BAB 1 BAB 1
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1.1
1.1latar latar belakang belakang masalahmasalah
Pada sistem heterogen, reaksi berlangsung antara dua fase atau lebih, jadi
Pada sistem heterogen, reaksi berlangsung antara dua fase atau lebih, jadi
pada
pada system system heterogen heterogen dapat dapat dijumpai dijumpai reaksi reaksi antara antara padat padat dan dan gas, gas, atau atau antaraantara
padatan
padatan dan dan cairan. cairan. Cara Cara yang yang paling paling mudah mudah untuk untuk menyelesaikan menyelesaikan persoalan persoalan padapada
sist
sistem em heterheterogen ogen adalaadalah h menganmenganggap ggap komponkomponen-kompen-komponen onen dalam reaksi dalam reaksi bereakbereaksisi
pada
pada fase fase yang yang sama. sama. Kesetimbangan Kesetimbangan heterogen heterogen ditandai ditandai dengan dengan adanya adanya beberapabeberapa
fase. Antara lain fase kesetimbangan fisika dan
fase. Antara lain fase kesetimbangan fisika dan kesetimbangan kimia.kesetimbangan kimia.
Ke
Kesesetitimbmbangangan an hethetererogeogen n dapdapat at didipepelalajajari ri dedengangan n 3 3 cacara ra yayaititu u dendengagann
mempe
mempelajari tetapan lajari tetapan kesetikesetimbangambangannya, nnya, cara cara ini ini digunakdigunakan an utntuutntuk k kesetkesetimbanimbangangan
ki
kimimia a yayang ng beberirisi si gagas. s. YYaang ng kekedua dua dendengagan n huhukum kum didiststriribusbusi i eernrnesest, t, untuntuk uk
kesetimbangan suatu !at dalam " pelarut. Yang terakhir yaitu dengan hukum fase,
kesetimbangan suatu !at dalam " pelarut. Yang terakhir yaitu dengan hukum fase,
untuk kesetimbangan yang umum.
untuk kesetimbangan yang umum.
#ukum distribusi adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan
#ukum distribusi adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan
akti$itas !at terlarut dalam suatu pelarut jika akti$itas !at terlarut dalam pelarut lain
akti$itas !at terlarut dalam suatu pelarut jika akti$itas !at terlarut dalam pelarut lain
yang diketahui,asalkan kedua pelarut tidak bercampur sempurna satu sama lain.
yang diketahui,asalkan kedua pelarut tidak bercampur sempurna satu sama lain.
#u
#ukum kum didiststriribubusi si babanynyak ak didipapakakai i daldalam am prprososes es ekekststraraksksi, i, ananalalisisis is dadann
penentuan
penentuan tetapan tetapan kesetimbangan. kesetimbangan. %leh %leh karena karena hukum hukum distribusi distribusi ini ini banyak banyak
dig
digunaunakan kan daldalam am penepenentuntuan an tettetapaapan n keskesetietimbambangangan, n, makmaka a dardari i itu itu dildilakuakukanlkanlahah
percobaan
percobaan distribusi distribusi solute solute antara antara dua dua pelarut pelarut yang yang tak tak bercampur bercampur agar agar dapatdapat
menentukan konstanta kesetimbangan suatu pelarut
menentukan konstanta kesetimbangan suatu pelarut yang tidak bercampur.yang tidak bercampur.
1.2
1.2TTuujuanjuan
−
−
&ntuk mengetahui fungsi kegunaan asam asetat dan a%# pada praktikum&ntuk mengetahui fungsi kegunaan asam asetat dan a%# pada praktikumkali ini
kali ini
−
−
&ntuk mengetahui fungsi pengocokan pada pencampuran asam asetat dengan petroleum eterBAB 2
TINJAUAN PUSTAA
'ila dua macam pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan kedalam suatu tempat, maka akan terlihat suatu batas, dimana hal ini menunjukkan dua pelarut tersebut tidak bercampur. (ika solut yang dapat bercampur baik dalam pelarut ) maupun pelarut )) ditambahkan pada kedua pelarut tersebut, maka akan terjadi pembagian solut yang terdistribusi dalam kedua pelarut tersebut.
