i
PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK LAMPU SUDUT SESUAI
KEINGINAN KONSUMEN
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Oleh :
BELLA ARINTA DEWI D 600.130.036
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017
iii
iv
v
PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK LAMPU SUDUT SESUAI KEINGINAN KONSUMEN
Bella Arinta Dewi1, Suranto2
1Mahasiswa Teknik Industri UMS, 2Dosen Teknik Industri UMS
Jalan Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura 57102 Telp (0271) 717417 Email: arintadewi75@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah desain produk lampu sudut dengan metode Quality Function Deployment (QFD) dengan memanfaatkan limbah dari bonggol jagung di UD. Imam Mohadi Desa Botitan, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali dan diharapkan agar bermanfaat untuk mengurangi limbah lingkungan di UD. Imam Mohadi dan warga sekitar Desa Botitan.
Penelitian ini merupakan sebuah penelitian studi kasus yang dilakukan dengan cara pengambilan data melalui observasi langsung kelapangan, wawancara, dokumentasi, dan penyebaran kuesioner. Subjek dari penelitian ini adalah kepada responden yang ditunjuk dan dirasa mampu untuk memberikan informasi pendukung mengenai pengembangan produk lampu sudut sesuai dengan keinginan konsumen. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan penyebaran kuesionerdan wawancara kepada responden sebanyak 30 responden baik untuk kuesioner terbuka dan tertutup. Responden tersebut meliputi para pegawai, perumahan, rumah makan atau cafe, dan perhotelan. Data kuantitatif diolah secara deskriptif, dengan uji statistik yaitu uji validitas dan uji reabilitas.
Hasil dari pembuatan matrik house of quality mendapatkan prioritas yang paling utama untuk pengembangan produk lampu sudut adalah dipergunakan untuk penerangan ruangan, harga terjangkau oleh konsumen, pembungkus menarik, mudah dipasang, promosi terjangkau semua kalangan, bahan tidak mudah patah/rusak, dan lampu LED. Matrik house of quality yang sudah diperoleh nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan produk lampu sudut berbahan dasar limbah bonggol jagung.
Kata Kunci: validitas, reabilitas, responden
ABSTRACT
This research aims to develop a product design corner lights with Quality Function Deployment (QFD) by utilizing the waste from corn cobs at UD. Imam Mohadi Botitan Village, District Teras, Boyolali and expected by the study was able to reduce the environmental waste.
This research is a case study done by collecting data through direct observation of spaciousness, interviews, documentation, and questionnaire. The subject of this study is to respondents who appointed and felt able to provide background information on the development of lighting products a corner. Collecting data in this study using questionnaires and interviews to respondents of 30 respondents to the questionnaire both open and closed. The respondents include employees, housing, restaurant or cafe, and hospitality. Quantitative data is processed descriptively, with a statistical test is the test of validity and reliability testing.
Results from making matrix house of quality prioritized the most important for product development corner lights are used for lighting the room, the price is affordable for consumers, packaging attractive, easy to install, the promotion of affordable all people, the material is not
vi
easily broken / damaged, and LED lights. Matrix house of quality that has been obtained will be used as reference in the development of lighting products made from waste corner corncobs.
Keywords: validity, reliability, respondents
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Sebagai daerah yang memiliki tanah yang subur, Kabupaten Boyolali hendaknya bisa menjadi daerah yang berkembang dengan meningkatkan taraf hidup penduduknya. Boyolali merupakan daerah yang memiliki hasil bumi yang melimpah. Hasil perkebunan yang tidak kalah hasilnya di Boyolali adalah jagung. Produksi jagung Boyolali terhitung cukup tinggi, bahkan rata-rata setiap tahunnya bisa surplus hingga 80.000 ton. Luas panen area jagung tahun 2016 seluas 23,747 Ha dengan tingkat produksi jagung kurang lebih 123,136 Ton (Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah). Untuk mencapai hal tersebut perlu adanya gerakan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang melimpah tersebut dengan baik. Dengan banyaknya jagung di daerah Boyolali, UD. Imam Mohadi memproduksi usaha pipil jagung tepatnya di Desa Botitan Kecamatan Teras yang dimiliki oleh Bapak Muhadi yang banyak menghasilkan pula limbah tongkol jagung.
