• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM BUKU LA TAHZAN KARYA AIDH AL-QORNI S K R I P S I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM BUKU LA TAHZAN KARYA AIDH AL-QORNI S K R I P S I"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM BUKU “LA TAHZAN” KARYA „AIDH AL-QORNI

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun oleh TOPIKIN 111 12 103

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA 2017

(2)
(3)

DEKLARASI

الله الرحمن الرحيممسب

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 14 Maret 2017 Penulis,

TOPIKIN

(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini:

Nama : TOPIKIN

NIM : 11112103

Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jurusan : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 14Maret 2017 Yang Menyatakan,

TOPIKIN

(5)

Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag.

Dosen IAIN Salatiga

Nota Pembimbing

Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi

Saudara TOPIKIN

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

di Salatiga Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : TOPIKIN

NIM : 111 12 103

Fakultas / Progdi : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan

Agama Islam (PAI)

Judul : NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM

BUKU “LA TAHZAN” KARYA „AIDH AL-QORNI

Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu'alaikum, Wr, Wb.

Salatiga, 14 Maret 2017 Pembimbing

Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag.

(6)

SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM

DALAM BUKU “LA TAHZAN” KARYA „AIDH AL-QORNI

DISUSUN OLEH: TOPIKIN NIM: 111 12 103

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga, pada tanggal 30 Maret 2017dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Mufiq, M.Ag., M.Phil.

Sekretaris Penguji : Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag.

Penguji I : Achmad Maimun, M.Ag.

Penguji II :Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

Salatiga, … April 2017 Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Suwardi, M.Pd.

NIP. 19670121 199903 1 002

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) Jl. Lingkar Salatiga Km. 2 Tel. (0298) 6031364 Salatiga 50716

(7)

MOTTO



Artinya:“Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan

(menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat”.

“Ketahuilah, bahwa yang terbaik dari hari-hari kita

adalah ketika kita menjadi tujuan dan bukan kita yang

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap mempunyai peran penting dalam hidup-Ku

1. Keluarga: nenek, almarhum bapak Yono dan Ibu Suti, adik Ahmad Budi Castanyo.

2. Keluarga besar Bani Mundzir dan Bani Mangil.

3. Keluarga besar pengasuh Ponpes Dawar (Almarhum KH. Kharisudin, Kyai Muhammad Jundan, Kyai Ahmad Kharir, Kyai Lukman Hakim dan teman-teman).

4. Keluarga besar pengasuh Ponpes Al-Gufron (Almarhum KH. Slamet Gufron) dan teman-teman (Munir, Rofi‟, Fuad, Kuri, Adib, Lintang).

5. Pembimbing akademik: Bpk. Dr. Muh. Irfan Helmy, Lc. MA., 6. Pembimbing skripsi: Ibu Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag.

7. Keluarga PACISTA (Dedi, Tri, Ridwan, Datul, Ika, Novi, Putri, Nia, Haroh), Keluarga besar IMADISA (Ikatan Mahasiswa Purwodadi IAIN Salatiga), Keluarga besar PMII Kota Salatiga.

8. Teman-teman Yayasan Nurul Iman Margosari Kota Salatiga.

9. Teman-teman KKN Posko 56 Kenteng Bawang Magelang (Asih Rahayu, Ragil, Novi, Saydatul, Eko, Bilal).

10. Lailatul jannah yang selalu memberi motivasi dan semangat. 11. Untuk calon makmum dalam hidup Ku.

(9)

KATA PENGANTAR

الله الرحمن الرحيممسب

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarata guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun jugul skripsi ini adalah “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM BUKU “LA

TAHZAN” KARYA „AIDH AL-QORNI.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga

4. Ibu Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangakan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

(10)

5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan PAI IAIN Salatiga yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan ketarbiyahan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

6. Almarhum Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita.

7. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan myang berlipat ganda amien. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Amien ya robbal „alamien.

Salatiga, 14Maret 2017 Penulis,

TOPIKIN

(11)

ABSTRAK

Topikin. 2017. Nilai-Nilai Pendidikan Islamdalam Buku “La Tahzan” Karya

„Aidh Al-Qorni.Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Dra. Djami‟atul Islamiyah, M.Ag.

Kata Kunci: Buku La Tahzan, Pendidikan Islam.

Buku La Tahzan adalah sebuah buku yang di tulis oleh „Aidh Al-Qorni. Dalam bukunya ini berisi banyak hal yang berkaitan dengan pendidikan Islam maupun aspek psikologis yang sangat memberikan konstribusi bagi bangunan keimanan maupun motivasi yang positif bagi kehidupan sehari-hari.

Pokok masalah dalam penelitian ini adalah :1) Bagaimananilai pendidikan Islam dalam buku La Tahzan karya ‟Aidh Al-Qorni? 2) Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku La Tahzan karya ‟Aidh Al-Qorni dalam kehidupan sekarang? Mengingat kajiannya merupakan penelitian literarur/studi pustaka(library research) maka metode yang digunakan adalah analasis isi dari buku tersebut (content analisis).

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwanilai-nilai pendidikan Islam dalam buku “La Tahzan”, yaitu: keimanan, tawakal, anjuran taubat dan khusnuddhon. Selain aspek pendidikan Islam dalam buku tersebut terdapat nilai psikologis yang sangat penting yaitu rasa percaya diri dan motivasi untuk selalu mencintai ilmu. Sementara relevansi nilai-nilai pendidikan Islam tersebut dengan pendidikan saat ini yang serba globalisasi yaitu minimnya tingkat keimanan, ketakwaan, taubat dan khusnuddhon/berprasangka baik.Paling tidak dengan adanya pembahasan nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku La Tahzan karya „Aidh Al-Qorni ini dapat dijadikan tolak ukur dan diaktualisasikandalam dunia pendidikan Islam secara kongkrit dalam kehidupan nyata sehari-hari.

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN DEKLARASI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Kegunaan Penelitian ... 5 E. Metode Penelitian ... 6 F. Penegasan Istilah ... 9 G. Sistematika Penulisan ... 11

(13)

BAB II BIOGRAFI

A. Setting Sosial „Aidh Al-Qarni ... 13 B. Profesi „Aidh Al-Qarni ... 14 C. Karya-Karya „Aidh Al-Qarni ... 18

BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN

A. Sistematika Penulisan Buku “La Tahzan” ... 21 B. Latar Belakang Penulisan Buku “La Tahzan” ... 23 C. Isi Buku “La Tahzan” tentang Nilai Pendidikan Islam 25 1. Nilai Pendidikan Islam Secara Umum... 25 2. Nilai Pendidikan Islam dalam Buku “La Tahzan” . 38

BAB IV PEMBAHASAN

A. Signifikansi Pemikiran Nilai Pendidikan Islam

dalam Buku “La Tahzan ... 70 B. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Buku “La

Tahzan” dan Relevansinya dengan Kondisi

Sekarang ... 90

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 95 B. Saran ... 96 DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Pembimbingan dan Asisten Pembimbingan Skripsi

Lampiran 3 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 4 Daftar SKK

(15)

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan di Indonesia memang menghadapi problematika yang sangat kompleks dan menuntut pembenahan yang seksama. Suatu sistem pendidikan dapat dikatakan bermutu, jika proses belajar-mengajar berlangsung secara menarik dan menantang, sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan. Prorses pendidikan yang bermutu akan membuahkan hasil pendidikan yang bermutu dan relevan dengan pembangunan. Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan efesien perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan kualitas pendidikan yang optimal, diharapkan akan dicapai keunggulan sumberdaya manusia yang dapat menguasai pengetahuan, ketrampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang terus berkembang.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah menyebabkan berkembangnya gaya hidup materialistik dan hedonistik dikalangan warga masyarakat. Dampak lebih jauhdari gaya hidup tersebutmerebaknya dekadensi moral atau pelecehan nilai-nilai agama, baik dikalangan orang dewasa, remaja maupun anak- anak. Akan tetapi, banyak dikalangan remaja, karena secara

psikologis masa remaja merupakan masa yang penuh teka-teki

(pertumbuhannya dipengaruhi oleh lingkungan sekitar sehingga

(16)

perkembangan jiwa mereka ataupun karakter mereka berbeda-beda, kepribadian mereka susah ditebak), dilematis (merupakan peralihan dari masa anak- anak menuju usia dewasa sehingga cenderung coba- coba) dan sangat rentan.