Prinsip tersebut diatas dapat diaplikasikan pada metode pemisahan senya*a kimia yaitu ekstraksi yang menggunakan prinsip perbedaan kelarutan senya*a diantara dua pelarut tak bercampur. +alah satu jenis ekstraksi yaitu cair-cair yang menggunakan pelarut yang sama fasanya yaitu cair.
+olut yang terdistribusi pada kedua pelarut mempunyai harga potensial kimia sebagai berikut
i / i 0 12 ln ai dimana ai adalah akti$itas solut dalam pelarut
Pada saat kesetimbangan kecepatan solut yang keluar dari pelarut yang satu sama dengan kecepatan solut yang keluar ke pelarut yang lain sehingga potensial kimia pada kedua pelarut sama.
Pada sistem heterogen, reaksi berlangsung antara dua fase atau lebih. (adi pada sistem heterogen dapat dijumpai reaksi antara padat dan gas, atau antara padat
dan cairan. Cara yang paling mudah untuk menyelesaikan persoalan pada sistem heterogen adalah menganggap komponen-komponen dalam reaksi bereaksi pada fase yang sama.
#al-hal yang mempengaruhi kesetimbangan 4. Pengaruh perubahan konsentrasi
'ila kedalam sistem ditambahkan gas oksigen, maka posisi keseimbangan akan bergeser untuk menetralkan efek penambahan oksigen.
'ila tekanan dinaikkan, keseimbangan akan bergeser ke kiri yaitu mengarah pada pembentukan %". 5engan bergesernya ke kiri, maka $olume akan berkurang
sehingga akan mengurangi efek kenaikan tekanan. 3. Penagruh perubahan suhu
1eaksi pembentukan bersifat endotermik dan eksotermik. (ika suhu dinaikkan, maka keseimbangan akan bergeser ke kanan, kearah reaksi yang endotermik sehingga pengaruh kenaikkan suhu dikurangi.
+atu jenis kesetimbangan heterogen yang penting melibatkan pembagian suatu spesies terlarut antara dua fase pelarut yang tidak dapat bercampur. 6isalkan dua larutan tak tercampur seperti air dan karbon tetraklorida dimasukkan kedalam bejana. 7arutan-larutan ini terpisah menjadi dua fase dengan !at cair yang
kerapatannya lebih rendah, dalam hal ini air berada dibagian atas larutan satunya. Contoh penggunaan hukum distribusi dalam kimia yaitu dalam proses ekstraksi dan proses kromatografi.
faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien distribusi diantaranya 4. 2emperature yang digunakan
+emakin tinggi suhu maka reaksi semakin cepat sehingga $olume titrasi menjadi kecil, akibatnya berpengaruh terhadap nilai k
". (enis pelarut
Apabila pelarut yang digunakan adalah !at yang mudah menguap maka akan sangat mempengaruhi $olume titrasi, akibatnya berpengaruh pada perhitungan k
3. (enis terlarut
Apabila !at akan dilarutkan adalah !at yang mudah menguap atau higroskopis, maka akan mempengaruhi normalitas konsentrasi !at tersebut, akibatnya mempengaruhi harga k
8. Konsentrasi
6akin besar konsentrasi !at terlarut makin besar pula harga k
6enurut hukum distribusi nernest, bila ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solute yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut, maka
akan terjadi pembagian solute dengan perbandingan tertentu. Kedua pelarut tersebut ummumnya pelarut organic dan air. 5alam praktek solute akan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah dikocok dan dibiarkan terpisah.
Perbandingan konsentrasi solute didalam kedua pelarut tersebut tetap dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. 2etapan tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi, yang dinyatakan dengan rumus
atau
5engan K 5 / Koefisien distribusi, dan C% dan Ca adalah kosentrasi solute pada
pelarut organic dan air. +esuai dengan kesepakatan, kosentrasi solute dalam pelarut organic dituliskan diatas dan kosentrasi solute dalam pelarut di tuliskan di ba*ah. 5ari rumus tersebut jika harga K 5 besar, solute secara kuantitatif akan cenderung
terdistribusi lebih banyak ke dalam pelarut organic begitu pula terjadi sebaliknya. 1umus tersebut diatas hanya berlaku bila
4. +olute tidak terionisasi dalam salah satu pelarut ". +olute tidak berasosiasi dalam salah satu pelarut
3. 9at terlarut tidak dapat bereaksi dengan salah satu pelarut atau adanya reaksi-reaksi lain.
