• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal PKM P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal PKM P"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

Pemanfaatan Limbah Terak Tanur Tinggi (GGBS) pada Pembuatan Papan Semen partisi

BIDANG KEGIATAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN ( PKM-P ) 2010

Diusulkan oleh :

REZA APRIANSYAH 1108020113/2008

ANDI ASWAR 1108020197/2008

WISNU PAMBUDI 3109120225/2009

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DEPOK

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

USUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA 1. Kode Perguruan Tinggi :

2. Judul Kegiatan : Pemanfaatan Limbah Terak Tanur Tinggi (GGBS) sebagai pembuatan papan semen partisi

3. Bidang PKM : PKM Penelitian

4. Bidang Ilmu : Teknologi dan Rekayasa 5. Ketua Pelaksana :

a. Nama Lengkap : Reza Apriansyah b. NIM : 1108020113 c. Tahun Angkatan : 2008

d. Jurusan : Teknik Sipil

e. Institusi : Politeknik Negeri Jakarta f. Alamat PT : Kampus Baru UI Depok

g. Alamat Rumah : JL. Raya PLN, Gg. Mushola 1 Rt 11/05 no 22, Kel. Gandul – Kec. Cinere Kota, Depok

h. No Telp/HP : 7530454 / 085695780947

i. Email : rezaapriansyah_2sipil1pagi@yahoo.com 6. Anggota pelaksanaan : 2 Orang

7. Dosen Pendamping :

a. Nama Lengkap : Pratikto, ST, MSi b. NIP : 1966021990031002 c. Alamat Rumah : JL. Mampang Indah Raya d. No Telpon/HP : 021-7754409

8. Biaya Usul :

a. Sumber Dikti : Rp. 8.860.000,- b. Sumber Lain : Rp. –

9. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 Bulan

Depok, 10 Oktober 2010 Menyetujui

Ketua Jurusan/Program Studi/Departement/ Ketua Pelaksanaan Kegiatan Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa

(Bpk. Sidiq Wacono ST,MT) (Reza Apriansyah) NIP. 191401071988031001 NIM. 1108020113 Pembantu/Wakil Rektor Bidang Dosen Pendamping Kemahasiswaan/Direktur Politeknik

(3)

SISTEMATIKA DAN USULAN

A. JUDULPENELITIAN

Pemanfaatan Limbah Terak Tanur Tinggi (GGBS) pada pembuatan papan semen partisi

B. LATARBELAKANGMASALAH

Kegiatan membangun di dunia konstruksi terus mengalami perkembangan dimulai sejak jaman dahulu kala, kemudian di era krisis tahun 1997 yang menyebabkan pembangunan infrastruktur terhambat sampai sekarang di era modern dan globalisasi, tidak pernah ada terjadi pemberhentian kegiatan bangun – membangun di bidang konstruksi. Kini keindahan dan nilai estetika yang ada pada unsur – unsur bangunan menjadi kebutuhan lain selain kekuatan dari bangunan itu sendiri. Keindahan dan nilai estetika itu banyak lahir dari berbagai inovasi dan ide kreatif yang dituangkan dalam berbagai penelitian. Salah satunya penelitian mengenai papan semen yang meneliti mengenai penggunakan Limbah pada campuran mortar untuk mereduksi bahan – bahan pokok agar lebih ekonomis, mengurangi jumlah limbah yang ada saat ini dan menghasilkan kekuatan yang lebih besar. Penggunaan anyaman bambu sebagai lapisan luar pada objek penelitian ini diperuntukan sebagai nilai lebih dan bentuk keindahan alami dari objek penelitian yang terbuat dari mortar.

Mortar ialah bahan bangunan yang terbuat dari bahan perekat, agregat halus (pasir), dan air. Biasanya menggunakan bahan perekat hidrolis, seperti semen Portland, kapur padam, puzolan atau kombinasi dari bahan – bahan tersebut.. Mortar dalam penggunaannya dibagi menjadi dua, yaitu mortar pasangan yang digunakan untuk merekatkan bahan pasangan, kemudian mortar plesteran yang digunakan untuk menutup pasangan dinding, guna melindungi, meratakan serta memperindah pasangan dinding. Dengan maraknya pembangunan dimana aspek lingkungan harus diperhatikan, salah satunya semen dalam penggunaanya dapat dibatasi, bila memungkinkan diganti dengan limbah yang merupakan hasil buangan dari produk industri, sehingga di satu sisi penggunaan bahan alam yang merusak lingkungan dapat dibatasi dan dilain sisi bahan limbah dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk menggantikan bahan utama pembutan mortar. Salah satu contoh limbah industri tersebut adalah limbah terak tanur tinggi ( Ground Granular Blast Furnace ).