Perilaku-perilaku reaktif, semakin meresahkan jika dikaitkan dengan masa depan diperkirakan akan semakin kopleks dan penuh tantangan. Tantangan kompleksitas masa depan memberikan dua alternatif, yaitu pasrah kepada nasib atau mempersiapkan diri sebaik mungkin. Misi pendidikan yang juga berdimensi masa depan tentunya menjatuhkan pada pilihannya pada alternatif kedua, artinya pendidikan mengemban tugas untuk mempersiapkan peranannya di masa depan agar kelak menjadi manusia berkualitas (Ali dan Asrori, 2006:107).

Paparan diatas menjelaskan bahwa pengetahuan yang komprehensif sangatmembantu dalam mempersiapkan individu kepada masa depan yang cerah dan menjadi harapan semua di dunia. Sebagaimana termuat dalam firman Allah Q.S.Ar- Ra‟du ayat 11:

….



Artinya:“…Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum

sehingga mereka merobah keadaan (Tuhan tidak akan merubah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka) yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.

(17)

Mengingat manusia dengan kelengkapan-kelengkapan dasar dalam dirinya baru mencapai kematangan hidup.Setelah berkembang melalui tingkat hidup kejiwaan dan kejasmaniahan dengan pengarahan atau bimbingan dari pendidikan yang diperoleh, karena tidak ada satu pun makhluk ciptaan Tuhan di atas bumi yang dapat mencapai kesempurnaan atau kematangan hidup tanpa berlangsung melalui suatu proses atau latihan pembelajaran. Dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakuberkembang, bahkan dengan berilmu pengetahuan derajat seseorang akan terangkat dan mulia dihadapan-Nya. Firman Allah SWT ditegaskan dalam QS.Al-Mujadalah, 11:

…. Artinya: “… Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Mengingat proses pendidikan adalah suatu proses pengembangan kemampuan atau bakat manusia dengan sendiri proses tersebut akan berjalan sesuai dengan hukum-hukum perkembangan, yaitu hukum organisyang menyatakan bahwa perkembangan manusia berjalan secara menyeluruh dalamseluruh organ, baik organ tubuh maupun organ rohani. Oleh karena itu, dalam perkembangan jiwa remaja sangat memerlukan bimbingan, arahandan pendidikan yang dapat membina jiwa yang optimal serta nilai-nilai yang dijadikan sebagai suatu pegangan hidupnya. Dengan demikian, perlu adanya sesuatu yang menunjang akan perkembangan jiwa remaja sehingga diharapkan menjadi remaja yang tidak cuma berkualitas dihadapan masyarakat tetapi dihadapan Allah SWT(Arifin,2009:57).

(18)

Penulis tertarik menetapkan buku La Tahzan sebagai objek penelitian, karena dalam buku La Tahzan penulis menemukan nilai-nilai pendidikan Islam sehingga dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan jiwa remaja. Selain itu, buku La Tahzan mengajak untuk mengenal lebih dekat jiwa dan ruh kita agar senantiasa tenang menatap perjalanan masa depan. Buku ini ditulis oleh „Aidh Al-Qorni diperuntukan secara umum bagi masyarakat luas dan khusus bagi para remaja. Untuk mendatangkan kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, kelapangan hati, membuka pintu optimisme dan menyingkirkan segala kesulitan demi meraih masa depan yang lebih indah. „Aidh Al-Qarni sebagai pengarangmenyampaikan tidak ingin melihat generasi penerus bangsa menjadi generasi yang lemah dan tidak berkualitas.

Skripsi ini belum ada satupun sumber tulisan yang secara khusus meneliti tentang relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku “La

Tahzan” karya ‟Aidh Al-Qorni dalam kehidupan sekarang. Kebanyakan

Penelitian sebelumnya berfokus pada nilai kesadaran diri dan pendidikan akhlak, sedangkan fokus penulis disini adalah pada relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku La Tahzan karya ‟Aidh Al-Qorni dalam kehidupan sekarang. Penelitian ini bersifat melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk melengkapi data tentang nilai kesadaran diri dan pendidikan akhlak.Hal inilah yang melatar-belakangi penulisan skripsi ini.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis terdorong mengkaji lebih lanjut tentang “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM BUKU “LA

(19)

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah secara definitif masalah yang penulis teliti dapat dirumuskan, sebagai berikut :

1. Bagaimananilai pendidikan Islam dalam buku La Tahzan karya ‟Aidh Al-Qorni?

2. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku La Tahzan karya ‟Aidh Al-Qorni dalam kehidupan sekarang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui konsep nilai pendidikan Islamdalam buku La Tahzan karya ‟Aidh Al-Qorni.

2. Untuk mengetahuirelevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku La

Tahzan karya ‟Aidh Al-Qorni yang diterapkan dalam kehidupan sekarang.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik

teoritismaupun praktis, antara lain: 1. Manfaat teoritis

a. Dapat mendiskripsikan konsep nilai pendidikan Islam dalam buku “La

Tahzan” karya „Aidh Al-Qorni

b. Dapat mendiskripsikan relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku “La Tahzan” karya „Aidh Al-Qorni.

(20)

c. Dapat digunakan sebagai informasi dan tambahan pengetahuan mengenai kontribusi nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku “La

Tahzan” karya „Aidh Al-Qorni terhadap perkembangan jiwa menjadi

lebih baik. 2. Manfaat praktis

a. Diharapkan skripsi ini dijadikan bahan acuan bagi remaja muslim agar mempunyai akhlaqul karimah dan karakter yang baik.

b. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis serta tambahan pengetahuan sekaligus untuk mengembangkan pengetahuan penulis dengan landasan dan kerangka teoritis yang ilmiah atau pengintegrasian ilmu pengetahuan dengan praktek serta melatih diri dalam research ilmiah.

E. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Skripsi ini menggunakan pendekatan hermeneutika. Pendekatan ini penulis pakai karena hermeneutika sangat relevan untuk menafsirkan

berbagai gejala, peristiwa, simbol maupun nilai-nilai yang

terkandungdalam ungkapan bahasa. Dalam hal ini yang diungkap adalah nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku “La Tahzan” karya „Aidh Al-Qorni (Kaelan, 2005: 80).

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) yaitu suatu cara kerja tertentu yang bermanfaat untuk mengetahui pengetahuan ilmiah dari suatu dokumen yang dikemukaan oleh ilmuan masa lalu maupun sekarang (Kaelan, 2005:250). Jenis penelitian ini adalah

(21)

penelitian kualitatif sehingga menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, catatan yang berhubungan dengan makna, nilai dan pengertian. Dalam skripsi ini peneliti menganalisis muatan isi dari objek penelitian yang berupa dokumen yaitu buku “La Tahzan” karya „Aidh Al-Qorni. 2. Sumber Data

a. Data primer yaitu, data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti atau petugas-petugasnya dari sumber pertamanya (Suryabrata, 2005:39). Data primer dalam penelitian ini adalah buku La Tahzankarya „Aidh Al-Qorni.

b. Data sekunder dalam penelitian ini adalah karya-karya penulis lain yang membahas tentang nilai-nilai pendidikan Islam, baik dalam bentuk buku, jurnal, artikel maupun karya ilmiah lainnya. Beberapa sumber yangpenulis gunakan sebagai data sekunder, antara lain: buku, jurnal, artikel dan sumber lain yang relevan dengan penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data secara holistik integrative relevan dengan fokus, maka teknik pengumpulan data yang akan dipakai menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data melaluidokumen. Dokumen disini bisa berupa buku, surat kabar, majalah, jurnal, ataupun internet yang relevan dengan tema penelitian ini.

4. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dalam penelitian selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik content analisis (Moleong, 1991:163), yaitu analisis tekstual dalam studi pustaka melalui interpretasi terhadap isi pesan

(22)

suatu komunikasi sebagaimana terungkap dalam literatur-literatur yang memiliki relevansi dengan tema penelitian ini yang berorientasi pada upaya mendeskripsikan sebuah konsep atau memformulasikan suatu ide pemikiran melalui langkah-langkah penafsiran terhadap teks dalam buku “La Tahzan” karya „Aidh Al-Qorni.

Selain analisis isi, peneliti juga menggunakan teknik analisis semiotik, karena obyek kajian berupa teks, maka nantinya juga akan dikaji bahasa dari teks yang digunakan tersebut. Semiotik merupakan kajian tanda yang ada dalam kehidupan, artinya segala sesuatu yang ada dalam kehidupan dapat dilihat sebagai tanda, yakni sesuatu yang harus diberi makna (Hoed, 2011:3) . Disini teks buku “La Tahzan” karya „Aidh Al-Qorni, menjadi bagian dari tanda yang harus dimaknai. Dalam penerapan teknik analisis semiotik ini peneliti memperhatikan bahasa yang digunakan oleh „Aidh Al-Qorni dalam bukunya. Ketika ada suatu kata atau bahasa yang diulang-ulang atau sebuah penekanan pada bahasa yang digunakan maka itu artinya ada sebuah pesan yang ingin disampaikan olehnya.

Adapun langkah-langkahnya analisisnya sebagai berikut:

a. Memilih data dengan pembacaan dan pengamatan secara cermat terhadap buku “La Tahzan”karya „Aidh Al-Qornididalamnya terkandung nilai-nilai pendidikan Islam.

b. Mengkategorikan ciri-ciri atau komponen pesan yang mengandung nilai-nilai pendidikan Islam yang ada dalam buku “La Tahzan”karya „Aidh Al-Qorni.

c. Menganalisis relevansi pemikiran „Aidh Al-Qorni dalam konteks sekarang.

(23)

Untuk mendapatkan kesimpulan penulis menggunakan pola penalaran induktif, yaitu pola pemikiran berangkat dari suatu pemikiran khusus kemudian ditarik generalisasi yang bersifat umum.

F. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalah-pahaman dalam penulisan skripsi ini, perlu penulis jelaskan mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul di atas. Istilah-istilah tersebut adalah :

1. Nilai-nilai Pendidikan Islam a. Nilai-nilai

Nilai dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia berarti harga, ukuran, angka yang mewakili prestasi, sifat- sifat yang penting yang berguna bagi manusia dalam menjalani hidupnya (Kamisa, 1997: 376). Nilai mengacu pada sesuatu yang oleh manusia ataupun masyarakat dipandang sebagai yang paling berharga.

Menurut Milto Roceach dan James Bank sebagaimana dikutip oleh Mawardi Lubis, nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan, dimana seseorang harus bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu tindakan yang pantas atau tidak pantas dikerjakan, dimiliki dan dipercayai (Lubis, 2011:16). Nilai menurut Fraenkel (dalam Lubis, 2011:17) adalah standar tingkah laku, keindahan, keadilan, kebenaran dan efisiensi yang mengikat manusia dan sepatutnya dijalankan dan di pertahankan.

Berdasarkan pengertian diatas penulis berpendapat bahwa yang dimaksud dengan nilai adalah suatu yang penting atau yang

(24)

berharga bagi manusia sekaligus inti kehidupan dan diyakini sebagai standar tingkah laku, tanpa nilai manusia tidak akan memiliki arti dalam kehidupannya karena sebagai dasar dari aktifitas hidup manusia harus memiliki nilai baik yang melekat pada pribadi maupun masyarakatnya.

b. Pendidikan Islam

Pendidikan yaitu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui: upaya pengajaran dan pelatihan, proses perbuatan, cara didik

(Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:768).

Menurut Ahmad D. Marimba (1989:19), pendidikan adalah bimbingan atau pembinaan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Adapun pengertian Islam berasal dari bahasa arab aslama

yuslimu islaman yang berarti berserah diri, patuh, dan tunduk.

Selanjutnya Islam menjadi nama suatu agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui nabi Muhammad SAW.

Pendidikan Islam yang dikehendaki dalam tulisan ini adalah usaha atau proses yang ditujukan untuk membina kualitas sumber daya manusia seutuhnya agar ia dapat melakukan peranannya dalam kehidupan secara fungsional, optimal mengarahkan segala potensi yang telah ada pada manusia sejak awal kejadiannya secara sadar agar

(25)

tercipta insan kamil sesuai ajaran yang diwahyukan Allah kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW.

2. BukuLa Tahzankarya „Aidh Al-Qorni

Buku La Tahzan merupakan karya dari „Aidh Al-Qarni seorang penulis besar dari Saudi. Secara umum buku ini berkaitan dengan watak, sifat naluriah dan persoalan umum kejiwaan manusia. Buku La Tahzan ini mempunyai artian bahwa dalam menjalani kehidupan ini harus dengan penuh semangat. Tidak dirisaukan oleh masa lalu yang telah lewat dan tidak pula dicemaskan oleh masa depan yang akan datang dengan berpedoman dengan satu kata yaitu La Tahzan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan yang dimaksud dengan nilai-nilai pendidikan Islam telaah dalam buku La Tahzan karya „Aidh Al-Qorni adalah kumpulan dari prinsip-prinsip hidup yang saling terkait yang berisi ajaran-ajaran guna memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia yang ada menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma atau ajaran Islam yang tertuang pesan-pesan dalam buku karangan „Aidh Al-Qorni yang berjudul La Tahzan.

G. Sistematika Penulisan

Secara umum dalam penulisan skripsi ini terbagi dari beberapa bagian pembahasan teoritis dan pembahasan empiris dari dua pokok pembahsan tersebut kemudian penulis jabarkan menjadi lima bab. Adapun perinciannya, sebagai berikut :

Bab IPendahuluan, dalam bab ini penulis akan mengemukakan pokok-pokok pikiran yang mendasari penulisan skripsi ini. Pokok-pokok-pokok tersebut

(26)

antara lain : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penulisan.

Bab IIBiografi, pada bab ini dipaparkan tentang gambaran biografi dan setting sosial dari „Aidh Al-Qorni beserta karangan-karangannya.

Bab IIIDeskripsi Pemikiran, penulis akan mengemukakan sistematika penulisan buku “La Tahzan”, latar belakang penulisan buku “La Tahzan”, pokok bahasan tentang nilai-nilai pendidikan Islam, metode pendidikan dan tujuan pendidikan Islam menurut „Aidh Al-Qorni dalam buku “La Tahzan”.

Bab IV Pembahasan, penulis menguraikan tentang buku “La Tahzan” karya „Aidh Al-Qorni, meliputi: analisis konsep nilai pendidikan Islam dalam buku “La Tahzan” serta relevansi nilai-nilai dalam Pendidikan Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Bab VPenutup, meliputi; kesimpulan dan saran-saran yang menjadi akhir dari penulisan skripsi ini

(27)

BAB II BIOGRAFI

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai gambaran singkat biografi dan perjalanan karir‟Aidh Al-Qarni.

