METODE
-
PENELITIAN
Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan di Daerah Irigasi Batang Anai tepatnya di Desa Pasir Lawas Kecamatan Lubuk Alung Padar~g Pariaman Sumatera Barat. Desa ini merupakan kawasan yang sering dijadikan sebagai tempat dilaksanakannya berbagai
proyek irigasi di Sumatera Barat. Di desa terletak bendungan utama dari Irigasi Batang
Anai dengan nama Lubuk Simantung, sehingga kegiatan program PPI pertama sekali diadakan di Desa Pasir Lawas. Selain itu, di kawasan ini masih banyak jaringan irigasi yang sudah dibangun atau direhabilitasi, belum sepenuhnya dimanfaatkan atau dikelola oleh masyarakat pemakai air, salah satu penyebabnya adalah karena belum berfungsinya P3A-P3A yang berada di kawasan tersebut secara optimal. Sehingga lokasi ini dinilai lebih tepat untuk dijadikan sebagai lokasi penelitian.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, yaitu dari bulan Jani~ari sa~ripai
dengan Pebruari 2002. Waktu tersebut dinilai cukup untuk memperoleh data
penelitian di lapangan tentang praktek pemberdayaan petani melalui program PPI di
kawasan irigasi Batang Anai Padang Pariaman. Di samping itu, peneliti juga sudah mengenal lokasi penelitian sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.
Metode Pengumpula11 Data
-
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif. Alasan digunakannya metode kualitatif ini agar : 1) Peneliti dapat menggali data mengenai praktek pemberdayaan petani melalui program PPI dalam pengelolaan irigasi secara mendalam. 2) Melihat sejauh mana partisipasi yang
dilakukan petani dalam program PPI tersebut. 3) Petani juga diminta pendapatnya
tentang kesiapannya untuk menerima PPI. 4) Partisipasi mereka dimungkinkan untuk memahami budaya dan pengetahuan masyarakat lokal tempat dilaksanakannya
program PPI, yaitu di Padang Pariaman. Pengaruh-pengaruh dari budaya dan
pengetahuan masyarakat lokal akan diperoleh lebih mendalam datanya dengan
menggunakan metode kualitatif Namun, tidak berarti penelitian ini
mengenyampingkan data-data kuantitatif, karena data-data kuantitatif juga diperlukan
untuk n~emudahkan peneliti dalam ~nenyajikan data.
Mengutip Bogdan dan Taylor, Afwandi (1993) menjelaskan bahwa metode
kualitatif menunjukkan kepada prosedur-prosedur riset yang menghasilkan data kualitatif, yaitu ungkapan atau catatan orang itu sendiri atau tingkah laku mereka yang terobservasi.
Metode-metode kualitatif memungkinkan peneliti memahami masyarakat
secara personal dan m e m a n d a n ~ mereka sebagaimana mereka sendiri mengungkapkan
dunianya. Kita tidak rnelihatnya dari sisi apakah benar atau salah, baik atau buruk. Peneliti tidak sedang mencari kebenaran dan moral, melainkan sedang mencari pemahaman mengenai pengalaman-pengalaman orang yang diteliti.
Tipe penelitian yang digunakan adalah perlelitian deskriptif. Singarimbun
(1989) mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk
menggambarkan dan melihat fenomena tertentu. Peneliti mengembangkan konsep dan fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa. Data deskriptif diharapkan yaitu data berupa gambaran tentang upaya pemberdayaan yang dilakukan oleh petugas pemerintah dalam program Penyerahan Pengelolaan Irigasi (PPI).
Untuk memperoleh data yany diperlukan dilakukan teknik obse~vasi dan
teknik wawancara. Obervasi yang dilakukan di lapangan untuk mengamati dan melihat bagaimana praktek pemberdayaan yang dilakukan terhadap petani melalui
prograni PPT dalam mengelola irigasi dengan melihat bentuk-bentuk kegiatan dan
tugas-tugas yang dilakukan oleh dinas terkaitlpetugas dan para petani di lapangan. Teknik observasi yang digunakan adalah observasi partisipasi. Bogdan dan Taylor mengatakan bahwa teknik ini menuli~jitkkan adanya interaksi sosial yang
intensif antara sang peneliti deiiyali n~asyarakat yang diteliti (Afwandi, 1993).
