DALAM
BUKU “
LA TAHZAN
” KARYA „AIDH AL
-QORNI
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Disusun oleh TOPIKIN 111 12 103
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
DEKLARASI
الله الرحمن الرحيممسب
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 14 Maret 2017
Penulis,
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini:
Nama : TOPIKIN
NIM : 11112103
Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jurusan : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 14Maret 2017
Yang Menyatakan,
Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag.
Dosen IAIN Salatiga
Nota Pembimbing Lamp : 4 eksemplar
Hal : Naskah skripsi
Saudara TOPIKIN
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan IAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : TOPIKIN
NIM : 111 12 103
Fakultas / Progdi : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan
Agama Islam (PAI)
Judul : NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM
BUKU “LA TAHZAN” KARYA „AIDH AL -QORNI
Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu'alaikum, Wr, Wb.
Salatiga, 14 Maret 2017 Pembimbing
Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag.
SKRIPSI
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM
DALAM
BUKU “
LA TAHZAN
” KARYA „AIDH AL
-QORNI
DISUSUN OLEH: TOPIKIN NIM: 111 12 103
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga, pada tanggal 30 Maret 2017dan telah dinyatakan memenuhi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Mufiq, M.Ag., M.Phil.
Sekretaris Penguji : Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag.
Penguji I : Achmad Maimun, M.Ag.
Penguji II :Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Salatiga, … April 2017
Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan (FTIK)
Suwardi, M.Pd.
NIP. 19670121 199903 1 002 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
MOTTO
Artinya:“Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat”.
“Ketahuilah, bahwa yang terbaik dari hari
-hari kita
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap
mempunyai peran penting dalam hidup-Ku
1. Keluarga: nenek, almarhum bapak Yono dan Ibu Suti, adik Ahmad Budi
Castanyo.
2. Keluarga besar Bani Mundzir dan Bani Mangil.
3. Keluarga besar pengasuh Ponpes Dawar (Almarhum KH. Kharisudin, Kyai
Muhammad Jundan, Kyai Ahmad Kharir, Kyai Lukman Hakim dan
teman-teman).
4. Keluarga besar pengasuh Ponpes Al-Gufron (Almarhum KH. Slamet Gufron)
dan teman-teman (Munir, Rofi‟, Fuad, Kuri, Adib, Lintang).
5. Pembimbing akademik: Bpk. Dr. Muh. Irfan Helmy, Lc. MA.,
6. Pembimbing skripsi: Ibu Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag.
7. Keluarga PACISTA (Dedi, Tri, Ridwan, Datul, Ika, Novi, Putri, Nia, Haroh),
Keluarga besar IMADISA (Ikatan Mahasiswa Purwodadi IAIN Salatiga),
Keluarga besar PMII Kota Salatiga.
8. Teman-teman Yayasan Nurul Iman Margosari Kota Salatiga.
9. Teman-teman KKN Posko 56 Kenteng Bawang Magelang (Asih Rahayu,
Ragil, Novi, Saydatul, Eko, Bilal).
10. Lailatul jannah yang selalu memberi motivasi dan semangat.
11.Untuk calon makmum dalam hidup Ku.
KATA PENGANTAR
الله الرحمن الرحيممسب
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke
jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini
adalah “
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM
BUKU “
LA
TAHZAN” KARYA „AIDH AL
-QORNI.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga
4. Ibu Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah
berkenan secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan
pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat
berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya
5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI IAIN
Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan
kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.
6. Almarhum Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan
baik moril maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi
tercapainya cita-cita.
7. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu
memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta
mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam
penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena
itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan
memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amien ya robbal
„alamien.
Salatiga, 14Maret 2017 Penulis,
ABSTRAK
Topikin. 2017. Nilai-Nilai Pendidikan Islamdalam Buku “La Tahzan” Karya „Aidh Al-Qorni.Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga. Pembimbing : Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag.
Kata Kunci: Buku La Tahzan, Pendidikan Islam.
Buku La Tahzanadalah sebuah buku yang di tulis oleh „Aidh Al-Qorni. Dalam bukunya ini berisi banyak hal yang berkaitan dengan pendidikan Islam maupun aspek psikologis yang sangat memberikan konstribusi bagi bangunan keimanan maupun motivasi yang positif bagi kehidupan sehari-hari.
Pokok masalah dalam penelitian ini adalah :1) Bagaimananilai pendidikan Islam dalam buku La Tahzan karya ‟Aidh Al-Qorni? 2) Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku La Tahzan karya ‟Aidh Al -Qorni dalam kehidupan sekarang? Mengingat kajiannya merupakan penelitian literarur/studi pustaka(library research) maka metode yang digunakan adalah analasis isi dari buku tersebut (content analisis).
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwanilai-nilai pendidikan Islam dalam buku “La Tahzan”, yaitu: keimanan, tawakal, anjuran taubat dan khusnuddhon. Selain aspek pendidikan Islam dalam buku tersebut terdapat nilai psikologis yang sangat penting yaitu rasa percaya diri dan motivasi untuk selalu mencintai ilmu. Sementara relevansi nilai-nilai pendidikan Islam tersebut dengan pendidikan saat ini yang serba globalisasi yaitu minimnya tingkat keimanan, ketakwaan, taubat dan khusnuddhon/berprasangka baik.Paling tidak dengan adanya pembahasan nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku La Tahzan karya
„Aidh Al-Qorni ini dapat dijadikan tolak ukur dan diaktualisasikandalam dunia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN BERLOGO ... ii
HALAMAN DEKLARASI ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... v
HALAMAN PENGESAHAN ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Kegunaan Penelitian ... 5
E. Metode Penelitian ... 6
F. Penegasan Istilah ... 9
BAB II BIOGRAFI
A. Setting Sosial „Aidh Al-Qarni ... 13
B. Profesi „Aidh Al-Qarni ... 14
C. Karya-Karya „Aidh Al-Qarni ... 18
BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN
A. Sistematika Penulisan Buku “La Tahzan” ... 21
B. Latar Belakang Penulisan Buku “La Tahzan” ... 23
C. Isi Buku “La Tahzan” tentang Nilai Pendidikan Islam 25
1. Nilai Pendidikan Islam Secara Umum... 25
2. Nilai Pendidikan Islam dalam Buku “La Tahzan” . 38
BAB IV PEMBAHASAN
A. Signifikansi Pemikiran Nilai Pendidikan Islam
dalam Buku “La Tahzan ... 70
B. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Buku “La
Tahzan” dan Relevansinya dengan Kondisi
Sekarang ... 90
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 95
B. Saran ... 96
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Surat Pembimbingan dan Asisten Pembimbingan Skripsi
Lampiran 3 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 4 Daftar SKK
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan di Indonesia memang menghadapi problematika
yang sangat kompleks dan menuntut pembenahan yang seksama. Suatu sistem
pendidikan dapat dikatakan bermutu, jika proses belajar-mengajar
berlangsung secara menarik dan menantang, sehingga peserta didik dapat
belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan. Prorses
pendidikan yang bermutu akan membuahkan hasil pendidikan yang bermutu
dan relevan dengan pembangunan. Untuk mewujudkan pendidikan yang
bermutu dan efesien perlu disusun dan dilaksanakan program-program
pendidikan yang mampu membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan,
karena dengan kualitas pendidikan yang optimal, diharapkan akan dicapai
keunggulan sumberdaya manusia yang dapat menguasai pengetahuan,
ketrampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang
terus berkembang.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah menyebabkan
berkembangnya gaya hidup materialistik dan hedonistik dikalangan warga
masyarakat. Dampak lebih jauhdari gaya hidup tersebutmerebaknya dekadensi
moral atau pelecehan nilai-nilai agama, baik dikalangan orang dewasa, remaja
maupun anak- anak. Akan tetapi, banyak dikalangan remaja, karena secara
psikologis masa remaja merupakan masa yang penuh teka-teki
(pertumbuhannya dipengaruhi oleh lingkungan sekitar sehingga
perkembangan jiwa mereka ataupun karakter mereka berbeda-beda,
kepribadian mereka susah ditebak), dilematis (merupakan peralihan dari masa
anak- anak menuju usia dewasa sehingga cenderung coba- coba) dan sangat
rentan.
