Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya
3299
Analisis Pengaruh Kepercayaan Dan Risiko Pengguna Dalam Niat
Pembelian Online Di PT. XYZ Dengan Menggunakan UTAUT (Unified
Theory Of Acceptance And Use Of Technology)
Muhammad Iqbal Rofi’i1, Ari Kusyanti2, Himawat Aryadita3
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
Abstrak
PT. XYZ merupakan situs e-commerce di Indonesia yang di dirikan oleh Hendrik Tio bersama teman – temannya pada tahun 1993 dengan nama PT. XYZ. Hingga saat ini terdapat banyak komplain yang di sampaikan oleh konsumen seperti berupa produk yang tidak sesuai dengan jumlah stok yang ada, penyalahgunaan promosi, respon yang lambat dalam menangani masalah konsumen, barang yang diterima tidak sesuai dengan di inginkan, harga yang lebih mahal dari situs lain, proses pengembalian uang yang lama dan lain-lain. Pada penelitian ini menggunakan model Unified Theory of Acceptance
and Use of Technology (UTAUT) sebagai model utama dengan variabel behavioral intention, performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating condition dan penambahan
variabel perceived trust dan perceived risk. Variabel perceived trust dipengaruhi oleh perceived risk,
perceived market orientation, dan perceived site quality. Sampel yang didapatkan sebanyak 122 yang
mengacu pada rumus Hair. Kemudian analisis data pada penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel performance expectancy, facilitating
condition, perceived trust dan perceived risk berpengaruh secara signifikan terhadap behavioral intention, kemudian variabel perceived market orientation dan perceived site quality berpengaruh secara
signifikan terhadap perceived risk.
Kata kunci: PT. XYZ, Regresi Linier Berganda, UTAUT, Perceived Trust, Perceived Risk, Behavioral Intention. Abstract
PT. XYZ is the e-commerce site in Indonesia which was founded by Hendrik Tio with his friends in 1993 with the name of PT. XYZ. Until now there are many complaints submitted by the number of products that are not in accordance with the number of existing stock, abuse of promotion, slow response in handling consumer problems, goods received not in accordance with the desired, the price is more expensive than other sites, the process of a long refund and others. This research, used Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) model as the main model with the behavioral intention. Performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating condition, perceived trust and perceived risk. The perceived trust variable was affected by perceived risk, perception market orientation, and perceived site quality. Samples obtained were 122, which based on Hair formula. Then the data analysis in this study using multiple linear regression. The results of this research indicate that the variable of perfomance expectancy, facilitating conditions, perceived trust and perceived risk affect significantly toward behavioral intention. Besides, the variables of perceived market orientation and perceived site quality affect significantly toward perceived trust.
Keywords: PT. XYZ, Multipple Linear Regression, UTAUT, Perceived Trust, Perceived Risk, Behavioral
Intention.
1. PENDAHULUAN
Saat ini pemanfaatan teknologi informasi di Indonesia semakin pesat dan terus berkembang luas dalam setiap aspek kehuidupan manusia.
Menurut survei sepanjang 2016 yang telah dilakukan oleh Asosisasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menemukan bahwa pengguna aktif internet di Indonesia sebesar 132,7 juta dengan total penduduk Indonesia
adalah 256,7 juta jiwa. Hal ini mengindikasikan pengguna internet di Indonesia meningkat sebanyak 51,2% dibandingkan dengan tahun 2014 dengan jumlah pengguna internet 88juta. Berdasarkan jumlah pengguna internet saat ini juga berbanding lurus dengan akses belanja
online (e-commerce) dan menjadikan
kesempatan yang bagus untuk mendirikan bisnis
e-commerce di Indonesia
.
Perkembangan e-commerce di Indonesia saat ini semakin berkembang, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang dimuat oleh Liputan6.com dalam 10 tahun terakhir situs e-commerce di Indonesia meningkat sebesar 17% dan jumlah e-commerce di Indonesia sampai saat ini sebanyak 26,2 juta. Dengan begitu banyaknya situs e-commerce di Indonesia, salah satunya adalah situs www.xyz.com yang saat ini menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat saat ini.
