• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1439 H / 2018 M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1439 H / 2018 M"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

TINJAUAN HUKUM EKONOMI SYARIAH TERHADAP

ARISAN PERHIASAN EMAS DI KELURAHAN IMOPURO

KECAMATAN METRO PUSAT

Oleh:

HEMMA MALINY

NPM. 14124219

Jurusan Hukum Ekonomi Syariah

Fakultas Syariah

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1439 H / 2018 M

(2)

TINJAUAN HUKUM EKONOMI SYARIAH TERHADAP

ARISAN PERHIASAN EMAS DI KELURAHAN IMOPURO

KECAMATAN METRO PUSAT

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Oleh:

HEMMA MALINY

NPM. 14124219

Pembimbing I : Sainul, SH, MA

Pembimbing II : Wahyu Setiawan, M.Ag

Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1439 H / 2018 M

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

TINJAUAN HUKUM EKONOMI SYARIAH TERHADAP ARISAN PERHIASAN EMAS DI KELURAHAN IMOPURO

KECAMATAN METRO PUSAT

Oleh:

HEMMA MALINY NPM. 14124219

Arisan merupakan bagian dari muamalat yang tidak asing bagi masyarakat di Indonesia. Arisan dapat diartikan sebagai kegiatan mengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi di antara mereka untuk menentukan siapa yang memperolehnya, undian dilaksanakan di sebuah pertemuan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya. Dewasa ini, terdapat berbagai macam bentuk arisan seiring dengan perkembangan zaman. Salah satu arisan yang saat ini banyak digemari oleh beberapa kalangan masyarakat yaitu arisan barang yang berbentuk emas. Arisan emas banyak digemari karena dari semua jenis arisan yang ada, arisan emas dipandang lebih menguntungkan, sebab harga emas cenderung stabil bahkan terus naik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan hukum ekonomi syariah terhadap arisan perhiasan emas di Kelurahan Imopuro kecamatan Metro Pusat. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Sedangkan sifat penelitiannya bersifat deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Data hasil temuan digambarkan secara deskriptif dan dianalisis menggunakan cara berpikir induktif.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan arisan perhiasan emas di Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat hukumnya halal. Hal ini karena arisan tersebut tidak melanggar prinsip-prinsip muamalah. Arisan tersebut dibentuk berdasarkan kesepakatan bersama dengan suatu akad dan dilakukan atas dasar keridhaan, tidak ada unsur tipu menipu, dan tidak ada khiyar. Arisan tersebut mendatangkan manfaat yaitu para anggota dapat memiliki perhiasan emas dengan cara mencicil. Mekanisme arisan perhiasan emas di Kelurahan Imopuro ini hampir sama dengan arisan pada umumnya, yaitu kegiatan dimana setiap anggota mengumpulkan dana sesuai dengan kesepakatan berdasarkan waktu yang ditentukan, lalu diadakan pengundian untuk menentukan siapa yang berhak mendapatkan arisan tersebut tiap bulannya. Pemberian upah kepada admin juga sudah sesuai dengan ketentuan muamalah karena setiap pekerjaan dalam muamalah diwajibkan ada upahnya.

(7)

ORISINALITAS PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : HEMMA MALINY NPM : 14124219

Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah Fakultas : Syariah

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah asli hasil penelitian saya kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Metro, Juli 2018 Yang Menyatakan,

Hemma Maliny NPM. 14124219

(8)

MOTTO

اَهُّي

أَٰٓ َي

َ

َنيِ

لَّٱ

ذ

ِب

ْاوُفۡوَأ ْآوُنَماَء

ِدوُقُعۡلٱ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.... (Q.S. Al-Maidah: 1)1

1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2008), h.

(9)

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati dan rasa syukur kepada Allah SWT, peneliti persembahkan skripsi ini kepada:

1. Ayahanda Legiman dan Ibunda Surati yang senantiasa berdo’a, memberikan kesejukan hati, dan memberikan dorongan demi keberhasilan peneliti.

2. Kakak-kakakku tercinta, Dedi Irawan, Leni Retnawati, Addy Prastiawan, dan Ricky Agung Dermawan, yang senantiasa memberikan motivasi kepada peneliti.

3. Adik tercinta Ridwan Setiawan yang senantiasa memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik hidayah dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini.

Penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah IAIN Metro guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H).

Dalam upaya penyelesaian skripsi ini, peneliti telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag, selaku Rektor IAIN Metro, 2. Bapak H. Husnul Fatarib, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Syariah

3. Bapak Sainul, SH, MA, selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syariah dan Pembimbing I pada penelitian ini, yang telah memberikan bimbingan yang sangat berharga kepada peneliti.

4. Bapak Wahyu Setiawan, M.Ag, selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan yang sangat berharga kepada peneliti.

5. Lurah dan segenap warga Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro yang telah memberikan sarana dan prasarana kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Ayahanda dan Ibunda yang senantiasa mendo’akan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan pendidikan.

(11)

Kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan dan akan diterima dengan kelapangan dada. Dan akhirnya semoga skripsi ini kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu Hukum Ekonomi Syariah.

Metro, Juli 2018 Penulis,

Hemma Maliny NPM. 14124219

(12)

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN ABSTRAK ... v

HALAMAN ORISINALITAS PENELITIAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

D. Penelitian Relevan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 14

A. Arisan ... 14

1. Pengertian Arisan ... 14

2. Dasar Hukum Arisan ... 15

3. Macam-macam Arisan ... 17

4. Pandangan Islam tentang Arisan ... 18

B. Arisan Emas Perspektif Hukum Ekonomi Syariah ... 21

1. Pengertian Arisan Emas ... 21

2. Manfaat Arisan Emas ... 22

3. Arisan Emas dalam Hukum Ekonomi Syariah ... 24

C. Akad dan Wanprestasi Perjanjian Menurut KUHPerdata dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah ... 27

(13)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Jenis dan Sifat Penelitian ... 30

B. Sumber Data ... 31

C. Teknik Pengumpulan Data ... 33

D. Teknik Analisa Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Profil Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro... 36

1. Sejarah Singkat Kelurahan Imopuro ... 36

2. Kondisi Wilayah Kelurahan Imopuro ... 37

3. Keadaan Penduduk Kelurahan Imopuro ... 38

4. Struktur Organisasi Kelurahan Imopuro ... 40

5. Denah Lokasi Kelurahan Imopuro ... 41

B. Pelaksanaan Arisan Perhiasan Emas di Kelurahan Imopuro Metro Pusat ... 42

C. Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Arisan Perhiasan Emas di Kelurahan Imopuro Metro Pusat Kota Metro ... 55 BAB V PENUTUP ... 61 A. Kesimpulan ... 61 B. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 4.1 Daftar Nama Lurah Imopuro ... 37 4.2 Jumlah Penduduk Kelurahan Imopuro ... 38 4.3 Keadaan Penduduk Kelurahan Imopuro Menurut Agama ... 39 4.4 Keadaan Penduduk Kelurahan Imopuro Menurut Mata

Pencaharian ... 39 4.5 Mekanisme Arisan Perhiasan Emas di Kelurahan Imopuro

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 4.1. Struktur Organisasi Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat

Kota Metro ... 40 4.2. Denah Lokasi Kelurahan Imopuro... 41

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Bimbingan 2. Outline

3. Alat Pengumpul Data 4. Surat Research 5. Surat Tugas

6. Surat Balasan Izin Research

7. Formulir Konsultasi Bimbingan Skripsi 8. Foto-foto Penelitian

9. Surat Keterangan Bebas Pustaka 10. Riwayat Hidup

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk Allah SWT yang paling sempurna di muka bumi ini, karena manusia diberi kelebihan akal untuk berpikir dan menjalankan kehidupannya. sehingga manusia dituntut untuk dapat membedakan yang baik dan buruk, yang halal dan haram. Manusia merupakan makhluk sosial yang diciptakan untuk berinteraksi antara satu dengan yang lain. Interaksi Sosial ini timbul hubungan timbal balik yang akan tercapai sebuah tatanan hidup yang kompleks dan memerlukan aturan hukum yang mengatur hubungan antar sesama manusia dikenal dengan istilah mu’amalah.2

Mu’amalah adalah interaksi dan komunikasi antar orang atau antar pihak dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka beraktualisasi atau dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup.3 Muamalah adalah hubungan atau

interaksi antara manusia dengan manusia yang lain dalam bidang kegiatan ekonomi.4

Perkembangan zaman membuat semakin berkembangnya kebutuhan dalam kehidupan manusia yang sejalan dengan perkembangan budaya manusia. Mengenai persoalan muamalah dan perkembangan zaman ini, syariat Islam lebih banyak memberikan pola-pola, prinsip-prinsip, kaidah-kaidah

2 Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam), (Yogyakarta:

UII Press, 2000), h.11.

