• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I Pendahuluan. Kota Jogjakarta merupakan kota pelajar penuh dengan aktifitas, kreatifitas dan inovasi -

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I Pendahuluan. Kota Jogjakarta merupakan kota pelajar penuh dengan aktifitas, kreatifitas dan inovasi -"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Kota Jogjakarta merupakan kota pelajar penuh dengan aktifitas, kreatifitas dan inovasi - inovasi di bidang science-pendidikan. Aktifitas para pekerja (karyawan), kreatifitas para seniman dan pelajar, science para ilmuan dan pelajar tidak dapat dibatasi secara garis horizontal maupun vertical, semua berkembang bebas dengan sendirinya. Perkembangan yang mereka alami mendapatkan penghargaan atau nilai plus yang mampu meningkatakan potensi – potensi kota Jogjakarta. Kerja keras sangat dibutuhkan untuk mendapatkanya, dengan gencarnya arus globalisasi yang berujung pada kemajuan akses informasi sekaligus kemrosotan moral, ditambah dengan persaingan kerja yang sangat ketat membuat generasi muda tidak cepat untuk menyerah.

Prestasi – prestasi generasi muda di bidang olah raga sebagai contoh kasus prestasi yang diberikan oleh pamanjat dinding kota Jogjakarta yaitu A.Etty Hendrawati membuat motifasi generasi muda untuk dapat mencontohnya. Memotifasi mereka dapat dilakukan dengan banyak cara antara lain melalui seminar, pendidikan formal, outbound training dan masih banyak lagi.

Salah satu prestasi yang diberikan oleh pemanjat dinding Jogjakarta membuat kita merenung. Hal yang perlu diperhatikan adalah katerbatasan sarana latihan permainan panjat dinding, selama ini permainan panjat dinding lebih erat hubungannya dengan mapala (pecinta alam) tetapi sekarang ini panjat dinding dikenal dan masuk dalam cabang olah raga internasional. Memanjat itu sendiri adalah merupakan salah satu dari lima gerakan dasar manusia dari berjalan, berlari, melompat, melempar dan memanjat, enam jika renang

(2)

ditambahkan kedalamnya. Dilihat dari sarana dinding panjat yang ada di Jogjakarta sebanyak 35 dinding 2 diantaranya dimiliki oleh SMU untuk yang lainya dimiliki oleh perguruan tinggi UKM mapala.1 FPTI DIJ (Federasi Panjat Tebing Indonesia) mengepalai

dan bertanggung jawab pada permainan panjat dinding Daerah Istimewa Jogjakarta. Banyaknya animo permainan panjat dinding yang aktif dan terdaftar di FPTI DIJ dapat dilihat melalui diagram sebagai berikut :

Jenis Pemain Kategori Permainan Jumlah

Putra Speed 30 Putri Speed 15 Putra Difficulty 7 Putri Difficulty 9

Tabel 1 :Animo permainan panjat dinding di Jogjakarta (Sumber : Daftar peringkat permainan panjat dinding PENGDA DIJ)

Bukti lainnya apabila sarana permainan panjat dinding dibutuhkan, di kota pelajar ini banyak sekali club – club panjat dinding yang tidak mempunyai sarana dinding panjat di antaranya adalah APACHE, CahTuman Adventure, MCTC MAHABIRU, MAJESTIC 55, SANTAN SQUAD, Maroela dan masih banyak lagi.2 Frekwensi permainan panjat dinding di Jogjakarta semakin meningkat dimana hal ini dapat dilihat dari kegiatan kompetisi tingkat nasional yang telah di buat oleh club – club panjat dinding dan mapala perguruan tinggi di Jogjakarta yang sudah di rekomendasi oleh FPTI DIY (Federasi Panjat Tebing Indonesia)

1 Peta Lokasi dinding Panjat SE-DIY,Dibuat oleh Buletin 5.11_FPTI DIY 2004 Design By NIXAU. 2 Data Pemegang KIAT FPTI 2006.

