• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kelayakan Investasi Penambangan Timah Metode Cutter Suction Dredger dengan Washing Plant Terpisah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kelayakan Investasi Penambangan Timah Metode Cutter Suction Dredger dengan Washing Plant Terpisah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Investment Feasibility Study of Tin Mining

Cutter Suction Dredger Method With Separated Washing Plant

Nelsen Wijaya1*, Mixsindo Korra Herdyanti2

1,2Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa No.1, Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta 11440, Indonesia

*Penulis untuk korespondensi (corresponding author): nelsen984@gmail.com

ABSTRAK - Cutter suction dredger (CSD) merupakan metode penambangan baru yang akan diterapkan untuk

melakukan penambangan timah jenis sekunder. Penambangan dengan CSD tersebut merupakan upaya untuk memanfaatkan potensi endapan timah yang berada di daerah pesisir (kedalaman ±15-20 m) yang tidak terjangkau oleh Kapal Isap dan Kapal Keruk. Dengan sistem penambangan timah sekunder yang terbilang baru ini, maka perlu dilakukan kajian ekonomi untuk mengetahui kelayakan dari proyek tersebut. Parameter kelayakan investasi yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP), dan harga pokok produksi (HPP). Diketahui bahwa total investasi yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 53.970.572.628,-; dengan proyeksi NPV sebesar Rp 105.163.154.782,-; IRR 161,96%; PP 0,45 tahun. Nilai tersebut diasumsikan dengan skenario dimana harga timah konstan diangka USD 20.975 per ton, dan pencapaian 100% dari target penambangan. Berdasarkan skenario yang sama, besarnya HPP adalah USD 13.086 per ton timah. HPP tersebut adalah yang terendah dibandingkan dengan unit produksi timah lainnya. Sehingga proyek CSD tersebut layak untuk dioperasikan dan layak untuk diterapkan pada daerah usaha lainnya yang memiliki karakteristik yang sesuai.

Kata kunci: investasi, NPV, IRR, payback period, harga pokok produksi

ABSTRACT - Cutter suction dredger (CSD) is a new mining method that will be applied for secondary type tin mining.

Tin mining with CSD is an effort to utilize the potential of tin deposits in coastal areas with a depth of ± 15-20 meters which is not possible by Suction Dredger and Dredger. With this fairly new secondary tin mining method, it is important to conduct economic study to determine the economics aspect of the project. In this investment feasibility study, the parameters used are Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP), and cost of production (HPP). Iit is known that the total investment spent for the project is Rp 53.970.572.628,-; with a projected NPV of Rp 105.163.154.782,-; IRR 161,96%; PP 0,45 years. This value is assumed by a scenario where the price of constant tin commodities is estimated at USD 20.975 per ton, and achieving 100% of the mining production target. Based on the same scenario, the cost of production (HPP) is $ 13.086 per ton timah, which is the lowest HPP compared to others tin production units. So its proved that the CSD project is feasible to operate and feasible to be applied to the other business areas that have the appropriate characteristics.

Keywords: investment, NPV, IRR, payback period, production cost

PENDAHULUAN

Penambangan timah sekunder dilakukan menggunakan kapal hisap (suction vessel) dan kapal keruk (dredger), yang kemudian hasil penambangan berupa bijih diolah langsung pada kapal. Hingga periode November 2017, produksi penambangan Unit Produksi Laut A hanya mencapai 67% dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) dan untuk Unit Produksi Laut B hanya tercapai 80% dari target RKAP. Hal ini dikarenakan banyaknya jam berhenti produksi. Tecatat bahwa jam berhenti produksi yang tidak terencana akibat rusaknya peralatan sebesar 28,2%. Bila jam berhenti produksi akibat

Analisis Kelayakan Investasi Penambangan Timah

(2)

5 pencucian, maka porsinya adalah 90% untuk kerusakan peralatan penambangan dan 10% untuk kerusakan perlatan pencucian.

