• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM BUKU “LA TAHZAN” KARYA „AIDH AL-QORNI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM BUKU “LA TAHZAN” KARYA „AIDH AL-QORNI SKRIPSI"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM

BUKU “

LA TAHZAN

” KARYA „AIDH AL

-QORNI

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun oleh TOPIKIN 111 12 103

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

DEKLARASI

الله الرحمن الرحيممسب

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 14 Maret 2017

Penulis,

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini:

Nama : TOPIKIN

NIM : 11112103

Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jurusan : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga, 14Maret 2017

Yang Menyatakan,

(5)

Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag.

Dosen IAIN Salatiga

Nota Pembimbing Lamp : 4 eksemplar

Hal : Naskah skripsi

Saudara TOPIKIN

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

di Salatiga

Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : TOPIKIN

NIM : 111 12 103

Fakultas / Progdi : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan

Agama Islam (PAI)

Judul : NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM

BUKU “LA TAHZAN” KARYA „AIDH AL -QORNI

Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera

dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu'alaikum, Wr, Wb.

Salatiga, 14 Maret 2017 Pembimbing

Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag.

(6)

SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM

DALAM

BUKU “

LA TAHZAN

” KARYA „AIDH AL

-QORNI

DISUSUN OLEH: TOPIKIN NIM: 111 12 103

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan

Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga, pada tanggal 30 Maret 2017dan telah dinyatakan memenuhi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Mufiq, M.Ag., M.Phil.

Sekretaris Penguji : Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag.

Penguji I : Achmad Maimun, M.Ag.

Penguji II :Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

Salatiga, … April 2017

Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan (FTIK)

Suwardi, M.Pd.

NIP. 19670121 199903 1 002 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

(7)

MOTTO









Artinya:“Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat”.

“Ketahuilah, bahwa yang terbaik dari hari

-hari kita

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap

mempunyai peran penting dalam hidup-Ku

1. Keluarga: nenek, almarhum bapak Yono dan Ibu Suti, adik Ahmad Budi

Castanyo.

2. Keluarga besar Bani Mundzir dan Bani Mangil.

3. Keluarga besar pengasuh Ponpes Dawar (Almarhum KH. Kharisudin, Kyai

Muhammad Jundan, Kyai Ahmad Kharir, Kyai Lukman Hakim dan

teman-teman).

4. Keluarga besar pengasuh Ponpes Al-Gufron (Almarhum KH. Slamet Gufron)

dan teman-teman (Munir, Rofi‟, Fuad, Kuri, Adib, Lintang).

5. Pembimbing akademik: Bpk. Dr. Muh. Irfan Helmy, Lc. MA.,

6. Pembimbing skripsi: Ibu Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag.

7. Keluarga PACISTA (Dedi, Tri, Ridwan, Datul, Ika, Novi, Putri, Nia, Haroh),

Keluarga besar IMADISA (Ikatan Mahasiswa Purwodadi IAIN Salatiga),

Keluarga besar PMII Kota Salatiga.

8. Teman-teman Yayasan Nurul Iman Margosari Kota Salatiga.

9. Teman-teman KKN Posko 56 Kenteng Bawang Magelang (Asih Rahayu,

Ragil, Novi, Saydatul, Eko, Bilal).

10. Lailatul jannah yang selalu memberi motivasi dan semangat.

11.Untuk calon makmum dalam hidup Ku.

(9)

KATA PENGANTAR

الله الرحمن الرحيممسب

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada

junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke

jalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini

adalah “

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM

BUKU “

LA

TAHZAN” KARYA „AIDH AL

-QORNI.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga

4. Ibu Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah

berkenan secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan

pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat

berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya

(10)

5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI IAIN

Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan

kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

6. Almarhum Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan

baik moril maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi

tercapainya cita-cita.

7. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu

memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam

penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena

itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan

memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amien ya robbal

„alamien.

Salatiga, 14Maret 2017 Penulis,

(11)

ABSTRAK

Topikin. 2017. Nilai-Nilai Pendidikan Islamdalam Buku “La Tahzan” Karya „Aidh Al-Qorni.Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga. Pembimbing : Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag.

Kata Kunci: Buku La Tahzan, Pendidikan Islam.

Buku La Tahzanadalah sebuah buku yang di tulis oleh „Aidh Al-Qorni. Dalam bukunya ini berisi banyak hal yang berkaitan dengan pendidikan Islam maupun aspek psikologis yang sangat memberikan konstribusi bagi bangunan keimanan maupun motivasi yang positif bagi kehidupan sehari-hari.

Pokok masalah dalam penelitian ini adalah :1) Bagaimananilai pendidikan Islam dalam buku La Tahzan karya ‟Aidh Al-Qorni? 2) Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku La Tahzan karya ‟Aidh Al -Qorni dalam kehidupan sekarang? Mengingat kajiannya merupakan penelitian literarur/studi pustaka(library research) maka metode yang digunakan adalah analasis isi dari buku tersebut (content analisis).

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwanilai-nilai pendidikan Islam dalam buku “La Tahzan”, yaitu: keimanan, tawakal, anjuran taubat dan khusnuddhon. Selain aspek pendidikan Islam dalam buku tersebut terdapat nilai psikologis yang sangat penting yaitu rasa percaya diri dan motivasi untuk selalu mencintai ilmu. Sementara relevansi nilai-nilai pendidikan Islam tersebut dengan pendidikan saat ini yang serba globalisasi yaitu minimnya tingkat keimanan, ketakwaan, taubat dan khusnuddhon/berprasangka baik.Paling tidak dengan adanya pembahasan nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku La Tahzan karya

„Aidh Al-Qorni ini dapat dijadikan tolak ukur dan diaktualisasikandalam dunia

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN DEKLARASI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 5

E. Metode Penelitian ... 6

F. Penegasan Istilah ... 9

(13)

BAB II BIOGRAFI

A. Setting Sosial „Aidh Al-Qarni ... 13

B. Profesi „Aidh Al-Qarni ... 14

C. Karya-Karya „Aidh Al-Qarni ... 18

BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN

A. Sistematika Penulisan Buku “La Tahzan” ... 21

B. Latar Belakang Penulisan Buku “La Tahzan” ... 23

C. Isi Buku “La Tahzan” tentang Nilai Pendidikan Islam 25

1. Nilai Pendidikan Islam Secara Umum... 25

2. Nilai Pendidikan Islam dalam Buku “La Tahzan” . 38

BAB IV PEMBAHASAN

A. Signifikansi Pemikiran Nilai Pendidikan Islam

dalam Buku “La Tahzan ... 70

B. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Buku “La

Tahzan” dan Relevansinya dengan Kondisi

Sekarang ... 90

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 96

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Pembimbingan dan Asisten Pembimbingan Skripsi

Lampiran 3 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 4 Daftar SKK

(15)

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan di Indonesia memang menghadapi problematika

yang sangat kompleks dan menuntut pembenahan yang seksama. Suatu sistem

pendidikan dapat dikatakan bermutu, jika proses belajar-mengajar

berlangsung secara menarik dan menantang, sehingga peserta didik dapat

belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan. Prorses

pendidikan yang bermutu akan membuahkan hasil pendidikan yang bermutu

dan relevan dengan pembangunan. Untuk mewujudkan pendidikan yang

bermutu dan efesien perlu disusun dan dilaksanakan program-program

pendidikan yang mampu membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan,

karena dengan kualitas pendidikan yang optimal, diharapkan akan dicapai

keunggulan sumberdaya manusia yang dapat menguasai pengetahuan,

ketrampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang

terus berkembang.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah menyebabkan

berkembangnya gaya hidup materialistik dan hedonistik dikalangan warga

masyarakat. Dampak lebih jauhdari gaya hidup tersebutmerebaknya dekadensi

moral atau pelecehan nilai-nilai agama, baik dikalangan orang dewasa, remaja

maupun anak- anak. Akan tetapi, banyak dikalangan remaja, karena secara

psikologis masa remaja merupakan masa yang penuh teka-teki

(pertumbuhannya dipengaruhi oleh lingkungan sekitar sehingga

(16)

perkembangan jiwa mereka ataupun karakter mereka berbeda-beda,

kepribadian mereka susah ditebak), dilematis (merupakan peralihan dari masa

anak- anak menuju usia dewasa sehingga cenderung coba- coba) dan sangat

rentan.

