• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. tertentu dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan Kas Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Perencanaan Kas merupakan proyeksi penerimaan dan pengeluaran negara pada periode tertentu dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ruang lingkup perencanaan kas meliputi perencanaan penerimaan negara, perencanaan pengeluaran negara,dan perencanaan saldo Rekening Kas Umum Negara (KUN) yang dilakukan secara periodik dalam rangka pelaksanaan APBN. Perencanaan kas mulai populer seiring diterapkannya Undang-undang No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dimana salah satu fungsi perbendaharaan adalah melaksanakan kegiatan perencanaan kas. Hal ini diperlukan dalam rangka pengelolaan sumber daya keuangan pemerintah yang terbatas, sehingga pemanfaatannya bisa efisien dan memberikan nilai tambah. Selain itu, kegiatan perencanaan kas merupakan strategi manajemen kas yang dilaksanakan Bendahara Umum Negara (BUN) guna memastikan bahwa negara selalu memiliki kas yang cukup untuk memenuhi pembayaran kewajiban negara dalam pelaksanaan APBN, sehingga saldo kas dapat dimanfaatkan secara optimal yang tertuang dalam dokumen Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA).

Satuan Kerja Kementerian/Lembaga dan jajaran Eselon dibawahnya yang menggunakan APBN wajib menyampaikan Rencana Penerimaan Dana secara berkala kepada Kuasa Bendahara Umum Negara. Rencana satuan kerja ini merupakan sumber data dalam penyusunan perencanaan kas pemerintah pusat

(2)

2 oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Peraturan Menteri Keuangan nomor: 192/PMK.05/2009 tanggal 23 November 2009 tentang Perencanaan Kas merupakan dasar pelaksanaan penyusunan perencanaan kas. Penyusunan dan penyampaian Perkiraan Penarikan Dana (Aplikasi Forecasting Satker – AFS) harian, mingguan dan bulanan diperjelas melalui Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor 03/PB/2010 tentang Perkiraan Penarikan Dana Harian Satuan Kerja dan Perkiraan Pencairan Dana Harian Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

Evaluasi pelaksanaan PMK nomor: 192/PMK.05/2009 dinilai belum berjalan optimal dikarenakan rendahnya peran serta satker dalam penyampaian data yang mendetail dan dirasa membebani. Dari hasil evaluasi terjadi penyempurnaan dengan terbitnya PMK nomor: 277/PMK.05/2014 tentang Rencana Penarikan Dana (RPD), Rencana Penerimaan Dana dan Perencanaan Kas. Dalam hal ini penyampaian perencanaan kas dibatasi hanya pada belanja tertentu atau yang dikenal dengan Transaksi Besar. Klasifikasi Transaksi besar sesuai peraturan yang berlaku bagi posisi Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan Elektronika (PPPPTK BOE) Malang dengan KPPN Tipe A1 (KPPN Malang berlokasi diluar Ibukota Propinsi) adalah sejumlah Netto minimal Rp.500 juta. PPPPTK BOE Malang sesuai Permendikbud nomor 16 Tahun 2015, PPPPTK mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan bidangnya, yang dalam hal ini dalam bidang Otomotif dan Elektronika.

(3)

3 Sebelum adanya aplikasi Rencana Penarikan Dana (RPD), perencanaan kas didasarkan pada output otomatis aplikasi Rencana Kerja Anggaran Kementerian/ Lembaga (RKAKL) yang tertuang pada halaman III DIPA. Halaman III DIPA memiliki angka konstan yang cenderung naik dari bulan ke bulan. Adanya aplikasi RPD memberikan peluang keikutsertaan pengelola DIPA dalam menyampaikan perencanaan kasnya sesuai jadwal kegiatan yang telah ditentukan sehingga membantu secara berjenjang dalam penetapan Perencanaan Kas Negara dalam cakupan lebih besar.

(4)

4 Pengelolaan kas yang baik (cash flow management) dapat memberikan perkiraan yang berarti sehingga dapat memberikan peluang pilihan terkait hutang dan investasi (Yaplee dan Chien, 2016). Pengelolaan kas yang detail dan rutin sepanjang pelaksanaan anggaran memberikan informasi penting sebagai masukan pengelolaan kas di tingkat pusat. Instansi pemerintah dalam melaksanakan kegiatannya harus melalui tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang efektif dan efisien sesuai dengan tujuan instansi tersebut guna memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat (Wardhana, 2016). DIPA (Daftar Isian Penggunaan Anggaran) merupakan dokumen dasar pencairan dana APBN pada setiap Satuan Kerja yang di dalamnya terdapat nominal besaran anggaran guna melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Rencana penarikan dana adalah dasar manajemen kas negara guna mengelola sumberdaya keuangan pemerintah yang terbatas secara efisien untuk membiayai pengeluaran pemerintah (Huda, 2010).