Pada penambangan timah Unit Produksi Laut selama ini hanya pada endapan yang terdapat pada 25– 80 m di bawah permukaan laut. Karena peralatan yang tersedia hanya dapat beroperasi pada kedalaman tersebut, hal ini menyebabkan endapan pada daerah pesisir dengan kedalaman 15-20 m belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Pada tahun 2017, mulai direncanakan penambangan dengan metode cutter suction dredger (CSD). CSD merupakan unit kapal keruk dengan ukuran yang lebih kecil tanpa fasilitas pencucian bijih timah pada kapal, yang artinya bijih hasil penambangan timah sekunder tersebut dipompa terlebih dahulu ke washing plant yang ada di darat untuk selanjutnya dilakukan pencucian. Namun karena hal tersebut adalah sesuatu yang baru, maka perlu dilakukan kajian keekonomian lebih lanjut atas rencana tersebut, yang mempertimbangkan kelayakan dari nilai investasi dan juga biaya operasional unit penambangan CSD tersebut. Juga perlu dilakukan proyeksi harga pokok produksi (HPP) per ton timah guna membandingkan biaya produksi antara unit penambangan CSD dengan unit penambangan yang sudah berjalan sebelumnya (suction vessel dan

dredger). Dari kedua aspek yang akan diteliti tersebut, maka dapat disimpulkan kelayakan dari proyek cutter suction dredger tersebut.

METODE

Kapal Cutter Suction Dredger

Cutter suction dredger adalah kapal keruk yang dilengkapi dengan cutter head (kepala pemotong)

untuk memberai tanah sebelum dihisap oleh pompa. Kapal jenis ini umumnya menggunakan spud untuk bergerak atau berpindah dengan cara menarik dan mengulur pada kedua kabel. Namun, Kapal Isap yang digunakan pada proses penambangan tidak menggunakan alat gerak spud, melainkan menggunakan sistem ulur-tarik jangkar yang berada di sisi kiri dan kanan kapal. Maka itu, diperlukan bantuan dari kapal kecil lainnya untuk menempatkan jangkar apabila kapal keruk jenis ini hendak berpindah area kerja. Sementara untuk transportasi jarak jauh, kapal ini ditarik dengan tug boat. Gambar 1 menunjukkan layout kapal cutter suction dredger. Dimana cutter berada di bawah permukaan laut untuk menggali material yang kemudian disedot oleh pompa melalui pipa hisap, setelah itu material akan ditransportasikan melalui pipa HDPE menuju stockpile di darat.

(3)

Parameter Investasi

Dalam penelitian ini, parameter investasi yang digunakan adalah Net Present Value (NPV), Internal

Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP). NPV adalah akumulasi dari aliran kas yang sudah

dikurangi dengan discount rate. IRR adalah tingkat discount rate yang akan membuat nilai NPV menjadi nol (0). Sementara, PP adalah waktu yang dibutuhkan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu. 1. Nilai NPV dapat dicari menggunakan persamaan berikut :

𝑁𝑃𝑉 = ∑ = 1 1+ 𝐾𝐶𝐹𝑡𝑡 𝑛

𝑡 − 𝑙0 (1)

Dimana CFt merupakan aliran kas pertahun pada periode t, I0 mendefinisikan investasi awal pada tahun 0, dan K adalah suku bunga (discount rate) yang digunakan dalam asumsi investasi suatu proyek. 2. Nilai IRR dapat dicari menggunakan persamaan berikut:

𝐼𝑅𝑅 = 𝑖1+

𝑁𝑃𝑉1

(𝑁𝑃𝑉1− 𝑁𝑃𝑉2)(𝑖2− 𝑖1) (2)

Dimana i1 merupakan tingkat diskonto yang akan menghasilkan NPV bernilai (+), sementara i2

merupakan tingkat diskonto yang akan menghasilkan NPV bernilai (-). NPV1 adalah net present value

yang bernilai positif, sementara NPV2 adalah net present value yaitu bernilai negatif.