3 Imam Mustofa, Fiqih Mu’amalah Kontemporer, (Yogyakarta: Kaukaba Dipantara,

2014), h. 5

(18)

umum dibandingkan memberikan jenis dan bentuk muamalah secara perinci. Persoalan-persoalan muamalat yang dipentingkan adalah substansi makna yang terkandung dalam suatu bentuk muamalah serta sasaran yang akan dicapainya. Jika muamalah yang dilakukan dan dikembangkan itu sesuai dengan substansi makna yang dikehendaki syara’, yaitu mengandung prinsip dan kaidah yang ditetapkan syara’, dan bertujuan untuk kemaslahatan umat manusia dan meninggalkan kemudaratan dari mereka, maka jenis muamalah itu dapat diterima.5

Ulama membagi jenis muamalah ke dalam dua bagian, yaitu: muamalah yang jenisnya ditunjuk langsung oleh nash (Al-Qur’an dan As-Sunah) dengan memberikan batasan tertenu, dan muamalah yang tidak ditunjuk langsung oleh nash. Pada jenis muamalah yang kedua ini, diserahkan sepenuhnya kepada hasil ijtihad para ulama, sesuai dengan kreasi para ahli dalam rangka memenuhi kebutuhan umat sepanjang tempat dan zaman, serta sesuai pula dengan situasi dan kondisi masyarakat itu sendiri. Menurut Nasroen Haroen, yang dikutip oleh Mardani, muamalah dalam bentuk yang kedua ini merupakan rahmat Allah SWT yang besar, yang diberikan kepada umat Islam dengan memberikan kebebasan bagi mereka untuk melakukan kreasi jenis muamalah yang sesuai dengan tuntutan zaman, tempat, dan kondisi mereka, serta bertujuan untuk memenuhi kemaslahatan mereka.6

Seiring berjalannya waktu, kegiatan muamalah untuk memenuhi kebutuhan yang dilakukan oleh setiap manusia bermacam-macam. Salah satu

5 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 6 6 Ibid., h. 43

(19)

contoh alat pemenuhan kebutuhan yang dilakukan bersama di dalam masyarakat adalah kegiatan arisan. Arisan termasuk ke dalam bidang muamalah karena arisan banyak manfaatnya. Salah satu manfaatnya yaitu keuangan bisa disalurkan dengan baik karena uang yang dibayarkan untuk arisan sama saja dengan tabungan. Seseorang bisa menikmati uang iuran tersebut jika sudah tiba waktunya saat pengundian dilakukan. Semua anggota pasti akan mendapat giliran memenangkan undian arisan. Semua anggota pasti akan menikmati hasil arisan. Tak ada yang dirugikan. Semua sama-sama mendapatkan haknya masing-masing. Adanya manfaat tersebut termasuk ke dalam salah satu prinsip muamalah, yaitu muamalah harus dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindair madharat dalam hidup masyarakat.7

Arisan merupakan bagian dari muamalat yang tidak asing bagi masyarakat di Indonesia. Arisan dapat diartikan sebagai kegiatan mengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi di antara mereka untuk menentukan siapa yang memperolehnya, undian dilaksanakan di sebuah pertemuan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya. 8

Konsep arisan secara umum telah dikenal di Cina lebih dari seribu tahun yang lalu. Kemudian terjadi perdagangan internasional, dimana banyak pedagang Cina yang berlayar dan berdagang ke Indonesia yang kemudian

7 Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum., h. 15

8 WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006),

(20)

terjadi akulturasi budaya. Konsep arisan secara umum yang berasal dari Cina masuk ke Indonesia dan berkembang sesuai dengan kebudayaan Indonesia.9

Arisan di Indonesia merupakan sistem perekonomian yang diambil dari kebiasaan tradisional yang lebih mengedepankan prinsip gotong royong dan kekeluargaan. Sampai saat ini sistem arisan masih banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Namun, tidak diketahui siapa yang pertama kali mencetuskan sistem ini, dan kapan sistem ini mulai digunakan.10

Terlaksananya sebuah arisan tentunya dilakukan melalui perjanjian. Perjanjian adalah suatu perbuatan kesepakatan antara seseorang atau beberapa orang dengan seseorang atau beberapa orang lainnya untuk melakukan sesuatu perbuatan tertentu.11 Perjanjian (akad) itu adalah ikatan yang terjadi antara dua

pihak, yang satu menyatakan ijab dan yang kedua menyatakan qabul, yang kemudian menimbulkan akibat-akibat hukum, yaitu timbulnya hak dan kewajiban antara dua pihak tersebut.12

Akad/perjanjian yang digunakan dalam arisan termasuk ke dalam akad pinjam meminjam (qard). Qard adalah suatu akad antara dua pihak, di mana pihak pertama memberikan uang atau barang kepada pihak kedua untuk dimanfaatkan dengan ketentuan bahwa uang atau barang tersebut harus dikembalikan persis seperti yang ia terima dari pihak pertama. Qard juga bisa

9 Rusli Agus, “Kontribusi Arisan Dalam Menambah Kesejahteraan Keluarga Menurut

Perspektif Ekonomi Islam (Studi Di Kecamatan Bangkinang Barat)”, dalam http://repository.uin-suska.ac.id/1995/1/2011_2011191.pdf, diakses pada tanggal 22 Maret 2018.

10 Anjani Pratiwi, “Arisan dan Modal Sosial (Studi di Desa Gudang Batu Kecamatan Lirik

Kabupaten Indragiri Hulu)”, dalam https://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/12345 6789/3671/jurnal%20arisan%20anjani.pdf?sequence=1, diakses pada tanggal 22 Maret 2018.

11 Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2004), h. 1

(21)

diartkan sebagai akad atau transaksi antara dua pihak. Jadi, dalam hal ini qardh diartikan sebagai perbuatan memberikan sesuatu kepada pihak lain yang nanti harus dikembalikan.13 Qard adalah pinjaman uang atau modal yang

diberikan seseorang kepada pihak lainnya, dimana pinjaman tersebut digunakan untuk usaha atau menjalankan bisnis tertentu.14

Dewasa ini, terdapat berbagai macam bentuk arisan seiring dengan perkembangan zaman. Salah satu arisan yang saat ini banyak digemari oleh beberapa kalangan masyarakat yaitu arisan barang yang berbentuk emas. Arisan emas banyak digemari karena dari semua jenis arisan yang ada, arisan emas dipandang lebih menguntungkan, sebab harga emas cenderung stabil bahkan terus naik.

Pada zaman dahulu perhiasan emas merupakan barang yang tergolong mewah, tidak semua orang bisa memilikinya, namun saat ini perhiasan emas merupakan barang yang mudah didapat. Jadi, tidaklah heran jika penjualan emas meningkat drastis dengan keadaan tersebut di atas, apalagi ditunjang dengan ekonomi masyarakat yang sudah mampu dari segi finansial. Bagi masyarakat dengan ekonomi terbatas, muncul cara di kalangan masyarakat tersebut untuk mendapatkan emas yaitu dengan sistem arisan. Pada arisan ini anggotanya bisa mendapatkan barang (dalam hal ini perhiasan emas) dengan mencicil uang per bulan dengan jumlah tertentu yang sama. Secara hitung-hitungan harga itu dianggap menjadi lebih murah dibanding membeli perhiasan emas secara perorangan langsung ke toko emas.

