• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ASMAT 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ASMAT 2012"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1 00 2 00 6 2 00 7 2 00 8 20 09 20 10 20 11 CAKUPANIMUNISASI CAMPAK TAHUN 2006 - 2011

(2)

PROFIL

KESEHATAN KABUPATEN ASMAT

2012

DINAS KESEHATAN KABUPATEN ASMAT

AGATS

2013

(3)

i

Profil Kesehatan Kabupaten Asmat merupakan sarana penyajian data dan informasi kesehatan serta yang berkaitan, yang menggambarkan “potret” status kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi, dari suatu wilayah/kabupaten Asmat, dalam satu kurun waktu tertentu dalam hal ini tahunan. Profil Kesehatan sebagai “potret” berfungsi sebagai alat evaluasi dan sebagai alat pemantauan rencana jangka panjang.

Sebagai bentuk penyajian, data yang disajikan diupayakan selengkap mungkin, baik jenis maupaun cakupan, Jenis data sebagai bahan penyajian adalah data “facility based” dan data “community

based” . Penyusunan profil Kesehatan Kabupaten Asmat tahun 2012 ini, seperti profil kesehatan pada

tahun sebelumnya, Sumber data berasal dari Profil Puskesmas dan data pelayanan kesehatan lainnya, data dari hasil olahan Kantor Statistik Kabupaten Asmat dan data Surveilans epidemiologi, juga data dari berbagai program.

Sub Bagian Program sebagai koordinator Penyusun Profil Kesehatan Kabupaten Asmat bersama-sama dengan seluruh bidang terkait di Dinas Kesehatan berupaya menyusun berbersama-sama-bersama-sama baik narasi maupun lampiran. Profil Kesehatan Kabupaten Asmat diupayakan disusun dengan tampilan yang lebih menarik, dan “Eye-catching” dan bertujuan memudahkan para pembaca dalam menggunakannya. Dalam Profil Kesehatan Kabupaten Asmat ini mengambarkan secara umum tentang kondisi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan faktor-faktor terkait lainnya.

“Profil Kesehatan Kabupaten Asmat 2012” denngan segala keterbatasannya tetap diupayakan agar dapat terbit lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya. Namun karena berbagai kendala dilapangan dalam proses pengiriman data maka ketepatan waktu penerbitannya tetap tidak sesuai dengan jadwal yang diupayakan.

Mudah-mudahan “Profil Kesehatan Kabupaten Asmat 2012” ini bermanfaat dalam mengisi kebutuhan data dan informasi di bidang kesehatan.

Agats, Juli 2013 Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten asmat

Ttd

Dr. Pieter pajala NIP. 19630627 199903 1 003

(4)

ii

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL v

BAB I : PENDAHULUAN 1

BAB II : GAMBARAN UMUM 2

1. Luas Wilayah 3

2. Jumlah DIstrik 4

3. Jumlah Kampung 5

4. Jumlah Penduduk 5

5. Jumlah Rumah Tangga 6

6. Kepadatan Penduduk 6

7. Rasio Beban Tanggungan 7

8. Rasio Jenis Kelamin 8

9. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf 9

BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN 10

III.1 ANGKA KEMATIAN 10

1. Angka Kematian Bayi per-100.000 Kelahiran Hidup 10

2. Jumlah Kematian Ibu 10

III.2 ANGKA KESAKITAN 11

1. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit “Acute Flacid

Paralysis” (AFP) per-100.000 penduduk <15 tahun (MDG)

11

2. Prevalensi Tuberkulosis (MDG) 11

3 Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ 12

4. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+ 13 5. Persentase Balita Dengan Pneumonia Ditangani 14

6. Persentase HIV/AIDS Ditangani 14

7. Persentase Infeksi Menular Seksual Diobati 15 8. Darah Donor Diskrining terhadap HIV 15

9. Kasus Diare Ditangani 15

10 Penderita Kusta 16

11 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat 17 12 Jumlah Angka Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah denngan Imunisasi

(PD3I)

17 13 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) Per-100.000

Penduduk

17 14 Angka Kematian Demam Berdarah Dengue 17 15 Angka Kesakitan Malaria Per-1.000 Penduduk 17 16. Kasus Penyakit Filariasis Ditangani 18

III.3 STATUS GIZI 18

1 Persentase Berat Bayi Lahir Rendah 18

(5)

iii

2. Persentase Balita Dengan Gizi Kurang 19 3. Persentase Balita dengan Gizi Buruk 20

BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN 21

IV.1 PELAYANAN KESEHATAN 21

1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1 21

2. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 21

3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 22

4. Cakupan Pelayanan Nifas 23

5. Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil 23 6. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani 24 7. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi 24 8. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita an Ibu Nifas 25 9. Persentase Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi 26 10. Persentase Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi 26

11. Persentase Peserta KB Baru 27

12. Persentase Peserta KB Aktif 28

13. Cakupan Kunjungan Neonatus 28

14. Cakupan Kunjungan Bayi 29

15. Cakupan Kampung “Universal Child Immunization” (UCI) 30

16. Persentase Cakupan Imunisasi Bayi 30

17. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif 32 18. Cakupan Pemberian Makanan Tambahan Pendamping ASI pada Anak

Usia 6 – 24 Bulan Keluarga Miskin

32

19. Jumlah Balita Ditimbang 32

20. Jumlah Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 33

21. Cakupan Pelayanan Anak Balita 33

22. Cakupan Penjanringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 34 23. Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 35 24. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus Diberikan

Pelayanan Kesehatan (RS) di Kabupaten

35 25. Kampung Terkena KLB yang Ditangani < 24 jam 35 26. Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB 35

27. Rasio Tambal/Cabul Gigi Tetap 35

28. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat 36 29. Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan 37 IV.2 AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan pra Bayar 37 2. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan

Hampir Miskin)

37 3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan

Hampir Miskin)

37 4. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana Pelayanan

Kesehatan

37 5. Jumlah Kunjungan Gangguan Jwa di Sarana Pelayanan Kesehatan 39 6. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit 39

7. Indikator Kinerja di Rumah Sakit 39

IV.3 PERILAKU HIDUP MASYARAKAT

1. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS 39

IV.4 KEADAAN LINGKUNGAN 40

(6)

iv

2. Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih yang Digunakan 41 3. Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar 42 4. Persentase Tempat-Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM)

Sehat

43 5. Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya 43 BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

V.1 SARANA KESEHATAN 44

1. Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat 44 2. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan/Pengelola 44 3. Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Kemampuan Labkes dan

Spesialisis Dasar

45

4. Posyandu Menurut Strata 45

5. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) 46

6. Data Dasar Puskesmas 46

V.2. TENAGA KESEHATAN 46

1. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (Dokter Umum, Spesialis, Dokter Gigi) di Sarana Kesehatan

46 2. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (Bidan, Perawat) di Sarana

Kesehatn

47 3. Jumlah dan Rasio Tenaga Gizi (Ahli Gizi) di Sarana Kesehatan 47 4. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat (Kesmas, Sanitarian) di

Sarana Kesehatan

48 5. Jumlah dan Rasio Tenaga Teknis Medis dan Fisioterapis di Sarana

Kesehatan

49

V.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN 49

1. Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD Kabupaten 49 BAB VI : KESIMPULAN

(7)

v

TABEL 1 PDRB KABUPATEN ASMAT ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN KONSTAN TAHUN 2005 – 2010

TABEL 2 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2006 - 2010 TABEL 3 PEMBAGIAN WILAYAH PER DISTRIK KABUPATEN ASMAT

TABEL 4 JUMLAH KAMPUNG PER DISTRIK

TABEL 5 PIRAMIDA PENDUDUK KABUPATEN ASMAT

TABEL 6 PERSENTASE RUMAH TANGGA PENDUDUK KABUPATENASMAT MENURUT DISTRIK TABEL 7 PERSENTASE PENDUDUK KAB ASMAT MENURUT DISTRIK

TABEL 8 PERSENTASE ANGKA BEBAN TANGGUNGAN MENURUT DISTRIK TABEL 9 RASIO JENIS KEMAIN PER PUSKESMAS

TABEL 10 ANGKA MELEK HURUF PER KECAMATAN KABUPATEN ASMAT TABEL 11 ANGKA KEMATIAN IBU MENURUT WILAYAH PUSKESMAS TABEL 12 PREVALENSI TB PER 100.000 PENDUDUK MENURUT DISTRIK

TABEL 13 CAKUPAN CASE DETECTION RATE (CDR) TB BERDASARKAN PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT

TABEL 14 PERSENTASE ANGKA KESEMBUHAN PENDERITA BTA (+) YANG DITANGANI MENURUT DISTRIK DI KABUPETAN ASMAT

TABEL 15 PERSENTASE BALITA DENGAN PNEUMONIA YANG DITANGANI DARI JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT

TABEL 16 PERSENTASE INFEKSI MENULAR SEKSUAL DIOBATI MENURUT PUSKESMAS

TABEL 17 PERSENTASE KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT DISTRIK DI KABUPATEN ASMAT TABEL 18 PREVALENSI PENYAKIT KUSTA BERDASARKAN DISTRIK DI KABUPATEN ASMAT

TABEL 19 DATA ANGKA KESAKITAN MALARIA MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TABEL 20 DATA KASUS FILARIASIS MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT

(8)

vi

TABEL 21 PERSENTASE BBLR MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT

TABEL 22 PERSENTASE BALITA DENGAN GIZI KURANG PER WILAYAH PUSKESMAS DI KAUPATEN ASMAT

TABEL 23 PERSENTASE BALITA GIZI BURUK PER WILAYAH PUSKESMAS SI KABUPATEN ASMAT TABEL 24 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K-1 MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TABEL 25 DATA CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K-4 MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TABEL 26 CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH NAKES MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN

ASMAT

TABEL 27 CAKUPAN PELAYANAN NIFAS MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TABEL 28 PERSENTASE CAKUPAN IMUNSASI TT IBU HAMIL DI KABUPATEN ASMAT MENURUT

PUSKESMAS

TABEL 29 CAKUPAN KOMPLIKASI KEBIDANAN YANG DITANGANI DI KABUPATEN ASMAT TABEL 30 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TABEL 31 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA ANAK BALITA DAN IBU NIFAS MENURUT

PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT

TABEL 32 PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN BERDASARKAN PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT

TABEL 33 PERSENTASE PESERTA KB BARU BERDASARKAN JENIS KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN MENURUT WILAYAH PUSKESAMS KABUPATEN ASMAT

TABEL 34 PERSENTASE PESERTA KB BARU MENURUT WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TABEL 35 PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TABEL 36 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS BERDASARKAN WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN

ASMAT

TABEL 37 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TABEL 38 CAKUPAN KAMPUNG UCI MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TABEL 39 CAKUPAN IMUNISASI BAYI MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT

TABEL 40 CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO3 MENURUT WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT

(9)

vii ASMAT

TABEL 42 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENUEUR PUSKESMAS BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI KABUPATEN ASMAST

TABEL 43 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMST TABEL 44 CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MEURUT PUSKESMAS DI

KABUPATEN ASMAT

TABEL 45 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT BERDASARKAN WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT

TABEL 46 RASIO TAMBAL/CABUT GIGI TETAP BERDASARKAN WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT

TABEL 47 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT

TABEL 48 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN ASMAT

TABEL 49 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT INAP DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN ASMAT

TABEL 50 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KABUPATEN ASMAT

TABEL 51 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN ASMAT

TABEL 52 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT DISTRIK DI KABUPATEN ASMAT

TABEL 53 PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG AMAN DI KABUPATEN ASMAT

TABEL 54 PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN DI KABUPATEN ASMAT

(10)

viii

TABEL 56 10 BESAR KETERSEDIAAN OBAT DI KABUPATEN ASMAT

TABEL 57 PERSENTASE JUMLAH SARANA KESEHATAN DI KABUPATEN ASMAT TABEL 58 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA DI KABUPATEN ASMAT TABEL 59 DATA TANAG KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN ASMAT

TABEL 60 RASIO TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN DI KABUPATEN ASMAT

TABEL 61 RASIO TENAGA BIDAN DAN PERAWAT DI SARANA KESEHATAN DI KABUPATEN ASMAT TABEL 62 RASIO TENAGA GIZI DAN FARMASI DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN

ASMAT

TABEL 63 RASIO TENAGA KESMAS DAN SANITARIAN DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN ASMAT

(11)

1

Kita sadari bahwa informasi kesehatan saat ini masih jauh dari kondisi ideal, yaitu belum mampu meyediakan data dan informasi kesehatan yang evidence based sehingga belum mampu menjadi alat manajemen kesehatan yang efektif dalam penyusunan Rencana Kegiatan. Berbagai masalah klasik masih dihadapi dalam penyusunan informasi kesehatan. Diantaranya adalah kegiatan pengelolaan data dari unit pelayanan kesehatan belum terintegrasi dan terkoordinasi dalam satu mekanisme yang baik. Masih sering terjadi adanya overlapping pelaporan kegiatan dalam pengumpulan dan pengolahan data, dimana masing-masing unit pelayanan kesehatan mengumpulkan datanya dengan berbagai instrumen masing-masing-masing-masing. Pelaporan data pelayanan kesehatan itu sendiri masih belum dilakukan secara efektif, sehingga masih sering terjadi duplikasi kegiatan dari satu kegiatan dan kegiatan yang lain. Hal ini sebagai akibat dari adanya berbagai sumber dana yang memerlukan informasi data tersendiri.

Terlambatnya aliran komunikasi data dari unit pelayanan kesehatan ke Dinas Kesehatan dan aliran komunikasi umpan balik data dari dinas kesehatan ke unit pelayanan kesehatan menyebabkan sulitnya memperoleh informasi yang memadai yang pada akhirnya menyulitkan dalam pengambilan keputusan berdasarkan evidence based.

Satu-satunya alat yang dimiliki Dinas Kesehatan adalah adanya profil Kesehatan, yang berisi data tahunan dari hasil pelayanan dan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakata yang setinggi-tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat.

Penyajian Profil Kesehatan tahun 2011, yang berasal dari laporan data kegiatan unit pelayanan kesehatan se Kabupaten Asmat selain sebagai alat ukur sampai dimana capaian indikator pelayanan dan pembangunan kesehatan dibanding Standard Pelayanan Minimal yang ditetapkan bahkan target MDGs. Juga disajikan dalam bentuk peringkat dari tiap indikator, sehingga unit pelayanan kesehatan dapat mengetahui posisinya dalam setiap indikator pelayanan dan pembangunan kesehatan dibanding unit pelayanan kesehatan lainnya. Dalam penyajiannya diusahakan untuk ditampilkan berbagai data dan informasi yang menjawab Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, dengan menggunakan indikator yang sesuai , dimana Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat memiliki Visi “Masyarakat Asmat yang sehat hinga ke pelosok kampung” dengan misinya adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal

2. Meningkatkan Jaminan dan sarana kesehatan yang paripurna 3. Meningkatkan pengendalian masalaah kesehatan dan lingkungan

4. Menyediakan dan meningkatkan kemampuan aparatur kesehatan yang profesional.

Untuk kelancaran penyusunan profil kesehatan yang merupakan salah satu produk dari keberhasilan sistem informasi kesehatan yang terintegrasi, perlu mengacu pada kebijakan dan aturan-aturan yang menjamin serta petunjuk teknis yang ditetapkan.

(12)

2

Keadaan ekonomi Kabupaten Asmat setelah memisahkan diri dari Kabupaten Merauke kelihatan terus mengalami kemajuan. Pemerintah daerah telah membangun berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang aktifitas ekonomi masyarakat Asmat. Untuk melihat perkembangan kondisi perekonomian makro di Kabupaten Asmat dapat dilihat pada peningkatan PDRB secara berkala setiap tahun, berdasarkan harga konstan atas dasar harga berlaku yang telah dibebaskan dari faktor perubahan harga. PDRB Kabupaten asmat selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel berikut.

GAMBAR 2.1

PDRB KABUPATEN ASMAT ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN KONSTAN TAHUN 2006-2010 (Juta Rupiah)

TAHUN PDRB Berlaku Konstan 1 2 3 2006 269.336,20 157.729,66 2007 356.526,30 180.598,49 2008 464.149,56 210.549,30 2009 521.394,20 218.939,87 2010 620.341,33 241.705,46

Sumber : BPS Kab. Asmat 2010

Pada tahun 2006, nilai PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten Asmat adalah sebesar 269.336 Milyar rupiah. Nilai ini terus bertambah hingga tahun 2010 mencapai 620.341 milyar rupiah. Dibanding tahun 2009, nilai PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2010 tumbuh sebesar 18,98%. Lebih cepat dari tahun sebelumnya yang tumbuh 12,13%.

Perubahan struktur ekonomi Kabupaten Asmat lebih disebabkan oleh tingginya laju pertumbuhan ekonomi di sektor non pertanian khususnya sektor bangunan dan sektor jasa-jasa, sehingga peranan sektor pertanian diganti oleh sektor lain. Pemekaran wilayah Asmat dari Kabupaten Merauke menjadikan lebih maraknya pembangunan infrastruktur (jalan dan jembatan), fasilitas kesehatan, perumahan, gedung perkantoran dan penambahan jumlah pegawai. Hal ini mendorong adanya aktifitas ekonomi di sektor bangunan dan sektor jasa yang pada akhirnya meningjkatkan peranan kedua sektor tersebut terhadap perekonomian Kabupaten Asmat. Pada tahun 2006 sektor jasa memberikan andil sebesar 21,46% pada tahun 2007 naik menjadi 30,39%, pada tahun 2008 sebesar 35,45%, pada tahun 2009 memberikan peranan sebesar 32,78% dan pada tahun 2010 naik menjadi 35,70%. Sedangkan sektor bangunan selama lima tahun terakhir selalu meningkat, yaitu 21,93% ditahun 2006; 22,07% di tahun 2007; 22,69% di tahun 2008; 25,99% di tahun 2009 dan 26,59% di tahun 2010.

Sektor pertanian menunjukkan hal yang berkebalikan dengan sektor jasa dan sektor bangunan. Pada tahun 2006 sektor yang banyak menyerap tenaga kerja ini berpengaruh 43,81%, kemudian turun sedikit menjadi 35,76% di tahun 2007; 30,44% ditahun 2008, pada tahun 2009 turun menjadi 28,99% dan tahun 2010 juga turun menjadi 25,79%.

