• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media Pembelajaran Fisika-rev

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Media Pembelajaran Fisika-rev"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

Bidang Studi Fisika

Naskah disiapkan untuk materi acuan pada

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) di PSG Rayon 15 Universitas Negeri Malang

Oleh: Winarto

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

(2)

1

MODUL PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

1. Tujuan Pembelajaran

Tujuan mempelajari pengembangan media pembelajaran ini diharapkan peserta dapat: a. Mendeskripsikan pengertian media pembelajaran

b. Menyebutkan tiga macam media pembelajaran

c. Mendeskripsikan langkah-langkah pemilihan media pembelajaran d. Mendeskripsikan kriteria pemilihan media pembelajaran

e. Mendeskripsikan manfaat media pembelajaran yang dirancang sendiri f. Membuat media pembelajaran sederhana

g. Memberi contoh penggunaan media dalam pembelajaran fisika

2. Paparan Materi Media Pembelajaran

Diagram/Web/Figure/Outline

KEGIATAN BELAJAR 1

Media pembelajaran merupakan hal pokok yang diharapkan ada dalam rangkaian penyampaian materi pembelajaran yang terdapat pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sementara itu, tidak sedikit di antara para pengajar yang kurang memperhatikan keberadaan media pembelajaran. Melalui modul ini, diharapkan pengajar berkeyakinan bahwa media pembelajaran perlu diperhitungkan dan diimplementasikan dalam setiap pembelajaran.

A. Pengertian Media

Media pembelajaran dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan tersebut. Association for Educational Communications and Technology (AECT, 1977) mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk penyaluran informasi. Brigss (1977) mengatakan bahwa media pem-belajaran pada hakekatnya adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran, contoh: buku, video, tape, slide suara, suara pembelajar atau perilaku tak terucap (nonverbal). Gagne (1979)

Media Pembelajaran

Pengertian Fungsi Macam-macam Langkah-Langkah Pemilihan Media

Kriteria

Pemilihan Media

(3)

2

memandang media sebagai salah satu komponen dari suatu sistem penyampaian, di dalamnya tercakup segala peralatan fisik komunikasi, seperti buku, slide, modul, tape recorder. Gerlach & Ely (1980) menyatakan bahwa media adalah grafik, fotografi, elektronik atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan atau visual. Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan gerak), sehingga dapat berupa media: audio, cetak, visual diam, visual gerak, audio semi gerak, visual semi gerak, audio, visual diam, dan audio visual gerak. Anderson (1976) menggolongkan media menjadi sepuluh yaitu; audio: kaset audio, siaran radio, CD, telepon; cetak: buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar; audio-cetak: kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis; proyeksi visual diam: overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide); proyeksi audio visual diam: film bingkai slide bersuara; visual gerak: film bisu; audio visual gerak: film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi; objek fisik: benda nyata, model, specimen; manusia dan lingkungan: pembelajar, pustakawan, laboran; dan komputer. Schramm (1985) menggolongkan media berdasarkan kompleksnya suara, yaitu: media kompleks (film, TV, Video/VCD,) dan media sederhana (slide, audio, transparansi, teks). Selain itu menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak/radio, televisi), media kelompok (liputannya seluas ruangan/kaset audio, video, OHP, slide), media individual (untuk perorangan/buku teks, telepon). Henrich dkk menggolongkan media menjadi: yang tidak diproyeksikan, yang diproyeksikan, audio, video berbasis komputer, multimedia kit.

Dari berbagai definisi yang ada dapat disimpulkan bahwa dalam arti luas media adalah setiap orang, bahan, alat atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan demikian, pembelajar, dosen, buku ajar, lingkungan adalah media.

Media dapat digolongkan menjadi media visual, audio, dan audio visual. Media visual dapat berupa media visual yang tidak diproyeksikan seperti: benda sebenarnya (realita), gambar mati atau gambar diam, ilustrasi, karikatur, poster, bagan, diagram, grafik, peta datar, alat peraga sederhana, charta, model, berbagai jenis papan, sketsa; dan dapat berupa media visual yang diproyeksikan seperti overhead proyektor (OHP) dengan perangkat lunak media transparansi, slide proyektor, filmstrip proyektor, power point, opaque proyektor (menggunakan perangkat lunak tidak tembus cahaya). Media audio dapat berupa cassette tape recorder, piringan hitam atau radio dengan program berupa diskuasi, warta berita, drama audio. Media audio visual dapat berupa slide suara, televisi.

(4)

3

elektromagnet dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan media power point. Media grafik dapat digunakan untuk penyampaian KD menganalisis perubahan gas ideal dengan menerapkan hukum termodinamika dan media model dapat digunakan untuk KD mendeskripsikan perkembangan teori atom.

B. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran

Perlu disadari bahwa kelas merupakan tempat yang amat kompleks dan penuh dengan aktivitas. Oleh sebab itu, pembelajar atau pembelajar perlu menata atau mengorganisasi kelas menjadi suatu lingkungan belajar yang memungkinkan pebelajar dapat melakukan aktivitas belajar yang menantang dan menyenangkan. Kelas yang menantang dan menyenangkan bagi para pebelajar disediakan melalui berbagai aktivitas dan mengundang rasa keingintahuan, dan tugas belajar yang mengasyikkan. Agar dapat terwujud kelas yang menyenangkan dan mengasyikkan, pembelajar perlu menyedikan media dan fasilitas belajar yang dapat memberi dorongan atau motivasi belajar.