13 Ibid., h. 274

(22)

Kelurahan Imopuro merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Metro Pusat. Terdapat empat kelompok arisan perhiasan emas di kelurahan Imopuro, salah satunya yaitu kelompok arisan perhiasan emas Ibu Umi. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada kelompok arisan perhiasan emas tersebut didapatkan informasi bahwa praktek arisan emas dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah uang yang nominalnya jika ditotal sesuai dengan harga emas terbaru. Arisan ini dilakukan sebulan sekali dengan jumlah total nominal uang yang disetorkan seharga 5 gram berat emas dari 10 anggota kelompok arisan tersebut. Kesepakatan yang sudah disepakati dari 10 anggota kelompok ini setiap bulan setiap anggota membayarkan uang sebesar Rp. 285.000, - (dua ratus delapan puluh lima ribu rupiah) sehingga apabila ditotal keseluruhan setiap bulan akan terkumpul uang sejumlah Rp. 2.850.000, (dua juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah). Sedangkan nominal uang yang akan diberikan kepada salah satu anggota yang terpilih mendapat arisan hanya seharga 5 gram emas, sisanya akan diberikan kepada admin arisan tersebut. Jika mendapatkan undian arisan pertama maka diwajibkan mengikuti 2 arisan di nomor 1 dan 10 maksudnya agar mengantisipasi adanya kecurangan dari yang mendapatkan undian arisan yang pertama agar tidak kabur. Hal ini dilakukan karena pada arisan ini hanya berdasarkan saling percaya antar anggota yang lain.15

15 Ibu Umi, pengurus (admin) sekaligus anggota arisan perhiasan emas Kelurahan

(23)

Harga emas terkini di daerah Kota Metro yaitu 1 gram emas kurang lebihnya seharga Rp. 550.000, - (lima ratus lima puluh ribu rupiah) tergantung dari harga yang ditetapkan oleh toko emas, sehingga total jumlah uang yang diberikan kepada anggota terpilih sebesar Rp. 2.750.000, - (dua juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). Sisanya sebesar Rp. 100.000, - (seratus ribu rupiah) akan diberikan kepada admin selaku pengelola arisan. Admin membeli perhiasan emas tersebut sebelum arisan dilaksanakan. Apabila harga emas suatu saat naik ataupun turun, kerugian maupun keuntungan akan ditanggung admin, karena sesuai dengan kesepakatan awal bahwa uang setoran yang diberikan oleh anggota setiap bulannya sebesar Rp. 285.000, - (dua ratus delapan puluh lima ribu rupiah), tidak terpengaruh oleh naik ataupun turunnya harga emas.16

Permasalahan yang terjadi di Arisan Emas ini yaitu serta tidak adanya ikatan hukum yang kuat yang menjadi dasar arisan perhiasan. Selain itu, pernah terjadi salah satu anggota arisan melakukan wanprestasi. Setelah mendapatkan undian arisan, anggota tersebut pindah rumah dan tidak diketahui ke mana pindahnya. Selain itu, ada juga permasalahan lain yakni hasil arisan yang diterima oleh salah satu anggota arisan perhiasan emas di Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro terkadang tidak sesuai dengan kesepakatan, karena adakalanya salah satu anggota yang mendapatkan arisan tidak meminta hasil arisan dalam bentuk perhiasan emas,

16 Ibu Umi, pengurus (admin) sekaligus anggota arisan perhiasan emas Kelurahan

(24)

tetapi meminta dalam bentuk uang. Sedangkan, kesepakatan awal dari arisan ini yaitu hasil arisan yang didapat semua anggota harus berbentuk emas.17

Melanggar kesepakatan seperti permasalahan arisan di atas tentunya termasuk dalam wanprestasi. Wanprestasi adalah Ingkar janji. Pada Pasal 36 KHESy dijelaskan bahwa seseorang dapat dianggap melakukan ingkar janji, apabila karena kesalahannya yaitu: 1) Melaksanakan yang dijanjikannya tetapi tidak seperti dijanjikannya, 2) Melakukan apa yang dijanjijannya, tetapi terlambat; atau, 3) Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.18

Berdasarkan permasalahan di atas, maka pada penelitian ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Arisan Perhiasan Emas di Kelurahan Imopuro kecamatan Metro Pusat Kota Metro”.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pelaksanaan arisan perhiasan emas di Kelurahan Imopuro kecamatan Metro Pusat ditinjau dari Hukum Ekonomi Syariah?

17 Ibu Umi, pengurus (admin) sekaligus anggota arisan perhiasan emas Kelurahan

Imopuro kecamatan Metro Pusat, Wawancara, pada tanggal 11 Oktober 2017.

18 Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madani, Kompilasi Hukum Ekonomi

(25)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang di atas, permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan hukum ekonomi syariah terhadap arisan perhiasan emas di Kelurahan Imopuro kecamatan Metro Pusat.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara Teoritis

1) Menambah khazanah keilmuan yang dapat berguna bagi pengembangan ilmu ekonomi syariah dalam bidang yang berkaitan dengan muamalah.

2) Sebagai acuan untuk penelitian serupa dimasa yang akan datang serta dapat dikembangkan lebih lanjut demi mendapatkan hasil yang sesuai dengan perkembangan zaman.

b. Secara Praktis

1) Penelitian ini diharapkan dapat dapat menjadi acuan bagi kelompok arisan perhiasan emas di Kelurahan Imopuro kecamatan Metro Pusat agar tidak mempraktekkan arisan yang bersifat merugikan para anggotanya.

(26)

2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk memperbaiki sistem dalam masyarakat yang tidak sesuai dengan tata aturan mu'amalah khususnya praktik arisan yang tidak sesuai dengan hukum ekonomi syariah.

D. Penelitian Relevan

Agar tidak terjadi pengulangan pembahasan maupun pengulangan penelitian dan juga dapat melengkapi wacana yang berkaitan dengan penelitian maka diperlukan wacana atau pengetahuan tentang penelitian-penelitian sejenis yang telah diteliti sebelumnya. Terkait dengan penelitian-penelitian ini, sebelumnya telah ada beberapa penelitian yang mengangkat tema antara lain: 1. Penelitian karya Irma Prihantari dengan judul “Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Praktek Arisan Sepeda Motor “Paguyuban Agung Rejeki” di Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Praktek arisan yang terjadi di kecamatan Sentolo, bahwa praktek lelang yang dilakukan dalam jangka waktu sebulan satu kah, dan peserta lelang yang mengikuti lelang wajib mengisi atau menulis di dalam amplop yang telah disediakan oleh panitia penyelenggara lelang, sejumlah nilai nominal yang diinginkan oleh peserta arisan, pemenang lelang adalah orang yang menuliskan harga paling tinggi, setelah salah satu peserta yang memenangkan, maka peserta waiib menyelesaikan administrasi sesuai prosedur yang telah ditentukan oleh Paguyuban Agung Rejeki dalam praktek tersebut peserta mendapatkan surat realisasi yang mana peserta mengambil sendiri sepeda motor di

(27)

dealer yang telah ditunjuk oleh Paguyuban Agung Rejeki. Hal ini diperboleh dengan adanya kesepakatan dari pihak paguyuban, namun dengan adanya praktek lelang tertutup maka hal ini menjadi tidak trasparansi dan jelas, berapakah penawaran yang menjadi pemenang jika asumsi harga minimal Rp 5, 2 juta, maka hal ini adalah bentuk dari kezaliman atas hak peserta anggota arisan yang tidak dapat mengetahui besarnya penawaran yang dilakukan oleh anggota lainnya.19

Persamaan penelitian relevan di atas dengan penelitian yang akan peneliti lakukan ini yaitu sama-sama membahas arisan menurut Islam. Akan tetapi jenis arisan yang diteliti berbeda. Jenis arisan yang dikaji pada penelitian relevan di atas adalah arisan sepeda motor. Sedangkan jenis arisan pada penelitian ini yaitu arisan perhiasan emas.