Perilaku-perilaku reaktif, semakin meresahkan jika dikaitkan dengan

masa depan diperkirakan akan semakin kopleks dan penuh tantangan.

Tantangan kompleksitas masa depan memberikan dua alternatif, yaitu pasrah

kepada nasib atau mempersiapkan diri sebaik mungkin. Misi pendidikan yang

juga berdimensi masa depan tentunya menjatuhkan pada pilihannya pada

alternatif kedua, artinya pendidikan mengemban tugas untuk mempersiapkan

peranannya di masa depan agar kelak menjadi manusia berkualitas (Ali dan

Asrori, 2006:107).

Paparan diatas menjelaskan bahwa pengetahuan yang komprehensif

sangatmembantu dalam mempersiapkan individu kepada masa depan yang

cerah dan menjadi harapan semua di dunia. Sebagaimana termuat dalam

firman Allah Q.S.Ar- Ra‟du ayat 11:

….





















































Artinya:“…Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum

(17)

Mengingat manusia dengan kelengkapan-kelengkapan dasar dalam

dirinya baru mencapai kematangan hidup.Setelah berkembang melalui tingkat

hidup kejiwaan dan kejasmaniahan dengan pengarahan atau bimbingan dari

pendidikan yang diperoleh, karena tidak ada satu pun makhluk ciptaan Tuhan

di atas bumi yang dapat mencapai kesempurnaan atau kematangan hidup

tanpa berlangsung melalui suatu proses atau latihan pembelajaran. Dengan

belajar manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga

tingkah lakuberkembang, bahkan dengan berilmu pengetahuan derajat

seseorang akan terangkat dan mulia dihadapan-Nya. Firman Allah SWT

ditegaskan dalam QS.Al-Mujadalah, 11:

….   

Artinya:“… Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Mengingat proses pendidikan adalah suatu proses pengembangan

kemampuan atau bakat manusia dengan sendiri proses tersebut akan berjalan

sesuai dengan hukum-hukum perkembangan, yaitu hukum organisyang

menyatakan bahwa perkembangan manusia berjalan secara menyeluruh

dalamseluruh organ, baik organ tubuh maupun organ rohani. Oleh karena itu,

dalam perkembangan jiwa remaja sangat memerlukan bimbingan, arahandan

pendidikan yang dapat membina jiwa yang optimal serta nilai-nilai yang

dijadikan sebagai suatu pegangan hidupnya. Dengan demikian, perlu adanya

sesuatu yang menunjang akan perkembangan jiwa remaja sehingga

diharapkan menjadi remaja yang tidak cuma berkualitas dihadapan

(18)

Penulis tertarik menetapkan buku La Tahzan sebagai objek penelitian,

karena dalam buku La Tahzan penulis menemukan nilai-nilai pendidikan

Islam sehingga dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan jiwa remaja.

Selain itu, buku La Tahzan mengajak untuk mengenal lebih dekat jiwa dan

ruh kita agar senantiasa tenang menatap perjalanan masa depan. Buku ini

ditulis oleh „Aidh Al-Qorni diperuntukan secara umum bagi masyarakat luas

dan khusus bagi para remaja. Untuk mendatangkan kebahagiaan, ketenangan,

kedamaian, kelapangan hati, membuka pintu optimisme dan menyingkirkan

segala kesulitan demi meraih masa depan yang lebih indah. „Aidh Al-Qarni

sebagai pengarangmenyampaikan tidak ingin melihat generasi penerus bangsa

menjadi generasi yang lemah dan tidak berkualitas.

Skripsi ini belum ada satupun sumber tulisan yang secara khusus

meneliti tentang relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku “La

Tahzan” karya ‟Aidh Al-Qorni dalam kehidupan sekarang. Kebanyakan

Penelitian sebelumnya berfokus pada nilai kesadaran diri dan pendidikan

akhlak, sedangkan fokus penulis disini adalah pada relevansi nilai-nilai

pendidikan Islam dalam buku La Tahzan karya ‟Aidh Al-Qorni dalam

kehidupan sekarang. Penelitian ini bersifat melengkapi penelitian-penelitian

sebelumnya. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk melengkapi data

tentang nilai kesadaran diri dan pendidikan akhlak.Hal inilah yang

melatar-belakangi penulisan skripsi ini.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis terdorong mengkaji lebih

lanjut tentang “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM BUKU “LA

(19)

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah secara definitif masalah yang

penulis teliti dapat dirumuskan, sebagai berikut :

1. Bagaimananilai pendidikan Islam dalam buku La Tahzankarya ‟Aidh Al

-Qorni?

2. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku La Tahzan

karya ‟Aidh Al-Qorni dalam kehidupan sekarang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang

ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui konsep nilai pendidikan Islamdalam buku La Tahzan

karya ‟Aidh Al-Qorni.

2. Untuk mengetahuirelevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku La

Tahzan karya ‟Aidh Al-Qorni yang diterapkan dalam kehidupan sekarang.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik

teoritismaupun praktis, antara lain:

1. Manfaat teoritis

a. Dapat mendiskripsikan konsep nilai pendidikan Islam dalam buku “La

Tahzan” karya „Aidh Al-Qorni

b. Dapat mendiskripsikan relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam

(20)

c. Dapat digunakan sebagai informasi dan tambahan pengetahuan

mengenai kontribusi nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku “La

Tahzan” karya „Aidh Al-Qorni terhadap perkembangan jiwa menjadi

lebih baik.

2. Manfaat praktis

a. Diharapkan skripsi ini dijadikan bahan acuan bagi remaja muslim agar

mempunyai akhlaqul karimah dan karakter yang baik.

b. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis serta tambahan pengetahuan

sekaligus untuk mengembangkan pengetahuan penulis dengan landasan

dan kerangka teoritis yang ilmiah atau pengintegrasian ilmu

pengetahuan dengan praktek serta melatih diri dalam research ilmiah.

E. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Skripsi ini menggunakan pendekatan hermeneutika. Pendekatan ini

penulis pakai karena hermeneutika sangat relevan untuk menafsirkan

berbagai gejala, peristiwa, simbol maupun nilai-nilai yang

terkandungdalam ungkapan bahasa. Dalam hal ini yang diungkap adalah

nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku “La Tahzan” karya „Aidh

Al-Qorni (Kaelan, 2005: 80).

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research)

yaitu suatu cara kerja tertentu yang bermanfaat untuk mengetahui

pengetahuan ilmiah dari suatu dokumen yang dikemukaan oleh ilmuan

(21)

penelitian kualitatif sehingga menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata, catatan yang berhubungan dengan makna, nilai dan pengertian.

Dalam skripsi ini peneliti menganalisis muatan isi dari objek penelitian

yang berupa dokumen yaitu buku “La Tahzan” karya „Aidh Al-Qorni.

