Weni Susanti1, Nursyahra2, Abizar2
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Wenisusanti4@gmail.com
ABSTRACK
Ferns are heterogeneous plants. Based on his way of life there are types of ferns that live teresterial, epiphytic, hemiepifit and aquatic. Certain types of soil are only overgrown by certain plant species, such as limestone hills usually have very little growth. One of the areas formed from limestone forest is Bukit Batu Putih forest. Bukit Batu Putih Forest is a hill area which is a limestone hill that contains high levels of calcium and magnesium, causing plants that live in this forest must be able to adapt to the condition of soil conditions and not all plant species can live in this forest including the type of fern. This study aims to determine the types of fern and environmental conditions in Bukit Batu Putih Forest Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang District Palupuh Agam District. The method used in this research is descriptive survey method through tracking path. The sampling technique is purposive sampling and continued with specimen manufacture. The identification was done at the Botanical Biotechnology Laboratory of STKIP PGRI West Sumatera. The result of this research shows that the type of fern found in Bukit Batu Putih Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang of Palupuh Subdistrict of Agam Regency are 16 kinds of fern with 13 kinds of terrestrial fern and 3 kinds of epiphytic ferns (12 genera, 9 suku, 3 nation and 2 classes). Environmental conditions in Bukit Batu Putih Forest Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang District Palupuh Agam Regency obtained temperature 28ᴼC, air humidity 57% and soil pH 6.8.
Keyword: Types, ferns, Bukit Batu Putih forest, environmental factor.
PENDAHULUAN
Tumbuhan paku merupakan
salah satu kelompok tumbuhan yang tertua yang masih dapat dijumpai di daratan. Diduga tumbuhan paku
merupakan tumbuhan berkormus
tertua yang menghuni daratan bumi (Daryanti 2009). Dalam taksonomi,
menurut Tjitrosoepomo (1994),
tumbuhan paku termasuk kedalam divisi Pteridophyta yang terdiri atas 4 kelas yaitu Psilophytinae (Paku purba) Lycopodiinae (Paku rambat atau paku kawat), Equisetinae (Paku ekor kuda) dan Filicinae (Paku sejati). Berdasarkan cara hidupnya ada jenis-jenis paku yang hidup
teresterial, epifit, hemiepifit dan aquatik (Zuquim, 2008).
Adapun faktor yang berpengaruh terhadap tumbuhan paku diantaranya yaitu suhu, pH tanah dan kelembaban udara (Yusuf, 2009). Faktor tanah sebagai substrat tumbuhnya suatu jenis tanaman sangat mempengaruhi
keberadaan jenis-jenis tumbuhan
disuatu daerah (Susanti, 2005).
Dransfield (1974) menyatakan
bahwa jenis tanah tertentu hanya ditumbuhi oleh jenis tumbuhan tertentu, seperti bukit kapur biasanya memiliki tumbuhan yang sangat sedikit.
Salah satu kawasan yang
terbentuk dari hutan bukit kapur adalah kawasan Hutan Bukit Batu Putih Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan penduduk sekitar Hutan Bukit Batu Putih merupakan daerah perbukitan yang merupakan bukit kapur yang mengandung kadar kalsium dan magnesium yang tinggi sehingga menyebabkan tumbuhan yang hidup di hutan ini harus mampu beradaptasi dengan keadaan kondisi tanah dan
tidak semua jenis tumbuhan dapat hidup di hutan ini termasuk jenis paku-pakuan.
Berdasarkan hal diatas, telah dilakukan penelitian mengenai jenis-jenis tumbuhan paku di hutan Bukit Batu Putih Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam.
Tujuan dari penelitian adalah
untuk mengetahui jenis-jenis
tumbuhan paku teresterial dan epifit yang terdapat di Kawasan Hutan Bukit Batu Putih Jorong Mudiak
Palupuh Nagari Koto Rantang
Kecamatan Palupuh Kabupaten
Agam dan untuk mengetahui faktor lingkungan di Kawasan Hutan Bukit Batu Putih Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam.
METODE PENELITIAN
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli 2017 di Hutan Bukit Batu Putih Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan
Palupuh Kabupaten Agam.
Identifikasi tumbuhan paku
dilakukan di Laboratorium Botani 2
Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat.