Perilaku-perilaku reaktif, semakin meresahkan jika dikaitkan dengan
masa depan diperkirakan akan semakin kopleks dan penuh tantangan.
Tantangan kompleksitas masa depan memberikan dua alternatif, yaitu pasrah
kepada nasib atau mempersiapkan diri sebaik mungkin. Misi pendidikan yang
juga berdimensi masa depan tentunya menjatuhkan pada pilihannya pada
alternatif kedua, artinya pendidikan mengemban tugas untuk mempersiapkan
peranannya di masa depan agar kelak menjadi manusia berkualitas (Ali dan
Asrori, 2006:107).
Paparan diatas menjelaskan bahwa pengetahuan yang komprehensif
sangatmembantu dalam mempersiapkan individu kepada masa depan yang
cerah dan menjadi harapan semua di dunia. Sebagaimana termuat dalam
firman Allah Q.S.Ar- Ra‟du ayat 11:
….
Artinya:“…Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaumMengingat manusia dengan kelengkapan-kelengkapan dasar dalam
dirinya baru mencapai kematangan hidup.Setelah berkembang melalui tingkat
hidup kejiwaan dan kejasmaniahan dengan pengarahan atau bimbingan dari
pendidikan yang diperoleh, karena tidak ada satu pun makhluk ciptaan Tuhan
di atas bumi yang dapat mencapai kesempurnaan atau kematangan hidup
tanpa berlangsung melalui suatu proses atau latihan pembelajaran. Dengan
belajar manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga
tingkah lakuberkembang, bahkan dengan berilmu pengetahuan derajat
seseorang akan terangkat dan mulia dihadapan-Nya. Firman Allah SWT
ditegaskan dalam QS.Al-Mujadalah, 11:
….
Artinya:“… Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Mengingat proses pendidikan adalah suatu proses pengembangan
kemampuan atau bakat manusia dengan sendiri proses tersebut akan berjalan
sesuai dengan hukum-hukum perkembangan, yaitu hukum organisyang
menyatakan bahwa perkembangan manusia berjalan secara menyeluruh
dalamseluruh organ, baik organ tubuh maupun organ rohani. Oleh karena itu,
dalam perkembangan jiwa remaja sangat memerlukan bimbingan, arahandan
pendidikan yang dapat membina jiwa yang optimal serta nilai-nilai yang
dijadikan sebagai suatu pegangan hidupnya. Dengan demikian, perlu adanya
sesuatu yang menunjang akan perkembangan jiwa remaja sehingga
diharapkan menjadi remaja yang tidak cuma berkualitas dihadapan
Penulis tertarik menetapkan buku La Tahzan sebagai objek penelitian,
karena dalam buku La Tahzan penulis menemukan nilai-nilai pendidikan
Islam sehingga dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan jiwa remaja.
Selain itu, buku La Tahzan mengajak untuk mengenal lebih dekat jiwa dan
ruh kita agar senantiasa tenang menatap perjalanan masa depan. Buku ini
ditulis oleh „Aidh Al-Qorni diperuntukan secara umum bagi masyarakat luas
dan khusus bagi para remaja. Untuk mendatangkan kebahagiaan, ketenangan,
kedamaian, kelapangan hati, membuka pintu optimisme dan menyingkirkan
segala kesulitan demi meraih masa depan yang lebih indah. „Aidh Al-Qarni
sebagai pengarangmenyampaikan tidak ingin melihat generasi penerus bangsa
menjadi generasi yang lemah dan tidak berkualitas.
Skripsi ini belum ada satupun sumber tulisan yang secara khusus
meneliti tentang relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku “La
Tahzan” karya ‟Aidh Al-Qorni dalam kehidupan sekarang. Kebanyakan
Penelitian sebelumnya berfokus pada nilai kesadaran diri dan pendidikan
akhlak, sedangkan fokus penulis disini adalah pada relevansi nilai-nilai
pendidikan Islam dalam buku La Tahzan karya ‟Aidh Al-Qorni dalam
kehidupan sekarang. Penelitian ini bersifat melengkapi penelitian-penelitian
sebelumnya. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk melengkapi data
tentang nilai kesadaran diri dan pendidikan akhlak.Hal inilah yang
melatar-belakangi penulisan skripsi ini.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis terdorong mengkaji lebih
lanjut tentang “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM BUKU “LA
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah secara definitif masalah yang
penulis teliti dapat dirumuskan, sebagai berikut :
1. Bagaimananilai pendidikan Islam dalam buku La Tahzankarya ‟Aidh Al
-Qorni?
2. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku La Tahzan
karya ‟Aidh Al-Qorni dalam kehidupan sekarang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang
ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep nilai pendidikan Islamdalam buku La Tahzan
karya ‟Aidh Al-Qorni.
2. Untuk mengetahuirelevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku La
Tahzan karya ‟Aidh Al-Qorni yang diterapkan dalam kehidupan sekarang.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
teoritismaupun praktis, antara lain:
1. Manfaat teoritis
a. Dapat mendiskripsikan konsep nilai pendidikan Islam dalam buku “La
Tahzan” karya „Aidh Al-Qorni
b. Dapat mendiskripsikan relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam
c. Dapat digunakan sebagai informasi dan tambahan pengetahuan
mengenai kontribusi nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku “La
Tahzan” karya „Aidh Al-Qorni terhadap perkembangan jiwa menjadi
lebih baik.
2. Manfaat praktis
a. Diharapkan skripsi ini dijadikan bahan acuan bagi remaja muslim agar
mempunyai akhlaqul karimah dan karakter yang baik.
b. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis serta tambahan pengetahuan
sekaligus untuk mengembangkan pengetahuan penulis dengan landasan
dan kerangka teoritis yang ilmiah atau pengintegrasian ilmu
pengetahuan dengan praktek serta melatih diri dalam research ilmiah.
E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Skripsi ini menggunakan pendekatan hermeneutika. Pendekatan ini
penulis pakai karena hermeneutika sangat relevan untuk menafsirkan
berbagai gejala, peristiwa, simbol maupun nilai-nilai yang
terkandungdalam ungkapan bahasa. Dalam hal ini yang diungkap adalah
nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku “La Tahzan” karya „Aidh
Al-Qorni (Kaelan, 2005: 80).
