• Tidak ada hasil yang ditemukan

RE-DESAIN INTERIOR CAFE FAM S FAM S BERGAYA URBAN INDUSTRIAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RE-DESAIN INTERIOR CAFE FAM S FAM S BERGAYA URBAN INDUSTRIAL"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

RE-DESAIN INTERIOR CAFE FAM’S FAM’S

BERGAYA URBAN INDUSTRIAL

Redesign Interior Cafe Fam’s Fam’s Urban Industiral Style Mawar Putri, Irwansyah

Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Potensi Utama

E-mail: pmawar33@gmail.com

ABSTRAK

Cafe merupakan salah satu tempat yang menyediakan fasilitas untuk bersantai dan bersosalisasi yang banyak digemari oleh masyarakat. Pada Cafe Fam’s Fam’s yang berada di Jl. Tempuling No.146 D Medan. Perlu Adanya re-desain pada interior cafe tersebut karena persaingan dalam bisnis cafe menjadi meningkat. Desain yang menarik, mampu menarik pengunjung untuk masuk, oleh karena itu penggunaan gaya desain urban industrial. Adanya sebuah unsur urban dan dipadunya dengan industrial di dalamnya, bertujuan memunculkan susasana perkotaan urban yang memiliki nilai estetis. Gaya industrial pada dasarnya menggunakan warna-warna monokromatik yang terkesan maskulin. Adapun material yang diaplikasikan cenderung kasar seperti logam dan baja suntuk menunjukkan karakternya. Karakteristik ruangan ini yaitu memberikan kesan unfinished, serta memiliki nilai komersial tersendiri di dalam suatu cafe. Dalam perancangan cafe ini menggunakan metode-metode perancangan diantaranya; Metode Pengumpulan Data, dan Metode Desain. Redesain cafe yang berawal dari keinginan owner untuk menciptakan suasana yang berbeda agar mencapai kenyamanan dalam hal kondisi dan sirkulasi ruang gerak pelanggan maupun pengelola. Sirkulasi berpengaruh pada pengaturan furniture & kebutuhan ruang. Perancangan ini diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal sehingga dapat membawa dampak positif bagi pengelola dan pelangan Cafe Fam’s Fam’s secara desain maupun fungsinya.

Kata Kunci—Cafe,Re-desain Interior, Urban Industrial

ABSTRACT

Cafe is one of the places that provides facilities to relax and socialize which is much favored by the community. At Cafe Fam’s Fam’s located on Jl. Tempuling No.146 D Medan. There is a need to re-design the interior of the cafe because competition in the cafe business is increasing. Attractive design, able to attract visitors to enter, therefore the use of urban industrial design style. The existence of an urban element and integrated with industry in it, aims to bring up the urban urban atmosphere that has aesthetic value. Industrial style basically uses monochromatic colors that seem masculine. The material applied tends to be rough, such as metal and steel, showing its character. The characteristics of this room is that it gives the impression of unfinished, and has its own commercial value in a cafe. In designing this cafe using design methods including; Data Collection Methods, and Design Methods. Cafe redesign that originated from the desire of the owner to create a different atmosphere in order to achieve comfort in terms of conditions and circulation space for customers and managers. Circulation influences the furniture arrangement & space requirements. This design is expected to achieve optimal results so that it can bring a positive impact on the manager and customer of Fam’s Fam’s design and

function.

(2)

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Cafe ialah tempat umum yang sangat diminati masyarakat. Pada era teknologi dan modern sekarang ini Cafe sudah banyak di berbagai kota dan mudah di temui. Café tidak hanya menawarkan makanan dan minuman namun juga menawarkan tempat yang cozy dan menarik, agar menjadi daya tarik dari café itu sendiri . Hal ini dipicu dari kemajuan tekologi dan budaya masyarakat dari seni photography sehingga café harus memiliki tema dan fasilitas yang mendukung kenyamanan masyarakat saat ingin bersantai, bekerja, ataupun sekedar berkmpul bersama teman . Cafe sendiri berasal dari kata coffe yang berarti kopi. Cafe di kota Medan sendiri beragam dan mempunyai keunikan masing-masing. Hal ini karena masyarakat kota Medan mulai tertarik mencari Cafe yang tidak hanya untuk melepas penat saja namun sebagai tempat untuk nongkrong dan exsis di sosial media.