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat
tulis, kamera digital, gunting
tanaman, parang, pisau cutter, pena tinta ukuran 0,2 ml dan 0,5 ml, karung plastik ukuran 50 kg, tali rafia, jarum jahit, kertas koran, kardus.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alkohol 70%, label gantung, label herbarium, lakban, kertas mounting, kertas
kalkir, benang jagung, jenis
tumbuhan paku yang ditemukan di kawasan Hutan Bukit Batu Putih Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto
Rantang Kecamatan Palupuh
Kabupaten Agam.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey deskriptif melalui jalur tracking. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dan dilanjutkan dengan pembuatan spesimen.
Identifikasi dilakukan di
Laboratorium Botani pendidikan
biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. Identifikasi terhadap jenis tumbuhan paku teresterial dan epifit
yang ditemukan menggunakan buku: Holtum (1967), Sastrapraja (1980),
Steenis (1981), Tjitrosoepomo
(1993), Zuquim dkk (2008), Zuquim (2008), Caluff (2006) dan Sundue (2006).
Cara Kerja
Melakukan survey ke lapangan dan melakukan pengkoleksian jenis tumbuhan paku untuk dijadikan herbarium kering diambil sebanyak 3 sampel untuk setiap jenis, Setiap sampel yang di dapat diberi label gantung dan dilakukan pencatatan data penting mengenai tumbuhan
paku. Kemudian dilakukan
pemotretan.
Setelah itu dilakukan
pengawetan di lapangan dengan menyusun setiap sampel di dalam
koran dan menutupnya dengan
kardus yang terletak di bagian luar (atas dan bawah). Kemudian di ikat dengan tali, dimasukan ke dalam kantong plastik, lalu disiram dengan
alkohol 70% sampai merata
kemudian kantong plastik dilakban. Untuk pengukuran suhu diukur dengan thermometer, pH tanah dengan menggunakan soil tester dan 3
kelembaban udara menggunakan hygrometer. Koleksi tumbuhan paku yang dikumpulkan dari lapangan di proses menjadi spesimen herbarium meliputi pengeringan, penempelan, identifikasi, pembuatan monograf dan kunci determinasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari penelitian yang telah
dilakukan tentang Jenis-Jenis
Tumbuhan Paku di Hutan Bukit Batu Putih Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam di dapatkan 16
jenis tumbuhan paku yang terdiri dari 2 kelas, 3 bangsa, 9 suku dan 12 marga yang terbagi ke dalam 13 jenis tumbuhan paku teresterial dan 3 jenis tumbuhan paku epifit. Sedangkan untuk pengukuran faktor lingkungan diperoleh suhu udara sekitar 28ºC, kelembaban udara 57% dan pH tanah 6,8. Jenis tumbuhan paku yang ditemukan di hutan Bukit Batu Putih Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto
Rantang Kecamatan Palupuh
Kabupaten Agam dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Klasifikasi Jenis-Jenis Tumbuhan Paku yang ditemukan di Hutan Bukit Batu Putih Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam
Kelas Bangsa Suku Marga Jenis H
Filicopsida Davalliales Davalliaceae Davallia 1. Davallia denticulata (Burm. F.) Mett Kuhn. E
Filicales Aspleniaceae Asplenium 2. Asplenium nidus L. E
Athyriaceae Diplazium 3. Diplazium esculentum (Retz.) Sw. T
Blechnaceae Blechnum 4. Blechnum orientale Linn. T
Gleicheniaceae Gleichenia 5. Gleichenia linearis (Burm.) Clarke. T
Polypodiaceae Drynaria 6. Drynaria quersifolia J. Sm. E
Microgramma 7. Microgramma sp. T
Pteridaceae Adiantum 8. Adiantum humile Kunze. T
Pityrogramma 9. Pityrogramma calomelanos (L.) Link. T