3. Nilai PP dapat dicari menggunakan persamaan berikut : 𝑃𝑃 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖

𝐾𝑎𝑠 𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ × 12 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛 (3)

Nilai investasi adalah seluruh biaya modal (capital expenditure) yang dikeluarkan untuk suatu proyek, sementara kas masuk bersih adalah nilai revenue yang telah dikurangi oleh biaya biaya produksi. 4. Nilai harga pokok produksi (HPP) dapat dicari menggunakan persamaan berikut:

𝐻𝑃𝑃 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 (4)

Total biaya adalah total dari semua beban beban yang dikeluarkan secara langsung maupun tidak langsung demi menunjang produksi. Sementara total produksi adalah jumlah total produk yang dihasilkan dari proses produksi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2 menjelaskan bahwa penambangan akan dibagi menjadi 14 blok, dan setiap blok memiliki isi jumlah yang sama yaitu 300.000 m3. Setiap blok akan membutuhkan waktu 1 bulan untuk

penambangan, sehingga total target umur penambangan adalah 14 bulan.

Dengan menggunakan data sekunder yang ada, maka dilakukan pengolahan data untuk mendapatkan parameter kelayakan investasi. Dilakukan perhitungan untuk mendapatkan tiga parameter kelayakan investasi, yaitu NPV, IRR, PP. Selain itu, dilakukan juga perhitungan HPP untuk mendapatkan perbandingan antara biaya penambangan dengan metode CSD dengan metode lainnya. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Perhitungan dibuat berdasarkan beberapa skenario untuk dapat melihat kelayakan investasi berdasarkan beberapa kemungkinan yang akan terjadi.

(4)

7 Gambar 2. Layout rencana penambangan

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada proyek penambangan timah sekunder dengan metode CSD dan washing plant yang terpisah di darat, didapatkan nilai yang layak dari parameter perhitungan yang dihasilkan, sehingga dapat dikatakan cadangan masih ekonomis untuk ditambang walaupun umur tambang yang terbilang singkat, yaitu 14 bulan (sesuai target produksi).

Tabel 1. Proyeksi arus kas proyek penambangan

Tahun Arus Kas

2018 − Rp 53.970.572.628,- 2019 + Rp 64.779.845.693,- 2020 + Rp 124.066.787.649,-

Hasil perhitungan berdasarkan lima skenario, yaitu skenario optimis, skenario moderat, skenario moderat-pesimis, skenario pesimis, dan skenario terburuk dapat dilihat pada Tabel 2. Asumsi yang digunakan adalah harga komoditas timah tetap, yaitu USD 20.975 per ton, nilai konversi USD terhadap Rupiah sebesar Rp 14.133/USD, dan biaya operasional tetap.

Tabel 2. Proyeksi parameter investasi berdasarkan skenario

Parameter Unit

Skenario

Optimis Moderat

Moderat-Pesimis Pesimis Terburuk

NPV Rp 105.163.154.782 94.805.964.410 85.484.234.572 62.543.861.110 (−) 9.577.288.442

IRR % 161,96 116,62 104,67 81,65 55,45

PP tahun 0,45 0,76 0,91 1,18 1,5

Nilai IRR pada setiap skenario menghasilkan nilai yang jauh di atas nilai biaya modal proyek atau

weighted cost of capital (WACC), yaitu sebesar 8,85%. Namun, terdapat suatu kondisi yang mana dapat

menyebabkan proyek penambangan CSD menjadi merugi, yaitu apabila pencapaian produksi yang terealisasi adalah sebesar 37,5% dari target RKAP, serta dengan asumsi harga komoditas timah turun 20%, dan biaya operasional yang meningkat 20%. Nilai NPV yang dihasilkan dari kemungkinan tersebut adalah (−) Rp 9.577.288.442,-. Di samping itu, proyeksi HPP timah yang dihasilkan dari proyek penambangan CSD ini memiliki harga pokok produksi yang paling rendah dibandingkan dengan unit produksi lainnya (Kapal Keruk, Kapal Isap, Kapal Isap Mitra, dan Tambang Darat). Apabila menggunakan

(5)

skenario optimis sesuai target RKAP 2019, maka proyeksi HPP yang dihasilkan dari proyek ini adalah USD 13,086 per ton.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan, maka dapat dikatakan penambangan dengan CSD lebih menguntungkan dibandingkan dengan HPP pada unit produksi lain, sehingga penambangan sejenis dapat juga diterapkan di daerah usaha yang memiliki karakteristik yang sesuai.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih kepada PT X, yang sudah menyediakan tempat untuk melaksanakan penelitian dan kepada Prodi Teknik Pertambangan Universitas Trisakti yang membantu dalam penyusunan laporan dan luaran penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Aswath, Damodaran. 2001. Corporate Finance: Theory and Practice, International Edition. Willey, New York.

