• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

N/A
N/A
irahzuky sukirah

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN Search, Solve, Create, and Share (SSCS)

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran

Dosen Pengampu : Dr. Ristiana Dyah Purwandari, S.Si., M.Si.

Disusun oleh : SUSI NURHASANAH

2320110067

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN DASAR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2023

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penulisan...3

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Model Pembelajaran...4

B. Sintaks Pembelajaran SSCS...5

C. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran SSCS... 6

D. Langkah-langkah Model Pembelajaran SSCS...7

E. Contoh pelaksanaan model pembelajaran SSCS ... 8

BAB III PENUTUP A. Simpulan...17 B. Saran ... 1 7 DAFTAR PUSTAKA ... 2 0

ii

(3)

A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN

Memasuki abad 21 yang dinamis dan penuh kompetisi ini kita sadar bahwa bangsa Indonesia sedang menghadapi banyak tantangan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu kita harus sadar bahwa pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam menjalani kehidupan dan menghadapi segala tantangan yang ada. Salah satu kemampuan yang dibutuhkan dan harus dilatihkan kepada peserta didik untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut adalah kemampuan berpikir kritis yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking). Sebagaimana Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Litbang Kemdikbud) pada tahun 2013 merumuskan bahwa paradigma pembelajaran abad 21 yaitu pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber, merumuskan masalah, berpikir analitis dan kritis dalam pengambilan keputusan, serta menekankan pentingnya kerjasama dan berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah.

Pengembangan kemampuan berpikir kritis peserta didik sejatinya harus dikembangkan karena kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting. Kemampuan seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupannya salah satunya ditentukan oleh kemampuan berpikirnya,

1

(4)

terutama kemampuan berpikir kritis.

Oleh karena itu kemampuan berpikir kritis perlu dilatihkan kepada peserta didik agar peserta didik mampu

memecahkan segala masalah dengan

membuat keputusan yang tepat dengan cara melihat informasi dari berbagai sudut pandang secara logis, serta peserta didik dapat

mengembangka n kemampuan mengkomunika sikan atau menyampaikan segala pendapat dan

pemikirannya secara kritis.

Salah satu upaya untuk melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik adalah dengan desain proses pembelajaran dalam kelas yaitu dengan model pembelajaran yang tepat.

Model pembelajaran yang tepat akan menjadikan suasana belajar yang menyenangkan dan membuat peserta didik tidak bosan

2

(5)

dengan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu model pembelajaran yang dinilai tepat dalam upaya melatih kemampuan berpikir kritis adalah model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS). Model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) merupakan model pembelajaran dengan menggunakan strategi memecahkan masalah, bertujuan mengembangkan kompetensi peserta didik dalam berpikir kritis. Model pembelajaran ini memiliki tujuan untuk membantu peserta didik menjadi lebih aktif ketika mengikuti proses belajar di kelas. Model SSCS adalah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan problem solving atau kemampuan memecahkan masalah, didesain untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan meningkatkan pemahaman terhadap konsep ilmu (Maghfiroh, 2020). Fokus dari penerapan model pembelajaran SSCS ini adalah membantu peserta didik untuk melakukan pemecahan masalah secara nyata dan mandiri, membangkitkan minat bertanya peserta didik, dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam menyelidiki sesuatu, sehingga mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Sebagaimana Pizzini (1996, hlm. 3) dalam Yuliarini (2016) menyatakan bahwa “The SSCS Problem Solving Model is designed to expand and apply science concepts and critical thinking skills”. Menurut Pizzini, model pembelajaran SSCS memang didesain untuk mengembangkan pemahaman konsep dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang tersebut yaitu:

1. Apa pengertian model pembelajaran?

2. Sintaks model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS)?

3. Sistem Pengelolaan dari model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS)?

4. Pelaksanaan Model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS)?

(6)

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian model pembelajaran.

2. Mengetahui sintaks dari model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS).

3. Mengetahui sistem dari model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS).

4. Memahami langkah-langkah model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS).

5. Mengetahui pelaksanaan dari model pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS).

(7)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran SSCS

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.Fungsi model pembelajaran disini adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran (Trianto,2015).

