54
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Uma Sekaran (2016) variabel penelitian adalah suatu nilai yang berbeda atau bervariasi nilai. Nilai-nilai dapat berbeda pada waktu untuk objek yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek yang berbeda.
Independent variabel atau variabel bebas adalah salah satu yang
mempengaruhi variabel dependen baik secara positif atau negative. Sedangkan dependent variabel atau variabel terikat adalah variabel yang menjadi perhatian utama bagi peneliti (Uma Sekaran, 2016).
Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Objek pada penelitian ini adalah perencanaan pajak, tunneling
incentive, mekanisme bonus dan transfer pricing. Unit analisis pada penelitian ini
adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode tahun 2014-2018.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2015:2) metode penelitian yaitu sebagai berikut : “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah eksplanatori. Penelitian eksplanatori adalah penelitian yang bertujuan untuk menelaah kausalitas antarvariabel yang menjelaskan suatu fenomena tertentu dan menjelaskan hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah diajukan (Zulganef, 2008; 23).
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis dan menjelaskan hubungan variabel-variabel yang diteliti. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistic (Sugiyono, 2012: 50). Sedangkan karakteristik penelitian bersifat replikasi, sehingga hasil uji hipotesis harus didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya, yang diulang dengan kondisi lain yang kurang lebih sama.
3.2.1 Desain Penelitian 3.2.1.1 Jenis Penelitian
Jenis data yang digunakan adalah jenis data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka atau bilangan (Suliyanto, 2011:149). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, dimana pengumpulan datanya menggunakan teknis basis data.
Data kuantitatif didapatkan dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI yang telah diaudit yang akan diolah dalam pengujian hipotesis. Data yang diambil berupa pooled, yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu pada beberapa objek dengan tujuan menggambarkan perkembangan dan keadaan (Jogiyanto, 2012:68).
3.2.1.2 Populasi Penelitian
Sugiyono (2013:215) menyatakan bahwa populasi adalah sebagai berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018 sebanyak 162 perusahaan. Perusahaan
manufaktur dipilih karena praktik transfer pricing lebih sering terjadi pada sektor ini.
3.2.1.3 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2013: 215). Oleh karena itu, sampel yang digunakan harus benar-benar mewakili (representative). Dengan menggunakan sampel, maka akan diperoleh suatu ukuran yang hasilnya dapat dijadikan kesimpulan. Pengambilan sampel adalah proses memilih elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat mengeneralisasi sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi (Sugiyono 2013: 218). Sampel pada penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria penarikan sampel, sebanyak 22 perusahaan.
3.2.1.4 Teknik Penentuan Sampel
Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non
probability sampling. Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dalam penelitian ini, teknik non probability
sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013: 2018).
Beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam penentuan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan dan laporan auditor independen secara konsisten dan lengkap dari tahun 2014-2018.
2. Perusahaan dikendalikan oleh perusahaan asing dengan persentase kepemilikan ≥ 25%. Hal ini sesuai dengan peraturan Ditjen pajak Pasal 18 ayat (4) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Wajib Pajak Badan yang menyatakan bahwa Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain; hubungan antara Wajib Pajak dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih; atau hubungan di antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir; 3. Perusahaan tidak mengalami kerugian dan selalu membayar pajak
penghasilan badan selama periode pengamatan. Hal ini karena perusahaan yang mengalami kerugian tidak memiliki kewajiban perpajakan di tingkat perusahaan sehingga motivasi pajak menjadi tidak relevan. Oleh karena itu perusahaan yang mengalami kerugian dikeluarkan dari sampel.
4. Perusahaan yang datanya lengkap dan tersedia selama periode 2014-2018 di Bursa Efek Indonesia (tidak mengalami delisting).
Tabel 3.1
Kriteria Pemilihan Sampel Penelitian
No Kriteria Total
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2014-2018 162
2
Perusahaan manufaktur yang tidak dikendalikan oleh perusahaan asing dengan persentase kepemilikan kurang dari 20%
(71) 3 Perusahaan manufaktur yang mengalami kerugian. (45) 4 Perusahaan manufaktur yang datanya tidak tersedia secara
lengkap. (10)
5 Perusahaan manufaktur yang melakukan delisting. (3) 6 Laporan keuangan sampel yang disajikan dengan mata uang
asing (11)
Perusahaan yang memenuhi kriteria 22
Tahun Pengamatan 3
Jumlah total perusahaan sampel (22 perusahaan x 5 tahun) 110
Sumber : data diolah, 2019
Setelah dilakukan penentuan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka sampel penelitian sebanyak 22 perusahaan, yakni sebagai berikut:
Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 ADES Akasha Wira International Tbk. 2 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk. 3 ASII Astra International Tbk. 4 AUTO Astra Otoparts Tbk. 5 DLTA Delta Djakarta Tbk. 6 GJTL Gajah Tunggal Tbk.
7 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 8 KBLI KMI Wire & Cable Tbk.
9 LION Lion Metal Works Tbk. 10 LMSH Lionmesh Prima Tbk. 11 MERK Merck Tbk.
12 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. 13 MYOR Mayora Indah Tbk.
14 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk. 15 SKLT Sekar Laut Tbk.
16 SRSN Indo Acidatama Tbk 17 STTP Siantar Top Tbk.
18 TCID Mandom Indonesia Tbk. 19 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk. 20 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Tra 21 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 22 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
3.2.1.5 Unit Analisis
Nuryaman dan Christina (2015:86) mengatakan bahwa unit analisis merupakan sesuatu yang dapat berupa orang, benda, atau subjek lainnya yang akan dijadikan satuan pengukuran data, atau agregasi data dalam penelitian. Unit analisis pada penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) periode 2014-2018.
3.2.2 Operasional Variabel
Operasional variabel dilakukan dengan cara mengamati dimensi, sisi-sisi, ciri-ciri perilaku dari suatu konsep, kemudian menterjemahkan dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi dan diukur agar dapat dibuat atau dikembangkan indeks pengukuran dari konsep-konsep tersebut (Nuryaman dan Christina, 2015:89). Variabel adalah suatu atribut atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:39). Sedangkan menurut Nuryaman dan Christina (2015:89) variabel penelitian merupakan karakteristik yang melekat pada unit analisis penelitian, yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian.
Variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat) merupakan dua jenis variabel yang digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan Transfer
pricing (Y) sebagai variabel dependen kemudian variabel independen dalam
penelitian ini adalah pajak (X1), Tunneling incentive (X2) dan mekanisme bonus (X3).
Mendefinisikan variabel secara operasional adalah menggambarkan variabel penelitian sedemikian rupa, sehingga penelitian tersebut bersifat spesifik dan terukur. Operasionalisasi variabel merupakan suatu upaya mengurangi tingkat abstrak konstruk sehingga dapat diukur dengan cara mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkan peneliti untuk melakukan pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Nuryaman dan Christina, 2015:90). Penjelasan mengenai definisi masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen pada penelitian ini adalah Transfer pricing. Transfer
pricing dalam penelitian ini diproksikan melalui keberadaan penjualan
kepada pihak-pihak yang memliki hubungan istimewa. Hal tersebut dianggap mampu memberikan kemungkinan bahwa perusahaan tersebut melakukan transfer pricing kepada pihak afiliasinya. Transfer pricing merupakan dummy variable dimana sampel akan bernilai 1 jika perusahaan manufaktur melakukan penjualan kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa, sedangkan sampel akan bernilai 0 jika perusahaan manufaktur tidak melakukan penjualan kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa (Yuniasih dkk, 2012)
Variabel stimulus predictor, antecedent merupakan nama lain dari variabel independen. Dalam bahasa Indonesia juga sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas ialah suatu variable yang menjadi faktor penyebab perubahan dan mempengaruhi terhadap adanya variable dependen (terikat) (Sugiyono, 2014). Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini antara lain:
a. Pajak
Pajak dalam penelitian ini diproksikan dengan effective tax rate yang merupakan perbandingan tax expense (beban pajak) dikurangi
deferred tax expense (beban pajak tangguhan) dibagi dengan laba
kena pajak
effective rate = beban pajak - beban pajak tangguhan
laba kena pajak
b. Tunneling Incentive
Tunneling incentive dalam penelitian ini diproksikan dengan
persentase kepemilikan saham oleh pihak asing atau perusahaan asing 20% atau lebih. Karena kepemilikan saham 20% atau lebih,atau yang biasa disebut equity method, bisa mempengaruhi atau mengontrol kegiatan operasional perusahaan.
c. Mekanisme Bonus
Mekanisme bonus dalam penelitian ini diproksikan dengan indeks trend laba bersih (ITRENDLB). Pengukuran variabel ini menggunakan skala rasio dengan rumus sebagai berikut (Hartati, 2014):
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep/Konstruk Sub Variabel/Dimensi Indikator Data Instrumental
Transfer Pricing
(Y)
Penentuan harga dalam transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
a. Dimensi Netral
b. Dimensi Pejoratif
Transaksi transfer pricing yang memiliki relasi istimewa.
Transaksi transfer pricing dengan mengurangi beban pajak. Nominal Laporan Keuangan Perencanaan Pajak (X1)
Peralihan uang atau harta dari sektor swasta atau individu ke sektor pemerintah atau masyarakat tanpa ada imbalan yang secara langsung dapat ditunjukan.
Tarif Pajak Efektif. a. Beban pajak penghasilan badan naik atau turun sesuai dengan kondisinya.
b. Pendapatan sebelum pajak naik atau turun sesuai dengan kondisinya. Rasio Laporan Keuangan Tunneling Incentive (X2)
Tindakan mengalihkan aktiva dan laba perusahaan untuk kepentingan pemegang saham
pengendali yang
mengendalikan pemegang saham minoritas.
Jumlah kepemilikan saham terbesar
Pemegang saham pengendali adalah pihak yang memiliki saham atau efek yang bersifat ekuitas sebesar 20% atau lebih. Rasio Laporan Keuangan Mekanisme Bonus (X3)
Imbalan yang diberikan pemilik perusahaan kepada manajer karena memenuhi sasaran kinerja perusahaan. Seorang manajer mungkin memperoleh bonus berdasarkan laba bersih, atau menurut target kenaikan laba bersih.
Indeks trend laba bersih
a. Laba bersih tahun berjalan. b. Laba bersih tahun
sebelumnya pada beberapa periode (penelitian).
Rasio
Laporan Keuangan
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data 3.2.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah jenis data sekunder. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh melalui metode dokumentasi yang merupakan salah satu metode dengan mengumpulkan catatan peristiwa yang telah lalu. Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012). Sedangkan menurut Sekaran (2011), data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber lain. Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari laporan keuangan tahunan dan laporan auditor independen perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018.
3.2.3.2 Sumber Data
Data yang digunakan sebagai dasar menguji hipotesis adalah data laporan keuangan perusahaan manufaktur periode 2014-2018 dan telah diaudit yang berasal dari Bursa Efek Indonesia. Data tersebut merupakan data yang telah dipublikasikan melalui majalah, surat kabar atau situs resmi Bursa Efek Indonesia.
3.2.3.3 Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Penjelasan lebih lanjut mengenai teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data dengan mengolah, mencari, dan mempelajari bahan-bahan dan membandingkan dengan beberapa sumber kepustakaan seperti buku literatur, jurnal, majalah-majalah, serta referensi
lainnya yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas sebagai landasan teoritis penelitian.
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen dan data-data yang diperlukan. Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini berupa laporan keuangan tahunan dan laporan auditor independen perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018.
3.2.4 Metode Analisis Data
Analisis kuantitatif merupakan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Analisa dilakukan dengan menggunakan angka-angka dan perhitungan statistic dengan tujuan dapat menganalisis suatu hipotesis serta memerlukan bebarapa alat analisis.
Analisis data kuantitatif dengan cara mengumpulkan data-data yang sudah ada kemudian mengolahya dan menyajikannya dalam bentuk tabel, grafik dan dibuat analisis agar dapat ditarik kesimpulan sebagai dasar pengambilan keputusan. Untuk mempermudah dalam menganalisis diguanakan SPSS (Statistical Package for Sosial
Sciense).
3.2.4.1 Uji Statistik Deskriptif
Menurut Pramana (2014) dalam penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran atau deskripsi terhadap variabel-variabel yaitu dengan menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistic yang berfungsi untuk mendeskripsikan dan memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui sampel atau populasi
sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan memberikan gambaran mengenai gambaran mengenai distribusi frekuensi variabel-variabel penelitian, nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi untuk setiap variabel (Ghozali, 2011: 109).
Uji deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini antara lain nilai rata-rata (mean), simpangan baku (standard deviation), nilai tertinggi data (maksimum) dan nilai terendah data (minimum). Statistic deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numeric yan sangat penting bagi data sampel, sehingga secara konstektual dapat lebih mudah dimengerti oleh pembaca.