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research)
yaitu suatu cara kerja tertentu yang bermanfaat untuk mengetahui
pengetahuan ilmiah dari suatu dokumen yang dikemukaan oleh ilmuan
penelitian kualitatif sehingga menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata, catatan yang berhubungan dengan makna, nilai dan pengertian.
Dalam skripsi ini peneliti menganalisis muatan isi dari objek penelitian
yang berupa dokumen yaitu buku “La Tahzan” karya „Aidh Al-Qorni.
2. Sumber Data
a. Data primer yaitu, data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti atau
petugas-petugasnya dari sumber pertamanya (Suryabrata, 2005:39).
Data primer dalam penelitian ini adalah buku La Tahzankarya „Aidh
Al-Qorni.
b. Data sekunder dalam penelitian ini adalah karya-karya penulis lain
yang membahas tentang nilai-nilai pendidikan Islam, baik dalam
bentuk buku, jurnal, artikel maupun karya ilmiah lainnya. Beberapa
sumber yangpenulis gunakan sebagai data sekunder, antara lain: buku,
jurnal, artikel dan sumber lain yang relevan dengan penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data secara holistik integrative relevan dengan
fokus, maka teknik pengumpulan data yang akan dipakai menggunakan
metode dokumentasi. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data
melaluidokumen. Dokumen disini bisa berupa buku, surat kabar, majalah,
jurnal, ataupun internet yang relevan dengan tema penelitian ini.
4. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul dalam penelitian selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan teknik content analisis (Moleong, 1991:163), yaitu
suatu komunikasi sebagaimana terungkap dalam literatur-literatur yang
memiliki relevansi dengan tema penelitian ini yang berorientasi pada
upaya mendeskripsikan sebuah konsep atau memformulasikan suatu ide
pemikiran melalui langkah-langkah penafsiran terhadap teks dalam buku
“La Tahzan” karya „Aidh Al-Qorni.
Selain analisis isi, peneliti juga menggunakan teknik analisis
semiotik, karena obyek kajian berupa teks, maka nantinya juga akan dikaji
bahasa dari teks yang digunakan tersebut. Semiotik merupakan kajian
tanda yang ada dalam kehidupan, artinya segala sesuatu yang ada dalam
kehidupan dapat dilihat sebagai tanda, yakni sesuatu yang harus diberi
makna (Hoed, 2011:3) . Disini teks buku “La Tahzan” karya „Aidh Al
-Qorni, menjadi bagian dari tanda yang harus dimaknai. Dalam penerapan
teknik analisis semiotik ini peneliti memperhatikan bahasa yang digunakan
oleh „Aidh Al-Qorni dalam bukunya. Ketika ada suatu kata atau bahasa
yang diulang-ulang atau sebuah penekanan pada bahasa yang digunakan
maka itu artinya ada sebuah pesan yang ingin disampaikan olehnya.
Adapun langkah-langkahnya analisisnya sebagai berikut:
a. Memilih data dengan pembacaan dan pengamatan secara cermat
terhadap buku “La Tahzan”karya „Aidh Al-Qornididalamnya
terkandung nilai-nilai pendidikan Islam.
b. Mengkategorikan ciri-ciri atau komponen pesan yang mengandung
nilai-nilai pendidikan Islam yang ada dalam buku “La Tahzan”karya
„Aidh Al-Qorni.
c. Menganalisis relevansi pemikiran „Aidh Al-Qorni dalam konteks
Untuk mendapatkan kesimpulan penulis menggunakan pola penalaran
induktif, yaitu pola pemikiran berangkat dari suatu pemikiran khusus
kemudian ditarik generalisasi yang bersifat umum.
F. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalah-pahaman dalam penulisan skripsi ini, perlu
penulis jelaskan mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul di atas.
Istilah-istilah tersebut adalah :
1. Nilai-nilai Pendidikan Islam
a. Nilai-nilai
Nilai dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia berarti harga,
ukuran, angka yang mewakili prestasi, sifat- sifat yang penting yang
berguna bagi manusia dalam menjalani hidupnya (Kamisa, 1997:
376). Nilai mengacu pada sesuatu yang oleh manusia ataupun
masyarakat dipandang sebagai yang paling berharga.
Menurut Milto Roceach dan James Bank sebagaimana dikutip
oleh Mawardi Lubis, nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada
dalam ruang lingkup sistem kepercayaan, dimana seseorang harus
bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu
tindakan yang pantas atau tidak pantas dikerjakan, dimiliki dan
dipercayai (Lubis, 2011:16). Nilai menurut Fraenkel (dalam Lubis,
2011:17) adalah standar tingkah laku, keindahan, keadilan, kebenaran
dan efisiensi yang mengikat manusia dan sepatutnya dijalankan dan di
pertahankan.
Berdasarkan pengertian diatas penulis berpendapat bahwa
berharga bagi manusia sekaligus inti kehidupan dan diyakini sebagai
standar tingkah laku, tanpa nilai manusia tidak akan memiliki arti
dalam kehidupannya karena sebagai dasar dari aktifitas hidup manusia
harus memiliki nilai baik yang melekat pada pribadi maupun
masyarakatnya.
b. Pendidikan Islam
Pendidikan yaitu proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui: upaya pengajaran dan pelatihan, proses perbuatan, cara didik
(Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:768).
Menurut Ahmad D. Marimba (1989:19), pendidikan adalah
bimbingan atau pembinaan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama.
Adapun pengertian Islam berasal dari bahasa arab aslama
yuslimu islaman yang berarti berserah diri, patuh, dan tunduk.
Selanjutnya Islam menjadi nama suatu agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui nabi Muhammad SAW.
Pendidikan Islam yang dikehendaki dalam tulisan ini adalah
usaha atau proses yang ditujukan untuk membina kualitas sumber
daya manusia seutuhnya agar ia dapat melakukan peranannya dalam
kehidupan secara fungsional, optimal mengarahkan segala potensi
tercipta insan kamil sesuai ajaran yang diwahyukan Allah kepada
manusia melalui Nabi Muhammad SAW.
2. BukuLa Tahzankarya „Aidh Al-Qorni
Buku La Tahzan merupakan karya dari „Aidh Al-Qarni seorang
penulis besar dari Saudi. Secara umum buku ini berkaitan dengan watak,
sifat naluriah dan persoalan umum kejiwaan manusia. Buku La Tahzan ini
mempunyai artian bahwa dalam menjalani kehidupan ini harus dengan
penuh semangat. Tidak dirisaukan oleh masa lalu yang telah lewat dan
tidak pula dicemaskan oleh masa depan yang akan datang dengan
berpedoman dengan satu kata yaitu La Tahzan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan yang dimaksud dengan
nilai-nilai pendidikan Islam telaah dalam buku La Tahzan karya „Aidh Al-Qorni
adalah kumpulan dari prinsip-prinsip hidup yang saling terkait yang berisi
ajaran-ajaran guna memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta
sumber daya manusia yang ada menuju terbentuknya manusia seutuhnya
(insan kamil) sesuai dengan norma atau ajaran Islam yang tertuang
pesan-pesan dalam buku karangan „Aidh Al-Qorni yang berjudul La Tahzan.
G. Sistematika Penulisan
Secara umum dalam penulisan skripsi ini terbagi dari beberapa bagian
pembahasan teoritis dan pembahasan empiris dari dua pokok pembahsan
tersebut kemudian penulis jabarkan menjadi lima bab. Adapun perinciannya,
sebagai berikut :
Bab IPendahuluan, dalam bab ini penulis akan mengemukakan
antara lain : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika
penulisan.