2. Penelitian karya Binti Fatkhul Qori’ah dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Arisan Kurban (Studi Kasus pada Jama’ah Yasin Dusun Plebon Desa Carangrejo Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo)”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Mekanisme arisan kurban pada Jama’ah Yasin Dusun Plebon Desa Carangrejo Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo sah dan boleh dilakukan karena bersifat tolong-menolong. Akad dalam arisan kurban Jama’ah Yasin Dusun Plebon Desa Carangrejo Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo menggunakan

19 Irma Prihantari dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Arisan Sepeda

Motor “Paguyuban Agung Rejeki” di Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009” dalam http://digilib.uin-suka.ac.id/5242/1/BAB%20I%2CV%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA. Pdf, diakses pada tanggal 16 Oktober 2017.

(28)

akad utang piutang (qard, akad ini sudah memenuhi rukun dan syarat qard jadi boleh dilakukan karena tidak bertentangan dengan hukum Islam.20

Persamaan penelitian relevan di atas dengan penelitian yang akan peneliti lakukan ini yaitu sama-sama membahas arisan menurut Islam. Akan tetapi jenis arisan yang diteliti berbeda. Jenis arisan yang dikaji pada penelitian relevan di atas adalah arisan qurban. Sedangkan jenis arisan pada penelitian ini yaitu arisan perhiasan emas.

3. Penelitian Karya Apriyani Permatasari, dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Arisan Qurban Idul Adha di Blok 3 Desa Jungjang Kecamatan Arjawinangun Cirebon Jawa Barat Tahun 2008-2012”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan arisan kurban idul adha di Blok 3 Desa Jungjang Arjawinangun Cirebon termasuk akad yang diperboleh (mubah). Pelaksanaan arisan kurban idul adha ini lebih banyak manfaatnya, karena salah satunya sebagai ajang silahturahmi bagi masyarakat Blok 3 dan sebagai sarana menabung (simpanan), walaupun hasilnya nanti bukan berupa uang tetapi hewan kurban (kambing).21

Persamaan penelitian relevan di atas dengan penelitian yang akan peneliti lakukan ini yaitu sama-sama membahas arisan menurut Islam. Akan tetapi jenis arisan yang diteliti berbeda. Jenis arisan yang dikaji pada

20 Binti Fatkhul Qori’ah dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Arisan

Kurban (Studi Kasus pada Jama’ah Yasin Dusun Plebon Desa Carangrejo Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo)” dalam http://etheses.stainponorogo.ac.id/703/1/BAB%20I-V.pdf, diakses pada tanggal 16 Oktober 2017.

21 Apriyani Permatasari, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Arisan Qurban

Idul Adha di Blok 3 Desa Jungjang Kecamatan Arjawinangun Cirebon Jawa Barat Tahun 2008-2012”, dalam http://eprints.ums.ac.id/39794/1/02.%20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf, diakses pada tanggal 08 April 2018

(29)

penelitian relevan di atas adalah arisan qurban. Sedangkan jenis arisan pada penelitian ini yaitu arisan perhiasan emas.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu di atas, dapat diketahui bahwa kajian tentang Tinjauan Hukum Islam Terhadap Arisan Perhiasan Emas di Kelurahan Imopuro kecamatan Metro Pusat Kota Metro ternyata belum pernah diteliti. Meskipun dalam satu tema yang sama yakni arisan, akan tetapi bentuk arisan yang diteliti, permasalahan, dan objek penelitiannya berbeda. Objek pada penelitian ini yaitu di Kelurahan Imopuro kecamatan Pusat Kota Metro.

(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Arisan

1. Pengertian Arisan

Arisan dalam bahasa Inggris arisan disebut dengan saving club atau company saving yang mempunyai arti tabungan bersama. Kata saving berasal sari kata save yaitu kata kerja yang mempunyai arti menabung atau menyelamatkan yang kemudian berubah menjadi saving kata benda yang berarti tabungan.

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, arisan adalah kegiatan mengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi di antara mereka untuk menentukan siapa yang memperolehnya, undian dilaksanakan dalam sebuah pertemuan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya.1

Arisan adalah sekelompok orang yang mengumpulkan uang atau barang secara teratur pada tiap-tiap periode tertentu dengan. Setelah uang terkumpul, salah satu dari anggota kelompok akan keluar sebagai pemenang. Penentuan pemenang biasanya dilakukan dengan jalan

1 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

(31)

pengundian, perjanjian antara anggota arisan, dengan nomor urut anggota, atau berdasarkan prioritas kebutuhan anggota arisan.2

Inti dari arisan adalah menyimpan sekaligus meminjam sejumlah uang dari peserta lainnya dengan maksud agar pada suatu saat dapat mengumpulkan uang dalam jumlah besar untuk keperluan yang besar pula.3

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa arisan adalah suatu bentuk perkumpulan dari sekelompok orang yang saling menyatukan diri dalam suatu kerjasama untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan cara bergiliran.

2. Dasar Hukum Arisan

Menurut kamus besar Indonesia, arisan adalah kegiatan mengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi di antara mereka untuk menentukan siapa yang memperolehnya, undian dilaksanakan dalam sebuah pertemuan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya. Allah SWT berfirman dalam surat Ali-Imran ayat 44 yang berbunyi:

َكِلََٰذ

ِءٓاَبنۢ

َ

أ ۡنِم

ِبۡيَغ

ۡلٱ

ۡمُهَمََٰلۡق

َ

أ َنوُقۡلُي ۡذِإ ۡمِهۡيَ

لَ َتنُك اَمَو َۚ َكۡ

َ

َلَِإ ِهيِحوُن

َنوُم ِصَتۡ َيَ ۡذِإ ۡمِهۡيَ

لَ َتنُك اَمَو َمَيۡرَم ُلُفۡكَي ۡمُهُّي

َ

أ

َ

٤٤

2 Yupri Maryuni, “Pelaksanaan Arisan di Kelurahan Muara Lembu Kecamatan Singingi

Kabupaten Kuantan Singingi Ditinjau Menurut Hukum Islam”, dalam http://repository.uin-suska.ac.id/7201/4/BAB%20III.pdf, diakses pada tanggal 13 Oktober 2017

3 Wildan Nurlaela Hidayah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Arisan Sistem

Gugur Berhadiah”, dalam http://eprints.walisongo.ac.id/4865/1/112311060.pdf, diakses pada tanggal 13 Oktober 2017.

(32)

Artinya: yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib

yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); Padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa. (Q.S. Ali-Imran: 44)4

Hukum kegiatan arisan secara konsep adalah mubah. Hal ini karena didasarkan atas kesepakatan bersama, tidak mengandung unsur riba dan kedudukan semua orang setara dan memiliki hak yang sama. Secara mekanisme arisan juga mubah karena dalam proses pengundiannya bersifat setara dan tidak merugikan pihak tertentu (tidak ada yang menang atau kalah). Secara pelaksanaan apabila seseorang memenuhi janjinya sesuai dengan kesepakatan tersebut maka hukumnya mubah.5

Arisan merupakan cara lain untuk menabung, karena kebanyakan orang yang belum terbiasa menabung tidak akan menabung tanpa ada dorongan yang kuat. Arisan juga sama dengan hutang kepada pihak kolektif, karena penerima undian seakan berhutang kepada semua anggota arisan tersebut. Pada sisi lain, terdapat unsur tolong menolong dari satu kelompok kepada anggota lainnya. Tolong menolong diperintahkan Allah SWT dalam suah Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi sebagai berikut:

َ َعَل ْاوُنَواَعَتَو

ِِِب

ۡلٱ

َو

َٰىَوۡقذلتٱ

َ َعَل ْاوُنَواَعَت َلََو

ِمۡثِ

لۡٱ

ۡ

َو

ِنَٰ َوۡدُع

ۡلٱ

َو

ْاوُقذتٱ

َذللٱ

ذنِإ

َ ذللٱ

ُديِدَش

ِباَقِع

ۡلٱ

٢

4 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV.

