236
MERCURY LEVELS IN URINE ANALYSIS AND RISK FACTORS IN THE GOLD MINERS TRADITIONAL PANTON LUASVILLAGE SAWANG SUBDISTRICT
SOUTH ACEH DISTRICT 2016 Nilawati*
*Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Aceh email: nilawatiaguss@gmail.com
Abstrak: Penambangan emas di Gampong Panton Luas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan dilakukan dengan cara tradisional tanpa teknik perencanaan yang baik dan peralatan seadanya, dengan sistem tambang bawah tanah, membuat terowongan dan sumur mengikuti arah urat kuarsa yang diperkirakan memiliki kadar emas tinggi. Sistem pengolahannya dengan menggunakan campuran merkuri yang berpotensi untuk menimbulkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan bagi penambang dan masyarakat. Metodelogi secara Explanatory Research pendekatan cross sectional. Populasi 205, Sampel 50 orang teknik rancangan systematic probability sampling. Hasil penelitian menunjukkan lama tinggal seorang penambang di daerah penambangan kurang dari sepuluh tahun sebanyak 5 orang atau 16,6% positif mengandung merkuri dan lebih atau sama dengan 10 tahun sebanyak 14 orang atau 46,6% dari total keseluruhan responden. Kesimpulan penelitian adalah kadar merkuri dalam urine penambang emas tradisional di gampong Panton Luas di atas batas ambang WHO yaitu diantara 30 orang responden yang diperiksa sampel urine, 19 orang dengan kandungan merkuri (Hg) dinyatakan positif dengan hasil tertinggi 27,8393 (μg /L). Hal ini sangat perlu diwaspadai karena merkuri bersifat akumulatif.
Kata kunci : Kadar Merkuri (Hg), Urin, Penambang Emas Tradisional
Abstract: Gold mining in Panton Luas Village subdistrict Sawang District South Aceh done in the traditional way without good planning techniques and sophisticated tools, with a system of underground mines, tunnels, and wells made following the direction of a quartz vein estimated to have a high gold content. Processing systems using mercury compounds that have the potential to cause environmental pollution and health problems for miners and the community. Methods are cross-sectional explanatory research. Population 205, Sample 50 systematic probability sampling design techniques. The Result are long live the miners in the mining area of fewer than ten years as many as 5 people or 16.6% tested positive for mercury and more than or equal to 10 years as many as 14 people or 46.6% of the total respondents. The Conclusions is Levels of mercury in the urine traditional gold miners in the Panton Luas village above the WHO threshold level that is among the 30 respondents who examined samples of urine, 19 people with mercury (Hg) tested positive with the highest yield 27.8393 (μg / L). It is very necessary because mercury is accumulative.
PENDAHULUAN
Penambang emas secara tradisional menggunakan metode algamasi yaitu: proses pengikatan logam emas dari bijih bongkahan menjadi logam berat yaitu:
merkuri (Hg)2. Merkuri (Hg) merupakan
logam yang biomagnifikasi melalui rantai makanan dan dapat mentransformasi menjadi bentuk organik yang lebih toksik
(metal-merkuri, dimetil-merkuri,
etil-merkuri dan lain-lain)1.
Logam merkuri atau air raksa, mempunyai nama kimia hydragyvrum yang berarti perak cair. Logam merkuri dilambangkan dengan Hg pada tabel periodika unsur-unsur kimia menempati urutan (NA) 80 dan mempunyai bobot atom (BA 200, 59). Merkuri telah dikenal
manusia sejak manusia mengenal
peradaban. Logam. Dalam keseharian,
pemakaian bahan merkuri telah
berkembang sangat luas. Merkuri
digunakan dalam bermacam-macam
perindustrian, untuk perlatan-peralatan elektris, digunakan untuk alat-alat ukur, dalam dunia pertanian dan
keperluan-keperluan, mengakibatkan semakin
mudah pula organisme mengalami
keracunan merkuri2.
Selain itu, salah satu sifat merkuri yang dimanfaatkan dalam industri adalah merkuri mampu berikatan dengan hampir
semua logam kecuali Platinum (Pt) dan timah putih (Sn) untuk membentuk alloy
(amalgam). Sifat inilah yang
dimanfaatkan dalam bidang kedokteran gigi sebagai bahan penambal gigi dan
dimanfaatkan juga dalam bidang
penambangan emas sebagai bahan
pengikat emas dan perak (pemurnian) sehingga mudah dipisahkan dari mineral
pengotor lainnya3.