Seiring perkembangan teknologi dan zaman, Cafe beberapa tahun terakhir belakangan ini menjadi salahsatu tempat yang paling diminati dan palig popular dikalangan masyarakat umum. Dalam menjalani persaingan dunia bisnis, para owner dari setiap Cafe berlomba-lomba untuk mempercatik dan memperindah interior dan kualitas Cafe nya yang bertujuan untuk menarik pelanggan agar datang.

Cafe Fam’s Fam’s adalah salah satu Cafe yang beda dari pada Cafe lainnya dan memiliki keunggulan dalam hal peracik kopi (barista) yang membuat kopi yang dapat dilihat langsung cara pengolahanya. Mesin pengolah kopi yang letaknya berdekatan dengan meja kasir membuat konsumen dapat melihat secara langsung pengolahan dari biji kopi menjadi kopi, serta tempat yang membuat nyaman konsumen agar berminat kembali untuk menyeduh kopi. Awal berdirinya Cafe ini karena sang pemilik Cafe adalah seorang penikmat dan penyuka kopi. Fam’s Fam’s berada di kota Medan, tepatnya berada Jl. Tempuling No.146 D Medan. Karena dari itu untuk menaikkan jumlah pengunjung maka diperlukan inovasi desain interior Cafe yang baru guna memenangkan persaingan dan menarik konsumen agar kembali ke Fam’s Fam’s.

Adanya sebuah unsur urban dan dipadunya dengan industrial di dalamnya, bertujuan memunculkan susasana perkotaan urban yang memiliki nilai estetis. Identitas dari Gaya industrial memiliki kesan maskulin dengan penggunaan warna monokromatik. Penggunaan material pada konseo ini lebuh menggunakan bahan yang kasar seperti baja atau logam yang sengaja untuk diekspos agar mempertegas karakter dari material. Karakteristik ruangan ini yaitu memberikan kesan unfinished, serta memiliki nilai komersial tersendiri di dalam suatu cafe.

1.2. Tinjauan Pustaka

Menurut Budiningsih dalam jurnalnya (2009:51) café adalah suatu restoran kecil yang berada di luar hotel , sedangkan menurut Dictionary of English Language and Culture,Longman adalah restoran kecil yang melayani atau menjual makanan ringan dan minuman, Cafe biasanya digunakan orang untuk rileks[1]. Menurut Carr dkk, desain urban termasuk di dalamnya membahas tentang ruang terbuka. Ruang terbuka (khususnya di perkotaan) merupakan sebuah wadah yang biasa digunakan masyarakat untuk melakukan kegiatan-kegiatan dan ritual yang mengeratkan hubungan suatu komunitas [2].

Menurut arsitag dalam websitenya www.arsitag.com yang diakses pada tahun 2019 15:20 WIB, gaya desain interior industrial (bahasa Inggris: Industrial design) adalah seni terapan di mana estetikadan usability (kemudahan dalam menggunakan suatu barang) suatu barang disempurnakan. Desaininterior industri menghasilkan kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, ataugaris dan warna, atau gabungannya, yang berbentuk 3 atau 2 dimensi, yang memberi kesan estetis,dapat dipakai untuk menghasilkan produk, barang, komoditas industri atau kerajinan tangan.

1.3. Studi Literatur

a. Café, Record Store dan Mini Cinema

Menurut (Grace:156-169 :2016) : Seturut dengan besarnya kebutuhan akan fasilitas hiburan seperti musik (piringan hitam), film (cinema) dan cafe di Jakarta, maka dirancang sebuah sarana yang memfasilitasi ketiga kebutuhan tersebut, yang dikemas dalam suasana yang sesuai yakni abad 20.

(3)

Gaya desain yang digunakan dalam perancangan ini antaralain gaya industrial dan retro, serta pendekatan eko desain. Ciri gaya Industrial yang diaplikasikan yaitu simpel, praktis, dan teknikal. Dengan mengkombinasikan gaya industrial dengan gaya retro, di mana menggunakan warna-warna berani dan lampu-lampu neon; pendekatan eko interior yang menggunakan kembali kontainer, palet kayu dan wood crate bekas menjadi beberapa elemen interior, maka perancangan bisa lebih unik dan estetis.

