• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI TELUR DAN KONVERSI PAKAN ITIK TEGAL TERKURUNG KERING YANG DIBERI KOMBINASI PROBIOTIK DAN VITAMIN C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODUKSI TELUR DAN KONVERSI PAKAN ITIK TEGAL TERKURUNG KERING YANG DIBERI KOMBINASI PROBIOTIK DAN VITAMIN C"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Tema3: Pangan, Gizi dan Kesehatan

PRODUKSI TELUR DAN KONVERSI PAKAN ITIK TEGAL

TERKURUNG KERING YANG DIBERI KOMBINASI PROBIOTIK

DAN VITAMIN C

Oleh

Imam Suswoyo dan Rosidi

Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman

E-mail: suswoyo_01@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian telah dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan produksi telur dan menurunkan konversi pakan itik lokal dengan menggunakan probiotik dan vitamin C. Penelitian ini dikerjakan bersama dengan KTTI ‘Berkah Abadi’ berlakosi di Kecamatan Margadana Kota Tegal. Materi yang digunakan adalah 1.000 ekor itik Tegal periode produksi yang dipelihara secara terkurung kering. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan pemberian probiotik alami 3 dosis dan probiotik pabrikan 3 dosis yang masing-masing dikombinasikan dengan vitamin C 400 dan 600 mg/kg pakan. Peubah yang diamati adalah produksi telur dan konversi pakan. Data yang diperoleh dianalisis dengan Variance Analyses. Dapat disimpulkan bahwa penambahan probiotik alami sebanyak 3 dosis bersama dengan 400 atau 600 mg/kg pakan vitamin C mampu secara nyata meningkatkan produksi telur disertai dengan penurunan konversi pakan.

Kata kunci : itik, probiotik, vitamin C, produksi telur, konversi pakan.

ABSTRACT

An experiment has been conducted with a purpose to increase egg rpoduction and decrease feed convertion ratio of local ducks kept in commercial farms by using probiotic and vitamin C. The study was conducted in collaboration with ‘Berkah Abadi’ duck farmer group located in the coastal area of Tegal city. The material used were 1,000 local laying ducks which were intensively reared by the farmer group. The study used Completely Randomized Design with the treatments of 3 doses home-made and commercial probiotics in combination with 400 and 600 mg/kg feed of vitamin C respectively. The conclusion was that addition of 3 doses home-made probiotics and 400 or 600 mg/kg feed of vitamin C increased egg production and decreased feed conversion ratio.

Key words: ducks, probiotic, vitamin C, egg production, feed conversion.

PENDAHULUAN

Bagi masyarakat Indonesia itik merupakan salah satu jenis ternak unggas lokal yang sangat penting dan telah terbukti memberikan peluang usaha ekonomi produktif sebagai sumber pendapatan keluarga yang utama bagi banyak anggota masyarakat. Pengembangan peternakan itik di Indonesia mendapatkan perhatian yang serius mengingat ternak itik merupakan salah satu alternatif yang cukup menjanjikan dan terbukti menguntungkan serta dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan keluarga dengan pangsa pasar yang sudah terbentuk (Departemen Pertanian,

(2)

2015). Oleh karena itu peningkatan produktivitas dan efisiensi pakan itik akan sangat membantu para peternak dalam peningkatan keuntungan yang akan berdampak terhadap pendapatan.

Pemeliharaan unggas di daerah tropis sangat rentan terhadap ancaman cekaman panas. Keadaan ini semakin parah dengan munculnya fenomena perubahan iklim. Peningkatan suhu permukaan bumi, musin kemarau yang lebih panjang, timbulnya cuaca ekstrim serta curah hujan yang tinggi dalam waktu pendek merupakan contoh dari dampak perubahan iklim (UNDP, 2007). Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa iklim di Indonesia telah menjadi lebih hangat selama abad 20 dengan suhu rata-rata tahunan telah meningkat sekitar 0,3oC sejak 1900 (LAPAN, 2012).