5efinisi teknik isolasi adalah pemisahan suatu senya*a yang diperlukan dari suatu unsur. 6acam-macam teknik isolasi yaitu sebagai berikut ekstraksi pelarut, penukar ion, kromatografi adsorpsi, kromatografi adsorpsi, kromatografi partisi,
kromatografi gas, kromatografi cair berkemampuan tinggi, kromatografi eksklusi, elektromatografi.
#ukum fase :ibb;s menyatakan bah*a P 0 < / C 0 "
di mana P / fase, C / komponen
Apabila suatu solute membagi diri diantara dua cairan yang tidak bercampur, maka hubungan tertentu antara kedua konsentrasi solute di dalam dua fasa pada keseimbangan. ernst mengemukakan pernyataan pertama yang jelas tentang hokum distribusi 4=>4, suatu solute akan membagikan diri antara dua cairan yang tidak bercampur sedemikian rupa hingga perbandingan konsentrasi pada keseimbangan pada suhu tetap adalah tetap. 2api dalam termodinamika, perbandingan perbandingan akti$itaslah yang seharusnya tetap. Akti$itas suatu !at kimia dalam suatu fasa mempertahankan suatu perbandingan yang tetap terhadap akti$itas !at sama dalam fasa cair yang lain.
'anyak ion anorganik dapat diendapakan denagn reagensia organic tertentu yang disebut ?pengendap organic@. +ejumlah reagensia ini berguna, tidak hanya untuk pemisahan le*at pengendapan, tetapi juga le*at ekstraksi pelarut. +ecara umum dapat dikatakan pengendapan organic yang dikenal baik yang membentuk senya*a kelat dengan kation-kation, mengandung baik gugus fungsi basa donor electron maupun suatu gugus fungsi asam. 7ogam itu yang berinteraksi dengan kedua gugus ini, menjadi anggota suatu cincin heterosiklik itu sendiri. 5ari teori tegangan dalam kimia organic, diharapkan bah*a cincin-cincin jenis ini umumnya akan berupa cincin - dan B- anggota,serta molekul tersebut harus bersikap sedemikian suatu terhadap yang lain, sehingga cincin semacam itu dapat menutup terbentuk.
Kelebihan dari presipitan ini adalah
4. 'anyak senya*a logam sangat tak dapat larut dalam air, sehingga logam itu dapat diendapkan secara kuantitatif
". 'obot molekul pengendap organic itu sering sekali mempunyai bobot molekul yang besar. (adi sedikit logam dapat menghasilkan endapan yang tepat
3. 'eberapa reagensia organic itu cukup selektif, hanya mengendapkan sejumlah terbatas kation. Pernah orang-orang tertentu mengharapkan bah*a akhirnya akan tersedia suatu reagensia yang benar-benar khas spesifik untuk tiap kation. 5engan mengendalikan factor-faktor semacam p# dan konsentrasi
reagensia penopang, keselektifan suatu reagensia organic seringkali dapat jauh ditingkatkan.
8. ndapan-endapan yang diperoleh dengan reagensia organic seringkali kasar dan ber$olume meruah, dank arena itu mudah ditangani
. 5alam beberapa kasus, suatu logam dapat diendapkan dengan suatu reagensia oragnik, endapannya ditampung dan dilarutkan dan molekul organiknya dapat dititrasiD maka diperoleh metode titrimetrik tak-langsung bagi logam itu.
Ada beberapa kekurangan dalam penggunaan presipitan organik, yaitu
4. 'anyak senya*a kelat tidak mempunyai bentuk penimbangan yang bagus dan digunakan hanya untuk pemisahan, bukan penentuan
". Ada suatu bahaya yang mencemarkan endapan dengan agen kelat itu sendiri karena kelarutan terakhir yang terbatas dalam air .
