• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN MADIUN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta atas berkat dan

rahmat-Nya, buku

“Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012” dapat diterbitkan. Profil

Kesehatan Kabupaten Madiun merupakan sarana untuk memantau dan mengevaluasi

pencapaian hasil pembangunan kesehatan, yang meliputi kinerja penyelenggaraan Standar

Pelayanan Minimal di bidang kesehatan, pencapaian target indikator Millenium Development

Goals bidang kesehatan, serta berbagai upaya yang terkait dengan pembangunan

kesehatan yang diselenggarakan lintas sektor.

Sumber data Profil Kesehatan Indonesia berasal dari unit pengelola program di

lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, melibatkan lintas sektor terkait, diantaranya

Badan Pusat Statistik Kabupaten Madiun dan Rumah Sakit di Wilayah Kabupaten Madiun

serta fasilitas kesehatan lainnya. Dengan tersedianya data Profil Kesehatan Kabupaten

Madiun yang responsif gender diharapkan dapat mengidentifikasi ada tidaknya serta

besaran kesenjangan mengenai kondisi, kebutuhan dan persoalan yang dihadapi laki-laki

dan perempuan terkait akses, partisipasi, kontrol dan manfaat dalam pembangunan bidang

kesehatan.

Semoga Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 ini bermanfaat bagi semua

pihak, baik pemerintah, organisasi profesi, pihak swasta dan masyarakat. Kritik dan saran

dari para pembaca sangat kami butuhkan guna penyempurnaan Profil Kesehatan di masa

mendatang. Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Profil

Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 ini, kami ucapkan banyak terima kasih.

Madiun, Oktober 2013

Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten Madiun

dr. SOELISTYO WIDYANTONO, MM

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

………..

ii

Daftar Isi

………..

iii

Daftar Gambar

………..

iv

Daftar Tabel

………..

vi

Daftar Lampiran

………..

vii

BAB I

Pendahuluan

……….

1

BAB II

Gambaran Umum Kabupaten Madiun

………...

3

2. 1 Keadaan Geografis………...

3

2. 2 Keadaan Demografi………..

5

2. 3 Wilayah Administrasi………...

5

BAB III

Situasi Derajat Kesehatan

………

6

3.1 Angka Harapan Hidup……….

6

3.2 Angka Kematian………...

6

3.3 Angka Kesakitan………

11

3.4 Status Gizi……….. 18

BAB IV

Situasi Upaya Kesehatan

………...

20

4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar………...

20

4.2 Pelayanan Kesehatan Di Rujukan……….

30

4.3 Ketersediaan Obat..………...

30

4.4 Kejadian Luar Biasa……….………..

30

4.5 Perbaikan Gizi Masyarakat………

31

4.6 Perilaku Masyarakat……… 34

4.7 Pelayanan Kesehatan Maskin Dan Asuransi Kesehatan…...

36

4.8 Pelayanan Kesling Dan Sanitasi Dasar………..

37

BAB V

Situasi Sumber Daya Kesehatan

………

39

5.1 Sarana Kesehatan………...

39

5.2 Tenaga Kesehatan……….

43

5.3 Pembiayaan Kesehatan………

43

BAB VI

Penutup

………...

45

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Peta Wilayah Kabupaten Madiun

3

Gambar 2.2

Piramida Penduduk Menurut Golongan Umur Kabupaten Madiun

Tahun 2012

5

Gambar 3.1

Angka Harapan Hidup Di Kabupaten Madiun Tahun 2012

6

Gambar 3.2

Perkembangan Angka Kematian Bayi Tahun 2009-2012

7

Gambar 3.3

Penyebab Kematian Ibu Tahun 2012

8

Gambar 3.4

Proporsi Penyebab Kematian Bayi Neonatal

9

Gambar 3.5

Proporsi Penyebab Kematian Bayi Post Neonatal

9

Gambar 3.6

Proporsi AKB dan AKABA

10

Gambar 3.7

Cakupan CDR TB Paru BTA +

11

Gambar 3.8

Cakupan Penemuan Diare

13

Gambar 3.9

Cakupan Program DBD

14

Gambar 3.10

Cakupan Program Malaria

15

Gambar 3.11

Jumlah Kasus Campak

11

Gambar 3.12

Jumlah Kasus Difteri

17

Gambar 3.13

Jumlah Kasus AFP

17

Gambar 3.14

Jumlah Kasus BBLR

18

Gambar 3.15

Perkembangan Status Gizi Balita

19

Gambar 4.1

Cakupan Pelayanan K1 dan K4

21

Gambar 4.2

Persentase Bumil dengan Komplikasi Kebidanan Ditangani

22

Gambar 4.3

Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

23

Gambar 4.4

Cakupan Pelayanan Linakes-Nifas

24

Gambar 4.5

Cakupan Kunjungan Bayi

26

Gambar 4.6

Proporsi Alat Kontrasepsi Peserta KB Aktif

27

Gambar 4.7

Proporsi Alat Kontrasepsi Peserta KB Baru

27

Gambar 4.8

Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD

28

Gambar 4.9

Cakupan Pelayanan Kesehatan Prausila dan Usila

29

Gambar 4.10

Kunjungan Pasien Puskesmas dan Rumah Sakit

30

Gambar 4.11

Cakupan Status Gizi Balita

31

Gambar 4.12

Data BGM Kabupaten Madiun

32

Gambar 4.13

Jumlah Kasus Gizi Buruk

33

Gambar 4.14

Cakupan Pemberian Tablet Fe pada Bumil

33

Gambar 4.15

Distribusi Vitamin A Menurut Sasaran

34

Gambar 4.16

Gambar 4.17

Peserta Asuransi Kesehatan

Pemanfaatan Sarana Pelayanan Kesehatan

36

37

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Banyaknya Desa dan Kelurahan Di Kabupaten Madiun Menurut

Kecamatan

4

Tabel 5.1

Sarana Kesehatan Di Kabupaten Madiun

39

Tabel 5.2

Jumlah Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Di Kabupaten

Madiun

42

Tabel 5.3

Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Tenaga Di Kabupaten

Madiun

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/ KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH

RUMAH TANGGA DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN

TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO

BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN

TABEL 3

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

TABEL 4

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK

HURUF

TABEL 5

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT

TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN

TABEL 6

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN

PUSKESMAS

TABEL 7

JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN,

KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 8

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN DAN

PUSKESMAS

TABEL 9

JUMLAH KASUS AFP DAN AFP RATE MENURUT KECAMATAN DAN

PUSKESMAS

TABEL 10

TABEL 10 A

JUMLAH KASUS BARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS

KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

JUMLAH KASUS BARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS

KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 11

TABEL 11 A

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT

JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

SUSPEK KASUS TB DAN PENEMUAN TB PARU BTA +

TABEL 12

JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS

KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 13

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN,

KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 14

JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS DAN IMS LAINNYA MENURUT JENIS

KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 15

PERSENTASE DONOR DARAH DI SKRINING MENURUT JENIS KELAMIN

TABEL 16

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN

DAN PUSKESMAS

TABEL 17

JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN

PUSKESMAS

TABEL 18

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS

KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 19

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT

(7)