Masyarakat dunia saat menghadapi tantangan berat berkaitan dengan munculnya fenomena perubahan iklim. Pengaruh yang nyata dari fenomena tersebut adalah meningkatnya suhu permukaan bumi. Perubahan iklim diyakini berdampak terhadap kehidupan ternak yang ada termasuk itik. Itik sangat rentan terhadap perubahan iklim karena memiliki ambang toleransi yang terbatas terhadap perubahan suhu lingkungan. Tantangan utama berkaitan dengan naiknya suhu lingkungan adalah penurunan produktivitas itik dan peningkatan konversi pakan. Oleh karena itu maka tatalaksana pemeliharaan termasuk tatalaksana pemberian pakan, harus disesuaikan untuk mengurangi risiko cekaman (stress) panas.

Sistem terkurung merupakan salah satu sistem pemeliharaan itik yang sudah dikenal lama. Dalam sistem terkurung tersebut dikenal dengan cara terkurung basah maupun terkurung kering. Penelitian telah dilakukan untuk mempelajari dampak kedua sistem tersebut terhadap kenyamanan ternak (animal welfare) dan terbukti bahwa pada sistem kering itik menderita cekaman panas (Suswoyo et al., 2014). Penelitian lain menunjukkan bahwa sistem kering lebih banyak digunakan oleh peternak itik daripada sistem basah (Suswoyo dkk., 1997).

Para pakar ethology internasional sudah bersepakat bahwa sistem pemeliharaan ternak unggas, termasuk itik, harus memperhatikan faktor kenyamanan ternak, sekecil apapun perhatian tersebut. Diyakini pula bahwa penyediaan kondisi nyaman bagi itik akan menghasilkan telur dan itik, peternak, lingkungan, serta konsumen yang sehat. Di samping itu bila itik dipelihara secara nyaman, maka dapat dipastikan mampu memberikan produktivitas yang optimal. Saat ini kenyamanan ternak telah menjadi isu global yang harus diperhatikan secara seksama.

Dengan keadaan seperti tersebut di atas, maka upaya mengurangi cekaman panas pada itik terkurung kering menjadi hal yang mendesak untuk dilakukan. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan memberikan pakan tambahan yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh itik guna menghindari cekaman panas, antara lain dengan penambahan vitamin.

Penggunaan probiotik dan antioksidan dalam pakan unggas sudah diteliti sebelumnya. Probiotik merupakan bahan yang dapat melindungi itik dari mikroorganisme jahat. Probiotik dapat dijumpai dengan mudah di pasaran, dapat pula dibuat sendiri dengan bahan-bahan alami secara sederhana. Penelitian tahun pertama memperlihatkan bahwa pemberian probiotik alami pada level

(3)

3 dosis mampu meningkatkan kenyamanan itik, produksi telur maupun berat telur (Suswoyo and Rosidi, 2016). Sedangkan penelitian tahun 2 membuktikan bahwa pemberian vitamin C pada dosis 400 dan 600 mg/kg pakan memberikan dampak positif terhadap tingkat kenyamanan dan produksi telur (Suswoyo dan Rosidi, 2016)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan secara langsung pada peternakan itik (onfarm) dengan harapan hasil yang diperoleh benar-benar mencerminkan kondisi riil di lapangan dan bisa dimanfaatkan secara langsung oleh para peternak. Penelitian ini bekerjasama dengan para peternak itik yang tergabung dalam Kelompok Tani Ternak Itik (KTTI) ‘Berkah Abadi’ yang termasuk dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) ‘Purwadiwangsa’ Desa Pesurungan Lor Kecamatan Margadana Kota Tegal.