A. Setting Sosial „Aidh Al-Qarni

„Aidh al-Qarni lahir di perkampungan al-Qarn tahun 1379H (1960 M). Nama lengkap beliau adalah`Aidh Abdullah bin `Aidh Qarni. Nama al-Qarni diambil dari daerah asalnya di wilayah selatan Arab Saudi. Beliau berasal dari keluarga “Majdu” di perkampungan al-Qarn, sebelah selatan Kerajaan Arab Saudi. Di perkampungan ini lah beliau dibesarkan, sejak kecil dia sudah dipekenalkan oleh ayahnya dengan aktifitas keagamaan. Sejak kecil sang ayah sudah membawa al-Qarni ke masjid untuk shalat berjamaah. Sang ayah juga telah memperkenalkan berbagai macam buku bacaan kepada Dia semenjak kecil. Karenanya, ia sudah terbiasa dengan bacaan sejak kecil. Mengenal latar belakang pendidikannya, Aidh Al Qarni telah belajar agama di wilayah selatan Arab Saudi, baik dari ayahnya sendiri maupun dari para ulama setempat. Pendidikan formalnya dimulai di Madrasah Ibtidaiyah Ali Salman didesanya. Setelah lulus, dia kemudian melanjutkan pendidikan ke Ma'had Ilmi sejak bangku SMP, hingga meraih gelar kesarjanaan (Lc) dari Fakultas Ushuluddin di Universitas Islam Imam Muhammad ibn Su'ud tahun 1403-1404 dan gelar Magister dalam bidang Hadits Nabi tahun 1408 H dengan tesis berjudul al-Bid'ah wa Atsaruha fi ad-Dirayah wa ar-Riwayah (Pengaruh Bid'ah terhadap ilmu Dirayah dan Riwayah Hadits).

(28)

Ia menamatkan program sarjana (Lc), magister (M.A.) dan doktor di Universitas Islam Imam Muhammad bin Su`ud, Riyadh, Arab Saudi. Gelar Doktornya dalam bidang hadits diraih dari Al-Imam Islamic University, Riyadh, pada tahun 1422 H. Saat itu ia mengajukan disertasi berjudul

"Dirasah wa Tahqiq Kitab Al-Mahfum Ala Shahih Muslim li Al-Qurthubi"

(Studi Analisis Kitab Al-Mahfum Ala Shahih Muslim Karya Al-Qurthubi).

B. Profesi „Aidh Al-Qarni 1. Aktivitas „Aidh Al-Qarni

Aktivitas „Aidh Al-Qarni boleh dibilang tidak jauh dari kegiatan membaca dan menulis. Bahkan, ketika mendekam dalam penjara, dua

aktivitas inilah yang membuatnya sibuk. Pada usia 23 tahun Ia hafal Al-Qur‟an dan kitab Bulughul Maram, serta telah mengajarkan 5.000-an

hadis dan 10.000-an bait syair. Sekitar 1.000-an judul kaset yang berisi ceramah agama, kuliah, serta kumpulan puisi dan syair karyanya telah dipublikasikan (www.young muslimsindo.blogspot.com dendy sugono, dikutip 06 Desember 2012).

Kecerdasannya itu mengantarkan Al-Qarni sebagai penulis produktif dan penceramah populer. Selama 29 tahun dia mengarungi dunia dakwah, kaset-kaset ceramahnya telah beredar dan berkumandang di sejumlah masjid, yayasan, universitas dan sekolah di berbagai belahan dunia. Sekitar 1.000-an judul kaset yang berisi ceramah agama, kuliah, serta kumpulan puisi dan syair karyanya telah dipublikasikan. Kitab-kitab karyanya yang berjumlah lebih dari 70 buah itu telah pula diterjemahkan

(29)

ke dalam berbagai bahasa. Keberaniannya menyuarakan kebenaran juga sempat membuatnya merasakan jeruji besi pemerintah Al-Saud., Beliau dan kawan-kawan ulama mudanya berani berteriak lantang menentang kehadiran pasukan Amerika Serikat di Arab Saudi atas undang pemerintah Arab Saudi. Al-Qarni juga dikenal sebagai tokoh pembaruan di Arab Saudi yang mencoba melakukan pendekatan dengan aliran lain. Tulisannya setiap pekan di harian Asharqul Awsath selalu ditunggu pembaca dan menaikkan tiras koran yang semula diterbitkan di London itu

(www.young-muslim-latar-pendidikan, Abdul Ghafar, dikutip 06

Desember 2016).

2. „Aidh Al-Qarni Berdakwah Seumur Hidup.

Ketika berada di balik jeruji penjara, Aidh Al Qarni memilih untuk terus menulis. ''Saya masuk penjara karena saya menulis 50 bait qasidah (puisi) yang di anggap punya pengaruh politik,'' ujarnya. Berlembar-lembar tulisan pun menjadi bukti ketekunan pria yang lahir di tahun 1379 H dan berasal dari perkampungan al-Qarn, sebelah selatan Kerajaan Arab Saudi, ini menjalani hari-harinya di penjara.''Sekitar 100 halaman pertama saya tulis di penjara,'' katanya.Setelah keluar dari penjara, „Aidh Al-Qarni melanjutkan tulisannya. Untuk menyelesaikan lembar-lembar itu, dia membutuhkan referensi 300 judul buku.Hingga akhirnya, lahirlah buku La Tahzan yang diterjemahkan dengan Jangan Bersedih.Hasilnya sungguh fenomenal. Inilah buku yang telah diterbitkan oleh puluhan penerbit dan mencapai angka penjualan fantastis.

(30)

Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam 29 bahasa dunia. ''Di Arab Saudi, buku itu sudah dicetak kurang lebih 1,5 juta eksemplar,'' kata Al Qarni Di Indonesia, buku ini juga sempat menjadi buku terlaris. Kelebihan buku Al-Qarni terlihat pada bahasan-bahasannya yang fokus, penuh hikmah, dan selalu memberi jeda untuk merenung sebelum berlanjut pada bahasan berikut. Pada bagian penutup, hadir pula kata-kata bijak yang menjadi intisari tulisan-tulisan sebelumnya. Dalam bukunya pula, Al-Qarni mengajak pembaca agar tidak menyesali kehidupan, tidak menentang takdir, atau menolak dalil-dalil dalam Alquran dan sunnah. Dalam kunjungan kali pertama di Indonesia, Qarni yang hafal Al-Qur'an, 5000 hadits, dan 10 ribu bait syair Arab klasik hingga kontemporer ini sempat bertandang ke sejumlah tempat dan menemui tokoh nasional. Saat itulah wartawan Daman huri Zuhri dan Burhanuddin Bella berhasil menemui sosok yang terkenal dengan sikap lembutnya itu. Dengan diperkaya keterangan dari sejumlah sumber, Al-Qarni pun bertutur tentang buku, kegiatan dakwah, dan kehidupan pribadinya Mengapa Anda memberi judul La Tahzan (Jangan bersedih). Apa sesungguhnya yang mendorong Anda memberi judul seperti itu?

Pertama, ini alasan dari Alquran. Seperti yang difirman Allah SWT : La tahzan wa laa takhof (Janganlah bersedih dan janganlah takut). Ayat ini disampaikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW ketika bersama-sama sahabatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq memasuki Gua Tsur sebelum melakukan hijrah ke kota Yatsrib, Madinah al Munawwarah.

(31)

Kedua, sesungguhnya kesedihan itu adalah penyakit alam seluruhnya.Muslim atau bukan Muslim, orang pasti mengalami kesedihan.Sedih karena sakit, sedih karena meninggal, sedih karena kesulitan hidup dan berbagai masalah.Jadi, karena alasan itulah makanya buku ini saya beri judul La Tahzan.