6olekul dan atom dapat menempel pada permukaan dengan dua cara. 5alam fisisorpsi kependekan dari adsorpsi fisika, terdapat interaksi $an der Eaals antar adsorpat dan substrat. Antaraksi $an der Eaals mempunyai jarak jauh, tetapi lemah, dan energi yang dilepaskan jika partikel terfisiorpsi mempunyai orde besaran yang sama dengan entalpi kondensasi. Kuantitas energi sekecil ini dapat diadsorpsi sebagai $ibrasi kisi dan dihilangkan sebagai gerakan termal. 6olekul yang melambung pada permukaan seperti batuan itu akan kehilangan energinya perlahan-lahan dan akhirnya
teradsorpsi padapermukaan itu, dalam proses yang disebut akomodasi. ntalpi fisorpsi dapat diukur dengan mencatat kenaikan temperatur sampel dengan kapasitas kalor yang diketahui, dan nilai khasnya berada di sekitar "F k( mol-4. Perubahan
entalpi yang kecil ini tidak cukup untuk menghasilkan pemutusan ikatan, sehingga molekul yang terfisisorpsi tetap mempertahankan identitasnya, *alaupun molekul itu dapat terdistorsi dengan adanya penukaran.
#ukum distribusi atau partisi dapat dirumuskan bila suatu !at terlarut terdistribusi anatara dua pelarut yang tak dapat bercampur, maka pada suatu temperature yang konstan untuk setiap spesi molekul terdapat angka banding distribusi yang konstan antara kedua pelarut itu, dan angka banding distribusi ini tidak bergantung pada spesi molekul lain apapun yang mungkin ada. #arga angka
banding berubah dengan sifat dasar kedua pelarut, sifat dasar !at terlarut, dan temperature .
BAB !
!.1 Alat 'an Bahan 3.4.4 Alat
−
'uret−
Klem−
+tatif−
Pipet $olume−
'ulp−
'eaker glass−
rlenmeyer−
Corong pisah−
7abu ukur−
Pipet tetes−
Corong pisah 3.4." 'ahan−
C#3C%%#−
a%#−
)ndikator pp−
Petroleum eter−
AGuades−
tissue !.2 Pr(se'ur )er*(baan3.".4 Pembakuan C#3C%%# dengan larutan standar a%#
−
'ibuat masing-masing F ml larutan C#3C%%# konsentrasi 4.F, F.B, dan F.86
−
5iambil 4F ml C#3C%%# dan dimasukkan ke dalam rlenmeyer−
5itambah 4 tetes indikator pp−
5ititrasi dengan a%# untuk diketahui untuk konsentrasi F.B dan F.8 6 3."." 5istribusi solute antara C#3C%%# dan Petroluem eter−
5iambil 4F ml larutan C#3C%%# dengan konsentrasi 4 6−
5imasukkan ke dalam corong pisah dan ditambah 4F ml petroleum eter−
5ikocok 4F menit, didiamkan−
5iambil 4F ml fase ba*ah pada campuran−
5itambah indikator pp−
5ititrasi dengan a%# yang sedikit merah lembayung−
5iamatai dan diukur $olume a%# hasil titrasiBAB +
HASIL DAN PE"BAHSAN
+.1 Has,l )engamatan HC#3C%%#I 6 H< C#3C%%#I ml Ha%#I 6 <. a%# ml HC#3C%%#I mula-mula 6 4 4F F, "8,3 4,"4 F,8 4F F, 4,> F,J> F,B 4F F, =,> F,88 HC#3C%%#I mula-mula 6 <.C#3C%%# ml Ha%#I 6 <. a%# ml C#3C%%# setimbang 6 4,"4 =ml F, "" 4,3J F,J> Jml F, J,8 F,"> F,88 >,> ml F, 4,J F,FJ> HC#3C%%#I mula-mula 6 HC#3C%%#I setimbang 6 HC#3C%%#I dalam P 6 ln C#3C%%# dalam P 6 ln C#3C%%# setimbang 6 4,"4 4,3J F,4B -4.=3 F.3" F,J> F,"> F,"BB -4.3" -F.B8 F,88 F,FJ> F,3BB -4.F4 -".8 +.2 Perh,tungan
/ F.4B
+.! Pembahasan
6enurut hukum distribusi ernst, bila ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solute yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka
akan terjadi pembagian kelarutan. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organic dan air. Perbandingan konsentrasi solute di dalam kedua pelarut tersebut tetap, dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. 2etapan tersebut disebut tetapan distribusi
atau koefisien distribusi yang dinyatakan sebagai perbandingan antara fasa organik dan fasa air.