3.2.4.2 Analisis Regresi Logistik
Analisis regresi logistik merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dalam hal ini variabel dependennya dalam bentuk variabel dummy (diantara 0 dan 1). Dalam analisis regresi logistik tidak memerlukan uji asumsi klasik karena didalam analisis regresi logistik dihasilkan suatu analisis model fit yang menggambarkan apakah data dari penelitian ini baik untuk digunakan dalam penelitian. Uji yang dilakukan dalam uji regresi logistik adalah sebagai berikut:
a. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit).
Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Beberapa tes statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
HA : Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data.
Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesa nol agar supaya
model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang
dihipotesakan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-2LL)
menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model yang
dihipotesikan fit dengan data. b. Uji Koefisien Determinasi
Cox dan Snell’s R square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R²
pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan.
Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell
untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) samapai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell R² dengan nilai maksimumnya. Nilai nagelkerke’s R² dapat diintrepretasikan seperti nilai R² pada multiple regression. Nilai nagelkerke’s R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel-variabel terikat sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Uji Hosmer dan Lemeshow digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai Hosmer and
Lemeshow Goodness-of-fit test statistics sama dengan atau kurang dari 0,05
maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and
Lemeshow Goodness-of-fit lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat
ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.
d. Uji Matriks Klasifikasi
Uji matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksidari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan dalam membuat keputusan transfer
pricing. Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan
terjadinya variabel terikat dinyatakan dalan persen. e. Pengujian Hipotesis Penelitian
Estimasi parameter menggunakan Maximum Likelihood Estimation (MLE). Ho = b1 = b2 = b3 = ...= bi = 0
Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ ...≠ bi ≠ 0
Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (X) tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan (dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah:
1) Jika nilai probabilitas (sig) < α maka hipotesis alternatif didukung. 2) Jika nilai probabilitas (sig) > α maka hipotesis alternatif tidak
didukung.
f. Model Regresi Logistik yang Terbentuk
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik dengan melihat pengaruh exchange rate, tunneling incentive, dan mekanisme bonus terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Adapun model regresi dalam penelitian ini adalah:
Keterangan : Ln [ 𝑝
1−𝑝] : Transfer Pricing, 1 untuk perusahaan yang melakukan
Penjualan ke pihak yang mempunyai hubungan istimewa, 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan penjualan ke pihak yang mempunyai hubungan istimewa
𝛽 : Konstanta
X1 : Pajak
X2 : Tunneling Incentive
X3 : Mekanisme Bonus
𝛽1, 𝛽2 : Koefisien Regresi
ε : Tingkat kesalahan di luar model (error) atau sisa residual
Sumber : Ghozali (2011: 228)
Ln [ 𝑝
3.2.4.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa sampel yang diteliti terbebas dari gangguan multikolinearitas, autokorelasi, heterokedastisitas dan normalitas. Namun pada penelitian ini yang digunakan hanya uji multikolinearitas karena dalam regresi logistic sudah ada goodness of fit test (Ghozali, 2016).
Menurut Frisch, suatu model regresi dikatakan terkena masalah multikolinearitas bila terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna diantara beberapa atau semua variabel bebasnya. Akibatnya model tersebut akan mengalami kesulitan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesame variabel independen maka konsekuensinya adalah :
1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.
Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar, yang mengakibatkan standar error nya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF). Menurut Gujarati (2003: 362), jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat multikolinearitas.
3.2.4.4 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan secara multivariate dengan regresi logistik. Regresi logistic digunakan dalam penelitian ini karena variabel dependen dalam penelitian ini bersifat dummy. Hal ini sejalan dengan pendapat Ghozali (2011: 225) yang
menyatakan bahwa regresi logistik (logistic regression) cocok digunakan untuk penelitian yang variabel dependennya bersifat kategorikal (nominal atau nonmetrik) atau variabel independennya kombinasi antara metric dan nonmetrik.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS (Statistical
Product and Service Solutions) versi 22.0. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut adalah kriteria yang digunakan untuk menguji hipotesis:
1. Tingkat signifikasi (α) yang digunakan adalah sebesar 5%;
2. Kriteria penerima atau penolakan hipotesis berdasarkan pada signifikansi
P-Value. Jika P-Value (Sig) < 0,05, maka koefisien regresi logistiknya signifikasi
(H0 = ditolak). Sedangkan jika P-Value (Sig) > 0,05, koefisien regresi