Majoris Monthly Notes
Desember 2020
Perkembangan Pasar
dan Global
Bagian
1
Market
Summary
• Pasar saham Indonesia melanjutkan kenaikan pada bulan November 2020. Pasar menguat tajam menuju level 5,612. Kami memperkirakan pasar masih akan bergerak dengan volatilitas yang cukup tinggi kedepannya dilihat berdasarkan perkembangan pandemi COVID-19 dan situasi ekonomi global maupun nasional. Valuasi saat ini berada pada hampir mendekati 17x Price-to-Earning.
• Volatilitas yang tinggi di pasar saham masih akan terjadi karena prospek pertumbuhan yang diragukan. Namun dengan potensi vaksin, stimulus ekonomi di Amerika Serikat dan kelanjutan
quantitative easing, pasar sepertinya mendiskon pemulihan di tahun 2021. Potensi lain datang dari
pelemahan US Dollar yang terjadi mengikuti flow yang kembali ke emerging market. Terjadinya potensi second-wave pandemic COVID-19 di sejumlah negara Eropa menjadikan potensi pelemahan kegiatan ekonomi secara umum yang bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global.
• Kenaikan harga saham telah menjadikan valuasi secara Price/Book Value menjadi 2,1x dan angka ini sudah berada di atas 1 standar deviasi namun masih di bawah average yaitu di 2,45. Sementara secara Price-to-Earning sudah di sekitar 17x dimana terlihat lebih tinggi dibandingkan prospek
recovery.
• Sentimen positif di pasar obligasi dipengaruhi oleh rendahnya inflasi sehingga membuka penurunan suku bunga sampai dengan pertengahan tahun 2021, terlihat dari menurunnya yield SUN 10 tahun ke level 6,2 di akhir November 2020. Dari sisi kurs pergerakan nilai tukar, Rupiah juga sedikit menguat terhadap US Dollar di akhir bulan November 2020 ke posisi Rp 14.150/USD dari penutupan bulan sebelumnya di level Rp 14.650/USD.
• Saat ini UST10yrs berada di level yang sangat rendah di atas 0,9%, dan nilai tukar Dollar terhadap
Perkembangan Global
• Eropa dan Amerika Serikat berpotensi mengalami second wave dari pandemi COVID-19 setelah mencatatkan kasus per hari dalam jumlah yang besar pada minggu terakhir November. Sejumlah langkah termasuk lockdown akan diterapkan kembali di sejumlah wilayah di Eropa dan Inggris.
• Usaha untuk menemukan vaksin untuk melawan Virus COVID-19 menunjukkan kemajuan. Inggris telah memulai vaksinasi senior citizen dan pekerja kesahatan setelah menyetujui penggunaan vaksin Pfizer di awal Desember. Pada tanggal 10 Desember 2020, Kanada juga telah menyetujui secara penuh penggunaan vaksin dari Pfizer.
• Saat ini terdapat 14 vaksin yang diuji pada tahap ketiga, dan 6 vaksin diizinkan penggunaannya secara terbatas selain fully approved di Kanada untuk vaksin Pfizer. Di Indonesia, vaksin Sinovac yang sedang diuji coba tahap ketiga telah datang dalam jumlah satu juta dosis meski belum disetujui penggunaannya. • Amerika Serikat dan Parlemen hampir menyetujui kesepakatan untuk stimulus
ekonomi dalam rangka menghadapi kelanjutan pandemi COVID-19.
• Nilai tukar Dolar Amerika Serikat tertekan terhadap Euro, dimana saat ini Euro/USD berada di level 1,2. Tekanan terhadap nilai tukar sudah berlangsung cukup lama sejak stimulus besar-besaran dan suku bunga rendah, serta
quantitative easing.
Perkembangan Domestik
• Angka Purchasing Manager Index Indonesia menunjukkan angka
expansionary di atas level 50. Purchasing Manager Index naik ke level 50,6 di
November 2020 dari 47,8 pada bulan sebelumnya. Ini adalah angka
expansionary pertama sejak bulan Agustus menyusul dillaksanakannya loosening PSBB Jakarta pada pertengahan Oktober.
• Inflasi tahunan untuk bulan November juga tercatat di kisaran 1,59 persen dan merupakan yang tertinggi sejak bulan Juni lalu, sedikit berada di atas angka konsensus 1,53 persen.
• Angka penjualan kendaraan mengalami kenaikan. Menurut data dari PT Astra International Tbk, penjualan naik ke level 49.043 pada bulan Oktober dari level 44.631 di bulan September. Ini adalah kenaikan yang kelima meski jauh di bawah rata-rata penjualan/bulan tahun 2019 yang berada di kisaran 90.000-100.000/bulan.
• Bank Indonesia menurunkan suku bunga 7-day Repo Rate sebesar 25bps ke
record low di 3,75 pada pertemuan 19 November 2020. Ini adalah
pemotongan yang kelima sepanjang tahun 2020 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Lembaga Penjamin Simpanan juga menurunkan suku bunga penjaminan 25bps.
Source: tradingeconomics.com
Outlook 2021
• Kami melihat potensi volatilitas pasar masih tinggi di tahun 2021. Outlook pertumbuhan ekonomi akan menjadi penentu dimana faktor utama adalah tingkat keberhasilan penanganan COVID-19 dan pelaksanaan imunisasi COVID-19 di seluruh dunia.