Dalam pelaksanaan APBN PPPPTK BOE Malang di susun berdasarkan Pagu Anggaran Eselon 1 Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan realisasi anggaran tahun sebelumnya, sehingga sering menyebabkan perbedaan (deviasi) antara realisasi dan perencanaan. Pagu Anggaran PPPPTK BOE Malang memiliki kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentunya juga perlu diimbangi dengan daya serap anggaran yang juga seimbang dan perencanaan kas yang baik dan efisien.

(5)

5

Tabel 1: Tabel Pagu Anggaran dan Realisasi PPPPTK BOE Malang

Tahun Pagu Anggaran (Rp.) Realisasi Anggaran (Rp.) Persentase 2012 51.118.708.000 48.520.237.038 94,92% 2013 48.250.188.000 47.425.707.705 98,29% 2014 91.696.615.000 72.575.734.327 79,15% 2015a 16.023.011.000 15.875.620.713 99,08% 2015b 101.860.723.000 33.984.456.889 33,36% 2016 101.100.196.000 89.140.809.305 88,17%

Sumber : Data sekunder diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa besarnya pagu anggaran cenderung meningkat dari tahun ke tahun selama kurun waktu tahun 2012 sampai dengan tahun 2016. Untuk tahun 2015 dibagi menjadi 2 periode dikarenakan adanya proses cut-off dan likuidasi perpindahan Eselon 1. PPPPTK BOE Malang berada dibawah Eselon 1 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) dengan kode satker (549612) berubah menjadi di bawah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dengan kode satker baru (361164) secara resmi mulai Agustus 2015. Oleh sebab itu data tahun 2015 tidak dipakai dalam perhitungan karena ditakutkan akan timbul bias pada data. Rata-rata keterserapan anggaran PPPPTK BOE Malang selama periode 2012-2016 adalah sebesar 82,16%. Angka tersebut di bawah rerata target yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu di angka 90%. Hal tersebut membuktikan bahwa perlunya evaluasi dan pengendalian perencanaan kas di PPPPTK BOE Malang dan

(6)

6 memerlukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keterserapan anggaran.

Menurut Mardiasmo (2009) anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan, pengendalian, kebijakan fiskal, politik, koordinasi dan komunikasi, penilaian kinerja, motivasi dan menciptakan ruang publik. Perencanaan anggaran merupakan tahap awal pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) guna membiayai kegiatan dan pelayanan publik pemerintah. Penyusunan rencana anggaran pemerintah dimulai dari unit terkecil pada tingkat Satuan Kerja dibawah Kementerian/Lembaga mengerucut hingga ke unit pusat dan dikompilasi pada Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Kegiatan ini dilakukan mengingat keterbatasan sumberdaya pemasukan yang dimiliki guna memenuhi sejumlah kegiatan pemerintah secara efektif dan efisien.

Penelitian sebelumnya mengenai perencanaan kas dilakukan oleh Huda (2010) dengan memakai sampel penelitian pada KPPN Klaten selama periode 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rencana Penarikan Dana tertuang pada halaman III DIPA yang sedianya dapat dijadikan dasar manajemen kas negara namun dalam pelaksanaannya tidak demikian. Penelitian lain juga ditemukan hasil yang sama oleh Yustisia (2012) dengan sampel satker di wilayah kerja KPPN Magelang pada tahun 2011, hasilnya menunjukkan akurasi yang rendah atas perencanaan yang dibuat oleh sejumlah satker akibat adanya kesulitan prediksi kapan dan berapa jumlah yang akan dilakukan pada suatu periode. Kumaradewi (2013) meneliti minat penggunaan aplikasi forecasting satker dalam rangka perencanaan kas dengan sampel satker di wilayah kerja KPPN Jakarta IV.

(7)

7 Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat faktor kegunaan, kemudahan, sikap dan pengaruh eksternal, interpersonal dan fasilitas yang mempengaruhi keberhasilan penggunaan aplikasi.