Bab IIBiografi, pada bab ini dipaparkan tentang gambaran biografi dan
setting sosial dari „Aidh Al-Qorni beserta karangan-karangannya.
Bab IIIDeskripsi Pemikiran, penulis akan mengemukakan sistematika
penulisan buku “La Tahzan”, latar belakang penulisan buku “La Tahzan”,
pokok bahasan tentang nilai-nilai pendidikan Islam, metode pendidikan dan
tujuan pendidikan Islam menurut „Aidh Al-Qorni dalam buku “La Tahzan”.
Bab IV Pembahasan, penulis menguraikan tentang buku “La Tahzan”
karya „Aidh Al-Qorni, meliputi: analisis konsep nilai pendidikan Islam dalam
buku “La Tahzan” serta relevansi nilai-nilai dalam Pendidikan Islam dalam
kehidupan sehari-hari.
Bab VPenutup, meliputi; kesimpulan dan saran-saran yang menjadi
BAB II BIOGRAFI
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai gambaran singkat biografi dan
perjalanan karir‟Aidh Al-Qarni.
A. Setting Sosial „Aidh Al-Qarni
„Aidh al-Qarni lahir di perkampungan al-Qarn tahun 1379H (1960 M).
Nama lengkap beliau adalah`Aidh Abdullah bin `Aidh Qarni. Nama
al-Qarni diambil dari daerah asalnya di wilayah selatan Arab Saudi. Beliau
berasal dari keluarga “Majdu” di perkampungan al-Qarn, sebelah selatan
Kerajaan Arab Saudi. Di perkampungan ini lah beliau dibesarkan, sejak kecil
dia sudah dipekenalkan oleh ayahnya dengan aktifitas keagamaan. Sejak kecil
sang ayah sudah membawa al-Qarni ke masjid untuk shalat berjamaah. Sang
ayah juga telah memperkenalkan berbagai macam buku bacaan kepada Dia
semenjak kecil. Karenanya, ia sudah terbiasa dengan bacaan sejak kecil.
Mengenal latar belakang pendidikannya, Aidh Al Qarni telah belajar agama di
wilayah selatan Arab Saudi, baik dari ayahnya sendiri maupun dari para ulama
setempat. Pendidikan formalnya dimulai di Madrasah Ibtidaiyah Ali Salman
didesanya. Setelah lulus, dia kemudian melanjutkan pendidikan ke Ma'had
Ilmi sejak bangku SMP, hingga meraih gelar kesarjanaan (Lc) dari Fakultas
Ushuluddin di Universitas Islam Imam Muhammad ibn Su'ud tahun
1403-1404 dan gelar Magister dalam bidang Hadits Nabi tahun 1408 H dengan tesis
berjudul al-Bid'ah wa Atsaruha fi ad-Dirayah wa ar-Riwayah (Pengaruh
Bid'ah terhadap ilmu Dirayah dan Riwayah Hadits).
Ia menamatkan program sarjana (Lc), magister (M.A.) dan doktor di
Universitas Islam Imam Muhammad bin Su`ud, Riyadh, Arab Saudi. Gelar
Doktornya dalam bidang hadits diraih dari Al-Imam Islamic University,
Riyadh, pada tahun 1422 H. Saat itu ia mengajukan disertasi berjudul
"Dirasah wa Tahqiq Kitab Al-Mahfum Ala Shahih Muslim li Al-Qurthubi"
(Studi Analisis Kitab Al-Mahfum Ala Shahih Muslim Karya Al-Qurthubi).
B. Profesi „Aidh Al-Qarni 1. Aktivitas „Aidh Al-Qarni
Aktivitas „Aidh Al-Qarni boleh dibilang tidak jauh dari kegiatan
membaca dan menulis. Bahkan, ketika mendekam dalam penjara, dua
aktivitas inilah yang membuatnya sibuk. Pada usia 23 tahun Ia hafal
Al-Qur‟an dan kitab Bulughul Maram, serta telah mengajarkan 5.000-an
hadis dan 10.000-an bait syair. Sekitar 1.000-an judul kaset yang berisi
ceramah agama, kuliah, serta kumpulan puisi dan syair karyanya telah
dipublikasikan (www.young muslimsindo.blogspot.com dendy sugono,
dikutip 06 Desember 2012).
Kecerdasannya itu mengantarkan Al-Qarni sebagai penulis
produktif dan penceramah populer. Selama 29 tahun dia mengarungi dunia
dakwah, kaset-kaset ceramahnya telah beredar dan berkumandang di
sejumlah masjid, yayasan, universitas dan sekolah di berbagai belahan
dunia. Sekitar 1.000-an judul kaset yang berisi ceramah agama, kuliah,
serta kumpulan puisi dan syair karyanya telah dipublikasikan. Kitab-kitab
ke dalam berbagai bahasa. Keberaniannya menyuarakan kebenaran juga
sempat membuatnya merasakan jeruji besi pemerintah Al-Saud., Beliau
dan kawan-kawan ulama mudanya berani berteriak lantang menentang
kehadiran pasukan Amerika Serikat di Arab Saudi atas undang pemerintah
Arab Saudi. Al-Qarni juga dikenal sebagai tokoh pembaruan di Arab
Saudi yang mencoba melakukan pendekatan dengan aliran lain.
Tulisannya setiap pekan di harian Asharqul Awsath selalu ditunggu
pembaca dan menaikkan tiras koran yang semula diterbitkan di London itu
(www.young-muslim-latar-pendidikan, Abdul Ghafar, dikutip 06
Desember 2016).
2. „Aidh Al-Qarni Berdakwah Seumur Hidup.
Ketika berada di balik jeruji penjara, Aidh Al Qarni memilih untuk
terus menulis. ''Saya masuk penjara karena saya menulis 50 bait qasidah
(puisi) yang di anggap punya pengaruh politik,'' ujarnya.
Berlembar-lembar tulisan pun menjadi bukti ketekunan pria yang lahir di tahun 1379
H dan berasal dari perkampungan al-Qarn, sebelah selatan Kerajaan Arab
Saudi, ini menjalani hari-harinya di penjara.''Sekitar 100 halaman pertama
saya tulis di penjara,'' katanya.Setelah keluar dari penjara, „Aidh Al-Qarni
melanjutkan tulisannya. Untuk menyelesaikan lembar-lembar itu, dia
membutuhkan referensi 300 judul buku.Hingga akhirnya, lahirlah buku La
Tahzan yang diterjemahkan dengan Jangan Bersedih.Hasilnya sungguh
fenomenal. Inilah buku yang telah diterbitkan oleh puluhan penerbit dan
Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam 29 bahasa dunia. ''Di Arab
Saudi, buku itu sudah dicetak kurang lebih 1,5 juta eksemplar,'' kata Al
Qarni Di Indonesia, buku ini juga sempat menjadi buku terlaris. Kelebihan
buku Al-Qarni terlihat pada bahasan-bahasannya yang fokus, penuh
hikmah, dan selalu memberi jeda untuk merenung sebelum berlanjut pada
bahasan berikut. Pada bagian penutup, hadir pula kata-kata bijak yang
menjadi intisari tulisan-tulisan sebelumnya. Dalam bukunya pula,
Al-Qarni mengajak pembaca agar tidak menyesali kehidupan, tidak
menentang takdir, atau menolak dalil-dalil dalam Alquran dan sunnah.