Prinsip pada praktikum kali ini yaitu berdasarkan pada distribusi ernest, yaitu terlarut dengan perbandingan tertentu antara " pelarut yang tidak saling melarut atau bercampur seperti eter, kloroform, karbon sulfide.
Prinsip pada titrasi netralisasi yaitu titrasi asam basa yang melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. 2itrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya, dimana kadar lalrutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam.
kstraksi cair-cair liquid extraction, solvent extraction yaitu pemisahan solute dari cairan pemba*a diluen menggunakan sol$en cair. Campuran diluen dan sol$en tersebut bersifat heterogen immiscible, tidak saling campur, dan jika dipisahkan terdapat " fase, yaitu fase diluen rafinat dan fase sol$en ekstrak. Lase rafinat merupakan fase residu, berisi diluen dan sisa solut. +edangkan fase ekstrak adalah fase yang berisi solute dan sol$en.
Pemilihan sol$en menjadi sangat penting. 5ipilih sol$en yang memiliki sifat antara lain
4. +olut mempunyai kelarutan yang besar dalam sol$en pada suhu tinggi ". sol$en sedikit atau tidak melarutkan diluen,
3. 2idak mudah menguap pada saat ekstraksi,
8. 6udah dipisahkan dari solut, sehingga dapat dipergunakan kembali, . 2ersedia dan tidak mahal.
B. 6enghasilkan Kristal yang baik dari senya*a yang dimurnikan J. 6empunyai titik didih relatif rendah
=. 5apat melarutkan senya*a lain
7angkah pertama dilakukan pembakuan asam asetat dengan larutan standar a%# yaitu dengan cara dibuat asam asetat F ml pada kosentrasi 4.F, F.8, dan F.B
6. Kemudian diambil 4F ml C#3C%%# asam asetat dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer. +etelah itu asam asetat dititrasi dengan a%# menggunakan indikator pp sampai berubah *arna dari tidak ber*arna menjadi merah lembayung. 2itrasi ini
bertujuan untuk mengetahui berapa besar massa asam asetat total yang akan terdistribusi pada pelarut organik dan air.
7angkah berikutnya, 4F ml asam asetat 46 diekstraksi dengan mencampurkan pada pelarut organik seperti petroleum eter sebanyak 4F ml. Ketika dimasukkan ke dalam corong pisah, kedua fasa tersebut tidak saling campur. Campuran ini kemudian dikocok selama 4F menit, sehingga mengakibatkan terjadinya distribusi asam asetat ke dalam fasa organik dan fasa air. Lungsi pengocokan disini untuk membesar luas permukaan untuk membantu proses distribusi asam asetat pada kedua fasa. +etelah
tercapai kesetimbangan pada corong pisah, campuran kemudian didiamkan dan terbentuk dua lapisan. fasa atas dan fasa ba*ah. 5ari kedua fsa tersebut yang diambil adalah fasa ba*ah karena pada fasa tersebut dicurigai terdapat asam asetat. Pada pelarut eter, asam asetat yang larut dalam air akan berada di lapisan ba*ah,
sedangkan larutan asam asetat yang larut dalam pelarut petroleum eter berada di lapisan ba*ah. #al ini terjadi karena perbedaan berat jenis pelarut organik dengan berat jenis air massa jenis air lebih besar di banding masa jenis petroleum eter
dimana massa jenis petroleum eter sebesar F,BB sedangkan massa jenis air sebesar F,>>
Kemudian fasa ba*ah yang telah diambil ditambah dengan indikator pp dan dititrasi dengan a%# hingga menghasilkan *arna merah lembayung pada larutan. 5iamati dan diukur hasil yang diperoleh kemudian dilakukan perlakuan yang sama untuk konsentrasi o,8 6 dan F,B 6.
Adapun fungsi bahan dan alat sebagai berikut asam cuka C#3C%%#
berfungsi sebagai !at yang akan diidentifikasi kadar asam asetatnya. atrium hidroksida a%# berfungsi sebagai larutan standar untuk menitrasi asam cuka titran. )ndicator Phenolphtalein pp berfungsi sebagai indikator yang menunjukkan titik akhir titrasi dan untuk aGuades berfungsi sebagai pelarut. Lungsi petroleum eter adalah sebagai pelarut organic yang digunakan untuk melarutkan asam asetat.