PT. XYZ didirikan oleh Hendrik Tio dan beberapa rekannya pada tahun 1993 dengan nama PT. XYZ yang fokus pada pendistribusian produk luar negeri. Hingga saat ini PT. XYZ telah mendapatkan 47 penghargaan dalam skala nasional dan internasional. Dibalik kesuksesan PT. XYZ hingga saat ini terdapat banyak komplain yang di sampaikan oleh konsumen seperti berupa produk yang ditampilkan pada
website PT. XYZ tersedia, akan tetapi saat sudah
dilakukan pembayaran ternyata transaksi dibatalkan dengan alasan barang tidak tersedia, penyalahgunaan promosi, respon yang lambat dalam menangani masalah yang dihadapi konsumen, barang yang diterima tidak sesuai dengan di inginkan, harga yang lebih mahal dari tempat yang lain, proses pengembalian uang yang lama dan lain-lain. Hal ini dapat menyebabkan tingkat kepercayaan dan resiko terhadap niat untuk bertransaksi di PT. XYZ sehingga peringkat PT. XYZ yang dilansir situs alexa.com saat ini berada pada posisi 198 pada 29 November 2017, peringkat ini menurun drastis dari penelitian yang dilakukan Christian (2016), saat itu PT. XYZ berada posisi 95 pada Maret 2015
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan melakukan analisis data dengan menggunakan regresi linear berganda dan mengambil 9 variabel tentang kepercayaan dan resiko pelanggan terhadap PT. XYZ yang dijelaskan berdasarkan permasalahan yang ada, 9 variabel yang sesuai dengan permasalahan yang ada pada saat ini adalah performance
expectancy, effort expectancy, social influence,
facilitating condition, perceived trust,
behavioral intention, perceived risk, perceived market orientation, dan perceived site quality.
2. DASAR TEORI DAN HIPOTESIS
Pada penelitian ini model Unified Theory of
Acceptance and Use of Technology (UTAUT)
dikembangkan oleh Borerro et al. (2014) dan Lee et al. (2010). Pada model UTAUT terdapat 5 variabel utama yang digunakan yaitu variabel
performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating condition dan behavioral intention. Kemudian Lee et al. (2010)
menambahkan variabel perceived trust dan
perceived risk. Menurut Corbit et al. (2003)
variabel perceived trust dipengaruhi oleh
perceived market orientation, perceived site quality, perceived technical trustworthiness, perceived risk dan user’s web experience.
Penelitian yang dilakukan oleh Borrero et al., (2014) menjelaskan tentang pemahaman mengenai penggunaan Social Networking Sites (SNS) seperti Facebook, MySpace, Twitter dan Tumblr untuk berpartisipasi dalam Internet
Social Movements (ISMs). Dengan
menggunakan Unified Theory of Acceptance and
Use of Technology (UTAUT) sebagai kerangka
teoritis. Empat variabel determinan yang memengaruhi variabel behavioral intention, empat variabel tersebut adalah performance
expectancy, social influence, effort expectancy
dan facilitating condition.
Penelitian yang dilakukan oleh Lee et al. (2010) menjelaskan tentang dua aspek, yang pertama tentang dampak yang tepat dari kepercayaan dan resiko yang dirasakan pada konstruk model UTAUT dengan demikian dapat memperluas model yang dibangun berdasarkan studi sebelumnya. Menerapkan model UTAUT pada konteks layanan ICT (information and
communication technology) ke layanan CeDA
(Certified electronic Document Authorities) yang berbeda dengan penerapan UTAUT pada umumnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Corbit et al. (2003), menjelaskan tentang kepercayaan memiliki pengaruh terhadap kegiatan yang dilakukan oleh konsumen, sehingga keberhasilan e-commerce tergantung dengan pengaruh dari kepercayaan konsumen. Menurut Ganesan (1994 yang disitasi oleh Corbit et al. 2003) dalam membangun gagasan terhadap kepercayaan yang mengarah kepada fungsi kausal bahwa kepercayaan bertanggung jawab
untuk menciptakan aktivitas konsumen. Jarvenpaa et al (2000, disitasi oleh Corbit et al, 2003) berpendapat bahwa retailer online dapat meningkatkan kepercayaan konsumen, dengan demikian dapat memengaruhi kepercayaan calon pelanggan untuk berbelanja di Internet.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Borerro et al. (2014), Lee et al. (2010) dan Corbitt et al (2003). Penelitian ini menggunakan model UTAUT sebagau model utama yang terdiri dari 5 variabel yang terdiri dari performance expectancy (PEX), effort
expectancy (EFX), social influence (SOI), facilitating condition (FCO) dan behavioral intention (BIN), kemudian ditambahkan 4
variabel konstruk yaitu perceived trust (PTS),
perceived risk (PR), perceived market
orientation (PMO) dan perceived site quality
(PSQ). Model penelitian ini dapat. Model penelitian dan hipotesis dapat dilihat pada gambar 1.