Model SSCS adalah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan problem solving yang didesain untuk mengembangkan keterampilan berpikir kreatif dan meningkatkan pemahaman terhadap konsep ilmu. Model pembelajaran SSCS merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan masalah yang meliputi empat fase, yaitu Search, Solve, Create, dan Share (Rosawati dan Dwiningsih, 2016). Pizzini (1991) juga menambahkan informasi bahwa :“Through the use of the SSCS model, students become independent, cometent thinkers. They become explorers searching for new doscoveries and perspectives, inventors developing new ideas and products to overcome existing obstacles, designers creating new plan and models, decision makers practicing how to make wise choices, communicators developing methods for communication andinteraction”.

Dari kutipan diatas dapat diartikan bahwa melalui model pembelajaran SSCS siswa dapat menjadi pemikir yang mandiri, dan kompeten. Mereka menjadi penjelajah dalam mencari penemuan-penemuan baru dan perspektif, penemu yang mengembangkan ide-ide baru dan produk dalam mengatasi hambatan yang ada, desainer yang menciptakan rencana dan model baru, pembuat keputusan yang berlatih bagaimana membuat pilihan yang bijak, dan komunikator yang mengembangkan metode untuk komunikasi dan interaksi.

(8)

Dalam konstruktivisme proses belajar dipengaruhi oleh faktor pengalaman dan lingkungan yang mendukung dalam memecahkan masalah, melakukan penyelidikan, dan menarik suatu kesimpulan. Hal ini sejalan dengan rancangan materi yang disesuaikan dengan masalah yang biasa dialami di lingkungan sehari hari. Dengan demikian teori kontruktivisme berkaitan erat dengan model SSCS.

B. Sintak Model SSCS

Pizzini (1991) menjelaskan bahwa model pembelajaran SSCS memiliki empat fase, yaitu Search, Solve, Create, dan Share. Langkah-langkah dalam metode pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) yaitu sebagai berikut:

1. Search, tahap ini berperan untuk mendorong peran aktif siswa dalam mengajukan pertanyaan yang akan dicari solusinya.

2. Solve, tahap ini bertujuan untuk mendorong peran aktif siswa dalam mencari alternatif yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan

3. Create, tahap ini bertujuan untuk mendorong peran aktif siswa dalam kegiatan diskusi dan menyimpulkan alternative jawaban dari permasalahan 4. Share, tahap ini bertujuan untuk mendorong peran aktif siswa dalam

mempresentasikan informasi yang diperoleh dan saling bertukar informasi yang mereka peroleh.

Pelaksanaan pembelajaran SSCS di kelas melalui tahap yaitu tahap search siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan penyelidikan tentang topik yang mereka sukai untuk diselidiki. Selanjutnya pada tahap solve siswa membuat desain untuk rancangan yang akan digunakan dalam penyelidikan untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penyelidikannya.

Setelah melakukan penyelidikan siswa menganalisa dan mengintepretasikan data yang diperolehnya. Siswa selanjutnya menentukan cara yang akan digunakan untuk mengkomunikasikan temuannya, dan tahap ini merupakan tahap create. Tahap terakhir dalam model pembelajaran SSCS adalah share. Pada tahap share ini membagi atau memberikan hasil dan

(9)

evaluasi dari penyelidikan yang dilakukannya. Sedangkan menurut Rosawati dan Dwiningsih (2016). Pertama fase Search yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah, kedua fase Solve yang bertujuan untuk mengembangkan rencana penyelesaian masalah, ketiga fase Create yang bertujuan untuk melaksanakan penyelesaian masalah sehingga menghasilkan solusi, dan keempat fase Share yang bertujuan untuk mensosialisasikan penyelesaian masalah yang diperoleh dengan cara melakukan presentasi.

