• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penambahan Nilon Murni Pada Nilon Daur Ulang Terhadap Kekerasan Permukaan Basis Gigi Tiruan Nilon Termoplastik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penambahan Nilon Murni Pada Nilon Daur Ulang Terhadap Kekerasan Permukaan Basis Gigi Tiruan Nilon Termoplastik"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Basis Gigi Tiruan 2.1.1 Pengertian

Basis gigi tiruan telah mengalami perkembangan yaitu dimulai dari kayu, kulit kerang, tulang paus, gading selanjutnya berkembang dari logam pada tahun 1851 hingga saat ini menggunakan bahan seperti polimer.Perkembangan basis gigi tiruan diikuti dengan peningkatan dari kualitas serta kuantitas dari bahan basis gigi tiruan.

Basis gigi tiruan merupakan bagian dari gigi tiruan yang berhadapan pada jaringan lunak rongga mulut, sekaligus sebagai tempat melekatnya anasir gigi tiruan.

23,24

24

Basis gigi tiruan memiliki tujuan primer yaitu berhubungan dengan sistem pengunyahan, selain itu juga berfungsi sebagai pendukung anasir gigi tiruan,menyalurkan gaya-gaya pengunyahan ke struktur pendukung rongga mulut, menggantikan tulang alveolar yang telah hilang, dan mengembalikan estetis wajah.25

2.1.2 Persyaratan

Persyaratan yang ideal untuk bahan basis gigi tiruan adalah sebagai berikut:

1. Biokompatibilitas: tidak beracun dan menimbulkan iritan 6,26-27

2. Memiliki penampilan yang sesuai dengan jaringan di sekitarnya 3. Stabilitas dimensi baik

4. Penghantar termal yang baik

5. Radiopak

6. Permukaannya keras, sehingga tidak mudah tergores atau aus serta halus dan mengkilat

(2)

8. Stabilitas warna baik

9. Tidak larut dan menyerap cairan 10.Tidak toksik dan tidak bersifat iritan 11.Mudah dimanipulasi

12.Mudah diperbaiki apabila terjadi fraktur

13.Mudah dibersihkan 14.Bebas dari porositas 15.Harga ekonomis

Namun, sampai saat ini belum ada bahan basis gigi tiruan yang memenuhi semua persyaratan di atas.6

2.1.3 Bahan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan basis gigi tiruan dibagi menjadi dua kelompok yaitu logam dan non logam.

2.1.3.1Logam

6

Dalam kedokteran gigi, beberapa bahan logam seperti metal alloy, nickel cromium, cobalt cromium dan titanium telah banyak digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan. Logam memiliki beberapa keunggulan seperti akurasi yang baik tanpa terjadi perubahan bentuk dalam rongga mulut, dapat memberikan stimulasi ke jaringan di bawahnya dan mencegah terjadinya atropi pada tulang alveolar sehingga dapat mempertahankan kesehatan jaringan yang berkontak dengan basis gigi tiruan. Logam juga memiliki beberapa kekurangan seperti pembuatan yang rumit, sulit

dimanipulasi, dan tidak dapat digunakan pada pasien yang alergi terhadap logam.25,27Indikasi dalam penggunaan logam sebagai bahan basis gigi tiruan:

1. Gigitan yang dalam (Deep Bite)

27

2. Pasien alergi terhadap akrilik

3. Pasien dengan intermaksila kecil

(3)

Berdasarkan reaksi termalnya, basis non logam dibagi menjadi 2, yaitu

termoset dan termoplastik.6

2.1.3.2.1 Termoset

Termoset merupakan bahan yang hanya dapat dibentuk satu kali dengan

adanya pemanasan. Contoh bahan termoset adalah vulkanit.6Vulkanit diperkenalkan oleh Nelson Goodyear. Vulkanit memiliki estetik dan stabilitas dimensi yang rendah. Pada tahun 1851 PMMA atau resin akrilik menggantikan vulkanit sebagai bahan basis gigi tiruan yang baru. Resin akrilik banyak digunakan karena memiliki banyak kelebihan, yaitu mudah dimanipulasi dan harga relatif murah. Beberapa kekurangan resin akrilik yaitu dapat menimbulkan reaksi alergi terhadap monomer sisa yang dihasilkan resin akrilik.