2. Sumber Data

a. Data primer yaitu, data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti atau

petugas-petugasnya dari sumber pertamanya (Suryabrata, 2005:39).

Data primer dalam penelitian ini adalah buku La Tahzankarya „Aidh

Al-Qorni.

b. Data sekunder dalam penelitian ini adalah karya-karya penulis lain

yang membahas tentang nilai-nilai pendidikan Islam, baik dalam

bentuk buku, jurnal, artikel maupun karya ilmiah lainnya. Beberapa

sumber yangpenulis gunakan sebagai data sekunder, antara lain: buku,

jurnal, artikel dan sumber lain yang relevan dengan penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data secara holistik integrative relevan dengan

fokus, maka teknik pengumpulan data yang akan dipakai menggunakan

metode dokumentasi. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data

melaluidokumen. Dokumen disini bisa berupa buku, surat kabar, majalah,

jurnal, ataupun internet yang relevan dengan tema penelitian ini.

4. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dalam penelitian selanjutnya dianalisis

dengan menggunakan teknik content analisis (Moleong, 1991:163), yaitu

(22)

suatu komunikasi sebagaimana terungkap dalam literatur-literatur yang

memiliki relevansi dengan tema penelitian ini yang berorientasi pada

upaya mendeskripsikan sebuah konsep atau memformulasikan suatu ide

pemikiran melalui langkah-langkah penafsiran terhadap teks dalam buku

La Tahzan” karya „Aidh Al-Qorni.

Selain analisis isi, peneliti juga menggunakan teknik analisis

semiotik, karena obyek kajian berupa teks, maka nantinya juga akan dikaji

bahasa dari teks yang digunakan tersebut. Semiotik merupakan kajian

tanda yang ada dalam kehidupan, artinya segala sesuatu yang ada dalam

kehidupan dapat dilihat sebagai tanda, yakni sesuatu yang harus diberi

makna (Hoed, 2011:3) . Disini teks buku “La Tahzan” karya „Aidh Al

-Qorni, menjadi bagian dari tanda yang harus dimaknai. Dalam penerapan

teknik analisis semiotik ini peneliti memperhatikan bahasa yang digunakan

oleh „Aidh Al-Qorni dalam bukunya. Ketika ada suatu kata atau bahasa

yang diulang-ulang atau sebuah penekanan pada bahasa yang digunakan

maka itu artinya ada sebuah pesan yang ingin disampaikan olehnya.

Adapun langkah-langkahnya analisisnya sebagai berikut:

a. Memilih data dengan pembacaan dan pengamatan secara cermat

terhadap buku “La Tahzan”karya „Aidh Al-Qornididalamnya

terkandung nilai-nilai pendidikan Islam.

b. Mengkategorikan ciri-ciri atau komponen pesan yang mengandung

nilai-nilai pendidikan Islam yang ada dalam buku “La Tahzan”karya

„Aidh Al-Qorni.

c. Menganalisis relevansi pemikiran „Aidh Al-Qorni dalam konteks

(23)

Untuk mendapatkan kesimpulan penulis menggunakan pola penalaran

induktif, yaitu pola pemikiran berangkat dari suatu pemikiran khusus

kemudian ditarik generalisasi yang bersifat umum.

F. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalah-pahaman dalam penulisan skripsi ini, perlu

penulis jelaskan mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul di atas.

Istilah-istilah tersebut adalah :

1. Nilai-nilai Pendidikan Islam

a. Nilai-nilai

Nilai dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia berarti harga,

ukuran, angka yang mewakili prestasi, sifat- sifat yang penting yang

berguna bagi manusia dalam menjalani hidupnya (Kamisa, 1997:

376). Nilai mengacu pada sesuatu yang oleh manusia ataupun

masyarakat dipandang sebagai yang paling berharga.

Menurut Milto Roceach dan James Bank sebagaimana dikutip

oleh Mawardi Lubis, nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada

dalam ruang lingkup sistem kepercayaan, dimana seseorang harus

bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu

tindakan yang pantas atau tidak pantas dikerjakan, dimiliki dan

dipercayai (Lubis, 2011:16). Nilai menurut Fraenkel (dalam Lubis,

2011:17) adalah standar tingkah laku, keindahan, keadilan, kebenaran

dan efisiensi yang mengikat manusia dan sepatutnya dijalankan dan di

pertahankan.

Berdasarkan pengertian diatas penulis berpendapat bahwa

(24)

berharga bagi manusia sekaligus inti kehidupan dan diyakini sebagai

standar tingkah laku, tanpa nilai manusia tidak akan memiliki arti

dalam kehidupannya karena sebagai dasar dari aktifitas hidup manusia

harus memiliki nilai baik yang melekat pada pribadi maupun

masyarakatnya.

b. Pendidikan Islam

Pendidikan yaitu proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui: upaya pengajaran dan pelatihan, proses perbuatan, cara didik

(Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:768).

Menurut Ahmad D. Marimba (1989:19), pendidikan adalah

bimbingan atau pembinaan secara sadar oleh si pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya

kepribadian yang utama.

Adapun pengertian Islam berasal dari bahasa arab aslama

yuslimu islaman yang berarti berserah diri, patuh, dan tunduk.

Selanjutnya Islam menjadi nama suatu agama yang ajaran-ajarannya

diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui nabi Muhammad SAW.

Pendidikan Islam yang dikehendaki dalam tulisan ini adalah

usaha atau proses yang ditujukan untuk membina kualitas sumber

daya manusia seutuhnya agar ia dapat melakukan peranannya dalam

kehidupan secara fungsional, optimal mengarahkan segala potensi

(25)

tercipta insan kamil sesuai ajaran yang diwahyukan Allah kepada

manusia melalui Nabi Muhammad SAW.

2. BukuLa Tahzankarya „Aidh Al-Qorni

Buku La Tahzan merupakan karya dari „Aidh Al-Qarni seorang

penulis besar dari Saudi. Secara umum buku ini berkaitan dengan watak,

sifat naluriah dan persoalan umum kejiwaan manusia. Buku La Tahzan ini

mempunyai artian bahwa dalam menjalani kehidupan ini harus dengan

penuh semangat. Tidak dirisaukan oleh masa lalu yang telah lewat dan

tidak pula dicemaskan oleh masa depan yang akan datang dengan

berpedoman dengan satu kata yaitu La Tahzan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan yang dimaksud dengan

nilai-nilai pendidikan Islam telaah dalam buku La Tahzan karya „Aidh Al-Qorni

adalah kumpulan dari prinsip-prinsip hidup yang saling terkait yang berisi

ajaran-ajaran guna memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta

sumber daya manusia yang ada menuju terbentuknya manusia seutuhnya

(insan kamil) sesuai dengan norma atau ajaran Islam yang tertuang

pesan-pesan dalam buku karangan „Aidh Al-Qorni yang berjudul La Tahzan.

G. Sistematika Penulisan

Secara umum dalam penulisan skripsi ini terbagi dari beberapa bagian

pembahasan teoritis dan pembahasan empiris dari dua pokok pembahsan

tersebut kemudian penulis jabarkan menjadi lima bab. Adapun perinciannya,

sebagai berikut :

Bab IPendahuluan, dalam bab ini penulis akan mengemukakan

(26)

antara lain : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika

penulisan.

Bab IIBiografi, pada bab ini dipaparkan tentang gambaran biografi dan

setting sosial dari „Aidh Al-Qorni beserta karangan-karangannya.

