• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJAJARAN PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO. : Biokimia dan Metabolisme Epitel Pigmen Retina

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJAJARAN PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO. : Biokimia dan Metabolisme Epitel Pigmen Retina"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BANDUNG

__________________________________________________________________ Sari Kepustakaan : Biokimia dan Metabolisme Epitel Pigmen Retina

Penyaji : Raissa Metasari Tanto Pembimbing : dr. Rova Virgana, SpM(K)

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing

dr. Rova Virgana, SpM(K)

Kamis, 01 April 2021 Pukul 07.30 WIB

(2)

I. Pendahuluan

Retina merupakan lapisan terdalam bola mata yang sensitif terhadap cahaya. Retina memiliki lapisan neurosensorik dan epitel pigmen retina (EPR). Lapisan neurosensorik berisi komponen vaskular, glial, dan saraf. Fotoreseptor merupakan komponen saraf retina neurosensorik yang berperan dalam proses fototransduksi. Proses fototransduksi terjadi saat retina menangkap cahaya yang datang melalui media refraksi.1-3

Epitel pigmen retina merupakan selapis sel heksagonal yang berasal dari neuroektoderm dan memisahkan segmen luar fotoreseptor dengan koroid. Sel EPR berhubungan dengan fotoreseptor dalam proses penglihatan. Fotoreseptor dapat mendeteksi cahaya akibat adanya pigmen visual. Pembentukan molekul pigmen visual terjadi di dalam EPR melalui proses enzimatik. Disfungsi EPR dapat menyebabkan gangguan proses penglihatan.1,2,4

Peran utama EPR adalah untuk regenerasi pigmen visual, fagositosis diskus segmen luar fotoreseptor, transpor ion dan nutrien, absorpsi sinar, proteksi terhadap fotooksidasi, adhesi retina, sekresi faktor pertumbuhan, sitokin, dan modulator imun. Epitel pigmen retina menjalani fungsinya melalui aktivitas metabolisme dan biokimia. Polaritas sel, jumlah mitokondria, retikulum endoplasma, dan ribosom menunjukkan tingginya aktivitas metabolik dalam sel EPR.1,5,6 Sari kepustakaan ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai biokimia dan metabolisme EPR.

II. Anatomi Retina

Retina merupakan lembaran transparan tipis jaringan saraf yang melapisi permukaan dalam posterior bola mata. Lapisan ini terletak di antara koroid dan vitreus. Retina meluas ke anterior bola mata, dari diskus optikus hingga ora serrata. Ketebalan rata-rata retina manusia adalah 120 µm dengan luas sekitar 2500 mm2. Bagian paling tebal retina terdapat di makula yaitu sekitar 230 µm dan bagian paling tipis terdapat di fovea yaitu sekitar 100 µm.2,3,7

Retina memiliki sepuluh lapisan yang terdiri dari epitel pigmen retina, fotoreseptor, membran limitan eksterna, lapisan inti luar, lapisan pleksiformis luar, lapisan inti dalam, lapisan pleksiformis dalam, lapisan sel ganglion, lapisan serabut

(3)

saraf, dan membran limitan interna. Fungsi utama retina adalah untuk menangkap cahaya dan fototransduksi. Cahaya harus melewati seluruh bagian retina untuk mencapai fotoreseptor. Lapisan luar retina mendukung fungsi fotoreseptor melalui aktivitas biokimia dan metabolik.2,3,76

Gambar 1. Lapisan Retina

Dikutip dari: Remington dkk.8

Retina memiliki tingkat konsumsi oksigen yang tinggi. Lapisan ini mendapat suplai darah dari dua arteri. Arteri retina sentral menyuplai dua per tiga bagian dalam retina. Sepertiga bagian luar retina, yaitu epitel pigmen retina, sel batang, dan kerucut mendapatkan suplai darah dari koroid. Pembuluh darah pada koroid membentuk anyaman di bawah permukaan sklera yang disebut koriokapilaris.1-3,6