Djatmiko, M. Budi. 2012. Studi Kelayakan Bisnis Cetakan II STEMBI-Bandung Bussiness School, Bandung. Emery, R, Douglas; Finnerty, D, John. 1997. "Corporate Financial Management". Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall Inc.

Freddy Rangkuti. 2012. Studi Kelayakan Bisnis & Investasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Goran Karanovic. 2010. ”Financial Analysis Fundament For Assessment The Value of The Company”. UMTS Journal of Economic, Vol.1, no.1, pp. 73-84.

Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Edsisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 Penyajian Laporan Keuangan (Revisi 2009). Jakarta: Salemba Empat.

Kieso,et.al. 2011. Intermediate Accounting, (Jilid 1) Edisi ke-12. Diterjemahkan oleh Emil Salim. Jakarta: Erlangga. Lukman Syamsudin. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi ke-8, Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. 2010. Manajemen Keuangan. Edisi pertama, cetakan pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Ross et al. 2010. Fundamental of Corporate Finance (9th Edition). New York: McGraw-Hill.

Stermole, Faranklin J. dan John M. Stermole. 1987. Economic Evaluation and Investment Decision Methods. Chicago: Investment Evaluations Corporation.

Sudana, I Made. 2015. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Sujitno, Sutedjo. 2017. Sejarah Pertambangan Timah di Indonesia PT Timah (Persero), Tbk. Pangkalpinang. Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi pertama. Yogyakarta: Kanisius. Umar, H. 2007. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Ed. 8 Baru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

(6)

9 Umar, Husein. 2007. Studi Kelayakan Bisnis Edisi 3. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Vlasblom, W.J. 2003. Chapter 3: Cutter Suction Dredger.

Gambar

Gambar  1  menunjukkan  layout  kapal  cutter  suction  dredger.  Dimana  cutter  berada  di  bawah  permukaan  laut  untuk  menggali  material  yang  kemudian  disedot  oleh  pompa  melalui  pipa  hisap,  setelah itu material akan ditransportasikan melalu
Tabel 1. Proyeksi arus kas proyek penambangan

Referensi

Dokumen terkait

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk dapat merealisasikan pola pendidikan karakter di sekolah.Konsep karakter yang tersedia dalam kurikulum tidaklah cukup apabila

otot punggung berpengaruh dengan latihan Scale Bend yang dibutuhkan untuk mendukung frekuensi saat melakukan hasil Kelentukan otot punggung Tim Volli. Untuk mencapai tujuan

Pada putaran 4500 – 4750 RPM terdapat penurunan daya yang dihasilkan, tetapi daya mesin akan meningkat lagi pada putaran 5750 – 5819 RPM sebagai puncak maksimum daya

Berdasarkan hasil pengujian tabung kolimator pesawat sinar-X merk Toshiba type E2739, dapat disimpulkan bahwa hasil uji iluminensi lampu kolimator adalah 124,75 lux,

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa:1) tidak ada pengaruh signifikan secara tidak langsung

Hasil analisis karakteristik fisik (rendemen dan berat jenis minyak) dan karakteristik kimia yaitu bilangan asam, iod, penyabunan dan nilai TBA dari minyak ikan

Perlindungan dari pembekuan selain resiko kerusakan kemasan (wadah), pembekuan suatu sediaan (artikel) dapat menyebabkan kehilangan kekuatan / potensi, atau merusak

5.. KMP!"!#S$ %ASA& Pem'elajaran P!M!*A+A&A# $#%$KA"& ,AK"- 9.9 Menganalisis peranan lem'aga/lem'aga peradilan *em'aga Peradilan o Perangkat atau