Bab IIIDeskripsi Pemikiran, penulis akan mengemukakan sistematika

penulisan buku “La Tahzan”, latar belakang penulisan buku “La Tahzan”,

pokok bahasan tentang nilai-nilai pendidikan Islam, metode pendidikan dan

tujuan pendidikan Islam menurut „Aidh Al-Qorni dalam buku “La Tahzan”.

Bab IV Pembahasan, penulis menguraikan tentang buku “La Tahzan

karya „Aidh Al-Qorni, meliputi: analisis konsep nilai pendidikan Islam dalam

buku “La Tahzan” serta relevansi nilai-nilai dalam Pendidikan Islam dalam

kehidupan sehari-hari.

Bab VPenutup, meliputi; kesimpulan dan saran-saran yang menjadi

(27)

BAB II BIOGRAFI

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai gambaran singkat biografi dan

perjalanan karir‟Aidh Al-Qarni.

A. Setting Sosial „Aidh Al-Qarni

„Aidh al-Qarni lahir di perkampungan al-Qarn tahun 1379H (1960 M).

Nama lengkap beliau adalah`Aidh Abdullah bin `Aidh Qarni. Nama

al-Qarni diambil dari daerah asalnya di wilayah selatan Arab Saudi. Beliau

berasal dari keluarga “Majdu” di perkampungan al-Qarn, sebelah selatan

Kerajaan Arab Saudi. Di perkampungan ini lah beliau dibesarkan, sejak kecil

dia sudah dipekenalkan oleh ayahnya dengan aktifitas keagamaan. Sejak kecil

sang ayah sudah membawa al-Qarni ke masjid untuk shalat berjamaah. Sang

ayah juga telah memperkenalkan berbagai macam buku bacaan kepada Dia

semenjak kecil. Karenanya, ia sudah terbiasa dengan bacaan sejak kecil.

Mengenal latar belakang pendidikannya, Aidh Al Qarni telah belajar agama di

wilayah selatan Arab Saudi, baik dari ayahnya sendiri maupun dari para ulama

setempat. Pendidikan formalnya dimulai di Madrasah Ibtidaiyah Ali Salman

didesanya. Setelah lulus, dia kemudian melanjutkan pendidikan ke Ma'had

Ilmi sejak bangku SMP, hingga meraih gelar kesarjanaan (Lc) dari Fakultas

Ushuluddin di Universitas Islam Imam Muhammad ibn Su'ud tahun

1403-1404 dan gelar Magister dalam bidang Hadits Nabi tahun 1408 H dengan tesis

berjudul al-Bid'ah wa Atsaruha fi ad-Dirayah wa ar-Riwayah (Pengaruh

Bid'ah terhadap ilmu Dirayah dan Riwayah Hadits).

(28)

Ia menamatkan program sarjana (Lc), magister (M.A.) dan doktor di

Universitas Islam Imam Muhammad bin Su`ud, Riyadh, Arab Saudi. Gelar

Doktornya dalam bidang hadits diraih dari Al-Imam Islamic University,

Riyadh, pada tahun 1422 H. Saat itu ia mengajukan disertasi berjudul

"Dirasah wa Tahqiq Kitab Al-Mahfum Ala Shahih Muslim li Al-Qurthubi"

(Studi Analisis Kitab Al-Mahfum Ala Shahih Muslim Karya Al-Qurthubi).

B. Profesi „Aidh Al-Qarni 1. Aktivitas „Aidh Al-Qarni

Aktivitas „Aidh Al-Qarni boleh dibilang tidak jauh dari kegiatan

membaca dan menulis. Bahkan, ketika mendekam dalam penjara, dua

aktivitas inilah yang membuatnya sibuk. Pada usia 23 tahun Ia hafal

Al-Qur‟an dan kitab Bulughul Maram, serta telah mengajarkan 5.000-an

hadis dan 10.000-an bait syair. Sekitar 1.000-an judul kaset yang berisi

ceramah agama, kuliah, serta kumpulan puisi dan syair karyanya telah

dipublikasikan (www.young muslimsindo.blogspot.com dendy sugono,

dikutip 06 Desember 2012).

Kecerdasannya itu mengantarkan Al-Qarni sebagai penulis

produktif dan penceramah populer. Selama 29 tahun dia mengarungi dunia

dakwah, kaset-kaset ceramahnya telah beredar dan berkumandang di

sejumlah masjid, yayasan, universitas dan sekolah di berbagai belahan

dunia. Sekitar 1.000-an judul kaset yang berisi ceramah agama, kuliah,

serta kumpulan puisi dan syair karyanya telah dipublikasikan. Kitab-kitab

(29)

ke dalam berbagai bahasa. Keberaniannya menyuarakan kebenaran juga

sempat membuatnya merasakan jeruji besi pemerintah Al-Saud., Beliau

dan kawan-kawan ulama mudanya berani berteriak lantang menentang

kehadiran pasukan Amerika Serikat di Arab Saudi atas undang pemerintah

Arab Saudi. Al-Qarni juga dikenal sebagai tokoh pembaruan di Arab

Saudi yang mencoba melakukan pendekatan dengan aliran lain.

Tulisannya setiap pekan di harian Asharqul Awsath selalu ditunggu

pembaca dan menaikkan tiras koran yang semula diterbitkan di London itu

(www.young-muslim-latar-pendidikan, Abdul Ghafar, dikutip 06

Desember 2016).

2. „Aidh Al-Qarni Berdakwah Seumur Hidup.

Ketika berada di balik jeruji penjara, Aidh Al Qarni memilih untuk

terus menulis. ''Saya masuk penjara karena saya menulis 50 bait qasidah

(puisi) yang di anggap punya pengaruh politik,'' ujarnya.

Berlembar-lembar tulisan pun menjadi bukti ketekunan pria yang lahir di tahun 1379

H dan berasal dari perkampungan al-Qarn, sebelah selatan Kerajaan Arab

Saudi, ini menjalani hari-harinya di penjara.''Sekitar 100 halaman pertama

saya tulis di penjara,'' katanya.Setelah keluar dari penjara, „Aidh Al-Qarni

melanjutkan tulisannya. Untuk menyelesaikan lembar-lembar itu, dia

membutuhkan referensi 300 judul buku.Hingga akhirnya, lahirlah buku La

Tahzan yang diterjemahkan dengan Jangan Bersedih.Hasilnya sungguh

fenomenal. Inilah buku yang telah diterbitkan oleh puluhan penerbit dan

(30)

Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam 29 bahasa dunia. ''Di Arab

Saudi, buku itu sudah dicetak kurang lebih 1,5 juta eksemplar,'' kata Al

Qarni Di Indonesia, buku ini juga sempat menjadi buku terlaris. Kelebihan

buku Al-Qarni terlihat pada bahasan-bahasannya yang fokus, penuh

hikmah, dan selalu memberi jeda untuk merenung sebelum berlanjut pada

bahasan berikut. Pada bagian penutup, hadir pula kata-kata bijak yang

menjadi intisari tulisan-tulisan sebelumnya. Dalam bukunya pula,

Al-Qarni mengajak pembaca agar tidak menyesali kehidupan, tidak

menentang takdir, atau menolak dalil-dalil dalam Alquran dan sunnah.

Dalam kunjungan kali pertama di Indonesia, Qarni yang hafal

Al-Qur'an, 5000 hadits, dan 10 ribu bait syair Arab klasik hingga kontemporer

ini sempat bertandang ke sejumlah tempat dan menemui tokoh nasional.