Toha Putra, 1989), Edisi Revisi, h. 78

5 Yupri Maryuni, “Pelaksanaan Arisan di Kelurahan Muara Lembu Kecamatan Singingi

Kabupaten Kuantan Singingi Ditinjau Menurut Hukum Islam”, dalam http://repository.uin-suska.ac.id/7201/, diakses pada tanggal 01 April 2018

(33)

Artinya: dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (Q.S. Al-Maidah:

2)6

Ayat di atas memerintahkan kita untuk saling tolong menolong di dalam kebaikan, sedang tujuan arisan itu sendiri adalah menolong orang yang membutuhkan dengan cara iuran secara rutin dan bergiliran untuk mendapatkannya, maka termasuk dalam katagori tolong menolong yang diperintahkan Allah SWT

Ahmad Azhar Basyir menerangkan bahwa hukum Islam memberi kesempatan luas perkembangan bentuk dan macam muamalat baru sesuai dengan perkembangan kebutuhan hidup masyarakat.7

3. Macam-macam Arisan

Terdapat tiga macam arisan yang sering dipraktekkan oleh masyarakat, yaitu sebagai berikut:8

a. Arisan Uang

Jenis arisan ini yang banyak dilakukan oleh masyarakat umum dengan besarnya tergantung kesepakatan dari para peserta. Setelah uang terkumpul diadakan undian untuk menentukan giliran yang berhak memakai uang tersebut. Untuk hal ini dapat dilihat dari segi tempat dan uang arisan.

6 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya., h. 152 7 Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalah (Hukum Perdata Islam),

(Yogyakarta: UII Press, 2000), h. 16

8 Rusli Agus, “Kontribusi Arisan dalam Menambah Kesejahteraan Keluarga Menurut

Perspektif Ekonomi Islam (Studi di Kecamatan Bangkinang Barat)”, dalam http://repository.uin-suska.ac.id/1995/1/2011_2011191.pdf, diakses pada tanggal 23 Oktober 2017.

(34)

b. Arisan Barang

Arisan barang biasanya dengan uang, hanya saja perolehan dari arisan digunakan untuk membeli barang yang sudah disepakati dalam arisan. Banyak jenis barang yang sering dijadikan arisan oleh masyarakat, misalnya, elektronik, sepeda motor, semen, atau emas. c. Arisan Spiritual

Arisan spiritual adalah arisannya tetap dengan uang, hanya perolehan dari arisan bukan berupa uang melainkan berupa barang atau lainnya yang dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, misalnya mendapatkan hewan qurban atau untuk biaya menunaikan ibadah haji. Arisan jenis yang ketiga ini memang belum banyak, namun ada dalam masyarakat muslim.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa macam-macam arisan meliputi arisan uang, arisan barang, dan arisan spiritual. Arisan-arisan tersebut biasanya yang digunakan tetap uang, hanya saja perolehan dari arisan digunakan untuk kegunaan lain sesuai dengan kesepakatan yang sudah telah disepakati anggota arisan.

4. Pandangan Islam tentang Arisan

Arisan pada prinsipnya termasuk tolong-menolong antar sesama yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat. Begitu pula arisan dengan pendekatan kultural menjadi sarana pengumpul modal sosial yang diharapkan berperan demi kemashalatan. Sehingga dalam akan tercapai kesejahteraan sosial yang merata, tidak adanya kesenjangan sosial, dengan

(35)

adanya kerjasama finansial yang berlandasan saling tolong-menolong (ta’awun) antara warga dan tidak adanya ketimpangan ekonomi.

Firman Allah memerintahkan untuk saling tolong menolong di dalam kebaikan, sedang tujuan arisan itu sendiri adalah menolong orang yang membutuhkan dengan cara iuran secara rutin dan bergiliran untuk mendapatkannya, maka termasuk dalam kategori tolong-menolong yang diperintahkan Allah.

Arisan dapat dikatakan haram, jika di dalamnya terdapat unsur kezholiman, ghoror (ketidakpastian/spekulasi), atau riba, maka arisan semacam ini menjadi haram. Begitu juga ketika arisan dijadikan ajang menggunjing, ghibah, gosip, ngerumpi, maka arisan semacam ini jelas haram.

Membicarakan arisan berarti membicarakan di dalamnya suatu perkumpulan yang mengadakan suatu perjanjian atau akad untuk dilaksanakan, agar tercapai kepada satu tujuan yang diharapkan. Perjanjian itu terjadi dalam rangka untuk mewujudkan keadilan bersama sehingga dengan adanya perjanjian tersebut berarti sudah memulai suatu hubungan dalam suatu kegiatan yang di dalamnya akan menimbulkan suatu hak-hak dan kewajiban antara para peserta arisan.9

Islam telah mewajibkan dikuatkannya akad-akad demi terjaminnya hak-hak dan kewajiban di antara sekian manusia. Maka Islam juga

9 Sri Wahyuningsih, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Arisan Haji di Desa

Kideung Ilir Ciampea Bogor”, dalam http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/ 27856/1/SRI%20wahyuningsih-FSH.pdf, diakses pada tanggal 14 Oktober 2017

(36)

memperhatikan agar akad-akad itu dapat dikuatkan dengan tulisan dan saksi agar masing-masing orang dapat terjamin, serta dapat terhindar dari perbuatan dan kehilafan manakala terjadi perselisihan faham dan pertentangan.10

Pergaulan hidup manusia mempunyai kepentingan terhadap orang lain, dalam pergaulan ini menimbulkan hubungan hak dan kewajiban. Setiap orang memiliki hak yang wajib selalu diperhatikan orang lain dan dalam waktu yang sama harus juga harus memikul kewajiban yang harus ditunaikan terhadap orang lain. Hubungan hak dan kewajiban itu diatur dengan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan guna menghindari terjadinya bentrokan antara berbagai kepentingan. Kaidah-kaidah hukum yang mengatur hak dan kewajiban dalam hidup bermasyarakat itu disebut hokum muamalat.11

Arisan termasuk dalam bidang fikih muamalah. Prinsip-prinsip muamalah antara lain sebagai berikut:

a. Pada dasarnya segala bentuk muamalat adalah boleh (mubah), kecuali ada ketentuan yang melarangnya.

b. Muamalat dilakukan atas dasar sukarela tanpa ada unsur paksaan.

c. Muamalat dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindarkan mudharat dalam hidup masyarakat.

10 Ibid

(37)

d. Muamalat dilaksanakan dengan memenuhi keadilan, menghindarkan unsur-unsur penganiayaan, unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan.

e. Muamalat dilaksanakan tanpa unsur gharar (tipu daya).12

Arisan dalam Islam pada taklif fiqihnya (kedudukannya) dalam fiqh bisa dimasukkan dalam akad qard (hutang). Pada transaksi qard (pinjam-meminjam) bukan termasuk sebagai usaha pengembangan modal, akan tetapi hubungan bisnis dalam ajaran Islam tidak hanya didasari kepentingan semata, tetapi juga di dasari atas tolong menolong. Terkadang dalan bisnis tidak selalu untung bahkan merugi sehingga tidak menutup kemungkinan untuk berhutang untuk menutup kerugian tersebut.13

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa arisan dalam Islam dikategorikan dalam tolong-menolong, namun dapat dikatakan haram, jika di dalamnya terdapat unsur kezholiman, ghoror, atau riba,

B. Arisan Emas Perspektif Hukum Ekonomi Syariah 1. Pengertian Arisan Emas

Emas dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai logam yang mahal harganya, warnanya kuning dan biasa dibuat perhiasan (cincin, gelang dan sebagainya).14 Emas merupakan barang yang ramai

12 Ibid, h. 15-16

13 Syarifah Ulfa Zahara, “Tinjauan Fiqh Muamalat Terhadap Arisan di Gampong Jawa

Belakang I Kota Langsa”, dalam http://digilib.iainlangsa.ac.id/909/1/READY.pdf, diakses pada tanggal 14 Oktober 2017.

(38)

diminati orang, sebab harga emas kian hari kian naik. Emas dianggap menjadi salah satu barang yang memberi keuntungan kepada pemiliknya.