 Gaya Industrial

Hal yang paling menonjol pada bangunan industrial yaitu efisiensi pada desain dan layout, tujuan dan penampilan, material dan struktur. Sehingga rangka bangunan, dibuat polos dan tanpa perawatan tambahan. Konstruksi dari batu lokal atau batu bata, beton, kayu, kaca serta besi [3]. b. Perusahaan Pengembang Bisnis Properti

Menurut Ima Nur Lailatul Faridah dalam, “Penerapan Gaya Modern Urban pada Interior Sebuah Perusahaan Pengembang Bisnis Properti”. : Sistem Penataan Kantor Menurut Francis dkk, pembagian ruang pada suatu bangunan kantor dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu cellular, group space, open plan, dan landscape. Penataan ruang cellular (a) merupakan penataan ruang dalam bentuk tradisional dengan koridor sempit dengan banyak ruang di kanan kiri. Kapasitas tiap kamar biasanya lima orang dengan kedalaman ruang 12 meter. Penataan ruang group space (b) merupakan perkembangan bentuk cellular, dengan ruang yang lebih luas dan fleksibel. Jarak koridor ke luar ± 15-20 m. Bentuk penataan open plan (c) adalah bentuk penataan geometri yang kaku, layout ruangan sangat luas, susunan ruang fleksibel menurut kebutuhan pemakai, dan berdasarkan pembagian sub definisi dan ruang kerja. Batas-batas sirkulasi daerah kerja pada penataan landscape (d) memberi identitas kelompok. Tirai, tanaman, lemari, dan furnitur membentuk jalur sirkulasi.

Tema Urban Menurut Carr dkk, desain urban termasuk di dalamnya membahas tentang ruang terbuka. Ruang terbuka (khususnya di perkotaan) merupakan sebuah wadah yang biasa digunakan masyarakat untuk melakukan kegiatan-kegiatan dan ritual yang mengeratkan hubungan suatu komunitas. Menurut Kevin Lynch, desain urban berhubungan dengan 3 elemen; pola aktivitas, pola sirkulasi, dan pola dari bentuk mendukungnya [4]. Poin-poin tersebut menunjukkan bahwa ketiganya saling berkesinambungan. Masyarakat urban dengan aktivitas tinggi membutuhkan desain yang dapat menjawab permasalahan tersebut. Solusi sebuah interior dengan pergerakan tinggi adalah dengan menjadikan elemen-elemen di dalamnya ikut bergerak (mobile). Dalam perkembangan desain, interior yang menunjang aktivitas tinggi menjadi filosofi dasar tema urban. Material unfinish memberi sentuhan seolah interior dikerjakan setengah selesai karena ruangan segera digunakan. Material unfinish dapat berupa dinding bata, lantai dan dinding semen, furnitur unfinish, permukaan kayu dengan finishing kasar, dll

2. METODE PENELITIAN 2.1. Metode Perancangan

Metode Perancangan yang akan digunakan dan diterapkan untuk mengerjakan proyek Re- Desain Interior Café Fam’s Fam’s yangberada di Jl. Tempuling No.146 D Medan ini sebagai berikut :

1. Tahap Programming

Di dalam tahap programming terdapat berbagai macam proses yakni menetukan tujuan yang dimaksud dengan melihat kebutuhan desain dan mencari solusinya, mengumpulkan dan menganalisis fakta dari data-data wawancara, observasi, data tipologi dan hasil eksplorasi literatur. (Yustin Anggraeni : 2013 : 2).[10]

Dalam Tahan Programming terdapat beberapa tahap antara lain : a. Pengumpulan Data

Pengumpulan Data dilakukan guna untuk mengumpulkan informasi mengenai proyek yang akan digarap. Informasi yang dikumpulkan bisa didapatkan malalui studi pustaka, studi lapangan, studi tipologi dan mencari data dari artikel, internet, buku, dan lain sebagainya.