Menurut Pizzini model pembelajaran SSCS mengacu kepada empat tahap penyelesaian masalah yang urutannya dimulai pada penyelidikan masalah (search), perencanaan pemecahan masalah (solve), pengkonstruksian pemecahan masalah (create), dan yang terakhir adalah pengkomunikasian penyelesaian masalah yang diperoleh (share). Tujuan model pembelajaran SSCS yaitu:

1. Siswa menjadi pemikir yang mandiri Model pembelajaran SSCS mengarahkan siswa menjadi penjelajah dalam mencari penemuanpenemuan baru, penemu yang mengembangkan ide-ide baru dan produk untuk mengatasihambatan yang ada, desainer yang menciptakan rencana dan model baru, pembuat keputusan dengan berlatih bagaimana membuat pilihan yang bijak, dan komunikator yang baik dengan mengembangkan metode untuk komunikasi dan interaksi.

2. Mengembangkan keterampilan sosial Model pembelajaran SSCS mengajarkan kepada siswa keterampilan-keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Kerjasama dapat membantu siswa pada kelompok dalam memahami konsep atau permasalahan yang ada.

C. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran SSCS 1. Kelebihan Model Pembelajaran SSCS

Berikut adalah kelebihan model SSCS:

1. Bagi pengajar (dapat melayani minat siswa yang lebih luas)

a. Dapat melibatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam(IPA)

b. Melibatkan semua siswa secara aktif dalam proses pembelajaran

(10)

c. Meningkatkan pemahaman antara sains teknologi dan masyarakat dengan memfokuskan pada masalah-masalah real dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi pelajar

a. Kesempatan untuk memperoleh pengalaman langsung pada suatu proses pemecahan masalah.

b. Kesempatan untuk mempelajari dan memantapkan konsep- konsep IPA dengan cara yang lebih bermakna

c. Mengolah informasi dari IPA

d. Menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi

e. Mengembangkan metode ilmiah dengan menggunakan peralatan-peralatan laboratorium

f. Mengembangkan minat terhadap IPA dan memberi pemaknaan IPA kepada siswa melaui kegiatan-kegiatan IPA

g. Memberi pengalaman bagaimana pengetahuan IPA diperoleh dan berkemban.

h. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanggungjawab terhadap proses pembelajarannya

i. Bekerjasama dengan orang lain

j. Menetapkan pengetahuan tentang grafik, pengolahan data, menyampaikan ide dalam Bahasa yang baik dan keterampilan yang lain dalam suatu sistem ke integrasi atau holistik.

Sistem pengelolaan model pembelajaran SSCS Pelaksanaan Model pembelajaran SSCS

D. Langkah-langkah Model Pembelajaran Search Solve Create and Share (SSCS)

Model pembelajaran SSCS adalah model yang sederhana dan praktis untuk diterapkan dalam pembelajaran karena dapat melibatkan peserta didik secara aktif pada setiap tahapnya. Tahapan model pembelajaran SSCS dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) Pada tahap Search peserta didik dilatih untuk menemukan pengetahuan sendiri melalui pencarian informasi dari berbagai referensi yang dimiliki. Peserta didik sangat aktif bertukar pendapat dan

(11)

bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahui. (2) Tahap Solve melatih peserta didik untuk mengembangkan keterampilannya dalam berpikir.

Praktiknya, peserta didik mengumpulkan dan menganalisis informasi yang telah didapatkan pada tahap search, peserta didik menyusun rencana untuk menyelesaikan masalah, dan peserta didik berdiskusi menyusun hipotesis jawaban atas permasalahan yang diajukan. Aktivitas peserta didik pada tahap ini dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis pada indikator menerapkan strategi dan taktik dalam berinteraksi dengan anggota kelompok dan membuat penjelasan lebih lanjut dengan mengemukakan asumsi, menganalisis masalah dengan jelas, dan menyertakan alasan yang tepat. (3) Tahap Create melatih peserta didik untuk menciptakan suatu ide atau gagasan dalam menjawab penyelesaian suatu masalah. Produk yang diciptakan peserta didik yaitu berupa hasil akhir analisis dari jawaban atas permasalahan yang diajukan. (4) Tahap Share melatih peserta didik untuk mengomunikasikan hasil diskusi yang berupa solusi dan kesimpulan dari permasalahan dengan percaya diri.