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan pada penelitian tahap 3 terdiri atas penambahan probiotik alami 3 dosis dan probiotik pabrikan 3 dosis serta vitamin C dosis 400 dan 600 mg/kg pakan, sehingga secara keseluruhan diperoleh 4 kombinasi perlakuan. Masing-masing kombinasi perlakuan tersebut diulang 5 kali, sehingga dibutuhkan 20 petak kandang yang masing-masing berisi 50 ekor itik. Jadi secara keseluruhan penelitian ini melibatkan 1.000 ekor itik. Perlakuan diberikan selama 3 bulan. Peubah yang diamati meliputi : (1) produksi telur, dan (2) konversi pakan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis variansi (Gill, 1981)

Perlakuan diberikan setiap pagi dengan dimasukkan ke dalam air untuk mencampur pakan itik. Pakan yang diberikan merupakan campuran antara dedak, nasi aking dan ikan segar (ikan pirik atau ikan petek kecil) dengan komposisi masing-masing 39,65 %, 25,11 % dan 35,24 %. Dengan komposisi tersebut maka pakan yang diberikan memiliki nilai gizi protein kasar 26,38 %, energi metabolis 2.923 kkal/kg, kalsium 2,29 % dan fosfor 0,78 %. Setiap hari itik mengkonsumsi pakan rata-rata sebanyak 156 gram.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini disajikan dalam Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Rataan produksi telur dan konversi pakan itik yang diberi kombinasi probiotikdan Vitamin C

Parameters Treatments

HC1 HC2 CC1 CC2

Produksi telur (%) 72.04a 68.75b 64.40b 66.39b

Konversi pakan 3,41a 3,57a 3,82b 3,70b

Keterangan: Angka pada baris yang sama dengan huruf yang berbeda, berbeda nyata (P<0,05). Produksi telur

Rata-rata produksi telur secara keseluruhan dalam penelitian ini adalah 66,99 + 3,29 % dengan produksi terendah 47,86 % dan tertinggi 77,50%. Hasil penelitian ini mengkonfirmasi hasil penelitian-penelitian sebelumnya (Suswoyo dan Ismoyowati, 2010).

Analisa statistik yang dilakukan memperlihatkan bahwa produksi telur berbeda secara nyata (P<0,05) antara perlakuan 400 mg/kg pakanvitamin C dengan 3 dosis probiotik alami dengan perlakuan yang

(4)

lain. Hal ini membuktikan bahwa pemberian kombinasi perlakuan tersebut telah mampu secara nyata meningkatkan produksi telur. Jin et al. (1998) menyatakan bahwa penambahan mikroba dalam ransum unggas mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan, produksi telur, dan efisiensi penggunaan pakan. Akan tetapi penambahan tersebut akan terlihat apabila dominasi mikroba yang menguntungkan dapat dicapai (Kompiang, 2009). Unggas mempunyai kebutuhan yang tinggi terhadap vitamin karena vitamin penting bagi reaksi- reaksi metabolis yang vital di dalam tubuh unggas. Vitamin C ikut berperan dalam metabolisme asam amino yaitu dalam hydroxilase prolin, lysine dan anilin yang berperan untuk terciptanya fungsi fisiologis yang baik bagi ternak.Turunnya produksi pada kondisi cekaman panas, disebabkan antara lain berkurangnya retensi nitrogen, sebagai akibat menurunnya daya cerna protein dan beberapa asam amino (Tabiri et al., 2000).

Konversi pakan

Rata-rata konversi pakan secara keseluruhan dalam penelitian ini adalah 3,70+0,62dengan rasio terendah 3,16 dan tertinggi 4,83. Hasil penelitian ini lebih rendah dari hasil penelitian Hidanah dkk. (2011) yang melaporkan bahwa konversi pakan itik petelur periode produksi berkisar antara 5,84 ± 1,55. Bila dibandingkan dengan konversi pakan ayam niaga petelur maka konversi pakan pada itik jauh lebih buruk. Konversi pakan ayam ras petelur antara 2,11 – 2,90 (Mangisah, 2004). Selanjutnya Ketaren et al. (1999) mengatakan bahwa buruknya konversi pakan itik tersebut disebabkan oleh tabiat makan itik termasuk kebiasaan yang segera mencari air minum setelah makan. Pada umumnya pakan tercecer/terbuang pada saat itik tersebut pindah dari tempat pakan ke tempat minum maupun juga terlarut di dalam sewaktu itik minum. Buruknya konversi pakan tersebut juga mungkin disebabkan oleh ketidakmampuan itik mengontrol jumlah konsumsi pakan yang diatur oleh jumlah konsumsi energi seperti yang dapat dilakukan oleh ayam.