Anda dikenal sebagai seseorang yang banyak menulis dan membaca buku. Sebenarnya, apa pedoman-pedoman atau petunjuk-petunjuk praktis supaya lebih mudah dalam mendapatkan ilmu? Kaidah pertama seseorang yang menuntut ilmu bagi kaum Muslimin untuk mendapatkan ilmu adalah ikhlasun niat lillahi ta'ala. Karena dengan niat yang ikhlas, Allah akan membuka hati seorang Muslim. Kedua, kita mempelajari ilmu secara bertahap, berjenjang, tabarruj.Jangan kita langsung kepada masalah-masalah besar nanti kita tidak bisa menguasai. Ketiga, hendaklah kita membaca. Tapi, membaca saja tidak cukup kita ambil ilmunya dari para masyarih (yang menguasai masalah). Orang-orang berilmu yang mengerti masalah, sehingga ilmu kita kalau dari buku saja bisa saja pemahaman kita salah. Tapi, ketika kita membahasnya dengan orang-orang yang mengerti, insya Allah, pemahaman kita akan lebih mantap dan ilmu kita akan lebih lurus. Keempat, ketika kita sudah mengetahui satu masalah tentang ilmu kita, amalkan. Jangan hanya dijadikan teori hingga akhirnya ilmu kita tidak berkah. Sebagaimana orang Yahudi dalam Alquran waktu mereka membatalkan janji-janji kepada nenek moyang mereka itu yang membuat hati mereka sesat dan menjadi

(32)

batu.Ini i'tibar bagi kita sekalian. Kelima, kalau kita sudah punya ilmu dan paham benar maka ajarkan kepada orang lain. Jangan disimpan untuk diri sendiri. Berikan ilmu kita kepada orang lain sehingga banyak manfaatnya untuk masyarakat menjadi amal saleh bagi kita.

C. Karya-Karya „Aidh Al-Qarni.

„Aidh Al-Qarni merupakan sosok pemikir dan Ulama terkemuka. Ia telah melahirkan karya-karya sastra yang merupakan kekayaan intelektual yang sangat berharga. Karya-karyanya yang berbentuk suluk dari karya pemikir ulama Islam terdahulu. Naskah aslinya yang berupa manuskrip atau tulisan tangan asli masih bisa ditemui pada perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi di Negeri London. Di perpustakaan-perpustakaan tersebut seseorang akan dapat menemukan dan mengkaji berbagai pemikiran yang tersimpan dalam koleksi karya-karya pemikir dan ulama Islam Arab Saudi zaman sekarang.

„Aidh Al-Qarni juga dikenal sebagai tokoh pembaruan di Arab Saudi yang mencoba melakukan pendekatan dengan `aliran` lain. Tulisannya setiap pekan di harian Asharqul Awsath selalu ditunggu pembaca dan menaikkan tiras koran yang semula diterbitkan di London itu. „Aidh Al-Qarni telah menuangkan ilmunya melalui tulisan-tulisan, hal ini dapat dilihat melalui karya-karyanya antara lain: dalam bidang tafsir, Aidh al Qarni di telah menyususn sebuah kitab tafsir yang diberi nama: Tafsir Al Muyassar, berjumlah empat jilid, tafsir ini merupakan tafsir yang cukup mudah di pahami dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara rincih dan jelas.

(33)

Sementara bukunya yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang cukup laris yang diterbitkan sejumlah penerbit dan dicetak berulang kali adalah:

1. La Tahzan, Jangan Bersedih` (Qishti Press).

2. Tips Menjadi Wanita Paling Bahagia di Dunia` (Maghfirah) 3. Menjadi Wanita Paling Bahagia` (Qishti Press)

4. Ramadhankan Hidupmu`(Maghfirah Pustaka) 5. Tersenyumlah`(Gema Insani).

6. Jangan Putus Asa`(Robbani Press). 7. Jangan Berputus Asa` (Darul Haq)

8. Jagalah Allah, Allah Menjagamu (Darul Haq) 9. Majelis Orang-Orang Saleh`(Gema Insani) 10. Cambuk Hati`(Irsyad Baitus Salam)

11. BagaimanaMengakhiriHari-harimu`(SaharaPublisher) 12. Berbahagialah`(Pustaka Al-Kautsar) dan(Gema Insani) 13. Power of Love` (Zikrul Hakim)

14. Al-Azahamah, Keagungan`(Pustaka Azzam) 15. Menakjubkan!`(Aqwam)

16. Jadilah Pemuda Kahfi`(Aqwam)

17. Mutiara Warisan Nabi SAW`(Sahara Publisher) 18. Gerbang Kematian` (Pustaka Al-Kautsar)

Bila di lihat dari karya-karya‟ Aidh Al-Qarni menunjukan bahwa ia cenderung mengajarkan tentang sastra dan motivasi yang mengenai tentang syair- syair arab kuno sebagai motivasi untuk umat islam dan fiqih. Karya-karya „Aidh Al-Qarni hampir keseluruhannya berbentuk prosa yakni karangan

(34)

bebas yang tidak terikat kepada kaidah yang terdapat didalam puisi. terdapat satu karya dalam puisi (Kamus Besar Bhasa Indonesia, Balai Pustaka, 2002:899), yaitu Syair Ma‟rifah yang salah satu naskahnya dipopulerkan seluruh Indonesia termasuk Arab Saudi. Syair itu mengemukakan tentang empat komponen agama Islam dan motivasi untuk kalangan remaja umat muslimin, yaitu Iman, Islam, tauhid dan Ma‟rifah. Serta tentang ma‟rifah sebagai pengetahuan sufi yang memahkotai empat komponen itu. Empat komponen agama inilah yang akan menentukan seseorang di sebut sebagai insan kamil (manusia sempurna). Data di atas menunjukan bahwa „Aidh Al-Qarni dapat dikatakan sebagai penerus yang sesungguhnya dari tradisi penulisan syair religious yang telah di kenal oleh ribuan umat Islam.

(35)

BAB III

DESKRIPSI PEMIKIRAN

A. Sistematika Penulisan Buku “La Tahzan”

Buku La Tahzan karya „Aidh Al-Qarni memiliki sistematika hampir sama dengan buku lainnya, dengan halaman pertama judul diikuti dengan nama pengarang yaitu „Aidh Al-Qarni dan penerjemah Samson Rahman, penerbit Qisthi Press. Halaman berikut tentang pengantar penerbit, pengantar penerjemah dan pengantar penulis. Dengan bahasa yang halus dan sopan penulisan buku ini menjelaskan tentang pengetuk hati agar selalu ingat akan rahmat dan ampunan Allah, bertawakkal dan berbaik sangka kepada-Nya, mengimani qadha dan qadar-Nya, menjalani hidup sesuai apa adanya, melepaskan kegundahan tentang masa depan dan mengingat nikmat Allah untuk mendatangkan kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, kelapangan hati, membuka pintu optimisme dan menyingkirkan segala kesulitan demi meraih masa depan yang lebih indah.

Buku La Tahzan, menjelaskan usaha untuk meluruskan berbagai kesalahan yang terjadi akibat penyimpangan terhadap fitrah saat berinteraksi dengan sunnah-sunnah Allah, sesama manusia, benda, waktu dan tempat. Buku ini mencegah agar tidak terus-menerus melawan arus kehidupan, menentang takdir, mendebat manhaj yang telah digariskan dan mengingkari bukti-bukti. Selain itu, buku ini mengajak agar senantiasa tenang menatap perjalanan masa depan, merasa yakin dengan semua potensi dalam diri sendiri, menyimpan semua energi positif yang ada serta menghimbau untuk

(36)

melupakan tekanan hidup, sesaknya perjalanan usia dan beban perjalanan hidup sistem pergantian antara pembahasan masalah yang satu dengan pembahasan masalah yang lain yang ditandai dengan bab-bab tertentu yang sesuai dengan pembahasan masalah.