(4)

b. Analisa Data

Analisis Data Dilakukan Guna untuk menganalisis permasalahan, kebutuhan ruang, dan pengguna ruangan. Setelah semua masalah dianalisis dan permasalahan telah dipecahkan dengan benar maka hasil dari analisis akan dirinkan dan dipertegas pada desain akhir yang nantinya akan digunakan sebagai aplikasi untuk perancangan desain.

c. Membuat Pedoman Desain

Tahapan Pedoman Desain salah satu proses desain menemukan ide-de baru yang inovatif guna menjadi pedoman desain dari proyek yang digarap. Pedoman desain digunakan guna menjadi inspirasi dalam mendesain sebuah proyek dan dikembangkan lagi menjadi suatu desain yang diinginkan.

2. Tahap Space Planning

Space Planning dilakukan untuk menganalisis lebih mendalam tentang bagaimana struktur sebuah ruangan. Analilis ini mempertimbangkan tujuan dari ruangan dan siapa pengguna dari sebuah ruangan. Space Planning membantu memastikan stingkat efisiensi penggunaan ruang tanpa menyia-nyiakan ruang kosong menjadi tak bermanfaat.

a. Layout

Layout merupakan salah satu keputusan strategis operasional yang turut menentukan efesiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Layout yang tepat menunjukkan ciri-ciri adanya penyesuaian tata letak fasilitas operasional itu dengan jenis produk atau jasa yang dihasilkan dan proses konversinya. Layout yang baik akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas perusahaan (Haming dan Mahfud : 2014).[11]

Pada layout Café Fam’s Fam’s ada dua pengaturan pada layout :  Internal Layout

Pengaturan dari tatak letak interior dan fasilitas cafe yang terdiri dari tata letak meja dan kursi pengunjung, tata letak kursi dan meja bar, tata letak lampu, dan pendingin/penyejuk ruangan.

 External Layout

Pengaturan dari tata letak eksterior dan fasilitas cafe di luar ruangan yang meliputi tata letak meja dan kusi pengunjung pada area smoking, parkir pengunjung dan karyawan, tata letak papan nama yang strategis .Zooning

b. Blocking

Adapun area public dan service di cafe ini Area public terdiri dari (ruang makan pengunjung dan area bar ), Area privasi terdiri dari (kitchen) Area service terdiri dari (Toilet dan area parkir).

c. Tampak Potongan

Tampak ruangan yang dipotong secara dua dimensi yang guna menunjukkan sisi dalam sebuah ruangan, struktur bangunan, dan dimensi tinggi ruangan. Untuk penggambaran tampak potongan, kurang lebih sama dengan penggambaran layout. Bagian yang terpotong digaris tebal dengan notasi material bila merupakan gambar kerja.

d. Sketch Perspektif

Sketch perspektif meliputi sketsa perspektif kasar pada kertas lembar kerja yang kemudian diaplikasikan menggunakan software SketchUp, 3D Max, dan AutoCad pada komputer. Sketch perspektif ini guna untuk mempersentasekan hasil dari re-desain interior Toko Cuci Sepatu Medan. Sketch perspektif ini menampilkan gambar 3D dari setiap ruangan Toko Cuci Sepatu Medan yang telah di re-desain.

3. Tahap Keputusan Desain

Keputusan desain merupakan implementasi gambar kerja yang sesuai dengan pedoman desain Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan Menurut Simon (1960).[12] yaitu sebagai berikut : a. Intelligence : tahap awal dalam sebuah desain guna mengumpulkan informasi untuk

memecahkan sebuah permasalahan..

b. Design : tahap dimana pencarian solusi desain dan diimplementasikan dalam bentuk alternatif-alternatif desain.

(5)

c. Choice : tahap pemilihan sebuah desain yang telah disajikan dalam bentuk alternatif kemudian dipilih mana yang paling cocok untuk digarap.

d. Implementation : tahap pelaksanaan dari desain yang telah disetujui untuk digarap dan kemudian melaporkan dari hasil pelaksanaan tersebut.