&ntuk fungsi alatnya yaitu pipet tetes berfungsi untuk mengambil indikator dan memasukkannya ke dalam rlenmeyer. rlenmeyer sendiri berfungsi sebagai
*adah !at yang akan dititrasi. +tatif dan klem berfungsi sebagai penyanggah berdirinya buret. Lungsi buret itu sendiri adalah sebagai *adah untuk tiytrannya. 'eaker glass berfungsi sebagai *adah campuran yang diaduk. Corong pisah disini berfungsi untuk memasukkan larutan standar ke dalam buret. 6aupun ke dalam
rlenmeyer. 5an fungsi untuk batang pengaduk adalah alat untuk mengaduk dua !at yang dicampur agar terbentuk larutan yang homogen.
+ifat fisika dari asam asetat adalah memiliki rumus molekul C#3C%%#,
massa molar BF.F grMmol, densitas dan fase 4.F8> gMcm3, cairan. 4."BB gMcm3,
padatan. 2itik lebur 4B.FC "=>.B N F, K B4.BFL. titik lebur sebesar 44=.4FC
3>4." N F.B K "88.FL. Penampilan cairan higroskopis tak ber*arna. +edangkan
sifat kimianya adalah melarut dengan mudah dalam air, bersifat higroskopis dan korosif, asam asetat merupakan asam lemah dan monobasic. Asam asetat dapat merubah kertas lakmus biru menjadi merah. Asam asetat membebaskan C%" dari
karbonat dan asam asetat menyerang logam yang melibatkan hidrogen.
+ifat fisika untuk a%# adalah memiliki densitas dan fase ".4FF gMcm3,
cairan. 6emiliki titik lebur dan titik didih sebesar 34= FC dan 43>F FC. penampilan
yaitu cairan higroskopis tak ber*arna. +edangkan untuk sifat kimianya yaitu mudah menyerap gas C%", senya*a ini sangat mudah larut dalam air. 6erupakan larutan
basa kuat, sangat korosif terhadap jaringan organik dan tidak berbau.
+ifat fisika untuk indikator pp yaitu memiliki rumus molekul C"F#48%8.
Penampilan berupa padatan Kristal tak ber*arna. 6emiliki massa jenis 4,""J, berbentuk larutan. 2ermasuk asam lemah dan larut dalam air. +edangkan untuk sifat kimianya adalah trayek p# berkisar pada =,"-4F. 6erupakan indikator dalam analisis kimia, tidak dapat bereaksi dengan larutan yang direaksikan, hanya sebagai indicator. 7arut dalam > O etil alkohol, merupakan asam d*iprotik. 2idak ber*arna saat asam dan saat kondisi basa akan ber*arna merah lembayung.
Adapun sifat fisik dan kimia dari n-heksan yaitu memiliki rumus molekul CB#48, mssa molar sebesar =B,4= gMmol. 2ampilan berupa cairan tak ber*arna,
4J= K, - 43> FL, dan B>FC 38" K, 4BFL. Kelarutannya dalam air yaitu 43 mgM7
pada suhu "F FC. Kekentalannya mencapai F,">8 cP, dapat terbakar, titik picu nyala
-"3,3FC, titik nyala otomatis "33.> FC. merupakan !at yang berbahaya.
Adapun faktor kesalahan dalam percobaan kali ini yaitu
−
Kesalahan pada saat penitrasian, kemungkinan titik akhir titrasi terlalu terlampaui−
Kesalahan pada saat pengenceran asam asetat, kemungkinan larutan tidak tepatpada batas tera.
BAB -PENUTUP
- Lungsi dari asam asetat yaitu sebagai !at yang akan diidentifikasi kadar asam asetatnya sedangkan fungsi dari a%# adalah sebagai larutan standar untuk menitrasi asam cuka titran.
- Lungsi dari titrasi pada saat pembakuan asam asetat yaitu untuk mengetahui berapa besar massa asam asetat total yang akan terdistribusi pada pelarut
organik dan air
- Lungsi dari pengocokan yaitu untuk memperbesar luas permukaan agar membantu proses distribusi asam asetat pada kedua fasa.
-.2 Saran
5isarankan agar pada percobaan selanjutnya di gunakan indikator lain seperti metil orange, agar di ketahui perbedaan hasil yang di dapat. +elainkan disarankan agar digunakan pelarut organik lain seperti dietil eter.