Analisa statistik yang dilakukan memperlihatkan bahwa konversi pakan berbeda secara nyata (P<0,05) antara perlakuan probiotik alami dengan vitamin C dengan dosis 400 atau 600 mg/kg pakan dibandingkan dengan probiotik pabrikan Hasil ini membuktikan bahwa penambahan probiotik alami dan vitamin C mampu meningkatkan efisiensi penggunaan pakan.

Pengaruh pemberian probiotik dimungkinkan karena meningkatnya kecernaan protein dari 65,7% menjadi 71,5% sebagai akibat dari meningkatnya aktivitas enzim protease, yang disertai juga dengan peningkatan aktivitas enzim amilase dari 1,82 IU menjadi 5,28 IU dalam usus halus (Sjofjan, 2003).Selanjutnya dikatakan oleh Winarsih (2005) bahwa probiotik ternyata mampu meningkatkan panjang usus serta menambah densitas dan panjang villi sehingga luas permukaan usus untuk menyerap nutrien menjadi lebih luas. Akibatnya kecernaan bahan pakan pada itik yang memperoleh probiotik menjadi lebih sempurna.

Syahruddin dkk., (2013) mengatakan bahwa pemberian vitamin C pada ayam dapat mengurangi cekaman panas dan meningkatkan kadar hormon tiroksin. Hormon tiroksin berfungsi antara lain untuk meningkatkan sintesis protein dan metabolisme secara umum melalui peningkatan konsumsi oksigen (Kusnadi, 2006). Dengan demikian maka proses pencernaan makanan akan lebih efisien pada dosis pemberian vitamin C yang tepat.

(5)

KESIMPULAN

Pemberian 3 dosis probiotik alami bersama dengan 400 atau 600 mg/kg pakan vitamin C mampu meningkatkan produksi telur disertai dengan penurunan konversi pakan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih yang setulus-tulusnya penulis sampaikan kepada para peternak itik KTTI ‘Berkah Abadi’ Desa Pesurungan Lor Kacamatan Margadana Kota Tegal yang dengan ikhlas telah bekerjasama melaksanakan penelitian ini, tanpa bantuan mereka maka penelitian ini tidak akan terwujud dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pertanian. 2010. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Unggas. Departemen Pertanian RI. Jakarta.

Gill, J.L. 1981. Design and Analysis of Experiments in the Animal and Medical Science. Vol. 1. The Iowa State University Press. USA.

Jin. J. Z., Y. W. Ho, N. Abdullah, M. A. Ali and S. Jalaludin. 1998. Effect of Adherent Lactobacillus Cultures on Growth, Weight of Organs and Intestinal Microflora and Volatile Fatty Acids in Broiler. Anim. Feed Sci.Tech. 70(3): 197-209.

Ketaren,P.P., L.H. Prasetyo,dan T.Murtisari. 1999. Karakter produksi telur itik silang Mojosari x Alabio. Prosiding Seminar Nasional dan Pameran Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta.

Kompiang, I.P. 2002. Pengaruh Ragi: Saccaromyches cerevisiae dan Ragi Laut sebagai Pakan Imbuhan Probiotik terhadap Kinerja Unggas. JITV Vo.7 No.1 Tahun 2002.

Kusnadi, E. 2006. Suplementasi Vitamin C sebagai Penangkal Cekaman Panas pada Ayam Broiler. JITV Vol. 11 No. 4 Th. 2006

LAPAN, 2012. Perubahan Iklim di Indonesia. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Jakarta.