Limbah Terak Tanur Tinggi merupakan suatu limbah yang diperoleh dengan pendinginan cair terak tanur ledakan dalam air atau uap, untuk menghasilkan luaran berupa butiran kaca yang kemudian dikeringkan dan ditumbuk menjadi bubuk halus. Pemanfaatan limbah ini

(4)

pada beton mampu mengurangi pemakaian semen (PC) dengan kisaran 30 – 70 %. Pasir terak tanur tinggi yang digunakan pada penelitian ini berasal dari Limbah bekas pembuatan besi pada PT. Krakatau Steel dan akan diuji kedalam mortar.

C. RUMUSANMASALAH

Pada penelitian ini masalah yang kami ingin pecahkan jawabannya hanya terbatas pada : 1. Bagaimana sifat fisis dan mekanis mortar segar dengan diberikan Limbah Terak

Tanur Tinggi pada perbandingan kadar campuran yang ditentukan dan bagaimana jika yang tanpa Limbah didalamnya.

2. Berapa kadar campuran mortar optimum dengan penambahan limbah pasir terak tanur tinggi agar terjadi kondisi yang paling menguntungkan/ekonomis dan bagaimana sifat fisis dan mekanisnya.

3. Bagaimana ketahanan papan semen / mortar terhadap reaksi atau serangan bahan kimia seperti klorida, sulfat dan alkali-silika.

4. Apakah secara umum papan semen berbahan limbah menguntungkan secara ekonomis dan meningkatkan nilai guna dari limbah pasir terak tanur tinggi itu sendiri, sekaligus mengatasi permasalahan limbah yang berdampak negatif terhadap lingkungan.

5. Bagaimana prospek atau peluang perkembangan di masa yang akan datang terhadap eksistensi papan semen dengan penambahan limbah pasir terak tanur tinggi yang dilapisi anyaman bambu ini.

D. TUJUANPENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini ialah mengacu pada rumusan masalah yang dibuat yaitu :

1. Mengetahui sifat fisis dan mekanis mortar segar dengan diberikan limbah pasir terak tanur tinggi pada perbandingan kadar campuran yang ditentukan dan bagaimana jika tanpa limbah didalamnya.

2. Mengetahui berapa kadar campuran mortar optimum dengan penambahan limbah pasir terak tanur tinggi agar terjadi kondisi yang paling menguntungkan / ekonomis dan bagaimana sifat fisis dan mekanisnya.

3. Mengetahui ketahanan papan semen / mortar terhadap reaksi atau serangan bahan kimia seperti klorida, sulfat dan alkali-silika.

(5)

4. Mengetahui apakah papan semen berbahan limbah menguntungkan secara ekonomis dan meningkatkan nilai guna dari limbah, sekaligus mengatasi permasalahan limbah yang berdampak negatif terhadap lingkungan.

5. Mengetahui prospek dan peluang perkembangan dimasa yang akan datang terhadap eksistensi papan semen dengan penambahan limbah pasir terak tanur tinggi yang dilapisi anyaman bambu.

E. LUARANYANGDIHARAPKAN

Dari hasil penelitian ini diharapkan penggunaan limbah pasir terak tanur tinggi dapat bekerja seperti jika limbah ini dijadikan sebagai bahan tambah pada beton segar yaitu dapat mengurangi penggunaan bahan utama penyusun mortar, membuat tahan lama mortar karena durabilitas mortar bertambah dan mampu bertahan terhadap serangan bahan kimia seperti klorida, sulfat dan alkali-silika seperti pada beton, selain itu luaran berupa partisi dengan anyaman bambu yang memberikan nuansa natural dan estetika.

F. KEGUNAANPENELITIAN

Berikut merupakan kegunaan dari penelitian yang akan dihasilkan, yaitu :

1. Memberikan suatu informasi dan pengetahuan baru untuk masyarakat dunia, khususnya di Indonesia sendiri mengenai inovasi mortar dengan menggunakan limbah pasir terak tanur tinggi yang di tujukan untuk mereduksi penggunaan bahan utama pembuatan mortar dan manghasilkan mortar yang lebih kuat.

2. Memberikan kontribusi yang baik kepada negara – negara di dunia, khususnya Indonesia bahwa limbah hasil olahan industri yang sebagian besar atau sebelumnya kurang berguna ternyata dapat diberdaya gunakan untuk menghasilkan karya dan inovasi yang ternyata sangat bermanfaat.

3. Melakukan suatu penghematan terhadap penggunaan bahan utama seperti semen seperti pada beton dan yang sedang diteliti yaitu pasir dalam pembuatan mortar. 4. Membuat mortar dengan kualitas yang lebih baik, ekonomis dan tahan lama dari dari

campuran yang berbeda dari susunan biasanya karena menggunakan limbah tersebut untuk mereduksi bahan utama.