Dalam penelitian ini, peneliti terlibat langsung di lokasi dimana kegiatan
program PPI dilaksanakan. Kepada para informan peneliti menyampaikan tujuan
mengadakan penelitian dan membina hubungan baik dengan mereka untuk mendapatkan data di lapanyan.
Sedangkan teknik wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk menjaring atau mendapatkan infbrmasi maupun pendirian secara lisan dari informan. Tujuannya adalah untuk rnemperoleh data yang dapat dijelaskan dan dapat menjawab
Wawancara yang dilakukag dengan informan berjalan secara bebas dan tidak selalu berdasarkan kronologis yang telah ditentukan sebelumnya dalam pedoman wawancara, karena tergantung situasi dan jawaban dari informan ketika wawancara berlangsung. Waktu wawancara yang dipilih adalah pada saat istirahat, yaitu di sawah, di rumah dan di pondok-pondok pertemuan kelompok.
Data-data yang diterima berdasarkan pedoman wawancara sedangkan data di
luar pedoman wawancara dijadikan sebagai bahan catatan tambahan. Untuk
melengkapi data dan interpretasi yang tepat, data dari perangkat desa dan dari dinas terkait, yaitu Dinas PU Pengairan Padang Pariaman, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Padang Pariaman, dan Rappeda Padang Pariaman juga diwawancarai.
Peneliti memakai alat bantu buku catatan, pedoman wawancara dan tape recorder untuk mencatat dari merekam data secara Icngkap, kemudian data tet-scbut diinterpretas~kan kembali yang telah diperoleh sesuai dengan kemampuan peneliti sebagai instrunlen terpenting.
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai
merupakan sumber data primer. Mencatat dan merekam data primer melalui
wawancara dan pengamatan berperanserta merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan bertanya.
Dalam menjar ing data penelitian PPI dan organisasi P3A dipakai pedoman
wawancara. Informan yang diwawancarai sebanyak 17 orang. Untuk mencari data yang berkenaan dengan pengelolaan air, program PPI dan organisasi P3A dikonfirmasikan dengan dinas terkait, yaitu seorang dari Dinas PU Pengairan Padang Pariaman, seorang dari Dinas Pertanian Tanaman Padang Pariaman, seorang dari
Bappeda Padang Pariaman yang kemudian ditambah dengan kepala desa dan penghulu (niniwmamak) nagari untuk menjaring data mengenai pengetahuan lokal.tentang irigasi.
Pengumpulan data dilakukan secara terus menerus untuk melengkapi data dari informan, kepala desa, penghulu (niniklmamak) nagari dan instansi terkait sampai dirasakan cukup. Selanjutnya dicari data sekunder baik ke kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan Padang Pariaman, Dinas PU Pengairan Padang Pariaman dan Pemerintahan Desa. Observasi awal dilakukan pada bulan Februari 2000, ketika kegiatan PPI sedang dilakukan di kawasan Irigasi Batang Anai. Kemudian dilanjutkan pada penelitian lapangan di bulan Januari sampai dengan Februari 2002.