2.1.3.2.1 Termoplastik 14

Termoplastik merupakan bahan yang dapat dilunakkan dan dibentuk berulang kali dengan suhu dan tekanan yang tinggi tanpa terjadi perubahan kimia. Termoplastik merupakan gigi tiruan dengan cangkolan non metal (NMCDs).28 Contoh bahan termoplastik yaitu asetal, polikarbonat, resin akrilik termoplastik dan nilon.5 Beberapa keuntungan dari termoplastik yaitu :

1. Sangat stabil

29,30

2. Memiliki sifat fatigue yang tinggi 3. Fleksible dan ringan

4. Memiliki ketahanan yang baik dalam jangka waktu yang lama

5. Alternatif gigi tiruan bagi pasien yang memiliki sensitivitas

terhadap monomer metilmetakrilat ataupun logam 6. Stabilitas dimensi dan stabilitas warna yang baik 7. Dapat di lakukan relining

(4)

Asetal termoplastik pertama kali dikenalkan sebagai resin termoplastik pada

tahun 1971. Asetal termoplastik adalah bahan berbasis apoly-oxy-metilen. Asetal termoplastik merupakan bahan homo-polimer yang baik digunakan jangka pendek, tetapi sebagai co-polimer baik digunakan dalam jangka panjang. Salah satu keuntungan asetal adalah kuat, tahan terhadap fraktur, fleksibel dan hypoallergenic

(bebas dari monomer sisa). Asetal termoplastik dapat digunakan sebagai bahan gigi tiruan sebagian, jembatan sementara, splint oklusal dan cocok untuk mempertahankan dimensi vertikal selama terapi restoratif provisional. Namun, asetal termoplastik tidak dapat digunakan pada gigi bagian anterior karena memiliki warna yang kurang translusen.29-31

b) Polikarbonat Termoplastik

Polikarbonat termoplastik merupakan rantai polimer yang tersusun bisphenol-A carbonate. Sama seperti asetal, polikarbonat sangat kuat, resisten terhdap

fraktur dan fleksibel. Polikarbonat termoplastik tidak menggunakan monomer dan katalis dalam proses pembuatannya. Polikarbonat termoplastik idealnya digunakan pada mahkota sementara juga jembatan tetapi tidak dapat digunakan pada GTSL. Polikarbonat termoplastik sangat translusensi dan sangat estetis. Pasien dengan temporer dan provisional restorasi menggunakan polikarbonat termoplastik

memberikan keunggulan yang baik pada fungsi dan estetis dengan pemakaian singkat atau jangka menengah. Polikarbonat termoplastik memperlihatkan penyerapan air yang rendah sehingga tidak mudah menyerap saliva dan sangat baik untuk digunakan serta tidak mengiritasi membran mukosa oral. Polikarbonat termoplastik memiliki derajat adhesi dan kohesi yang baik terhadap membran mukosa. Kekurangan bahan ini pada saat proses pembuatan dengan temperatur yang tinggi saat moulding terjadi distorsi yang besar serta kekerasan yang rendah.29-31

(5)

Akrilik termoplastik lebih dikenal dengan nama polimetil metakrilat

(PMMA). Akrilik termoplastik memiliki kekuatan tensil dan fleksural yang tinggi, namun memilikikekuatan impak yang rendah, porositas yang tinggi, penyerapan air yang tinggi dan memiliki monomer sisa. Akrilik termoplastik memiliki warna yang dapat disesuaikan dengan gigi dan jaringan gingiva. Namun, akrilik tidak sebaik

asetal yang dapat digunakan dengan baik pada saat tekanan oklusal oleh sebab itu tidak dapat mempertahankan vertikal dimensi dengan periode waktu yang lama. Akrilik termoplastik memiliki kekerasan permukaan 50-65 dan sangat sering digunakan pada pasien dengan kondisi bruxism.29-31

d) Nilon Termoplastik

Nilon termoplastik merupakan polimer kristalin yang memiliki sifat tidak

dapat larut dalam pelarut, ketahanan panas yang tinggi dan memiliki kekuatan yang tinggi serta kekuatan tensil yang baik.Pada beberapa dekade belakangan ini, penggunaan nilon termoplastik semakin meningkat sebagai bahan basis alternatif untuk menggantikan bahan metal dan resin akrilik.