Saat itulah wartawan Daman huri Zuhri dan Burhanuddin Bella berhasil

menemui sosok yang terkenal dengan sikap lembutnya itu. Dengan

diperkaya keterangan dari sejumlah sumber, Al-Qarni pun bertutur tentang

buku, kegiatan dakwah, dan kehidupan pribadinya Mengapa Anda

memberi judul La Tahzan (Jangan bersedih). Apa sesungguhnya yang

mendorong Anda memberi judul seperti itu?

Pertama, ini alasan dari Alquran. Seperti yang difirman Allah SWT

: La tahzan wa laa takhof (Janganlah bersedih dan janganlah takut). Ayat

ini disampaikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW ketika

bersama-sama sahabatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq memasuki Gua Tsur

(31)

Kedua, sesungguhnya kesedihan itu adalah penyakit alam

seluruhnya.Muslim atau bukan Muslim, orang pasti mengalami

kesedihan.Sedih karena sakit, sedih karena meninggal, sedih karena

kesulitan hidup dan berbagai masalah.Jadi, karena alasan itulah makanya

buku ini saya beri judul La Tahzan.

Anda dikenal sebagai seseorang yang banyak menulis dan

membaca buku. Sebenarnya, apa pedoman-pedoman atau

petunjuk-petunjuk praktis supaya lebih mudah dalam mendapatkan ilmu? Kaidah

pertama seseorang yang menuntut ilmu bagi kaum Muslimin untuk

mendapatkan ilmu adalah ikhlasun niat lillahi ta'ala. Karena dengan niat

yang ikhlas, Allah akan membuka hati seorang Muslim. Kedua, kita

mempelajari ilmu secara bertahap, berjenjang, tabarruj.Jangan kita

langsung kepada masalah-masalah besar nanti kita tidak bisa menguasai.

Ketiga, hendaklah kita membaca. Tapi, membaca saja tidak cukup kita

ambil ilmunya dari para masyarih (yang menguasai masalah). Orang-orang

berilmu yang mengerti masalah, sehingga ilmu kita kalau dari buku saja

bisa saja pemahaman kita salah. Tapi, ketika kita membahasnya dengan

orang-orang yang mengerti, insya Allah, pemahaman kita akan lebih

mantap dan ilmu kita akan lebih lurus. Keempat, ketika kita sudah

mengetahui satu masalah tentang ilmu kita, amalkan. Jangan hanya

dijadikan teori hingga akhirnya ilmu kita tidak berkah. Sebagaimana orang

Yahudi dalam Alquran waktu mereka membatalkan janji-janji kepada

(32)

batu.Ini i'tibar bagi kita sekalian. Kelima, kalau kita sudah punya ilmu dan

paham benar maka ajarkan kepada orang lain. Jangan disimpan untuk diri

sendiri. Berikan ilmu kita kepada orang lain sehingga banyak manfaatnya

untuk masyarakat menjadi amal saleh bagi kita.

C. Karya-Karya „Aidh Al-Qarni.

„Aidh Al-Qarni merupakan sosok pemikir dan Ulama terkemuka. Ia

telah melahirkan karya-karya sastra yang merupakan kekayaan intelektual

yang sangat berharga. Karya-karyanya yang berbentuk suluk dari karya

pemikir ulama Islam terdahulu. Naskah aslinya yang berupa manuskrip atau

tulisan tangan asli masih bisa ditemui pada perpustakaan-perpustakaan

perguruan tinggi di Negeri London. Di perpustakaan-perpustakaan tersebut

seseorang akan dapat menemukan dan mengkaji berbagai pemikiran yang

tersimpan dalam koleksi karya-karya pemikir dan ulama Islam Arab Saudi

zaman sekarang.

„Aidh Al-Qarni juga dikenal sebagai tokoh pembaruan di Arab Saudi

yang mencoba melakukan pendekatan dengan `aliran` lain. Tulisannya setiap

pekan di harian Asharqul Awsath selalu ditunggu pembaca dan menaikkan

tiras koran yang semula diterbitkan di London itu. „Aidh Al-Qarni telah

menuangkan ilmunya melalui tulisan-tulisan, hal ini dapat dilihat melalui

karya-karyanya antara lain: dalam bidang tafsir, Aidh al Qarni di telah

menyususn sebuah kitab tafsir yang diberi nama: Tafsir Al Muyassar,

berjumlah empat jilid, tafsir ini merupakan tafsir yang cukup mudah di pahami

(33)

Sementara bukunya yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia

yang cukup laris yang diterbitkan sejumlah penerbit dan dicetak berulang kali

adalah:

1. La Tahzan, Jangan Bersedih` (Qishti Press).

2. Tips Menjadi Wanita Paling Bahagia di Dunia` (Maghfirah)

3. Menjadi Wanita Paling Bahagia` (Qishti Press)

4. Ramadhankan Hidupmu`(Maghfirah Pustaka)

5. Tersenyumlah`(Gema Insani).

6. Jangan Putus Asa`(Robbani Press).

7. Jangan Berputus Asa` (Darul Haq)

8. Jagalah Allah, Allah Menjagamu (Darul Haq)

9. Majelis Orang-Orang Saleh`(Gema Insani)

10.Cambuk Hati`(Irsyad Baitus Salam)

11.BagaimanaMengakhiriHari-harimu`(SaharaPublisher)

12.Berbahagialah`(Pustaka Al-Kautsar) dan(Gema Insani)

13.Power of Love` (Zikrul Hakim)

14.Al-Azahamah, Keagungan`(Pustaka Azzam)

15.Menakjubkan!`(Aqwam)

16.Jadilah Pemuda Kahfi`(Aqwam)

17.Mutiara Warisan Nabi SAW`(Sahara Publisher)

18.Gerbang Kematian` (Pustaka Al-Kautsar)

Bila di lihat dari karya-karya‟ Aidh Al-Qarni menunjukan bahwa ia

cenderung mengajarkan tentang sastra dan motivasi yang mengenai tentang

syair- syair arab kuno sebagai motivasi untuk umat islam dan fiqih.

(34)

bebas yang tidak terikat kepada kaidah yang terdapat didalam puisi. terdapat

satu karya dalam puisi (Kamus Besar Bhasa Indonesia, Balai Pustaka,

2002:899), yaitu Syair Ma‟rifah yang salah satu naskahnya dipopulerkan

seluruh Indonesia termasuk Arab Saudi. Syair itu mengemukakan tentang

empat komponen agama Islam dan motivasi untuk kalangan remaja umat

muslimin, yaitu Iman, Islam, tauhid dan Ma‟rifah. Serta tentang ma‟rifah

sebagai pengetahuan sufi yang memahkotai empat komponen itu. Empat

komponen agama inilah yang akan menentukan seseorang di sebut sebagai

insan kamil (manusia sempurna). Data di atas menunjukan bahwa „Aidh Al

-Qarni dapat dikatakan sebagai penerus yang sesungguhnya dari tradisi

(35)

BAB III

DESKRIPSI PEMIKIRAN

A. Sistematika Penulisan Buku “La Tahzan

Buku La Tahzan karya „Aidh Al-Qarni memiliki sistematika hampir

sama dengan buku lainnya, dengan halaman pertama judul diikuti dengan

nama pengarang yaitu „Aidh Al-Qarni dan penerjemah Samson Rahman,

penerbit Qisthi Press. Halaman berikut tentang pengantar penerbit, pengantar

penerjemah dan pengantar penulis. Dengan bahasa yang halus dan sopan

penulisan buku ini menjelaskan tentang pengetuk hati agar selalu ingat akan

rahmat dan ampunan Allah, bertawakkal dan berbaik sangka kepada-Nya,

mengimani qadha dan qadar-Nya, menjalani hidup sesuai apa adanya,

melepaskan kegundahan tentang masa depan dan mengingat nikmat Allah

untuk mendatangkan kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, kelapangan hati,

membuka pintu optimisme dan menyingkirkan segala kesulitan demi meraih

masa depan yang lebih indah.