2.2. Metode Desain

Design thinking adalah salah satu proses desain dengan cara berpikir kreatif untuk memecahkan sebuah masalah. Design thinking membantu kita untuk menemukan ide-de baru yang inovatif. Design thinking dilakukan dengan cara pendekatan dalam kriteria-kriteria tertentu tergantung dari permasalahan yang akan dipecahkan nantinya. Metode Design thinking yang digunakan adalah metode Tim Brown. (Tim Brown : 2009).[13]

Gambar.1. Bagan Metode Desain (Sumber : UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta) Berikut penjabaran dari proses desain:

1. Emphatize

Tahapan ini memerlukan research terlebih dahulu guna untuk memahami tentang pengguna ruangan atau objek perancangan. Dalam emphatize terdapat beberapa data yang digunakan antara lain :

a. Data lapangan fisik : mencari tapak dalam, layout, potongan, interior, elemen interior, dan lain-lain yang akan digunakan sebagai site untuk perancangan.

b. Data lapangan non-fisik : melakukan observasi terhadap Café Fam’s Fam’s, guna menemukan masalah yang terjadi baik dari sisi pengguna maupun ruangan interior.

c. Tipologi: Mencari objek sejenis atau peancangan sejenis, sebagai pembanding dan guna membantu menemukan konsep baru dari perancangan sejenis yang sudah pernah ada. Data ini bias didapat dari jurnal, internet, maupun buku.

2. Define

Define adalah proses menetapkan tujuan dan problem statement pada objek yang diamati. Permasalahan dapat ditemukan berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya. Pola permasalahan yang dicari adalah berdasarkan Human-Centered Design (Brown and Katz : 2009). Tahapan-tahapanya adalah:

a. Human-Centered Design Criteria

Membuat daftar list rincian permasalahan dilapangan yang berdasarkan kebutuhan owner maupun kebutuhan ruang dalam Café Fam’s Fam’s.

b. Problem Statement

c. Menganalisis semua permasalahan berdasarkan kriteria dan situasi di lapangan kemudian diambil persamaan dari tiap daftar list untuk dijadikan sebuah problem statement.

3. Ideation

Pada tahap ini dilakukan brainstorming ide dengan berbagai metode yang berangkat dari masalah yang sudah dianalisa pada tahap sebelumnya.

a. Konsep Desain : menentukan konsep-konsep desain yang nantinya akan memberikan solusi terhadap masalah yang ada.

b. Gambar Desain dan Gambar Kerja : pembuatan layout, rencana lantai, rencana plafon, rencana ME, tampak potongan, detail elemen interior, detail perabot, perspektif.

(6)

c. Metode : sebuah langkah yang digunakan untuk memudahkan menemukan solusi dan dibantu dengan beberapa metode lainnya, metode tersebut adalah:

 Survey lapangan.

 Wawancara dengan pengelola. 4. Prototyping

Pada tahapan ini mulai dilakukan pembuatan desain dengan inovasi secara 3D menggunakan aplikasi komputer dan kemudian diimplementasikan dalam bentuk maket. Berikut rincian dari tahap ini :

a. Maket Presentasi: membuat maket dengan skala 1:25.

b. Kelengkapan presentasi: membuat sarana-sarana yang mendukung untuk presentasi seperti PPT, presentation board, x-banner, lembar kerja dalam ukuran kertas A3.

5. Test

Melakukan test pertama dengan cara evaluasi bersama pembimbing, kemudian dijabarkan kelebihan dan kelemahan untuk pengembangan desain selanjutnya. Kemudian setelah pengembangan, dilakukan final test guna mendapatkan feedback. (Ellen Nadia : 2018 : 37).[14]

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Analisis Citra

Konsep perancangan Café Fam’s Fam’s ini adalah menghadirkan suasana yang baru dari desain sebelumnya. Desain pada cafe sebelumnya memiliki desain yang monoton dalam pengaplikasian warna pada dinding dan penggunaan furniture serta aksen decorative yang tidak bervariasi .Untuk dapat memberikan kesan yang berbeda dengan sebelumnya maka café di redesain dengan tema Urban Industrial dengan material utama yang digunakan dalam pengaplikasiannya adalah memilih materialUnfinished yang mencirikan kesan industri dan natural seperti didominasi pemilihan material kayu, dan besi. Kemudian material – material ini diterapkan pada dinding, ceiling, lantai, dan furniture. Sedangkan penambahan sistem lighting pemilihan lampu neon yang berfungsi sebagai branding café juga sekaligus sebagai aksen decorative, dan penggunaan warna yang berani pada beberapa furniture dapat menambah aksen urban pada rancangan desain.