Sebagai bahan basis gigitiruan, nilon termoplastik memiliki beberapa kelebihan, antara lain :

1. Semitranslusen dan estetis lebih baik 29-32

2. Fleksibel

3. Tidak terdapat monomer sisa yang dapat menyebabkan alergi pada pemakai gigitiruan karena penggunaan injection moulding.

2.2 Basis Gigi Tiruan Nilon Termoplastik

(6)

tiruan.Nilon merupakan nama generik salah satu jenis bahan basis gigi tiruan yang

termasuk dalam kelas poliamida.

Nilon dihasilkan dari reaksi kondensasi antara diamine NH 29-32

2H-(CH2)6-NH2 dan dibasic acid CO2H-(CH2)4-COOH. Unsur-unsur kimia nilon termoplastik adalah karbon, hidrogen, nitrogen dan oksigen.

Reaksi polimerisasi kimianya adalah sebagai berikut: 33

Gambar 1. Reaksi polimerisasi nilon termoplastik

Nilon termoplastik memiliki warna yang mengikuti jaringan asli dan tidak menggunakan cangkolan sehingga terlihat lebih estetis, memiliki sisa monomer yang sedikit sehingga cocok digunakan bagi pasien dengan kondisi alergi, sangat stabil, fleksibel, dan dapat dilakukan relining.

34

29-32

2.2.1 Indikasi dan Kontra Indikasi 2.2.1.1 Indikasi

Indikasi pemakaian gigi tiruan nilon termoplastik adalah sebagai berikut: 1. Pasien yang alergi terhadap monomer akrilik. Nilon termoplastik hampir tidak memiliki monomer sisa

33,34

2. Pasien dengan gigi yang tilting

3. Pasien dengan penyakit sistemik yang tidak sengaja mematahkan gigi tiruan

2.2.1.2 Kontra Indikasi

Kontra indikasi pemakaian basis gigi tiruan nilon termoplastik adalah sebagai berikut:

1. Deep overbite (lebih dari 4 mm) 34

(7)

4. Bilateral free-end dengan linggir berbentuk knife-edge atau datar

2.2.2 Keuntungan dan Kerugian 2.2.2.1 Keuntungan

Keuntungan dari basis gigi tiruan nilon termoplastik : 1. Lebih estetis karena tidak menggunakan kawat retensi

8,31,34

2. Memiliki sifat yang fleksibel dan lentur

3. Tipis dan ringan, tetapi memiliki sifat yang sangat kuat sehingga tidak mudah patah dan rusak

4. Memiliki sifat fisis yang baik, resisten terhadap panas dan bahan kimia 5. Bersifat biokompatibel karena tidak mengandung monomer sisa sehingga aman

6. Digunakan pada pasien yang alergi terhadap metil metakrilat

7. Dapat disesuaikan dengan bentuk dan gerakan mulut sehingga lebih nyaman

2.2.2.2 Kerugian

Kerugian dari basis gigi tiruan nilon termoplastik yaitu :

1. Pasien tidak dapat merasakan sensasi makanan panas dan dingin karena nilon termoplastik merupakan konduktor yang buruk

8,31,34

2. Proses pembuatannya lebih mahal

3. Proses pembuatannya memerlukan peralatan khusus 4. Sulit dipoles dan disesuaikan

5. Penyerapan air yang tinggi 6. Stabilitas warna rendah

7. Sangat sulit untuk diperbaiki jika terjadi fraktur

2.2.3 Manipulasi

Manipulasi nilon termoplastik dilakukan dengan cara injection moulding.

(8)

bawah tekanan yang diberikan oleh pres hidrolik atau manual sebesar 3000 PSI.

Tekanan injection moulding dilakukan pada tekanan 720-750 kPa pada suhu 225ᵒC selanjutnya di tunggu selama 15 menit kemudian kuvet beserta cartridge segera dilepaskan. Kuvet kemudian dibiarkan dingin pada suhu kamar selama 30 menit sebelum dibuka. Setelah kuvet dilepaskan, spru dibuang menggunakan bur pemotong.