III. Epitel Pigmen Retina

Terdapat dua matriks ekstrasel pada permukaan basal dan apeks EPR. Epitel pigmen retina terletak di antara koriokapilaris dan segmen luar fotoreseptor. Matriks interfotoreseptor berada di antara segmen luar fotoreseptor dan EPR. Lamina vitrea berada pada bagian basal yang memisahkan EPR dengan koriokapilaris.1,9

(4)

Lapisan epitel ini memiliki banyak fungsi karena polaritas struktur dan komponen sel penyusunnya. Sel EPR mendukung metabolisme serta fungsi sel fotoreseptor melalui hubungan pada bagian apeksnya. Permukaan lateral sel EPR memiliki tight junction yang mengikat satu sel dengan yang lainnya. Hal tersebut menunjukkan keterlibatan EPR sebagai sawar darah retina.2,4,10

Gambar 2. Struktur Epitel Pigmen Retina Dikutip dari: Forrester dkk.7

3.1 Struktur Epitel Pigmen Retina

Lapisan EPR terdiri atas sel heksagonal dengan ukuran yang bervariasi. Epitel pigmen retina memiliki diameter sekitar 16 µm. Daerah makula memiliki ukuran EPR yang lebih kecil. Epitel ini menjadi lebih lebar dan mendatar saat mendekati ora serrata.5,8,11

Epitel pigmen retina memiliki struktur yang unik. Sel EPR memiliki mikrovili di bagian apeks yang berinterdigitasi dengan segmen luar fotoreseptor. Setiap sel berinteraksi dengan 30-40 fotoreseptor. Permukaannya memiliki banyak lipatan di daerah basal dan apeks yang berfungsi untuk pertukaran zat- zat terlarut. Tight junction menghubungkan satu sel dengan yang lainnya dan menghasilkan polaritas. Lamina vitrea, disebut juga membran Bruch, merupakan perlekatan antara retina dan koroid. Membran Bruch juga memisahkan EPR dengan endotelium koriokapilaris. Cairan pada ruang potensial antara EPR dan fotoreseptor dapat meningkatkan risiko lepasnya lapisan retina neurosensorik.1,5,8

(5)

Lapisan EPR terdiri atas sel heksagonal dengan ukuran yang bervariasi. Epitel pigmen retina memiliki diameter sekitar 16 µm. Daerah makula memiliki ukuran EPR yang lebih kecil. Epitel ini menjadi lebih lebar dan mendatar saat mendekati ora serrata.5,8,11

Sitoplasma sel EPR memiliki beberapa komponen. Komponen tersebut terdiri dari nukleus, retikulum endoplasma, badan Golgi, mitokondria, granul melanin, fagosom, dan lisosom. Melanin memberi warna gelap pada EPR. Fagosom berperan dalam proses fagositosis segmen luar fotoreseptor. Lisosom berperan untuk mencerna sel fotoreseptor. Lipofusin merepresentasikan adanya sisa segmen luar fotoreseptor akibat proses fagositosis.6,10,11

3.2 Komposisi Biokimia Epitel Pigmen Retina

Kebutuhan energi dalam sel EPR sangat tinggi karena aktifnya metabolisme sel. Setiap sel mengandung enzim yang berperan dalam jalur biokimia glikolisis, siklus Krebs, dan pentosa fosfat. Glukosa merupakan sumber energi utama dalam metabolisme sel EPR. Air menyumbang 80% dari berat sel. Sel EPR juga mengandung protein, lemak, dan asam nukleat.1,4,5

Lebih dari 850 protein terkandung dalam EPR. Beberapa protein sel meliputi aktin, miosin, α-aktinin, fodrin, dan vincullin. Epitel pigmen retina mengandung protein pembentuk enzim hidrolitik seperti glutation, peroksidase, katalase, dan superoksida dismutase yang sangat penting dalam detoksifikasi. Protein pompa natrium-kalium yang terletak pada membran apikal berfungsi memelihara keseimbangan ion natrium dan kalium di rongga subretinal. Pompa tersebut menggunakan energi yang didapatkan dari hidrolisis adenosin trifosfat untuk membawa natrium dan kalium melawan gradien elektrokimianya. Epitel pigmen retina juga mengekspresikan beberapa protein khusus seperti RPE-specific protein 65 kDa (RPE65). Protein tersebut merupakan komponen yang berfungsi untuk melakukan isomerisasi dan hidrolisis vitamin A. Reaksi ini penting untuk regenerasi pigmen visual.1,4,10