Sedangkan penelitian mengenai daya serap anggaran dilakukan oleh Seftianova dan Adam (2013) dengan memakai sampel sebanyak 90 dari satker pada wilayah kerja KPPN Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas perencanaan kas dan anggaran berpengaruh positif pada kualitas penyerapan

anggaran. Iswahyudin (2016) melakukan penelitian serupa dengan obyek

penelitian APBD Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah selama periode 2012-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA) dipengaruhi pola perencanaan dan penganggaran di daerah, mekanisme transfer dan pelaksanaan program kegiatan.

Meskipun penelitian tentang perencanaan kas dan daya serap anggaran telah banyak dilakukan, namun dinamika anggaran pemerintah ini masih dianggap sebagai masalah menarik untuk diteliti. Banyak hasil penelitian yang menunjukkan hasil empiris mengenai pengaruh perencanaan anggaran dan realisasi daya serap, namun dinamikanya masih saja terjadi di instansi pemerintah dari tahun ke tahun. Selain itu, penelitian terdahulu lebih banyak mengupas satker pada sebuah wilayah kerja tertentu, namun belum spesifik pada sebuah satker dengan kupasan yang lebih mendalam. Kebanyakan penelitian memfokuskan pada komparasi perencanaan dan daya serap saja sehingga membuat peneliti melakukan penelitian serupa dengan menitikberatkan pada sebuah satker di sebuah

(8)

8 kementerian pada jangka waktu penerapan kebijakan perencanaan kas melalui program Rencana Penarikan Dana.

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Penggunaan Aplikasi Rencana Penarikan Dana dan Daya Serap Anggaran Pemerintah (Studi Kasus pada PPPPTK BOE Malang)”.

1.2. Rumusan Masalah

Dari gambaran latar belakang yang sudah dikemukakan kita dapat mengidentifikasi subyek pengamatan sesuai dengan pokok bahasan perencanaan kas. Dalam studi kasus perencanaan yang dimaksud adalah Rencana Penarikan Dana berdasarkan klasifikasi transaksi besar. PPPPTK BOE Malang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Eselon 1 Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Realisasi anggaran selalu menjadi sarana pengukuran kualitas kinerja keuangan Kementerian/Lembaga. Realisasi anggaran yang jauh dari perencanaan membuat “gap” yang berpotensi merugikan Negara. Hal ini menjadi menarik untuk diteliti karena dengan mengetahui faktor yang mempengaruhi kesuksesan rencana penarikan dana sebagai salah satu penentu keterserapan realisasi anggaran pemerintah.

(9)

9 Berdasarkan latar belakang, rumusan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah perlunya kajian empiris terkait perencanaan kas atas penerapan kebijakan Program Rencana Penarikan Dana melalui studi kasus penerapan Rencana Penarikan Dana dan Daya Serap Anggaran Pemerintah

1.3. Pertanyaan Penelitian

Dari rumusan masalah maka pertanyaan penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan perencanaan kas dan realisasi sebelum dan setelah kebijakan Program Rencana Penarikan Dana (RPD)?

2. Bagaimana penerapan Rencana Penarikan Dana (RPD) dan proses realisasi anggaran?

3. Bagaimana pengaruh faktor jenis belanja terhadap efektivitas Rencana Penarikan Dana (RPD) dan realisasi anggaran?

4. Bagaimana model Rencana Penarikan Dana (RPD) yang efektif agar akurasi terhadap Realisasi Anggaran bisa meningkat?

1.4. Tujuan Penelitian

Dengan melihat pokok permasalahan dan pertanyaan penelitian diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui perbedaan perencanaan kas dan realisasi sebelum dan setelah kebijakan Program Rencana Penarikan Dana (RPD)

(10)

10 2. Mengidentifikasi bagaimana penerapan Rencana Penarikan Dana (RPD) dan

proses realisasi anggaran

3. Mengevaluasi pengaruh faktor jenis belanja terhadap efektivitas Rencana Penarikan Dana (RPD) dan realisasi anggaran

4. Merancang model Rencana Penarikan Dana (RPD) yang efektif agar bisa menambah akurasi terhadap realisasi anggaran

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai Rencana Penarikan Dana (RPD) pada PPPPTK BOE Malang ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi berbagai pihak antara lain:

1. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan perspektif tentang penerapan Rencana Penarikan Dana (RPD) anggaran pemerintah pusat melalui case study pada PPPPTK BOE Malang, dan dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian lebih lanjut. 2. Bagi kantor PPPPTK BOE Malang

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai implikasi pelaksanaan Rencana Penarikan Dana (RPD) pada keterserapan realisasi anggaran pemerintah sehingga dapat menambah efektivitas kinerja keuangan anggaran pemerintah. Selain itu juga bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan anggaran, seperti program kegiatan dan penjadwalannya juga dalam penentuan kebijakan kedepan.