TABEL 20

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS

KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 21

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI

(PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 22

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI

(PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 23

JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN

PUSKESMAS

TABEL 24

TABEL 24 A

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN,

KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN,

KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 25

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN

DAN PUSKESMAS

TABEL 26

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN

DAN PUSKESMAS

TABEL 27

STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN

PUSKESMAS

TABEL 28

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG NAKES, DAN

PELAYANANA IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN

PUSKESMAS

TABEL 29

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT

KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 30

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT

KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 31

JUMLAH DAN PERSENTASE KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN NEONATAL

RISIKO

TINGGI/KOMPLIKASI

DITANGANI

MENURUT

JENIS

KELAMIN,

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 32

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 33

PROPORSI

PESERTA

KB

AKTIF

MENURUT

JENIS

KONTRASEPSI,

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 34

PROPORSI

PESERTA

KB

BARU

MENURUT

JENIS

KONTRASEPSI,

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 35

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN

PUSKESMAS

TABEL 36

CAKUPAN

KUNJUNGAN

NEONATUS

MENURUT

JENIS

KELAMIN,

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 37

CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN

PUSKESMAS

TABEL 38

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

(8)

KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 40

CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS

KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 41

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN,

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 42

PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA

MISKIN

TABEL 43

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN,

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 44

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN

PUSKESMAS

TABEL 45

CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT

JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 46

CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT

JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 47

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT

JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 48

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA LANSIA DAN LANSIA MENURUT

JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 49

PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN

GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I

TABEL 50

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB

TABEL 51

DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT

KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 52

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN,

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 53

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 54

JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN

TABEL 55

CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT

JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 56

CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR

MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN,

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 56A

CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR

MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN,

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 57

CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR

MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN,

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 57A

CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR

(9)

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 58

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN

GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

TABEL 59

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

TABEL 60

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT

TABEL 61

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 62

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 63

PERSENTASE

RUMAH/BANGUNAN

BEBAS

JENTIK

NYAMUK

AEDES

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 64

PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG

DIGUNAKAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 65

PERSENTASE

KELUARGA

MENURUT

SUMBER

AIR

MINUM

YANG

DIGUNAKAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 66

PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 67

PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 68

PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT

KECAMATAN DAN PUSKESMAS

TABEL 69

KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT

TABEL 70

JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN

TABEL 71

SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABORATORIUM

DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR

TABEL 72

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TABEL 73

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT

KECAMATAN

TABEL 74

JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN

TABEL 75

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN

TABEL 76

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN

TABEL 77

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA

KESEHATAN

TABEL 78

JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA

KESEHATAN

(10)

Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilakukan oleh

semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya terwujud, sebagai investasi bagi pembangunan

sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi. Oleh sebab itu dalam

akselerasi, pemerataan dan peningkatan mutu pembangunan kesehatan telah dilakukan

perubahan cara pandang (mindset) dari paradigma sakit menuju paradigma sehat

untuk mendukung terciptanya masyarakat yang sehat, cerdas dan terampil.

Dalam rangka memberikan gambaran situasi kesehatan di Kabupaten

Madiun Tahun 2012 perlu diterbitkan Buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun

Tahun 2012, dimana Profil Kesehatan tersebut memuat berbagai data dan informasi

tentang kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan

seperti data kependudukan, pendidikan, fasilitas kesehatan, pencapaian

program-program kesehatan dan keluarga berencana. Media Profil Kesehatan Kabupaten

Madiun merupakan salah satu sarana untuk menilai pencapaian kinerja

pembangunan kesehatan dalam rangka

“ Terwujudnya Kabupaten Madiun Sehat

2013 “.

Dengan diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 dapat

diketahui gambaran situasi Derajat Kesehatan Masyarakat (angka kematian, status gizi,

angka kesakitan), Upaya Kesehatan (pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan

kesehatan, perilaku hidup masyarakat, keadaan lingkungan), Sumber Daya Kesehatan

(sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan) di Kabupaten Madiun

Tahun 2012. Semua informasi yang terangkum dalam dokumen Profil Kesehatan

tersebut dipergunakan dalam rangka proses perencanaan, pemantauan dan

mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Madiun pada Tahun

2012, serta pembinaan dan pengawasan program di bidang kesehatan.

Tersusunnya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 didukung

oleh pengelola data dan informasi Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, Puskesmas,

Instalasi Farmasi, berbagai saranan pelayanan kesehatan, juga lintas sektor terkait

(Badan Pusat Statistik, ASKES, JAMSOSTEK, dll). Dengan adanya profil ini diharapkan

dapat mendukung pembangunan kesehatan yang lebih intensif, berkesinambungan dan

merata, dengan didukung informasi yang tepat, maka diharapkan pembangunan

kesehatan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan lebih optimal.

(11)

Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012

2

1.2 SISTEMATIKA PENYAJIAN

Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 terdiri dari beberapa bagian sebagai

berikut :

Bab 1 : Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan dan

sistematika dari penyajiannya.

Bab 2 : Gambaran Umum

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Madiun meliputi keadaan

geografis, data kependudukan dan informasi umum lainnya.

Bab 3 : Situasi Derajat Kesehatan

Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka

kesakitan, angka harapan hidup dan status gizi masyarakat.

Bab 4 : Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan

dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan

dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat

kesehatan.

Bab 5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, anggaran

kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

Bab 6 : Penutup

(12)

Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012

3

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 KEADAAN GEOGRAFIS

Kabupaten Madiun merupakan salah satu Kabupaten dari 38 Kabupaten/ Kota di

Propinsi Jawa Timur yang memiliki jarak

175 Km dari ibukota Propinsi Jawa Timur,

memiliki luas 1010,86 km

2

dengan jumlah penduduk tahun 2010 sebanyak 771.441 jiwa

(Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Madiun). Kabupaten Madiun

terletak pada posisi 7

0

12’ - 7

0

48’38” Lintang Selatan dan 111

0

25’45” - 111

0

51’ Bujur

Timur. Secara Fisik Kabupaten Madiun memiliki batas wilayah :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Ngawi

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Magetan dan Ngawi

GAMBAR 2.1

(13)

Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012

4

Kabupaten Madiun dibagi menjadi 15 wilayah Kecamatan yang terdiri dari 206

Desa /Kelurahan dengan perincian sebagai berikut :

TABEL 2.1

BANYAKNYA DESA DAN KELURAHAN DI KABUPATEN MADIUN

MENURUT KECAMATAN TAHUN 2012

No.

KECAMATAN

DESA

KELURAHAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

Kebonsari

Geger

Dolopo

Dagangan

Wungu

Kare

Gemarang

Saradan

Pilangkenceng

Mejayan

Wonoasri

Balerejo

Madiun

Sawahan

Jiwan

14

19

10

17

12

8

7

15

18

11

10

18

12

13

14

-

-

2

-

2

-

-

-

-

3

-

-

1

-

-

KABUPATEN MADIUN

198

8

Sumber : BPS Kabupaten Madiun

Sebagian besar wilayah Kabupaten Madiun terletak di dataran rendah dengan

curah hujan sebesar 1.803,75 mm

3

setahun.

