dari 10.329 ibu hamil. Hal ini menunjukan adanya penurunan kesadaran ibu hamil
untuk memeriksakan kehamilannya di tahun 2012 dibandingkan dua tahun
sebelumnya. Cakupan tertinggi pada Puskesmas Klagenserut (98,84%) sedangkan
cakupan terendah Puskesmas Jiwan (62,48%).
Pada tahun 2012 cakupan K4 sebesar 73,31% dari 12.645 ibu hamil,
dimana masih di bawah hasil tahun 2011 yaitu sebesar 88,7% dari 10.329 ibu hamil
dan tahun 2010 yaitu sebesar 87,68% dari 10.329 ibu hamil. Cakupan K4 tahun
2012 tertinggi pada Puskesmas Klagenserut (92,17%) sedangkan terendah
Puskesmas Jiwan (62,48%).
Gambaran persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 menurut Puskesmas
pada tahun 2012 dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini :
GAMBAR 4.1
CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4
TAHUN 2012
Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi
Dari gambar di atas dapat dilihat masih terdapat kesenjangan cakupan K1
dan K4 pada beberapa wilayah Puskesmas antara lain di Puskesmas Sumbersari
dan Wungu. Sedangkan yang paling kecil kesenjangannya adalah Puskesmas
Klecorejo dan Puskesmas Mlilir.
Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 cukup besar, yang berarti masih
banyak ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal
tidak melanjutkan pemeriksaan kehamilannya sampai kunjungan ke 4 pada triwulan
3 atau tidak teregistrasi pada Buku Kohort oleh bidan wilayah dikarenakan
berkunjung ke BPM atau DSOG.
Ketidaksinambungan pemeriksaan kehamilan ini menyebabkan tidak
terpantaunya kondisi ibu hamil yang seharusnya setiap ibu hamil mendapatkan
pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali (K1 - K4). Keadaan tersebut menjadi salah
satu penyebab terjadinya kematian pada ibu melahirkan dan bayi yang
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
KEBONSARI
GANTRUNG
GEGER
KAIBON
BANGUNSARI
MLILIR
DAGANGAN
JETIS
WUNGU
MOJOPURNO
KARE
GEMARANG
SARADAN
SUMBERSARI
PILANGKENCENG
KREBET
MEJAYAN
KLECOREJO
WONOASRI
BALEREJO
SIMO
MADIUN
DIMONG
SAWAHAN
JIWAN
KLAGENSERUT
K4
K1
dikandungnya. Perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan penyuluhan kepada
masyarakat serta melakukan komunikasi dan edukasi yang intensif kepada ibu
hamil dan keluarganya agar memeriksakan kehamilan sesuai standar dan
peningkatan serta pembenahan registrasi sasaran dan kunjungan lapangan oleh
bidan wilayah.
Melalui kontak ibu hamil dengan petugas kesehatan pada saat Ante Natal
Care (ANC) diharapkan deteksi dini dan perawatan kehamilan dapat dilaksanakan
dengan tepat dan sesuai standar. Dengan demikian komplikasi yang terjadi pada
saat kehamilan dapat dicegah sehingga kematian pada ibu hamil dan janinnya
dapat juga dicegah.
b. Ibu Hamil Dengan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
Ibu hamil resiko tinggi atau ibu hamil dengan komplikasi adalah ibu hamil
dengan keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan
kesakitan dan kematian bagi ibu maupun bayinya.
Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani di Kabupaten Madiun selama
tahun 2012 sebesar 62,08% dari target sebesar 2.529 ibu resti, angka ini
mengalami penurunan bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2011 sebesar
78,7%.
GAMBAR 4.2
PERSENTASE BUMIL DENGAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DITANGANI
MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012
Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi
Dari gambar 4.2 terlihat bahwa Puskesmas dengan cakupan Bumil Komplikasi
Kebidanan yang ditangani tertinggi adalah Puskesmas Kaibon sebesar 89,51%, dan
yang terendah adalah Puskesmas Jiwan sebesar 31,78 %.
c. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes)
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi lahir sebagian besar terjadi
pada masa persalinan, hal ini disebabkan masih banyaknya pertolongan persalinan
-
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
KEBONSARI
GANTRUNG
GEGER
KAIBON
BANGUNSARI
MLILIR
DAGANGAN
JETIS
WUNGU
MOJOPURNO
KARE
GEMARANG
SARADAN
SUMBERSARI
PILANGKENCENG
KREBET
MEJAYAN
KLECOREJO
WONOASRI
BALEREJO
SIMO
MADIUN
DIMONG
SAWAHAN
JIWAN
KLAGENSERUT