(11)

11 3. Bagi akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan dan kajian untuk pengembangan wawasan tentang perencanaan kas dan realisasi anggaran pada APBN Pemerintah Indonesia, serta pengembangan ide baru yang lebih inovatif dimasa mendatang demi penyempurnaan penelitian ini.

1.6. Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:

1. Kebijakan sesuai PMK nomor 277/PMK.05/2014 tentang Rencana Penarikan Dana (RPD), Rencana Penerimaan Dana dan Perencanaan Kas.

2. Halaman III Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) yang merupakan output otomatis dari aplikasi RKAKL Tahun Anggaran 2014.

3. Rencana Penarikan Dana (RPD) difokuskan pada penggunaan Arsip Data Komputer (ADK) melalui Sistem Aplikasi Satker (SAS) dan tidak mencakup penerimaan dan pembiayaan Tahun Anggaran 2016.

4. Tahun Anggaran 2014-2016.

5. Lokasi penelitian adalah studi kasus pada Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan Elektronika Malang (PPPPTK BOE Malang) dengan pertimbangan merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari total 14 UPT di seluruh Indonesia dibawah Eselon 1 Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sesuai amanat Pasal 31 ayat 4 UUD 1945 Amandemen ke 4 mengamanatkan

(12)

12 bahwa negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN serta dari APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. Hal ini didukung dengan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 013/PUU-VI/2008, Pemerintah harus menyediakan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen. Dari sejumlah besar prosentase anggaran tentunya perlu dikelola dengan baik agar terjadi efisiensi antara perencanaan dan realisasi. Selain itu PPPPTK BOE Malang merupakan lembaga diklat yang menggunakan mesin sehingga memerlukan bahan praktek yang lebih beragam dan berimplikasi pada anggaran yang juga besar.

1.7. Sistematika Penulisan

Hasil penelitian disusun sesuai sistematika penulisan penelitian berdasarkan buku panduan penulisan tesis program studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada tahun 2016.Sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan memberikan gambaran tentang latar belakang studi ini dilakukan, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan, manfaat, lingkup dan sistematika penelitian

Bab II: Landasan teori berisi teori yang mendasari, kajian penelitian terdahulu, dan kerangka penelitian

(13)

13 Bab III: Metoda penelitian menjelaskan desain penelitian, metoda pengumpulan

data, instrumen penelitian, metoda analisis data dan profil kasus yang diteliti

Bab IV: Berisikan Deskripsi data dan pembahasan sesuai metoda yang ditentukan.

Bab V: Kesimpulan dan Saran, berisi ringkasan dari telah didapat di penelitian dan saran yang dapat dilakukan dalam penyempurnaan penelitian.

Gambar

Gambar 1: Screenshot Aplikasi Rencana Penarikan Dana

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 1969, Nippon Calculating Machine Corporation meminta Intel untuk merancang 12 chip yang bisa dikostumisasi yang akan digunakan dalam membangun

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa sistem pengelolaan administrasi dan sirkulasi bahan bacaan perpustakaan yang terdapat pada SMP Negeri 1 Tenggarong Seberang

Seperti dijelaskan di atas, penelitian berkaitan dengan pertanyaan atau keinginan tahu manusia (yang tidak ada hentinya) dan upaya (terus menerus) untuk mencari jawaban atas

Gambar 4.8 Entrance yang sempit pada ground floor hotel Santika

Salah satu seni tari yang telah membudaya dan turun temurun dalam kehidupan masyarakat di Simeulue adalah tari Langkir Dehwer khususnya di daerah Desa Pasir Tinggi,

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis terjadi penyimpangan tindakan prosedur pelayanan oleh perawat dalam melaksanakan tugas, menganalisis permasalahan yang

“ Rancang Bangun Sistem Informasi E-Commerce Untuk Jaringan Penjualan Sepeda Motor Bekas Studi Kasus Di Bedagan Motor Semarang ”.. Jurnal Ilmiah Ilmu

Jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi-sisinya dibedakan menjadi segitiga sama sisi, segitiga sama kaki serta segitiga sebarang dan berdasarkan besar sudutnya