Setelah seluruh nilon dipreparasi, seluruh bagian yang masih tersisa dibersihkan dengan tungsten carbide bur kemudian di polis.16,17

2.3 Sifat – Sifat Nilon Termoplastik 2.3.1 Sifat Mekanis

a. Tensil

Tensil nilon termoplastik adalah65 Mpa, sedangkan tensil resin akrilik sebesar 100 Mpa.

b. Impak 35

Impak adalah suatu ukuran jumlah energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu bahan. Impak juga didefenisikan sebagai suatu ketahanan bahan terhadap tekanan secara tidak sengaja jatuh pada permukaan yang keras. Nilai impak nilon termoplastik adalah 0,76 ±0,03 kN.

C. Flexural

36-38

Flexural merupakan kemampuan suatu bahan untuk menahan beban dari tekanan pengunyahan. Menurut Wang dkk (2003) flexural yang tinggi dibutuhkan oleh suatu material untuk tahan terhadap tekanan pengunyahan yang dapat

mengakibatkan deformasi permanen.9Yunus dkk (2005) menyatakan bahwa nilon memiliki flexural 1714 Mpa.

d. Kekerasan Permukaan 10

Kekerasan didefenisikan sebagai ketahanan sebuah benda terhadap penetrasi

(9)

air.10Kehalusan permukaan, dalam hal ini dapat dipengaruhi oleh tekanan yang diberikan selama proses injection mouldingyang mengakibatkan perubahan pada mold. Porositas dapat disebabkan oleh udara yang kemungkinan masih terperangkap didalam mold pada saat proses injection moulding. Selain itu, porositas juga dapat ditimbulkan oleh adanya benda asing yang masih terperangkap seperti gips.

Selanjutnya penyerapan air, dapat disebabkan oleh proses selama pengolahan bahan seperti pembersihan dengan air dan pemanasan yang menghasilkan uap air selama injection moulding. Menurut penelitian Duymus dkk (2016) dari pengujian empat jenis bahan basis gigi tiruan yang berbeda nilai dari kekerasan nilon 9,62 HV lebih rendah dibanding akrilik yaitu 18,57 HV.15 Sementara itu nilai kekerasan permukaan nilon yang masih dapat ditoleransi adalah sebesar 14,5 HVN.

2.3.2 Sifat Biologis

13

a. Pembentukan Koloni Bakteri

Pembentukan koloni bakteri pada permukaan gigi tiruan dipengaruhi oleh penyerapan air, kekerasan permukaan dan kekasaran permukaan.Pertumbuhan dari spesies Candidaalbicans ditemukan lebih banyak pada nilon termoplastik jika dibandingkan dengan dengan resin akrilik polimerisasi panas. Beberapa penelitian menyatakan bahwa permukaan yang halus dapat mengurangi kemungkinan perlekatan bakteri.

b. Biokompatibilitas 40,41

Biokompatibilitas nilon termoplastik sangat baik. Nilon termoplastik tahan terhadap pelarut dan bahan kimia. Nilon termoplastik tidak memiliki monomer sisa

dan hampir tidak memiliki porositas sehingga aman untuk pasien yang alergi terhadap logam dan monomer resin.

2.3.3 Sifat Fisis 35

a. Stabilitas dimensi

Perubahan stabilitas dimensi dari nilon berhubungan dengan saat pemrosesan.

(10)

b.Penyerapan Air

Penyerapan air dimungkinkan akibat adanya polaritas dari molekul, umumnya mekanisme yang terjadi adalah difusi. Difusi adalah berpindahnya suatu substansi melalui rongga.42Penyerapan air yang tinggi merupakan kekurangan utama dari nilon.5 Adanya molekul air akan menempati posisi antara rantai polimer. Sebagai akibatnya, rantai polimer yang terganggu dipaksa memisah. Nilai maksimum penyerapan air untuk bahan dasar gigi tiruan menurut ADA adalah 32 μg / mm2

. b. Porositas

8

Porositas adalah adanya gelembung permukaan dibawah permukaan yang dapat mempengaruhi sifat fisik, estetika dan kebersihan basis gigi tiruan. Pororsitas cenderung terjadi pada bagian basis protesa yang lebih tebal. Bila udara ini tidak dikeluarkan, gelembung-gelembung besar dapat terbentuk pada basis gigi tiruan.