Penulis tidak menyusun buku dalam sistematika bab-bab dan pasal-pasal yang banyak. Penulisan buku ini dengan gaya yang sangat variatif. Adakalanya membeberkan beberapa permasalahan dalam beberapa paragraf, kemudian berpindah dari satu permasalahan ke permasalahan lain, kembali lagi pada bahasan yang sama setelah beberapa halaman pembahasan yang berbeda ditujukan agar lebih sedap dibaca, lebih enak dan tidak membosankan. Selain itu, penulis tidak memberi nomor surat dan ayat serta tidak pernah menyebutkan perawi hadits. Meski demikian, bila hadits yang disebutkan itu lemah maka penulis selalu mengingatkannya. Adapun bila hadits itu shahih, maka penulis hanya akan menyebutnya hadits shahih dan kadangkala tak memberi catatan apapun.. Semua ini dilakukan agar tulisan ini ringkas, terhindar dari banyaknya pengulangan, penjelasan yang bertele-tele, dan tidak menjemukan. Pembaca melihat ada beberapa pengulangan pada sejumlah materi. Meski demikian, penulis selalu berusaha mengemasnya dalam metode dan struktur pembahasan yang berbeda. Ini memang sengaja dilakukan untuk menguatkan pemahaman kita dengan cara menyajikannya lebih sering.

Kelebihan buku La Tahzan terlihat pada bahasan-bahasan yang fokus, penuh hikmah dan selalu memberi ide untuk merenung sebelum berlanjut pada

(37)

bahasan berikut. Pada bahagian penutup, hadir pula kata-kata bijak yang menjadi intisari tulisan-tulisan sebelumnya.

B. Latar Belakang Penulisan Buku “La Tahzan”

Buku ini dinamakan La Tahzan karena pertama, ini alasan dari Al-Qur‟an. Seperti yang di firman Allah SWT: La tahzan wa laa takhof (Janganlah bersedih dan janganlah takut). Ayat ini disampaikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW ketika bersama-sama sahabatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq memasuki Gua Tsur sebelum melakukan hijrah ke kota Yatsrib, Madinah al Munawwarah. Kedua, sesungguhnya kesedihan itu adalah penyakit alam seluruhnya. Muslim atau bukan Muslim, orang pasti mengalami kesedihan. Sedih karena sakit, sedih karena meninggal, sedih karena kesulitan hidup dan berbagai masalah. Jadi, karena alasan itulah makanya buku ini diberi judul La Tahzan (http://profil-insan.blogspot.com/2009/03/dr-aidh-abdullah-al-qarni-penulis.html diakses pada 20 Desember 2016 jam 16.00 WIB).

Salah satu peristiwa yang mendorong beliau menulis buku La Tahzan ialah ketika beliau dipenjara selama 10 bulan, sekitar 10 tahun lalu. Beliau ditahan karena menerbitkan beberapa bait syair berkaitan dengan politik. Selama dipenjara, beliau banyak membaca buku mengenai musibah dan masalah manusia, pembunuhan serta hubungan bapak dengan ibu atau anak dengan orang tua. Hal ini mendorong beliau untuk memberikan solusi kepada mereka.

(38)

Untuk menulis La Tahzan, beliau telah menggunakan lebih kurang 300 buku dari berbagai bahasa sebagai rujukan. Pada mulanya beliau menulis bab per bab. Namun, setelah difikirkan kembali, manusia akan bosan dengan cara penulisan seperti itu. Maka, Dr. Aidh telah menulis buku La Tahzan secara berlika-liku seperti sebuah taman, sehingga pembaca seperti sedang berjalan di tempat yang indah.

Buku La Tahzan merupakan salah satu buku self-help, buku petunjuk cara hidup dan buku motivasi. Buku ini ditulis untuk siapa saja yang senantiasa merasa hidup dalam bayang-bayang kegelisahan, kesedihan dan kecemasan atau orang yang selalu sulit tidur dikarenakan beban duka dan kegundahan yang semakin berat menerpa. Buku ini akan mengatakan kepada pembacanya, "Bergembiralah dan berbahagialah!" atau Optimislah dan tenanglah!

Bahkan, mungkin pula ia akan berkata, “Jalani hidup ini apa adanya dengan ketulusan dan keriangan!”. Buku ini berusaha meluruskan berbagai kesalahan yang terjadi akibat penyimpangan terhadap fitrah saat berinteraksi dengan sunah-sunah Allah, sesama manusia, benda, waktu dan tempat.

Ada beberapa hal penting dari buku ini, diantaranya adalah:

1. Buku ini ditulis untuk mendatangkan kebahagiaan, ketenangan,

kedamaian, kelapangan hati, membuka pintu optimisme dan

menyingkirkan segala kesulitan demi meraih masa depan yang lebih indah. Buku ini merupakan pengetuk hati agar selalu ingat akan rahmat dan ampunan Allah, bertawakkal dan berbaik sangka kepada-Nya, mengimani

(39)

qadha dan qadar-Nya, menjalani hidup sesuai apa adanya, melepaskan kegundahan tentang masa depan, dan mengingat nikmat Allah.

2. Buku ini mencoba memberikan resep-resep bagaimana mengusir rasa duka, cemas, sedih, tertekan dan putus asa.

3. Buku ini bersifat umum, alias untuk siapa saja. Singkatnya, untuk kaum muslim maupun non muslim. Pembicaraan dalam buku ini secara umum adalah berkaitan dengan watak dan sifat naluriah dan persoalan-persoalan umum kejiwaan manusia. Namun begitu, buku ini tetap menempatkan Manhaj Rabbani sebagai penyuluh.

4. Pembaca tidak akan hanya menjumpai kutipan-kutipan pernyataan dari orang-orang Timur, tetapi juga dari orang Barat.

C. Isi Buku “La Tahzan” tentang Nilai Pendidikan Islam 1. Nilai Pendidikan Islam Secara Umum

Menurut Milton Rokeach dan James Bank nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan yang mana seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai sesuatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan. Menurut Sidi Gazalba mengartikan nilai merupakan sesuatu yang bersifat abstrak, ia ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah dan menurut pembuktian empirik, melainkan soal penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki, disenangi dan tidak disenangi (Thoha, 1996:60-61). Nilai-nilai Islam itu pada hakikatnya adalah kumpulan dari prinsip-prinsip hidup, ajaran-ajaran tentang bagaimana manusia seharusnya menjalankan kehidupannya di dunia ini, yang satu prinsip

(40)

dengan lainnya saling terkait membentuk satu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisah-pisahkan.

Idealnya nilai ajaran Islam dapat terinternalisasikan dalam sistem pendidikan Islam sehingga outputnya dapat mengembangkan kepribadian muslim yang memiliki integritas kepribadian tinggi. Menurut Achmadi (2005:28) pendidikan Islam adalah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya/insan kamil sesuai dengan norma Islam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan Islam adalah sifat-sifat atau hal-hal yang melekat pada pendidikan Islam yang digunakan sebagai dasar manusia untuk mencapai tujuan hidup manusia yaitu mengabdi kepada Allah SWT.