Pada penelitian ini terdapat Sembilan hipotesis yang akan dijelaskan sebagai berikut:
H1: Performance expectancy (PEX)
memiliki hubungan yang positif pada behavioral
intention (BIN).
H2: Pengaruh pada effort expectancy (EFX) memiliki hubungan yang positif pada behavioral
intention (BIN).
H3: Pengaruh Social influence (SOI) memiliki hubungan yang positif pada behavioral
intention (BIN) .
H4: Facilitating conditions (FCO) memiliki hubungan yang positif pada behavioral intention (BIN).
H5: Perceived Risk (PR) memiliki
hubungan negatif dengan behavioral intention (BIN).
H6: Perceived Risk (PR) memiliki
hubungan negatif dengan Perceived Trust (PTS). H7: Perceived Trust (PTS) memiliki hubungan positif pada behavioral intention (BIN).
H8: Perceived site quality (PSQ) memiliki hubungan positif pada Perceived Trust (PTS).
H9: Perceived market orientation (PMO) memiliki hubungan positif pada Perceived
Perceived Trust (PTS).
Gambar 1 Paradigma penelitian dan hipotesis
3. METODOLOGI
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah non-implementatif dan analitik dengan referensi penelitian dari Borrero et al. (2014), Lee et al. (2010) dan Corbitt et al. (2003) untuk menguji model dan hipotesis yang telah dilakukan.
Setelah menentukan model peneliti menyusun kuesioner dan menentuan skala linkert untuk setiap pertanyaan pada kuesioner. Skala linkert terdiri dari 5 skala yaitu skor 1=sangat tidak setuju, skor 2=tidak setuju, skor 3=netral, skor 4=setuju dan skor 5=sangat setuju (Risnita. 2012).
Setelah kuesioner disusun berdasarkan penelitian terdahulu, selanjutnya dilakukan pilot
study yaitu penyebaran kuesioner kepada 30
orang responden untuk kemudian dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas yang selanjutnya digunakan sebagai penentuan untuk melakukan pengumpulan data setelahnya.
Dalam melakukan pengumpulan data digunakan teknik simple random sampling.
Simple random sampling adalah pengambilan
sampel yang dilakukan secara acak dan jumlah antara 15-20 responden pada setiap variabel independen (Hair et al. 2010), sehingga data yang dikumpulkan dari responden berjumlah 105-140 pada penelitian ini.
Sumber data pada penelitian ini adalah responden yang pernah melakukan pembelian
online di PT. XYZ dengan data responden
berupa Jenis Kelamin (gender), Usia (umur), Pengalaman dalam melakukan belanja pada PT. XYZ (experience) dan intensitas belanja pada PT. XYZ dalam beberapa waktu teakhir.
Metode pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui hasil dari hipotesis yang di susun.
4. HASIL
Pada pilot study dilakukan pengujian uji reliabilitas dan validitas. Uji reliabilitas dilakukan dengan batas nilai >0,06 (Bhatnagar, Kim, & Many. 2014) sehingga mendapatkan hasil semua indikator pada penelitian ini reliabel, dan uji validitas dapat dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga semua indikator pada penelitian ini valid.
Setelah melakukan pilot study, dilakukan pencarian data yang kosong (Missing Values) agar tidak menyebabkan masalah pada penelitian selanjutnya (Hair et al. 2010) dan jawaban responden yang paling berbeda dengan responden yang lain (Uji Outlier) dilakukan agar tidak terjadi bias pada data penelitian (Field, 2009) yang terdiri dari standar devisiasi dan
mahalanobis distance.
Pada missing values terdapat enam data yang kosong, kemudian dihapus agar tidak menyebabkan masalah pada pengujian selanjutnya.