Topografi wilayah Kabupaten Madiun

terbagi atas daerah dataran dan perbukitan dengan rincian 183 desa di daerah dataran

dan 23 desa merupakan daerah perbukitan.

(14)

Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012

5

2.2 KEADAAN DEMOGRAFI

Data kependudukan mempunyai arti yang sangat penting dalam pembangunan

pada umumnya dan bidang kesehatan pada khususnya, obyek sasaran kegiatan

pembangunan kesehatan sebagian besar adalah masyarakat atau penduduk. Menurut

proyeksi BPS Kabupaten Madiun, jumlah penduduk Kabupaten Madiun tahun 2012 yaitu

sebanyak 666.373 jiwa, yang terdiri dari 328.038 jiwa penduduk laki-laki dan 338.335

jiwa penduduk perempuan dengan rasio jenis kelamin sebesar 96,96. Kepadatan

penduduk di Kabupaten Madiun rata-rata sebesar 659,21 jiwa/km

2

dengan kepadatan

terendah adalah kecamatan Kare sebesar 155,48 jiwa/km

2

dan tertinggi adalah

Kecamatan Jiwan sebesar 1.675,98 jiwa/km

2

. Jumlah rumah tangga di Kabupaten

Madiun adalah sebanyak 198.061 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah tertinggi adalah

Kecamatan Saradan dan terendah adalah Kecamatan Sawahan (Sumber: BPS

Kabupaten Madiun).

Berdasarkan komposisi penduduk, kelompok umur lansia masih mendominasi

dengan jumlah presentase terbesar pada kelompok umur ≥ 65 tahun yaitu sebesar

66.354 jiwa dengan rincian laki-laki sebesar 28.299 dan perempuan sebesar 38.055 jiwa.

GAMBAR 2.2

PIRAMIDA PENDUDUK MENURUT GOLONGAN UMUR

KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

Sumber : BPS Kabupaten Madiun

2.3 WILAYAH ADMINISTRASI

Luas wilayah Kabupaten Madiun adalah 1.010,86 km

2

terdiri dari daratan dan

perbukitan, meliputi 15 Kecamatan yang terdiri dari 198 desa dan 8 kelurahan. Wilayah

paling luas adalah Kecamatan Kare dengan luas 190.85 km

2

sedangkan kecamatan

dengan luas terkecil adalah kecamatan Sawahan dengan luas 22.15 km

2

.

10.00

5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

< 1

1-4

5 - 9

10 - 14

15 - 19

20 - 24

25 - 29

30 - 34

35 - 39

40 - 44

45 - 49

50 - 54

55 - 59

60 - 64

≥ 65

Jenis Kelamin

K

e

lo

m

p

o

k

Um

u

r

Perempuan

Laki-Laki

(15)

THN 2009

THN 2010

THN 2011

THN 2012

AHH

68.72

68.9

69.07

69.22

68.4

68.6

68.8

69

69.2

69.4

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Pembangunan kesehatan merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas sumber

daya manusia (SDM). Kualitas SDM menjadi baik antara lain ditandai dengan meningkatnya

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) , yang meliputi Umur Harapan Hidup, Angka Kematian,

Angka Kesakitan serta Angka Status Gizi. Pencapaian upaya peningkatan derajat kesehatan

masyarakat di Kabupaten Madiun Tahun 2012 akan dijelaskan lebih lanjut dalam analisa

berikut ini :

3.1 Angka Harapan Hidup (AHH)

Angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah

dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya dan meningkatkan derajat

kesehatan pada khususnya.

GAMBAR 3.1

ANGKA HARAPAN HIDUP KABUPATEN MADIUN

TAHUN 2009 – 2012

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Madiun

Pada tahun 2012 angka harapan hidup Kabupaten Madiun mencapai 69,22

tahun. Angka tersebut lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu 68,72 pada tahun

2009; 68,90 pada tahun 2010 dan 69,07 pada tahun 2011. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa kualitas kesehatan penduduk Kabupaten Madiun sudah meningkat

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

3.2 Angka Kematian (Mortalitas)

Kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat menggambarkan

status kesehatan masyarakat secara kasar, kondisi/ tingkat permasalahan kesehatan,

kondisi lingkungan fisik dan biologik secara tidak langsung. Selain itu dapat pula

digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan

program pembangunan kesehatan. Besarnya tingkat kematian dan penyakit penyebab

(16)

utama kematian yang terjadi pada periode terakhir dapat dilihat dari berbagai uraian

berikut.

3.2.1 Angka Kematian Ibu (AKI)

Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian seorang ibu yang disebabkan

kehamilan, melahirkan atau nifas, bukan karena kecelakaan, Angka Kematian Ibu (AKI)

dihitung per 100.000 kelahiran hidup. Selama tahun 2012 terjadi penurunan jumlah

kematian ibu maternal dari tahun 2011, yaitu dari 11 orang (118,2/100.000 kelahiran

hidup) menjadi 10 orang pada tahun 2012 atau 108,99/100.000 kelahiran hidup.

Dari 10 orang kematian ibu maternal tersebut, 5 orang berasal dari kematian

ibu nifas, dengan rincian 4 orang (80%) usia 20-34 tahun, dan usia ibu

≥ 35 tahun

sebanyak 1 orang (20 %). Kematian ibu hamil sebanyak 3 orang yang ketiganya

berusia ≥ 35 tahun. Sementara 2 orang lagi merupakan kematian ibu bersalin, dimana

semua usianya

≥ 35 tahun. Bila dilihat target AKI dalam RPJMD Kabupaten

Madiun tahun 2012, yaitu 60/100.000 kelahiran hidup, maka untuk tahun 2012 ini,

kondisinya masih melebihi target.

Namun bila dibandingkan dengan target MDG’s

sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2015, maka kondisi tersebut sudah

mendekati target. Adapun tingkat perkembangan angka kematian ibu (AKI) maternal

selama empat tahun adalah sebagai berikut:

GAMBAR 3.2

PERKEMBANGAN ANGKA KEMATIAN BAYI

TAHUN 2009 – 2012

Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi

Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa dalam empat tahun

terakhir angka kematian ibu (AKI) tertinggi terjadi pada tahun 2011 dengan angka

kejadian sebanyak 11 kasus. Sedangkan kasus kematian ibu dalam empat tahun

terakhir paling banyak terjadi pada ibu bersalin sebanyak 14 kasus.

Penyebab kematian ibu terbanyak yang terjadi di Kabupaten Madiun pada

2009

2010

2011

2012

HAMIL

3

3

3

3

BERSALIN

4

4

4

2

NIFAS

2

1

4

5

JUMLAH

9

8

11

10

0

2

4

6

8

10

12

(17)

seperti jantung 30%, gagal ginjal 10%, asma 10% dan oedem paru 10%. Adapun

proporsi penyebab kematian ibu dapat terlihat pada

gambar berikut.

GAMBAR 3.3

PENYEBAB KEMATIAN IBU

TAHUN 2012

Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi

Dari gambar di atas terlihat bahwa penyebab kematian terbesar adalah pre/

eklamsi dan penyakit jantung dimana masing-masing sebesar 30 %, sedangkan

penyebab penyerta yang perlu mendapat perhatian adalah infeksi, gagal ginjal, asma

dan oedem paru dimana masing-masing sebesar 10 %.

3.2.2 Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum

mencapai usia 1 tahun per 1000 kelahiran hidup (KH). AKB dapat menggambarkan

keadaan sosial ekonomi masyarakat setempat, karena bayi adalah kelompok usia yang

paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi.

Indikator AKB terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan

merefleksikan kondisi sosial ekonomi, lingkungan tempat tinggal dan kesehatannya.

Pada tahun 2012, berdasarkan hasil laporan kegiatan sarana pelayanan

kesehatan / Puskesmas, jumlah kematian bayi yang terjadi di Kabupaten Madiun

sebanyak 77 dari 9.175 kelahiran hidup, sehingga didapatkan Angka Kematian

Bayi (AKB) sebesar 8,39 per 1.000 KH. Jumlah kematian bayi tersebut terdiri dari

kematian neonatal (usia ≤ 28 hari) sebanyak 58 kasus dan kematian post neonatal

(usia 1 bulan atau > 28 hari sampai menjelang 1 tahun) sebanyak 19 kasus.

Berdasarkan pencapaian tersebut maka terdapat penurunan AKB dari tahun

sebelumnya, yaitu pada tahun 2010 yakni sebesar 11,5 per 1000 kelahiran hidup

menjadi 8,7 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2011. Selain itu, angka tersebut

masih jauh di bawah target MDG’s tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup.

Penurunan AKB mengindikasikan peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagai

salah satu wujud keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan.

30%

10%

30%

10%

10%

10%

PRE/ EKLAMSI

INFEKSI

JANTUNG

GAGAL GINJAL

ASMA

OEDEM PARU

(18)

Jumlah kematian bayi terbanyak di Puskesmas Wungu dengan jumlah

kematian 8 bayi, sedangkan di Puskesmas Mejayan, Dimong, Jiwan dan Klagenserut

tidak terdapat kasus kematian bayi. Hal ini menunjukkan keberhasilan upaya yang

telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Madiun.

Adapun penyebab kematian bayi pada tahun 2012 baik kematian neonatal

maupun post neonatal dapat dilihat pada gambar berikut.

GAMBAR 3.4

PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN BAYI (NEONATAL)

TAHUN 2012

Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi

Penyebab kematian bayi (neonatal) lebih dominan disebabkan karena Berat

Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebesar 41%, asfiksia 22%, dan kelainan kongenital

(bawaan) 22%. Sedangkan sisanya disebabkan karena infeksi 7%, gagal nafas 4%

dan penyebab lain 4%.

GAMBAR 3.5

PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN BAYI (POST NEONATAL)

TAHUN 2012

Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi

41%

22%

7%

22%

4%

4%

BBLR

ASFIKSIA

INFEKSI

KELAINAN KONGENITAL

GAGAL NAFAS

LAIN-LAIN

32%

26%

21%

11%

5%

5%

INFEKSI

DIARE

PNEUMONI

KELAINAN KONGENITAL

DBD

KLL

(19)

thn 2009

thn 2010

thn 2011

thn 2012

AKB

8.2

11.5

8.7

8.39

AKABA

8.6

11.9

9.6

9.48

0

2

4

6

8

10

12

14

Sedangkan penyebab kematian bayi (post neonatal) lebih dominan disebabkan

karena infeksi sebesar 32%, diare 26%, dan pneumoni 21%. Sedangkan sisanya

disebabkan karena kelainan kongenital sebesar 11%, DBD 5 % dan kecelakaan lalu

lintas 5%.

Angka Kematian Balita (AKABA)

adalah jumlah anak yang meninggal sebelum

usia lima tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA tersebut

menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor - faktor lingkungan

yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi balita, sanitasi, penyakit

menular dan kecelakaan.

Kematian balita di Kabupaten Madiun tahun 2012 sebanyak 87 anak dari 9.175

kelahiran hidup, sehingga diperoleh Angka Kematian Balita (AKABA) Kabupaten

Madiun pada tahun 2012 adalah sebesar 9,48 per 1000 kelahiran hidup. Angka

AKABA tahun ini menurun bila dibandingkan dua tahun sebelumnya yaitu pada tahun

2011 sebesar 9,6 per 1000 kelahiran hidup dan tahun 2010 sebesar 11,9 per 1000

kelahiran hidup. Namun sedikit lebih tinggi dari tahun 2009 sebesar 8,6 per 1000

kelahiran hidup. Jumlah kematian balita terbanyak terjadi di Puskesmas Wungu

dengan 9 kasus, sedangkan Puskesmas yang tidak ditemukan adanya kematian balita

adalah Puskesmas Mejayan, Dimong, Jiwan dan Klagenserut. Adapun jumlah

kematian anak balita pada tahun 2012 adalah sebanyak 10 orang yang disebabkan

karena diare 10%, keganasan 20%, kelainan kongenital 10%, pneumoni 10%,

meningitis 10%, HIV 10%, aspirasi 10% dan kasus tenggelam 10%. Proporsi AKB dan

AKABA dalam empat tahun terakhir dapat dilihat dalam gambar berikut:

GAMBAR 3.6

PROPORSI AKB DAN AKABA DI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2009-2012

Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi

Dalam empat tahun terakhir AKB dan AKABA Kabupaten Madiun cenderung

menurun, terutama pada tahun 2012 AKB (8,39) dan AKABA (9,48) menunjukan angka

yang cenderung lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini

(20)

menunjukan bahwa kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Madiun terutama

pelayanan kesehatan ibu dan anak mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

3.3 Angka Kesakitan (Morbiditas)

Angka kesakitan dan prevalensi penyakit di Kabupaten Madiun selama

periode tahun 2012 menunjukkan kecendrungan perkembangan yang naik turun.

Adapun gambaran prevalensi angka kesakitan (morbiditas) penduduk di Kabupaten

Madiun dapat digambarkan sebagai berikut.

3.3.1 Penyakit Menular Langsung

a. Tuberkulosis

Pada tahun 2012 Kabupaten Madiun memiliki cakupan kasus baru BTA (+)

sebanyak 482 orang, dengan total kasus 787 sehingga didapatkan Case Notification

Rate sebesar 118,10 per 100.000 penduduk, sedangkan Case Detection Rate

(CDR) pada tahun 2012 adalah 66,76 %. Angka ini meningkat bila dibandingkan

CDR tahun 2011 yaitu 57 % dengan jumlah kasus TB paru BTA (+) sebanyak 469

orang. Adapun gambaran cakupan CDR kasus TB paru BTA (+) menurut kecamatan

tahun 2012 adalah sebagai berikut :

GAMBAR 3.7

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Dari 26 puskesmas hanya 2 kecamatan yang mempunyai CDR > 70 % yaitu

kecamatan Kebonsari dan Balerejo. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja tenaga

kesehatan di wilayah tersebut lebih unggul dibandingkan wilayah lainnya dalam hal

penemuan kasus TB paru BTA (+). Kesembuhan penderita yang diobati 89,08%

(21)

meningkat bila dibandingkan tahun 2010 sebesar 87,39 %. Perkembangan angka

kesembuhan TB paru dalam tiga tahun terakhir dapat dilihat pada gambar di bawah

ini.