1. Pentingnya Media Pembelajaran dalam Konteks Pembelajaran

Berkenaan dengan persoalan rendahnya partisipasi pebelajar dan kualitas hasil belajar, maka proses pembelajaran perlu mendapatkan perhatian penuh dari pembelajar. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya guna meningkatkan minat dan motivasi pada pebelajar agar mutu atau kualitas belajar semakin maju dan semakin aktif, berperan dalam aktivitas proses pembelajaran, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar. Untuk maksud di atas, salah satu upaya yang dilakukan adalah perlunya pembelajaran yang dirancang secara sistematis, dengan cara memberdayakan teknologi dan media pembelajaran di kelas. Dengan demikian, komitmen para pembelajar yang lebih menekankan pada pemberdayaan teknologi pembelajaran dan media pembelajaran di kelas sangat diperlukan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pembelajaran yang dirancang secara sistematis dan memberdayakan media dan teknologi pembelajaran yang telah tersedia di kelas atau mungkin merancang dan membuat media baru sesuai dengan konteks.

(5)

4

pembelajaran. Komponen media ini perlu mendapatkan perhatian para pembelajar. Mengingat pentingnya media dalam memfasilitasi belajar pebelajar, penyajiannya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Hadirnya media dalam proses pembelajaran sangat membantu pebelajar atau pebelajar lebih memahami hal yang dipelajari. Oleh sebab itu, pemilihan dan penggunaan media harus benar-benar tepat agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan mudah. Pada akhirnya, pemanfaatan dan penggunaan media menunjang efektivitas, efisiensi, dan daya tarik dalam pem-belajaran.

Media pembelajaran yang berupa mesin (teknologi) dapat dipandang sebagai aplikasi ilmu pengetahuan yang dapat berwujud media elektronik atau mesin pembelajaran lainnya menempati posisi strategis dalam mempermudah dan memperlancar belajar. Jangkauan belajar juga menjadi lebih luas (distance learning) dan lebih cepat (access to internet or learning through computer), yang pada akhirnya penerapan teknologi pembelajaran memiliki kontribusi yang besar dalam belajar. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah itu berupa komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatannya dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen komponen ini meliputi: pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan latar. Komponen-komponen tersebut disebut juga sebagai Komponen-komponen sumber belajar. Media dalam arti sempit berarti komponen bahan dan komponen alat dalam sistem pembelajaran di atas. Dalam arti luas media berarti pemanfaatan secara maksimum semua komponen sistem dan sumber belajar di atas untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Penyediaan sumber belajar (learning resources) yang memadai bagi setiap sekolah atau mungkin gugus sekolah (school cluster) akan memberikan arti penting bagi peningkatan proses pembelajaran. Sumber belajar yang dimanfaatkan oleh sekolah atau dapat juga dilakukan secara bersama (sharing resources) akan lebih mempercepat pemerataan dan persebarluasan kualitas hasil pembelajaran. Hal ini dapat terlaksana dengan baik apabila terdapat kerja sama yang baik di antara sekolah yang ada termasuk juga kerja sama dengan lembaga lain dan masyarakat sekitarnya.

2. Peranan Media Pembelajaran

(6)

5

Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa banyak unsur yang berpengaruh untuk mempermudah pebelajar dalam memperoleh pengetahuan atau informasi. Salah satu unsur itu adalah media pembelajaran. Pentingnya kehadiran media pembelajaran tentunya sangat tergantung pada tujuan dan isi atau substansi pembelajaran itu sendiri. Kehadiran media dalam pembelajaran juga ditentukan oleh cara pandang atau paradigma terhadap sistem pembelajaran.

Media memiliki berbagai peran dalam aktivitas pembelajaran. Selama ini, pembelajaran mungkin lebih banyak tergantung pada keberadaan pembelajar. Dalam situasi demikian, media mungkin tidak banyak digunakan oleh pembelajar. Atau, apabila digunakan media hanya sebatas sebagai alat bantu pembelajaran. Pandangan demikian ini mengisyaratkan tidak adanya upaya pemberdayaan media dalam proses pembelajaran. Sebaliknya, pembelajaran mungkin juga tidak memerlukan kehadiran pembelajar. Pembelajaran yang tidak bergantung kepada pembelajar, instructor -independent instruction, atau disebut juga sebagai “self-instruction“ lebih banyak memusatkan proses pembelajaran terjadi pada diri pebelajar itu sendiri. Namun demikian, pembelajaran bahkan kerapkali diarahkan oleh siapa yang merancang media tersebut. Dalam situasi pembelajaran yang berbasis pada pembelajar, instructor-based instruction, penggunaan media pembelajaran secara umum adalah untuk memberikan dukungan suplementer secara langsung kepada pembelajar. Media pembelajaran yang dirancang secara memadai dapat meningkatkan dan memajukan belajar dan memberikan dukungan pada pembelajaran yang berbasis pembelajar dan tingkat keefektifan media pembelajaran tergantung pada pembelajar itu sendiri.

Media juga berfungsi secara efektif dalam konteks pembelajaran yang berlangsung tanpa menuntut kehadiran pembelajar. Media sering dalam bentuk “kemasan” untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam situasi seperti ini, tujuan telah ditetapkan, petunjuk atau pedoman kerja untuk mencapai tujuan telah diberikan, bahan-bahan atau material telah disusun dengan rapi, dan alat ukur atau evaluasi juga disertakan. Bahan belajar dalam pembelajaran model ini disebut juga sebagai, self contained materials. Bahan belajar ini berperan juga sebagai media. Media pembelajaran yang mempersyaratkan situasi seperti di atas dapat berwujud modul, paket belajar, kaset dan perangkat lunak komputer yang dipakai oleh pebelajar atau peserta pelatihan. Dalam kondisi ini, pembelajar atau instruktur berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran. Lagipula harus dimiliki komitmen terhadap keberadaan media pembelajaran, di mana pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa dan didasarkan pada apa yang ingin dilakukan oleh pebelajar, atau apa yang ingin dihasilkan oleh pebelajar atau pebelajar ingin menjadi apa. Jika media digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran (proses belajar dan mengajar), maka media itu harus dipilih dan digunakan karena media ini memiliki potensi untuk mempermudah belajar.