Pada uji outlier terdapat satu data yang tidak sesuai standar devisiasi dan satu data yang berada diatas standar devisiasi pada angka 56.06091.
Uji reliabilitas dilakukan dengan batas nilai > 0,06 (Bhatnagar, Kim, & Many. 2014) sehingga semua indikator pada penelitian ini reliabel, kemudian uji validitas dengan taraf signifikansi > 0,05 sehingga semua indikator pada penelitian ini valid dan uji kecukupan data dengan Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) untuk mengukur apakah analisis data sesuai dengan sampel yang ada (Field, 2009), pada penelitian ini hasil dari uji KMO sebesar 0,822 terdapat pada kriteria sangat baik,
Setelah melakukan screening data dan pengujian data peda seluruh data, dilakukan analisis regresi berganda. Regresi berganda pertama terdiri dari variabel performance
expectancy (PEX), effort expectancy (EFX), social influence (SOI), facilitationg condition
(FCO), perceived trust (PTS) dan perceived risk (PR) yang memengaruhi behavioral intention (BIN) dan pada regresi berganda kedua terdiri dari variabel perceived risk (PR), perceived
market orientation (PMO), dan perceived site quality (PSQ) yang memengaruhi perceived trust (PTS).
Uji data pada analisis regresi linear berganda menggunakan uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas dengan kolgmorov smirnov, uji homogenitas
dengan levene’s test, uji linearitas, uji multikolinearitas, uji hetero kedastisitas dengan
glejser dan uji autokorelasi dengan durbin watson. Kemudian untuk menguji hipotesis
menggunakan uji koefisien determinasi, uji parsial simultan atau uji t, uji pengaruh simultan atau uji F.
Uji normalitas dengan kolgmorov smirnov dapat diterima apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05, sehingga mendapatkan hasil semua uji regresi berdistribusi normal.
Uji homogenitas dengan menggunakan
leven’s test dapat diterima appabila nilai
signifikansi lebih dari 0,05, sehingga semua variabel pada penelitian ini bersifat homogen.
Uji linearitas dapat dinyatan terdapat hubungan apabila nilai signifikansi ≤ 0,05 (Wiyono, 2011), sehingga pada regresi pertama variabel| |social influence| tidak terdapat
hubungan yang linear padabehavioral|intention,
dan pada regresi kedua variabel perceived risk tidak memiliki hubungan yang linear terhadap
perceived trust.
Data| tidak| dikatakan| |multikolinearitas apabila| |VIF |< |10 |dan |Toleransi| > |0,1| |(Field, 2009), sehingga semua regresi tidak mengalami hubungan multikolinearitas.
Uji| Heterokedastisitas dengan menggunakan Uji|Glejser dapat terjadi apabila
signifikansi kurag dari 0,05, sehingga pada penelitian ini semua regresi tidak mengalami heterokedastisitas karena memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05.
Uji| autokorelasi dengan menggunakan
durbin watson dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika nilai d < dL atau d > 4-dL maka terjadi
autokorelasi
2. Jika nilai dU < d < 4-dU maka tidak terjadi
autokorelasi
3. Jika nilai 4-dU < d < 4-dL maka tidak dapat
ditarik kesimpulan
Dari| hasil uji autokorelasi, diperoleh hasil
tidak terjadi autokorelasi karena terletak pada dU < d < 4-dU.
Pada persamaan regresi yang pertama terdapat pada persamaan (1)
Y = -2,320 + 0,215X1 + 0,085X2 + -0,145X3
+ 0,279X4 + 0,560X5 + -0,174X6 (1)
Konstanta sebesar -2,320 menyatakan bahwa apabila variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata penurunan Behavioral
Intention pengguna terhadap PT. XYZ sebesar
-2,320.
Koefisien regresi Performance expectancy (PEX) (X1) sebesar 0,215 menyatakan bahwa pada setiap faktor Performance expectancy (PEX) jika mengalami kenaikan 0,215, maka
Behavioral Intention (BIN) pengguna terhadap
PT. XYZ mengalami kenaikan sebesar 0,215. Koefisien regresi Effort Expectancy (EFX) (X2) sebesar 0,085 menyatakan bahwa setiap faktor Effort Expectancy (EFX) jika mengalami kenaikan 0,085, maka Behavioral Intention (BIN) pengguna terhadap PT. XYZ mengalami kenaikan sebesar 0,085.