Macam-macam nilai sangat kompleks dan sangat banyak, pada dasarnya nilai itu dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dilihat dari sumbernya nilai dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: (Isna, 2001:98-99)

a. Nilai Ilahiyah (nash) yaitu nilai yang lahir dari keyakinan (belief), berupa petunjuk dari supernatural atau Tuhan. Dibagi atas tiga hal: 1) Nilai Keimanan (Tauhid/Akidah)

2) Nilai Ubudiyah 3) Nilai Muamalah

b. Nilai Insaniyah (Produk budaya yakni nilai yang lahir dari kebudayaan masyarakat baik secara individu maupun kelompok) yang terbagi menjadi tiga:

(41)

2) Nilai Sosial 3) Nilai Estetika

Kemudian dalam analisis teori nilai dibedakan menjadi dua jenis nilai pendidikan yaitu:

a. Nilai instrumental yaitu nilai yang dianggap baik karena bernilai untuk sesuatu yang lain.

b. Nilai instrinsik ialah nilai yang dianggap baik, tidak untuk sesuatu yang lain melainkan didalam dan dirinya sendiri (Syam, 1986:137). Islam memandang adanya nilai mutlak dan nilai intrinsik yang berfungsi sebagai pusat dan muara semua nilai. Nilai tersebut adalah tauhid (uluhiyah dan rububiyah) yang merupakan tujuan semua aktivitas hidup muslim. Nilailain yang termasuk amal shaleh dalam Islam termasuk nilai instrumental yang berfungsi sebagai alat dan prasarat untuk meraih nilai tauhid. Pokok-pokok nilai pendidikan Islam yang utama yang harus ditanamkan pada anak yaitu nilai pendidikan i‟tiqodiyah, nilai pendidikan amaliyah, nilai pendidikan khuluqiyah (Achmadi, 1992: 58).

a. Nilai Pendidikan I‟tiqodiyah

Nilai pendidikan I‟tiqodiyah ini merupakan nilai yang terkait dengan keimanan seperti iman kepada Allah SWT, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari Akhir dan Takdir yang bertujuan menata kepercayaan individu. Iman berasal dari bahasa Arab dengan kata dasar amanayu‟minu imanan artinya beriman atau percaya. Percaya dalam bahasa Indonesia artinya mengakui atau yakin bahwa sesuatu (yang dipercayai) itu memang benar atau nyata adanya. Dalam iman terdapat

(42)

3 unsur yang mesti berjalan serasi, tidak boleh tumpang antara pengakuan lisan, pembenaran hati dan pelaksanaan secara nyata dalam perbuatan. Adapun bukti-bukti keimanan diantaranya: Kaelani HD (2000: 60-61)

1) Mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya. 2) Melaksanakan perintah-perintah-Nya. 3) Menghindari larangan-larangan-Nya.

4) Berpegang teguh kepada Allah SWT dan sunnah Rasul-Nya. 5) Membina hubungan kepada Allah SWT dan sesama manusia. 6) Mengerjakan dan meningkatkan amal shaleh.

7) Berjihad dan dakwah. Nilai Kemanusiaan.

Pendidikan keimanan termasuk aspek pendidikan yang patut

mendapat perhatian yang pertama dan utama dari orang

tua.Memberikan pendidikan ini kepada anak merupakan keharusan yang tidak boleh ditinggalkan.Pasalnya iman mendasari keIslaman seseorang.Pendidikan keimanan harus dijadikan sebagai salah satu pokok dari pendidikan kesalehan anak. Dengannya dapat diharapkan kelak ia akan tumbuh dewasa menjadi insan yang beriman kepada Allah SWT melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dengan keimanan yang kuat bisa membentengi dirinya dari perbuatan dan kebiasaan buruk.

b. Nilai Pendidikan Amaliyah.

Nilai pendidikan amaliyah merupakan nilai yang berkaitan dengan tingkah laku. Nilai pendidikan amaliyah, diantaranya:

(43)

Ibadah merupakan bukti nyata bagi seorang muslim dalam meyakini dan mepedomani aqidah Islamiyah. Pembinaan ketaan beribadah kepada anak di mulai dari dalam keluarga. Sejak dini anak-anak harus diperkenalkan dengan nilai ibadah, seperti diajarkan melafalkan surat-surat pendek dari Al-Qur‟an untuk melatih lafal-lafal agar fasih mengucapkannya, karena membaca Al-Qur‟an adalah ibadah.Kemudian juga anak-anak dilatih mendirikan shalat, maksudnya agar ketika anak mulai baligh, tidak perlu bersusah payah belajar shalat.

Pendidikan ibadah merupakan salah satu aspek pendidikan Islam yang perlu diperhatikan semua ibadah dalam Islam yang bertujuan membawa manusia agar selalu ingat kepada Allah SWT. 2) Pendidikan Muamalah

Pendidikan muamalah merupakan pendidikan yang memuat hubungan antara manusia baik secara individu maupun kelompok. Pendidikan muamalah ini, meliputi:

3) Pendidikan Syakhsiyah

Pendidikan Syakhsiyah merupakan pendidikan yang memuat perilaku individu, seperti masalah perkawinan, hubungan suami istri dan keluarga yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang sakinah dan sejahtera.

4) Pendidikan Madaniyah

Pendidikan ini berkaitan dengan perdagangan, seperti: upah, gadai yang bertujuan untuk mengelola harta benda atau hak-hak indvidu.

(44)

5) Pendidikan Jana‟iyah

Pendidikan ini yang berhubungan dengan pidana atas pelanggaran yang dilakukan, yang bertujuan memlihara kelangsungan kehidupan manusia, baik berkaitan dengan harta, kehormatan, maupun hak-hak individu yang lain.

6) Pendidikan Murafa‟at

Pendidikan ini berhubungan dengan acara seperti peradilan, saksi maupun sumpah yang bertujuan untuk menegakkan keadilan diantara anggota masyarakat.

7) Pendidikan Dusturiyah

Pendidikan ini berhubungan dengan undang-undang Negara yang mengatur hubungan rakyat dengan pemerintah yang bertujuan untuk stabilitas bangsa.

8) Pendidikan Duwaliyah

Pendidikan ini yang berhubungan dengan tata negara seperti tata negara Islam, tata negara tidak Islam, wilayah perdamaian dan wilayah perang, dan hubungan muslim di negara lain yang bertujuan untuk perdamaian dunia.

9) Pendidikan Iqtishadiyah

Pendidikan ini berhubungan dengan perkonomian individu dan negara, hubungan yang miskin dengan yang kaya yang bertujuan untuk keseimbangan dan pemerataan pendapatan.

c. Nilai Pendidikan Khuluqiyah

Pendidikan ini merupakan pendidikan yang berkaitan dengan etika (akhlak) yang bertujuan membersihkan diri dari perilaku rendah

(45)

dan menghiasi diri dengan perilaku terpuji. Pendidikan akhlak merupakan bagian terpenting dalam kehidupan sehari-hari, karena seseorang yang tidak memiliki akhlak akan menjadikan dirinya berbuat merugikan orang lain. Pendidikan akhlak merupakan pendidikan yang dapat membawa menuju kesuksesan, oleh karena itu didiklah anak-anak kita dengan akhlak yang baik, karena orang tua merupakan cerminan yang pertama yang di contoh oleh anak.

Paparan di atas dapat disimpulkan bahwa masing-masing nilai mempunyai keterkaitan dengan nilai yang satu dengan lainnya, misalkan: nilai ilahiyah mempunyai relasi dengan nilai insaniyah, nilai ilahi (Hidup etis religious) mempunyai kedudukan vertical lebih tinggi dari nilai hidup yang lain. Disamping secara hirarki lebih tinggi, nilai keagamaan mempunyai konsekwensi pada nilai yang lain dan sebaliknya nilai lain mempunyai nilai konstitusi pada nilai etis religious.

Adapun pandangan hidup yang mendasari seluruh kegiatan pendidikan Islam ialah pandangan hidup muslim yang merupakan nilai-nilai luhur yang bersifat universal yakni Al-Qur‟an dan As-Sunnah yang shahih juga pendapat sahabat dan juga ulama sebagai tambahan. Kedudukan Al-Qur‟an sebagai sumber dapat dilihat dari kandungan Surat Al-Baqarah ayat 2:



Artinya: “Kitab [Tuhan menamakan Al Quran dengan Al kitab yang di

sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa Al Quran diperintahkan untuk ditulis] (Al-Qur‟an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa [Takwa Yaitu

(46)

memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja]”.

Selanjutnya firman Allah SWT dalam QS. Asy-Syuura ayat 17:



Artinya: “Allah-lah yang menurunkan kitab dengan (membawa)

kebenaran dan (menurunkan) neraca (keadilan). dan tahukah kamu, boleh Jadi hari kiamat itu (sudah) dekat?”.