Lemak menyumbang 3% dari berat sel EPR dan setengahnya merupakan fosfolipid. Sel EPR memiliki kadar asam lemak jenuh lebih banyak dibandingkan

(6)

dengan komponen segmen luar retina lainnya. Lemak jenuh ini menjadi energi untuk metabolisme dalam mitokondria. Asam ribonukleat adalah produk sintesis dari EPR yang diperlukan untuk memproduksi enzim untuk metabolisme sel, fagositosis sisa diskus, memelihara jalur retinoid, dan transpor molekul.1,4,9

3.3 Peran Fisiologis Epitel Pigmen Retina

Lapisan EPR melakukan banyak peran penting untuk mendukung fungsi retina neurosensorik. Regenerasi pigmen visual, sistem transpor, fagositosis fotoreseptor, adhesi retina, absorpsi cahaya, proteksi terhadap fotooksidasi, sekresi faktor pertumbuhan dan modulator imun merupakan fungsi dari EPR. Serangkaian fungsi ini terjadi melalui aktivitas metabolisme dan biokimia.2,10,12,13

Gambar 3. Ringkasan Fungsi EPR Dikutip dari: Cantor dkk.1

Beberapa komponen sel mendukung peran fisiologis EPR, seperti melanin,

protein pompa, dan fagosom. Melanin berfungsi untuk mengabsorpsi cahaya. Protein pompa mendukung transpor ion dan molekul. Fagositosis terjadi karena adanya aktivitas fagosom.1,14,15

3.3.1 Regenerasi Pigmen Visual

Sel EPR memiliki peran utama dalam menyerap, menyimpan, dan mengontrol vitamin A. Vitamin A masuk ke dalam EPR dari pembuluh darah koriokapilaris melalui proses modifikasi zat. Vitamin A mengalami modifikasi menjadi

(7)

11-cis-retinal. Fotoreseptor membutuhkan 11-cis-retinal untuk membentuk pigmen visual.1,9,1010

Gambar 4. Siklus Visual Retina Dikutip dari: Cantor dkk.1

Regenerasi pigmen visual atau siklus visual mendaur ulang 11-cis-retinal melalui proses enzimatik. Proses ini disebut fotoisomerisasi yang terjadi di dalam EPR. Regenerasi pigmen visual dimulai dengan absorpsi foton oleh kromofor dari rodopsin. 11-cis-retinal mengalami perubahan menjadi all-trans-retinal. Tahap selanjutnya adalah reduksi all-trans-retinal menjadi all-trans-retinol. All-trans-retinol akan meninggalkan fotoreseptor, berikatan dengan interstitial retinal binding protein (IRBP) dan masuk ke dalam EPR. All-trans-retinol berikatan dengan cellular retinol binding protein (CRBP) di dalam EPR dan akhirnya masuk ke dalam jalur re-isomerisasi. Lecithin retinol acyltransferase (LRAT), RPE65, dan retinol dehidrogenase (RDH) mengkatalisasi reaksi ini untuk menghasilkan produk cis retinol. Produk tersebut mengalami oksidasi menjadi cis retinal oleh 11-cis-retinol dehidrogenase. 11-cis-retinal berikatan dengan CRBP kembali sebelum meninggalkan sel EPR. Protein IRPB berikatan dengan 11-cis-retinal setelah

RAL= retinal ROL= retinol RE= retinil ester

ABCA4= ATP-binding cassette transporter protein Vit A= Vitamin A

RBP= retinol-binding protein CRBP= cellular retinol-binding protein LRAT= lecithin retinol acyltransferase

(8)

meninggalkan sel untuk menuju fotoreseptor, kemudian melakukan siklus yang baru.1,10,13