Koefisien regresi Social Influence (SOI) (X3) sebesar -0,145 menyatakan bahwa setiap faktor Social Influence (SOI) jika mengalami penurunan -0,145, maka Behavioral Intention (BIN) pengguna terhadap PT. XYZ mengalami penurunan sebesar -0,145.
Koefisien regresi Facilitating Condition (FCO) (X4) sebesar 0,279 menyatakan bahwa jika setiap faktor Facilitating Condition (FCO) mengalami kenaikan 0,279, maka Behavioral
Intention (BIN) pengguna terhadap PT. XYZ
mengalami kenaikan sebesar 0,279.
Koefisien regresi Perceived Trust (PTS) (X5) sebesar 0,560 menyatakan bahwa jika setiap faktor Perceived Trust (PTS) mengalami kenaikan 0,560, maka Behavioral Intention (BIN) pengguna terhadap PT. XYZ mengalami kenaikan sebesar 0,560.
Koefisien regresi Perceived Risk (PR) (X6) sebesar -0,174menyatakan bahwa jika setiap faktor Perceived Risk (PR) mengalami penurunan -0,174, maka Behavioral Intention (BIN) pengguna terhadap PT. XYZ mengalami kenaikan sebesar -0,174.
Persamaan regresi dua dapat dilihat pada persamaan (2)
Y = 5,727 + -0,059X1 + 0,398X2 + 0,308X3 (2)
Konstanta sebesar 5,727 menyatakan bahwa apabila variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata Perceived Trust (PTS) pengguna terhadap PT. XYZ sebesar 5,727.
Koefisien regresi Perceived Risk (PR) (X1) sebesar -0,059 menyatakan bahwa pada setiap faktor Perceived Risk (PR) jika mengalami kenaikan, maka Perceived Trust (PTS)
pengguna terhadap PT. XYZ mengalami kenaikan sebesar -0,059.
Koefisien regresi Perceived Market Orientatiosn (PMO) (X2) sebesar 0,398
menyatakan bahwa setiap faktor Perceived
Market Orientation (PMO) jika mengalami
kenaikan, maka Perceived Trust (PTS) pengguna terhadap PT. XYZ mengalami kenaikan sebesar 0,398.
Koefisien regresi Perceived Site Quality (PSQ) (X3) sebesar 0,308 menyatakan bahwa jika setiap faktor Perceived Site Quality (PSQ) mengalami kenaikan, maka Perceived Trust (PTS) pengguna terhadap PT. XYZ mengalami kenaikan sebesar 0,308.
Koefisien pada regresi pertama sebesar 64,5% sedangkan 35,5% dipengaruhi variabel lain. Pada koefisien kedua sebesar 57,2% sedangkan 42,8% dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil dari koefisien regresi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Koefisien Regresi Persamaan Regresi Nilai R Nilai R Square Regresi 1
0.803
0.645
Regresi 20,756
0,572
Uji F pada regresi pertama diketahui F jumlah variabel (k) adalah 6, dan df penyebut = 107, sehingga f tabel diperoleh 2,18. Sedangkan pada regresi kedua diketahui F jumlah variabel (k) adalah 3, dan df penyebut = 110, sehingga f tabel diperoleh 2,69.Nilai F Hitung dapat dilihat pada Tabel. 2 Tabel. 2 Uji F Persamaan Regresi F Hitung Sig. Regresi 1
32,441
0,000
Regresi 248.927
0,000
Hipotesis dapat terima apabila f hitung > f tabel. Pada regresi pertama f hitung sebesar 32,441 > 2,18. Pada regresi kedua f hitung 48,927 > 2,69.
Uji T pada regresi pertama diketahui T tabel sebesar 1,98328 dan pada regresi kedua sebesar 1,98177. Uji T dapat berpengaruh siginifikan apabila T hitung > T tabel, dan sig < 0,05. Hasil
dari Uji T pada regresi pertama dapat dilihat pada Tabel 3 dan regresi kedua pada Tabel 4.
Tabel 3. Uji T Regresi Pertama Variabel T Hitung Sig.