(13)

3

Sektor perdagangan, hotel dan restoran masih belum memberikan peran yang signifikan terhadap perekonomian Asmat. Pada tahun 2010, sektor ini menyumbang 6,24%, sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 6,44%.

Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi pada suatu tahun menggambarkan bahwa tahun tersebut pembangunan ekonomi tumbuh dan berkembang lebih cepat dibanding tahun sebelumnya. Begitupun sebaliknya, menurunnya laju pertumbuhan ekonomi menunjukkan perlambatan pembangunan ekonomi pada tahun tersebut dibanding tahun sebelumnya. Dalam rangkaian penghitungan PDRB, laju pertumbuhan ekonomi diukur dari pertumbuhan PDRB. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asmat selama lima tahu terakhir dapat dilihat pada Tabel berikut.

GAMBAR 2.2

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2006-2010

Sumber : (Asmat dalam Angka) BPS Kab. Asmat 2010

1. Luas Wilayah

Kabupaten Asmat berada di ujung timur Pantai Selatan Provinsi Papua dengan luas wilayah 23.746 Kilometer persegi dan terletak antara 137o sampai 141o Bujur Timur dan 4o sampai 7o LS dengan jumlah penduduk (tahun 2011) sebanyak 76.493 jiwa, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo - Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Mappi - Sebelah barat berbatasan dengan laut Arafura, dan - Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Mimika.

Luas daratan 700.575 KM2 dan luas perairan 1.505 KM2, wilayah Asmat umumnya berada pada dataran rendah (65%) dengan kemiringan 0 – 8% berada di pesisir pantai berawa yang terdiri dari genangan air. Sedangkan bagian utara dan timur sedikit agak tinggi. Ketinggian air pasang surut antara 5 – 7 Meter, Air pasang laut mampu menggenangi wilayah daratan sampai sejauh 50 – 60 KM, dan beberapa tempat

27,19 14,5 16,58 3,99 10,4 0 5 10 15 20 25 30 2006 2007 2008 2009 2010

(14)

4

terintrusi air laut (asin), serta memiliki ketinggian 0 – 100 meter diatas permukaan laut. Dinas Kesehatan kabupaten Asmat memiliki 10 Puskesmas perawatan dengan sarana yang belum memadai.

Daerah bergelombang dan berbukit berada di wilayah Distrik Sawaerma dan Distrik Suator. Dan pada daerah dataran rendah dan rawa-rawa dialiri oleh sungai-sungai besar seperti Sungai Wedelman, Siretz, Asuwetz dan Bets, yang merupakan bagian penting sebagai sarana transportasi, sumber air irigasi, sumber air minum dan merupakan sumber potensi perikanan dan pariwisata.

2. Jumlah Distrik.

Kabupaten Asmat terdiri dari 10 distrik yaitu Distrik Agats, Distrik Akat, Distrik Suator, Distrik Atsj, Distrik Fayit, Distrik Pantai Kasuari, Distrik Sawa Erma, Distrik Syuru syuru, Distrik Unirsirauw dan Distrik Kolofbrasa. Pembagian wilayah Kabupaten Asmat pada tahun 2011 dapat dilihat pada gambar berikut.

GAMBAR 2.3

PEMBAGIAN WILAYAH PER DISTRIK KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Semendoro Tareo Emene Aworket Pirimapun Saman Sinepit Sanem Aikut Hahare Airosapen Kawem Amkai Amaru Bayun Kaim Itarsok Senapai Eseib Bawor Hainam Kamur Yahui Amkun Aero Suwaghai Sohomane Yerfum Yabtambor Wiyar Kagas Bawos Pirien Akan Tapak Bagair Piramat Nanai Bora Ais Basim Yawas Bakyor Kayapis Kagas Omanesep Youw Warkai Ambisu Kawet Comoro Sagare Wagi Yefuwage Biwar Laut Atambuts Atsj Yasiuw Amanamkai Yaosakor Bine Sogoni Bipim Kaimo Awok Damen Biwar Darat Waganu Fos Bakasei Warkai Beriten Uwus Per Yomot Asuwetsy Mbaits Bis Agats Bismam Yufri

Yaun AyamWaucesaw

Biyim Pinam Cumneuw Yewes Doar Buwetkwar Yuni Beco Manepsimini Katew Pau Jetsy Sesakam Powet BirakAkamar Wowi Jinak Burbis Binam Karbis Daikot Somnak Vakam Dekamer Wabak Soray Waganu II Vakam II Pepera Wagabus Woutu Kolof Binamzain Patipi Woutu Braza Auban Mabul Sipanap Ulakin Butukatnau Pirabanak Batu II Komor Ayir Amor Parmonom Jipawer Suru suru Dumaten Yensuku See Koba Tii Sagapu Tomor Jifak Munu Mumugu Bu Weo Pupis Kapi Aou Nakai As Atat Yamas Yeni SawaEr Sona Esmapan Eroko Yakapis Agani Simsagar Yagamit Seramit Yamkap Waras Biopis Ocenep

(15)

5

3. Jumlah Kampung.

Jumlah kampung di Kabupaten Asmat pada tahun 2011 sebanyak 174 kampung. Julmah kampung tersebut lebih banyak 41 kampung dibandingkan tahun 2010. Sebanyak 41 Kampung dibentuk pada akhir tahun 2011 bersamaan dengan pemekaran Distrik Kolofbrasa dan Distrik Unirsirauw.

GAMBAR 2.4

JUMLAH KAMPUNG PER DISTRIK KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

No Nama Distrik Jumlah Kampung Jml

Kampung Lama Baru 1 Agats 9 1 10 2 Akat 9 7 16 3 Atsj 23 1 24 4 Fayit 12 11 23 5 Pantai Kasuari 36 0 36 6 Sawaerma 19 1 20 7 Suator 10 6 16 8 Suru-suru 8 1 9 9 Kolofbrasa 6 5 11 10 Unirsirauw 9 0 9 TOTAL 141 33 174

Sumber : Pemerintahan Kampung Kab. Asmat tahun 2011

4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur.

Berdasarkan data hasil pencatatan dari semua puskesmas, jumlah penduduk Asmat sebesar 76.493 jiwa yang terdiri dari 40.537 penduduk laki-laki dan 35.956 penduduk perempuan. Data penduduk secara rinci dapat dilihat pada lampiran tabel 2.

GAMBAR 2.5

PIRAMIDA PENDUDUK KABUPATEN ASMAT TAHUN 2010

Sumber : Data Profil Puskesmas tahun 2010

20 15 10 5 0 5 10 15 20 0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 7475+ LAKI-LAKI PEREMPUAN

(16)

6

Komposisi penduduk Kabupaten Asmat menurut kelompok umur, menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 17%, merupakan usia dengan jumlah terbanyak. Sedangkan Penduduk yang berusia diatas 65 tahun tidak ada. Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Kabupaten Asmat pada tahun 2011 sebesar 76,18%.

Kabupaten Asmat dengan presentasi beban tanggungan tertinggi adalah Distrik Pantai Kasuari sebesar 92,53% diikuti oleh Distrik Fayit sebesar 83,85% dan Distrik Sawaerma sebesar 80,15%. Sedangkan Distrik dengan beban tanggungan terendah adalah Distrik Agats sebesar 63,72%. Angka beban tanggungan dan Distrik tahun 2011 dapat dilihat pada lampiran tabel 2.

5. Jumlah Rumah Tangga/Kepala Keluarga.

Berdasarkan data profil puskesmas tahun 2011 sebaran rumah tangga penduduk Kabupaten Asmat terbanyak di Distrik Pantai Kasuari yaitu sebesar 20%, diikuti Distrik Atsj dan Sawaerma sebesar 19% kemudian Distrik Agats sebesar 15%. Sedangkan jumlah rumah tangga yang paling sedikit berada di Distrik Suru-suru yaitu sebesar 2% dari jumlah rumah tangga yang ada di Kabupaten Asmat tahun 2011. Presentase Jumlah rumah tangga di Kabupaten Asmat dapat dilihat pada grafik berikut.

GAMBAR 2.6

PERSENTASE RUMAH TANGGA PENDUDUK KABUPATEN ASMAT MENURUT DISTRIK TAHUN 2011

Sumber : Data Profil Puskesmas tahun 2011

6. Kepadatan Penduduk

Kabupaten Asmat, dengan luas 119.749 Km2 maka kepadatan penduduk Kabupaten Asmat pada tahun 2011 sebesar 3 jiwa per Km2.

Dari data distribusi penduduk menurut Distrik dapat diketahui terdapat ketimpangan persebaran penduduk antar distrik secara nyata. sebaran penduduk antar distrik di Kabupaten Asmat dengan tingkat kepadatan tertinggi terdapat di Distrik Fayit yaitu sebesar 7,40 jiwa/KM2, diikuti Distrik Pantai Kasuari sebesar 7,04 jiwa/Km2 kemudian Distrik Agats sebesar 4,39 jiwa/Km2. Sedangkan kepadatan

15 7 19 9 20 19 9 2

Agats Akat Atsj Fayit

(17)

7

penduduk terendah ada di Distrik Suru-suru yaitu sebesar 0,88 jiwa/Km2, diikuti Distrik Akat sebesar 1,71 jiwa/Km2 kemudian Distrik Suator sebesar 2,04 jiwa/Km2. Persentase sebaran penduduk Kabupaten Asmat dapat dilihat pada grafik berikut.

