analisis

Kualitatif Rhodamin B pada krupuk berwarna Merah yang Berwarna Merah yang Beredar di Kota Medan . Jurnal Kimia.

Index, M. (2006). Chemistry Constant Companion. USA: Merck & CO.

Judarwanto, W. (2011, Februari 15). Bahaya Jajanan Sekolah yang Selalu Mengancam. Diakses Agustus 1, 2009, dari /sandiazyudhasmara/550083d ca333114e75510faa/bahaya- jajanan-sekolah-yang-selalu-mengancam:

https://www.kompasiana.com

karimah, F. A., Sirajuddin, S., & Zakaria. (2014). analisi Zat Pewarna Sintetik pada Pangan Jajanan di SD Kompleks Lariangbangi makassar. Ilmu Gizi, 1-8. Kemenkes RI. (1976). Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 329/Men.Kes/Per/XII/76 Tentang: Produksi dan Perdaran makanan. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes RI. (1985). Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 239/Men.Kes/Per/V/85

Tentang: Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan Sebagai Bahan Berbahaya. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes RI. (1999). Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1168/Men.Kes/Per/X/1999 Tentang: Bahan Tambahan makanan. Jakarta: Departemen Kesehatan Repiblik Indonesia.

Kemenkes RI. (2004). Peraturan PEmerintah Republik Indonesisa No. 28 Tahun 2004 Tentang: Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Kumalasari, E. (2015). Identifikasi dan Penetapan kadar Rhodamin B dalam Kerupuk

(11)

8 Berwarna Merah yang bredar di Pasar antasari Kota Banjarmasin. Jurnal Ilmiah Manuntung, Vol. 1(No. 1), 85-89.

Mamato, L. V., & Citraningtyas, F. G. (2013). Analisis Rhodhamin B pada LIpstik yang Beredar di Pasar Kota Manadon. Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT, Vol.2(No. 02), 61-66.

Marmion, D. (1984). Drug and Cosmetica. USA: John Willy and Sons Inc.

Mulja dan Suharman. (1995). Analisis Instrumen. Surabaya: Airlangga Univercity Press. Nollet, L. L. (2004). Handbook of

Food Analysis. New York: Marcel Dekker Ink.

Putri, A. A., Dhafir, F., & Laenggeng, A. H. (2017). Analisis kandungan Rhodamin B pada Jajanan Makanan yang Dijual di Area Pasar Bambaru Kota Palu dan Pemanfaatannya Sebagai Media Pembelajaran Biologis. E-JIP, Vol.5(No.2), 1-11.

Rembet K Lavinny, J. A. (2017). Analisis Kadar Rhodamin B Pada Bumbu Jajanan Tahu yang Beredar di Kota Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi.

Siswoyo, D. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. (2009). Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Suprapti, L. (2005). Teknologi Pengolahan Pangan Tepung

Tapioka dan

Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

Underwood, A. L. (1999). Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Utama, W., & Suhendri, A. (2009). Analisis Rodhamin B dalam jajan Pasar Dengan MEtode Kromatografi Lapis Tipis. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10(No.2), 148-155.

Utami, N. R. (2013). Uji Sentivitas Kertas Saring Untuk Identifikasi Pewarna Rhodamin B pada Makanan Jajanan. Unnes Journal of Public Health, Vo.l2(No.2), 1-9.

Wijaya, N. A. (2013). Analisis Pewarna Rhodamin B dan Pengawet Natrium Benzoat Dalam Saus Tomat P dari pasar X Surabaya Timur. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2(No. 2), 1-10.

Winarno. (2005). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

(12)

9 Winarno, F. G. (2004). Kimia

Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Winarno, F. G. (2002). Kimia

Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Winarno, F. G. dan Rahayu T. S.

(2004). Bahan Tambahan untuk Pangan dan Kontaminan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Yuliarti, N. (2007). Awas Bahaya di Balik Lezatnya Makanan. Yogyakarta: Andi.

Gambar

Tabel 1. Hasil Uji Organoleptik
Tabel  2.  Hasil  Pemeriksaan  Rhodamin  B  Pada  Makanan  Jajanan  di  Sekolah  Dasar Kelurahan Slogo Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pemeriksaan terhadap tujuh sampel kosmetik, terdapat tiga sampel kosmetik positif mengandung zat pewarna berbahaya yang dilarang seperti Ponceau 3R dan Metanil

Sebanyak 13 sampel kerupuk tidak bermerk yang di teliti menunjukkan bahwa 11 sampel positif mengandung pewarna sintetis Kuning FCF/Sunset Yellow, Tartrazin, Ponceau 4R,

Penelitian yang dilakukan di Jakarta mengungkapkan bahwa pada kue- kue jajanan yang dikonsumsi masyarakat pada umumnya positif mengandung zat pewarna dan pemanis sintetik

Hasil analisis menunjukkan bahwa 45 % jajanan anak secara kualitatif positif (+) mengandung formalin dari 60 sampel yang dianalisis, dengan kandungan yang

Dari hasil pemeriksaan terhadap tiga sampel saus, terdapat dua sampel saus positif mengandung zat pewarna berbahaya yang dilarang seperti Orange RN dan Ponceau 3R,

Dari hasil pemeriksaan terhadap tujuh sampel kosmetik, terdapat tiga sampel kosmetik positif mengandung zat pewarna berbahaya yang dilarang seperti Ponceau 3R dan Metanil

Uji tersebut dilakukan untuk mengetahui adanya boraks dalam pangan jajanan secara kualitatif dan jika sampel positif mengandung boraks maka dilakukan uji

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Soleh (2003), menunjukkan bahwa dari 25 sampel makanan dan minuman jajanan yang beredar di wilayah kota Bandung, terdapat 5 sampel