Tahap model SSCS sendiri hanya terdapat empat tahap namun dari pelaksanaan keempat tahap tersebut guru dapat mengembangkan kegiatan- kegiatan yang dapat mendukung jalannya pembelajaran di kelas.

Pengembangan kegiatan tersebut dapat mempermudah pencapaian dari tujuan model pembelajaran SSCS itu sendiri yaitu melatih peserta didik untuk dapat berpikir kritis dalam menemukan dan memecahkan masalah dengan mandiri.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Pizzini, Abel dan Shepardson dalam (Santi Agustin, 2018) menjelaskan bahwa langkah-langkah model pembelajaran SSCS terdapat empat fase yaitu :

1) Fase I : Penyelidikan Masalah (Search)

a) Memahami pernyataan yang diajukan oleh guru berupa masalah yang sudah diketahui peserta didik tentang masalah yang belum diketahui

b) Mengamati dan menyelidiki masalah c) Mengajukan pertanyaan sederhana

d) Menyelidiki laporan yang ada untuk membentuk ide-ide penyelesaian 2) Fase II : Merencanakan Pemecahan Masalah (Solve)

(12)

a) Membuat dan mengimplementasikan rancangan untuk menemukan sebuah solusi

b) Meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta kreatif untuk menjawab pertanyaan

c) Memilih cara untuk memecahkan sebuah masalah 3) Fase III : Mengkonstruksikan Pemecahan Masalah (Create)

a) Peserta didik membuat solusi dari sebuah permasalahan berdasarkan asumsi yang telah dipilih pada tahapan sebelumnya

b) Peserta didik memeriksa jawaban yang benar atau salah dengan memecahkan masalah dan mempersiapkan presentasi

4) Fase IV : Mengkomunikasikan Penyelesaian Masalah yang Ditemukan (Share)

Mengkomunikasikan dengan guru serta beberapa teman sekelompok atau dengan kelompok lain mengenai menemukan solusi permasalahan

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang telah dijelaskan diatas, maka langkah-langkah model pembelajaran SSCS yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS)

Tahapan Kegiatan Pembelajaran

Search

(menyelidiki masalah)

1) Guru memberikansebuah permasalahan dalam bentuk soal

2) Peserta didik melakukan penyelidikan permasalahan melalui pengalaman pribadi atau dari sumber buku 3) Peserta didik menganalisisinformasi

yang telah ditemukan untuk membentuk suatu ide penyelesaian bersamateman sekelompoknya.

(13)

Solve (merencanakan pemecahan masalah)

1) Peserta didik melakukanrencana untuk mencari sebuah solusi bersama teman kelompoknya

2) Peserta didik mengembangkan pemikiran kritis dan kreatif dalam menjawab pertanyaan

3) Peserta didik mendiskusikan hasil jawaban yang diperoleh dari sebuah permasalahan dan menentukan langkah penyelesaian yang tepat bersama teman sekolompoknya

Create

(menyimpulkan pemecahan masalah)

1) Peserta didik menciptakan sebuah solusi dari masalah terkait dugaan yang terpilih saat tahap sebelumnya

2) Peserta didik menulis hasil jawaban yang sudah didiskusikan bersama kelompoknya

3) Peserta didik membuat kesimpulan dari hasil jawaban secara logis dan tepat

(14)

Share

(Mengkomunikasikan penyelesaian

masalah)

1) Salah satu kelompok

mempresentasikan hasil jawaban yang diperoleh kepada guru dan kelompok lain

2) Mendiskusikan kembali hasil

tanggapan yang didapat dari masing- masing kelompok yang berbeda

3) Mengevaluasi hasil jawaban yang telah didiskusikan

E. Contoh pelaksanaan model pembelajaran SSCS

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Satuan Pendidikan : SDN 2 SIKAPAT Kelas/Semester : 1/ I

Mata Pelajaran : PKN

CP : 1 Peserta didik dapat mengenali simbol-simbol Pancasila dan Lambang Negara Pancasila