Dalam kunjungan kali pertama di Indonesia, Qarni yang hafal
Al-Qur'an, 5000 hadits, dan 10 ribu bait syair Arab klasik hingga kontemporer
ini sempat bertandang ke sejumlah tempat dan menemui tokoh nasional.
Saat itulah wartawan Daman huri Zuhri dan Burhanuddin Bella berhasil
menemui sosok yang terkenal dengan sikap lembutnya itu. Dengan
diperkaya keterangan dari sejumlah sumber, Al-Qarni pun bertutur tentang
buku, kegiatan dakwah, dan kehidupan pribadinya Mengapa Anda
memberi judul La Tahzan (Jangan bersedih). Apa sesungguhnya yang
mendorong Anda memberi judul seperti itu?
Pertama, ini alasan dari Alquran. Seperti yang difirman Allah SWT
: La tahzan wa laa takhof (Janganlah bersedih dan janganlah takut). Ayat
ini disampaikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW ketika
bersama-sama sahabatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq memasuki Gua Tsur
Kedua, sesungguhnya kesedihan itu adalah penyakit alam
seluruhnya.Muslim atau bukan Muslim, orang pasti mengalami
kesedihan.Sedih karena sakit, sedih karena meninggal, sedih karena
kesulitan hidup dan berbagai masalah.Jadi, karena alasan itulah makanya
buku ini saya beri judul La Tahzan.
Anda dikenal sebagai seseorang yang banyak menulis dan
membaca buku. Sebenarnya, apa pedoman-pedoman atau
petunjuk-petunjuk praktis supaya lebih mudah dalam mendapatkan ilmu? Kaidah
pertama seseorang yang menuntut ilmu bagi kaum Muslimin untuk
mendapatkan ilmu adalah ikhlasun niat lillahi ta'ala. Karena dengan niat
yang ikhlas, Allah akan membuka hati seorang Muslim. Kedua, kita
mempelajari ilmu secara bertahap, berjenjang, tabarruj.Jangan kita
langsung kepada masalah-masalah besar nanti kita tidak bisa menguasai.
Ketiga, hendaklah kita membaca. Tapi, membaca saja tidak cukup kita
ambil ilmunya dari para masyarih (yang menguasai masalah). Orang-orang
berilmu yang mengerti masalah, sehingga ilmu kita kalau dari buku saja
bisa saja pemahaman kita salah. Tapi, ketika kita membahasnya dengan
orang-orang yang mengerti, insya Allah, pemahaman kita akan lebih
mantap dan ilmu kita akan lebih lurus. Keempat, ketika kita sudah
mengetahui satu masalah tentang ilmu kita, amalkan. Jangan hanya
dijadikan teori hingga akhirnya ilmu kita tidak berkah. Sebagaimana orang
Yahudi dalam Alquran waktu mereka membatalkan janji-janji kepada
batu.Ini i'tibar bagi kita sekalian. Kelima, kalau kita sudah punya ilmu dan
paham benar maka ajarkan kepada orang lain. Jangan disimpan untuk diri
sendiri. Berikan ilmu kita kepada orang lain sehingga banyak manfaatnya
untuk masyarakat menjadi amal saleh bagi kita.
C. Karya-Karya „Aidh Al-Qarni.
„Aidh Al-Qarni merupakan sosok pemikir dan Ulama terkemuka. Ia
telah melahirkan karya-karya sastra yang merupakan kekayaan intelektual
yang sangat berharga. Karya-karyanya yang berbentuk suluk dari karya
pemikir ulama Islam terdahulu. Naskah aslinya yang berupa manuskrip atau
tulisan tangan asli masih bisa ditemui pada perpustakaan-perpustakaan
perguruan tinggi di Negeri London. Di perpustakaan-perpustakaan tersebut
seseorang akan dapat menemukan dan mengkaji berbagai pemikiran yang
tersimpan dalam koleksi karya-karya pemikir dan ulama Islam Arab Saudi
zaman sekarang.
„Aidh Al-Qarni juga dikenal sebagai tokoh pembaruan di Arab Saudi
yang mencoba melakukan pendekatan dengan `aliran` lain. Tulisannya setiap
pekan di harian Asharqul Awsath selalu ditunggu pembaca dan menaikkan
tiras koran yang semula diterbitkan di London itu. „Aidh Al-Qarni telah
menuangkan ilmunya melalui tulisan-tulisan, hal ini dapat dilihat melalui
karya-karyanya antara lain: dalam bidang tafsir, Aidh al Qarni di telah
menyususn sebuah kitab tafsir yang diberi nama: Tafsir Al Muyassar,
berjumlah empat jilid, tafsir ini merupakan tafsir yang cukup mudah di pahami
Sementara bukunya yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
yang cukup laris yang diterbitkan sejumlah penerbit dan dicetak berulang kali
adalah:
1. La Tahzan, Jangan Bersedih` (Qishti Press).
2. Tips Menjadi Wanita Paling Bahagia di Dunia` (Maghfirah)
3. Menjadi Wanita Paling Bahagia` (Qishti Press)
4. Ramadhankan Hidupmu`(Maghfirah Pustaka)
5. Tersenyumlah`(Gema Insani).
6. Jangan Putus Asa`(Robbani Press).
7. Jangan Berputus Asa` (Darul Haq)
8. Jagalah Allah, Allah Menjagamu (Darul Haq)
9. Majelis Orang-Orang Saleh`(Gema Insani)
10.Cambuk Hati`(Irsyad Baitus Salam)
11.BagaimanaMengakhiriHari-harimu`(SaharaPublisher)
12.Berbahagialah`(Pustaka Al-Kautsar) dan(Gema Insani)
13.Power of Love` (Zikrul Hakim)
14.Al-Azahamah, Keagungan`(Pustaka Azzam)
15.Menakjubkan!`(Aqwam)
16.Jadilah Pemuda Kahfi`(Aqwam)
17.Mutiara Warisan Nabi SAW`(Sahara Publisher)
18.Gerbang Kematian` (Pustaka Al-Kautsar)
Bila di lihat dari karya-karya‟ Aidh Al-Qarni menunjukan bahwa ia
cenderung mengajarkan tentang sastra dan motivasi yang mengenai tentang
syair- syair arab kuno sebagai motivasi untuk umat islam dan fiqih.