Arisan perhiasan emas sama dengan arisan uang. Setiap bulan peserta mengumpulkan sejumlah uang. Bedanya kalau arisan biasa dapatnya uang kalau arisan emas dapatnya emas, atau mendapat uang tetapi digunakan untuk membeli emas.15

Arisan berupa emas langsung bernilai investasi. Emas yang diperoleh cenderung akan disimpan baik-baik sebagai investasi. Bandingkan dengan arisan uang yang mana jika disimpan ke dalam tabungan akan terus menurun nilainya.16

Arisan emas bisa dimulai dari satuan paling kecil yakni 1 gram. Bisa setor uang ataupun emas itu sendiri. Bila setor uang maka semua peserta menyetor dalam bentuk uang, demikian halnya jika kesepatakan untuk menyetor dalam bentuk emas.17

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa arisan emas adalah arisan yang perolehannya dalam bentuk emas ataupun dalam bentuk uang yang nantinya digunakan untuk membeli emas sesuai dengan kesepakatan para anggota arisan.

2. Manfaat Arisan Emas

Manfaat arisan perhiasan emas pada dasarnya sama dengan manfaat arisan pada umumnya. Arisan telah menjadi bagian dari gaya

15 http://widyafayra.blogspot.co.id/2012/03/yuk-arisan-emas.html, diakses pada tanggal

14 Oktober 2017.

16 Ibid 17 Ibid

(39)

hidup masyarakat. Memang tidak semua orang tertarik mengikuti kegiatan arisan, banyak yang berpendapat kegiatan ini tidak produktif dan membuang waktu. Padahal, selain sebagai ajang kumpul-kumpul, sebenarnya banyak manfaat positif yang bisa dipetik dari kegiatan arisan, seperti:18

a. Ajang promosi

Bukan rahasia lagi jika acara arisan sering dimanfaatkan menjadi ajang jual-beli antar peserta arisan. Berpromosi di arisan merupakan salah satu ajang pemasaran yang efektif. Selain tidak dipungut pajak beriklan, juga sudah tahu latar belakang konsumen yang menjadi sasaran, sehingga produk yang dipasarkan lebih disesuaikan dengan kebutuhan peserta arisan.

b. Latihan menabung

Pelaksanaan arisan dari segi ekonomi banyak manfaat yang bisa dihasilkan seperti menabung. Mereka yang sulit menabung, kegiatan ini bisa menjadi ajang latihan untuk mendisiplinkan diri untuk lebih giat dalam mengumpulkan uang, karena mau tidak mau sebagai peserta arisan harus menyisihkan sejumlah uang tertentu untuk disetor setiap arisan.

18 Wildan Nurlaela Hidayah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Arisan Sistem

Gugur Berhadiah”, dalam http://eprints.walisongo.ac.id/4865/1/112311060.pdf, diakses pada tanggal 13 Oktober 2017.

(40)

c. Bertukar informasi

Saat ini disebut era reformasi, tetapi kenyataannya masih banyak orang yang lebih suka mencari informasi ke lingkungan terdekatnya dibandingkan mencari lewat media, seperti informasi tentang kesehatan, pendidikan, masalah anak, keluarga dan lain-lain. Kegiatan arisan yang bertujuan untuk mencari informasi maka akan lebih mudah dicapai, apalagi sekarang banyak kelompok arisan berdasarkan kesamaan tertentu, misalnya kelompok arisan ibu-ibu yang anaknya bersekolah di tempat yang sama, arisan para karyawan di salah satu kantor, dan lain sebagainya

d. Melepas stress

Adanya rutinitas keseharian atau kesibukan dengan urusan masing-masing, juga semakin menjauhkan kita dengan kegiatan pergaulan yang sebelumnya diikuti. Lewat kegiatan arisan, seseorang bisa menemukan wadah komunikasi yang akan membuat seseorang tetap berinteraksi dengan peserta lainnya dan merasa memiliki tempat untuk saling bertukar pikiran dan melepaskan ketegangan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa manfaat mengikuti arisan perhiasan emas sama halnya dengan mengikuti arisan pada umumnya bahwa dengan mengikuti arisan, keuangan bisa disalurkan dengan baik karena uang yang dibayarkan untuk arisan sama saja dengan tabungan. Seseorang bisa menikmati uang iuran tersebut jika sudah tiba waktunya saat pengundian dilakukan. Semua anggota pasti akan mendapat

(41)

giliran memenangkan undian arisan. Semua anggota pasti akan menikmati hasil arisan. Tak ada yang dirugikan. Semua sama-sama mendapatkan haknya masing-masing.

3. Arisan Emas dalam Hukum Ekonomi Syariah

Arisan emas juga merupakan kegiatan muamalah, maka pelaksanaan arisan emas hendaknya harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip muamalah. Pada dasarnya segala bentuk muamalat adalah mubah, kecuali yang ditentukan lain oleh Al-Qur’an dan sunnah Rasul, muamalat dilakukan atas dasar sukarela, tanpa mengandung unsur-unsur paksaan, muamalat dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindari madharat dalam hidup masyarakat, muamalat dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, menghindari unsur-unsur penganiayaan dan unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan.19

Arisan merupakan cara lain untuk menabung, karena kebanyakan orang yang belum terbiasa menabung tidak akan menabung tanpa ada dorongan yang kuat. Arisan juga sama dengan hutang kepada pihak kolektif, karena penerima undian seakan berhutang kepada semua anggota arisan tersebut. Selain itu, dalam arisan ada unsur tolong menolong dari satu kelompok kepada anggota lainnya.20 Tolong menolong diperintahkan

Allah SWT dalam suah Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi sebagai berikut:

19 Ahmad Azhar Basyir, Asaz-Asaz Hukum., h. 16

20 Yupri Maryuni, “Pelaksanaan Arisan di Kelurahan Muara Lembu Kecamatan Singingi

Kabupaten Kuantan Singingi Ditinjau Menurut Hukum Islam”, dalam http://repository.uin-suska.ac.id/7201/4/bab%20III.pdf, diakses pada tanggal 24 Maret 2018.

(42)

اَهُّي

أَٰٓ َي

َ

َنيِ

لَّٱ

ذ

ِب

ْاوُفۡوَأ ْآوُنَماَء

ِدوُقُعۡلٱ

ِهَب مُك

َل ۡتذلِحُأ

ُةَمي

ِمَٰ َعۡن

َ ۡ

لۡٱ

اَم

لَِإ

ذ

ِ

ِلَِ ُمُ َ ۡيَۡغ ۡمُكۡيَلَع ََٰلَۡتُي

ِدۡي ذصلٱ

ذنِإ ٌۗ مُرُح ۡمُتن

َ

أَو

َ ذللٱ

ُديِرُي اَم ُمُكۡ

َيَ

١

Artinya: dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (Q.S. Al-Maidah:

2)21

Ayat di atas memerintahkan kita untuk saling tolong menolong di dalam kebaikan, sedang tujuan arisan itu sendiri adalah menolong orang yang membutuhkan dengan cara iuran secara rutin dan bergiliran untuk mendapatkannya, maka termasuk dalam katagori tolong menolong yang diperintahkan Allah SWT.

Menurut DSN-MUI, dasar hukum arisan emas adalah fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 77/DSN-MUI/VI/2010 tentang Jual-Beli Emas Secara Tidak Tunai, 22 yang menyatakan bahwa

jual beli emas secara tidak tunai, baik melalui jual beli biasa atau jual beli murabahah, hukumnya boleh (mubah, ja’iz) selama emas tidak menjadi alat tukar yang resmi (uang).23

Dalam fatwanya, DSN-MUI juga mendasarkan fatwanya kepada pendapat para ulama yang membolehkan transaksi jual beli emas secara

21 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya., h. 152 22 Asriani, “Investasi Emas dalam Perspektif Hukum Islam”, dalam Jurnal Al-‘Adalah,

(Bandung: Univeristas Padjadjaran), Vol. XII, No. 4, Desember 2015, h. 859

23 Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 77/DSN-MUI/V/2010, dalam https://drive.

google.com/file/d/0BxTl-lNihFyzUXUyNEk3a1lLWW8/view, diakses pada tanggal 14 Oktober 2017.