10. Pityrogramma sp. T
Pteris 11. Pteris grandifolia L. T
Thelypteridaceae Thelypteris 12. Thelypteris abrupta (Desv.) Proctor. T
13. Thelypteris lancea A. R. Sm. T
14. Thelypteris opulenta (Kaulf.) Fosberg T
15. Thelypteris sp. T
Lycopsida Selaginellales Selaginellaceae Selaginella 16. Selaginella willdenowii (Desv.) Backer. T
Keterangan: H: Habitat
T: Teresterial E: Epifit
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa Tumbuhan paku yang didapatkan pada kawasan
Hutan Bukit Batu Putih ini
jumlahnya sangat sedikit yaitu hanya 16 jenis, hal ini dikarenakan kawasan
Hutan Bukit Batu Putih ini
merupakan Hutan bukit kapur
sehingga tidak memungkinkan
banyaknya tumbuhan paku pada kawasan tersebut. Hal ini didukung
oleh Dransfield (1974) yang
menyatakan bahwa jenis tanah
tertentu hanya ditumbuhi oleh jenis tertentu, seperti bukit kapur yang biasanya memiliki tumbuhan yang
sangat miskin. Sehingga
menyebabkan tumbuhan yang hidup di daerah ini berjumlah sedikit. Hal ini juga bisa dikarenakan faktor fisika kimia berupa suhu udara di Hutan Bukit Batu Putih ini yaitu sekitar 28ºC, kelembaban udara 57% dan pH tanah 6,8. Penelitian ini dapat
dibandingkan dengan penelitian
Aisyah (2013) mengenai Jenis-Jenis Paku Teresterial di Hutan Bukit Barisan Jorong Halalang Nagari
Kamang Mudiak Kecamatan
Kamang Magek yang memperoleh 12 jenis tumbuhan paku teresterial.
Dari penelitian di Hutan Bukit Batu Putih jenis terbanyak yang
didapatkan yaitu dari suku
Polypodiaceae, Pteridaceae dan
Thelypteridaceae. Sedangkan untuk marga Polipodiaceae didapatkan 2 jenis tumbuhan paku yaitu Drynaria quersifolia J. Sm dan Microgramma sp. Jenis suku Polypodiaceae banyak ditemukan dilokasi penelitian ini karena suku Polypodiaceae memiliki jumlah jenis yang cukup banyak, serta didukung juga dengan faktor lingkungan yang ada dilokasi ini. Holltum (1967) menyatakan bahwa suku Polypodiaceae memiliki jumlah jenis yang banyak telah ditemukan hampir 1000 jenis dan tersebar luas di daerah tropik dan subtropik, dan sebagian besar hidup sebagai epifit
serta tergolong paku modern
sehingga jenis yang tercakup dalam kelompok ini memiliki kemampuan adaptasi yang cukup tinggi sehingga
menyebabkan kelompok ini
terdistribusi secara luas.
Suku Pteridaceae didapatkan 4 jenis paku yaitu Adiantum humile Kunze, Pityrogramma calomelanos (L.) Link, Pityrogramma sp., dan Pteris grandifolia L. Jenis suku
Pteridaceae banyak ditemukan
dilokasi penelitian karena
Pteridaceae memiliki jumlah jenis yang cukup banyak. Jenis dari suku Pteridaceae ditemukan di daerah terbuka dan juga ditemukan tumbuh pada daerah yang ternaung dan menghindari matahari langsung. Hal ini sesuai dengan Holltum (1967) yang menyebutkan tumbuhan paku suku Pteridaceae hidup di daerah
dataran tinggi maupun dataran
rendah pada daerah terbuka. Hal
itulah menyebabkan suku
Pteridaceae banyak ditemukan
dilokasi penelitian ini.
Suku Thelypteridaceae
didapatkan sebanyak 4 jenis yaitu Thelypteris abrupta (Desv.) Proctor, Thelypteris lancea A. R. Sm,
Thelypteris opulenta (Kaulf.)
Fosberg dan Thelypteris sp. Jenis
suku Thelypteridaceae banyak
ditemukan pada lokasi penelitian ini karena Thelypteridaceae memiliki jumlah jenis yang cukup banyak serta didukung juga dengan lokasi penelitian dikarenakan suku ini hidup pada daerah terbuka. Hal ini sesuai
dengan Betty (2015) yang
menyatakan bahwa suku dari
Thelypteridaceae ini hidup pada daerah terbuka yang cenderung panas dan daerah yang lembab.
Jenis tumbuhan paku yang ditemukan paling sedikit yaitu dari suku Davalliaceae, Aspleniaceae,
Athyriaceae, Blechnaceae,
Gleicheniaceae, dan Selaginellaceae
masing-masing suku hanya
ditemukan 1 jenis. Hal ini
disebabkan karenakondisi
lingkungan penelitian yang kurang mendukung yaitu dengan suhu 28ºC, kelembaban 57% dan pH tanah 6,8 mengakibatkan jenis dari suku ini ditemukan sedikit. Sesuai dengan pendapat Iswandi (2012) dalam Anggraini (2015) bahwa cuaca, iklim, dan suhu serta lingkungan merupakan faktor penunjang yang
penting untuk mendukung
kelangsungan hidup suatu organisme
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan maka dapat
disimpulkan Jenis tumbuhan paku yang ditemukan di Hutan Bukit Batu Putih Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam sebanyak 16 jenis 6
tumbuhan paku dengan 13 jenis paku teresterial dan 3 jenis paku epifit yang termasuk ke dalam 2 kelas, 3 bangsa, 9 suku dan 12 marga dan faktor lingkungan di Hutan Bukit Batu Putih Jorong Mudiak Palupuh Nagari Koto Rantang Kecamatan Palupuh Kabupaten Agam dengan suhu udara 28 ºC, kelembaban udara 57% dan pH tanah 6,8.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, 2013. Jenis-Jenis Paku Teresterial di Hutan Bukit
Barisan Jorong Halalang
Nagari Kamang Mudiak
Kecamatan Kamang Magek.
Skripsi. STKIP PGRI
Sumatera Barat.
Anggraini, R.M. 2015. Inventarisasi
Tumbuhan Paku Pada
kawasan Penyangga (Buffer zone) di Perkebunan Kelapa Sawit Kiliran Jao Kecamatan
Kamang Kabupaten
Sijunjung. Skripsi: Jurusan Pendidikan Biologi, STKIP PGRI Sumatera Barat.
Betty, J., Linda, R., dan Lovadi, I.
Inventarisasi Jnis
Paku-Pakuan (Pteridophyta)
Tresterial di Hutan Dusun Tauk Kecamatan Air Besar
kabupaten Landak.
JurnalProbiont (2015) vol.4 (1) : 94-102.
Caluff, M. J. G., Serrano, G. S., dan Bayes, N. V. 2006.Guia
Preminar Generos de
Helechos de Cuba. Bioeco: Rapid Color Guide # 198. Daryanti, 2009. Keanekaragaman
Paku-Pakuan Teresterial di Taman Wisata Alam Deleng
Lancuk Kabupaten Karo.
Tesis. Universitas Sumatera Utara (USU) : Medan.
Dransfield, J., 1974. A. Short Guide to Rattans. BIOTROP: Bogor. Holltum, R.E. 1967.A. Revised Flora of Malaya vol.II. Fern of Malaya. Government Printing Office. Singapore.
Sastrapraja, S. 1980. Jenis Paku Indonesia. Lembaga Biologi Nasional-LIPI; Bogor.
Steenis, C.G.G.J. Van. 1981. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Pradnya Paramita: Jakarta.
Sundue, M. A. 2006. Parque
Nacional Amboro Santa Cruz
Bolivia Pteridophyta de
Amboro. New york Botanical Garden : Rapid Color Guide #191.
Susanti, R. Dayat, E. Santri, D. J.
2005. Analisis Vegetasi
Kawasan Mata Air Panas Gemuruk Desa Penindian Kecamatan Semendo Darat Laut Kabupaten Muara Enim
Sumatera Selatan.
Skripsi.Forum MIPA.Vol 9. No 1.
Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi
Umum. Gadjah Mada
University Press:
Yogyakarta.
Yusuf, A.M. 2009. Keanekaragaman
Tumbuhan Paku
(Pteridophyta) di Kawasan
Cagar Alam Gebugan
Kabupaten Semarang.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang: Semarang.
Zuquim, G., Costa. F.R.C., Prado. J., dan Tuomisto, H.2008. Guida to The Ferns and Lycophytes of Rebio Uatuma. Central Amazonia: Manaus.
Zuquim, G., Prado. J. 2008. Reserva
Biologica do Uatuma,
Amazonia Central, Brasil
Pteridophyta do Uatuma. Inst.
Nac. De Pesquisas da
Amazonia. Rapid Color
Guide # 240.