c. Solubilitas

42

Spesifikasi ADA No 12 merumuskan pengujian kelarutan yaitu dilakukan dengan prosedur kelanjutan uji penyerapan air. Setelah direndam dalam air, selanjutnya bahan dikeringkan kemudian ditimbang ulang untuk menentukan kehilangan berat. Menurut spesifikasi, kehilangan berat harus tidak melebihi 0,04 mg/cm2 dari luas permukaan bahan.42Akrilik dan nilon termoplastik masing-masing memiliki nilai solubilitas/kelarutan dengan rata-rata 0,24 (0,03) dan 0,02 (0,003) mg/mm2. Akrilik polimerisasi panas menunjukkan nilai kelarutan yang lebih tinggi dari nilon termoplastik. Nilai maksimum kelarutan air untuk bahan dasar gigi tiruan menurut ADA adalah 1,6 mg / mm2.

d. Kekasaran Permukaan 38

Kekasaran permukaan basis gigi tiruan merupakan faktor utama terjadinya

(11)

permukaan dari akrilik dan nilon setelah pemolisan. Hal ini dapat terjadi karena

perbedaan sifat fisik bahan. Nilon sulit pada proses manipulasi dan pemolesannya karena memiliki titik leleh yang rendah.

2.4 Kekerasan Permukaan 8,43

Kekerasan merupakan ukuran ketahanan material terhadap deformasi tekan. Deformasi yang terjadi dapat berupa kombinasi elastis dan plastis. Pada dua permukaan dari dua komponen yang saling bersinggungan dan bergerak satu terhadap

lainnya akan menjadi deformasi elastis maupun plastis. Deformasi elastis akan terjadi pada bahan yang keras sementara deformasi plastis akan terjadi pada bahan yang lebih lunak.Kekerasan juga didefenisikan sebagai resistensi suatu bahan terhadap indentasi permanen atau penetrasi.Kekerasan permukaan berhubungan dengan seberapa besar kemampuan bahan untuk menahan goresan, abrasi, keausan dan perubahan bentuk.5,10 Kekerasan permukaan sangat penting karena dapat mempengaruhi lamanya pemakaian dari suatu bahan.Umumnya, nilai kekerasan yang rendah menunjukkan bahan yang lembut dan begitu juga sebaliknya.

Pengujian kekerasan permukaan didefenisikan sebagai suatu tehnik untuk menilai kekuatan mekanik dari suatu bahan. Pengujian kekerasan ada beberapa cara

5

diantaranya uji kekerasan gores tergantung pada kemampuan gores material terhadap material lainnya. Uji kekerasan pantul mencakup deformasi dinamis dari permukaan material. Uji kekerasan indentasi berupa penjejakan oleh sebuah indentor yang keras ditekankan ke permukaan yang diuji.10Pengujian kekerasan permukaan pada nilon dapat menggunakan vicker’s hardness test Future-Tech FM-800 (Japan). Pemberian tekanan akan diaplikasikan melalui indentor yang berbentuk berlian yang selanjutnya

akan menghasilkan retakan berbentuk diagonal dengan pembebanan 200 gf selama 15 detik yang kemudian akan dievaluasi.15 Panjang diagonal retakan yang diukur pada arah horizontal ditandai dengan d-1 dan panjang diagonal jejakan pada arah vertikal ditandai dengan d-2, lalu dihitung d-rerata sebagai panjang diagonal retakan.

(12)

memberikan pengertian bahwa nilai kekerasan material tinggi. Makin besar beban

diagonal indentasi makin besar pula retakan.10

Rumus untuk menghitung kekerasan permukaan:

HVN (Vickers Hardness Number) = 1,854 × F 43

d2 HVN = Kekerasan sampel

F = Beban yang diberikan

d = Aritmatik yang merupakan dua diagonal yaitu d1 dan d2

2.5 Nilon Daur Ulang

Nilon daur ulang adalah nilon hasil injection moulding berbentuk spru yang telah melalui proses daur ulang sebelum dimanipulasi kembali. Manipulasi nilon

sebagai bahan basis gigi tiruan di kedokteran gigi menggunakan teknik injection moulding. Saat proses manipulasi, nilon cair dialirkan ke mold melalui spru. Spru ini

Gambar 3. Diagonal yang terbentuk43

(13)

akan membentuk nilon spru.16 Nilon spru yang dihasilkan dapat mencemari lingkungan dan dapat menganggu kesehatan.