(43)

tidak tunai, seperti Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim dan ulama kontemporer yang sependapat. Mereka mengemukakan Bahwa Pertama, emas dan perak adalah barang (sil’ah) yang dijual dan dibeli seperti halnya barang biasa, dan bukan lagi tsaman (harga, alat pembayaran, uang). Emas dan perak setelah dibentuk menjadi perhiasan berubah menjadi seperti pakaian dan barang, dan bukan merupakan tsaman(harga, alat pembayaran, uang). Oleh karenanya tidak terjadi riba (dalam pertukaran atau jual beli) antara perhiasan dengan harga (uang), sebagaimana tidak terjadi riba (dalam pertukaran atau jual beli) antara harga (uang) dengan barang lainnya, meskipun bukan dari jenis yang sama.24

Kedua, Pada zaman ini manusia sangat membutuhkan untuk melakukan jual beli emas. Apabila tidak diperbolehkan jual beli emas secara angsuran, maka rusaklah kemaslahatan manusia dan mereka akan mengalami kesulitan. Sekiranya pintu (jual beli emas secara angsuran)ini ditutup, maka tertutuplah pintu utang piutang, masyarakat akan mengalami kesulitan yang tidak terkira.25

C. Akad dan Wanprestasi Perjanjian Menurut KUHPerdata dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

Arisan termasuk ke dalam perjanjian. Berdasarkan Hukum Positif yang berlaku di Indonesia dijelaskan sebagai berikut:

1. Syarat sah perjanjian Pasal 1320 KUHPerdata

24 Ibid 25 Ibid

(44)

a. Adanya kesepakatan kedua belah pihak

b. Kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum c. Adanya objek

d. Suatu sebab yang tidak terlarang

2. Wanprestasi Perjanjian terdapat pada pasal 1361-1362 KUH Perdata Pada Pasal 1361 KUHPerdata Berbunyi Jika seseorang, karena khilaf mengira dirinya berhutang, membayar suatu hutang maka ia berhak menuntut kembali apa yang telah di bayar kepada kreditur .walaupun demikian, hak itu hilang jika akibat pembayaran tersebut kreditur telah memusnahkan surat-surat pengakuan utang tanpa mengurangi hak orang yang telah membayar itu untuk menuntutnya kembali dan debitur yang sesungguhnya.

Pasal 1362 KUH perdata yang berbunyi Barang siapa dengan itikad buruk menerima suatu barang yang tidak harus dibayarkan kepadanya, wajib mengembalikannya dengan harga dan hasil-hasil, terhitung dari hari pembayaran, tanpa mengurangi penggantian biaya, kerugian dan bunga , jika barang itu telah menderita penyusutan. Jika barang itu musnah, meskipun hal itu terjadi di luar kesalahan, ia wajib membayar harganya dan mengganti biaya, kerugian dan bunga, kecuali jika ia dapat membuktikan bahwa barang itu akan musnah juga seandainya berada pada orang yang seharusnya menerimanya.

(45)

Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut(pasal 1365 KUH perdata)

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah disingkat KHES adalah sebuah kompilasi yang disusun oleh kelompok kerja “kompilasi hukum ekonomi syariah”. KHES ini sangat berguna sebagai bahan dasar bagi pedoman pelaku ekonomi syariah dan aparat hukum serta akademisi. Bagi para hakim tentu berguna sebagai pedoman bila suatu hari menghadapi kasus sengketa di bidang ini; bagi masyarakat yang melakukan berbagai aktivitas ekonomi syariah berguna agar kegiatannya itu benar-benar sesuai dengan hukum syariah. Sementara bagi akademisi juga sangat penting untuk mengkaji lebih mendalam agar KHES ini mencapai wujudnya yang mendekati keperluan nyata masyarakat Indonesia khususnya.26

Menurut kompilasi Hukum Ekonomi syariah Rukun dan syarat akad terdapat di pasal 22 KHESy sebagai berikut:

1. Rukun akad terdiri atas; a. Pihak-pihak yang berakad b. Objek akad

c. Tujuan pokok akad d. Kesepakatan

26 Dwi Santoso Pambudi, Analisis Materi Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Dan

Kaitannya Dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional”, dalam http://dwisantosapambudi. blogspot.

(46)

2. Ingkar janji dan sanksinya

Terdapat di pasal 36 KHESy yang berbunyi pihak dapat dianggap melakukan ingkar janji, apabila karena kesalahannya:

a. Tidak melakukan apa yang dijadikan untuk melakukannya.

b. Melaksanakan apa yang dijanjiakannya tetapi tidak sebagaimana di janjikannya

c. Melakukan apa yang dijanjikannya, tetapi terlambat; atau

d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.27

(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian 1. Jenis Penelitian

Dilihat dari jenisnya penelitian ini termasuk penelitian lapangan, Menurut Abdurrahmat Fathoni, penelitian lapangan yaitu “suatu penelitian yang dilakukan di lapangan atau di lokasi penelitian, suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala objektif sebagai terjadi di lokasi tersebut, yang dilakukan juga untuk penyusunan laporan ilmiah”.49

Penelitian lapangan (field research) dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian kualitatif atau sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Ide pentingnya adalah bahwa peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan penelitian tentang sesuatu fenomena dalam suatu keadaan ilmiah. Perihal demikian, maka pendekatan ini terkait erat dengan pengamatan-berperan serta. Peneliti lapangan biasanya membuat catatan secara ekstensif yang kemudian dibuatkan kodenya dan dianalisis dalam berbagai cara.50

Pada penelitian ini peneliti akan memaparkan data hasil penelitian yang diperoleh di lapangan yaitu tentang mekanisme arisan perhiasan emas di Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat ditinjuau dari Hukum Islam.

49 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2011), h. 96

50 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

(48)

2. Sifat Penelitian

Sesuai dengan judul dari proposal skripsi ini, yaitu Tinjauan Hukum Islam terhadap arisan Perhiasan emas di Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat, maka penelitian ini bersifat deskriptif. “Penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang bermaksud mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala tertentu.”51

Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi “Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis, dan menginterpretasi”.52

Penelitian ini bersifat deskriptif, karena penelitian ini berupaya mengumpulkan fakta yang ada, penelitian ini terfokus pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. Penelitian deskriptif yang dimaksud dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mekanisme arisan perhiasan emas di Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat ditinjuau dari Hukum Islam.

B. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh.53 Sumber data pada penelitian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

51 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian., h. 97

52 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,

2013), h. 44

53 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

(49)

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data pada pengumpulan data.54 Sumber data primer dalam

penelitian ini adalah ketua arisan dan anggota arisan perhiasan emas yang ada di Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat. Terkait anggota arisan yang dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini ditetapkan secara

purpossive. Purpossive sampling adalah teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu.55

Kriteria-kriteria sampel yang menjadi pertimbangan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Ketua arisan perhiasan emas di Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat yang lebih mengetahui sistem arisan perhiasan emas tersebut. b. Anggota yang sudah lama mengikuti arisan perhiasan emas di

Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat.

c. Anggota arisan yang mengikuti 2 arisan secara bersamaan. d. Anggota arisan 9 orang yang mengikuti dalam satu kelompok. 2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.56 Sumber data sekunder pada penelitian ini yaitu berupa

54 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D,

(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 137.

55 Ibid., h. 85 56 Ibid., h. 137

(50)

buku, artikel, jurnal, hasil penelitan, dan website yang berkaitan dengan masalah hukum arisan, jual beli perhiasan emas, dan hukum Islam.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah: 1. Wawancara/Interview

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewancarai dan jawaban yang diberikan oleh yang diwawancarai.57

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.58

Wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara bebas terpimpin, yakni metode interview yang dilakukan dengan membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan.59 Mengenai hal ini, peneliti mengajukan

pertanyaan-pertanyaan kepada Ketua kelompok Arisan Perhiasan Emas di Kelurahan Imopuro kecamatan Metro Pusat agar dapat mengetahui sistem arisan dan teknis operasional dan anggota arisan perhiasan emas di Kelurahan

57 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian., h. 105

58 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian., h. 83 59 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian., h. 199.