Buku La Tahzan, menjelaskan usaha untuk meluruskan berbagai

kesalahan yang terjadi akibat penyimpangan terhadap fitrah saat berinteraksi

dengan sunnah-sunnah Allah, sesama manusia, benda, waktu dan tempat.

Buku ini mencegah agar tidak terus-menerus melawan arus kehidupan,

menentang takdir, mendebat manhaj yang telah digariskan dan mengingkari

bukti-bukti. Selain itu, buku ini mengajak agar senantiasa tenang menatap

perjalanan masa depan, merasa yakin dengan semua potensi dalam diri sendiri,

menyimpan semua energi positif yang ada serta menghimbau untuk

(36)

melupakan tekanan hidup, sesaknya perjalanan usia dan beban perjalanan

hidup sistem pergantian antara pembahasan masalah yang satu dengan

pembahasan masalah yang lain yang ditandai dengan bab-bab tertentu yang

sesuai dengan pembahasan masalah.

Penulis tidak menyusun buku dalam sistematika bab-bab dan

pasal-pasal yang banyak. Penulisan buku ini dengan gaya yang sangat variatif.

Adakalanya membeberkan beberapa permasalahan dalam beberapa paragraf,

kemudian berpindah dari satu permasalahan ke permasalahan lain, kembali

lagi pada bahasan yang sama setelah beberapa halaman pembahasan yang

berbeda ditujukan agar lebih sedap dibaca, lebih enak dan tidak

membosankan. Selain itu, penulis tidak memberi nomor surat dan ayat serta

tidak pernah menyebutkan perawi hadits. Meski demikian, bila hadits yang

disebutkan itu lemah maka penulis selalu mengingatkannya. Adapun bila

hadits itu shahih, maka penulis hanya akan menyebutnya hadits shahih dan

kadangkala tak memberi catatan apapun.. Semua ini dilakukan agar tulisan ini

ringkas, terhindar dari banyaknya pengulangan, penjelasan yang bertele-tele,

dan tidak menjemukan. Pembaca melihat ada beberapa pengulangan pada

sejumlah materi. Meski demikian, penulis selalu berusaha mengemasnya

dalam metode dan struktur pembahasan yang berbeda. Ini memang sengaja

dilakukan untuk menguatkan pemahaman kita dengan cara menyajikannya

lebih sering.

Kelebihan buku La Tahzan terlihat pada bahasan-bahasan yang fokus,

(37)

bahasan berikut. Pada bahagian penutup, hadir pula kata-kata bijak yang

menjadi intisari tulisan-tulisan sebelumnya.

B. Latar Belakang Penulisan Buku “La Tahzan

Buku ini dinamakan La Tahzan karena pertama, ini alasan dari

Al-Qur‟an. Seperti yang di firman Allah SWT: La tahzan wa laa takhof

(Janganlah bersedih dan janganlah takut). Ayat ini disampaikan Allah SWT

kepada Nabi Muhammad SAW ketika bersama-sama sahabatnya Abu Bakar

Ash-Shiddiq memasuki Gua Tsur sebelum melakukan hijrah ke kota Yatsrib,

Madinah al Munawwarah. Kedua, sesungguhnya kesedihan itu adalah

penyakit alam seluruhnya. Muslim atau bukan Muslim, orang pasti mengalami

kesedihan. Sedih karena sakit, sedih karena meninggal, sedih karena kesulitan

hidup dan berbagai masalah. Jadi, karena alasan itulah makanya buku ini

diberi judul La Tahzan

(http://profil-insan.blogspot.com/2009/03/dr-aidh-abdullah-al-qarni-penulis.html diakses pada 20 Desember 2016 jam 16.00

WIB).

Salah satu peristiwa yang mendorong beliau menulis buku La Tahzan

ialah ketika beliau dipenjara selama 10 bulan, sekitar 10 tahun lalu. Beliau

ditahan karena menerbitkan beberapa bait syair berkaitan dengan politik.

Selama dipenjara, beliau banyak membaca buku mengenai musibah dan

masalah manusia, pembunuhan serta hubungan bapak dengan ibu atau anak

dengan orang tua. Hal ini mendorong beliau untuk memberikan solusi kepada

(38)

Untuk menulis La Tahzan, beliau telah menggunakan lebih kurang 300

buku dari berbagai bahasa sebagai rujukan. Pada mulanya beliau menulis bab

per bab. Namun, setelah difikirkan kembali, manusia akan bosan dengan cara

penulisan seperti itu. Maka, Dr. Aidh telah menulis buku La Tahzan secara

berlika-liku seperti sebuah taman, sehingga pembaca seperti sedang berjalan

di tempat yang indah.

Buku La Tahzan merupakan salah satu buku self-help, buku petunjuk

cara hidup dan buku motivasi. Buku ini ditulis untuk siapa saja yang

senantiasa merasa hidup dalam bayang-bayang kegelisahan, kesedihan dan

kecemasan atau orang yang selalu sulit tidur dikarenakan beban duka dan

kegundahan yang semakin berat menerpa. Buku ini akan mengatakan kepada

pembacanya, "Bergembiralah dan berbahagialah!" atau Optimislah dan

tenanglah!

Bahkan, mungkin pula ia akan berkata, “Jalani hidup ini apa adanya dengan

ketulusan dan keriangan!”. Buku ini berusaha meluruskan berbagai kesalahan

yang terjadi akibat penyimpangan terhadap fitrah saat berinteraksi dengan

sunah-sunah Allah, sesama manusia, benda, waktu dan tempat.

Ada beberapa hal penting dari buku ini, diantaranya adalah:

1. Buku ini ditulis untuk mendatangkan kebahagiaan, ketenangan,

kedamaian, kelapangan hati, membuka pintu optimisme dan

menyingkirkan segala kesulitan demi meraih masa depan yang lebih indah.

Buku ini merupakan pengetuk hati agar selalu ingat akan rahmat dan

(39)

qadha dan qadar-Nya, menjalani hidup sesuai apa adanya, melepaskan

kegundahan tentang masa depan, dan mengingat nikmat Allah.

2. Buku ini mencoba memberikan resep-resep bagaimana mengusir rasa

duka, cemas, sedih, tertekan dan putus asa.

3. Buku ini bersifat umum, alias untuk siapa saja. Singkatnya, untuk kaum

muslim maupun non muslim. Pembicaraan dalam buku ini secara umum

adalah berkaitan dengan watak dan sifat naluriah dan persoalan-persoalan

umum kejiwaan manusia. Namun begitu, buku ini tetap menempatkan

Manhaj Rabbani sebagai penyuluh.

4. Pembaca tidak akan hanya menjumpai kutipan-kutipan pernyataan dari

orang-orang Timur, tetapi juga dari orang Barat.

C. Isi Buku “La Tahzan” tentang Nilai Pendidikan Islam 1. Nilai Pendidikan Islam Secara Umum

Menurut Milton Rokeach dan James Bank nilai adalah suatu tipe

kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan yang

mana seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai

sesuatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan. Menurut Sidi Gazalba

mengartikan nilai merupakan sesuatu yang bersifat abstrak, ia ideal, nilai

bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah

dan menurut pembuktian empirik, melainkan soal penghayatan yang

dikehendaki dan tidak dikehendaki, disenangi dan tidak disenangi (Thoha,

1996:60-61). Nilai-nilai Islam itu pada hakikatnya adalah kumpulan dari

prinsip-prinsip hidup, ajaran-ajaran tentang bagaimana manusia

(40)

dengan lainnya saling terkait membentuk satu kesatuan yang utuh tidak

dapat dipisah-pisahkan.