bebas yang tidak terikat kepada kaidah yang terdapat didalam puisi. terdapat
satu karya dalam puisi (Kamus Besar Bhasa Indonesia, Balai Pustaka,
2002:899), yaitu Syair Ma‟rifah yang salah satu naskahnya dipopulerkan
seluruh Indonesia termasuk Arab Saudi. Syair itu mengemukakan tentang
empat komponen agama Islam dan motivasi untuk kalangan remaja umat
muslimin, yaitu Iman, Islam, tauhid dan Ma‟rifah. Serta tentang ma‟rifah
sebagai pengetahuan sufi yang memahkotai empat komponen itu. Empat
komponen agama inilah yang akan menentukan seseorang di sebut sebagai
insan kamil (manusia sempurna). Data di atas menunjukan bahwa „Aidh Al
-Qarni dapat dikatakan sebagai penerus yang sesungguhnya dari tradisi
BAB III
DESKRIPSI PEMIKIRAN
A. Sistematika Penulisan Buku “La Tahzan”
Buku La Tahzan karya „Aidh Al-Qarni memiliki sistematika hampir
sama dengan buku lainnya, dengan halaman pertama judul diikuti dengan
nama pengarang yaitu „Aidh Al-Qarni dan penerjemah Samson Rahman,
penerbit Qisthi Press. Halaman berikut tentang pengantar penerbit, pengantar
penerjemah dan pengantar penulis. Dengan bahasa yang halus dan sopan
penulisan buku ini menjelaskan tentang pengetuk hati agar selalu ingat akan
rahmat dan ampunan Allah, bertawakkal dan berbaik sangka kepada-Nya,
mengimani qadha dan qadar-Nya, menjalani hidup sesuai apa adanya,
melepaskan kegundahan tentang masa depan dan mengingat nikmat Allah
untuk mendatangkan kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, kelapangan hati,
membuka pintu optimisme dan menyingkirkan segala kesulitan demi meraih
masa depan yang lebih indah.
Buku La Tahzan, menjelaskan usaha untuk meluruskan berbagai
kesalahan yang terjadi akibat penyimpangan terhadap fitrah saat berinteraksi
dengan sunnah-sunnah Allah, sesama manusia, benda, waktu dan tempat.
Buku ini mencegah agar tidak terus-menerus melawan arus kehidupan,
menentang takdir, mendebat manhaj yang telah digariskan dan mengingkari
bukti-bukti. Selain itu, buku ini mengajak agar senantiasa tenang menatap
perjalanan masa depan, merasa yakin dengan semua potensi dalam diri sendiri,
menyimpan semua energi positif yang ada serta menghimbau untuk
melupakan tekanan hidup, sesaknya perjalanan usia dan beban perjalanan
hidup sistem pergantian antara pembahasan masalah yang satu dengan
pembahasan masalah yang lain yang ditandai dengan bab-bab tertentu yang
sesuai dengan pembahasan masalah.
Penulis tidak menyusun buku dalam sistematika bab-bab dan
pasal-pasal yang banyak. Penulisan buku ini dengan gaya yang sangat variatif.
Adakalanya membeberkan beberapa permasalahan dalam beberapa paragraf,
kemudian berpindah dari satu permasalahan ke permasalahan lain, kembali
lagi pada bahasan yang sama setelah beberapa halaman pembahasan yang
berbeda ditujukan agar lebih sedap dibaca, lebih enak dan tidak
membosankan. Selain itu, penulis tidak memberi nomor surat dan ayat serta
tidak pernah menyebutkan perawi hadits. Meski demikian, bila hadits yang
disebutkan itu lemah maka penulis selalu mengingatkannya. Adapun bila
hadits itu shahih, maka penulis hanya akan menyebutnya hadits shahih dan
kadangkala tak memberi catatan apapun.. Semua ini dilakukan agar tulisan ini
ringkas, terhindar dari banyaknya pengulangan, penjelasan yang bertele-tele,
dan tidak menjemukan. Pembaca melihat ada beberapa pengulangan pada
sejumlah materi. Meski demikian, penulis selalu berusaha mengemasnya
dalam metode dan struktur pembahasan yang berbeda. Ini memang sengaja
dilakukan untuk menguatkan pemahaman kita dengan cara menyajikannya
lebih sering.
Kelebihan buku La Tahzan terlihat pada bahasan-bahasan yang fokus,
bahasan berikut. Pada bahagian penutup, hadir pula kata-kata bijak yang
menjadi intisari tulisan-tulisan sebelumnya.
B. Latar Belakang Penulisan Buku “La Tahzan”
Buku ini dinamakan La Tahzan karena pertama, ini alasan dari
Al-Qur‟an. Seperti yang di firman Allah SWT: La tahzan wa laa takhof
(Janganlah bersedih dan janganlah takut). Ayat ini disampaikan Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW ketika bersama-sama sahabatnya Abu Bakar
Ash-Shiddiq memasuki Gua Tsur sebelum melakukan hijrah ke kota Yatsrib,
Madinah al Munawwarah. Kedua, sesungguhnya kesedihan itu adalah
penyakit alam seluruhnya. Muslim atau bukan Muslim, orang pasti mengalami
kesedihan. Sedih karena sakit, sedih karena meninggal, sedih karena kesulitan
hidup dan berbagai masalah. Jadi, karena alasan itulah makanya buku ini
diberi judul La Tahzan
(http://profil-insan.blogspot.com/2009/03/dr-aidh-abdullah-al-qarni-penulis.html diakses pada 20 Desember 2016 jam 16.00
WIB).
Salah satu peristiwa yang mendorong beliau menulis buku La Tahzan
ialah ketika beliau dipenjara selama 10 bulan, sekitar 10 tahun lalu. Beliau
ditahan karena menerbitkan beberapa bait syair berkaitan dengan politik.
Selama dipenjara, beliau banyak membaca buku mengenai musibah dan
masalah manusia, pembunuhan serta hubungan bapak dengan ibu atau anak
dengan orang tua. Hal ini mendorong beliau untuk memberikan solusi kepada
Untuk menulis La Tahzan, beliau telah menggunakan lebih kurang 300
buku dari berbagai bahasa sebagai rujukan. Pada mulanya beliau menulis bab
per bab. Namun, setelah difikirkan kembali, manusia akan bosan dengan cara
penulisan seperti itu. Maka, Dr. Aidh telah menulis buku La Tahzan secara
berlika-liku seperti sebuah taman, sehingga pembaca seperti sedang berjalan
di tempat yang indah.
Buku La Tahzan merupakan salah satu buku self-help, buku petunjuk
cara hidup dan buku motivasi. Buku ini ditulis untuk siapa saja yang
senantiasa merasa hidup dalam bayang-bayang kegelisahan, kesedihan dan
kecemasan atau orang yang selalu sulit tidur dikarenakan beban duka dan
kegundahan yang semakin berat menerpa. Buku ini akan mengatakan kepada
pembacanya, "Bergembiralah dan berbahagialah!" atau Optimislah dan
tenanglah!
Bahkan, mungkin pula ia akan berkata, “Jalani hidup ini apa adanya dengan
ketulusan dan keriangan!”. Buku ini berusaha meluruskan berbagai kesalahan
yang terjadi akibat penyimpangan terhadap fitrah saat berinteraksi dengan
sunah-sunah Allah, sesama manusia, benda, waktu dan tempat.
Ada beberapa hal penting dari buku ini, diantaranya adalah:
1. Buku ini ditulis untuk mendatangkan kebahagiaan, ketenangan,
kedamaian, kelapangan hati, membuka pintu optimisme dan
menyingkirkan segala kesulitan demi meraih masa depan yang lebih indah.
Buku ini merupakan pengetuk hati agar selalu ingat akan rahmat dan
qadha dan qadar-Nya, menjalani hidup sesuai apa adanya, melepaskan
kegundahan tentang masa depan, dan mengingat nikmat Allah.
2. Buku ini mencoba memberikan resep-resep bagaimana mengusir rasa
duka, cemas, sedih, tertekan dan putus asa.