(51)

Imopuro Kecamatan Metro Pusat untuk mengetahui informasi terkait pelaksanaan arisan itu sendiri.

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku, transkip, surat kabar, ledger, agenda dan sebagainya.60 Metode dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan

mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dilakukan yang dilakukan oleh seorang psikolog dalam meneliti perkembangan seorang klien melalui catatan pribadinya.61

Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan dokumentasi seperti profil kelurahan, serta data-data yang menunjang dalam penelitian ini.

D. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya, sehingga dapat mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.62 Analisis data yang digunakan adalah analisa data

kualitatif dengan cara berfikir induktif, karena data yang diperoleh berupa keterangan-keterangan dalam bentuk uraian. Kualitatif adalah prosedur

60 Ibid

61 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian., h. 112 62 Sugiyono, Metode Penelitian., h. 244

(52)

penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu sumber dari tertulis atau ungkapan tingkah laku yang diobservasikan dari manusia.63

Cara berfikir induktif, yaitu suatu cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus dan konkrit, peristiwa konkrit, kemudian dari fakta atau peristiwa yang khusus dan konkrit tersebut ditarik secara generalisasi yang mempunyai sifat umum.64

Berdasarkan keterangan di atas, maka dalam menganalisis data, peneliti menggunakan data yang telah diperoleh kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan cara berfikir induktif yang berangkat dari informasi mengenai tinjauan hukum Islam terhadap arisan perhiasan emas di Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat.

63 Burhan Ashafa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 16. 64 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach I, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Psikologi UGM,

(53)

BAB IV

TEMUAN HASIL PENELITIAN

A. Profil Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro

1. Sejarah Singkat Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro

Kelurahan Imopuro merupakan satu di antara lima Kelurahan yang berada di Wilayah Kecamatan Metro Pusat. Kelurahan Imopuro merupakan Pemecahan dari Kelurahan Metro. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 25 Tahun 2000 tentang Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan, maka di Kelurahan Metro dimekarkan menjadi tiga Kelurahan yaitu:

a. Kelurahan Metro b. Kelurahan Imopuro

c. Kelurahan Iring Mulyo (masuk ke dalam wilayah Kecamatan Metro Timur)65

Kelurahan Imopuro hanya memiliki Luas + 119 Ha, dengan jumlah Penduduk 8.100 Jiwa dan 2.380 KK, yang mata pencahariannya sebagian besar pedagang. Adapun Kelurahan Imopuro yang resmi berdiri sejak tanggal 11 Januari 2001 sampai dengan sekarang telah dipimpin oleh beberapa Lurah antara lain sebagai berikut:

(54)

Tabel 4.1

Daftar Nama Lurah Imopuro

No Nama Kepala Desa Masa Jabatan

1. Sapto Yuwono, S.STP 2001 – 2002

2. Askari Maulana 2002 – 2004

3. Jidin, S.IP 2004 – 2007

4. Harry Prasetyo, S.STP.,MM 2007 – 2008

5. Abdul Wahab. S 2008 – 2012

6. Abdul Kadir Shofari, S.STP.,M.Ap 2012 – 2014

7. Zaki Mubaroq, S.H.,M.H 2014 – 2017

8. Nasirwan Ali 2017 – sekarang

Keberadaan Kelurahan Imopuro masih sangat muda, dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki, Lurah dengan dibantu perangkat kelurahan serta masyarakat berusaha semaksimal mungkin melakukan perubahan dan penataan pembangunan sesuai dengan kemampuan dan swadaya masyarakat yang sangat terbatas.

Mengenai pelaksanaan pembangunan, selain peran serta masyarakat juga dibantu oleh Lembaga-lembaga yang ada di Kelurahan seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Karang Taruna, PKK dan lain sebagainya.66

2. Kondisi Wilayah Kelurahan Imopuro a. Luas dan Batas Wilayah

Kelurahan Imopuro mempunyai luas wilayah 119 Ha. Batas wilayah Kelurahan Imopuro dengan kelurahan-kelurahan di sekitarnya yaitu sebagai berikut:

(55)

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kel. Hadimulyo Barat/Timur

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Metro

3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Ganjar Asri

4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kel. Yosorejo / Yosomulyo

b. Kondisi Geografis

Secara umum kondisi geografis Kelurahan Imopuro yaitu sebagai berikut:

1) Ketinggian tanah dari permukaan laut : 45 Meter 2) Banyaknya curah hujan : 181,3 mm/th

3) Topografi (Dataran Rendah, Tinggi, dll) : Dataran rendah 4) Suhu Udara Rata-rata : 27° C.67

3. Keadaan Penduduk Kelurahan Imopuro a. Jumlah Penduduk

Kelurahan Imopuro mempunyai jumlah peduduk 8149 jiwa yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Kelurahan Imopuro

No Jenis Kelamin Jumlah

1. Laki-laki 4.714 orang

2. Perempuan 3.435 orang

Jumlah 8.149 orang

Sumber: Monografi Kelurahan Imopuro

(56)

b. Agama

Masyarakat Kelurahan Imopuro mayoritas beragama Islam. Selengkapnya yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.3

Keadaan Penduduk Kelurahan Imopuro Menurut Agama

No Jenis Kelamin L P Jumlah

1. Islam 3.959 3.102 6.061 2. Kristen 248 118 366 3. Katholik 259 106 365 4. Hindu 7 6 13 5. Budha 241 103 344 Jumlah 4.174 3.435 8.149

Sumber: Monografi Kelurahan Imopuro c. Mata Pencaharian

Data mata pencaharian yang ditekuni oleh masyarakat di Kelurahan Imopuro dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4

Keadaan Penduduk Kelurahan Imopuro Menurut Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian L P Jumlah

1. Pegawai Negeri Sipil 145 154 299

2. TNI/Polri 82 40 122

3. Karyawan (Swasta, BUMN/BUMD) 958 303 1.261 4. Wiraswasta/Pedagang 1.853 1.634 3.487

5. Petani 42 15 57

6. Pertukangan 54 6 60

7. Buruh 1.255 1.009 2.264

8. Pensiunan 66 49 115

9. Industri Kecil/Rumah Tangga 75 68 143

10. Sektor Informal 40 52 92

11. Jasa 144 105 249

Jumlah 4.714 3.435 8.149

Gambar

Tabel                                                                                                     Halaman  4.1  Daftar Nama Lurah Imopuro .................................................................
Foto 1. Kegiatan Arisan di Kelurahan Imopuro
Foto 3. Kegiatan Arisan di Kelurahan Imopuro

Referensi

Dokumen terkait

Sampel 1 (kiri) dibuat dengan melarutkan kitosan sisik ikan bandeng ke dalam asam asetat terlebih dahulu hingga larutan menjadi homogen yang kemudian dicampurkan

“Kami membina para mahasiswa untuk menjadi bagian dari garda terdepan yang akan menjaga nama baik IPB, hal ini terbukti dari kasus krisis yang dihadapi, IPB dapat mengatasi hal

Mahasiswa mengajukan permohonan pindah ke PT lain sesuai dengan formulir yang telah disediakan di Biro Adminstrasi Akademik UMK, yang ditujukan kepada Rektor

Dari skor rata-rata hasil belajar yang didapat oleh kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol yang menunjukan bahwa penerapan model

Serta kendaraan otomatis dapat bergerak pada garis yang sudah terpasang dengan baik saat tegangan di atas 23.5 volt untuk catuan pada driver motor dan dapat membawa

Keberhasilan Badan Usaha dalam meningkatkan keuntungan dan pengembangan pasar dapat dihasilkan dengan menerapkan dan memelihara suatu sistem manajemen mutu yang dirancang untuk

Pr 7 Starter pack (kartu perdana) Flexi Trendy memiliki desain yang menarik. Pr 8 Voucher Flexi Trendy memiliki desain yang

Untuk menilai kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak cukup dilakukan hanya dengan cara melihat dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Lesson Plan)