GAMBAR 2.7

PERSENTASE PERSEBARAN PENDUDUK KAB. ASMAT MENURUT DISTRIK TAHUN 2011

Sumber : Data Profil Puskesmas tahun 2011

Jumlah penduduk terbanyak berdomisili di Distrik Pantai Kasuari yaitu sebesar 16.263 Jiwa atau sebesar 21,27% , diikuti Distrik Sawaerma sebanyak 13.549 (17,71%), Distrik Atsj sebanyak 13.394 Jiwa (17,51%), Distrik Agats sebanyak 12.999 Jiwa (17%), dan Distrik Fayit sebesar 9,36%.

Jumlah penduduk di Kabupaten Asmat menurut Distrik dapat dilihat pada lampiran Tabel 2

7. Rasio Beban Tanggungan

Rasio beban tanggungan dengan persentase tertinggi adalah Distrik Pantai Kasuari yaitu sebesar 92,53%, diikuti Distrik Fayit sebesar 83,85% dan Distrik Sawaerma sebesar 80,15%. Sedangkan Distrik dengan beban tanggungan terendah adalah Distrik Agats sebesar 63,71%, diikuti Distrik Akat sebesar 64,44% dan Distrik Atsj sebesar 69,31%. Persentase beban tanggungan di Kabupaten Asmat dapat dilihat pada tabel grafik berikut.

Agats 17% Akat 7% Atsj 17% Fayit 9% Pantai Kasuari 21% Sawaerma 18% Suator 9% Suru-suru 2%

(18)

8 GAMBAR 2.8

PERSENTASE ANGKA BEBAN TANGGUNGAN MENURUT DISTRIK DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : Data laporan Puskesmas tahun 2011

8. Rasio Jenis Kelamin

Rasio penduduk Kabupaten Asmat tahun 2011 sebesar 113, yang artinya jumlah penduduk laki-laki 13 persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan, atau setiap 100 perempuan terdapat 113 laki-laki. Rasio jenis kelamin terbesar terdapat di distrik Suru-suru yaitu sebesar 126 dan yang terkecil terdapat di Distrik Akat yaitu sebesar 94.

GAMBAR 2.9

RASIO JENIS KELAMIN PER PUSKESMAS TAHUN 2011

Sumber : Data profil Puskesmas tahun 2011

63,72 64,44 69,31 73,71 78,8 80,15 83,85 92,53 76,18 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Agats Akat Atsj Suator Suru-suru Sawaerma Fayit Pantai Kasuari ASMAT 0 20 40 60 80 100 120 140 Agats Akat Sawaerma Suator Pantai Kasuari Atsj Fayit Suru-suru ASMAT

(19)

9

9. Presentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf

Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu wilayah. Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. –engetahuan yang dipengaruhi oelh tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat.

Angka buta huruf berkorelasi dengan angka kemiskinan. Sebab, penduduk yang tidak bisa membaca secara tidak langsung mendekatkan mereka pada kemiskinan. Jumlah penduduk buta huruf di Kabupaten Asmat tidak hanya dialami satu generasi, tetapi terdiri atas generasi muda dan tua.

GAMBAR 2.10

ANGKA MELEK HURUF PER KECAMATAN KABUPATEN ASMAT TAHUN 2010

Sumber : Kantor BPS Kab. Asmat tahun 2010

14,69 33,07 32,28 0 34,08 27,68 24,94 31,06 27,05 0 5 10 15 20 25 30 35 40

(20)

10

Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya.

Situasi derajat kesehatan masyarakat dapat tercermin melalui angka morbiditas, mortalitas dan status gizi. Pada bab berikut ini situasi derajat kesehatan di Kabupaten Asmat digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan angka morbiditas berbagai penyakit.

III.1. ANGKA KEMATIAN

1. Angka Kematian Bayi per-1000 Kelahiran Hidup.

Angka Kematian Bayi (AKB) dapat didefinisikan sebagai banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama .

AKB merupakan indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam rangka menurunkan AKB. Angka kematian bayi di Kabupaten Asmat tahun 2011 tidak ada data dilaporkan, termasuk angka kematian balita.

2. Jumlah Kematian Ibu.

Gambaran angka kematian ibu, yaitu ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas terbanyak berada di wilayah Puskesmas Binam sebanyak 3 orang Ibu atau sekitar 2.239 kematian per 100.000 Ibu, diikuti Puskesmas Ayam sebanyak 2 orang ibu atau sekitar 1.905 kematian per 100.000 Ibu. Gambaran angka kematian ibu di Kabupaten Asmat tahun 2011 adalah 349,2 per-100.000 jiwa. Gambaran ini merupakan gambaran kasar terhadap kenyataan dalam populasi di lapangan.

(21)

11 GAMBAR 3.1 ANGKA KEMATIAN IBU

MENURUT WILAYAH PUSKESMAS TAHUN 2011

Sumber : Data Profil Pusk Tahun 2011

III.2. ANGKA KESAKITAN

1. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit “Acute flaccid paralysis” (AFP) per-100.000 penduduk <15 tahun (MDG).

AFP merupakan kondisi abnormalketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas kemudian berakibat pada kelumpuhan. Indikator surveilans AFP yaitu ditemukannya Non Polio AFP Rate minimal sebesar 2/100.000 anak usia <15 tahun. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit tidak ada data terlaporkan.

2. Prevalensi Tuberkulosis (MDG).

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri

Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi

basil TB. Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs dan program Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat. Prevalensi kasus TB di Kabupaten Asmat secara rinci dapat dilihat pada lampiran tabel 10.

- 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 AGATS AYAM ATSJ BASIM KAMUR BAYUN SAWAERMA BINAM KOLFBRASA TOMOR SURUSURU ASMAT

(22)

12 GAMBAR 3.2

PREVALENSI TB PER-100.000 PENDUDUK MENURUT DISTRIK DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : Data profil Puskesmas tahun 2011

Dari data iatas dapat diketahui bahwa prevalensi kasus TB di Kabupaten Asmat tertinggi berada di Distrik Fayit sebesar 140 kasus 100.000 penduduk, diikuti Distrik Agats sebesar 23 Kasus per-100.000 Penduduk, kemudian Distrik Suator sebesar 15 kasus per-per-100.000 Penduduk. Data rinci mengenai kasus TB dapat dilihat pada lampiran tabel 10.

3. Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+.

Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru TB positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru TB positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Berikut disajikan pencapaian CDR menurut Distrik tahun 2011. Sedangkan data Jumlah kasus dan angka penemuan kasu TB paru BTA+ menurut jenis kelami, dan puskesmas di Kabupaten Asmst dapat dilihat pada lampiran tabel 11.

GAMBAR 3.3

CAKUPAN CASE DETECTION RATE (CDR) TB BERDASARKAN PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

14 0 0 182 0 0 0 0 20 34 0 16 90 0 0 13 0 25 0 50 100 150 200 Agats Akat Atsj Fayit Pantai Kasuari Sawaerma Suator Suru-suru ASMAT P L

(23)

13

Sumber : Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinkes Kab Asmat, 2011

Pencapaian CDR pada tahun 2011 sebesar 5,03%. Di Kabupaten Asmat angka pencapaian CDR tertinggi terdapat di Puskesmas Suru-suru yaitu sebesar 40%, diikuti Kolofbrasa sebesar 12,90%; Agats sebesar 12,59%; Bayun sebesar, 11,21%; dan Akat sebesar 10,58%.

4. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+.

Angka kesembuhan penderita TB terbesar di Distrik Atsj dan Fayit. Sedangkan Angka kesembuhan penderita di Kabupaten Asmat yang terdiri dari 8 Distrik Laki-laki sebesar 36% dan Perempuan sebesar 8,33%. GAMBAR berikut menggambarkan tingkat kesembuhan penderita TB yang ditangani.

GAMBAR 3.4

PERSENTASE ANGKA KESEMBUHAN PENDERITA BTA(+) YANG DITANGANI MENURUT DISTRIK DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : Data profil Puskesmas tahun 2011

17,61 16,67 0,66 0,00 0,00 11,86 2,99 0,00 5,56 4,17 50,00 6,08 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 Agats Atsj Kamur Sawaerma Kolofbrasa Suru-suru ASMAT Perempuan Laki-laki -30 -100 36 100 4,55 0 0 0 8,33 - 20 40 60 80 100 120 Fayit Agats Akat Suator Atsj Pantai Kasuari Sawaerma Suru-suru ASMAT P L

(24)

14

5. Persentasi Balita Dengan Pneumonia Ditangani.

berdasarkan data profil puskesmas tahun 2011 kasus Balita dengan pneumonia tertinggi berada di wilayah Puskesmas Atsj yaitu sebesar 45 kasus, diikuti Puskesmas Sawaerma sebesar 32 kasus, Puskesmas Ayam sebesar 26 kasus, Puskesmas Agats 21 kasus dan Puskesmas Agats 21 kasus. Sedangkan puskesmas dengan kasu pneumonia terendah adalah Puskesmas Kolofbrasa, diikuti Puskesmas Tomor dan Suru-suru sebesar 9 kasus kemudian Puskesmas Binam dengan 12 kasus.