PEX 2,570 0,012 EFX 1,182 0,240 SOI -1,663 0,099 FCO 4,343 0,000 PTS 6,105 0,000 PR -2,322 0,022
Tabel 4. Uji T Regresi Kedua Variabel T Hitung Sig.
PR -0,894 0,374 PMO 7,090 0,000 PSQ 3,994 0,000
Hasil dari uji T menunjukkan bahwa variabel effort expectancy dan social influence tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
behavioral intention dan perceived risk tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel
perceived trust.
5. PEMBAHASAN
Hasil dari pengujian hipotesis dapat dilihat pada gambar 2
.
Gambar. 2 Hasil Pengujian Hipotesis Dari hasil pengujian hipotesis 1, hasil ini menunjukkan performance expectancy (PEX) memiliki hubungan yang positif pada behavioral
intention (BIN). Pengguna merasakan bahwa
saat menggunakan sistem pada PT. XYZ terdapat banyak manfaat seperti mempercepat
proses transaksi, produktifitas dan keuntungan kinerja yang diperoleh, dan saat ini perkembangan belanja melalui online sudah sangat pesat, sehingga ketika perfoma sistem semakin meningkat akan semakin memengaruhi niat untuk bertransaksi online di PT. XYZ. Hipotesis ini di dukung oleh Venkatesh et al. (2003) dan Ghalandari (2012).
Dari hasil pengujian hipotesis 2, hasil ini menunjukkan effort expectancy (EFX) tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap niat (BIN). Pengguna cenderung merasakan bahwa tampilan dan proses transaksi pada situs PT. XYZ tidak begitu kuat memengaruhi niat ketika bertransaksi, karena apabila mengalami masalah dan bingung ketika bertransaksi sudah tersedia layanan fitur chat dimana customer
service dengan cepat melayani kendala yang
dialami oleh pengguna. Hipotesis ini didukung oleh Dasgupta et al., (2007) dan Sedana & Wijaya (2010).
Dari hasil pengujian hipotesis 3, hasil ini menunjukkan social influence (SOI) tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap niat (BIN). Pengguna cenderung memilih untuk bertransaksi pada PT. XYZ berdasarkan niat tersendiri ketika banyak produk yang diinginkan tersedia di PT. XYZ, promo-promo yang gencar dilakukan oleh PT. XYZ seperti gratis ongkos kirim, diskon, cicilan 0% dan lain – lain, sehingga didapatkan hasil bahwa konsumen merasakan pengaruh sosial tidak memengaruhi niat untuk melakukan transaksi di PT. XYZ. Hipotesis ini didukung oleh penelitian Bendi et al. (2013) dan Sundaravej (2010).
Dari hasil pengujian hipotesis 4, hasil ini menunjukkan facilitating conditions (FCO) memiliki hubungan yang signifikan terhadap niat (BIN). Untuk melakukan pembelian online minimal harus tersedia jaringan internet, fasilitas penunjang seperti smartphone, komputer, laptop, dan lain – lain. Semakin lengkap fasilitas yang ada maka semakin besar pengaruh
facilitating conditions (FCO) terhadap terhadap
niat (BIN). Hipotesis ini didukung oleh penelitian Jairak et al. (2009) dan Sedana & Wijaya (2010).
Dari hasil pengujian hipotesis 5. Hasil ini menunjukkan perceived risk (PR) memiliki hubungan yang signifikan terhadap behavioral
intention (BIN). Semakin besar resiko yang
dirasakan pengguna maka semakin memengaruhi niat dalam transaksi online melalui website PT. XYZ. Contoh resiko barang yang berkualitas rendah, resiko barang yang
lebih mahal daripada tempat lain, barang tidak sampai tepat waktu dan resiko kehilangan uang tidak memengaruhi pengguna untuk melakukan pembelian online melalui website PT. XYZ. Hipotesis ini didukung oleh penelitian Lee et al. (2010).
Dari hasil pengujian hipotesis 6, hasil ini menunjukkan perceived risk (PR) tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap perceived
trust (PTS). Semakin besar resiko yang
dirasakan pengguna tidak memengaruhi kepercayaan dalam transaksi online melalui
website PT. XYZ karena pengguna percaya
bahwa tidak semua produk yang dijual berkualitas rendah, lebih mahal daripada tempat lain, barang tidak sampai tepat waktu dan kehilangan uang. Hipotesis ini didukung oleh penelitian Corbitt et al. (2003)
Dari hasil pengujian hipotesis 7, hasil ini menunjukkan perceived trust (PTS) memiliki hubungan yang signifikan terhadap behavioral
intention (BIN). Semakin besar kepercayaan
yang dirasakan pengguna maka akan sangat memengaruhi niat untuk melakukan transaksi melalui website PT. XYZ, karena pengguna percaya bahwa bertransaksi online melalui PT. XYZ mudah digunakan, PT. XYZ berkompeten untuk melayani konsumen, menjadikan pilihan utama untuk melakukan transaksi online, dan memiliki pengalaman yang baik sehingga memengaruhi niat untuk melakukan transaksi
online melalui website PT. XYZ. Hipotesis ini
didukung oleh penelitian Kim et al. (2003) dan Lee et al. (2010).
Dari hasil pengujian hipotesis 8, hasil ini menunjukkan perceived site quality (PSQ) memiliki hubungan yang signifikan terhadap
perceived trust (PTS). Semakin baik kualitas website maka akan semakin memengaruhi
kepercayaan untuk melakukan transaksi online, contoh website PT. XYZ memberikan informasi yang dibutuhkan konsumen seperti deskripsi produk, selalu memperbarui informasinya secara rutin, mengadopsi teknologi yang canggih sehingga dapat memengaruhi kepercayaan pengguna dalam melakukan transaksi online. Hipotesis ini didukung oleh penelitian Corbitt et al. (2003).
Dari hasil pengujian hipotesis 9, hasil ini menunjukkan per|cei|ved| marke| |t ori|ent|ati|on
(PMO) memiliki hubungan yang signifikan terhadap perceived trust (PTS). Variabel
perceived market orientation (PMO) merupakan
orientasi pasar yang dilakukan oleh PT. XYZ dengan memenuhi barbagai kebutuhan yang
dibutuhkan oleh konsumen. Orientasi pasar cenderung meningkatkan tingkat kepercayaan karena website PT. XYZ akan memenuhi kebutuhan pengguna dan menjaga interaksi yang baik dengan penggunanya. Hipotesis ini didukung oleh penelitian Corbitt et al. (2003)
6. KESIMPULAN DAN SARAN
Penarikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil pengujian analisis yang sebelumnya telah dilakukan adalah sebagai berikut:
Pada pe|rsama|an reg|res|i pe|rtama var|iabel
performance expectancy, facilitating condition, perceived risk dan perceived trust memiliki
hubungan yang positif terhadap behavioral
intention, sedangkan variabel effort expectancy
dan social influence tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap behavioral intention. Pengguna merasakan banyak manfaat yang dirasakan ketika ingin melakukan belanja online di PT. XYZ dengan memiliki fasilitas pendukung yang ada, semakin besar resiko yang ada maka semakin mengurangi niat untuk melakukan pembelian online di PT. XYZ. Ketika konsumen percaya terhadap PT. XYZ maka niat untuk melakukan pembelian online akan semakin meningkat. Akan tetapi konsumen tidak merasakan bahwa kemudahan dalam bertransaksi tidak memengaruhi niat untuk bertransaksi di PT. XYZ dan pengaruh sosial juga tidak memengaruhi niat untuk bertransaksi di PT. XYZ.
Pada pe|rsama|an| regresi| | ke|dua| pa|da|
pen|eliti|an| i|ni|, d|idapat| |kan| ha|sil| ba|hwa va|riabel|
perceived market orientation dan perceived site quality memengaruhi trust, sedangkan variabel perceived risk tidak memiliki hubungan yang
signifikan terhadap perceived trust. Konsumen cenderung merasakan bahwa orientasi pasar yang dilakukan oleh PT. XYZ seperti memenuhi segala kebutuhan konsumen dapat memengaruhi kepercayaan, kemudian kualitas dari website PT. XYZ sangat memengaruhi kepercayaan. Akan tetapi resiko yang dirasakan ketika melakukan pembelian online di PT. XYZ tidak memengaruhi Kepercayaan pengguna untuk melakukan transaksi di PT. XYZ.