3.3.2 Fagositosis Diskus Segmen Luar Fotoreseptor

Epitel pigmen retina memiliki peran penting dalam pergantian fotoreseptor. Besarnya densitas energi cahaya yang masuk ke dalam retina meningkatkan paparan spesies oksigen reaktif yang toksik bagi segmen luar fotoreseptor. Hal ini dapat merusak segmen luar fotoreseptor. Sel EPR akan melakukan fagositosis dengan mencerna sel fotoreseptor yang terdegradasi. Pembaruan segmen luar berguna untuk menjaga eksitabilitas fotoreseptor. Proses regenerasi sel fotoreseptor mengikuti ritme sirkadian. Degradasi sel batang terjadi saat dini hari dan sel kerucut menjelang malam hari. Panjang segmen luar fotoreseptor akan diperbarui setiap 11 hari.1,5,9,10

Gambar 5. Fagositosis Segmen Luar Fotoreseptor Dikutip dari: Caceres dkk.9

Fagositosis fotoreseptor oleh EPR meliputi tiga proses yaitu rekognisi, internalisasi, dan pencernaan. Reseptor yang berperan dalam proses fagositosis yaitu αvβ5-integrin (vitronecting binding integrin), MerTK (c-mer tyrosine kinase), dan CD36 (macrophage phagocytosis receptor). Ikatan milk fat globule-EGF 8 (MFG-E8) dengan reseptor αvβ5-integrin mengaktivasi kaskade fagositosis.

αvβ5-integrin= vitronecting binding integrin

MFG-E8= milk fat globule-EGF 8 ABCA1= ATP-binding cassette subfamily A

(9)

MerTK memicu proses internalisasi setelah adanya ikatan segmen luar fotoreseptor dengan αvβ5-integrin. Reseptor CD36 akan mengaktivasi proses internalisasi terutama pada oksidasi fosfolipid. Hal tersebut dapat terjadi akibat paparan cahaya berintensitas tinggi. Sel EPR akan melakukan enkapsulasi pada diskus segmen luar fotoreseptor ke dalam fagosom. Diskus tersebut akan bersatu dengan lisosom yang berperan dalam pencernaan sel melalui proses hidrolisis. Segmen luar fotoreseptor dicerna menjadi molekul yang lebih kecil. Molekul tersebut akan dikeluarkan dari sel atau digunakan kembali. Sel EPR mensintesis dan membentuk diskus baru.5,9,10,16

Segmen luar fotoreseptor yang dicerna dapat menghasilkan kolesterol. Kolesterol ini dikeluarkan dari EPR melalui transporter ATP binding cassette subfamily A member 1 (ABCA1). Kelainan pada proses fagositosis EPR mempengaruhi dengan degenerasi fotoreseptor. Degradasi yang tidak sempurna dari segmen luar fotoreseptor menyebabkan akumulasi komponen residual, lipofusin, dan lainnya. Lipofusin adalah produk degradasi lipid dan protein yang tidak sempurna. Akumulasi lipofusin dapat menjadi tanda stres metabolik sel EPR yang selanjutnya dapat menghambat degradasi protein lisosom, mengaktifkan spesies oksigen reaktif, dan berkontribusi pada apoptosis EPR.5,7,9,17

3.3.3 Sistem Transpor

Salah satu peran penting dari EPR adalah meregulasi volume dan komposisi cairan pada rongga subretina melalui transpor ion, cairan, dan metabolit. Distribusi protein transpor yang berada pada membran apikal dan basolateral sel memungkinkan sel epitel melakukan transpor vektorial. Terdapat beberapa mekanisme transpor molekul pada kedua membran tersebut diantaranya difusi paraseluler, difusi terfasilitasi, transpor aktif, transitosis, dan modifikasi zat terlarut. Tight junction meregulasi difusi paraseluler. Transpor glukosa dilakukan dengan difusi terfasilitasi menggunakan transporter seperti GLUT1 yang terdapat pada membran apikal dan basolateral. Transpor air terjadi melalui transpor aktif. Transitosis Retinol masuk ke dalam sel melalui proses modifikasi zat dan membentuk all-trans retinyl ester untuk proses siklus visual.1,10,13,18

(10)