Tingginya persentase penanganan Balita Pneumonia yang mencapai lebih dari 200% dikarenakan penghitungan perkiraan penderita yang jauh lebih rendah dari data kasus sebenarnya. Berdasarkan data GAMBAR dibawah Puskesmas Akat, Puskesmas Atsj dan Puskesmas Suru-suru melebihi target penanganan. Sedangkan persentase penanganan Pneumonia Balita terndah adalah Puskesmas Kolofbrasa karena tidak ditemukan kasus, dari perkiraan penderita 4 balita, kemudian Puskesmas Tomor yaitu sebesar 7,5% dan Puskesmas Kamur sebesar 47,1%.

GAMBAR 3.5

PERSENTASE BALITA DENGAN PNEUMONIA YANG DITANGANI DARI JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : Data Profil Puskesmas 2011

6. Persentasi HIV/AIDS Ditangani.

HIV dan AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan oenderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh penderita yang terjadi melalui proses hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi secara bergantian, dan penularan dari ibu ke anak dalam kandungan melalui plasenta dan kegiatan menyusui.

Di beberapa daerah di wilayah Republik Indonesia kasus HIV & AIDS menunjukkan trend peningkatan setiap tahun. Di Kabupaten Asmat sampai dengan Desember 2011, kasus HIV yang tercatat berdasarkan data profil puskesmas terbanyak terjadi kasus di PuskesmasKamur dan Binam

71,9 230,8 120,0 101,1 49,0 55,9 125,8 114,3 0,0 8,3 171,4 66,7 0,0 50,0 100,0 150,0 200,0 250,0 AGATS ATSJ KAMUR SAWAERMA KOLFBRASA SURUSURU ASMAT P L

(25)

15

yaitu sebesar 3 kasus, diikuti Puskesmas Bayun sebanyak 2 kasus dan di Puskesmas Sawaerma sebanyak 1 kasus. Sedangkan di puskesmasmas lainnya tidak terdapat kasu yang ditemukan.

7. Persentase Infeksi Menular Seksual Diobati.

Dari data profil puskesmas tahun 2011 diketahui bahwa persentase infeksi menular seksual terbanyak berada di Distrik Pantai Kasuari dan kasus terbanyak ditemukan pada Laki-laki yaitu sebesar 3%. Sedangkan di Wilayah Puskesmas Agats tidak ditemukan kasus.

GAMBAR 3.6

PRESENTASI INFEKSI MENULAR SEKSUAL DIOBATI MENURUT PUSKESMAS TAHUN 2011

8. Darah Donor Diskrining terhadap HIV.

Tidak ada tindakan donor darah dan Skrining yang dilakukan di Kabupaten Asmat, karena belum adanya sarana penunjang Donor Darah.

9. Kasus Diare Ditangani.

Kasus Diare yang ditangani pada tahun 2011 terbanya ada di Distrik Atsj dan terjadi pada laki-laki yaitu sebesar 132%, hal ini dapat terjadi dikarenakan perkiraan kasus lebih kecil dibanding kasus yang ada karena adanya penambahan jumlah penduduk. Sedangkan kasus diare paling sedikit terdapat di distrik Suru-suru yaitu sebesar 25%. Kasus diare yang menyerang perempuan terbanyak ditemui di wilayah Distrik Basim yaitu sebesar 101%. Karena sumber air bersih yang digunakan untuk minum dan keperluan rumah tangga lainnya sebagian besar berasl dari air hujan dengan metode panampungan yang sederhana, maka tingkat kasus diare sering terjadi di Kabupaten Asmst sepanjang tahun. Terutama disaat-saat curah hujan yang sedikit hampir dipastikan kasus diare mengalami peningkatan secara signifikan. Data kasus diare secara rinci dari masing-masing wilayah puskesmas dan distrik dapat dilihat pada lampiran tabel 16.

0 0,17 0,08 0,00 0,30 0,10 0,73 0,88 0,19 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 AGATS AKAT ATSJ SAWAERMA SURUSURU FAYIT SUATOR PANTAI KASUARI ASMAT P L

(26)

16

GAMBAR 3.7

PRESENTASE KASUS DIARE YANG DITANGANI MEURUT DISTRIK DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : data profil puskesmas tahun 2011

10. Prevalensi Kusta.

ANGKA prevalensi kasus baru Kusta per 10.000 Penduduk laki-laki adalah sebesar 24,2%, dan prevalensi kasus baru kusta pada penduduk perempuan sebesar 22,2%. Angka ini merupakan angka kisaran dan belum tentu menggambarkan keadaan sebenarnya yang terjadi dilapangan.

Data prevalensi kasus Kusta yang ditemukan di Kabupaten Asmat Tahun 2011 dapat dilihat pada lampiran tabel 19.

GAMBAR 3.8

PREVALENSI PENYAKIT KUSTA BERDASARKAN DISTRIK DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : data profil puskesmas tahun 2011

0 20 40 60 80 100 120 140 AGATS AYAM ATSJ BASIM PANTAI KASUARI SAWAERMA SUATOR SURUSURU ASMAT JML P L 10 27 10 18 19 38 21 2 23 0 5 10 15 20 25 30 35 40

(27)

17

Dari Grafik diatas dapa dilihat bahwa prevalensi kasus baru kusta terbanyak ditemukan di wilayah Distrik Sawaerma yaitu sebesar 38%, sehingga perlu dilakukan penanganan tersendiri dan langkah yang diambil adalah dengan melakukan penanganan secara khusus. sedangkan prevalensi terkecil berada diwilayah Distrik Suru-suru yaitu sebanyak 2%.

11. Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat.

Tidak ada data dilaporkan

12. Jumlah Kasus Penyakit Menular Yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).

Tidak ada data dilaporkan

13. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per-100.000 Penduduk.

Tidak ada data dilaporkan

14. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD).

Tidak ada Kasus dilaporkan

15. Angka Kesakitan Malaria per-1.000 Penduduk.

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang merupakan masalah kesehatan Endemik di Kabupaten Asmat, yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Millenium

Depelopment Goals (MDGs), serta menjadi komitmen bersama pemerintah Propinsi Papua dalam

PAPUA BEBAS MALARIA. Malaria disebabkan oleh hewan bersel satu (Protozoa) Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Seluruh wilayah Kabupaten Asmat merupakan wilayah Endemik malaria karena merupakan wilayah yaang terpencil dengan kondisi rawa dan curah hujan tinggi, sehingga memberi dampak pada kondisi lingkungan yang kurang baik, yang sangat berpotensi terhadap perkembangan nyamuk Anopheles.

GAMBAR 3.9

DATA ANGKA KESAKITAN MALARIA MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

3.264 1.759 1.509 1.048 727 662 638 480 319 216 0 10.622 0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000

(28)

18

API Kabupaten Asmat pada tahun 2010 adalah sebesar 44,4 per 1000 penduduk, sedangkan pada tahun 2011 meningkat menjadi 46,4 per 1000 penduduk.

Kasus malaria tahun 2011 di Kabupaten Asmat sebanyak 10,622 kasus. Sebesar 33,43% dari kasus tersebut diperiksa sediaan darahnya, dan sebanyak 66,57% tidak dilakukan pemeriksaan darah.

16. Kasus Penyakit Filariasis Ditangani.

Dari data profil Puskesmas tahun 2011 diperoleh angka kesakitan per 100.000 penduduk sebesar 188 kasus. Kasus filaria terbanyak menyerang pada perempuan yaitu sebanyak 206 kasu per 100.000 penduduk.

Data kesakitan filaria dapat dilihat pada lampiran tabel 25. GAMBAR 3.10

DATA KASUS FILARIA MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : data profil Puskesmas tahun 2011

III.3. STATUS GIZI

1. Persentase Berat Bayi Lahir Rendah.

Berat Badan Lahir Rendah merupakan permasalahan yang muncul yang sulit diperkirakan, karen adari jumlah kunjungan ibu hamil di Kabupaten Asmat angkanya selalu menurun apabila dibanding kunjunagan pertama dan kunjungan berikutnya. Kecilnya cakupan kunjungan ibu hamil K4 merupakan salah satu penyebab sulitnya terdeteksi keadaan bayi dalam kandungan. Dari data profil diketahui bahwa presentase BBLR terbanyak di wilayah Puskesmas Basim yaitu sebesar 10,5%, kemudian Puskesmas Agats sebesar 20,1%, dan Puskesmas Binam sebesar 5,3%. Dari data tersebut sebagian besar kasus BBLR merupakan bayi laki-laki sedangkan BBLR pada perempuan jumlahnya lebih sedikit. Data prevalensi BBLR dapat dilihat pada lampiran tabel 26.

141 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 144 0 20 40 60 80 100 120 140 160

(29)

19

GAMBAR 3.11

PRESENTASE BBLR MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : data profil puskesmas tahun 2011

2. Persentase Balita dengan Gizi Kurang.

Persentase Balita Gizi Kurang di Kabupaten Asmat mencapai 11,90% dari jumlah balita yang ada atau kurang lebih sebanyak 672 Balita. Kasus Gizi kurang di Kabupaten Asmat sebagian besar dialami oleh Balita Perempuan yaitu sebanyak 13,63% sedangkan Gizi kurang pada balita laki-laki sebanyak 10,48% Data secara rinci status gizi balita di Kabupaten Asmat dapat dilihat pada lampiran tabel 27.