Dengan usaha yang sudah berjalan cukup lama dan setiap hari mampu menghasilkan satu kwintal pipilan jagung, menyebabkan limbah tongkol jagung tersebut menjadi menggunung dan apabila diperjual belikan limbah tongkol jagung tersebut hanya dihargai sekitar 3000 untuk tongkol jagung yang basah dan 4000 untuk tongkol jagung yang sudah kering. Identifikasi dalam penelitian ini adalah mengamati dan melakukan wawancara mengenai produksi jagung pipil dan limbah tongkol jagung yang menggunung di UD. Imam Mohadi agar nantinya dapat dimanfaatkan dengan tepat dan tentunya dapat mengurangi limbah lingkungan. Pengembangan lampu sudut ini didukung dengan metode penelitian yaitu Quality Function Deployment (QFD) dengan mengidentifikasi atribut-atribut yang diperlukan konsumen dengan melakukan penyebaran kuesioner terhadap 30 responden. Hasil identifikasi dari penelitian ini adalah mengembangkan limbah tongkol jagung menjadi sebuah lampu sudut sesuai keinginan konsumen.
1.2 Tujuan
1. Mengembangkan desain dari sebuah lampu sudut dengan memanfaatkan limbah bonggol jagung yang banyak tidak terpakai sebagai bahan baku utama yang diperoleh dari UD. Imam Mohadi.
vii
2. Mendikripsikan atribut-atribut kebutuhan yang diinginkan konsumen meliputi atribut fungsi, keindahan dan harga.
3. Menghasilkan produk yang kreatif dari pemanfaatan limbah bonggol jagung.
4. Memperoleh produk yang sesuai kebutuhan konsumen dengan anggaran biaya yang terperinci agar harga produk yang dipasarkan sesuai dengan tingkat ekonomi konsumen.
2. METODE
Data diambil dari data primer dengan melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan agar mendapatkan data yang diinginkan dalam penelitian ini, dengan melakukan wawancara dengan pemilik UD. Imam Mohadi dan pegawai UD tersebut, diharapkan dengan melakukan wawancara ini mendapatkan deskripsi mengenai hasil produksi dari UD tersebut, hasil produksi pemipilan jagung limbah dari produksi tersebut.
Data primer digunakan untuk memberikan gambaran secara kualitatif. Untuk pengolahan data sekunder, menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) agar atribut yang diinginkan konsumen dapat terperinci dan jelas, kemudian dengan menggunakan rencana anggaran biaya agar terperinci, baik dalam biaya material, biaya produksi, sehingga diharapkan lebih efisien dalam membuat sebuah produk lampu sudut.
2.1 Metode Quality Function Deployment (QFD)
Penelitian pengembangan lampu sudut sesuai keinginan konsumen dengan memanfaatkan limbah bonggol jagung ini menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD), merupakan sebuah metode perencanaan dan pengembangan yang terstruktur dimana mewakili suara konsumen terhadap sebuah produk yang akan dikembangkan atau diciptakan nantinya agar memenuhi kebutuhan dan sesuai dengan harapan konsumen.
2.2 Matrix House of Quality (HOQ)
Pemanfaatan Quality Function Deployment (QFD) pada pengembangan produk lampu sudut dapat terlihat jelas pada perencanaan produk melalui penyusunan secara terstruktur atau terperinci pada sebuah rumah mutu, seperti gambar 1.
viii
Gambar 1. Rumah Mutu dan Bagian-bagiannya
Rumah mutu digunakan sebagai sarana untuk mengumpulkan informasi, strategi dan tahapan kegiatan untuk mencapai mutu sebuah aktifitas. Merincikan secara jelas terkait dengan suara konsumen, kebutuhan konsumen, kepentingan konsumen, kriteria pengganti, optimasi kriteria dan matrik atap, matrik hubungan, daya saing dan target dengan cara menyebarkan kuesioner kepada sejumlah responden yang dirasa mampu untuk memberikan informasi yang baik terhadap pengembangan dari sebuah produk.
2.3 Uji Validitas dan Reabilitas
Data informasi yang telah diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner dan telah ditabulasikan kedalam rumah mutu, langkah selanjutnya adalah melakukan uji statistik yaitu dengan melakukan uji validitas dan reabilitas. Sifat valid dan reliable diperlihatkan oleh tingginya akurasi dan kecermatan alat ukur. Intrumen ukur atau tes disebut sebagai tidak valid bila tidak mampu menghasilkan informasi yang akurat mengenai atribut atau variabel yang diukurnya, yaitu skornya tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Keputusan dan kesimpulan yang tepat hanya dapat dicapai bila datanya diperoleh dengan cara yang benar dan menggunakan instrument ukur yang memenuhi persyaratan. Disinilah pentingnya peranan validitas dan reliabilitas. Adapun rumus uji reabilitas yang digunakan seperti berikut.
k r r k 1 1 . Keterangan:
= koefisien Alfa Cronbach
r = koefisien rata-rata korelasi antar variabel
k = jumlah variabel manifes yang membentuk variabel laten
ix
Rumus uji validitas yang digunakan seperti berikut.
2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r Keterangan:r = koefisien korelasi Pearson antar item dengan variabel bersangkutan n = jumlah responden
X = skor per item pertanyaan Y = skor total
2.4 Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Merupakan sebuah pemaparan secara terperinci mengenai biaya material, biaya produksi yang dilakukan selama melakukan pengembangan lampu sudut ini agar lebih efisien dalam segi waktu produksi dan segi biaya yang dikeluarkan. RAB dalam penelitian pengembangan lampu sudut dilakukan setelah melakukan pemilihan konsep, sehingga dapat ada gambaran perihal bentuk, material apa saja yang dibutuhkan dan lain-lain.
3. PENGOLAHAN DAN ANALISIS 3.1 Hasil Analisis Deskriptif
Pembahasan mengenai deskripsi data pengembangan lampu sudut ini meliputi harga rata-rata (x), modus (Mo), median (Me) dan simpangan baku (SD) dari masing-masing variabel yang diteliti.
Hasil analisis deskriptif variabel tentang metode Quality Function Deployment diperoleh nilai rata-rata (x) = 51.77, modus (Mo) = 54, median (Me) / nilai tengah = 54.00 dan standar deviasi (SD) = 6.836, selain itu analisis data diatas menunjukkan bahwa diperoleh nilai maksimum sebesar 58 dan nilai minimum sebesar 20.
3.2 Analisis Kuesioner
Sebelum disajikan hasil analisis kuesioner yang sudah diolah, terlebih dahulu disajikan kuesioner penelitian yang disebarkan kepada responden seperti pada tabel 1 Kuesioner yang disebarkan terdiri dari 21 item pertanyaan dengan jumlah responden sebanyak 30 responden.
x
Tabel 1.
Daftar Kuesioner Pertanyaan
Aspek Nomor Indikator
Fungsi 1
Dipergunakan untuk penerangan ruang
2 Hiasan ruang
Warna
3 Tidak mencolok mata
4 Menggunakan cat warna
yang tahan lama Estetika
5 a. Tinggi (ukuran 70x38 cm)
6 b. Sedang (ukuran 60x20
cm) Harga
7 Harga sesuai produk
8 Harga terjangkau oleh
konsumen
Penampilan 9 Bentuk menarik
10 Pembungkus menarik
Kemudahan 11 Mudah ditemui ditoko
12 Mudah dipasang
Promosi
13 Promosi terjangkau semua
kalangan
14 Promosi menarik konsumen
15 Promosi pemberian diskon
Bahan
16 Bahan mudah didapat
17 Bahan rumah lingkungan
18 Bahan tidak mudah
patah/rusak Lampu
19 Lampu Pijar/Bohlam Bening
20 Lampu LED
21 Lampu CFR
3.3 Uji Validitas dan Reabilitas
Uji Statistik (validitas dan reabilitas) digunakan untuk menganalisis data hasil penyebaran kuesioner, agar informasi yang diharapkan mampu menjawab keinginan konsumen terhadap lampu sudut ini.
Berdasarkan hasil uji validitas diketahui bahwa terdapat 4 (empat) item pertanyaan yang dinyatakan tidak valid, yaitu item nomor 2, 4, 5, dan 21. Keempat item pernyataan ini memperoleh hasil yang tidak valid karena memiliki nilai rXY lebih kecil dari r tabel,
sedangkan yang lainnya dinyatakan valid karena memiliki nilai rXY lebih besar dari r tabel.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diketahui nilai cronbach’s Alpha yaitu 0,824, sehingga dinyatakan lebih besar dari kriteria reliabel sebesar 0,6. Dengan hasil tersebut
xi
menunjukkan bahwa data yang didapat dinyatakan reliabel, setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas maka diperoleh item-item yang valid dan reliabel.
Tabel 2 Kuesioner Penelitian
Aspek Pernyataan
Fungsi Dipergunakan untuk penerangan ruang
Warna Tidak mencolok mata
Estetika Sedang (ukuran 60x20 cm)
Harga Harga sesuai produk
Harga terjangkau oleh konsumen
Penampilan Bentuk menarik
Pembungkus menarik
Kemudahan Mudah ditemui ditoko
Mudah dipasang Promosi
Promosi terjangkau semua kalangan Promosi menarik konsumen
Promosi pemberian diskon Bahan
Bahan mudah didapat Bahan rumah lingkungan Bahan tidak mudah patah/rusak
Lampu Lampu Pijar/Bohlam Bening
Lampu LED
3.4 Analisis Quality Function Deployment (QFD)
Berdasarkan hasil data kuesioner dengan responden atau subjek penelitian didapatkan data dari responden yang akan digunakan sebagai penyusunan Matrik House of Quality. Matrik
HOQ yang dinilai untuk mengetahui tingkat hubungan antara (Whats) dan (How), dimana
penentuan hubungan ini dilalui dengan proses dan hasil akhirnya adalah matrik rumah kualitas atau House of Quality (HOQ). Penyusunan matrik tersebut adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi Kebutuhan konsumen
Tahap awal adalah survei untuk memperoleh informasi berupa suara konsumen untuk mengetahui kebutuhan konsumen mengenai produk lampu dari bonggol jagung. Dalam hal ini peneliti menggunakan kuesioner terbuka sebagai langkah awal dan sebagai dasar untuk membuat VOC.
b. Voice of The Customer (VOC)
Merupakan suara konsumen yang didapat dari hasil pengumpulan data melalui hasil penyebaran kuesioner terhadap responden. Berdasarkan jawaban responden melalui kuesioner terbuka diperoleh kebutuhan responden seperti dibawah ini: (1) Bisa diletakkan di atas meja, (2)
xii
Bentuk persegi panjang, (3) Diberi fitur lain, (4) Unik untuk hiasan, (5) Lumayan tinggi, (6) Ramah lingkungan, (7) Tahan lama, (8) Murah terjangkau, (9) Hemat Energi, (10) Lampu LED, (11) Bentuknya menarik, (12) Warna tidak terlalu mencolok, (13) Model simpel.
c. Kebutuhan Teknis (Technical Respon)
Menyusun kebutuhan teknis yang sesuai dengan kebutuhan konsumen merupakan langkah berikutnya. Kebutuhan teknis dapat ditentukan nilai sasaran yang ingin dicapai untuk tiap-tiap kebutuhan teknis alat tersebut. Technical Respon dalam penelitian ini adalah: (1) Dipergunakan untuk penerangan ruang, (2) Tidak mencolok mata, (3) Sedang (ukuran 60x20 cm), (4) Harga sesuai produk, (5) Harga terjangkau oleh konsumen, (6) Bentuk menarik, (7) Pembungkus menarik, (8) Mudah ditemui ditoko, (9) Mudah dipasang, (10) Promosi terjangkau semua kalangan, (11) Promosi menarik konsumen, (12) Promosi pemberian diskon, (13) Bahan mudah didapat, (14) Bahan rumah lingkungan, (15) Bahan tidak mudah patah/rusak, (16) Lampu Pijar/Bohlam Bening, (17) Lampu LED.
d. Penentuan Derajat Kepentingan Konsumen
Hasil penyebaran kuesioner diberi nilai dan dihitung untuk memperoleh tingkat derajat kepentingan konsumen dengan cara melihat skala pengukuran yang memiliki nilai terbanyak dari responden yang diambil untuk tiap kebutuhan konsumen. Berdasarkan data yang didapat, tingkat kepentingan konsumen yang sesuai dengan aspeknya yaitu fungsi, warna, estetika, harga, penampilan, kemudahan, promosi, bahan, dan lampu, dengan menggunakan skala likert berupa angka 1 hingga 4.
e. Penentuan Nilai Target (Goal)
Penentuan goal skala penilaian mengacu pada nilai Importance to Customer. Skala penilaian goal ditentukan pada hasil nilai goal tertinggi.
f. Penentuan Rasio Perbaikan Konsumen (Improvement Ratio)
Penggunaan Improvement Ratio menunjukkan besarnya perubahan atau perbaikan yang harus dilakukan. Berdasarkan pada tabel hasil analisis, nilai tertingi dengan perolehan nilai >10, yaitu terdapat pada Lampu Pijar/Bohlam Bening dan lampu LED.
g. Raw Weight dan Normalized Raw Weight
Raw Weight berfungsi menunjukkan besarnya perbaikan suatu kriteria customer need. Raw Weight diantaranya yang tertinggi adalah Harga terjangkau oleh konsumen, Pembungkus
menarik , Mudah dipasang, Promosi terjangkau semua kalangan, Promosi menarik konsumen, Promosi pemberian diskon, Bahan tidak mudah patah/rusak, Lampu LED.
xiii h. Penentuan Hubungan Hows dan Whats
Besarnya nilai hubungan kebutuhan konsumen dapat dilihat hubungan kuat, sedang maupun lemah yang dapat menjadi prioritas kebutuhan atau kepentingan yang sangat dibutuhkan konsumen.
Hubungan yang terjadi proses terpilih dengan rencana produksi dapat merupakan hubungan yang kuat, sedang atau lemah. Selain itu, mungkin saja tidak ada hubungan antara proses terpilih dengan rencana produksi. Derajat hubungan antara proses terpilih dengan rencana produksi, digunakan simbol-simbol seperti dibawah ini:
= Lingkaran penuh menunjukan sebuah hubungan yang kuat, bernilai 9.
= Sebuah lingkaran kosong menunjukan sebuah hubungan medium, bernilai 3.
= Sebuah segitiga menunjukan hubungan yang lemah, bernilai 1, Hubungan yang sangat kuat.
i. Penentuan Prioritas Target
Matrik perencanaan di buat dan ditentukan nilainya berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen, selanjutnya dilakukan penentuan prioritas target untuk menentukan sasaran target utama pada kebutuhan konsumen untuk lampu sudut, selain itu strategi prioritas ini juga di tunjukkan konsumen memperoleh informasi yang dihasilkan, sehingga dapat memberikan gambaran tentang pemenuhan pada kebutuhan konsumen sudah cukup baik atau belum sesuai keinginan konsumen.
Penentuan prioritas target berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat diketahui hasil ranking 1 – 17 sesuai pernyataan kuesioner yang dipentingkan oleh konsumen. Penentuan prioritas target didasarkan pada ranking 1 – 6 terdapat pada item nomor 1, 5, 7, 9, 10, 15, dan 17 terjadi hubungan yang sangat kuat antara kepentingan konsumen dengan technical respon. Dari konsep tersebut disajikan prioritas item kebutuhan konsumen yaitu: (1) Dipergunakan untuk penerangan ruang, (2) Harga terjangkau oleh konsumen, (3) Pembungkus menarik, (4) Mudah dipasang, (5) Promosi terjangkau semua kalangan, (6) Bahan tidak mudah patah/rusak , (7) Lampu LED.
j. Konsep Produk Terpilih
Berdasarkan pada hasil prioritas item kebutuhan konsumen yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dibuat dan dikembangkan desain produk lampu sudut sesuai dengan desain produk terpilih berdasarkan kepentingan konsumen dan disajikan pada gambar 1
xiv
Gambar 1
Produk Terpilih Sesuai Kepenting Konsumen k. Spesifikasi Produk
Produk lampu sudut ini sendiri, bahan baku utama yang digunakan adalah limbah tongkol jagung. Dimana tongkol jagung tersebut apabila permukaannya sudah dihaluskan dengan menggunakan gerinda duduk, maka tidak akan kalah kerasnya dengan sebuah kayu. Spesifikasi produk seperti pada tabel 3
Tabel 3
Spesifikasi Pengembangan Lampu Sudut
No Spesifikasi Detail Ukuran (cm) Bahan Keterangan 1 Tutup Lampu Utama 37x20 Limbah tongkol jagung Permanen terpasang 2 Dudukan Tutup Lampu ke 2 9x18 Limbah tongkol jagung Permanen terpasang 3 Dudukan Tutup Lampu ke 3 14x16 Limbah tongkol jagung Permanen terpasang
4 Pilar Lampu atau
Kaki-kaki Lampu
Total Semua
60x20
Kayu Pelipit Terpasang atau
Menempel
xv 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengembangan desain produk lampu sudut sesuai dengan keinginan konsumen menggunakan metode Quality Function Deployment yang sudah dilakukan, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil dari pembuatan matrik House of Quality adalah memprioritaskan kebutuhan konsumen. Atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen terhadap kualitas desain produk lampu sudut dari bonggol jagung terdiri dari dipergunakan untuk penerangan ruang, harga terjangkau oleh konsumen, pembungkus menarik, mudah dipasang, promosi terjangkau semua kalangan, bahan tidak mudah patah/rusak, dan lampu LED.
2. Kebutuhan konsumen akan atribut-atribut peningkatan kualitas desain produk lampu sudut, yaitu: (1) Bentuknya menarik, (2) Warna tidak terlalu mencolok, (3) Bisa diletakkan di atas meja, (4) Bentuk persegi panjang, (5) Murah terjangkau, (6) Ramah lingkungan, (7) Lampu LED, (8) Hemat Energi, (9) Diberi fitur lain, (10) Tahan lama, (11) Lumayan tinggi, (12) Model simpel, (13) Unik untuk hiasan.
3. Pengembangan desain lampu sudut yang kreatif dengan memanfaatkan limbah dari bonggol jagung sudah tercipta dengan baik sesuai dengan keinginan konsumen, mulai dari bentuknya, ukurannya, dan atribut lainnya.
4. Produk lampu sudut tidak hanya tercipta begitu saja, namun didukung dengan rencana anggaran biaya yang terperinci dari segi biaya material, biaya produksi, agar lampu sudut yang tercipta dapat benar-benar mampu untuk dipasarkan.Biaya pembuatan lampu sudut berbahan dasar limbah bonggol ini adalah Rp. 62000 sesuai dengan rencana anggaran biaya yang sudah dibuat.
4.2 Saran
Pengembangan desain produk lampu sudut sesuai dengan keinginan konsumen menggunakan metode Quality Function Deployment yang sudah dilakukan, saran yang dapat penulis berikan adalah:
1. Untuk UD. Imam Mohadi sebaiknya melakukan kerja sama dengan masyarakat untuk
mengolah limbah bonggol jagung agar dapat bernilai ekonomis.
2. Perlu adanya penyuluhan dan pelatihan untuk masyarakat agar mampu mengolah limbah bonggol jagung menjadi sebuah produk yang lebih ekonomis dan mampu menciptakan sektor industri kreatif di daerah Boyolali.
xvi DAFTAR PUSTAKA
[1]Batan Londen, I Made. 2012. Desain Produk. Institut Teknologi Sepuluh Nopember: Guna Widya. Hal 151-159
[2]Faza Wahmuda dan Ratna Puspitasari. 2015. Pengembangan Desain Produk Dari Tongkol
Jagung Berbasis Industri Kreatif. Surabaya. Seminar Nasional Sains dan Teknologi
Terapan III 2015. ISBN 978-602-98569-1-0
[3]Harsoekoesoemo, H. Darmawan. 2004. Pengantar Perancangan Teknik. Institut Teknologi Bandung. Hal 52-55
[4]Pratama Dery Paksi Iqbal. 2013. Penerapan Quality Function Deployment Untuk
Peningkatan Kualitas Layanan Arena Futsal. Universitas Diponegoro. Hal 1-5.
[5]Tutuhatunewa, Alfredo. 2010. Aplikasi Metode Quality Function Deployment Dalam
Pengembangan Produk Air Minum Kemasan. Arika. Volume 04, No. 1 Pebruari 2010.
ISSN: 1978-1105