• Kami memperkirakan IHSG dapat menuju 6.350 di tahun 2021, namun akan sangat bergantung dalam banyak hal, seperti tingkat keberhasilan vaksin, tingkat pemulihan ekonomi, dan arah pergerakan likuiditas global.
• Sementara untuk pasar obligasi, yield SUN 10 tahun masih dapat turun kembali pada tahun 2021 menuju level 5,7-5,8% dengan faktor utama yang harus diperhatikan seperti arah yield secara global, inflasi dalam negeri, APBN, dan juga arah pergerakan likuiditas global.
• Nilai tukar Rupiah bisa menguat kembali namun sangat bergantung dengan arah pergerakan nilai tukar Amerika Serikat dan kebijakan moneter Bank Sentral. Kami memperkirakan rata-rata nilai tukar di 14.200 namun bisa menguat lebih lanjut jika likuiditas global masih loose.
• Resiko terbesar datang dari kelanjutan penanganan pandemi dan pergerakan
likuiditas global. Selain itu resiko perlambatan ekonomi yang berlangsung lama
dapat mengurangi minat ke kelas aset saham secara umum.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS
Pasar Saham
Bagian
2
Pasar Saham
• Pasar saham telah menguat di berbagai belahan dunia dengan harapan better
year di tahun 2021. Namun sudah mulai terlihat valuasi mulai tinggi dengan
potensi recovery yang sulit diperkirakan.
• Kebijakan Presiden Amerika Serikat terpilih dan second wave pandemic di Eropa dan Amerika Serikat membuat outlook pertumbuhan ekonomi menjadi lebih diragukan. Namun pasar masih terlihat optimis dengan rekor demi rekor yang dicatatkan dalam beberapa waktu terakhir.
• Valuasi saat ini berada pada 2,1 Price-to-Book Value dan sudah cukup membaik daripada level terendahnya. Tercatat investor asing masih terus membukukan posisi net sell dan Year-to-Date sudah mencapai IDR 60 triliun, meski terdapat perbaikan di bulan November dimana tercatat net buy untuk pertama kalinya sejak awal tahun.
• Para analis mulai menaikkan proyeksi target IHSG menuju 6.400-7.000 untuk tahun 2021, namun tentunya membutuhkan kepastian penanganan COVID-19 yang baik secara global.
• Kami melihat potensi kenaikan di saham-saham yang sudah undervalue meski harus diperhatikan kembali proses pemulihannya. Perusahaan-perusahaan blue
chip dengan balance sheet telah menjadi motor kenaikan harga saham dalam
beberapa bulan terakhir.
• Resiko terbesar datang dari kelanjutan penanganan pandemi COVID-19 dan pergerakan nilai tukar Rupiah. Selain itu resiko perlambatan ekonomi yang bisa berlangsung lama dapat mengurangi minat ke kelas asset saham secara umum.
Source: Bloomberg.com
Pasar Obligasi
Bagian
3
Pasar Obligasi
• Sampai akhir November 2020, pasar obligasi menghasilkan kinerja positif dimana yield Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun mengalami penurunan ke level 6,2% dari akhir Oktober di 6,6%.
• Perbaikan ini terjadi karena terjaganya inflasi di level yang rendah yang diikuti penurunan suku bunga serta relatif stabilnya nikai tukar. Selain itu juga kejelasan budget deficit, monetisasi SUN oleh Bank Indonesia, posisi supply terlihat membaik mendekati penghujung tahun dan potensi
crowding out bisa dikurangi.
• Kami melihat potensi yield bisa menguat level 5,7-5,8% dalam 12 bulan, 150bps dari JIBOR 1 tahun. Secara relatif yield 10 tahun Indonesia mulai sejalan dengan India di 6,0%. Namun potensi penguatan akan tergantung
recovery ekonomi dalam negeri.
• Katalis positif akan timbul dari kelanjutan likuiditas pasar global yang berlimpah, karena bisa mempengaruhi aliran dana modal ke pasar negara berkembang.
• Potensi aksi ambil untung sementara mulai terlihat setelah yield mengalami penurunan cukup tajam dalam dua bulan terakhir.
Source: tradingeconomics.com
DISCLAIMER
INVESTASI MELALUI REKSA DANA MENGANDUNG RESIKO. CALON PEMODAL WAJIB MEMBACA DAN MEMAHAMI PROSPEKTUS SEBELUM MEMUTUSKAN UNTUK BERINVESTASI MELALUI REKSA DANA. KINERJA MASA LALU TIDAK MENCERMINKAN KINERJA MASA DEPAN.
PT Majoris Asset Management (“Majoris”) telah memperoleh izin usaha sebagai Manajer Investasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dalam melakukan kegiatannya diawasi oleh OJK. Dokumen ini dibuat oleh Majoris hanya sebagai informasi singkat produk dan disesuaikan dengan ketentuan Peraturan yang berlaku. Segala perhatian telah diberikan secara seksama untuk menyakinkan bahwa informasi yang disajikan dalam dokumen ini tidak menyesatkan. Namun demikian, Calon Pemodal tidak disarankan untuk hanya mengandalkan keterangan dalam dokumen ini. Kerugian yang mungkin timbul karenanya tidak akan ditanggung.
PT Majoris Asset Management
District 8, Treasury Tower 10thfloor, SCBD Lot 28.
Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta, 12190 Indonesia T (+62 21) 5020 0599 ; F (+62 21) 5020 0601
[email protected] www.majoris-asset.com