Al-Qur‟an adalah petunjuk-Nya yang bila dipelajari akan membantu menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman berbagai problem hidup. Apabila dihayati dan diamalkan menjadi pikiran rasa dan karsa mengarah pada realitas keimanan yang dibutuhkan bagi stabilitas dan ketentraman hidup pribadi dan masyarakat.

Sebagai suatu subjek pelajaran, pendidikan agama Islam mempunyai fungsi yang berbeda dari subjek pelajaran yang lain. Pendidikan agama Islam ini mempunyai fungsi yang bermacam-macam, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing lembaga pendidikan. Fungsi yang diemban akan menentukan berbagai aspek pengajaran yang dipilih oleh pendidikan agar tujuannya tercapai. Pendidikan Agama, termasuk pendidikan agama Islam, dapat diarahkan untuk mengemban salah satu atau gabungan dari beberapa fungsi, yaitu: a. Konvensional, dimaksudkan untuk meningkatkan komitmen dan

perilaku keberagamaan seseorang/peserta didik.

b. Neo konvensional, dimaksudkan untuk meningkatkan keberagamaan peserta didik sesuai dengan keyakinan. Meskipun tujuan utama adalah

(47)

agar peserta didik diharapkan menjadi “manusia beragama” sesuai dengan yang diidealkan oleh ajaran agama. Pendidikan agama Islam ada kemungkinan untuk mempelajari dan mempermasalahkan ajaran agama lain namun disini mempelajari untuk memperkokoh agama sendiri dan dalam rangka meningkatkan toleransi antar umat beragama. c. Konvensional tersembunyi, yaitu pendidikan yang menawarkan sejumlah pilihan ajaran agama dengan harapan peserta didik akan memilih salah satu yang dianggap paling benar dan sesuai dengan dirinya tanpa ada arahan pada salah satu diantaranya.

d. Implisit, dimaksudkan untuk memperkenalkan peserta didik pada ajaran agama yang secara terpadu dengan seluruh aspek kehidupan melalui berbagai subyek pelajaran. Fungsi ini lebih menekankan pada nilai-nilai universal dari ajaran agama-agama yang berguna bagi kehidupan manusia dalam berbagai aspeknya.

e. Non konvensional, dimaksudkan untuk memahami keyakinan atau pandangan hidup yang dianut oleh orang lain.

Sebagaimana termaktub dalam Bab II Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertaqwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan yang telah dirumuskan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 pada dasarnya adalah manusia seutuhnya.Manusia seutuhnya yang

(48)

dimaksud disini adalah pertama, manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Kedua, berbudi pekerti luhur.Ketiga, memiliki pengetahuan dan keterampilan.Keempat, sehat jasmani dan rohani.Kelima, berkepribadian mantap dan mandiri.Keenam, memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Secara umum, pendidikan agama Islam bertujuan untuk “meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”. Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu: (1) dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; (2) dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; (3) dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam; (4) dimensi pengamalan, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau diinternalisasi oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta mengaktualisasikan dan merealisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pasal 26 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan

(49)

untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan agama Islam dapat dibagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu:

a. Tujuan ideal

Agar mampu memperoleh hikmah kebijaksanaan hidup berdasarkan ajaran Islam. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS. Lukman ayat 12:





Artinya: “dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada

Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".

b. Tujuan institusional

Agar mengetahui, mengerti dan memahami akidah dan syariah Islam sebagaimana firman Allah dalam QS.At-Taubahayat 123:





Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang

kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa”.

c. Tujuan kurikuler

Dalam tujuan ini yang ingin dicapai adalah: mengetahui, memahami, menghayati dan melaksanakan Rukun Iman, Rukun Islam dan Ihsan.

(50)

d. Tujuan instruksional

Tujuan akhir dari pendidikan Islam terletak pada perwujudan penyerahan diri atau ketundukan yang mutlak kepada Allah pada tingkat individu, masyarakat dan kemanusiaan pada umumnya.

Agama Islam sebagai agama dan objek kajian akademik memiliki cakupan dan ruang lingkup yang luas. Secara garis besar Islam memiliki sejumlah ruang lingkup yang saling terkait yaitu:

a. Lingkup keyakinan (akidah)

Akidah secara bahasa (etimologi) biasa dipahami sebagai ikatan simpul dan perjanjian yang kuat dan kokoh. Ikatan dalam pengertian ini merujuk pada makna dasar bahwa manusia sejak azali telah terikat dengan satu perjanjian yang kuat untuk menerima dan mengakui adanya Sang Pencipta yang mengatur dan menguasai dirinya, yaitu Allah SWT. Selain itu akidah juga mengandung cakupan keyakinan terhadap yang gaib, seperti malaikat, surga, neraka, dan sebagainya. Akidah atau keimanan adalah merupakan hal terpenting bagian terpenting dalam ajaran Islam. Dari segi bahasa iman diartikan sebagai pembenaran hati. Iman diambil dari kata amn atau amanah, yang berarti “keamanan/ketentraman”

b. Lingkup norma (Syariat)

Syariat merupakan aturan-aturan Allah yang dijadikan referensi oleh manusia dalam menata dan mengatur kehidupannya baik dalam kaitannya dengan hubungan antara manusia dengan Allah SWT. hubungan antara manusia dengan Allah SWT. hubungan manusia

(51)

dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Syariat tidak hanya hukum kongkrit, tetapi juga suatu kumpulan nilai dan kerangka bagi kehidupan keagamaan Muslim. Sementara fikih mencakup hukum-hukum syariat secara spesifik, tetapi syariat itu sendiri juga mencakup ajaran-ajaran etika dan spiritual yang tidak bersifat hukum secara khusus walaupun hukum itu tidak pernah terpisah dari moral dalam Islam

c. Muamalah dan perilaku (akhlak/behavior).

Muamalah adalah bentukan dari akar kata “amal” yang berarti kerja. Muamalah mengandung makna keterlibatan dua orang atau lebih dalam sebuah amal (kerja). Islam sebagai agama yang komprehensif menuntut perwujudan iman dalam bentuk amal (kerja) baik dalam bentuk ritual ibadah kepada Allah SWT maupun dalam hubungannya dengan sesama manusia bahkan dengan alam sekitarnya.

Penyampaian materi pendidikan Islam agar berhasil dengan baik, perlu menggunakan metode pengajaran yang sesuai karena metode mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan tercapainya suatu tujuan pengajaran. Pada dasarnya metode pengajaran pendidikan agama Islam sama dengan mengajar ilmu-ilmu yang lain. Adapun macam-macam metode yang dapat digunakan, meliputi:

a. Metode ceramah

Ceramah adalah penuturan bahwa pelajaran secara lisan. Guru memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah murid pada waktu tertentu (waktunya terbatas) dan tempat tertentu pula. Disampaikan

Referensi

Dokumen terkait

Real Time Clock (RTC) Dan Remote Control Menggunakan Mikrokontroler .” Laporan Akhir ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III di

Promosi koperasi mempunyai indikasi berpengaruh terhadap penjualan kredit koperasi Karya Husada sehingga dengan tingkat promosi baiknya koperasi tersebut maka para anggota

Penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Perilaku Sosial Terhadap Teman Melalui Metode Bercerita dengan Media Boneka Jari pada Anak Didik Kelompok B1 TK Al Mujahidin Cilacap

Pengertian Pengertian Pengembangan Aplikasi E-Learning Berteknologi Android Pada SMA Negeri 6 Palembang adalah suatu aplikasi pembelajaran melalui media mobile yang dibuat

Tepung biji nangka memiliki kandungan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan jamur terutama karbohidrat.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tepung biji nangka

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Teknik analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan model regresi berganda karena dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau

Sumber: Kotler (1997) Rangsangan pemasaran Produk Harga Tempat Promosi Rangsangan lain Ekonomi Teknologi Politik Budaya Karakteristik pembeli Budaya Sosial Pribadi Psikologis