Dari segi desain, Café Fam’s Fam’s ini citra yang ingin ditampilkan yaitu desain yang mewakili image Cafe yaitu Modern, Joyfull, dan Comfortable, namunditambah dengan desain yang berkesan Urban agar setiap orang yang datang dapat merasakan suasana yang berbeda pada Cafe lainnya. Desain ruangan secara garis besar mengambil style yaitu Urban Industrial. Tema ini diambil karena didasari oleh pemikiran bahwa customersyang berada di Cafe Fam’s Fam’s ini adalah para Anak Muda Zaman Milenial yang memiliki style yang Up to Date yang menjadi landasan diambilnya konsep Urban Industrial.

3.2. Skema Warna

Penggunaan warna pada Cafe Fam’s Fam’s tidak terlalu menggunakan warna yang terlalu ramai/colorfull. Warna yang digunakan adalah dominan warna Abu-abu.Warna abu yang berasal dari dinding dengan pengaplikasian plaster yang memberikan kesan Unfinished, warna-warna pendukung seperti coklat yang di aplikasikan pada material furniturejuga digunakan pada beberapa material Cafe Fam’s Fam’s. Untuk memunculkan kesan Industrial penggunaan warna warna alam seperti cokelat, corak kayu dan corak bata juga digunakan dalam desain Cafe Fam’s Fam’s ini.

(7)

Gambar 2. Skema Warna (Sumber :Penulis, Mawar Putri 2019) 3.3. Pola Sirkulasi

Dalam Cafe Fam’s Fam’s ini, terbagi beberapa kelompok kegiatan berbeda dari para pemakai yang terbagi :

1. Pelanggan

Pelanggan Cafe Fam’s Fam’s terbagi atas : a. Pelanggan Makan

Datang dan duduk di kursi kemudian pelayan datang mengantarkan menu, Pelanggan Pemesan makanan, makanan datang, kemudian makan/Chill&Chat, Pelanggan pulang. b. PelangganTake Away

Datang kemudianPelanggan memesan makanan kepada pelayan, Pelanggan pulang.

Gambar 3. Pola Kegiatan Pelanggan (Sumber :Penulis, Mawar Putri 2019) 2. Pengelola

Pengelola Cafe Fam’s Fam’s terbagi atas : a. Owner

Owner Datang bekerja lalu istirahat kembali kerja, lalu pulang b. Staff dan Karyawan

Staff dan Karayawan Datang bekerja lalu istirahat kembali kerja, lalu pulang.

Gambar 4. Pola Kegiatan Pengelola (Sumber :Penulis, Mawar Putri 2019)

Datang Pesan Makanan

Makanan Datang

Makan/Chill&Chat

Pulang

(8)

3.4. Analisis Pembentuk Ruang 1. Rencana Lantai

Café Fam’s Fam’s pada dasarnya memiliki lantai dengan material keramik glossy dengan ukuran 40cm x 40cm. Pada redesain café lantai yang digunakan adalah konsep lantai kayu/parkit yang pemasangannya yang cepat dan mudah dengan menggunakan pilihan warna yang gelap, tidak kontras, dan bahan yang digunakan ramah lingkungan. Pemilihan penggunaan bahan untuk lantai berfungsi mempersatukan desain dalam suatu ruangan baik dari segi plafon dan dinding sehingga tanpa merusak unsure eksisting pada lantai sebelumnya. Pemilihan bahan untuk lantai sangatlah penting, dimana yang menjadi pengguna utama adalah anak muda zaman millenial.