Mangisah, I., I. Estiningdrati, S. Sumarsih, 2004. Konsumsi pakan dan produksi akibat penggantian tepung ikan dengan tepung pupa dalam ransum. J. Indon. Trop. Anim. Agric. 29 (1) March 2004.

Suswoyo, I. and Rosidi. 2016. Welfare and Egg Production of Local Ducks Fed Diets Containing Two Probiotics in Commercial Farms. International Jou. of Poul, Sci. 15 (6): 235-239.

Suswoyo, I., Sukardi, S. Mulyowati. 1997. Tatalaksana Pemeliharaan Ternak Itik di Propinsi Jawa Tengah. Laporan Hasil Penelitian. Fakultas Peternakan Unsoed. Purwokerto.

Suswoyo, I. dan Ismoyowati. 2010. Kajian Tingkat Kenyamanan Itik yang Dipelihara secara Gembala dan Terkurung. Laporan Hasil Penelitian. Fakultas Peternakan Unsoed. Purwokerto.

(6)

Suswoyo, I. dan Ismoyowati. 2010. Performans Produksi Telur Itik Lokal yang Dipelihara secara Terkurung. Proseding Seminar Nasional Unggas Lokal ke-IV. Fakultas Peternakan Undip. Semarang.

Suswoyo, I., Ismoyowati and I.H. Sulistyawan. 2014. Benefit of Swimming Access to Behaviour, Body and Plumage Condition and Heat Stress Effect of Local Ducks. International Journal of Poultry Science 13(4): 214-217.

Syahruddin E, Herawaty R, Yoki. 2013. Pengaruh Vitamin C dalam Kulit Buah Nanas (Ananas comosus L. Merr) terhadap Hormon Tiroksin dan Anti Stres pada Ayam Broiler di Daerah Tropis. JITV Vol. 18 No 1 Th. 2013: 17-26.

Tabiri, H.Y., K. Sato, K. TakahashI, M. Toyomizu and Y. Akiba. 2000. Effects of acute heat stress on plasma amino acids concentration of broiler chickens. Jpn. Poult. Sci. 37: 86-94.

UNDP, 2007. Sisi lain perubahan iklim : Mengapa Indonesia harus beradaptasi untuk melindungi rakyat miskinnya. United Nations Development Program Indonesia Country Office. Jakarta.

Gambar

Tabel 1.   Rataan produksi telur dan konversi pakan itik yang diberi kombinasi probiotikdan Vitamin C

Referensi

Dokumen terkait

Pemotong atau pemungut pajak adalah badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri

Hasil dari pengujian pull out ini, tulangan bambu mengalami keruntuhan tarik sehingga untuk nilai kuat tarik bambu pilin dapat diolah menggunakan hasil beban

Delapan orang pasien yang diambil secara acak diukur kapasitas pernapasannya. sebelum dan sesudah diberikan

Dari keenam prinsip, shariah compliance merupakan indikator yang paling berpengaruh dalam implementasi shariah governance sehingga dalam penerapannya, para pengelola bank

propinsi di Indonesia dimana dilaporkan kasus rabies pada manusia ( lyssa ) dari Provinsi NAD sebanyak 2 kasus, Propinsi Sumatera Utara sebanyak 5 kasus, Propinsi.. Sumatera Barat

Langkah-langkah perbanyakan dengan cara cangkok menurut Osterc dan Stampar (2011) adalah sebagai berikut:memiilih pohon induk sesuai dengan sifat- sifat yang dikehendaki,

Seksi Data dan Informasi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Bidang Informasi, Pengaduan, Advokasi dan Pelaporan dalam pengelolaan data dan informasi.. Untuk

Munculnya kenakalan yang terjadi pada remaja ini dikarenakan remaja kurang mendapat perhatian dari orang tua terhadap aktivitas yang dilakukan anak serta kurangnya