Idealnya nilai ajaran Islam dapat terinternalisasikan dalam sistem

pendidikan Islam sehingga outputnya dapat mengembangkan kepribadian

muslim yang memiliki integritas kepribadian tinggi. Menurut Achmadi

(2005:28) pendidikan Islam adalah segala usaha untuk memelihara dan

mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia yang ada

padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya/insan kamil sesuai

dengan norma Islam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

nilai-nilai pendidikan Islam adalah sifat-sifat atau hal-hal yang melekat pada

pendidikan Islam yang digunakan sebagai dasar manusia untuk mencapai

tujuan hidup manusia yaitu mengabdi kepada Allah SWT.

Macam-macam nilai sangat kompleks dan sangat banyak, pada

dasarnya nilai itu dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dilihat dari

sumbernya nilai dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: (Isna,

2001:98-99)

a. Nilai Ilahiyah (nash) yaitu nilai yang lahir dari keyakinan (belief),

berupa petunjuk dari supernatural atau Tuhan. Dibagi atas tiga hal:

1) Nilai Keimanan (Tauhid/Akidah)

2) Nilai Ubudiyah

3) Nilai Muamalah

b. Nilai Insaniyah (Produk budaya yakni nilai yang lahir dari kebudayaan

masyarakat baik secara individu maupun kelompok) yang terbagi

menjadi tiga:

(41)

2) Nilai Sosial

3) Nilai Estetika

Kemudian dalam analisis teori nilai dibedakan menjadi dua jenis

nilai pendidikan yaitu:

a. Nilai instrumental yaitu nilai yang dianggap baik karena bernilai untuk

sesuatu yang lain.

b. Nilai instrinsik ialah nilai yang dianggap baik, tidak untuk sesuatu

yang lain melainkan didalam dan dirinya sendiri (Syam, 1986:137).

Islam memandang adanya nilai mutlak dan nilai intrinsik yang berfungsi

sebagai pusat dan muara semua nilai. Nilai tersebut adalah tauhid

(uluhiyah dan rububiyah) yang merupakan tujuan semua aktivitas hidup

muslim. Nilailain yang termasuk amal shaleh dalam Islam termasuk nilai

instrumental yang berfungsi sebagai alat dan prasarat untuk meraih nilai

tauhid. Pokok-pokok nilai pendidikan Islam yang utama yang harus

ditanamkan pada anak yaitu nilai pendidikan i‟tiqodiyah, nilai pendidikan

amaliyah, nilai pendidikan khuluqiyah (Achmadi, 1992: 58).

a. Nilai Pendidikan I‟tiqodiyah

Nilai pendidikan I‟tiqodiyah ini merupakan nilai yang terkait

dengan keimanan seperti iman kepada Allah SWT, Malaikat, Rasul,

Kitab, Hari Akhir dan Takdir yang bertujuan menata kepercayaan

individu. Iman berasal dari bahasa Arab dengan kata dasar

amanayu‟minu imanan artinya beriman atau percaya. Percaya dalam

bahasa Indonesia artinya mengakui atau yakin bahwa sesuatu (yang

(42)

3 unsur yang mesti berjalan serasi, tidak boleh tumpang antara

pengakuan lisan, pembenaran hati dan pelaksanaan secara nyata dalam

perbuatan. Adapun bukti-bukti keimanan diantaranya: Kaelani HD

(2000: 60-61)

1) Mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya.

2) Melaksanakan perintah-perintah-Nya.

3) Menghindari larangan-larangan-Nya.

4) Berpegang teguh kepada Allah SWT dan sunnah Rasul-Nya.

5) Membina hubungan kepada Allah SWT dan sesama manusia.

6) Mengerjakan dan meningkatkan amal shaleh.

7) Berjihad dan dakwah. Nilai Kemanusiaan.

Pendidikan keimanan termasuk aspek pendidikan yang patut

mendapat perhatian yang pertama dan utama dari orang

tua.Memberikan pendidikan ini kepada anak merupakan keharusan

yang tidak boleh ditinggalkan.Pasalnya iman mendasari keIslaman

seseorang.Pendidikan keimanan harus dijadikan sebagai salah satu

pokok dari pendidikan kesalehan anak. Dengannya dapat diharapkan

kelak ia akan tumbuh dewasa menjadi insan yang beriman kepada

Allah SWT melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Dengan keimanan yang kuat bisa membentengi dirinya dari perbuatan

dan kebiasaan buruk.

b. Nilai Pendidikan Amaliyah.

Nilai pendidikan amaliyah merupakan nilai yang berkaitan

dengan tingkah laku. Nilai pendidikan amaliyah, diantaranya:

(43)

Ibadah merupakan bukti nyata bagi seorang muslim dalam

meyakini dan mepedomani aqidah Islamiyah. Pembinaan ketaan

beribadah kepada anak di mulai dari dalam keluarga. Sejak dini

anak-anak harus diperkenalkan dengan nilai ibadah, seperti

diajarkan melafalkan surat-surat pendek dari Al-Qur‟an untuk

melatih lafal-lafal agar fasih mengucapkannya, karena membaca

Al-Qur‟an adalah ibadah.Kemudian juga anak-anak dilatih

mendirikan shalat, maksudnya agar ketika anak mulai baligh, tidak

perlu bersusah payah belajar shalat.

Pendidikan ibadah merupakan salah satu aspek pendidikan

Islam yang perlu diperhatikan semua ibadah dalam Islam yang

bertujuan membawa manusia agar selalu ingat kepada Allah SWT.

2) Pendidikan Muamalah

Pendidikan muamalah merupakan pendidikan yang memuat

hubungan antara manusia baik secara individu maupun kelompok.

Pendidikan muamalah ini, meliputi:

3) Pendidikan Syakhsiyah

Pendidikan Syakhsiyah merupakan pendidikan yang

memuat perilaku individu, seperti masalah perkawinan, hubungan

suami istri dan keluarga yang bertujuan untuk membentuk keluarga

yang sakinah dan sejahtera.

4) Pendidikan Madaniyah

Pendidikan ini berkaitan dengan perdagangan, seperti: upah, gadai

(44)

5) Pendidikan Jana‟iyah

Pendidikan ini yang berhubungan dengan pidana atas pelanggaran

yang dilakukan, yang bertujuan memlihara kelangsungan

kehidupan manusia, baik berkaitan dengan harta, kehormatan,

maupun hak-hak individu yang lain.

6) Pendidikan Murafa‟at

Pendidikan ini berhubungan dengan acara seperti peradilan, saksi

maupun sumpah yang bertujuan untuk menegakkan keadilan

diantara anggota masyarakat.

7) Pendidikan Dusturiyah

Pendidikan ini berhubungan dengan undang-undang Negara yang

mengatur hubungan rakyat dengan pemerintah yang bertujuan

untuk stabilitas bangsa.

8) Pendidikan Duwaliyah

Pendidikan ini yang berhubungan dengan tata negara seperti tata

negara Islam, tata negara tidak Islam, wilayah perdamaian dan

wilayah perang, dan hubungan muslim di negara lain yang

bertujuan untuk perdamaian dunia.