Pemilihan bahan lantai akan mempengaruhi desain suatu ruangan. Bahan yang dipilih adalah lantai kayu/parkit, dimana yang akandigunakan pada area meja makan. Dengan menggunakan warna lantai yang tidak kontras akan membuat ruangan menjadi lebih menonjol dan tidak terkesan berlebihan. Lantai kayu/parkit yang digunakan adalah motif “Faux Hardwood” yang memberi kesan classic yang alami dan lembut dengan warna “Dark Golden”.Sedangkan untuk bagian bar meggunakan keramik 20 cm x 20 cm, kamar mandi menggunakan keramik dengan motif zigzag berukuran 30 cm x 30 cm. 2. Rencana Dinding

Dinding pada café sebelumnya hanya dinding yang berwarna putih dan sedikit penambahan pajang dekoratif .Pada bagian mendesain dinding adalah salah satu desain yang hendak ditampilkan dalam ruang. Dinding pada setiap bagian ruangan Cafe Fam’s Fam’s, desain yang diaplikasikan adalah material dinding yang cara pengaplikasiannya dengan cara unfinish concrete. Pada dinding area bar menggunakan bata ekspos berwarna hitam dengan kombinasi abu-abu, untuk menegaskan kesan industrial pada ruangan dan di tambah dengan elemen interior lainnya.

3. Rencana Plafon

Plafon pada desain café sebelumnya berwarna putih dengan adanya penambahan daun-daun sintetis yang dikaitkan secara horizontal dari satu sisi dinding ke dinding satunya .Penggunaan warna pada plafon hanya menggunakan motif unfisnish concreteseperti warna pada dinding. Pada bagian plafon terdapat elemen dekoratif seperti pipa yang juga berfungsi menjadi jalur electrical pada bangunan Café Fam’s Fam’s. 3.5. Equipment

Equipment yang diperlukan pada tiap ruangan Cafe Fam’s Fam’s berbeda-beda tergantung kepada keperluan ruangan tersebut. Berikut equipment yang diperlukan setiap ruangan Cafe Fam’s Fam’s :

Tabel 1. Equipment

No Ruangan Equipment

1 Ruang Pelanggan  Meja Bar

 Kursi Bar  Meja Makan  Kursi Makan  Rak  AC  Pot Tumbuhan  Pajangan

(9)

3.6. Alternatif Desain

Kesimpulan dari hasil analisis dan evaluasi yang dilakukan pada gilirannya akan dipergunakan untuk memperbaiki perancangan awal, sehingga diperoleh karya desain yang representatif dan memuaskan.

Gambar 5. Layout 2D Café Fam’s Fam’s (Sumber :Penulis, Mawar Putri 2019)

3.7. Hasil

Hasil desain merupakan gambar akhir dari sebuah perancangan . Hasil desain yang dimasukkan dalam penulisan laporan meliputi:

1. Rendering Perspektif / PresentasiDesain

Rendering Perspektif berisi gambar-gambar desain yang telah dirender dan merupakan hasil akhir dari sebuah desain yang digarap. Berikut hasil-hasil rendering dari desain Café Fam’s Fam’s :

Gambar 6. Layout 3D Café Fam’s Fam’s (Sumber :Penulis, Mawar Putri 2019)

(10)

Gambar 7. Perspektif 1 (Sumber :Penulis, Mawar Putri 2019)

Gambar 8. Perspektif 2 Gambar 9. Perspektif 3

(Sumber :Penulis, Mawar Putri 2019) (Sumber :Penulis, Mawar Putri 2019)

Gambar 10. Perspektif 4 Gambar 11. Perspektif 5 (Sumber :Penulis, Mawar Putri 2019) (Sumber :Penulis, Mawar Putri 2019)

2. Detail Khusus

Gambar Detail Khusus dari furniture dan beberapa elemen dekoratif yang dirancang secara khusus. Namun disini hanya akan menampilkan detail furniture custom pada area bar yaitu meja bar.

(11)

Gambar 12. Costum Furniture & Konstruksi (Sumber :Penulis, Mawar Putri 2019)

Gambar 13. Detail Furniture & Konstruksi (Sumber :Penulis, Mawar Putri 2019)

Gambar 14. 3D Furniture (Sumber :Penulis, Mawar Putri 2019)

(12)

4. KESIMPULAN

Cafe Fam’s Fam’s adalah cafe yang bekonsep urban industrial, maka terdapat beberapa kesimpulan yang diantaranya sebagai berikut:

1. Konsep urban industrial dipilih untuk menonjolkan identittas cafe. Karakteristik ruangan ini yaitu memberikan kesan unfinished, serta memiliki nilai komersial tersendiri di dalam suatu cafe.

2. Perancangan Cafe dengan konsep Urban Industrial ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin berkumpul, bersantai, dan berbisnis.

