• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG

BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA

PENANAMAN JAGUNG

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

PUSAT PELATIHAN PERTANIAN

(2)

2

PENANAMAN Tujuan pembelajaran :

Setelah selesai berlatih peserta dapat

- Menentukan jarak tanam

- Menentukan jumlah biji perlobang tanam - Melakukan penanaman

Waktu ; Jp @ 45 menit

DESKRIPSI SINGKAT

Penanaman dilakukan setelah pengolahan tanah dilakukan . sebelum dilakukan penanaman dilakukan terlebih dahulu menentukan jarak tanam . yang akan digunakan hal ini dilakukan agar mudah menentukan kebutuhan benih perhektarnya dan populasi yang akan dihasilkan persatuan luasnya

Populasi tanaman yang direkomendasikan perhektarnya adalah antara 66.000 – 75.000 pohon , jumlah populasi ini diperoleh dengan menerapkan jarak tanam 75 x 40 sebanayak 2 biji dan 75 x 20 satu biji perlobangnya. Lebih rapat atau lebih jarang jarak tanam yang digunakan berakibat pada penggunaan lahan yang tidak efisien dan hasil yang tidak optimal

Kegiatan 1

Sasaran kegiatan ini adalah melaksanakan penanaman yang diawali dengan penentuan jarak tanam dan penentuan banyaknya biji perlobang tanam .

Kegiatan ini berkaitan dengan populasi tanaman yang dianjurkan yaitu antara

66.000 sampai 75.000 pohon dan produksi yang optimala

LANGKAH KEGIATAN

No Tahapan Uraian kegiatan Alat bantu 1 Persiapan pelaksanaan praktek Peserta dibagi kedalam kelompok kecil menjadi 3- 6 kelompok

(3)

3

2 Penentuan lahan yang akan ditanami

Menentukan lahan yang akan ditanami

3 Penentuan jarak tanam Menentukan jarak tanam sesuai rekomendasi Yaitu 75x40 cm dua biji dan 75 x 20 cm 1 biji perlobang tanam 4 Penanaman Penanaman dilakukan sesuai rekomendasi sebanayak antara 66000- 75000 pohon Kegiatan 2

Sasaran kegiatan ini adalah peserta merefleksikan seluruh kegiatan praktek sehingga seluruh peserta memahami bahwa tujuan berlatih telah tercapai dengan langkah sebagai berikut

Refleksi kegiatan praktek

Diskusikan hasil praktek menentukan jarak tanam dan tanam pengaruhnya terhadap populasi dan produksi tanaman jagung

Presentasikan hasil diskusi kelompok menentukan jarak tanam dan tanam dalam kelompok besar

(4)

4

Simpulkan hasil praktek menentukan jarak tanam dan tanam pengaruhnya terhadap populasi dan produksi tanaman jagung

Tabel 1. Pengaruh jarak tanam terhadap produksi No Kegiatan Pengaruh terhadap populasi Pengaruh terhadap produksi Kesimpulan

I. Penentuan jarak tanam 1. Jarak tanam 75 x 40 Cm 2 biji perlobang 2. Jarak tanam 75 x 20 Cm 1 biji perlobang KEGIATAN 3 Rencana Aksi

Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana aksi menentukan jarak tanam dan penanaman

Langkah ke 1 Seluruh peserta mendengarkan penjelasan tambahan dari fasilitator tentang teknik tanam (15 menit)

Langkah ke 2 Setiap peserta menyusun rencana aksi penanaman di wilayah masing-masing, seperti tada tabel 2 (15 menit)

Tabel 2

Rencana aksi menentukan jarak tanam dan tanam jagung di wilayah kerja masing – masing

N

o akan diperbaiki Kegiatan yang Waktu Tempat Pelaksana Keterangan I Penentuan jarak tanam 1. Jarak tanam 75 x 40 Cm 2 biji perlobang 2. Jarak tanam 75 x

(5)

5 40 Cm 2 biji perlobang 3. Jarak tanam ...? ...: 2015 Penyusun ... JARAK TANAM

Jarak tanam menentukan populasi. Semakin rapat jarak tanamnya semakin banyak populasinya. Pada kondisi seperti ini kemungkinan terjadinya persaingan semakin besar dalam hal mendapatkan faktor-faktor tumbuh (CO2, cahaya, air dan hara). Akan tetapi, dengan jarak tanam yang lebar populasinya semakin sedikit, tidak efisien dalam pemanfaat lahan, terjadi kebocoran energi matahari, tanah terbuka sehingga memacu pertumbuhan gulma terutama gulma berdaun sempit. Oleh karena itu jarak tanam harus diatur untuk mendapatkan populasi yang optimun sehingga diperoleh hasil yang maksimum.

Pada umumnya untuk mendapatkan populasi yang optimum (66.000 – 75.000 tanaman per hektar), jarak tanam dapat dibuat 75 cm x 20 cm (1 tanaman per lubang) atau 75 cm x 40 cm (2 tanaman per lubang) untuk tanah-tanah subur atau tanaman di musim hujan. Jarak tanam 70 cm x 20 cm (1 tanaman per lubang) atau 70 cm x 40 cm (2 tanaman per lubang) untuk tanah-tanah yang kurang subur atau tanaman di musim kemarau. Penanaman 2 biji dalam satu lubang kemungkinan terjadinya persaingan antar tanaman lebih besar.

Sistem jajar legowo (TAJARWO) merupakan sistem tanam yang memperhatikan larikan tanaman . Sistem tanam jajar legowo merupakan tanam berselang seling antara 2 atau lebih baris tanaman padi dan satu baris kosong. Tujuannya agar populasi tanaman/ha dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan (Suriapermana dan Syamsiah 1994). Keuntungan dari sistem tanam jajar legowo ini adalah menjadikan semua tanaman atau lebih banyak tanaman menjadi tanaman pinggir. Tanaman pinggir akan memperoleh sinar matahari yang lebih banyak dan sirkulasi

(6)

6

udara yang lebih baik, memperoleh unsur unsur hara yang lebih merata serta mempermudah pemeliharaan tanaman (Mujisihono dan Santosa 2001).

Populasi Tanaman

Salah satu faktor penentu produktivitas jagung adalah populasi tanaman yang terkait erat dengan jarak tanam dan mutu benih. Dalam budidaya jagung, populasi tanaman yang dianjurkan untuk dipertahankan sekitar 66.600 tanama Jarak Tanam

Berbagai pengaturan jarak tanam telah dilakukan guna mendapatkan produksi yang optimal dan pengaturan jarak tanam ini sangat menentukan kebutuhan benih. Lebih jelasnya bias diperhatikan pada table berikut ini :

Kebutuhan benih jagung pada berbagai jarak tanam

Jarak Tanam Jumlah Tanaman Tiap Lubang Jumlah Tanaman Tiap Ha

100 x 40 2 50.000 75 x 25 1 60.000 75 x 20 1 65.000 60 x 60 2 – 3 55.112 – 82.668 60 x 30 2 110.000 60 x 25 2 133.332 60 x 20 2 165.000 60 x 15 1 110.000 60 x 10 1 165.000 50 x 20 2 200.000 50 x 10 1 200.000 75 X 40 2 66.000 – 75.000 75 X 20 1 66.000 – 75.000

a. Cara Menanam Jagung

Penanaman jagung biasa dilakukan oleh para petani pada umumnya mempergunakan alat sederhana yang disebut tugal. Tugal adalah alat semacam

(7)

7

tongkat yang terbuat dari kayu dan pada salah satu ujungnya dibuat meruncing. Tugal tersebut ada yang bermata tunggal, tetapi ada juga bermata dua atau tiga sesuai dengan lubang yang akan dibentuk. Alat tersebut digunakan dengan caraditugalkan ke dalam tanah sesuai dengan pengaturan jarak tanam tertentu dengan kedalaman lubang antara 2,5 cm – 5 cm. Tugal ini sebenarnya dapat digantikan dengan cangkul kecil untuk menanam jagung.

Setelah lubang terbentuk, benih yang telah dipersiapkan sebelumnya dimasukkan ke dalam lubang tersebut sesuai dengan jumlah lubang. Selanjutnya lubang yang sudah ada benihnya ditutup dengan baik. Biasanya penanaman ini dilakukan oleh dua orang yaitu satu orang membuat lubang dengan tugal, sedangkan yang lain mengisilubang dengan benih sekaligus menutup lubang. Untuk penutupan lubang ini diusahakan tidak terlalu padat, namun juga tidak mudah terambil/ tersembul keluar sehingga dapat dimakan burung atau ayam.

Kedalaman penanaman dan penutupan lubang ini sangat berpengaruh terhadap kecepatan perkecambahan benih. Kondisi benih yang baik dan lingkungan yang mendukung, termasuk kelembaban dalam tanah dan suhu juga sangat mempengaruhi perkecambahan.

Pada lahan yang sangat luas dan datar, dengan tenaga kerja manusia yang terbatas, seringkali diterapkan teknologi yang lebih maju yaitu dengan menggunakan alat penanam sekaligus penutup lubang. Petani tinggal mengatur jarak tanam dan kebutuhan benih per lubang tanam atau sesuai dengan kemampuan beroperasinya alat penanam bermesin tersebut. Kemudian petani tinggal menunggu tanaman jagung itu tumbuh dengan cara melakukan penontrolan. Bila ada benih yang tidak tumbuh maka perlu disulam. Penyulaman ini dapat dilakukan dengan benih atau bibit dari tempat yang dianggap berlebihan, sehingga memberi kesempatan yang sama bagi bibit untuk berkembang dengan baik.

(8)

8

5-10 cm

A B

Sumber gambar.anonimous,Teknik Bercocok Tanam Jagung,2007 Keterangan :

A. Tugal bermata satu B. Tugal bermata tiga

Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan yaitu :

1. Tumpang sari (inter Cropping), melakukan penanaman lebih dari satu tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh : tumpang sari sama, seperti jagung da kedelai; tumpang sari beda umur, seperti jagung, ketela pohon, padi gogo. 2. Tumpang sari gilir (multiple Cropping), dilakukan secara beruntun sepanjang

tahun dengan mempertimbangkan factor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh : jagung muda, padi gogo,kedelai, kacang tanah, dll.

3. Tanaman bersisipan (Relay Cropping) : pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaam atau waktu yang berbeda). Contoh : jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.

4. Tanaman campuran (Mixed Cropping) : penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur menjadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh : tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.

Gambar

Tabel 1. Pengaruh jarak tanam terhadap produksi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penjelasan putusan perkara wanprestasi ekonomi syariah pada Putusan Nomor: 1794/Pdt.G/2018/PA.Bms tersebut sesuai dengan hukum Islam, pertama, dalam

Hasil uji statistik dengan menggunakan DMRT pada taraf 5% menunjukkan perbedaan nyata antar berbagai jenis pemupukan terhadap komponen tinggi tanaman, anakan

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola Pertumbuhan dan

Ketika kartu ini dimainkan, pemain pada giliran berikutnya harus mengambil empat kartu dan pemain tersebut juga harus memainkan kartu dengan warna yang sesuai dengan kehendak

Berdasarkan rumusan di atas maka dapat dikatakan bahwa perbuatan melawan hukum adalah perbuatan yang melanggar hak (subyektif) orang lain atau perbuatan (atau tidak berbuat)

Tingginya zona hambat pada ekstrak air kulit kayu rambai menunjukkan bahwa ekstrak air memiliki kepolaran senyawa antibakteri yang lebih tinggi daripada ekstrak etanol,

Praktik penghormatan kepada para leluhur yang nampak dalam berbagai tradisi masyarakat suku Atoni di Kefamenanu, khususnya ritus bakar lilin di makam merupakan bentuk

Terprogram artinya kegiatan PkM dirancang dan dilaksanakan secara berlanjut, misalnya dalam jangka waktu 2 atau 3 tahun yang berfokus pada satu masyarakat sasaran yang