(3)

dari tahun 2001 sampai 2005.3 Untuk atlitnya sendiri FPTI DIJ memiliki 15 orang diantaranya 4 atlit putri dan 11 atlit putra sebagai berikut :

Daftar Atlit Panjat Tebing Indonesia

1 Nurrohman Rosyid Tg Adventure DI Jogjakarta L

2 Sultoni Sulaiman Cahtuman DI Jogjakarta L

3 Wahyu Purnomo Apache DI Jogjakarta L

4 Laus Martidi Tunas Patria DI Jogjakarta L

5 Syahripandi DI Jogjakarta L

6 Sigit Dian Indradi DI Jogjakarta L

7 Agung Etty Hendrawati Apache DI Jogjakarta P

8 Murjayanti DI Jogjakarta P

9 Tri Suryani DI Jogjakarta P

10 Vera Natalia DI Jogjakarta P

11 Anang S. DI Jogjakarta L

12 Sayuti DI Jogjakarta L

13 Andre Oktaviandra DI Jogjakarta L

14 Awank B Kurniawan DI Jogjakarta L

15 Eko Ahmad ZA DI Jogjakarta L

Tabel 2 : Daftar Atlit Panjat Tebing di Jogjakarta Tahun 2005 ( Sumber :http//.www.FPTI.com )

Sarana untuk memotifasi generasi anak muda dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah kegiatan outbound training, pada dasarnya kegiatan ini digemari oleh semua kalangan baik tua, muda maupun anak – anak karena outbound training mempelajari bermacam

(4)

ketrampilan akademis, ketrampilan hidup (life skills), serta tantangan fisik yang merupakan kunci menuju terobosan belajar, disamping itu outbound penuh dengan permainan yang bersifat menantang dan menyenangkan.4 Permainan dengan menggunakan ketrampilan dan kreatifitas lebih membangun kepribadian manusia (Psychology) secara individual, oleh sebab itu mereka lebih menggemari permainan outbound. Dengan alasan yang telah diungkapkan di atas dampak negative dari era globalisasi jelas bahwa kota Jogjakarta sebagai kota pelajar, wisata dan budaya membutuhkan openspace di dalam kota berfungsi sebagai wadah kegiatan outbound. Sebagai contoh panitia makrap memilih “wisma salam” Muntilan (luar kota) untuk makrap mahasiswa baru UKDW fakultas arsitektur dimana terdapat tempat yang memiliki fasilitas outbound. Untuk animo apabila terdapat fasilitas openspace outbound di dalam kota Jogjakarta sebagai berikut :

Jenis Kalangan Yang berminat

Anak –anak SD Minimal usia 10 th 30 siswa yang berminat 28 siswa Siswa SMP 30 siswa yang berminat 28 siswa Siswa SMU 35 siswa yang berminat 35 siswa

Mahasiswa 20 mahasiswa yang berminat 19 mahasiswa Pekerja 15 pekerja yang berminat 15 orang

Tabel 3 : Animo Outbound di Jogjakarta ( Sumber : Kuisioner yang dibuat penulis )

Dibawah merupakan diagram peningkatan dari perserta out bound dari Jogjakarta di wisma salam dari tahun katahun semakin meningkat, untuk pesertanya lebih banyak dari pelajar baik SD, SMP, SMA dan mahasiswa.

(5)

50 40 30 20 10 2002 2003 2004 2005 2006

Diagram 1 : Peningkatan Peserta Outbound dari Jogjakarta di Wisma Salam ( Sumber : Analisa Penulis )

Didalam kegiatan outbound terdapat permainan panjat dinding (masuk program jenis permainan outbound training). Gagasan tepat dengan dasar alasan yang telah diungkapkan diatas, kota Jogjakarta membuka wadah untuk kegiatan outbound dan permainan panjat dinding dimana lokasinya terdapat didalam kota. Dua zona utama dengan kegiatan yang berbeda pada zona 1 wall climbing indoor dan zona 2 untuk kegiatan outbound (outdoor), perbedaan 2 permainan tetapi dapat dihubungkan melalui pergerakan permainan dan ruang. Rock climbing indoor digabungkan dengan outbound kedalam satu wadah dapat saling mendukung sehingga tercipta hubungan antar ruang dalam (rock climbing indoor) dengan ruang luar (out bound).

Tercetusnya pemikiran dapat terciptanya Wahana permainan panjat dinding dan outbound di kota Jogjakarta mampu mensiasati waktu luang mereka (manusia urban) baik dalam bentuk liburan, sekolah/kuliah, cuti kerja/kuliah dengan rekreasi, refresing, bermain, berkreasi dan berkreatif (pengembangan diri) guna mengembangkan diri dan melepas ketegangan pada benak mereka. Alasan kota Jogjakarta menjadi satu pilihan lokasi yang strategis, dengan beberapa pertimbangan antara lain:

(6)

1. Merupakan salah satu tujuan wisata/rekreasi

2. Merupakan kota pendidikan, memiliki daya dukung SDM dan SDA yang memadai bagi dunia pendidikan

3. Memiliki stabilitas politik dan keamanan yang cukup stabil.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan pada latar belakang diatas untuk kegiatan outbound di Jogjakarta ( tengah kota ) belum memiliki baik fasilitas dan sarana peralatan ( tidak lengkap), untuk permainan panjat dinding belum ada arena khusus panjat dinding yang dapat digunakan untuk umum.

1.2. Rumusan Masalah

Perlunya merancang wahana permainan panjat dinding dan outbound di Jogjakarta yang dapat mewadahi dan mendukung perkembangan kehidupan manusia urban untuk dapat melakukan kegiatan positif yaitu panjat dinding dan outbound secara bersama – sama dengan pendekatan hubungan antara ruang dalam dan ruang luar sebagai tantangan.

1.3. Tujuan

Merancang wahana permainan panjat dinding dan outbound di Jogjakarta yang dapat mewadahi dan mendukung perkembangan permainan kehidupan manusia urban untuk dapat melakukan kegiatan positif yaitu panjat dinding dan outbound secara bersama – sama dengan pendekatan hubungan antara ruang dalam dengan ruang luar sebagai tantangan.

1.4. Sasaran

(7)

b. Melakukan studi tentang Wahana panjat dinding (wall climbing indoor). c. Melakukan studi tentang openspace untuk outbound.

d. Melakukan studi tentang potensi kota Jogjakarta

e. Melakukan studi tentang perkembangan permainan panjat dinding dan outbound di Jogjakarta.

f. Melakukan studi tentang kehidupan manusia urban. g. Melakukan studi tentang hubungan antar ruang.

h. Melakukan studi tantang fasilitas – fasilitas pendukung yang dibutuhkan untuk Wahana permainan panjat dinding dan outbound.

1.5. Lingkup Pembahasan

a. Kegiatan outbound dibatasi oleh program training (ketrampilan akademis, tantangan fisik dan ketrampilan hidup).

b. Permainan panjat dinding dibatasi oleh permainan kompetisi yaitu permainan

bouldering, speed dan difficulty.

c. Kegiatan outbound lebih bersifat rekreasi dan petualangan alam bebas.

d. Dimensi dinding panjat dibatasi oleh jenis permainan kompetisi panjat dinding antara lain bouldering, speed dan difficulty.

e. Hubungan ruang dibatasi antara ruang dalam (wall climbing indoor) dengan ruang luar

(outbound open space).

f. Wahana permainan panjat dinding dan outbound dibatasi oleh fasilitas – fasilitas yang dapat mendukung perkembangan permainan.

(8)

g. Pemilihan site dibatasi oleh kota Jogjakarta tepatnya ditengah kota yang masih memiliki unsur alam bebas.

1.6. Metode Pembahasan 1.6.1. Metode Mencari Data

a. Wawancara

Melakukan wawancara dengan atlit panjat dinding Jogjakarta, club – club panjat dinding Jogjakarta, Gapala UKDW, KONI Jogjakarta, FPTI DIJ, Romo Agung Wisma Salam, pengurus youth center wisma salam, anak – anak SD, SMP, SMU, mahasiswa, pegawai (pekerja), peserta outbound di wisma salam.

b. Observasi

Pengamatan langsung pada latihan para atlit panjat dinding Jogjakarta di ABAYO dan club MCTC MAHABIRU yang latihanya dilakukan setiap hari senin, rabu, kamis dan jumat jam 16.00 WIB, pengamatan langsung pada kegiatan outbound di wisma salam, melakukan observasi langsung untuk studi banding outbound, melakukan observasi melalui surfing internet, menyebarkan kuisioner disemua kalangan.

c. Studi Pustaka/literatur

Mempelajari tentang sejarah permainan panjat dinding dan outbound, jenis – jenis permainanya, peralatan dan perlengkapan permainan, gymnasium, public space, struktur baja, studi literatur melalui buku Time saver building type, buku outbound dan internet.

(9)

1.6.2. Metode Menganalisis Data

1.6.2.1. Data Kuantitatif

Tabulasi banyaknya animo Wahana permainan panjat dinding dan outbound di Jogjakarta.

1.6.2.2. Data Kualitatif

Menganalisa hubungan antar ruang dalam dengan ruang luar untuk menciptakan suasana yang berbeda bagi pengunjung.

1.6.3. Metode Perancangan

Merancang Wahana permainan panjat dinding dan outbound di Jogjakarta adalah sebuah gelanggang panjat dinding yang di lengkapi dengan open space khusus outbound sehingga dapat menciptakan fasilitas untuk rekreasi, berkreasi, berkreatifitas dan bermain, di tengah kesibukan kota Jogjakarta (manusia urban).

1.7. Sistematika Penulisan Bab 1 Pendahuluan

Mengungkapkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup pembahasan, metode dan sistematika penulisan.

Bab 2 Tinjauan Permainan Panjat Dinding dan Outbound

Mengungkapkan tentang sejarah permainan panjat dinding dan outbound, jenis permainan panjat dinding, jenis permainan dan kegiatan outbound, fasilitas dan sarana pendukung Wahana permainan panjat dinding dan outbound.

(10)

Bab 3 Tinjauan Hubungan antar Ruang dalam dengan Ruang Luar sebagai Tantangan

Mengungkapkan tentang hubungan antar ruang dalam dengan ruang luar yang mampu membantu proses berekreasi, berkreasi, berkreatifitas, dan bermain.

Bab 4 Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan Wahana Permainan Panjat Dinding dan Outbound di Jogjakarta

Mengungkapkan pendekatan konsep hubungan antar ruang dalam dan ruang luar sebagai tantangan, perancangan arsitektur pada panjat dinding indoor, pendekatan penataan open space untuk outbound, pendekatan konsep site terpilih, pendekatan konsep penzoningan, pendekatan konsep organisasi ruang, pendekatan konsep sirkulasi ruang, pendekatan konsep pada landscape dan utilitas.

Bab 5 Konsep Perencanaan dan Perancangan pada Wahana Permainan Panjat Dinding dan Outbound di Jogjakarta

Mengungkapkan konsep perancangan arsitektur pada konsep hubungan antar ruang dalam dan ruang luar sebagai tantangan panjat dinding indoor, konsep penataan open space untuk outbound, konsep site terpilih, konsep penzoningan, kosep organisasi ruang, konsep sirkulasi ruang, konsep pada landscape dan utilitas.

Gambar

Tabel 2 : Daftar Atlit Panjat Tebing di Jogjakarta Tahun 2005  ( Sumber :http//.www.FPTI.com )
Tabel 3 : Animo Outbound di Jogjakarta  ( Sumber : Kuisioner yang dibuat penulis )
Diagram 1 : Peningkatan Peserta Outbound dari Jogjakarta di Wisma Salam  ( Sumber : Analisa Penulis )

Referensi

Dokumen terkait

Rataan produksi VFA antara perlakuan penambahan mineral dengan lama waktu fermentasi dapat dilihat pada Tabel 2.Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa lama

Anton Agus Setyawan,SE.,MSi, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta dan sebagai dosen pembimbing yang senantiasa dengan

design )adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada pemakai sistem tentang sistem teknologi informasi yang baru. Perancangan sistem secara umum lebih diarahkan

Senyawa fenol memiliki sifat mudah teroksidasi terhadap panas sehingga dengan adanya proses pengeringan dapat mengakibatkan penurunan senyawa fenol dalam seduhan kulit

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

gerakan yang dimulai dengan melompatkan kaki kanan ke depan diikuti kaki kiri, posisi badan setengah jongkok, kemudian posisi tangan kanan rentang kesamping kanan lurus dan

Pengamatan dimaksudkan untuk melihat pertumbuhan akar dan tunas dengan membongkar bibit dalam polybag yang telah ditentukan secara acak.Hasil penelitian menunjukkan

RENSTRA Realisasi Tingkat Kemajuan 1 2 3 4 5 Meningkatnya profesionalisme aparatur perencanaan pembangunan Persentase aparatur perencana Bappeda yang memiliki