Angka kesuksesan (success rate) penderita TB BTA (+) kasus baru di

Kabupaten Madiun pada tahun 2012 sebesar 91,43 % meningkat bila dibandingkan

tahun 2011 sebesar 91,29 %.

b. Kusta

Jumlah kasus baru penderita Kusta pada tahun 2012 di Kabupaten Madiun

berdasarkan hasil dan kompilasi data dari 26 Puskesmas adalah 37 kasus. Kasus

Kusta ini menurun dari tahun 2011 yang berjumlah 40 kasus. Dari 37 kasus

kusta tersebut, untuk penderita kusta kering (PB) ditemukan sebanyak 2 kasus,

yang semuanya berusia

≥ 15 tahun dan berjenis kelamin perempuan, sedangkan

untuk kusta basah (MB) terdapat 35 kasus dengan perinciannya penderita yang

berumur 0-14 tahun 1 kasus yaitu perempuan dan penderita usia

≥ 15 tahun

berjumlah 34 kasus, dengan penderita laki-laki 27 orang dan penderita perempuan

7 orang. Sementara itu, tingkat kecacatan penderita kusta dengan cacat tingkat 2

adalah 9 orang dengan rincian 7 laki-laki dan 2 perempuan.

Adapun angka prevalensi penyakit Kusta di Kabupaten Madiun tahun 2012

adalah 0,5/10.000 penduduk dan mengalami penurunan dari tahun 2011 dengan

angka prevalensinya 0,6/10.000 penduduk. Angka prevalensi untuk penderita

laki-laki yaitu 0,73/10.000 penduduk laki-laki-laki-laki dan angka prevalensi penderita kusta

perempuan yaitu 0,27/10.000 penduduk perempuan.

Penderita kusta MB tahun 2010 yang telah selesai berobat (RFT) berjumlah

30 orang, dengan rincian laki-laki 21 orang dan perempuan 9 orang, sedangkan

RFT untuk kusta PB tahun 2011 tidak ada.

c. HIV / AIDS

Kasus HIV mengalami peningkatan dari tahun 2011 sebesar 20 orang menjadi

24 orang di tahun 2012. Berdasarkan penyebaran kasus menunjukkan bahwa kasus

HIV tahun 2012 hampir mencapai seluruh kecamatan di Kabupaten Madiun,

kecuali di Kecamatan Kare, Pilangkenceng, Balerejo dan Sawahan tidak ditemukan

kasus HIV. Sedangkan kecamatan yang memiliki kasus HIV yang tertinggi yaitu

kecamatan Gemarang.

Pada tahun 2012 jumlah kasus AIDS di Kabupaten Madiun yaitu

sebanyak 23 kasus dan meninggal sebanyak 10 orang. Jumlah kasus AIDS dan

kematian akibat AIDS pada tahun 2012 mengalami penurunan dibanding tahun 2011,

yaitu jumlah kasus 27 dan kematian akibat AIDS sebanyak 15 orang.

(22)

Berdasarkan penyebaran kasus menunjukkan bahwa kasus AIDS tahun 2012

hampir mencapai seluruh kecamatan di Kabupaten Madiun, kecuali di Kecamatan

Kebonsari, Wungu dan Saradan tidak ditemukan kasus AIDS. Sedangkan kecamatan

yang memiliki kasus AIDS yang tertinggi adalah kecamatan Kare dan Gemarang.

Hasil screening donor darah di Kabupaten Madiun tahun 2012 yang

bekerjasama dengan PMI Kabupaten Madiun dilaporkan sebanyak 0 % positif HIV

dari sampel darah yang diperiksa sejumlah 12.064 sampel darah.

d. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Jumlah kasus IMS di Kabupaten Madiun pada tahun 2012 adalah sebanyak

121 kasus. Jika dibandingkan dengan jumlah kasus IMS pada tahun 2011 yakni

sebanyak 225 kasus, maka telah terjadi penurunan jumlah kasus secara signifikan

pada tahun 2012.

e. Diare

Selama tahun 2012, terdapat 13.534 kasus penyakit diare dari 666.373 orang

penduduk di Kabupaten Madiun atau 49,42% penduduk mengalami diare. Wilayah

kerja puskesmas yang ditemukan cakupan diare tertinggi adalah Puskesmas Geger

yaitu 1.165 kasus. Sedangkan Puskesmas dengan cakupan diare terendah adalah

Puskesmas Mojopurno yaitu 206 kasus. Adapun cakupan penemuan kasus diare

dalam empat tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

GAMBAR 3.8

CAKUPAN DIARE DI KABUPATEN MADIUN

TAHUN 2009-2012

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Cakupan penemuan kasus diare tahun 2012 meningkat jika dibandingkan

dengan tahun sebelumnya kasus yang terjadi pada tahun 2011 adalah sebanyak

11.741 kasus, dan menurun jika dibandingkan dengan tahun 2010 sebanyak 16.150

THN 2009

THN 2010

THN 2011

THN 2012

Kasus Diare

15576

16150

11741

13534

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

(23)

kasus dan tahun 2009 sebanyak 15.576 kasus. Peningkatan penemuan kasus di tahun

2012 disebabkan oleh peningkatan pengetahuan masyarakat dalam mendeteksi gejala

diare dan adanya kesadaran masyarakat untuk segera memeriksakan diri pada

pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Pustu dan Polindes yang ada di wilayah

Kabupaten Madiun sehingga membantu petugas kesehatan dalam peningkatan

cakupan penemuan dan penanganan kasus diare.

e. Pneumonia

Jumlah perkiraan penderita Pneumonia di Kabupaten Madiun tahun 2012

adalah sebanyak 5.119 kasus dari 51.195 orang balita yang ada dan tersebar

pada 15 kecamatan. Penderita pneumonia pada balita yang ditemukan selama

tahun 2012 dan dilakukan penangannya berjumlah sebanyak 470 atau 9,18% dari

perkiraan penderita balita pneumonia. Dibandingkan dengan tahun 2011, maka

kasus pneumonia balita mengalami penurunan dari 14,9 % menjadi 9,18 %.

Pada tahun 2012 penyakit Pneumonia Balita di Kabupaten Madiun

dilaporkan sebanyak 470 kasus menurun bila dibandingkan tahun 2011 (669

kasus), tahun 2010 (1.042 kasus) yang semuanya (100%) sudah ditangani sesuai

tatalaksana penanganan pneumonia balita. Kasus terbanyak terjadi di wilayah

Puskesmas Mlilir dengan 198 kasus.

3.3.2 Penyakit Menular Bersumber Binatang

a. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Hasil capaian program pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue

mulai tahun 2011-2012 seperti terlihat pada grafik di bawah ini.

GAMBAR 3.9

CAPAIAN PROGRAM DBD

TAHUN 2012

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Jmh

Penderita

Jmh

Kematian

IR

CFR

THN 2011

111

1

16.7

0.9

THN 2012

402

5

60.33

1.24

0

100

200

300

400

500

(24)

Kasus DBD Kabupaten Madiun pada Tahun 2012 sebanyak 402 kasus.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2011 yang

mencapai 111 kasus. Prosentase Penderita DBD Laki-laki 52,74 % atau 212

penderita, sedikit lebih banyak dibanding penderita perempuan dengan prosentase

47,26% atau 190 penderita. Incidence Rate (IR) DBD per 100.000 tahun 2012 adalah

sebesar 60,33/100.000 penduduk, meningkat dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar

16,7/100.000 penduduk.

Kematian DBD tahun 2012 tercatat 5 kasus meningkat dibanding tahun 2011

yang hanya terjadi 1 kasus kematian. Kasus kematian terbanyak tahun 2012 pada

Puskesmas Mejayan dengan 2 kasus kematian. Angka kematian (CFR) DBD

Kabupaten Madiun tahun 2012 sebesar 1,24%, dimana CFR tertinggi pada Wilayah

Puskesmas Geger (20%) dan terendah di Wilayah Puskesmas Mejayan (13,33%).

CFR tahun 2012 meningkat bila dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar 0.9%.

b. Malaria

Situasi angka kesakitan malaria selama tahun 2010 – 2012 relatif cenderung

naik secara signifikan, tahun 2010 sebanyak 55 kasus, tahun 2011 sebanyak 91

kasus sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 132 kasus, sedangkan untuk CFR

dalam tiga tahun ini adalah 0 karena tidak ditemukan adanya kematian akibat

malaria. Jika tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2012 terdapat peningkatan

sebesar 45 %, sebagaimana dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

GAMBAR 3.10

CAPAIAN PROGRAM MALARIA

TAHUN 2010-2012

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Penemuan penderita malaria di wilayah kecamatan Kabupaten Madiun

menggunakan Indicator Annual Paracite Incidence (API) atau angka parasite malaria

per 1.000 penduduk. Pada tahun 2012 API Kabupaten Madiun sebesar 2,45. Jumlah

API atau penemuan malaria menurut wilayah Kecamatan di Kabupaten Madiun

THN 2010

THN 2011

THN 2012

Jmh Kasus

55

91

132

CFR

0

0

0

0

20

40

60

80

100

120

140

(25)

daerah endemis yaitu desa Durenan, Winong, Gemarang dan Nampu.

c. Filariasis

Jumlah kasus penderita Filariasis selama tahun 2012 yaitu sebanyak 12

kasus dengan angka kesakitan atau insiden rate (IR) yaitu 1,8/100.000 penduduk,

dimana sebanyak 7 kasus pada laki-laki dan 5 kasus pada perempuan. Dari

12 kasus tersebut kesemuanya merupakan kasus lama, sedangkan pada tahun

2012 tidak ditemukan kasus baru filariasis.

3.3.3 Penyakit yang dapat Dicegah Melalui Imunisasi (PD3I)

Beberapa penyakit dapat menular dengan cepat sehingga berpotensi

menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa), namun diantara penyakit-penyakit tersebut

ada yang dapat dicegah dengan imunisasi atau yang disingkat dengan PD3I adalah

penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu antara lain:

a. Campak

Perkembangan kasus campak tahun 2009-2012 terlihat pada gambar di

bawah ini:

GAMBAR 3.11

JUMLAH KASUS CAMPAK DI KABUPATEN MADIUN

TAHUN 2009 – 2012

Sumber : Seksi Pengamatan Penyakit

Jumlah kasus campak pada tahun 2012 di Kabupaten Madiun sebanyak 4

kasus. Jumlah ini sama dengan angka kesakitan campak yang terjadi di tahun 2011.

Bila dibandingkan dalam empat tahun terakhir jumlah kasus pada tahun 2012

cenderung mengalami penurunan dari 16 kasus pada tahun 2010 dan 10 kasus

pada tahun 2009.

THN 2009

THN 2010

THN 2011

THN 2012

Jmh Kasus

10

16

4

4

Komulatif

10

26

30

34

0

5

10

15

20

25

30

35

40

(26)

b. Difteri

Perkembangan kasus difteri tahun 2009-2012 terlihat pada gambar di bawah

ini:

GAMBAR 3.12

JUMLAH KASUS DIFTERI DI KABUPATEN MADIUN

TAHUN 2009 – 2012

Sumber : Seksi Pengamatan Penyakit

Angka kesakitan difteri pada tahun 2012 di Kabupaten Madiun adalah 4

kasus, meningkat bila dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 2 kasus di tahun 2011

dan tahun 2010 dimana tidak ditemukan kasus difteri.

c. AFP (Acute Flacid Paralysis)

Surveilans AFP adalah pengamatan yang dilakukan terhadap semua kasus

kelumpuhan yang sifatnya layuh (flaccid) seperti kelumpuhan pada poliomielitis dan

terjadi pada anak berusia <15 tahun, dalam upaya untuk menemukan adanya

trasnmisi virus polio liar. Perkembangan kasus AFP tahun 2009-2012 terlihat pada

gambar di bawah ini:

GAMBAR 3.13

JUMLAH KASUS AFP DI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2009 – 2012

Sumber : Seksi Pengamatan Penyakit

THN 2009 THN 2010 THN 2011 THN 2012

Jmh Kasus

5

0

2

4

Komulatif

5

5

7

11

0

2

4

6

8

10

12

THN 2009

THN 2010

THN 2011

THN 2012

Jmh Kasus

5

3

7

7

Komulatif

5

8

15

22

0

5

10

15

20

25

(27)

Jumlah kasus AFP atau lumpuh layuh di Kabupaten Madiun tahun 2012

adalah sebanyak 7 kasus, sama dengan angka kesakitan tahun 2011 dan meningkat

dibandingkan tahun 2010 sebanyak 3 kasus dan tahun 2009 sebanyak 5 kasus.

3.4 STATUS GIZI

Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan

sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas. Jika ditelusuri, masalah gizi terjadi di

setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan

usia lanjut. Indikator status gizi yang dipergunakan untuk menggambarkan kecukupan

gizi pada masyarakat antara lain Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan

Status Gizi Balita.