GAMBAR 3.12

PERSENTASE BALITA DENGAN GIZI KURANG PER WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : Data Profil Puskesmas

10,1 3,0 2,2 10,5 0,0 0,0 0,9 5,3 0,0 0,0 0,0 4,5 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0 AGATS ATSJ KAMUR SAWAERMA KOLFBRASA SURUSURU ASMAT JML P L 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 L P

(30)

20

3. Persentase Balita dengan Gizi Buruk.

Persentase Balita Gizi Buruk di Kabupaten Asmat mencapai 2,57% atau sebanyak 145 Balita mengalami Gizi Buruk. Dari jumlah kasus Gizi buruk yang ada, kasus perempuan sedikit lebih banyak sebesar 0,68%. Kasus Gizi Buruk di Kabupaten Asmat dari tahun ke tahun sulit mengalami penurunan kasus walaupun Dinas Kesehatan kabupaten Asmat sudah memberikan makanan Pemulihan berupa susu instant. Data secara rinci kasus gizi buruk di kabupaten asmat dapat dilihat pada lampiran tabel 27.

GAMBAR 3.13

PERSENTASE BALITA GIZI BURUK PER WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 L P

(31)

21 IV.1. PELAYANAN KESEHATAN.

1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1.

Berdasarkan data profil puskesmas tahun 2011 dapat diketahui bahwa cakupan kunjungan K-1 Bumil sebagian besar sudah mencapai target kecuali Puskesmas Suru-suru. Besarnya cakupan ini bisa dikarenakan besaran sasaran yang berada dibawah data yang sebenarnya. Sehingga pencapaiannya dapat melampau angka 100 persen.

Data cakupan kunjungan Bumil K-1 dapat dilihat pada Lampiran tabel 28. GAMBAR 4.1

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K-1 MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : data Profil Puskesmas tahun 2011 2. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4.

Presentase Cakupan kunjungan ibu hamil K4 menurut Puskesmas di Kabupaten Asmat Tahun 2011 terbanyak adalah Puskesmas Ayam yaitu sebesar 87,7% diikuti Puskemsas Kamur dan Binam sebesar 85,6%. Sedangkan cakupan kunjungan ibu hamil K-4 di Puskesmas Suru-suru tidak ada data dilaporkan. Data cakupan kunjungan ibu hamil K-4 secara rinci dapat dilihat pada lampiran tabel 28.

IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

93,5 78,5 0,0 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0

(32)

22

GAMBAR 4.2

DATA CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K-4 MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : Data profil puskesmas tahun 2011 3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan.

Berdasarkan data profil Puskesmas tahun 2011 dapat dilihat bahwa cakupan pertolongan persalinan terbesar dicakup oleh Puskesmas Tomor yaitu sebesar 96,5 % dari jumlah ibu bersalin, diikuti oleh Puskesmas Kamur dan Binam sebesar 78,1%. Sedangkan untuk wilayah Puskesmas Suru-suru tidak ada data cakupan pertolongan persalinan oleh nakes dilaporkan.

Secara rinci cakupan pertolonangan persalinan oleh nakes dapat dilihat pada lampiran tabel 28. GAMBAR 4.3

CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH NAKES MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : Data Profil Puskesmas Tahun 2011

51,6 87,7 33,8 55,0 85,6 48,7 64,3 85,6 23,1 75,0 0,0 60,0 0,0 50,0 100,0 150,0 200,0 250,0 47,9 50,0 61,3 64,9 78,1 17,0 64,4 78,1 15,4 96,5 0,0 59,7 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0

(33)

23 4. Cakupan Pelayanan Nifas.

Berdasarkan data grafik berikut dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan Nifas terbanyak berada di wilayah Puskesmas Tomor yaitu sebesar 91,2% dari jumlah Ibu Nifas yang ada kemudian disusul oleh Puskesmas Ayam sebesar 75,8% dan Puskesmas Kamur & Binam sebesar 75,0%. Sedangkan untuk Puskesmas Suru-suru tidak ada data cakupan pelayanan nifas yang dilaporkan.

Data rinci cakupan pelayanan Nifas dapat dilihat pada lampiran tabel 28. GAMBAR 4.4

CAKUPAN PELAYANAN NIFAS MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : Data profil puskesmas tahun 2011 5. Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil.

Data Cakupan Imunisasi TT-1 Ibu Hamil di Kabupaten Asmat terbesar ada di wilayah Puskesmas Kolofbrasa yang mencapai 146,2% diikuti Puskesmas Tomor sebesar 121,7%. Namun Kepatuhan masyarakat untuk tetap melakukan imunisasi sangat rendah sehinga dari Cakupan yang mencapai diatas 100 untuk TT-1 hanya sebesar bisa mencapai pada TT-3 saja sedangkan TT-4 dan TT-5 cenderung tidak dilakukan.

GAMBAR 4.5

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT IBU HAMIL DI KABUPATEN ASMAT MENURUT PUSKESMAS TAHUN 2011

35,0 75,8 53,1 49,2 75,0 42,2 44,2 75,0 15,4 91,2 0,0 53,8 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0

(34)

24 6. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani.

Berdasarkan data profil Puskesmas dapat diketahui bahwa cakupan komplikasi yang ditangani tenaga kesehatan di Kabupaten Asmat hanya mencapai 24,5%. Cakupan terbesar ada di wilayah Puskesmas Kolofbrasa yang mencapai 133%, kemudian Puskemas Basim sebear 70% dan Puskesmas Agats sebesar 50%.

GAMBAR 4.6

CAKUPAN KOMPLIKASI KEBIDANA YANG DITANGANI DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 201

Sumber : data profil puskesmas tahun 2011 7. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi.

Cakupan pemberian Vitamin A Bayi di Kabupaten Asmat mencapai 82,4%.

Data Cakupan pemberian Vitamin A di Kabupaten Asmat dapat dilihat pada lampiran tabel 32.

-100,0 200,0 300,0 400,0 500,0 600,0 700,0 800,0 900,0 TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+ 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0 160,0

(35)

25

GAMBAR 4.7

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : data profil puskesmas tahun 2011

8. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita dan Ibu Nifas.

Cakupan Anak Balita mendapat Vitamin A sebanyak 96,52, sedangkan cakupan pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas mencapai 60,76%. Data cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita dan Ibu Nifas dapat dilihat pada lampiran Tabel 32.

GAMBAR 4.8

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA ANAK BALITA DAN IBU NIFAS MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHN 2011

Sumber : Data Profil Pusk 2011

0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

(36)

26 9. Persentase Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi.

Berdasarkan data profil Puskesmas Tahun 2011 diperoleh data bahwa peserta KB aktif terbanyak menggunakan alat kontrasepsi berupa suntik yaitu sebesar 65,9%, kemudian diikuti jenis kontrasepsi PIL yaitu sebesar 19,3% dan alat kontrasepsi kondom sebesar 14,7%. Jumlah peserta KB yang menggunakan Kontrasepsi Suntuk terbanyak di wilayah Puskesmas Kolofbrasa yaitu sebesar 98,4%. Sedangkan pengguna alat kontrasepsi pil terbanyak berada di wilayah Puskesmas Sawaerma yaitu sebesar 50,7%. Dan pengguna alat kontrasepsi Kondom terbanyak berada di wilayah Puskesmas Basim yaitu sebesar 94,0%.

Gambaran peserta KB aktif dengan alat kontrasepsi yang digunakan menurut wilayah Puskesmas dapat dilihat pada lampiran tabel 33.

GAMBAR 4.9

PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI YANG DIGUNAKANBERDASARKAN PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : Data Profil Puskesmas Tahun 2011 10. Persentase Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi.

Berdasarkan data profil Puskesmas dapat digambarkan bahwa peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi yang digunakan dapat diketahui bahwa penggunaan jenis kontrasepsi suntuk merupakan jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan. Sedangkan jenis alat kontrasepsi obat vaginal dan lainnya tidak ada yang menggunakan. Penggunaan alat Kontraspesi kondom merupakan jenis alat kontrasepsi yang paling sedidkit digunakan yaitu hanya sebesar 6,9%, diikuti penggunaan jenis kontrasepsi pil sebanyak 21,6% dan jenis kontrasepsi suntik sebanyak 71,6%. Jenis kontrasepsi suntik banyak digunakan karena penggunaannya mudah dan jangka waktu penggunaannya cukup lama dibanding penggunaan pil yang relatif sulit karena harus menggunakan setiap hari.

Rincian data pengguna alat kontrasepsi peserta KB baru dapat dilihat pada lampiran tabel 22.

0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0

(37)

27

GAMBAR 4.10

PERSENTASE PESERTA KB BARU BERDASARKAN JENIS KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN MENURUT WILAYAH PUSKESMAS KAB. ASMAT TAHUN 2011

Sumber : Data profil Pusk tahun 2011 11. Persentase Peserta KB Baru.

Dari data profil Puskesmas dapat dilihat bahwa jumlah peserta KB baru terbanyak berada di wilayah Puskesmas Ayam yaitu sebesar 14,2%, diikuti Puskesmas agats, 10,1%. Sedangkan Puskesmas Tomor dan Puskesmas Suru-suru tidak ada peserta KB baru yang dilaporkan.

Persentase peserta KB baru tahun 2011 menurut wilayah Puskesmas di Kabupaten Asmat dapat dilihat pada lampiran tabel 34.