Retina memproduksi air dalam jumlah banyak dan metabolismenya menghasilkan akumulasi asam laktat. Air tidak dapat melewati rute paraseluler akibat tight junction antar sel EPR. Sel EPR melakukan transpor transeluler untuk mengeliminasi air dan asam laktat. Transpor air terjadi melalui transpor aktif klorida dari retina ke dalam sirkulasi darah. Na+/K+-ATPase menciptakan gradien untuk natrium yang memicu serapan ion natrium, kalium, dan klorida oleh kotransporter Na+/K+/2Cl-. Kalium melintasi membran apikal dan dikeluarkan kembali melalui kanal kalium. Transpor bersama dari tiga protein transpor menghasilkan akumulasi klorida dalam sitosol EPR. Klorida meninggalkan sel melalui berbagai saluran di membran basolateral dan menghasilkan potensi transepitelial negatif basolateral. Transpor klorida sebagai osmolit mendorong pengangkutan transeluler air melalui saluran air aquaporin yang terletak di membran apikal dan basolateral.1,10,18

Gambar 6. Transpor Transepitel dalam EPR Dikutip dari: Klettner5

Monocarboxylate transporter 1 (MCT1) mengeluarkan asam laktat dari rongga subretina yang dimulai dari Pertukaran Na+/H+. Hidrogen dikeluarkan dari sitosol EPR melalui gradien natrium akibat aktivitas Na+/K+-ATPase. Asam laktat keluar melalui membran basolateral dengan aktivitas monocarboxylate transporter 3 (MCT3) yang juga merupakan kotransporter H+/asam laktat. Transpor bikarbonat akan menstabilisasi pH intrasel. Bikarbonat masuk ke dalam sel melalui

(11)

kotransporter Na+/2HCO3- pada membran apikal yang juga menggunakan gradien natrium. Ion ini lalu keluar ke dari EPR melalui membran basolateral melalui pertukaran dengan HCO3-. Produksi air metabolik dan akumulasi asam laktat saling berhubungan satu sama lain. Transportasi air dan pengaturan pH terjadi secara bersamaan.1,5,10,18

3.3.4 Adhesi Retina

Epitel pigmen retina berperan penting dalam menjaga adhesi retina. Rongga subretina tidak berisi jaringan karena lapisan retina neurosensorik melekat kuat pada EPR. Penarikan lapisan retina neurosensorik atau tekanan positif yang mendorong cairan ke dalam rongga suberetina dapat menyebabkan lapisan ini terlepas dari EPR. Terlepasnya lapisan fotoreseptor dari EPR dapat menyebabkan perubahan morfologi dan fungsi permanen retina.1,10,11

Permukaan basal EPR merekat erat pada lamina vitrea dari koroid. Tekanan hidrostatik pasif, interdigitasi antara segmen luar fotoreseptor dengan mikrovili EPR, transpor aktif cairan subretina, dan struktur kompleks dari matriks interfotoreseptor menjaga retina melekat pada tempatnya. Fibronektin, laminin, dan kolagen tipe IV yang terdapat pada matriks mendukung fungsi adhesi retina.1,3,10

3.3.5 Absorpsi Cahaya

Pigmen melanin dalam sitoplasma merupakan ciri khas EPR. Pigmen ini terletak secara dominan pada bagian apeks dan bagian tengah sel. Aktivasi tirosinase memicu proses melanogenesis pada saat perkembangan janin. Granul melanin berfusi dengan lisosom seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini mengakibatkan gambaran fundus pada orang lanjut usia terlihat lebih pucat.12,17,18

Pigmen melanin memiliki peran penting sebagai filter untuk mengurangi hamburan cahaya dan melindungi retina dari cahaya yang berlebihan. Pigmen ini dapat melindungi kerusakan sel akibat stres oksidatif. Melanin menangkap radikal bebas dan mengurangi peroksidasi lemak. Melanin juga dapat menjadi tempat penyimpanan zink yang dibutuhkan untuk mengaktivasi enzim seperti superoksida

(12)

dismutase. Enzim ini bersifat antioksidan yang memiliki efek protektif terhadap radikal bebas.1,10,12