9) Pendidikan Iqtishadiyah

Pendidikan ini berhubungan dengan perkonomian individu

dan negara, hubungan yang miskin dengan yang kaya yang

bertujuan untuk keseimbangan dan pemerataan pendapatan.

c. Nilai Pendidikan Khuluqiyah

Pendidikan ini merupakan pendidikan yang berkaitan dengan

(45)

dan menghiasi diri dengan perilaku terpuji. Pendidikan akhlak

merupakan bagian terpenting dalam kehidupan sehari-hari, karena

seseorang yang tidak memiliki akhlak akan menjadikan dirinya

berbuat merugikan orang lain. Pendidikan akhlak merupakan

pendidikan yang dapat membawa menuju kesuksesan, oleh karena itu

didiklah anak-anak kita dengan akhlak yang baik, karena orang tua

merupakan cerminan yang pertama yang di contoh oleh anak.

Paparan di atas dapat disimpulkan bahwa masing-masing nilai

mempunyai keterkaitan dengan nilai yang satu dengan lainnya, misalkan:

nilai ilahiyah mempunyai relasi dengan nilai insaniyah, nilai ilahi (Hidup

etis religious) mempunyai kedudukan vertical lebih tinggi dari nilai hidup

yang lain. Disamping secara hirarki lebih tinggi, nilai keagamaan

mempunyai konsekwensi pada nilai yang lain dan sebaliknya nilai lain

mempunyai nilai konstitusi pada nilai etis religious.

Adapun pandangan hidup yang mendasari seluruh kegiatan

pendidikan Islam ialah pandangan hidup muslim yang merupakan

nilai-nilai luhur yang bersifat universal yakni Al-Qur‟an dan As-Sunnah yang

shahih juga pendapat sahabat dan juga ulama sebagai tambahan.

Kedudukan Al-Qur‟an sebagai sumber dapat dilihat dari kandungan Surat

Al-Baqarah ayat 2:





















Artinya: “Kitab [Tuhan menamakan Al Quran dengan Al kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa Al Quran

diperintahkan untuk ditulis] (Al-Qur‟an) ini tidak ada keraguan

(46)

memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja]”.

Selanjutnya firman Allah SWT dalam QS. Asy-Syuura ayat 17:

  Artinya: “Allah-lah yang menurunkan kitab dengan (membawa)

kebenaran dan (menurunkan) neraca (keadilan). dan tahukah kamu, boleh Jadi hari kiamat itu (sudah) dekat?”.

Al-Qur‟an adalah petunjuk-Nya yang bila dipelajari akan membantu

menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman berbagai problem

hidup. Apabila dihayati dan diamalkan menjadi pikiran rasa dan karsa

mengarah pada realitas keimanan yang dibutuhkan bagi stabilitas dan

ketentraman hidup pribadi dan masyarakat.

Sebagai suatu subjek pelajaran, pendidikan agama Islam

mempunyai fungsi yang berbeda dari subjek pelajaran yang lain.

Pendidikan agama Islam ini mempunyai fungsi yang bermacam-macam,

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing lembaga

pendidikan. Fungsi yang diemban akan menentukan berbagai aspek

pengajaran yang dipilih oleh pendidikan agar tujuannya tercapai.

Pendidikan Agama, termasuk pendidikan agama Islam, dapat diarahkan

untuk mengemban salah satu atau gabungan dari beberapa fungsi, yaitu:

a. Konvensional, dimaksudkan untuk meningkatkan komitmen dan

perilaku keberagamaan seseorang/peserta didik.

b. Neo konvensional, dimaksudkan untuk meningkatkan keberagamaan

(47)

agar peserta didik diharapkan menjadi “manusia beragama” sesuai

dengan yang diidealkan oleh ajaran agama. Pendidikan agama Islam

ada kemungkinan untuk mempelajari dan mempermasalahkan ajaran

agama lain namun disini mempelajari untuk memperkokoh agama

sendiri dan dalam rangka meningkatkan toleransi antar umat beragama.

c. Konvensional tersembunyi, yaitu pendidikan yang menawarkan

sejumlah pilihan ajaran agama dengan harapan peserta didik akan

memilih salah satu yang dianggap paling benar dan sesuai dengan

dirinya tanpa ada arahan pada salah satu diantaranya.

d. Implisit, dimaksudkan untuk memperkenalkan peserta didik pada

ajaran agama yang secara terpadu dengan seluruh aspek kehidupan

melalui berbagai subyek pelajaran. Fungsi ini lebih menekankan pada

nilai-nilai universal dari ajaran agama-agama yang berguna bagi

kehidupan manusia dalam berbagai aspeknya.

e. Non konvensional, dimaksudkan untuk memahami keyakinan atau

pandangan hidup yang dianut oleh orang lain.

Sebagaimana termaktub dalam Bab II Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan

Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang bertaqwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan

pendidikan yang telah dirumuskan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

(48)

dimaksud disini adalah pertama, manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa.Kedua, berbudi pekerti luhur.Ketiga,

memiliki pengetahuan dan keterampilan.Keempat, sehat jasmani dan

rohani.Kelima, berkepribadian mantap dan mandiri.Keenam, memiliki rasa

tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk

“meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan

peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim

yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia

dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”. Dari

tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan

dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu: (1)

dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; (2) dimensi

pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik

terhadap ajaran agama Islam; (3) dimensi penghayatan atau pengalaman

batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam; (4)

dimensi pengamalan, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah

diimani, dipahami dan dihayati atau diinternalisasi oleh peserta didik itu

mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan,

mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam

kehidupan pribadi sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Allah SWT serta mengaktualisasikan dan merealisasikan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pasal 26 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan standar

(49)

untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia

serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

lanjut. Tujuan pendidikan agama Islam dapat dibagi menjadi 4 (empat)

bagian, yaitu:

a. Tujuan ideal

Agar mampu memperoleh hikmah kebijaksanaan hidup berdasarkan

ajaran Islam. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS. Lukman

Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan

Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya

Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".

b. Tujuan institusional

Agar mengetahui, mengerti dan memahami akidah dan syariah Islam

sebagaimana firman Allah dalam QS.At-Taubahayat 123:









































Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang

kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka

menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah,

bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa”.

c. Tujuan kurikuler

Dalam tujuan ini yang ingin dicapai adalah: mengetahui, memahami,

Referensi

Dokumen terkait

Nilai yang terkandung dalam surat al-maa’uun yakni nilai-nilai sosial pendidikan Islam meliputi; menyayangi anak yatim, memberi makan kepada fakir miskin, dan

Surat al-Fatihah juga memuat tujuan pendidikan jika dikorelasikan dengan tujuan pendidikan Islam yang identik dengan tujuan Islam sendiri, yaitu sesuai dengan hakikat

Kamba buku ini mengandung nilai- nilai pendidikan Islam di dalamnya yang di tuangkan melalui dialog-dialog bocah dikehidupan sehari-harinya sehinga bahasa buku ini mudah

Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Triyo Supriyatno, M.Ag. Kata Kunci: Guru Pendidikan Agama Islam, Nilai-nilai

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa kandungan Al-Qur’an yang terdapat dalam surat Al-Fatihah terkait dengan nilai-nilai Pendidikan islam yang

Mengingat kitab tersebut berisi syair atau nazam sebagaimana cuplikan contoh di atas yang memuat materi pendidikan Islam, maka perlu dilakukan sebuah penelitian guna

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku Figur Karismatik Abah Guru Sekumpul karya K.H.. Anshary El Kariem berupa nilai

3 Relasi Islam dan negara perspektif Kiai Haji Achmad Siddiq yang menjelaskan tentang hubungan Agama Islam dengan Negara.17 persamaan dari penelitian ini adalah, membahas tokoh Kiai