Masuknya merkuri ke dalam tubuh organisme hidup. Terutama melalui
makanan yang dimakannya, karena
hampir 90% dari bahan beracun ataupun logam berat (merkuri) masuk ke dalam
tubuh melalui bahan makanan.
Sisanyaakan masuk secara difusi atau perembesan lewat jaringan dan melalui
peristiwa pernafasan2.
Meskipun kerja racun merkuri di dalam tubuh belum seluruhnya dapat
dipahami, namun dari
penelitian-penelitian yang pernah dilakukan telah memberikan beberapa masukan yang sangat berguna. Beberapa hal terpenting yang dapat dijadikan patokan terhadap efek yang ditimbulkan oleh merkuri terhadap tubuh adalah sebagai berikut : 1. Semua senyawa merkuri adalah racun bagi tubuh, apabila berada dalam jumlah yang cukup, 2. Senyawa-senyawa merkuri yang berbeda, menunjukkan karakteristik
yang berbeda pula dalam daya racun yang dimilikinya, penyebarannya, akumulasi dan waktu retensinya didalam tubuh, 3. Biotransformasi tertentu yang terjadi dalam suatu tata lingkungan dan atau dalam tubuh organisme hidup yang telah kemasukan merkuri, disebabkan oleh perubahan bentuk atas senyawa-senyawa merkuri itu, dari satu tipe ke tipe lainnya, 4. Pengaruh utama yang ditimbulkan oleh
merkuri di dalam tubuh adalah
menghalangi kerja enzim dan merusak selaput dinding (membran) sel. Keadaan
itu disebabkan karena kemampuan
merkuri dalam membentuk ikatan kuat dengan gugus yang mengandung belerang (sulfur, S) yang terdapat dalam enzim dan atau dinding sel, 5. Kerusakan yang diakibatkan oleh logam merkuri dalam
tubuh umumnya bersifat permanen.
Sampai sekarang belum diketahui cara efektif untuk memperbaiki kerusakan fungsi-fungsi itu2.
Di antara sesama senyawa merkuri
an-organik, uap logam merkuri ( ),
merupakan yang paling berbahaya. Ini disebabkan karena sebagai uap, merkuri tidak terlihat dan dengan sangat mudah akan terhisap seiring kegiatan pernafasan yang dilakukan. Pada saat terpapar oleh logam merkuri, sekitar 80% dari logam merkuri akan terserap oleh alveoli
paru-paru dan jalur-jalur pernafasan untuk kemudian ditransfer ke dalam darah. Dalam darah akan mengalami proses oksidasi, yang dilakukan oleh enzim
hidrogenperoksida katalase sehingga
berubah menjadi ion . Ion merkuri
ini selanjutnya dibawa ke seluruh tubuh
bersama dengan peredaran darah2.
Klaassen et al mengutarakan terdapat korelasi antara Hg di udara, kadar Hg dalam darah, dan kadar Hg pada urin dengan gejala. Kadar Hg di udara sebesar
0,05 mg/ , kadar Hg dalam darah
sebesar 3,5 μg/100 mL, dan kadar Hg pada urin sebesar 150 μg/L belum menunjukkan gejala spesifik. Sementara itu, kadar Hg di udara 0,1 – 0,2
mg/ sehingga diperoleh kadar Hg
dalam darah sebesar 7 – 14 μg/100 mL dan kadar Hg pada urin sebesar 300 – 600
μg/L menunjukkan gejala tremor4.
Peristiwa keracunan melalui jalur pernafasan tersebut lebih disebabkan karena senyawa-senyawa alkil-merkuri-terutama sekali yang mempunyai rantai pendek – sangat menguap. Uap merkuri yang masuk bersama jalur pernafasan akan mengisi ruang-ruang dari paru-paru dan berikatan dengan darah. Disamping itu, senyawa organik merkuri lainnya seperti metil merkuri, juga merupakan penyebab keracunan merkuri yang besar.
Lebih dari 95% metil merkuri yang masuk ke dalam tubuh akan ditransportasi dalam sel darah merah untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sejumlah kecil lainnya
terakumulasi dalam plasma protein2.
Terpaparnya merkuri pada tubuh
dalam waktu yang lama dapat
menimbulkan dampak kesehatan hingga kematian pada manusia. Salah satu pengaruh merkuri terhadap fisiologi manusia yaitu ; pada sistem saluran pencernaan dan ginjal, terutama akibat
merkuri yang terakumulasi, juga
berpengaruh terhadap system syaraf, karena senyawa kerusakan otak yang irreversible sehingga mengakibatkan kelumpuhan permanen serta berpengaruh terhadap pertumbuhan. Apabila terjadi akumulasi pada ginjal yang diakibatkan oleh masuknya garam inorganik atau phenylmercury melalui SSP akan
menyebabkan naiknya permeabilitas
epitel tubulus sehingga akan menurunkan kemampuan fungsi ginjal (disfungsi ginjal).
Penelitian kadar merkuri pada
penambang emas telah dilakukan juga oleh Hartini Tahun 2007 di Desa Renggas
Tujuh Kecamatan Titi Kabupaten
Ketapang Kalimantan Barat yang
menemukan hasil bahwa sebanyak 44,4% pekerja tambang emas terdapat keracunan
merkuri (Hg) dalam urinnya dengan rata-rata kandungan 7,6 μg/l.
Jumlah pekerja di sektor
pertambangan di Aceh sekitar 3.529 orang tersebar 10 kabupaten/kota, yaitu Aceh Besar, Pidie, Aceh Tengah, Gayo Lues, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan dan Kota Subulussalam.
Kabupaten Aceh Selatan sebuah wilayah yang terletak di Aceh bagian selatan. Letak geografisnya berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya dibagian utara, Kota Subulussalam dan Kabupaten Singkil dibagian selatan, Samudra Hindia dibagian barat, dan Kabupaten Aceh Tenggara di bagian timur. Terdapat 18 Kecamatan dan 260 jumlah gampong.GampongPanton Luas di Kecamatan Sawang dengan jarak yang dapat diakses dari ibukota kecamatan 7,5 Km, jarak dari ibukota kabupaten 30,0 Km. Perkembangan penduduknya dari tahun 2011-2014 berkisar dari 906 jiwa menjadi 949 jiwa. Jumlah kepala keluarga 263, Jumlah Pria pada tahun 2014 adalah 466 jiwa dan wanita 483 jiwa. Masyarakat yang bekerja sebagai penambang emas tradisional berkisar 205 orang, dari 205 penambang yang berkunjung berobat ke puskesmas berkisar 100 orang. Penyakit
dispepsia 200 kasus, penyakit kulit 184, RA 166, hypertensi 140, common cold 132 kasus, cephalgia 12, dabetes mellitus 90 kasus, hypertensi 75, penyakit kulit lainnya 70 kasus. Memiliki 1 puskesmas pembantu sebagai sarana kesehatan, petugas kesehatan pada tahun 2014 yakni 2 perawat dan 2 dukun bersalin. Jumlah rumah tangga menurut sumber air minum tahun 2014 yaitu 48 air sumur dan 164 air sungai. Tingkat pendidikan masyarakat pada umumnyamenengah kebawah, mata pencaharian 85% sebagai penambang, kegiatan penambang emas dilakukan secara tradisional5.
Pada penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Bangunet altahun 2014 di temukan rata-rata kadar merkuri (Hg) dalam urin pada penambang emas di Desa
Panton Luas Kecamatan Sawang
Kabupaten Aceh Selatan sebesar 2,82 μg/l (SD±0,57)
Sehubungan belum adanya regulasi yang tegas dari pemerintah daerah bagi
penambang emas tradisional yang
menggunakan merkuri, maka sebagian masyarakatnya hidup dengan menambang emas secara tradisional, sudah tentu penggunaan mercuri dalam perindustrian menjadi konsumsi sehari-hari. Tingkat kewaspadaan terhadap unsur kimia ini menjadi sorotan utama demi menjaga
kesehatan para penambang di Gampong
Panton Luas Kecamatan Sawang
Kabupaten Aceh Selatan.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
Explanatory Research.Menggunakan
pendekatan Cross Sectional. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan dari bulan Mei sampai bulan Juni 2016. Penelitian ini membutuhkan waktu 9 (sembilan) bulan terhitung mulai bulan Februari sampai bulan Oktober 2016 di
Gampong Panton Luas Kecamatan
Sawang Kabupaten Aceh Selatan dengan sasaran pekerja tambang yang aktif tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah 44 orang penambang emas tradisional di Gampong Panton Luas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan. Sampel penelitian ini adalah 30 orang pekerja pada bagian pencampuran merkuri untuk proses amalgamasi pada bagian penggarangan dari total 44 orang. 8 orang tidak bersedia untuk menjawab kuesioner dan 6 orang lagi berhalangan
untuk dapat berpartisipasi sehingga
sampel hanya berjumlah 30 orang.
Kriteria inklusi sampel penelitian sebagai berikut: 1) Bersedia menjadi responden, 2)Jenis kelamin penambang adalah laki – laki, 3)Responden memiliki
gizi yang normal berdasarkan perhitungan IndeksMassa Tubuh (IMT). Sedangkan Kriteria eksklusi sampel, adalah sebagai berikut : 1)Tidak bersedia menjadi responden, 2)Memiliki jenis kelamin perempuan, 3)Memiliki status gizi kurang ataupun kelebihan berat badan.
Data primer diperolah dengan
melakukan panduan wawancara secara langsung menggunakan kuesioner dan
pengambilan sample urine pada
responden penambang emas tradisional. Data sekunder diperoleh dari medical record atau rekam medis di puskesmas.
Status kadar merkuri dalam urine
penambang emas tradisional.
Pengumpulan data mengenai bahan, peralatan dan pelayanan yang ada dilakukan dengan cara observasi oleh
peneliti menggunakan check
list.Pengumpulan data menggunakan
metode wawancara, yaitu metode
pengambilan data dari sampel yang telah ditentukan dari suatu populasi dilakukan dengan bertatap muka secara langsung, sehingga keterangan didapat secara lisan dan dicatat pada panduan wawancara sebagai alat bantu lalu Melakukan pengambilan sampel urine pekerja untuk diperiksa kadar merkuri yang terkandung didalamnya.
Uji statistik regresi logistik
dipergunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat dengan langkah - langkah sebagai berikut : 1) Analisa Univariat, analisa ini untuk melihat gambaran atau distribusi responden melalui variabel yang diteliti dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 2) Analisa Bivariat, untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat padapenambang emas tradisional akan menggunakan uji Chisquare39. 3) Analisa Multivariat, analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan regresi logistic linier dan ratio.
Berdasarkan hasil analisis multivariat dapat menentukan variabel mana yang mempunyai pengaruh terhadap keracunan merkuri pada pekerja penambangan emas tradisional di Gampong Panton Luas, Kecamatan Sawang , Kabupaten Aceh Selatan tahun 2016.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Kadar Merkuri Dalam Urine Masyarakat Gampong Panton Luas
Tabel 1. Distribusi Kadar Merkuri Dalam Urine Penambang Emas Di Gampong
Panton Luas Kecamatan Sawang
Frequency Percent
Negative 11 36.7
Positif 19 63.3
Total 30 100
Bedasarkan tabel 1 terlihat bahwa kadar merkuri dalam urine penambang emas tradisional di gampong Panton Luas yang positif sebanyak 19 responden (63,3 %). Sedangkan responden yang negative kadar merkuri dalam urine sebesar 11 responden (36,7 %).