Beberapa keuntungan dalam mendaur ulang: 18,45

a. Menghemat bahan utama 46

b. Penggunaan bahan yang di daur ulang sebagai suatu alternatif

c. Mengurangi peningkatan bahan yang terbuang

d. Produk baru yang dihasilkan dari daur ulang

e. Konservasi materi

Secara umum ada empat metode daur ulang yang dapat dilakukan pada limbah

polimer, yaitu daur ulang primer, daur ulang sekunder, daur ulang tersier dan daur ulang kuartener. Keempat metode ini cenderung digunakan peneliti untuk melakukan daur ulang pada limbah polimer.

2.5.1 Daur Ulang Primer 19,47-49

Metode ini disebut juga metode in-plant yaitu mendaur ulang secara sederhana limbah yang belum terkontaminasi. Metode ini mudah karena sederhana dan murah.

2.5.2 Daur Ulang Sekunder

Metode ini disebut juga dengan mechanical recycling, metode ini dilakukan dengan memilih dan memisahkan bahan polimer kemudian dipisahkan dari kontaminan untuk selanjutnya dapat dengan mudah diolah menjadi butiran yang

(14)

terjadi karena berat molekul berkurang akibat pemutusan rantai oleh air saat

dilakukan pencucian. Penanganan penurunan kualitas dari bahan polimer dapat dilakukan dengan pengeringan yang lebih intensif.

2.5.3 Daur Ulang Tersier

Metode ini disebut juga chemical recycling.Metode ini dilakukan dengan cara mengubah molekul bahan menjadi lebih kecil. Proses ini melalui depolimerisasi, ammonolysis dan hydrolisis. Depolimerisasi akan megubah ikatan polimer sehingga

berubah menjadi monomer dengan proses reaksi kimia. Penggunaan proses depolimerisasi diharapkan dapat memberikan keuntungan dan peningkatan kulalitas produk serta mengurangi bahan limbah.

2.5.4 Daur Ulang Kuartener

Metode ini desebut juga energy recovery. Metode ini melalui proses pembakaran yang bertujuan untuk mengurangi volume limbah. Metode ini dapat menimbulkan pencemaran ekologis karena menghasilkan zat beracun dan dapat menggangu kesehatan manusia yang dihasilkan dari udara

2.6 Metode Daur Ulang Sekunder

Tahapan daur ulang pada daur ulang sekunder adalah sebagai berikut: 1. Proses pencucian (washing)

49-51

Proses pencucian dapat dilakukan dengan cara manual atau mekanikal. Proses pencucian manual dilakukan menggunakan air yang bersih, selain itu penambahan zat kimia seperti surfaktan dapat digunakan namun hanya dilakukan apabila bahan yang didaur ulang terkontaminasi bahan tertentu.

2. Tahap pemotongan (cutting)

Bahan yang akan didaur ulang dipotong dengan pisau cutter atau gunting menjadi bentuk serpihan dibentuk menjadi bagian-bagian yang kecil.

(15)

4. Separator drum

Fungsi separator drum adalah untuk menyeleksi bahan yang akan didaur ulang berdasarkan ukuran partikel.

5. Proses pengeringan (drying)

Nilon sisa yang sudah dicuci dikeringkan di dalam desikator selama 24 jam

dengan suhu 37oC.Pengeringan yang dilakukan minimal harus 6 jam untuk mendapatkan hasil nilon yang lebih baik.

2.7 Kombinasi Nilon Murni dengan Nilon Daur Ulang

Resin termoplastik dapat dibagi dalam bentuk amorphous ataupun crystalline. Pada keadaan amorphous, resin memiliki ikatan rantai molekul yang tidak teratur, sedangkan pada keadaan crystalline, ikatan molekulnya lebih teratur. Bahan termoplastik merupakan semi-crystalline yaitu struktur kimia yang memiliki bentuk amorphous dan crystalline. Dalam keadaan amorphous, resin termoplastik memiliki sifat glass transition temperature(Tg), sedangkan pada keadaan semi-crystalline resin termoplastik memiliki glass transition temperature (Tg) dan meltingtemperature (Tm).