3.4.1 Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Di Kabupaten Madiun, pada tahun 2012 tercatat jumlah bayi dengan berat badan

lahir rendah sebanyak 236 bayi (2,57 %) dari 9.175 kelahiran hidup dan semuanya

100% tertangani sesuai standar. Persentase ini mengalami penurunan, bila

dibandingkan dengan data tahun 2011, dimana tercatat jumlah bayi dengan berat

badan lahir rendah sebanyak 315 bayi (3,4%) . Adapun perkembangan kasus BBLR

dalam empat tahun terakhir bisa dilihat pada gambar berikut :

GAMBAR 3.14

KASUS BBLR DI KABUPATEN MADIUN

TAHUN 2009 – 2012

Sumber : Seksi Gizi

Dari gambar tersebut terlihat adanya penurunan kasus bayi BBLR dalam empat

tahun terakhir, dimana seluruh bayi BBLR yang dilaporkan telah memperoleh

penanganan sesuai prosedur (100%). Jumlah kasus di tahun 2012 adalah kejadian

kasus BBLR terendah bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dari 236

kasus BBLR yang dilaporkan di tahun 2012, kasus BBLR tertinggi ditemukan di wilayah

kerja Puskesmas Gemarang sebanyak 39 kasus dan Puskesmas Sumbersari

sebanyak 34 kasus, sedangkan wilayah yang tidak ditemukan kasus BBLR adalah

0

2000

4000

6000

8000

10000 12000

2009

2010

2011

2012

2009

2010

2011

2012

Kelahiran Hidup

10061

9340

9307

9175

BBLR

295

329

315

236

(28)

wilayah kerja Puskesmas Jiwan.

3.4.2 Status Gizi Balita

Hasil pemantauan status gizi balita di Kabupaten Madiun selama tahun 2012

berdasarkan Laporan LB-3 Gizi yaitu kasus gizi lebih sebanyak 655 balita (1,83%),

gizi baik sebanyak 32.069 (89,58%), gizi kurang sebanyak 2.588 (7,23%) dan gizi buruk

sebanyak 486 balita (1,36%) dari 35.798 sasaran balita yang dilakukan penimbangan.

Untuk lebih jelasnya perkembangan status gizi balita di Kabupaten Madiun selama

tahun 2012 dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

GAMBAR 3.15

PERKEMBANGAN STATUS GIZI BALITA

TAHUN 2012

Sumber : Seksi Gizi

Jumlah balita gizi buruk di Kabupaten Madiun pada tahun 2012 adalah sebanyak

486 atau 1,36% dari 35.798 jumlah balita yang ditimbang berat badannya. Jumlah ini

mengalami peningkatan bila dibandingkan tiga tahun sebelumnya yaitu tahun 2011

sebanyak 256 atau 0,72% dari 35.370 jumlah balita yang ditimbang, tahun 2010 yaitu

sebanyak 252 atau 0,74% dari 34.233 jumlah balita yang ditimbang dan tahun 2009

yaitu sebanyak 335 balita atau 1% dari 33.355 jumlah balita yang ditimbang berat

badannya.

Program Gizi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun tahun 2012 adalah

Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penyuluhan gizi, pembinaan Keluarga Sadar

Gizi (Kadarzi), pemantapan fungsi posyandu melalui pelatihan bagi kader posyandu,

serta pembentukan Pos Gizi. Program-program tersebut perlu dikembangkan secara

berkesinambungan dan terintegrasi dengan mitra lintas sektor karena permasalahan

gizi bukan hanya disebabkan faktor kesehatan, tetapi juga karena faktor ekonomi,

sosial, pendidikan dan budaya terutama pola asuh makan di keluarga yang belum

memahami pentingnya asupan makanan yang cukup nutrisi dengan berimbang untuk

bayi dan balita.

Balita

Ditimbang

Gizi Lebih

Gizi Baik

Gizi Kurang

Gizi Buruk

35798

655

32069

2588

486

(29)

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Madiun yang

optimal, berikut disajikan upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan dan dicapai pada

tahun 2012 oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun beserta jaringannya.

4.1. Pelayanan Kesehatan Dasar

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat

penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan

pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian

besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan

kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai

berikut :

4.1.1. Pelayanan Kesehatan Ibu

Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa

berpengaruh pada kesehatan janin di kandungan, saat kelahiran hingga masa

pertumbuhan bayi dan anaknya. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan secara

teratur pada masa kehamilan guna menghindari gangguan atau segala sesuatu yang

membahayakan kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Adapun pelayanan

kesehatan yang diberikan adalah :

a. Pelayanan Antenatal (ANC)

Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan oleh tenaga kesehatan

profesional (Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, Dokter Umum, Bidan,dan

Perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya berdasarkan pedoman

pelayanan antenatal yang ada, dan diutamakan pada kegiatan promotif dan

preventif. Hasil pelayanan Antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan

K4.

Cakupan K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan

kunjungan pertama pada usia kehamilan tribulan pertama ke fasilitas pelayanan

kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah

gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai

dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan selama kehamilan,

dengan distribusi sekali pada Trimester pertama, sekali pada Trimester ke-2 dan

dua kali pada Trimester ke-3. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas

pelayanan kesehatan kepada ibu hamil.

Cakupan Pelayanan K1 di Kabupaten Madiun pada tahun 2012 sebesar

78,45% dari 12.645 ibu hamil, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan

tahun 2011 sebesar 96,10% dari 10.329 ibu hamil dan tahun 2010 sebesar 94,81%

(30)

dari 10.329 ibu hamil. Hal ini menunjukan adanya penurunan kesadaran ibu hamil

untuk memeriksakan kehamilannya di tahun 2012 dibandingkan dua tahun

sebelumnya. Cakupan tertinggi pada Puskesmas Klagenserut (98,84%) sedangkan

cakupan terendah Puskesmas Jiwan (62,48%).

Pada tahun 2012 cakupan K4 sebesar 73,31% dari 12.645 ibu hamil,

dimana masih di bawah hasil tahun 2011 yaitu sebesar 88,7% dari 10.329 ibu hamil

dan tahun 2010 yaitu sebesar 87,68% dari 10.329 ibu hamil. Cakupan K4 tahun

2012 tertinggi pada Puskesmas Klagenserut (92,17%) sedangkan terendah

Puskesmas Jiwan (62,48%).

Gambaran persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 menurut Puskesmas

pada tahun 2012 dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini :

GAMBAR 4.1

CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4

TAHUN 2012

Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi

Dari gambar di atas dapat dilihat masih terdapat kesenjangan cakupan K1

dan K4 pada beberapa wilayah Puskesmas antara lain di Puskesmas Sumbersari

dan Wungu. Sedangkan yang paling kecil kesenjangannya adalah Puskesmas

Klecorejo dan Puskesmas Mlilir.

Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 cukup besar, yang berarti masih

banyak ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal

tidak melanjutkan pemeriksaan kehamilannya sampai kunjungan ke 4 pada triwulan

3 atau tidak teregistrasi pada Buku Kohort oleh bidan wilayah dikarenakan

berkunjung ke BPM atau DSOG.