3.3.6 Proteksi terhadap Fotooksidasi

Lapisan EPR berada pada lingkungan yang rentan mengalami stres oksidatif dan paparan radikal bebas berenergi tinggi. Lapisan sel ini memproduksi neurotropin-1 sebagai respon terhadap paparan radikal bebas. Neurotropin merupakan lemak turunan asam dekosaheksanoat yang bersifat neuroprotektif untuk menghambat ekspresi gen proinflamasi dan meningkatkan ekspresi molekul antiapoptosis.1,9,10 Fotoreseptor dan retina neurosensorik mengandalkan keseimbangan metabolik EPR dalam pemeliharaan fungsinya. Berbagai antioksidan dan enzim banyak diekspresikan dalam EPR dan berperan penting dalam perlindungan sel contohnya katalase dan glutathion peroksidase. Epitel pigmen retina meregulasi antioksidan dan enzim sesuai tingkat keparahan dari rangsangan stres oksidatif. Stress oksidatif mencakup hipoksia/hiperoksia, peradangan, dan obat-obatan toksik.3,12,16

3.3.7 Sekresi Faktor Pertumbuhan, Sitokin dan Modulator Imun

Epitel pigmen retina mensekresi sejumlah faktor pertumbuhan, sitokin, dan modulator imun. Hal ini penting untuk menjaga fungsi fisiologis dari fotoreseptor dan koriokapilaris. Sitokin dan faktor pertumbuhan meregulasi jalur yang penting untuk merespon cedera sel dan keberlangsungan hidup sel.4,5,16

Pigment epithelium-derived factor (PEDF), ciliary neurotrophic factor (CNTF), vascular endothelial growth factor (VEGF), dan tissue inhibitor of metalloproteinase (TIMP) merupakan faktor pertumbuhan yang disekresi oleh EPR. PEDF dan CNTF mencegah kematian sel fotoreseptor, VEGF memelihara endotel vaskular koroid, dan TIMP memelihara matriks ekstraseluler. Sel EPR mensekresikan sitokin seperti Tumor Necrosis Factor alfa (TNFα) dan interleukin (IL). Transforming growth factor beta (TGF-β), reseptor Major Histocompatibility Complex (MHC) dan toll-like receptors merupakan faktor modulator imun yang disekresi EPR.1,10,16

(13)

IV. Simpulan

Epitel pigmen retina merupakan lapisan yang terdiri dari sel heksagonal dan berada pada bagian luar retina neurosensorik. Sel EPR merupakan sel dengan aktivitas metabolik yang tinggi. Peran utama EPR adalah regenerasi pigmen visual, fagositosis, transpor ion dan nutrien, adhesi retina, absorpsi cahaya, proteksi terhadap fotooksidasi, sekresi faktor pertumbuhan, stiokin dan modulator imun. Epitel pigmen retina melakukan perannya melalui proses biokimia dan metabolisme untuk menjaga struktur dan fungsi fotoreseptor pada lapisan retina neurosensorik.

(14)

13

Academy of Ophthalmology; 2019. hlm. 321-32.

2. Miller NR, Subramanian PS, Patel VR. Walsh and Hoyt's clinical neuro-ophthalmology the essentials. Edisi ke-3. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2016. hlm. 63-72.

3. Wilkinson CP, Hinton DR, Sadda SVR, Wiedemann P, Schachat AP. Ryan's retina. Edisi ke-6. Philadelphia: Elsevier Health Sciences; 2018. hlm. 585. 4. Amram B, Cohen-Tayar Y, David A, Ashery-Padan R. The retinal pigmented

epithelium–from basic developmental biology research to translational approaches. Int J Dev Biol. 2017;61:225-34.

5. Klettner AK, Dithmar S. Retinal pigment epithelium in health and disease. Cham: Springer; 2020. hlm. 51.

6. Göran DH. Anatomy and physiology of the retina. Dalam: Reynolds J, Olitsky S, editors. Pediatric retina. Berlin: Springer; 2011. hlm. 39-65.