Nilon termoplastik memiliki ikatan amida yang berasal dari atom oksigen dan hidrogen yang dapat mengakibatkan atom-atom mengkristal sehingga membuat ikatan hidrogen antar molekul menjadi kuat dan dapat meningkatkan kekerasan permukaan.

53

38,54

Pada proses daur ulang nilon sisa, ikatan C-C yang dimiliki nilon akan terdegradasi sehingga meningkatka CH3 dan menurunkan CH2 yang berdampak

(16)

2. 8 Kerangka Teori

Basis Gigi Tiruan

Logam Non Logam

Termoset Termoplastik

Asetal Polikarbonat Nilon Resin Akrilik Termoplastik

Indikasi dan Kontra Indikasi

Keuntungan dan

kerugian

Sifat Manipulasi

Biologis

Mekanis Fisis

Kekuatan Tensil

Injection Molding

Pengelolaan Bahan sisa

Penggunaan

kembali

Daur Ulang Pengurangan

Nilon Sisa

Basis Gigi Tiruan

Primer Sekunder Tersier Kuartener

Nilon daur ulang

Nilon daur ulang + Nilon murni

(17)

2.9 KerangkaKonsep

Nilon Termoplastik

murni Nilon

Termoplastik Sisa

Ikatan amida -> Ikatan hidrogen -> atom oksigen dan nitrogen -> Mengkristal

Kombinasi nilon murni 60% + nilon daur ulang 40 %

Kristalitas Degradasi Ikatan C-C

Kristalitas

Kekerasan permukaan>>

Rantai kimia tidak teratur Kristal kecil

Kecepatan Kristalisasi >> Kristal tidak terbentuk sempurna

CH3 CH2

Nilon murni + Nilon daur ulang -> struktur nilon >>

Nilon daur ulang < Nilon murni

Kekerasan permukaan>>

(18)

2.10 Hipotesis Penelitian 1. Ha

2. H

: Ada perbedaan kekerasan permukaan basis nilon termoplastik murni, nilon daur ulang dan kombinasi nilon termoplastik murni 60% dengan nilon daur ulang 40%.

o

3. H

: Tidak ada perbedaan kekerasan permukaan basis nilon termoplastik murni, nilon daur ulang dan kombinasi nilon termoplastik murni 60% dengan nilon daur ulang 40%.

a

4.H

: Ada pengaruh penambahan nilon termoplastik murni, nilon daur ulang dan

kombinasi nilon termoplastik murni 60% dengan nilon daur ulang 40% terhadap kekerasan bahan basis gigi tiruan nilon termoplastik.

Gambar

Gambar 1. Reaksi polimerisasi nilon termoplastik 34
Gambar 3. Diagonal yang terbentuk43

Referensi

Dokumen terkait

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir Menguasai materi Sejarah secara luas dan Menganalisis dampak politik peristiwa G-30-S /PKI keilmuan yang mendukung mata pelajaran

Sebagai alternatif, dividen yang dibayarkan dapat diklasifikasikan sebagai komponen arus kas dari aktivitas pendanaan dengan maksud membantu para pengguna laporan arus

Hasil perhitungan jumlah koloni bakteri yang diperoleh dapat dipengaruhi ketika jumlah sampel yang dipipet jumlahnya sedikit serta ketika pemipetan yang terambil hanya larutannya

hasil analisa dari 15 partisipan memiliki nilai gizi berada diatas

Menganalisis dan membuat kategori dari unsur-unsur yang terdapat pada pengertian nilai mutlak, ekspresi-ekspresi, penyelesaian, dan masalah nyata yang terkait dengan persamaan

Berdasarkan grafik nilai kecukupan gizi pada 15 Partisipan rata – rata sebagian besar angka kecukupan karbohidrat yang dikonsumsi berada dibawah.. nilai

tokoh Katolik, browshing internet, atau sumber media lainnya tentang pada bidang apa saja umat Katolik Indonesia ikut terlibat dalam pembangunan bangsa

SAMPEL : SUSU KENTAL MANIS SAMPEL : ISOLAT/PADATAN. PARAMETER : IDENTIFIKASI BAKTERI UJI