2. Peserta didik dapat dapat menceritakan hubungan simbol- simbol Pancasila dengan sila-sila dalam Pancasila

3. Peserta didik juga dapat mengidentifikasi tugas peran dirinya dalam kegiatan bersama sesuai nilai Pancasila

Alokasi Waktu : 4 jp (4 x 35 menit)

A.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan umum yang diharapkan pada unit I "Aku Cinta Pancasila mengenali simbol-simbol Pancasila dan menjelaskan makna masing-masing sila tersebut, serta hubungan antar sila. Tujuan khusus yang diharapkan pada unit I "Aku Cinta Pancasila" antara lain:

1. Melalui kegiatan mengamati dan menyimak cerita bergambar, peserta didik nenunjukkan sikap sesuai dengan nilai pancasila terhadap diri sendiri dan orang lain sebagai tanda syukur kepada Tuhan YΜΕ.

2. Melalui mengamati dan menyimak cerita bergambar, peserta didik dapat mengidentifikasi nilai Pancasila dalam kehidupan sehari sesuai nilai- nilai baik Pancasila.

3. Dengan kegiatan membaca pancasila dapat menjelaskan bunyi pancasila dengan benar.

(15)

4. Dengan kegiatan menyanyikan lagu garuda pancasila siswa dapat menjelaskan lirik pancasila sebagai pribadi bangsa dengan benar

5. Dengan diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan bagian bagian garuda pancasila dengan benar

6. Dengan kegiatan berdiskusi kerja kelompok siswa dapat membuat poster garuda pancasila dan menyusun puzxel yang disediakan dengan benar.

B.

Lembar Kerja Petunjuk Kerja

a. Baca kembali jawaban pertanyaan prapembelajaran yang telah kamu kerjakan sebelumnya

b. Diskusikan bersama kelompokmu tentang jawaban pertanyaan prapembelajaran tersebut

c. Tuliskan hasil diskusi kelompokmu pada lembar jawaban yang tersedia Diskusikan pertanyaan di bawah ini !

1. Bunyi pancasila ada berapa?

2. simbol-simbol pancasila !

3. Menyebutkan warna dan arti dari warna yang terdapat pada burung garuda sebagai lambang dasar negara?

Jawab:

...

...

...

Jawab:

...

...

...

...

Jawab:

...

...

...

...

...

(16)

4. Menyebutkan kegiatan baik yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila ?

2 Jawab:

...

...

...

...

...

...

(17)

5. Jelaskan sikap sesuai dengan nilai pancasila terhadap diri sendiri dan orang lain sebagai tanda syukur kepada Tuhan YΜΕ?

6. Perhatikan gambar bagan organ pernafasan di bawah ini dengan saksama! Tuliskan masing-masing bagian tubuh garuda pancasila !

Jawab :

………

………

………

………

………

(18)

a. Melalui kegiatan read, answer, discuss, dan explain yang dilaksanakan secara tekun, ulet, bertanggung jawab, dan percaya diri, siswa dapat:

- Dengan kegiatan membaca, dapat menjelaskan bunyi pancasila dengan benar.

- Dengan kegiatan membaca intensif, siswa dapat menyebutkan simbol-simbol pancasila dengan benar

- Dengan kegiatan membaca pemahaman, siswa dapat menjelaskan arti dari warna yang tertuang pada simbol pancasila dan burung garuda dengan benar

- Dengan diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan bagian-bagian lambang negara garuda pancasila dengan benar

- Dengan kegiatan berdiskusi, siswa dapat menjelaskan bagian-bagian garuda pancasila dengan benar.

- Dengan kegiatan berdiskusi kerja kelompok dan melihat poster garuda pancasila, siswa dapat dapat menunjukkan bagian-bagian dari lambang pancasila dengan benar.

2. Tujuan Aspek Keterampilan (KI 4)

b. Melalui kegiatan create, siswa dapat menyusun pazzel dan membuat poster garuda pancasila yang dibuat secara kolaboratif, tekun, ulet, bertanggung jawab, dan percaya diri.

Melalui kegiatan create, siswa dapat memperagakan menyanyikan lagu garuda pancasila dengan lantang mandiri dan bertanggung jawab dengan percaya diri.

B.

Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Prapembelajaran - Tahap Read

Penugasan membaca pancasila dan menyanyikan lagu pancasila dikuatkan dengan diiringi musik lagu garuda pancasila menyimak pada link youtobe : intensif artikel : 15s Polident Combo Regimen (youtube.com)

- Tahap Answer

Guru memberikan pertanyaan sebagai stimulus pengetahuan peserta didik tentang Pancasila, melalui media poster Pancasila, dengan pertanyaan "Anak-anak, tahukah kalian apa yang Ibu pegang ini? Gambar apakah ini?Pendahuluan ( 20 menit )

- Menjawab salam, memberi kabar, dan menjawab absensi kehadiran.

- Berdoa bersama dipimpin ketua kelas.

- Mengulas sekilas jawaban pertanyaan prapembelajaran yang telah dilaksanakannya secara tertulis agar lebih dipahami peserta didik. ( 10 menit)

2. Inti

(19)

- Tahap Discuss

* Berdiskusi dalam kelompok besar, dilakukan di kelas difasilitasi oleh wali kelas, untuk menyepakati jawaban pertanyaan prapembelajaran (5 butir soal uraian) dan penyelesaian pertanyaan diskusi ( 4 butir pertanyaan/berbasis masalah) yang dipimpin oleh ketua kelas dibantu notulis/presenter ( 40 menit diskusi + 10 menit merapikan bahan presentasi )

- Tahap Explain ( 10 menit)

* Dalam penampilan presenter sekaligus notulis/ketua diskusi mempresentasikan hasil diskusi kelas.

* Menjawab pertanyaan pengembangan dari hasil diskusi dan interaksi siswa selama presentasi dilaksanakan

* Menyimak penjelasan guru (sebagai penguatan konsep sesuai kebutuhan siswa).

- Tahap Create (45 menit)

* Membuat poster garuda pancasila dan menyusun pazel simbol pancasila yang sudah disediakn oleh guru

* Menugaskan pembuatan poster secara berkelompok dengan prinsip-prinsip iklan media cetak.

3. Penutup (15 menit)

- Guru memberikan penguatan dengan pertanyaan "sudahkah anak-anak melaksanakan apa dilakukan dalam cerita ini?". Guru meminta peserta didik untuk meneladani cerita bergambar tersebut.

- Guru meminta peserta didik untuk membawa LKPD ke rumah masing-masing, dan meminta peserta didik untuk bercerita kembali atau berlatih bercerita kepada orang tua/keluarga di rumah tentang nilai-nilai baik Pancasila dalam kehidupan sehari-hari (penguatan elemen akhlak kemanusiaan dan elemen kepeduliaan).Menyimak penguatan dan umpan balik.

- Menyimak penjelasan untuk mempelajari materi pembelajaran selanjutnya mengenai nilai-nilai baik Pancasila dalam kehidupan sehari-hari

- Peserta didik dipersilahkan beristirahat dengan tertib dan menyantap bekal makanan yang dibawa dari rumah masing-masing .

C.

Penilaian

1. Penilaian Sikap : Observasi sikap ketekunan, tanggung jawab, dan percaya diri.

2. Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis

3. Penilaian Keterampilan : Unjuk kerja saat mengajukan pendapat dalam berdiskusi

Sumbang, 13 September 2023

Kepala Sekolah Guru Kelas 1

AMINAH, S.Pd SUSI NURHASANAH,S.Pd.

NIP.196602131988062002 NIP.198309062006042016

(20)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan model pembelejaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran SSCS merupakan model yang langkah-langkah pembelajarannya menitikberatkan pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, penemuan masalah, dan pemecahan masalah. Model SSCS dapat melatih peserta didik untuk mengeksplorasi ide, memberikan hasil penyelesaian masalah, dan melatih kemampuan bersosialisasi peserta didik.