Ketidaksinambungan pemeriksaan kehamilan ini menyebabkan tidak

terpantaunya kondisi ibu hamil yang seharusnya setiap ibu hamil mendapatkan

pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali (K1 - K4). Keadaan tersebut menjadi salah

satu penyebab terjadinya kematian pada ibu melahirkan dan bayi yang

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

KEBONSARI GANTRUNG GEGER KAIBON BANGUNSARI MLILIR DAGANGAN JETIS WUNGU MOJOPURNO KARE GEMARANG SARADAN SUMBERSARI PILANGKENCENG KREBET MEJAYAN KLECOREJO WONOASRI BALEREJO SIMO MADIUN DIMONG SAWAHAN JIWAN KLAGENSERUT

K4

K1

(31)

dikandungnya. Perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan penyuluhan kepada

masyarakat serta melakukan komunikasi dan edukasi yang intensif kepada ibu

hamil dan keluarganya agar memeriksakan kehamilan sesuai standar dan

peningkatan serta pembenahan registrasi sasaran dan kunjungan lapangan oleh

bidan wilayah.

Melalui kontak ibu hamil dengan petugas kesehatan pada saat Ante Natal

Care (ANC) diharapkan deteksi dini dan perawatan kehamilan dapat dilaksanakan

dengan tepat dan sesuai standar. Dengan demikian komplikasi yang terjadi pada

saat kehamilan dapat dicegah sehingga kematian pada ibu hamil dan janinnya

dapat juga dicegah.

b. Ibu Hamil Dengan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani

Ibu hamil resiko tinggi atau ibu hamil dengan komplikasi adalah ibu hamil

dengan keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan

kesakitan dan kematian bagi ibu maupun bayinya.

Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani di Kabupaten Madiun selama

tahun 2012 sebesar 62,08% dari target sebesar 2.529 ibu resti, angka ini

mengalami penurunan bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2011 sebesar

78,7%.

GAMBAR 4.2

PERSENTASE BUMIL DENGAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DITANGANI

MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi

Dari gambar 4.2 terlihat bahwa Puskesmas dengan cakupan Bumil Komplikasi

Kebidanan yang ditangani tertinggi adalah Puskesmas Kaibon sebesar 89,51%, dan

yang terendah adalah Puskesmas Jiwan sebesar 31,78 %.

c. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes)

Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi lahir sebagian besar terjadi

pada masa persalinan, hal ini disebabkan masih banyaknya pertolongan persalinan

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

KEBONSARI GANTRUNG GEGER KAIBON BANGUNSARI MLILIR DAGANGAN JETIS WUNGU MOJOPURNO KARE GEMARANG SARADAN SUMBERSARI PILANGKENCENG KREBET MEJAYAN KLECOREJO WONOASRI BALEREJO SIMO MADIUN DIMONG SAWAHAN JIWAN KLAGENSERUT

(32)

yang dilakukan oleh tenaga yang belum mempunyai kompetensi kebidanan.

Cakupan pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan

(Linakes) di Kabupaten Madiun tahun 2012 adalah sebanyak 9.060 kelahiran atau

sebesar 75,06 %. Cakupan ini apabila dibandingkan dengan target SPM sampai

akhir tahun 2012 masih dibawah target yang ditetapkan yaitu 94 %.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Madiun

selama tahun 2009

– 2012 mengalami penurunan pada tahun 2012, yaitu dari

(99,78%) pada tahun 2009, (99,65%) pada tahun 2010, menjadi (95,2%) pada tahun

2011 dan turun lagi menjadi 75,06% pada tahun 2012. Gambaran persentase

cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2009 - 2012 dapat

dilihat pada gambar 4.3.

GAMBAR 4.3

PERSENTASE CAKUPAN PERSALINAN DENGAN PERTOLONGAN

OLEH TENAGA KESEHATAN DI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2009- 2012

Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi

Dari gambar 4.3 terlihat bahwa dalam kurun waktu empat tahun cakupan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan mengalami penurunan. Adapun

penyebab penurunan cakupan linakes tahun 2012, antara lain dikarenakan mutasi

kependudukan. Puskesmas dengan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan yang tertinggi adalah Puskesmas Klagenserut sebesar 92,77%, dan yang

terendah adalah Puskesmas Klecorejo sebesar 62,88%.

d. Pelayanan Nifas

Pelayanan kesehatan ibu setelah melahirkan (Ibu Nifas) di Kabupaten

Madiun juga merupakan indikator yang juga menentukan pencapaian upaya

peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Adapun jumlah sasaran ibu nifas

di Kabupaten Madiun tahun 2012 adalah 12.070 bufas, sedangkan cakupan

99.78

99.65

95.2

75.06

0

20

40

60

80

100

120

THN 2009

THN 2010

THN 2011

THN 2012

Gambar

GAMBAR 4.11  CAKUPAN STATUS GIZI BALITA                                                                                                      TAHUN 2012
TABEL 10 KABUPATEN MADIUN TAHUN  2012 L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P 1 2 3 4 5 6 7 = 5+6 8 9 10 = 8+9 11 12 13 = 11+12 14 = 8+1115 = 9+12 16 = 14+15 17 =  (14/5) *  100000 18  =  (15/6) * 100000 19  =  (16/7) * 100000 20 21 22 = 20+21
TABEL 10 A KABUPATEN MADIUN TAHUN  2012 L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P 1 2 3 4 5 6 7 = 5+6 8 9 10 = 8+9 11 12 13 = 11+12 14 = 8+11 15 = 9+12 16 = 14+15 17 =  (14/5) *  100000 18  =  (15/6) * 100000 19  = (16/7) * 100000 20 21 22 = 20+21
TABEL 24 KABUPATEN MADIUN TAHUN  2012 MALARIA L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P 1 2 3 4 5 6 7 = 5+6 8 9 10 = 8+9 11 12 13 = 11+12 14 =  11/(5+8) *  100 15 =  12/(6+9) * 100 16 =  13/(7+10) * 100
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saya tidak senang belajar menggunakan modul pratikum karena materi tidak sesuai dengan aplikasi dalam kehidupan saya.. Saya tertarik dengan percobaan yang di dalam

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan etnografi pada materi geometri yang menjadi salah satu konten dari PISA.Tujuan dari penelitian ini untuk

47913 47919 Perdagangan Eceran Melalui Media Untuk Berbagai Macam Barang Lainnya 47920 Perdagangan Eceran Atas Dasar Balas Jasa (Fee) Atau Kontrak 47991 Perdagangan

Rakyat adalah pendukung utama negara. Negara merupakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat sehingga rakyat merupakan asal mula kekuasaan Negara. Sila keempat

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dengan interaksi sosial, interaksi ini dapat terjadi apabila terdapat kontak dan komunikasi Penelitian ini menjelaskan

Benda yang terbang di udara akan menimbulkan muatan listrik statis yang diakibatkan karena gesekan antara benda tersebut dengan udara atau awan, atau hampir sama

Pedoman Percepatan Pembangunan Infrastruktur Perdesaan adalah suatu sistem atau pola dalam upaya pemberdayaan masyarakat dalam membangun jaringan infrastruktur

Kekayaan jenis burung tertinggi terdapat pada habitat tepian sungai yaitu 27, diikuti sekitar jalan hutan 21 jenis, tepian rumah memiliki 26 jenis, sedangkan