I'e~nilil~iln Subjelc Penelitian
Dalam penelitian ini subjek penelitian dipilih secara bertujuan ( ~ ) ~ I ~ I I . S I I J C snn~plirlg), yaitu para petugas pemerintah dari instansi terkait dan para petani yang
merupakan anggotaJpengurus P3A. di Desa Pasir Lawas. Di desa ini terdapat 6 buah
P3A, yaitu P3A Simantung Indah, P3A Bukit Barisan, P3A Sehat Sejahtera, P3A Tabek Cubadak, P3A Kayu Barambai dan P3A Asam Pulau. Dari keenam P3A
tersebut diwawancarai sebanyak 12 orang informan, yang terdiri dari 7 orang petani
laki-laki dan 5 orang petani wanita. Petani yang diwawancarai terdiri dari petani laki-
laki dan wanita yang terlibat larigsung dala~n program PPI dan pengelolaan irigasi di
kawasan irigasi tersebut. 12 orang informan yang diwawancarai diperoleh
berdasarkan informasi dari informan yang mengetahui siapa yang lebih tepat diwawancarai mengenai program PPI. Untuk memperoleh data tentang gender dan
pelaksanaannya di lapangan yang diwawancarai tidak hanya petani wanita tetapi petani laki-laki juga diwawancarai.
Selanjutnya, informan ditambah lagi dengan 3 orang dari petugas instansi terkait, terdiri dari seorang dari Dinas PU Pengairan Padang Pariaman, seorang dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Padang Pariaman dan seorang dari Bappeda Padang Pariaman yang berperan dalam program PPI di kawasan irigasi Batang Anai Padang Pariaman. Sedangkan 2 orang lagi merupakan informan yang terdiri dari kepala desa, dan ninik mamakl penghulu Nagari. Dengan demikian jumlah informan seluruhnya berjumlah 17 orang. lnforman tersebut umumnya berilmur antara 30 tahun sampai dengan 50 tahun.
M e t o d e I'engolal~;~l~ dilo Al~alisa Dat;~
Data yang dikurnpi~lka~i mclalui obscrvasi dan wawancara disusunldiolali
secara sistetnatis, disajikan secara deskriptif kemudian dianalisis secara kualitatif.
Analisa data dilakukan d e ~ g a n menginterpretasikan data secara terus menerus dari
awal penelitian. Menurut Moleong (1990) penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yatig menyajikan data berisi kutipan dan bukan angka-angka dengan menjawab pertanyaan mengapa, alasan apa dan bagaimana terjadinya.
Proses analisa data hasil penelitian dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai surnberlinforman. Setelah data tersebut dipelajari dan ditelaah kemudian dilakukan penafsiran terhadap data sehingga data tersebut bermakna dalam menjawab permasalahan penelitian dengan menghubungkan konsep-konsep yang
Dsfinisi Operasional
1 . P r o m n i PPI adalah Kegiatan yang dilakukan oleh petugas (pemerintah) dalam rangka pengalihan wewenang pengelolaan irigasi dari pemerintah kepada petani.
2 . Praktek yentberda.vonn adalah upaya pemerintah untuk menjadikan petani
menjadi mandiri dalam mengelola irigasi dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan PPI. Dengan cara menggunakan pendekatan yang bersifat partisipatif
3 . P c r r f i s ~ ~ ~ n . ~ ' ~ adalah peran serta petani dalam program PPI mulai dari proses sosialisasi hingga pelaksanaan kegiatan program PPI, baik secara sukarela maupun atas upaya pemerintah.
4 . Kebtrfirhcrt~ pefntli ferhnJny, pro~rom /'PI adalah cara-cara yang diinginkan oleh
petani dalam mengelola irigasi yaitu : mengatur dan rnenyediakan air,
membersihkan saluran, mengatasi konflik dan lain-lain..
5 . Atlnlisrr PC>IILJL'~ d a l a ~ i ~ program PPI, yaitu :
a. Mengetahui praktek pe~nberdayaan terhadap petani laki-laki dan wanita dalani program PPI.
b. Mengetahui partisi yasi petani laki-laki dan wanita dalam program
PPI.
c. Mengetahui pembagian kerja berdasarkan gender dalam pengelolaan irigasi.
6 . Brrdcrva Magaraknt Lokcrl fenta~~gperlgelolaa~i air di Minatzakabazr
a. Wanita sebagai pemilik lahan (sawah).
b. Pengetahuan lokal tentang pengelolaan air