3. Buku ini bersifat umum, alias untuk siapa saja. Singkatnya, untuk kaum
muslim maupun non muslim. Pembicaraan dalam buku ini secara umum
adalah berkaitan dengan watak dan sifat naluriah dan persoalan-persoalan
umum kejiwaan manusia. Namun begitu, buku ini tetap menempatkan
Manhaj Rabbani sebagai penyuluh.
4. Pembaca tidak akan hanya menjumpai kutipan-kutipan pernyataan dari
orang-orang Timur, tetapi juga dari orang Barat.
C. Isi Buku “La Tahzan” tentang Nilai Pendidikan Islam 1. Nilai Pendidikan Islam Secara Umum
Menurut Milton Rokeach dan James Bank nilai adalah suatu tipe
kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan yang
mana seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai
sesuatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan. Menurut Sidi Gazalba
mengartikan nilai merupakan sesuatu yang bersifat abstrak, ia ideal, nilai
bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah
dan menurut pembuktian empirik, melainkan soal penghayatan yang
dikehendaki dan tidak dikehendaki, disenangi dan tidak disenangi (Thoha,
1996:60-61). Nilai-nilai Islam itu pada hakikatnya adalah kumpulan dari
prinsip-prinsip hidup, ajaran-ajaran tentang bagaimana manusia
dengan lainnya saling terkait membentuk satu kesatuan yang utuh tidak
dapat dipisah-pisahkan.
Idealnya nilai ajaran Islam dapat terinternalisasikan dalam sistem
pendidikan Islam sehingga outputnya dapat mengembangkan kepribadian
muslim yang memiliki integritas kepribadian tinggi. Menurut Achmadi
(2005:28) pendidikan Islam adalah segala usaha untuk memelihara dan
mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia yang ada
padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya/insan kamil sesuai
dengan norma Islam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
nilai-nilai pendidikan Islam adalah sifat-sifat atau hal-hal yang melekat pada
pendidikan Islam yang digunakan sebagai dasar manusia untuk mencapai
tujuan hidup manusia yaitu mengabdi kepada Allah SWT.
Macam-macam nilai sangat kompleks dan sangat banyak, pada
dasarnya nilai itu dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dilihat dari
sumbernya nilai dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: (Isna,
2001:98-99)
a. Nilai Ilahiyah (nash) yaitu nilai yang lahir dari keyakinan (belief),
berupa petunjuk dari supernatural atau Tuhan. Dibagi atas tiga hal:
1) Nilai Keimanan (Tauhid/Akidah)
2) Nilai Ubudiyah
3) Nilai Muamalah
b. Nilai Insaniyah (Produk budaya yakni nilai yang lahir dari kebudayaan
masyarakat baik secara individu maupun kelompok) yang terbagi
menjadi tiga:
2) Nilai Sosial
3) Nilai Estetika
Kemudian dalam analisis teori nilai dibedakan menjadi dua jenis
nilai pendidikan yaitu:
a. Nilai instrumental yaitu nilai yang dianggap baik karena bernilai untuk
sesuatu yang lain.
b. Nilai instrinsik ialah nilai yang dianggap baik, tidak untuk sesuatu
yang lain melainkan didalam dan dirinya sendiri (Syam, 1986:137).
Islam memandang adanya nilai mutlak dan nilai intrinsik yang berfungsi
sebagai pusat dan muara semua nilai. Nilai tersebut adalah tauhid
(uluhiyah dan rububiyah) yang merupakan tujuan semua aktivitas hidup
muslim. Nilailain yang termasuk amal shaleh dalam Islam termasuk nilai
instrumental yang berfungsi sebagai alat dan prasarat untuk meraih nilai
tauhid. Pokok-pokok nilai pendidikan Islam yang utama yang harus
ditanamkan pada anak yaitu nilai pendidikan i‟tiqodiyah, nilai pendidikan
amaliyah, nilai pendidikan khuluqiyah (Achmadi, 1992: 58).
a. Nilai Pendidikan I‟tiqodiyah
Nilai pendidikan I‟tiqodiyah ini merupakan nilai yang terkait
dengan keimanan seperti iman kepada Allah SWT, Malaikat, Rasul,
Kitab, Hari Akhir dan Takdir yang bertujuan menata kepercayaan
individu. Iman berasal dari bahasa Arab dengan kata dasar
amanayu‟minu imanan artinya beriman atau percaya. Percaya dalam
bahasa Indonesia artinya mengakui atau yakin bahwa sesuatu (yang
3 unsur yang mesti berjalan serasi, tidak boleh tumpang antara
pengakuan lisan, pembenaran hati dan pelaksanaan secara nyata dalam
perbuatan. Adapun bukti-bukti keimanan diantaranya: Kaelani HD
(2000: 60-61)
1) Mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya.
2) Melaksanakan perintah-perintah-Nya.
3) Menghindari larangan-larangan-Nya.
4) Berpegang teguh kepada Allah SWT dan sunnah Rasul-Nya.
5) Membina hubungan kepada Allah SWT dan sesama manusia.
6) Mengerjakan dan meningkatkan amal shaleh.
7) Berjihad dan dakwah. Nilai Kemanusiaan.
Pendidikan keimanan termasuk aspek pendidikan yang patut
mendapat perhatian yang pertama dan utama dari orang
tua.Memberikan pendidikan ini kepada anak merupakan keharusan
yang tidak boleh ditinggalkan.Pasalnya iman mendasari keIslaman
seseorang.Pendidikan keimanan harus dijadikan sebagai salah satu
pokok dari pendidikan kesalehan anak. Dengannya dapat diharapkan
kelak ia akan tumbuh dewasa menjadi insan yang beriman kepada
Allah SWT melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Dengan keimanan yang kuat bisa membentengi dirinya dari perbuatan
dan kebiasaan buruk.
b. Nilai Pendidikan Amaliyah.
Nilai pendidikan amaliyah merupakan nilai yang berkaitan
dengan tingkah laku. Nilai pendidikan amaliyah, diantaranya:
Ibadah merupakan bukti nyata bagi seorang muslim dalam
meyakini dan mepedomani aqidah Islamiyah. Pembinaan ketaan
beribadah kepada anak di mulai dari dalam keluarga. Sejak dini
anak-anak harus diperkenalkan dengan nilai ibadah, seperti
diajarkan melafalkan surat-surat pendek dari Al-Qur‟an untuk
melatih lafal-lafal agar fasih mengucapkannya, karena membaca
Al-Qur‟an adalah ibadah.Kemudian juga anak-anak dilatih
mendirikan shalat, maksudnya agar ketika anak mulai baligh, tidak
perlu bersusah payah belajar shalat.
Pendidikan ibadah merupakan salah satu aspek pendidikan
Islam yang perlu diperhatikan semua ibadah dalam Islam yang
bertujuan membawa manusia agar selalu ingat kepada Allah SWT.
2) Pendidikan Muamalah
Pendidikan muamalah merupakan pendidikan yang memuat
hubungan antara manusia baik secara individu maupun kelompok.
Pendidikan muamalah ini, meliputi:
3) Pendidikan Syakhsiyah
Pendidikan Syakhsiyah merupakan pendidikan yang
memuat perilaku individu, seperti masalah perkawinan, hubungan
suami istri dan keluarga yang bertujuan untuk membentuk keluarga
yang sakinah dan sejahtera.