GAMBAR 4.11

PERSENTASE PESERTA KB BARU MENURUT WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : Data Profil Pusk Tahun 2011

0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0

SUNTIK PIL KONDOM

14,2 10,1 8,6 4,3 1,3 0,5 0,4 0,3 0,2 0,0 0,0 3,5 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0

(38)

28 12. Persentase Peserta KB Aktif.

Berdasarkan data profil Puskesmas tahun 2011 diketahui bahwa jumlah peserta KB aktif di Kabupaten Asmat sebesar 30%. Persentase Peserta KB aktif terbanyak berada di wilayah Puskesmas Agats yaitu sebesar 133%, diikuti Puskesmas Ayam sebesar 92,3%. Sedangtkan di wilayah Puskemas Tomor dan Suru-suru tidak ada data peserta KB Aktif yang dilaporkan.

Data peserta KB aktif secara rinci di Kabupaten Asmat dapat dilihat pada lampiran tabel 35. GAMBAR 4.12

PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT ATHUN 2011

Sumber : Data Profil Pusk Tahun 2011 13. Cakupan Kunjungan Neonatus.

Dari data profil Puskesmas tahun 2011 dapat digambarkan bahwa Cakupan Kunjungan Neonatus KN1 Kabupaten Asmat sebesar 82,9% sedangkan cakupan Kunjungan Neonatus KN Lengkap sebesar 86,6% atau 4,4% dibawah target yang ditetapkan. Cakupan Kunjungan Neonatus KN1 tertinggi diperoleh Puskesmas Kolofbrasa yaitu sebesar 160%, hal ini dapat terjadi karena jumlah sasaran yang ditetapkan berada dibawah angka Neonatal yang ada di wilayah Puskesmas tersebut. Sedangkan kunjungan Neonatus terbanyak kedua berada di wiayah Puskesmas Atsj yaitu sebesar 136,6%. Hal ini dapat terjadi Karena banyaknya pendatang yang berada diwilayah tersebut, sehingga jumlah kunjungan Neonatusnya jauh diatas sasaran yang ditetapkan.

GAMBAR 4.13

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS BERDASARKAN WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

92,3 19,7 15,6 7,4 5,6 3,4 2,1 1,3 0 0 30 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

(39)

29 Sumber : Data Profil Pusk Tahun 2011

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa cakupan kunjungan Neonatus (KN Lengkap) terbanyak berada diwilayah Puskesmas Atsj yaitu sebesar 130,4% atau 40,4% diatas target yang ditetapkan. 14. Cakupan Kunjungan Bayi.

Cakupan Kunjungan bayi berdasarkan data profil puskesmas tahun 2011 diketahui bahwa cakupan terbesar berada di wilayah Puskesmas Kolofbrasa, Bayun, Agats, Tomor dan Ayam yaitu melebihi target yang ditetapkan sebesar 90%. Hal ini dapat terjadi karena adanya peningkatan Penduduk sehingga sasaran yang ditetapkan berada dibawah data sebenarnya. Jumlah Kunjungan bayi paling rendah berada di wilayah Puskesmas Atsj yaitu sebesar 56%.

Cakupan Kunjungan Bayi di Kabupaten Asmat secara rinci dapat dilihat pada lampiran tabel 37. GAMBAR 4.14

CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : Data Profil Pusk Tahun 2011

0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0 160,0 180,0 KN1 KN LENGKAP

AGATS AYAM ATSJ BASIM KAMUR

BAYUN SAWAERMA BINAM KOLFBRASA TOMOR

SURUSURU AGATS 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 L P

AGATS AYAM ATSJ BASIM KAMUR

BAYUN SAWAERMA BINAM KOLFBRASA TOMOR

(40)

30 15. Cakupan Kampung “Universal Child Immunization” (UCI).

Berdasarkan data profil puskesmas dapat dilihat bahwa Cakupan Kampung UCI di Kabupaten Asmat baru mencapai 15,8% dari target yang ditetapkan sebesar 100% atau terjadi kesenjangan sebesar 84,2%. Hal ini dapat terjadi karena masih seringnya masyarakat berpindah-pindah sehingga untuk melakukan pemberian Imunisasi mengalami kesulitan baik pencatratan maupaun pelaksanaan Imunisasinya. Cakupan Kampung UCI terbesar berada di wilayah Puskesmas Agats yaitu sebesar 55,6% sedangkan wilayah Puskesmas Binam, Tomor dan Suru-suru tidak ada data dilaporkan.

Cakupan Kampung UCI menurut wilayah Puskesmas dapat dilihat pada lampiran tabel 38. GAMBAR 4.15

CAKUPAN KAMPUNG UCI MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : Data Profil Pusk Tahun 2011 16. Persentase Cakupan Imunisasi Bayi.

Persentase cakupan Imunisasi Bayi dapat dilihat berdasarkan data profil Puskesmas tahun 2011 dimana cakupan imunisasi untuk Kab Asmat DPT1+HB1 sebesar 150%, DPT3+HB3 sebesar 104,1% sedangkan untuk imunisasi campak sebesar 104,9%. Lonjakan ini terjadi dikarenakan pencapaian melalui Puskesmas keliling untuk menjangkau seluruh wilayah dapat dilakukan. Sehingga data sasaran tidak sebanding atau jauh dibawah data realisasi melalui layanan Pusling.

Sehingga tidak ada Puskesmas yang cakupan imunisasinya dibawah target yang ditetapkan. Namun untuk mencapai desa UCI masih sulit dilakukan karena sering berpindahnya penduduk setempat. Data cakupan imunisasi dapat dilihat secara rinci pada lampiran tabel 39.

GAMBAR 4.16

CAKUPAN IMUNISASI BAYI MENURUT WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

55,6 33,3 27,3 22,2 22,2 7,1 3,8 - - - -15,8 -10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0

(41)

31 Sumber : Data Profil Pusk Tahun 2011

Berdasarkan data profil Puskesmas tahun 2011 data cakupan imunisasi BCG dan POLIO3 di Kabupaten Asmat, untuk Imunisasi BCG dapat diperoleh cakupan sebesar 83%, sedangkan cakupan imunisasi POLIO3 mencapai 59,52%. Cakupan Imunisasi BCG terendah berada di wilayah Puskesmas Binam sebesar 36% diikuti oleh Puskesmas Agats sebesar 46%. Sedanghkan untuk Puskesmas Kolofbrasa cakupannya berada diatas target yang ditetapkan karena besarnya selisih data sasaran dengan data riil di lapangan.

Data cakupan imunisasi BCG dan POLIO3 dapat dilihat pada lampiran tabel 40. GRAFIK 4.17

CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO3 MENURUT WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : Data Profil Pusk Tahun 2011

0,0 500,0 1000,0 1500,0 2000,0 2500,0 3000,0 3500,0 DPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK -200 400 600 800 1.000 1.200 1.400 1.600 1.800 2.000 BCG POLIO3

(42)

32 17. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif.

Berdasarkan data profil Puskesmas dapat diketahui bahwa persentase bayi yang mendapat Imunisasi di kabupaten Asmat sebanyak 33,6%. Persentase ASI Eksklusif terbesar berada di wilayah Puskesmas Ayam sebesar 139,2, disusul Puskesmas Bayun sebesar 122,9% kemudian wilayah Puskesmas Agats sebesar 62,9%. Sedangkan untuk wilayah Puskesmas Atsj, Kamur, Binam dan Suru suru tidak ada dilaporkan.

Data rincian persentase Bayi mendapat ASI Eksklusif dapat dilihat pada lampiran tabel 41. GAMBAR 4.18

PERSENTASE BAYI MENDAPAT ASI EKSKLUSIF MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : Data Profil Pusk Tahun 2011

18. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia 6 – 24 Bulan Keluarga Miskin.

Berdasarkan data profil Puskesmas tahun 2011 data anak usia 6 – 24 bulan dari keluarga miskin yang medapat MP ASI sebanyak 100%. Data rinci dapat dilihat pada GAMBAR 42.

19. Jumlah Balita Ditimbang.

Berdasarkan data profil Puskesmas dapat diketahui bahwa Jumlah Balita ditimbang di Kabupaten Asmat adalah sebesar 34,7% dari jumlah balita yang ada. Jumlah ini memang relatif kecil karena secara umum partisipasi masyarakat di Kabupaten Asmat masih sangat rendah, sehingga data balita yang ditimbang merupakan hasil dari data pelayanan bersamaan Puskesmas Keliling. Namun ada beberapa Puskesmas yang jumlah balita ditimbang melebihi dari target yang ditetapkan yaitu Puskesmas Kolofbrasa sebesar 117% dan Puskesmas Ayam sebesar 94%.

Data jumlah balita ditimbang menurut jenis kelamin per Puskesmas dapat dilihat pada lampiran tabel 44. 62,9 44,3 41,7 22,0 15,9 0,0 0,0 0,0 0,0 33,6 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 100,0

(43)

33

GAMBAR 4.19

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT PUSKESMAS BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : Data Propil Pusk Tahun 2011 20. Jumlah Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan.

Dari data profil puskesmas dapat diketahui bahwa seluruh Balit aGizi Buruk mendapatkan perawatan atau 100 % Balita Gizi Buruk telah mendapatkan perawatan. Data jumlah kasus Gizi Buruk secara rinci dapat dilihat pada GAMBAR 45.