2. Langkah-langkah model pembelajaran SSCS yaitu Search yang bertujuan mendorong peran aktif peserta didik dalam mengajukan pertanyaan yang akan dicari solusinya, tahap Solve mupakan tahap mendorong peran aktif peserta didik dalam mencari alternatif yang tepat aktif dalam menyelesaikan permasalahan, tahap Create adalah tahap dimana peserta didik menunjukkan data mereka dengan menyiapkan cara untuk mengkomunikasikan masalah dan kesimpulan dan yang terakhir adalah pada tahap Share dimana pada tahap ini mendorong peran aktif peserta didik dalam melakukan presentasi dan saling bertukar ide pendapat.

3. Model pembelajaran SSCS terdapat kelebihan dan juga kekurangan, model pembelajaran SSCS mempunyai kelebihan dimana peserta didik mampu menyelesaikan pemecahan masalah dengan model pembelajaran tersebut, namun kekurangan dari model ini yaitu pada tahap Solve, peserta didik membutuhkan pemahaman yang lebih konseptual dan tingkat berpikir yang sangat tinggi.

B. Saran

1. Bagi Guru

Diupayakan apat menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar menyenangkan, yang dapat membuat peserta didik menjadi lebih aktif

(21)

antara lain dengan menerapkan model pembelajaran yang bervariansi, salah satunya dengan model pembelajaran SSCS.

2. Bagi Peserta Didik

Diharapkan selalu bersikap aktif dalam proses pembelajaran, meningkatkan rasa keingintahuan, dan dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam suatu proses pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Diharapkan bagi sekolah dapat menerapkan model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga selain dapat memberikan variasi dalam belajar mengajar di kelas juga dapat meningkatkan hasil kemampuan berpikir kritis peserta didik.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Fatria Dewi, A. S. (2016). Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran Search,.J. Indo. Soc. Integ. Chem., 8(2), 1-9.

I Gede Putu Suryawan, I. W. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Sscs Berbantuan Kartu Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas III Sd Di Gugus XIII Kecamatan Buleleng. e- journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 5(2).

Maghfiroh, D., & Basuki, I. (2020). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Instalasi Penerangan Listrik Menggunakan Model Search, Solve, Create, and Share (SSCS) untuk Meningkatkan Kompetensi dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa di SMK Negeri 1 Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 9(2), 267-272.

Model Pembelajaran SSCS. (2022). Diakses 28 Desember 2023 dari https://educhannel.id/blog/artikel/model-pembelajaran-sscs.html

Niki Hatari, A. W. (2016). Keefektifan Model Pembelajaran Search, Solve, Create, And Share (SSCS) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa.

UNNES Science Education Journal, 5(2).

Nurdyansyah, E. F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran sesuai Kurikulum 2013.

Sidoarjo: Nazmia Learning Center.

Sahabuddin, E. S. (2015). Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Educational-Portofolio Suatu Tinjauan. Seminar Nasional 2015 Lembaga Penelitian UNM Optimalisasi Hasil-Hasil Penenlitian Dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan, 012.

Santi Agustin, D. F. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Search Solve Create Share (SSCS) Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Ditinjau Dari Pengetahuan Awal Siswa. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 2(2), 42-53.

(23)

Sumantri, M. S. (2015). Strategi Pembelajaran Teori dan Praktik di Tingkat Pendidikan Dasar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Seni Yuliarini, (2016) Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Search, Solve, Create, And Share (SSCS) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Uji statistik dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai adanya peningkatan kemampuan kognitif, berpikir kreatif dan bertindak kreatif peserta didik

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa melalui model pembelajaran Attention Relevance Confidence Satisfaction (ARCS)

Dalam rangka mendorong pendidik untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran pemecahan masalah yang berorientasi pada pengembangan kemampuan berpikir kritis peserta

Berpikir kritis adalah kemampuan untuk mengatakan sesuatu dengan penuh percaya diri. Berpikir kritis memungkinkan peserta didik untuk menemukan kebenaran di

Model pembelajaran Latihan Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankann pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri

Redhana (2012) menjelaskan bahwa PBM dapat didukung oleh pertanyaan-pertanyaan Socratik (pertanyaan kritis yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir

Uji statistik dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai adanya peningkatan kemampuan kognitif, berpikir kreatif dan bertindak kreatif peserta didik

Model pembelajaran inquiry merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan