• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan obat bebas dalam pengobatan sendiri merupakan cara yang praktis dan efisien dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat sehari-hari. Pengobatan sendiri dengan obat bebas telah dimulai sejak masa remaja dan mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan usia (Thompson & Poulton, 2002; Gray, Cantril & Noyce, 2002). Akhir masa remaja merupakan periode yang sangat singkat berlangsung dari 16 sampai 18 tahun yaitu usia yang matang secara hukum (Hurlock, 2002). Prevalensi pengobatan sendiri tanpa pengawasan orang dewasa mengalami peningkatan sebesar 30 persen pada usia dua belas tahun dan 70 persen pada usia delapan belas tahun namun beberapa penelitian menemukan bahwa remaja dan dewasa tidak melakukan pengobatan sendiri secara benar dan efektif (Campbell dkk, 1997; Sloand & Vessey, 2001). Salah satu hal yang berpengaruh terhadap pemilihan obat dalam pengobatan sendiri yaitu informasi yang diperoleh dari iklan obat. Informasi obat yang sekarang bersifat komersil dan tersebar dalam bentuk informasi yang beragam. Informasi mudah diperoleh melalui berbagai media dan seringkali bias. Segi positif selalu lebih ditonjolkan sedangkan sisi negatifnya sering dilupakan bahkan sengaja tidak ditayangkan dalam iklan obat (Management Sciences for Health, 2012).

Keputusan Menteri Kesehatan No.386 Tahun 1994 tentang pedoman periklanan obat memuat etika tentang promosi obat sehingga diharapkan periklanan obat di media cetak dan elektronik dapat menerapkan peraturan yang telah ditetapkan tersebut. Penelitian terkait iklan pernah dilakukan oleh Primayani (2010) ditemukan nilai pelanggaran terhadap KepMenKes No.386 Tahun 1994 yaitu masalah spot peringatan, informasi yang tidak obyektif dan ketidak-lengkapan informasi efek samping dan kontraindikasi obat. Salah satu cara dalam rangka pencegahan penggunaan obat yang tidak rasional dalam pengobatan sendiri adalah melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan dapat

(2)

diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah pemberian intervensi CEMA-Community atau Critical Evaluation on Medicine Advertisement by the Community. CEMA-Community merupakan metode dalam melakukan evaluasi kritis terhadap iklan obat yang diciptakan oleh Wiedyaningsih dkk.,(2011). CEMA-community terbukti dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu PKK Kotamadya Yogyakarta. Suryawati dan Santoso (1997) juga telah merancang modul ajar untuk peningkatkan kemampuan mahasiswa kedokteran dalam menilai serta mengkritisi informasi dari iklan. Pemilihan metode CEMA-Community sebagai sarana intervensi dalam pendidikan kesehatan didasarkan pada tujuan yang akan dicapai yaitu terbentuknya kemampuan siswa menggali sumber informasi serta peningkatan kebiasaan berpikir kreatif dan kritis terhadap iklan yang ditayangkan sehingga dapat memecahkan masalah yang didasarkan pada metode belajar mandiri.

Setiap intervensi berlandaskan motivasi. Penelitian ini dilakukan dengan motivasi untuk berperan serta dalam pencegahan penggunaan obat yang tidak rasional di kalangan remaja melalui kegiatan pendidikan mengevaluasi iklan obat. Yogyakarta sebagai kota budaya dan pendidikan ikut serta dalam perkembangan peningkatan jumlah media massa yang menjadi sumber informasi iklan. Kemudahan akses informasi dan perkembangan teknologi memberikan peluang kemudahan penyampaian iklan obat termasuk remaja. Remaja sebagai generasi penerus bangsa dan agent of change dalam masyarakat diharapkan dapat turut serta dalam kegiatan pendidikan kesehatan melalui komunitas masing-masing.

Pemilihan Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Satu Yogyakarta didasarkan atas terpilihnya sekolah tersebut sebagai peraih juara pertama dalam kegiatan apoteker remaja tahun 2013, kemudahan perijinan penelitian untuk pelaksanaan kegiatan intervensi, permasalahan yang ditemukan dalam observasi pendahuluan, letak demografis strategis yaitu berada di wilayah pusat kota dengan populasi padat penduduk. Observasi pendahuluan dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan observasi tersebut diketahui bahwa pelajar di SMA Muhammadiyah Satu belum mengetahui tentang adanya KepMenKes No.386

(3)

tahun 1994 tentang pedoman periklanan obat bebas dan belum pernah mengetahui tentang CEMA-Community. Jenis media cetak yang dibaca oleh para siswa tersebut antara lain tabloid Genie, tabloid Nova, tabloid Nyata, Harian Jawa Pos, majalah Femina, majalah Kartini, tabloid Mom and Kiddie. Sedangkan stasiun televisi yang banyak ditonton oleh para siswa antara lain RCTI, SCTV, TRANS TV dan ANTV.

Sumber informasi iklan yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari radio, televisi, tabloid, koran dan majalah. Peneliti melakukan korespondensi dengan Nielsen Media Research Center (NMRC) di Jakarta untuk memperoleh beberapa data yang diperlukan pada tahun 2013. Data yang diperoleh peneliti dari Lembaga Survei NMRC yaitu stasiun televisi yang paling banyak ditonton oleh remaja usia lima belas sampai dengan sembilan belas tahun periode April sampai Juni 2012 pada tabel 1.

Tabel 1. Data Stasiun Televisi Populer Remaja pada tahun 2012 No Stasiun Program Jumlah Penonton

(Ribu) Rating (%) Share (%) 1 RCTI Olahraga 406 6,4 40,3

2 RCTI Berita seleb 499 7,8 30,7

3 RCTI Pencarian bakat 348 5,6 29,3

4 SCTV Musik 361 5,7 27,6

5 TRANS Film 346 5,5 34,5

6 ANTV Olahraga 341 5,3 34,8

Sumber: Nielsen, 2012.

Berdasarkan data pada tabel diatas, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) merupakan stasiun televisi dengan jumlah penonton remaja paling banyak. Stasiun televisi yang dipilih sebagai sumber informasi iklan televisi selain RCTI adalah Surya Citra Televisi (SCTV), TRANS TV dan ANTV. Adapun kategori jam tayang televisi yang dipadati populasi penonton berusia lima belas sampai sembilan belas tahun didasarkan atas survei NMRC dengan jumlah penonton remaja sebanyak 4.526.000 orang pada periode tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 2.

(4)

Tabel 2. Distribusi Penonton berdasarkan Jam Tayang Televisi Jam Tayang Penonton (ribuan) Rating (%)

02.00-05.59 192 4,24 06.00-09.59 588 12,99 10.00-13.59 816 18 14.00-17.59 822 18,16 18.00-21.59 1.432 31,6 22.00-24.59 676 14,93 Total 4.526.000 100 Sumber: Nielsen, 2012.

Yogyakarta merupakan kota yang dipadati pelajar dan mahasiswa. Berdasarkan data yang diperoleh dari Nielsen Media Research Center pada tahun 2013 empat buah radio yang memiliki segmentasi kaum muda adalah GCD, Geronimo, Prambors, Swaragama. Pengumpulan data didasarkan atas Wave dan Cume Keempat. Wave merupakan jenjang waktu survei dalam waktu satu tahun. Cume merupakan jumlah kumulatif individu yang menjadi pendengar radio pada target pendengar tertentu. Hasil survei Nielsen Media Research Center terhadap jumlah pendengar radio dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Pendengar Remaja Periode Wave Empat No Nama Radio Jumlah Pendengar (Ribu)

1 GCD 50

2 Geronimo 32

3 Swaragama 22

4 Prambors 28

Sumber:Nielsen, 2012.

Radio GCD FM ditetapkan sebagai radio dengan jumlah pendengar terbanyak di Yogyakarta sejak tahun 2006 sampai tahun 2012 versi Nielsen Media Research Center (NMRC). Pada penelitian ini yang diukur adalah pengetahuan dan keterampilan pelajar dalam evaluasi iklan obat karena kemampuan evaluasi merupakan bagian dari kemampuan kognitif seseorang yang melibatkan proses berpikir serta melibatkan kecerdasan intelektual. Hal ini dapat dilihat berdasarkan tingkat pengetahuan yang dimiliki terhadap periklanan obat sedangkan keterampilan merupakan cerminan dari kemauan dan nilai dasar dalam berpikir

(5)

dan bertindak sehingga berpengaruh terhadap kemampuan memilih dan menggunakan obat dalam pengobatan sendiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu:

1. Bagaimana pengetahuan pelajar SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta sebelum dan sesudah intervensi dengan CEMA-Community dalam mengevaluasi iklan obat ?

2. Bagaimana keterampilan pelajar SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta sebelum dan sesudah intervensi dengan CEMA-Community dalam mengevaluasi iklan obat ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Memberikan solusi tentang pencegahan pemilihan dan penggunaan obat yang tidak rasional dikalangan pelajar melalui intervensi edukasi CEMA-Community.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan pengetahuan pelajar SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dalam mengevaluasi iklan obat.

b. Meningkatkan keterampilan pelajar SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dalam mengevaluasi iklan obat.

(6)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan edukasi kepada remaja melalui media iklan dalam rangka pencegahan penggunaan obat yang tidak rasional.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai media pembelajaran pelajar SMA tentang evaluasi iklan obat guna mendukung pemilihan dan penggunaan obat yang rasional.

b. Sebagai masukan bagi pembuat kebijakan tentang pemantauan iklan obat yang beredar di masyarakat.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, seperti terlihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4. Penelitian Pendahuluan yang Relevan

Peneliti Wiedyaningsih dkk.,

2011 Yusuff, K., Yusuf., 2009 Westerlund, dkk., 2008 Kaphingst, dkk., 2004

Jenis Obat Obat bebas dan obat

bebas terbatas

Obat bebas Obat bebas dan

obat resep

Obat resep

Tujuan Pembuatan metode

CEMA-Community

Analisis isi iklan

obat Identifikasi penggunaan obat

pelajar SMA Swedia

Analisis isi iklan obat

Rancangan Quasi eksperimental Crosssectional Crosssectional Deskriptif analitik

Jumlah Iklan 767 iklan obat 1492 iklan obat 18.000 iklan obat 63 iklan obat

Outcome Pengetahuan dan

keterampilan sesudah intervensi Segi efikasi, psikososial, keamanan, kemudahan penggunaan Persentase penggunaan obat pada pelajar laki-laki dan perempuan

Kualitas informasi iklan obat

Analisis data Wilcoxson dan Mann

Whitney

Analisis deskriptif Analisis deskriptif Analisis deskriptif

Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu antara lain:

(7)

1. Subjek penelitian yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah adolescent yaitu remaja dengan rentang usia lima belas sampai delapan belas tahun.

2. Lokasi penelitian adalah sarana pendidikan atau komunitas.

3. Obyek yang diteliti terkait dengan iklan obat serta pengobatan sendiri. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu:

1. Responden dalam penelitian ini hanya pada pelajar di satu sekolah.

2. Iklan obat yang dijadikan materi penelitian hanya yang diambil selama satu bulan tiap-tiap media.

3. Papan iklan serta media internet tidak digunakan dalam penelitian ini. 4. Wawancara mendalam tidak dilakukan pada penelitian ini.

                                 

Referensi

Dokumen terkait

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk

Seringkali apabila tunggakan sewa berlaku ianya dikaitkan dengan masalah kemampuan yang dihadapi penyewa dan juga disebabkan faktor pengurusan yang lemah. Ada pula

Latar Belakang: Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat

Perbedaan pengaturan hak kesehatan buruh yang diselenggarakan oleh Jamsostek dan BPJS Kesehatan adalah dari segi asas dan prinsip penyelenggaraan; sifat kepesertaan; subjek

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

Produk ini memiliki risiko investasi tidak terkecuali kehilangan seluruh modal dan risiko nilai tukar mata uang asing apabila berinvestasi dalam produk obligasi dalam mata uang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ekstrak Etanolik Herba Ciplukan memberi- kan efek sitotoksik dan mampu meng- induksi apoptosis pada sel kanker payudara MCF-7