3. Dasar pertimbangan konsep tidak terlepas dari fungsi serta lingkungan dimana tempat cafe itu berada. Konsep desain sangat penting dalam perencanaan untuk memenuhi tuntutan estetika, kritik sosial, dan fungsional.

5. SARAN

Adapun saran yang akan diusulkan penulis untuk meningkatkan Desain Interior dalam proses perancagan desain suatu proyek sebagai berikut :

1. Perancangan pada interior ini untuk memecahkan masalah yang ada pada Café Fam’s Fam’s. 2. Cafe Fam’s Fam’s perlu adanya pengetahuan tentang potensi site, arah konsep serta suasana

yang diinginkan pelanggan sehingga dapat menjadi arah pengonsepan ruang yang lebih maksimal agar menjadi nyaman dan aman.

3. Hasil perancangan ini bertujuan agar mahasiswa khususnya desain interior dapat mengembangkan pengetahuan pada konsep yang dirancang dan luasnya dunia desain interior yang membutuhkan pemecahan dalam permasalahan desain dengan memperhatikan berbagai faktor.

UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan selesainya karya ilmiah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berperan dalam tersusun nya karya ilmiah ini teruntuk Universitas Potensi Utama sebagai instansi perguruan tinggi yang menjadi wadah bagi mahasiswa/mahasiswi program studi Desain Interior di Medan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] dkk. Carr, Stephen, Public Space. USA: Combridge University Press, 1992. [2] K. Lynch, The Image of the City. Cambridge: MIT Press, 1960.

[3] Kilmer, Rosemary and Otie Kilmer. 1992. Designing Interiors. New York: Ted Buchholz.

[4] Munce, James F. Industrial Architecture : An Analysis of International Building Practice. New York. 1960. Munce, James F. Industrial Architecture : An Analysis of International Building Practice. New York. 1960.

[5] www.kanalinfo.web.id/pengertian-kafe-cafe (diakses penulis pada tanggal 20 Mei 2019, Jam 20.15 WIB)

[6] Bintarto, J., Jhon, J., & Purba, R. (2019). KAJIAN SEMIOTIKA PADA LOGO SANGGAR REOG SINGO BARONG KABUPATEN LANGKAT. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 2(1), 81-89.

[7] Purba, R. (2019). TIPOGRAFI KREASI MOTIF GORGA BATAK. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 1(2), 190-201.

[8] Irwansyah, D. (2016). Perancangan Aplikasi Visualisasi Modifikasi Mobil Menggunakan Visual Studio 2008 Dan 3D Max.

[9] Irwansyah, I. (2019). ANALISIS ORNAMEN INTERIOR PADA RUANG BALAIRUNG ISTANA MAIMOON MEDAN. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif,

(13)

3(1), 21-32.

[10] Panjaitan, S. W. (2019). PENGARUH DESAIN INTERIOR PERPUSTAKAAN TERHADAP KENYAMANAN PENGGUNA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS POTENSI UTAMA. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 1(2), 142-152.

[11] Ramadhani, I. (2019). KETERKAITAN ELEMEN INTERIOR TEMPAT MAKAN TERHADAP SOSIAL MASYARAKAT. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 1(2), 129-141.

[12] Ramadhani, I. (2019). KETERKAITAN ELEMEN INTERIOR TEMPAT MAKAN TERHADAP SOSIAL MASYARAKAT. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 1(2), 129-141.

[13] Ramadhani, I. (2019). TACTILE DIKAITKAN DENGAN PEMBELIAN PRODUK (STUDI KASUS WALLPAPER DINDING). PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 2(2), 118-130.

[14] Irwansyah, I. Tinjauan Antropometri Kursi dan Meja Makan pada Restoran 4 Fingers Crispy Chicken.

Gambar

Gambar 4. Pola Kegiatan Pengelola  (Sumber :Penulis, Mawar Putri 2019)
Tabel 1. Equipment
Gambar 5. Layout 2D Café Fam’s Fam’s  (Sumber :Penulis, Mawar Putri 2019)
Gambar 7. Perspektif 1  (Sumber :Penulis, Mawar Putri 2019)
+2

Referensi

Dokumen terkait