Dari hasil penelitian ini diberikan saran yaitu (1) Diharapkan pada penelitian dimasa mendatang, dilakukan penelitian dengan menggunakan model yang berbeda agar dapat diketahui pengaruh apa saja yang dirasakan oleh konsumen dalam melakukan belanja online pada
PT XYZ. (2) Diharapkan pada penelitian dimasa mendatang, dilakukan penelitian dengan mempersempit dan memfokuskan pada institusi atau wilayah tertentu guna mendapatkan hasil yang lebih spesifik (3) Analisis kuanlitatif dapat digunakan agar supaya mendapatkan informasi yang lebih sepesifik dari konsumen.
7. DAFTAR PUSTAKA
APJII., 2016. Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia. Jakarta: APJII
Bendi, R., Kristoforus, Jawa & Sri, Andayani., 2013. Analisis Perilaku Penggunaan Sistem Informasi Menggunakan Model UTAUT. [pdf]. Sekolah Tinggi Teknik Musi,
Palembang.
Bhatnagar, R., Kim, J., Many, J,E. 2014. Candidate Surveys on Program Evaluation Examining Instrument Reliability, Validity and Program Effectiveness. [online].
American Journal of Educational Research, 2(8), p.683-690.
Borerro, J, D., Yousafzai, S, Y., Javed, U., Page, K, L., 2014. Expressive participation in Internet social movements: Testing the moderating effect of technology readiness and sex on student SNS use. [pdf].
Computer in Human Behavior Hal. 39-49.
Christian, Michael., & Nuari, Vincent., 2016. Pengaruh kualitas layanan terhadap loyalitas konsumen dengan studi kasus belanja online PT. XYZ. [pdf] . Universitas
Bunda Mulia Jakarta.
Corbitt, J. Brian., Thanasankit, Theerasak., & Han Yi., 2003. Trust and e-commerce: a study of consumer perceptions. [pdf].
Elsevier B.V, Hal .203-215.
Dasgupta, S., Haddad, M., Weiss, P., dan Bermudez, E., 2007, User Acceptance of Case Tools in System Analysis and Design: an Empirical Study. [pdf]. Journal of
Informatics Education Research, Vol. 9, No. 1. hal. 51-78.
Field, A., 2009. Discovering statistics using spss. 3rd ed. [e-book]. Sage Publications. Ghalandri., Kamal (2012) The Effect of
Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence and Facilitating Conditions on Acceptance of E-Banking Services in Iran: the Moderating Role of Age and Gender. [pdf] Islamic Azad
University.
Hair, J.F., Black, W, C., Babin, B, J., Anderson, R, E., (2010) Multivariate Data Analysis,
7th. [pdf]. edn Pearson Prentice Hall,
Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey 07458.
Jairak, K., Praneetpolgrang, P., Mekhabunchakij, K., 2009. An Acceptance of Mobile Learning for Higher Education Students in Thailand. [pdf]. Proceedings of
the 6 th International Conference on eLearning for Knowledge-Based Society. hal. 36.1-36.8.
Kim, D., Ferrin, D., Rao, R., 2003. Antecedents of Consumer Trust in B-to-C Electronic Commerce. [pdf] Americas Conference on
Information Systems (AMCIS).
Lee, J, H., Kim, S, W., Song, C, H., 2010. The effect of trust and perceived risk on user’s acceptance of ICT services. [pdf]. Kaist
Business School.
Liputan6., 2016., BPS: Jumlah e-commerce di Indonesia Capai 26,2 Juta. [online].
Risnita., 2012. Pengembangan Skala Model Linkert. [pdf].
Sedana, I Gusti Nyoman, St. Wisnu Wijaya., 2010. UTAUT Model For Understanding Learning Management System. [pdf].
Internetworking Indonesia Journal. hal
27-32.
Sundaravej, T., 2010. Empirical Validation of Unified Theory of Acceptance and Use of Technology Model. [doc] Journal of Global
Information Technology Management. Vol.
13, No. 1, hal. 5-27.
Venkatesh,V, Morris, M. G, Davis, G. B. And Davis,F. D., 2003. User acceptance of information technology: toward a unified view.[pdf] MIS Quarterly, vol. 27, no. 3, pp.
425-478.
Wiyono, Gendro., 2011. Merancang Penelitian Bisnis dengan alat analisis SPSS 17.0 dan SmartPLS 2.0. UPP STIM YKPN .Yogyakarta