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Umur Penambang Emas Gampong Panton Luas
Frequency Percent 15 - 30 thn 32-45 thn 46-60 thn ≥ 61 thn Total 5 14 10 1 30 16.7 46.7 33.3 3.3 100
Bedasarkan tabel 2 terlihat bahwa kadar merkuri dalam urine penambang emas tradisional di gampong Panton Luas, umur 15-30 tahun sebesar 16,7 %, 32-45 tahun sebesar 46,7 %, 40-60 tahun sebesar 33,3 %, sedangkan lebih besar sama dengan 61 tahun sebesar 3,3 %. Posisi teratas yang mengandung kadar merkuri berumur 32-42 tahun, sedangkan frekuensi yang terkecil pada umu lebih besar sama dengan 62 tahun.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Status Gizi Penambang Emas Gampong Panton Luas
Frequency Percent Normal Underwaight Overwaight Obesitas Total 15 2 11 2 30 50.0 6.7 36.7 6.7 100.0
Bedasarkan tabel 3 terlihat bahwa kadar merkuri dalam urine penambang emas tradisional di gampong Panton Luas, berat badan normal sebesar 50,0 %, under waight sebesar 6,7 %, over waight sebesar 36,7 % sedangkan obesitas sebesar 6,7 %. Posisi teratas yang mengandung kadar merkuri pada berat
badan normal yang mendominasi
setengah dari jumlah responden.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kadar Merkuri Dalam Urine Berdasarkan Lama Tinggal
Frequency Percent
< 10 7 23.3
>= 10 23 76.7
Total 30 100.0
Bedasarkan tabel 4 terlihat bahwa kadar merkuri dalam urine penambang emas tradisional di gampong Panton Luas, yang berdomisili kurang dari 10 tahun sebesar 23,3 % sedangkan yang
berdomisili lebih atau sama dengan 10 tahun sebesar 76,7 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa kadar merkuri lebih banyak di temukan pada penambang yang sudah lama menetap di gampong Panton Luas di bandingkan dengan pendatang baru atau yang belum menetap selama 10 tahun.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kadar Merkuri Dalam Urine Berdasarkan Jarak Rumah
Frequency Percent
> 261 6 20.0
<= 261 24 80.0
Total 30 100.0
Bedasarkan table 5 terlihat bahwa kadar merkuri dalam urine penambang emas tradisional di gampong Panton Luas, jarak rumah lebih dari 261 meter sebesar 20,0 % sedangkan yang rumah yang berjarak kurang atau sama dengan 261 meter sebesar 80,0 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa kadar merkuri lebih banyak di temukan pada penambang yang bertempat tinggal pada jarang kurang atau sama dengan 261 meter dari tempat penambangan
PEMBAHASAN Umur
Pada jumlah pekerja pada skala umur 15-30 tahun sebanyak 5 orang, yang negatif mengandung merkuri pada urin sebanyak 40% (2 orang) dari jumlah 5 orang, dan yang positif sebanyak 60% (3 orang) dari 5 orang. Sedangkan pada skala umur 32-45 tahun sebanyak 14 orang, yang negatif mengandung merkuri sebanyak 35,7% (5 orang) dan positif sebanyak 64,3% (9 Orang) dari jumlah skala umur 32-45 tahun. Pada skala umur 46-60 tahun sebanyak 10 orang, yang
negatif sebanyak 30% (3 orang)
sedangkan yang positif sebanyak 70% (7 orang) dari jumlah 10 orang. Pada skala umur ≥ 61 tahun hanya satu orang dan negatif mengandung merkuri.Menurut data, penambang paling banyak ada diseputaran umur 32-45 tahun yaitu sebanyak 46,6% (14 orang), dan yang positif mengandung merkuri sebanyak 30% (9 orang) dari total keseluruhan 30 orang responden. Sedangkan urutan kedua terbanyak berumur 46-60 orang sebesar 33,3% (10 orang) dan yang positif mengandung merkuri sebanyak 23,3% (7 orang) dari total keseluruhan 30 orang responden. Sedangkan urutan ketiga pada umur 15-30 tahun sebanyak 16,6% (5 orang) dan yang positif mengandung merkuri sebanyak 10% (3 orang) dari total responden 30.
Pekerjaan
Pada jumlah pekerja yang seluruhnya adalah penambang emas. Yang positif mengandung merkuri pada pengukuran melalui urin negatif sebanyak 36,7% (11 orang) dan 63,3% (19 orang) positif
mengandung merkuri. Analisis ini
menunjukkan bahwa seluruh responden
menjadikan tambang emas untuk
menafkahi hidupnya dan mengambil pekerjaan sebagai penambang. Dan yang positif mengandung mengandung merkuri dalam urinenya sebanyak 63,3% (19 orang) melebihi setengah jumlah dari seluruh responden yang berjumlah 30 orang.
Status Gizi
Pada status gizi responden sebanyak 30 orang. Pada status normal sebanyak 15 orang, negatif mengandung merkuri sebanyak 40% (6 orang) sedangkan positif sebanyak 60% (9 orang) dari 15 orang berstatus normal. Sedangkan status gizi under wight, negatif sebanyak 50% (1 orang) dan positif 50% (1 orang) dari 2 orang status gizi under wight. Pada status gizi over weight, negatif 36,4% (4 orang) dan positif 63,3% (7 orang) dari 11 orang berstatus gizi over weight. Pada status
obesitas 100% positif mengandung
merkuri dari 2 orang yang berstatus obesitas.
Lama Tinggal
Pada lamanya tinggal penambang sebanyak 7 orang yang menetap selama kurang dari sepuluh tahun dan 23 orang yang menetap selama lebih sama dengan 10 tahun. Pada lama tinggal kurang dari sepuluh tahun, sebanyak 28,6% (2 orang) yang negatif mengandung merkuri dan 71,4% (5 orang) yang positif mengandung merkuri dari jumlah 7 orang. Sedangkan pada lama tinggal lebih atau sama dengan 10 tahun, negatif mengandung merkuri sebanyak 39,1% (9 orang) dan positif sebesar 60,9% (14 orang) dari 23 orang. Jarak Tinggal
Pada jarak rumah ke lokasi
pengolahan emas. Pada jarak lebih dari 261 meter sebanyak 50% (3 orang) yang negatif mengandung merkuri dan positif mengandung merkuri sebanyak 50% (3 orang) dari 6 orang yang tinggal pada jarah lebih dari 261 meter. Sedangkan pada jarak rumah kurang atau sama dengan 261 meter sebanyak 33,3% (8 orang) negatif mengandung merkuri dan sebanyak 66,7% (16 orang) positif mengandung merkuri, dari 24 orang responden.
Alat pelindung Diri
Seluruh penambang tidak
Responden yang negative mengandung merkuri sebanyak 36,7% (11 orang) sedangkan yang responden yang positif mengandung merkuri sebanyak 63,3% (19 orang) dari total keseluruhan responden sebanyak 30 orang.
Keluhan Yang Dirasakan Penambang Dari jumlah seluruh keseluruhan sebanyak 112 kasus, keluhan kasus terbanyak adalah mudah lelah, sakit kepala dan menyempitkan sudut pandang sebanyak 18,75% (21 kasus). Dan paling sedikit kasus adalah pendengaran menjadi kurang sebanyak 5,36% (6 kasus). Kasus lainnya yaitu kesemutan ( Parthestesia ) 17,86% (20 kasus), Cemas / Gelisah 14,29% (16 Kasus), Sulit Bernapas sebesar 10,71% (12 orang), mengalami
gangguan Sukar Buang Air Kecil
(Proteinurine ) sebesar 8,93% (10 orang), mengalami gemetar ( Tremer ) sebanyak 8,93% (10 orang), dan kehilangan rasa
(Hyporonesthsia) sebesar 7,14% (8
orang).
KESIMPULAN
Kadar merkuri dalam urine
penambang emas tradisional di gampong Panton Luasdi atas batas ambang WHO yaitu diantara 30 orang responden yang diperiksasampel urine, 19 orang dengan
kandungan merkuri (Hg) dinyatakan positif dengan hasil tertinggi 27,8393 (μg /L). Hal ini sangat perlu diwaspadai
karena merkuri bersifat akumulatif.
Responden yang berumur masih produktif sebanyak 14 orang (46,7%). Dan setengah dari responden status gizi normal (50%) DAFTAR PUSTAKA
1. Simadibrata , et.al, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam JilidIV.Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit dalam FKUI : 9-505.
2. Guyton, A. C. And Jhon, E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi11, Editor: Irawati Setiawan. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC
3. Widowati,Wahyu at all. 2008. Efek toksik logam. Yokyakarta. Penerbit C.V Andi Offset
4. Arikunto, Suharsimi. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 2002.
5. Price, SA. And Wilson, L. Mc Carty.
2006. Patofisiologi Konsep
KlinisProses Penyakit Volume 1.Alih Bahasa : U. Pendit, Dkk. Editor :
HuriawatiHartanto, Dkk. Jakarta,
Penerbit Buku Kedoktoran EGC: 6- 472.