7. Forrester JV, Dick AD, McMenamin PG, Roberts F, Eric Pearlman BS. The eye: basic sciences in practice. Philadelphia: Elsevier Health Sciences; 2015. hlm. 38-48.

8. Remington LA. Clinical anatomy and physiology of the visual system. Missouri: Elsevier Butterworth-Heinemann; 2012. hlm. 61-3, 71.

9. Caceres PS, Rodriguez-Boulan E. Retinal pigment epithelium polarity in health and blinding diseases. Curr Opin Cell Biol. 2020;62:37-45.

10. Strauss O, Helbig H. The function of the retinal pigment epithelium. Dalam: Nilsson SFE, Hoeve JV, Wu S, Kaufman PL, Alm A, Levin LA, editor. Adler's physiology of the eye. Edisi ke-11. Philadelphia: Elsevier; 2011. hlm. 325-32. 11. Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA. Retina and vitreous. Dalam: Basic clinical science course. San Fransisco: American Academy of Ophthalmology; 2019. hlm. 17-9.

12. Istrate M, Vlaicu B, Poenaru M, Hasbei-Popa M, Salavat MC, Iliescu DA. Photoprotection role of melanin in the human retinal pigment epithelium. Imaging techniques for retinal melanin. Rom J Ophthalmol. 2020;64(2):100-415.

13. Xia T, Rizzolo LJ. Effects of diabetic retinopathy on the barrier functions of the retinal pigment epithelium. Vis Res. 2017;139:72-81.

14. Lapierre-Landry M, Carroll J, Skala MC. Imaging retinal melanin: a review of current technologies. Journal of Biological Engineering. 2018;12(1):29. 15. Kwon W, Freeman SA. Phagocytosis by the retinal pigment epithelium:

recognition, resolution, recycling. Front in Immunol. 2020;11:1-10.

16. Lakkaraju A, Umapathy A, Tan LX, Daniele L, Philp NJ, Boesze-Battaglia K, et al. The cell biology of the retinal pigment epithelium. Prog Retin Eye Res. 2020;78(100):846.

(15)

17. Pfau M, Fleckenstein M, Schmitz-Valckenberg S, Holz F. Autofluorescence imaging. Dalam: J JC-V, Koh A, editors. ESASO Course series imaging techniques. Basel: Karger; 2018. hlm. 65-87.

18. Strauss O. Transport mechanisms of the retinal pigment epithelium to maintain of visual function. Heat Mass Transf. 2020;50:303-13.

Gambar

Gambar 1. Lapisan Retina
Gambar 2. Struktur Epitel Pigmen Retina  Dikutip dari: Forrester dkk. 7
Gambar 3. Ringkasan Fungsi EPR              Dikutip dari: Cantor dkk. 1
Gambar 4. Siklus Visual Retina                              Dikutip dari: Cantor dkk. 1
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian ellagic acid dan ekstrak buah delima terstandart 40% ellagic acid berpengaruh terhadap peningkatan kadar hemoglobin, eritrosit, PCV dan leukosit pada tikus

Dalam penelitian ini diperlukan suatu sistem yang dapat digunakan sebagai pendukung keputusan dalam menentukan siapa pembimbing yang berhak mendapatkan

Studi literatur dapat diperoleh dari buku-buku, artikel, informasi, data statistik, pemaparan para ahli dan hasil penelitian sebelumnya atau penelitian yang

Penelitian menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada profitabilitas (net profit margin dan ROI) dan sales growth antara sebelum dan

Namun akan berbeda dengan kondisi modal sosial yang tumbuh dan berkembangnya dipengaruhi budaya lokal setempat, karena menurut amatan peneliti hal ini tanpa adanya

Peralatan yang secara otomatis merespon sinyal dari control center secara real-time untuk mengatur daya aktif keluaran dari generator yang berada dalam suatu area tertentu

bangunan yang mempunyai kesadaran akan lingkungan sebagai target studi dalam Botanical Garden Visitor Center di Sleman ini mampu menjadi pusat wadah dari aktivitas

Data yang diperoleh dengan melakukan tanya jawab atau wawancara secara langsung kepada Branch Manager (BM) perusahaan dan Branch Operational Manager (BOM) yang