4) Pendidikan Madaniyah
Pendidikan ini berkaitan dengan perdagangan, seperti: upah, gadai
5) Pendidikan Jana‟iyah
Pendidikan ini yang berhubungan dengan pidana atas pelanggaran
yang dilakukan, yang bertujuan memlihara kelangsungan
kehidupan manusia, baik berkaitan dengan harta, kehormatan,
maupun hak-hak individu yang lain.
6) Pendidikan Murafa‟at
Pendidikan ini berhubungan dengan acara seperti peradilan, saksi
maupun sumpah yang bertujuan untuk menegakkan keadilan
diantara anggota masyarakat.
7) Pendidikan Dusturiyah
Pendidikan ini berhubungan dengan undang-undang Negara yang
mengatur hubungan rakyat dengan pemerintah yang bertujuan
untuk stabilitas bangsa.
8) Pendidikan Duwaliyah
Pendidikan ini yang berhubungan dengan tata negara seperti tata
negara Islam, tata negara tidak Islam, wilayah perdamaian dan
wilayah perang, dan hubungan muslim di negara lain yang
bertujuan untuk perdamaian dunia.
9) Pendidikan Iqtishadiyah
Pendidikan ini berhubungan dengan perkonomian individu
dan negara, hubungan yang miskin dengan yang kaya yang
bertujuan untuk keseimbangan dan pemerataan pendapatan.
c. Nilai Pendidikan Khuluqiyah
Pendidikan ini merupakan pendidikan yang berkaitan dengan
dan menghiasi diri dengan perilaku terpuji. Pendidikan akhlak
merupakan bagian terpenting dalam kehidupan sehari-hari, karena
seseorang yang tidak memiliki akhlak akan menjadikan dirinya
berbuat merugikan orang lain. Pendidikan akhlak merupakan
pendidikan yang dapat membawa menuju kesuksesan, oleh karena itu
didiklah anak-anak kita dengan akhlak yang baik, karena orang tua
merupakan cerminan yang pertama yang di contoh oleh anak.
Paparan di atas dapat disimpulkan bahwa masing-masing nilai
mempunyai keterkaitan dengan nilai yang satu dengan lainnya, misalkan:
nilai ilahiyah mempunyai relasi dengan nilai insaniyah, nilai ilahi (Hidup
etis religious) mempunyai kedudukan vertical lebih tinggi dari nilai hidup
yang lain. Disamping secara hirarki lebih tinggi, nilai keagamaan
mempunyai konsekwensi pada nilai yang lain dan sebaliknya nilai lain
mempunyai nilai konstitusi pada nilai etis religious.
Adapun pandangan hidup yang mendasari seluruh kegiatan
pendidikan Islam ialah pandangan hidup muslim yang merupakan
nilai-nilai luhur yang bersifat universal yakni Al-Qur‟an dan As-Sunnah yang
shahih juga pendapat sahabat dan juga ulama sebagai tambahan.
Kedudukan Al-Qur‟an sebagai sumber dapat dilihat dari kandungan Surat
Al-Baqarah ayat 2:
Artinya: “Kitab [Tuhan menamakan Al Quran dengan Al kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa Al Quran
diperintahkan untuk ditulis] (Al-Qur‟an) ini tidak ada keraguan
memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja]”.
Selanjutnya firman Allah SWT dalam QS. Asy-Syuura ayat 17:
Artinya: “Allah-lah yang menurunkan kitab dengan (membawa)
kebenaran dan (menurunkan) neraca (keadilan). dan tahukah kamu, boleh Jadi hari kiamat itu (sudah) dekat?”.
Al-Qur‟an adalah petunjuk-Nya yang bila dipelajari akan membantu
menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman berbagai problem
hidup. Apabila dihayati dan diamalkan menjadi pikiran rasa dan karsa
mengarah pada realitas keimanan yang dibutuhkan bagi stabilitas dan
ketentraman hidup pribadi dan masyarakat.
Sebagai suatu subjek pelajaran, pendidikan agama Islam
mempunyai fungsi yang berbeda dari subjek pelajaran yang lain.
Pendidikan agama Islam ini mempunyai fungsi yang bermacam-macam,
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing lembaga
pendidikan. Fungsi yang diemban akan menentukan berbagai aspek
pengajaran yang dipilih oleh pendidikan agar tujuannya tercapai.
Pendidikan Agama, termasuk pendidikan agama Islam, dapat diarahkan
untuk mengemban salah satu atau gabungan dari beberapa fungsi, yaitu:
a. Konvensional, dimaksudkan untuk meningkatkan komitmen dan
perilaku keberagamaan seseorang/peserta didik.
b. Neo konvensional, dimaksudkan untuk meningkatkan keberagamaan
agar peserta didik diharapkan menjadi “manusia beragama” sesuai
dengan yang diidealkan oleh ajaran agama. Pendidikan agama Islam
ada kemungkinan untuk mempelajari dan mempermasalahkan ajaran
agama lain namun disini mempelajari untuk memperkokoh agama
sendiri dan dalam rangka meningkatkan toleransi antar umat beragama.
c. Konvensional tersembunyi, yaitu pendidikan yang menawarkan
sejumlah pilihan ajaran agama dengan harapan peserta didik akan
memilih salah satu yang dianggap paling benar dan sesuai dengan
dirinya tanpa ada arahan pada salah satu diantaranya.
d. Implisit, dimaksudkan untuk memperkenalkan peserta didik pada
ajaran agama yang secara terpadu dengan seluruh aspek kehidupan
melalui berbagai subyek pelajaran. Fungsi ini lebih menekankan pada
nilai-nilai universal dari ajaran agama-agama yang berguna bagi
kehidupan manusia dalam berbagai aspeknya.
e. Non konvensional, dimaksudkan untuk memahami keyakinan atau
pandangan hidup yang dianut oleh orang lain.
Sebagaimana termaktub dalam Bab II Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan
Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang bertaqwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan
pendidikan yang telah dirumuskan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
dimaksud disini adalah pertama, manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.Kedua, berbudi pekerti luhur.Ketiga,
memiliki pengetahuan dan keterampilan.Keempat, sehat jasmani dan
rohani.Kelima, berkepribadian mantap dan mandiri.Keenam, memiliki rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk
“meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan
peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”. Dari
tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan
dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu: (1)
dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; (2) dimensi
pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik
terhadap ajaran agama Islam; (3) dimensi penghayatan atau pengalaman
batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam; (4)
dimensi pengamalan, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah
diimani, dipahami dan dihayati atau diinternalisasi oleh peserta didik itu
mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan,
mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam
kehidupan pribadi sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Allah SWT serta mengaktualisasikan dan merealisasikan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pasal 26 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan standar
untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut. Tujuan pendidikan agama Islam dapat dibagi menjadi 4 (empat)
bagian, yaitu:
a. Tujuan ideal
Agar mampu memperoleh hikmah kebijaksanaan hidup berdasarkan
ajaran Islam. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS. Lukman
Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan
Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
b. Tujuan institusional
Agar mengetahui, mengerti dan memahami akidah dan syariah Islam
sebagaimana firman Allah dalam QS.At-Taubahayat 123:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orangkafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka
menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah,
bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa”.
c. Tujuan kurikuler
Dalam tujuan ini yang ingin dicapai adalah: mengetahui, memahami,