(7)

6

sebagai suatu visual yang sama dengan tingkat konkret dan abstraksi metode mengajar dan media pembelajaran. Tujuan kerucut pengalaman ini adalah ingin merepresentasikan tingkat pengalaman, yaitu dari pengalaman yang langsung atau kongkret menuju pengalaman yang paling abstrak (simbolis). Hubungan kongkret dan abstrak ini bersifat kontinum. Dale berkeyakinan bahwa simbol-simbol dan ide-ide yang bersifat abstrak hanya dapat dipahami dengan lebih mudah dan dipertahankan oleh pebelajar manakala pengalaman-pengalaman ini dibangun atas dasar pengalaman konkret. Kerucut pengalaman Dale ini didasarkan pada teori pendidikan yang dikembangkan oleh Dewey, yang pada saat itu sangat banyak dianut. Kerucut ini pertama kali berusaha membangun alasan dasar (rasional) yang mencakup baik teori belajar maupun komunikasi audiovisual. Kerucut Pengalaman Dale dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerucut Pengalaman menurut Edgar Dale

3. Macam-macam Simbol

Sistem simbol dipilih guna menyampaikan pesan-pesan kepada pebelajar dengan ciri-ciri khususnya sehingga tujuan pendidikan atau pembelajaran akan tercapai. Simbol dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu: 1) simbol konvensional, 2) simbol representasi, 3) simbol konotasi, dan 4) simbol kualitatif.

Simbol konvensional ini bersifat arbitrer, artinya bentuknya dapat berubah-ubah. Simbol ini menggantikan peristiwa atau gagasan dalam sesuatu kultur tertentu. Misalnya, huruf untuk menggantikan bunyi atau nama mengantikan benda-benda. Penggunaan simbol ini tergantung pada kesepakatan atau konvensi budaya di mana masyarakat yang menggunakannya.

(8)

7

Simbol representasi merupakan bentuk-bentuk yang dirancang untuk mewakili atau menggambarkan, hampir seperti kenyataan, aspek-aspek realitas empirik, atau disebut juga sebagai penggambaran realitas. Representasi sesuatu dapat ditunjukkan misalnya, keadilan ditunjukkan dengan gambar neraca.

Simbol konatif berasal dari distorsi morfologis (bentuk kata) yang berfungsi memberi penekanan atau menegaskan suatu kualitas tertentu. Simbol konatif ini berfungsi untuk memberi arti tambahan. Misalnya, untuk menunjukkan kedalaman laut, maka dipakai warna biru tua.

Terakhir, adalah simbol kualitatif, yaitu simbol-simbol di mana sekelompok ciri-ciri atau kualitas dirancang untuk merepresentasikan atau menggambarkan ide-ide atau perasaan baik yang tidak bersifat objektif maupun makna tertentu yang berubah-ubah. Sifat-sifat fisik suatu simbol ditampilkan melalui pancaran warna, atau bentuk kulit yang menimbulkan perasaan, misalnya suatu warna yang melambangkan kesedihan atau gambaran yang menunjukkan ketenangan.

C. Mengelola dan Menggunakan Media

1. Pemanfaatan Media: Tersedia atau Direncanakan

Pada saat merancang pembelajaran, pembelajar mencantumkan media atau teknologi yang akan dipakai dalam mengajar. Ada berbagai media yang tersedia di lapangan atau di pasaran. Pembelajar tidak perlu sibuk membuat media yang akan digunakan, melainkan cukup memilih media yang tersedia. Media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan di kelas dapat berupa media mulai dari yang paling sederhana dan tinggal memanfaatkan saja yang ada di lingkungan hingga yang paling canggih (hightech). Contoh media yang tinggal memakai: mistar dan buku untuk media pengukuran, meja dan lantai untuk media adanya gaya gesekan.

Media yang digunakan di kelas dapat berupa media hanya tinggal memanfaatkan dan tersedia di pasaran (by utilization). Misalnya, buku-buku, peta, gambar, rangka, dan sebagainya. Ada juga media yang berupa lingkungan yang ada di sekitar sekolah misalnya rumah, pasar, museum, dan candi.

(9)

8

Aplikasi teknologi dan media dalam pendidikan pada umumnya dan pembelajaran secara khusus telah memberikan kontribusi atau sumbangan besar dalam rangka menyediakan dan melaksanakan pemecahan masalah guna memberi kemungkinan belajar. Pemecahan masalah belajar yang ditawarkan ini berupa penyediaan sumber belajar, baik yang sengaja dirancang maupun yang dipilih dan kemudian dimanfaatkan.

Media dan teknologi pembelajaran ini memiliki dampak yang amat besar terhadap struktur organisasi kelembagaan pendidikan baik pada tingkat makro maupun tingkat mikro. Dampak ini dapat dirasakan dalam tiga hal, yaitu: 1) mengubah pengambilan keputusan, 2) menciptakan pola pembelajaran baru, dan 3) memungkinkan adanya bentuk alternatif baru dalam kelembagaan pendidikan.

Aplikasi media dan teknologi pembelajaran pada tingkat makro berupa penerapan teknologi pada pendidikan jarak jauh (distance learning), misalnya penyediaan modul pada sistem pendidikan SD kecil, SD Pamong, SMP terbuka, UT, program penyetaraan pendidikan pembelajar, penyediaan ebook (buku elektronik) untuk elearning (pembelajaran lewat internet). Pada tingkat mikro aplikasi teknologi dapat dilihat pada pemanfaatan berbagai media pembelajaran di tingkat kelas dan juga cara memposisikan media sebagai bagian integral pembelajaran.

2. Penggunaan Media

Ada beberapa cara yang dapat dipakai dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran. Pembelajar sering memilih media yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi atau konsteks belajar. Sangat baik, pada saat mengajar digunakan media dengan cara memakai model tertentu. Salah satu model yang dapat dipakai dalam memilih dan menggunakan media adalah suatu model yang disebut ASSURE. Model ASSURE ini merupakan akronim dari Analyze learner, State Objective, Select methods, media, and materials, Utilize media and materials, Require learner participation, and Evaluate and revise. Model ini sangat membantu pembelajar dalam menggunakan media pembelajaran di kelas.

a. Menganalisis pebelajar

(10)

9 b. Merumuskan tujuan khusus

Langkah kedua adalah merumuskan tujuan khusus pembelajaran secara spesifik mungkin. Tujuan khusus ini dijabarkan dari kompetensi dasar yang diambil dari silabus, dokumen kurikulum atau mungkin dirumuskan sendiri oleh pembelajar. Rumusan tujuan khusus ini dinyatakan berkenaan dengan kemampuan apa yang akan dapat dilakukan oleh pebelajar setelah mengikuti pelajaran tertentu. Misalnya, akan diajarkan mata pelajaran Fisika SMA dengan topik perpindahan kalor. Pada akhir pembelajaran pebelajar kelas X akan mampu melakukan hal-hal sebagai berikut. (1) Menjelaskan konsep perpindahan kalor secara konduksi. (2) Menyebutkan 3 contoh benda yang bersifat konduktor panas. (3) Menyebutkan 3 contoh benda yang bersifat isolator panas. (4) Menunjukkan 3 contoh penerapan perpindahan kalor secara konduksi.

c. Memilih metode, media, dan bahan

Setelah mengidentifikasi karakteristik pebelajar, merumuskan tujuan khusus, langkah berikutnya adalah menentukan cara-cara yang sesuai bagaimana mencapai tujuan khusus tersebut, memilih format media dan menentukan bahan-bahan untuk mengimplementasikan pilihan-pilihan tersebut. Ada tiga pilihan yang dilakukan: (1) memilih bahan dan media yang ada, (2) memodifikasi atau mengubah bahan dan media yang ada, dan (3) mengembangkan bahan atau media baru.

Untuk mencapai tujuan di atas, dapat dilakukan percobaan pemanasan tiga batang benda yang terdiri dari besi, aluminium, dan tembaga kepada pebelajar. Pebelajar diajak melakukan diskusi kelompok, jumlah kelompok 4 – 5 orang. Kemudian meminta para pebelajar mengisi LKS.

d. Memanfaatkan atau menggunakan media dan bahan

Setelah melakukan pilihan-pilihan, memodifikasi, atau mengembangkan, langkah berikutnya perlu direncanakan bagaimana media bahan-bahan tersebut digunakan untuk mengimplementasikan metode yang ditentukan. Langkah pertama, mengadakan kaji bahan (preview) dan memberikan latihan-latihan. Langkah berikutnya, menyiapkan kelas, peralatan dan fasilitas yang diperlukan (membentuk kelompok, menyajikan peta, lembar tugas) yang telah disediakan. Langkah terakhir, melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode-metode atau teknik-teknik yang sesuai. Para pebelajar dapat juga menggunakan media dan bahan-bahan secara individual, dalam pembelajaran mandiri, atau secara kelompok (cooperative learning). Untuk mencapai tujuan di atas, pebelajar diminta secara bergantian maju dan menjelaskan hasil percobaan. Diajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan peristiwa perpindahan kalor.

e. Mengajak partisipasi pebelajar

(11)

10

pebelajar menggunakan pengetahuan dan keterampilannya. Setelah memberikan apersepsi, pembelajar membagi pebelajar ke dalam kelompok-kelompok (4-5 pebelajar) untuk mendiskusikan masalah atau pertanyaan yang diajukan. Setiap kelompok memilih ketua, perekam hasil, juru bicara dan peran-peran lain yang dipandang perlu. Setelah beberapa waktu kemudian diskusi selesai, pembelajar meminta setiap wakil kelompok menyampaikan laporan hasil kerja. Ini dilakukan secara bergilir, dan meminta kelompok lain memberikan tanggapan. Proses ini dilakukan untuk mengakomodasi seluruh hasil diskusi dan menilai apakah tujuan yang telah direncanakan telah tercapai.

f. Mengevaluasi dan merevisi

Setelah aktivitas pembelajaran berakhir, langkah penting berikutnya adalah melakukan evaluasi terhadap dampak dan keefektifan pembelajaran serta melakukan asesmen belajar para pebelajar. Untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang hasil pembelajaran, pembelajar harus mengadakan evaluasi proses pembelajaran secara menyeluruh. Apakah tujuan khusus telah dapat dicapai? Apakah media, metode, dan semua sumber belajar mendukung para pebelajar dalam mencapai tujuan khusus tersebut? Untuk memperoleh hasil autentik, semua rekaman atau catatan hasil diskusi baik dalam kelompok maupun kelas dikumpulkan. Selanjutnya, pembelajar membagikan lembar evaluasi, atau mungkin berupa daftar cek yang memuat tentang tingkat penguasaan pebelajar terhadap bahan yang dipelajari.

D. Memilih Media Pembelajaran

1. Prosedur Pemilihan Media

Dalam penggunaannya, media pembelajaran tidak dapat digunakan begitu saja oleh pembelajar. Gagne mengemukakan bahwa tidak ada satu mediapun yang mungkin paling cocok untuk mencapai semua tujuan. Media pembelajaran yang digunakan di kelas untuk satu tipe isi pokok bahasan berbeda dengan tipe isi pokok bahasan yang lain. Misalnya, tipe isi pokok bahasan yang berupa konsep memerlukan media yang berbeda dengan tipe isi pokok bahasan yang berupa prinsip atau prosedur. Konsep bahwa “dunia bulat” dalam geografi tidak serta merta memberi keyakinan kepada pebelajar. Perlu ditunjukkan melalui media globe. Prosedur yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. identifikasi ciri-ciri media yang diperlukan sesuai dengan kondisi, unjuk kerja (performance) atau tingkat setiap tujuan pembelajaran;

b. identifikasi karakteristik pebelajar yang memerlukan media pembelajaran khusus, c. identifikasi karakteristik lingkungan belajar berkenaan dengan media pembelajaran

yang akan digunakan;

d. identifikasi pertimbangan-pertimbangan praktis yang memungkinkan media mana yang mudah diusahakan atau dilaksanakan; dan

(12)

11

Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh: bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan, keadaan peserta didik, ketersediaan, dan mutu teknis.

2. Prinsip-prinsip Pemilihan Media

Ada beberapa prinsip umum dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut ini.

a. Tak ada satupun media, prosedur dan pengalaman belajar yang paling baik untuk belajar; Percayalah bahwa penggunaan media itu sesuai dengan tujuan khusus pembelajaran;

b. Harus diketahui secara menyeluruh kesesuaian antara isi dan tujuan khusus program; c. Media harus mempertimbangkan kesesuaian antara penggunaan dengan cara

pembelajaran yang dipilih;

d. Pemilihan media jangan bergantung kepada pemilihan dan penggunaan media tertentu saja;

e. Sadarlah bahwa media yang paling baikpun apabila tidak dimanfaatkan secara baik berdampak kurang baik atau media tersebut digunakan dalam lingkungan yang kurang baik;

f. Disadari bahwa pengalaman, kesukaan, minat dan kemampauan individu serta gaya belajar mungkin berpengaruh terhadap hasil penggunaan media;

g. Disadari bahwa sumber-sumber dan pengalaman belajar bukanlah hal-hal yang berkaitan dengan baik atau buruk tetapi sumber-sumber dan pengalaman belajar ini berkaitan dengan hal yang konkrit atau abstrak.

3. Kriteria Pemilihan

Kemampuan pembelajar dalam memilih media yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai merupakan pertimbangan penting yang lain dalam proses pembelajaran. Pemilihan media yang kurang tepat, bahkan sama sekali tidak relevan (asal pilih saja) dapat mengurangi daya tangkap pebelajar terhadap bahan ajar yang sedang dipelajari. Mengapa demikian? Sebab pemilihan media yang kurang tepat bukan menambah kejelasan informasi yang diberikan, tetapi justru menambah kekaburan informasi yang diperoleh. Hal yang paling penting diperhatikan oleh pembelajar dalam memilih media, yaitu tersedianya sumber, latar, dan personalia.

(13)

12

sophistication), c) biaya (cost), d) ketersediaan (availability), dan e) kualitas teknis (technical quality).

a. Kesesuaian

Jika diketahui apa yang ingin diajarkan dan apa yang perlu dipelajari oleh pebelajar, maka perlu dipilih media yang memungkinkan dapat membantu pebelajar memperoleh pengetahuan atau perilaku mana yang diinginkan dapat ditunjukkan oleh pebelajar. Misalnya, jika diinginkan pebelajar mampu mengidentifikasi contoh-contoh kalimat yang salah dan contoh kalimat benar yang diucapkan oleh pembicara, maka pebelajar harus mampu mendengarkan pola-pola kalimat yang telah diucapkan tersebut. Untuk membantu maksud tersebut maka perlu media audiotape recorder atau video/televisi. Jika diharapkan pebelajar mendeskripsikan iklim dan tumbuhan dari tempat-tempat yang dihuni oleh binatang buas, maka teknologi/media gambar bergerak (film, televisi) merupakan pilihan yang lebih tepat. Yang perlu diperhatikan bahwa pemilihan media bukan hanya didasarkan pada tingkat kesesuaian saja, pemilihan ini harus mempertimbingkan kriteria yang lain, yaitu tingkat kesulitan, biaya, ketersediaan, dan kualitas teknis.

b. Tingkat kesulitan

Banyak bahan-bahan atau alat-alat yang telah tersedia di pasar hanya mempertimbangkan ruang lingkup kelas. Pembelajar sendirilah yang perlu mempertimbangkan tingkat kesulitannya. Buku teks yang beredar di pasar dan dipakai di sekolah-sekolah hampir tidak pernah mempertimbangkan tingkat kesulitan ini. Contoh yang sering dijumpai misalnya, penggunaan kalimat yang terlalu panjang atau kosa kata yang belum pernah didengar pebelajar, bentuk huruf, luas isi yang disajikan, tipe visualisasi, dan pendekatan penyampaian isi suatu bidang studi.

c. Biaya

Besar kecilnya biaya yang dikeluarkan perlu dipertimbangkan. Yang paling urgent diperhatikan adalah keuntungan yang diperoleh pebelajar, artinya pebelajar memiliki keuntungan dalam mempelajari sesuatu yang diperoleh melalui belajar dengan media. Penggunan buku teks di sekolah bukan semata-mata keuntungan ekonomis yang diperoleh oleh pembelajar atau sekolah, karena mendapatkan insentif dari perusahaan percetakan buku. Keuntungan per unit pebelajar akibat belajar dari buku teks perlu mendapatkan tekanan. Demikian juga, kebermaknaan media bukan hanya untuk melayani pebelajar tertentu, tetapi semua mendapatkan hal yang sama dari apa yang dipelajari.

d. Ketersediaan

(14)

13 e. Kualitas teknis

Media yang digunakan di kelas hendaknya media yang berkualitas tinggi. Artinya, apabila media itu video atau televisi maka bentuk tulisan dan bentul visual lainnya dapat dilihat jelas, spesifikasi gambar dan suara harus jelas, fokus dan ukuran gambar sesuai dengan ruang kelas. Untuk memberikan kuliah di kelas yang terdiri atas 30 orang berbeda dengan kelas yang berisi 100 orang atau lebih. Papan tulis memadai untuk ukuran kelas yang terdiri atas 30 orang, dan sebaliknya tidak akan memadai untuk 100 orang.

4. Tujuan

Hal yang tak dapat dihindari adalah tujuan yang ingin dicapai oleh pebelajar. Apakah media itu sesuai dengan tujuan pembelajaran, atau tujuan kurikulum? Misalnya, tujuan pembelajaran diungkapkan sebagai berikut, “Setelah membaca teks, pebelajar diharapkan dapat mengidentifikasi sedikitnya 5 kata kerja aktif dengan tepat.” Media yang dipakai dalam hal ini adalah Teks. Tujuan pembelajaran yang diungkapkan, misalnya “Pebelajar dapat menunjukkan ibu kota pemerintahan propinsi Jawa Timur dengan tepat” maka media yang dipakai berupa peta propinsi Jawa Timur.

5. Isi – Substansi

Media pembelajaran yang dipakai di kelas mengacu pada tujuan pembelajaran (khusus) yang ingin dicapai. Apakah bahan atau media itu berkaitan dengan isi kurikulum? Apakah media tersebut up-to-date? Apakah media itu tepat untuk menyajikan isi/pesan kurikulum? Apakah media yang dibeli memenuhi persyaratan berkenaan dengan tingkat kesulitan pebelajar? Apakah media itu sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan atau dikomunikasikan? Apabila isi atau substansi topik itu memerlukan gambar gerak, apakah media itu memiliki ciri gerak? Jika isi pesan itu perlu warna, apakah bahan ini mengandung warna?

(15)

14

bertanya-tanya seperti apa kereta api tersebut. Ini bisa diatasi misalnya pembelajar menghadirkan gambar atau foto. Kemampuan pembelajar menyediakan media termasuk mengembangkan akan mendukung proses pembelajaran di kelas. Apabila tidak tersedia media, pembelajar secara kreatif menciptakan sendiri. Dengan demikian, di samping memenuhi prinsip murah dan sesuai, media yang dikembangkan sendiri oleh pembelajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Faktor fleksibilitas atau keluwesan merujuk pada kesesuaian antara media yang digunakan dengan latar pembelajaran. Media yang digunakan misalnya dapat dipakai untuk mengajarkan beberapa topik yang relevan. Contoh peta, sangat fleksibel untuk mengajarkan suatu wilayah atau lokasi dan tempat-tempat tertentu dan di samping itu mudah penempatannya. Daya tahan merujuk pada tingkat keawetan media. Media yang baik apabila tidak hanya cukup dipakai sekali saja, tetapi bisa digunakan untuk waktu yang relatif lama. Faktor kesesuai dengan bahan berkenaan dengan pesan-pesan yang dibawakan oleh media sesuai dengan bahan yang dibelajarkan kepada pebelajar.

6. Ringkasan

Media dapat digolongkan menjadi media visual, audio, dan audio visual. Media visual dapat berupa media visual yang tidak diproyeksikan misalnya benda sebenarnya, gambar diam, ilustrasi, karikatur, poster, bagan, diagram, grafik, peta datar, alat peraga sederhana, charta, model, sketsa dan dapat berupa media visual yang diproyeksikan seperti overhead proyektor (OHP) dengan perangkat lunak media transparansi, slide proyektor, films trip proyektor, power point, opaque proyektor (menggunakan perangkat lunak tidak tembus cahaya). Media audio dapat berupa cassette tape recorder, piringan hitam atau radio dengan program.

(16)

15

KEGIATAN BELAJAR 2.

LATIHAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

A.Program Komputer

Untuk memberikan gambaran kongkrit adanya perambatan kalor pada peristiwa konduksi tanpa disertai perpindahan partikel tetapi sebagai akibat getaran-getaran partikel penghantar dapat digunakan program komputer, demikian pula adanya gerakan perpindahan partikel pada peristiwa konveksi dapat juga dianimasikan lewat komputer. Contoh: Animasi menggunakan Macromedia SwishMax

B.Power Point

Media transparansi lebih banyak digunakan dalam bentuk power point. Untuk itu perlu juga diketahui bagaimana pembuatan power point yang baik agar dapat tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Contoh Power Point

C. Alat Peraga Sederhana

(17)

16

D. Praktek Pengembangan Media Pembelajaran 1. Membuat Motor Listrik

Bahan dan Alat: Kawat email berdiameter 0,5 – 0,6 mm, Batere, Magnet, Isolatape, pisau (cutter)

Cara Pembuatan:

a. Kawat email digulung pada betere sebanyak 10 lilitan, sisakan ujung-ujungnya 5 cm:

b. Membuat tiang penumpu (2 buah):

c. Dipasang pada batere dan dirangkai menjadi motor listrik

Bagian dalam dikupas dengan cuter Ujung kawat

5cm 5cm

Dilepas dari batere

Ujung kawat

Bagian bawah dikupas dengan cuter

Dipilin

Pensil/pulpen

Dilepas 8cm

1cm

1cm

Isolasi melingkar

(18)

17

2. Membuat Generator Listrik

Bahan dan Alat: Kawat email (diameter 0,3 mm), magnet, botol plastik bekas miniman ringan, isolatip, bilah bambu, bilah papan, benang, lampu LED, solder listrik, dan pemotong (cutter).

Cara Pembuatan:

a. Botol plastik yang masih lengkap dengan tutupnya dilubangi bagian tutup dan bagian bawah (sebesar pensil) dan tengah badan botol (sebesar ujung solder) dengan solder listrik.

b. Magnet silinder dijepit dan diisolasi pada bilah bambu yang diraut sebesar pensil, panjang bambu disesuaikan dengan panjang botol (lihat gambar).

c. Dengan memotong bagian bawah botol, pasangan magnet-batang bambu dimasukkan ke dalam botol dan diberi tali benang. Bilah papan dipasang dan dipaku pada ujung bambu yang ada di atas botol. Jangan lupa untuk menutup bagian bawah botol dan diisolasi.

d. Gulunglah benang pada batang bambu, kemudian ditarik dan diulur secara berirama maka bilah papan akan berputar dan diikuti oleh magnet di dalam botol.

e. Apabila pada dinding luar botol dipasang kumparan kawat email, dan ujung-ujung kawat dihubungkan lampu LED, maka lampu LED akan menyala.

Konstruksi kumparan di dinding botol

Penggulung

LED lubang

isolatip

benang bilah papan

batang bambu

magnet

(19)

18

3. Membuat Model Bumi

Bahan dan Alat: Plastisin berwarna-warni, bola pingpong, pelindas paralon, cutter. Cara pembuatan:

a. Untuk membuat sebuah lapisan dengan ketebalan dan warna tertentu pergunakan plastisin yang ada, bila perlu dengan mencampur sejumlah warna untuk

mendapatkan warna yang diinginkan.

b. Bentuklah plastisin menjadi bola kecil, kemudian dipipihkan dengan penggilas mem-bentuk lingkaran dengan jari-jari sekitar ¼ lingkaran bola pingpong.

c. Potong-potong plastisin pipih secara sentris sehingga membentuk potongan segitiga kecil, selanjutnya ditempelkan pada bola pingpong.

d. Perhatikan Gambar berikut: Satu lempengan untuk menutupi ½ bola pingpong, jadi dibutuhkan 2 lempengan untuk menutupi seluruh permukaan bola

pingpong.

e. Lakukan urutan kerja di atas untuk lapisan selanjutnya, pertimbangkan ketebalan plastisin sesuai dengan skema kerak bumi.

f. Bila sudah berlapis dan berbentuk bola, irislah bulatan bumi tadi sehingga tergambar susunan lapisan pembentuknya seperti gambar di atas.

4. Membuat Bel Listrik

Bahan dan Alat : Kawat email (0,5 mm), mur baut No.4 ( 6 cm )+ ring besar, bilah plat logam, paku baut 5 cm, stop kontak, lem alteco, batere. Bola plastisin

dipipihkan

(20)

19 Cara Pembuatan:

a. Rekatkan ring pada tepi-tepi mur-baut sebagai penahan kumparan.

b. Lilitkan kawat email pada baut (a) secukupnya, makin banyak makin bagus. c. Siapkan bilah plat lentur dari logam konduktor, misalnya dari guntingan seng

atau plat besi lunak pengikat barang.

d. Siapkan tempat dudukan dari lembar Styrofoam secukupnya. e. Susunlah bahan dan alat yang ada seperti gambar berikut:

5. Membuat Panel Cermin

Bahan dan Alat: lembar stryrofoam, penggarispanjang dan pendek, kertas kilap, lem, cutter.

Cara pembuatan:

a. Potong kertas perak selebar penggaris yang ada. b. Penggaris panjang ditempeli kertas kilap bolak-balik c. Penggaris pendek ditempeli kertas kilap sebagian saja.

d. Siapkan lembar Styrofoam berukuran 30 cm x 20 cm seperti berikut: Panel alas

Penyanggah

Plat lentur

kumpar

Paku baut

Ujung kumparan bater

Stop kontak

Bentuk setengah lingkaran dilukai dengan cutter, tempat menanam penggaris panjang, sebagai cermin cekung & cembung

Busur derajat untuk menandai sudut datang dan sudut pantul

(21)

20

Selanjutnya panel ini dapat l mensimulasikan sifat sinar pada cermin datar, cembung dan cekung, dengan menggunakan senter laser.

6. Membuat Pesawat Harlt

Bahan dan Alat: Lembar styrofoam, pipa plastik, tutup botol plastik, membran, penggaris skala (20 cm), lem, dan cuter.

Cara Pembuatan:

a. Potong bilah styrofoam, kemudian gabungkan menjadi penyanggah pesawat Harlt seperti gambar di bawah.

b. Siapkan tutup botol, lubangi tengahnya dengan solder listrik, atur besarnya lubang sesuai dengan ukuran pipa plastik. Kemudian dipasang pada ujung pipa plastik dan dilem dengan castol dari arah dalam dan keringkan.

c. Membran dari lembaran plastik tipis dipasang membungkus tutup botol diikat karet gelang.

d. Ujung lain pipa ditanam dan dilem pada papan panel seperti pada gambar. e. Penggaris skala dipasang pada sisi kiri dan kanan papan panel.

f. Pada pipa U dimasukkan cairan berwarna untuk mempermudah pengamatan.

7. Membuat Roket Kertas

Bahan dan Alat: Lembar karton, batang Styrofoam,lem, pemberat, gunting,dan cuter.

Cara Pembuatan: Potong dan rekatkan bahan sesuai dengan desain di bawah ini. 20cm

Ditanam dan dilem

Membra Tali karet

Pipa plastik

(22)

21

5. Membuat Poster

Poster merupakan salah satu media pembelajaran yang menarik, asalkan diolah dengan menyatukan gambar, warna, dan teks secara serasi. Agar efektif, maka poster hendaknya berwarna, dinamis, dan bersifat persuasif, yaitu bermaksud menarik perhatian siswa dalam mempelajarai suatu topik yang baru. Sebuah poster pembelajaran yang baik diharapkan dapat membantu guru menghemat waktu dalam menggambar obyek pembelajaran dan membawa pesan lebih dalam dan luas. Dapat pula produk poster ini dipajang di dalam kelas, sebagai media informasi dan

sekaligus sebagai hiasan kelas.

Bahan dan alat: Kertas Manila, pensil, penggaris, spidol, dan cat warna. Cara Pembuatan:

a. Untuk pelatihan ini pergunakan lembar kertas manila, kemudian rancanglah materi pembelajaran yang akan diposterkan.

b. Warnai dengan cat warna agar poster menarik. Contoh: Poster Gambar Rumus

ENERGI KINETIK DAN ENERGI POTENSIAL Batang

s

Sirip karton

Tabung karton

Pemberat

(23)

22

E. Asesmen

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara singkat dan jelas. 1). Apakah yang dimaksud media pembelajaran?

2). Sebutkanlah tiga macam media pembelajaran

3). Deskripsikan langkah-langkah pemilihan media pembelajaran 4). Deskripsikan kriteria pemilihan media pembelajaran

5). Deskripsikan manfaat media pembelajaran yang dirancang sendiri 6). Buatlah salah satu contoh media pembelajaran rancangan sendiri. 7). Berilah contoh penggunaan media dalam pembelajaran fisika

Tugas 1

Susunlah media untuk pembelajaran KD berikut ini beserta LKS nya.

Standar Kompetensi: 1.Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar : 1.1 Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu)

Tugas 2

Susunlah media untuk pembelajaran KD berikut ini beserta LKS nya.

Standar Kompetensi: 1.Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar :1.2 Melakukan penjumlahan vektor

Tugas 3

Susunlah media untuk pembelajaran KD berikut ini beserta LKS nya.

Standar Kompetensi: 2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik

Kompetensi Dasar : 2.1 Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan

Tugas 4

Susunlah media untuk pembelajaran KD berikut ini beserta LKS nya.

Standar Kompetensi: 2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik

Kompetensi Dasar : 2.2 Menganalisis besaran fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan

Tugas 5

Susunlah media untuk pembelajaran KD berikut ini beserta LKS nya.

Standar Kompetensi: 2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik

(24)

23

Sebagian bahan semester genap Kelas X Tugas 1

Susunlah media untuk pembelajaran KD berikut ini beserta LKS nya. Standar Kompetensi: 3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik

Kompetensi Dasar : 3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif

Tugas 2

Susunlah media untuk pembelajaran KD berikut ini beserta LKS nya. Standar Kompetensi: 3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik

Kompetensi Dasar : 3.2 Menerapkan alat-alat optik dalam kehidupan sehari-hari

F. Daftar Pustaka

Crowell, B. 2007. Electricity and Magnetism. California: Fullerton

Gerlach, V. S., Ely, D. P.& Melnick, R. 1980. Teaching and Media. New Jersey: Printice-Hall

http://edu-articles.com/berbagai-jenis-media-pembelajaran/, diakses tanggal 2 Desember 2010

http://subkioke.wordpress.com/2008/05/11/7-langkah-mudah-membuat-media-pembelajaran/, diakses tanggal 2 Des 2010

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/, diakses tanggal 2 Desember 2010

http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/, diakses tanggal 2 Desember 2010

Setyosari, P. 2008. Pemanfaatan Media. Malang: Panitia Sertifikasi Pembelajar Universitas Negeri Malang.

Supriati, Y & Anitah, S. 2007. Strategi Pembelajaran Fisika. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka

Gambar

Gambar 1.  abstrak

Referensi

Dokumen terkait

“ Inti belajar menurut Bruner adalah bagaimana orang memilih, mempertahankan dan mentransformasi informasi secara aktif ” (Ratna Wilis Dahar, 1989:98). Oleh karena

Hal ini kembali menunjukkan adanya hubungan antara indikator satu dan lainnya, dan hal ini terlihat dari dua media yang paling dipilih siswa, yakni LKPD

Sedangkan model konseptual dari pengembangan media berbantuan komputer ini mengikuti teori belajar behavior yang dikemukakan oleh Gagne yaitu belajar yang dilakukan manusia

tentang tata cara shalat, media yang diguanakan yaitu poster yang memuat bagaimana tata cara shalat dan bacaannya, kemudian materi tentang memandikan jenazah media yang

17 Keseimbangan lintasan adalah tugas penting (perancang harus menjawab pertanyaan tentang bagaimana untuk membuat dan kemudian menggunakan lini. Keseimbangan yang

Tujuan penggunaan media pembelajaran adalah untuk mempermudah komunikasi dan meningkatkan hasil belajar • Gagne & Reiser 1983 : media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik

KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF Gagne & Briggs mengemukakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran yang

a Membuat dan mengimplementasikan rancangan untuk menemukan sebuah solusi b Meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta kreatif untuk menjawab pertanyaan c Memilih cara untuk