21. Cakupan Pelayanan Anak Balita.

Dari data profil Puskesmas dapat diketahui bahwa cakupan pelayanan anak balita di kabupetn asmat mencapai 37,3%. Cakupan pelayanan Anak Balita tertinggi berada di wilayah Puskesmas Ayam yaitu sebesar 91,8% kemudian diikuti Puskesmas Binam sebesar 72,3%. Sedangkan cakupan Pelayanan anak balita terndah terdapat di wilayah Puskesmas Basim, dan cakupan pelayanan Anak Balita di Puskesmas Suru suru tidak ada data dilaporkan.

GAMBAR 4.20

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 L P

Agats Ayam Atsj Basim Kamur Bayun Sawaerma Binam Kolofbrasa Tomor Suru suru Asmat

(44)

34 Sumber : Data Profil Puskesmas Tahun 2011 22. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat.

Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan yang setingkat berdasarkan data Profil Puskesmas Tahun 2011 dapat diketahui bahwa Penjaringan Kab Asmat hanya mencapai 39,5%. Cakupan penjaringan tertinggi berada di wilayah Puskesmas Ayam, Tomor dan Suru suru yaitu sebesar 100% dan diikuti Puskesmas Agats sebesar 75,6%. Sedangkan puskesmas dengan cakupan terendah yaitu Puskesmas Kamur sebesar 5,5%. Sedangkan puskesmas Atsj dan Kolofbrasa tidak ada data dolaporkan. Data cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat dapat dilihat pada lampiran tabel 46.

GAMBAR 4.21

CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : Data Profil Puskesmas

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 20 40 60 80 100 L P

Agats Ayam Atsj Basim Kamur Bayun Sawaerma Binam Kolofbrasa Tomor Suru suru Asmat

(45)

35 23. Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat.

Dari data Profil Puskesmas dapat diketahui bahwa cakupan pelayanan kesehatan siswa SD dan setingkat di Kabupaten asmat hanya sebesar 14,6%. Cakupan ini masih jauh dibawah target karena pelayanan kesehatan Siswa SD masih dilakukan secara bersamaan dengan pelayanan Puskesmas Keliling, dan belum ada program khusus yang dilakukan. Cakupan pelayanan kesehatan siswa SD tertinggi berada di wilayah Puskesmas Tomor yaitu sebesar 55,5% diikuti Puskesmas Ayam sebesar 29,3% kemudian diikuti Puskesmas Sawaerma sebesar 31,3%. Sedangkan Puskesmas Kolofbrasa dan Atsj tidak ada data dilaporkan.

Data cakupan pelayanan kesehatan siswa SD dan setingkat menurut jenis kelamin dapat dilihat pada lampiran 47.

GAMBAR 4.22

CAKUPAN PELAYANAN KEEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT BERDASARKAN WILAYAH PUSKESMAS

DI KABUPATEN ASMAT MENURUT JENIS KELAMUN TAHUN 2011

Sumber : Data Profil Pusk. Tahun 2011

24. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus Diberikan Pelayanan Kesehatan (RS) di Kabupaten.

Dari data profil Puskesmas dapat diketahui bahwa cakupan Pelayanan Gawat darurat Level 1 yang harus dilakukan Pelayanan Kesehatan Mencapai 100%.

25. Kampung Terkena KLB yang Ditangani < 24 Jam.

Berdasarkan data profil Puskesmas tahun 2011 tidak ada kasus kampung terkena KLB 26. Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB.

Berdasarkan data profil Puskesmas tahun 2011 tidak ada penderita dan kasus kematian terkena KLB 27. Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap.

Berdasarkan data profil Puskesmas diketahui bahwa data kasus Rasio tambal/cabut gigi di Puskesmas masih sangat rendah hanya mencapai 0,1. Hal ini dapat terjadi karena masih rendahnya kesadaran

0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 L P

AGATS AYAM ATSJ BASIM KAMUR

BAYUN SAWAERMA BINAM KOLFBRASA TOMOR

(46)

36

masyarakat terhadap kesehatan gigi, dan permasalahan gigi bukanlah permasalahan yang harus segera ditindak lanjuti. Sehingga masih dianggap bukan merupakan masalah kesehatan.

Data rasio tambal/cabut gigi menurut wilayah puskesmas dapat dilihat pada lampiran tabel 52. GAMBAR 4.23

RASIO TAMBAL/CABUT GIGI TETAP BERDASARKAN WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : Data Profil Pusk tahun 2011

28. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat.

Dari data Profil Puskesmas dapat diketahui bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak SD dan setingkat di Kabupaten Asmat mencapai 75%. Cakupan tertinggi berada di wilayah Puskesmas Ayam, Basim dan Bayun yaitu sebesar 100%. Sedangkat untuk Puskesmas Atsj, Kamur, Sawaerma dan Kolofbrasa tidak ada data dilaporkan.

Data Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut anak SD dan Setingkat dapat dilihat pada lampiran tabel 53. GAMBAR 4.24

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

0 0 0,3 0 0 0 0,3 0 0 0 0 0,1 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5

(47)

37 Sumber : Data Profil Pusk Tahun 2011 29. Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan.

Kegiatan penyuluhan hanya dilakukan secara perorangan, dan tidak ada pencatatan terhadap kegiatan penyuluhan sehingga tidak ada data secara lengkap dan rinci.

IV.2. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN.

1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar.

Jaminan pemeliharaan kesehatan di Kabupaten Asmat sudah terlaksana mencapai 100% dari jumlah sasaran. Hal ini dapat dicapai karena adanya dukungan dari pemerintah setempat yang menjamin setiap pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat.

2. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin). Pelayanan kesehatan rawat jalan masyarakat miskin dan hampir miskin mencapai 100%. 3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin).

Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Masyarakat miskin dan hampir miskin mencapai 100% 4. Jumlah Kunjungan rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan.

Dari data Profil Puskesmas dan Rumah Sakit diketahui bahwa jumlah kunjungan rawat jalan di Kabupaten Asmat sebanyak 158.967 Kunjungan atau sebesar 207,8% dari Jumlah Penduduk. Jumlah kunjungan rawat jalan di Puskesmas terbanyak berada di wilayah Puskesmas Sawaerma yaitu sebanyak 29.179 Kunjungan atau 38%, diikuti Puskesmas Atsj sebanyak 18.631 kunjungan atau 24%. Sedangkan jumlah kunjungan di Rumah Sakit sebanyak 33.844 kunjungan atau 44% dari jumlah penduduk Kab. Asmat.

Data jumlah kunjungan rawat jalan dapat dilihat pada lampiran tabel 56.

100 100 100 80 30 26,9 21,4 0 0 0 0 75 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

(48)

38

GAMBAR 4.25

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : Data Profil 2011

Jumlah kunjungan rawat inap di sarana pelayanan kesehatan di kabupaten asmat mencapai 2.268 atau sekitar 3,0% dari jumlah penduduk. Sedangkan jumlah rawat inap terbanyak ada di RSU yaitu sebanyak 979 orang atau sekitar 1,28%, diikuti Puskesmas Atsj sebanyak 360 orang atau sebesar 0,47%, kemudian diikuti Puskesmas Sawaerma sebanyak 239 orang atau sebesar 0,31%.

Data Kunjungan rawat inap di sarana pelayanan kesehatan dapat di lihat pada lampiran tabel 57. GAMBAR 4.26

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT INAP DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN ASMAT TAHUN 2011

Sumber : Data profil 2011

0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 Laki-laki Perempuan 979 360 239 186 145 129 81 77 58 11 3 0 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Gambar

Tabel 56 100 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Tabel 57 102 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
TABEL 6 KABUPATEN/KOTA ASMAT TAHUN  2012 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 AGATS AGATS 94 2 96 80 2 82 174 4 178 2 AKAT AYAM 42 1 43 24 2 26 66 3 69 3 ATSJ ATSJ 80 2 82 87 1 88 167 3 170 4 FAYIT BASIM 37 1 38 18 0 18 55 1 56
TABEL 10 KABUPATEN/KOTA ASMAT TAHUN  2012 L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 AGATS AGATS 7.177 5.822 12.999 1 2 3 0 0 0 1 2 3 14 34 23 1 0 1 2 AKAT AYAM 2.532 2.694 5.226 0 0 0 0 0 0 0 0
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2011 jumlah kunjungan rawat jalan yang terdiri dari kunjungan baru dan lama di kota Depok sebanyak 1.173.964 pasien (64,73% dari jumlah penduduk) untuk kunjungan rawat

Cakupan Pemberian Asi Eksklusif Bagi Bayi 0-6 Bulan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun

CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN MENURUT STRATA, SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS DI KABUPATEN PANGKEP TAHUN 2012..

Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Data kecelakaan yang ada dalam Profil Kesehatan Tahun 2013 adalah data jumlah kecelakaan yang

Visi pembangunan kesehatan Provinsi Papua adalah Kampung sehat menuju Papua baru sehat tahun 2011 adalah suatu keadaan dimana masyarakat kampung yang berada di wilayah

108 Tabel 37 Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Puskesmas di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 ..... Tabel 38 Cakupan Desa/Kelurahan

Dengan diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 dapat diketahui gambaran situasi Derajat Kesehatan Masyarakat (angka kematian, status gizi,

TABEL 44 Cakupan pemberian vitamin A pada bayi, anak balita, dan ibu nifas menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Kabupetan Jepara tahun 2014 TABEL 45 Jumlah anak 0-23