5. Menghasilkan suatu produk di pasaran yaitu papan semen yang indah dan ber nilai estetika berbeda dari papan semen partisi biasa karena dilapisi dengan anyaman bambu dan mempunyai kualitas yang lebih unggul dari bahan mortarnya yang sudah dicampur dengan limbah.

(6)

G. TINJAUANPUSTAKA Definisi mortar

Mortar atau aduk adalah bangunan yang terbuat dari bahan perekat, agregat halus (pasir), dan air. Sebagai bahan perekat, biasanya menggunakan bahan perekat hidrolis, seperti semen Portland, kapur padam, puzolan, atau kombinasi dari bahan – bahan tersebut. Dari ketiga bahan perekat tersebut jika menggunakan kapur padam maka akan menghasilkan mortar yang memiliki water retentivitas (platis) yang tinggi. Syarat untuk pasir pada mortar diantaranya adalah harus bersih (kadar lumpur kurang dari 5%), keras, bebas dari bahan organic, dan memiliki susunan gradasi yang memenuhi syarat.

Kegunaan mortar :

1. Aduk pasangan, yaitu mortar yang digunakan untuk merekatkan bahan pasangan seperti batu bata, conblock, batako, batu kali, atau bahan pasangan lainnya. Mortar ini harus memiliki kekuatan yang memadai, karena pada pasangan dinding, mortar tersebut harus menahan beban, baik kuat tekan maupun kuat lentur. Beban tekan pada pasangan dinding, umumnya relative kecil, sehingga mortar dengan kuat tekan 150 kg/cm2, sudah memadai. 2. Aduk plesteran, yaitu mortar yang digunakan untuk menutup pasangan dinding. Gunanya

adalah melindungi, meratakan serta memperindah pasangan dinding. Maka tinggi, perubahan bentuknya relative kecil, serta penampilannya yang indah. Banyak plesteran yang retak-retak, bergelombang, atau mengelupas. Cacat tersebut karena pemilihan bahan plesteran yang salah. Perubahan panjang pada mortar yang jauh berbeda pada dengan bahan pasangan, akan menyebabkan mortar retak atau dapat pula terkelupas.

Sifat fisik dan mekanis pada mortar a. Konsistensi

Mortar, baik sebagai aduk pasangan atau aduk plesteran supaya plastis, mudah dikerjakan, membutuhkan kadar air optimum. Untuk itu perlu dicari berapa persen air yang dibutuhkan untuk mencapai kadar air optimum. Untuk mengetahui kadar air yang optimum lakukan pengujian dengan alat flow table. Jika dari hasil uji tersebut memberikan nilai flow antara (105-115%) berarti kadar air sudah mencukupi, tetapi jika kurang maka kadar air harus ditambah, misalkan 60%, uji kembali dengan alat tersebut. Demikian pula jika nilai flownya melebihi yang disyaratkan kurangi kadar airnya, sampai nilainya mencapai antara (105-115%).

(7)

b. Kuat Tekan

Mortar untuk aduk pasangan kekuatannya harus memadai. Artinya kuat tekan yang ditargetkan harus sesuai dengan konstruksi yang akan dibuat. Dalam ASTM C 270 pemilihan jenis mortar berdasarkan pemakaian mortar tersebut. Dengan adanya standar tersebut pekerja dapat menentukan komposisi bahannya, sehingga pemakaian bahannya sangat efektif, tidak terlalu boros..

Menurut ASTM C 270 kekuatan mortar dapat dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu :  Aduk Tipe M

Yaitu jenis aduka dengan kuat tekan yang tinggi, dipakai untuk tembok bata bertulang, tembok pasangan pondasi, dan tembok dalam tanah. Dibuat dari campuran 1 PC : ¼ Kapur Padam, serta pasir tidak kurang dari 2 ¼ dan tidak lebih dari 3 kali bagian bahan perekat. Kuat tekan rata-ratanya ±174 Kg/cm2 atau 2500 psi.

 Aduk Tipe S

Yaitu aduk dengan kekuatan yang sedang, dipakai bilamana tidak disyaratkan menggunakan aduk tipe M, tetapi diperlukan daya rekat yang tinggi, serta adanya pengaruh gaya samping. Seperti dinding penahan tanah, saluran pembuangan air kotor, trotoar. Dibuat dengan campuran 1PC : ¼ - ½ kapur padam, serta pasir tidak kurang dari 2 ¼ dan tidak lebih dari 3 kali bagian perekat. Kuat tekan rata-ratanya ± 124 Kg/cm2 atau 1800 psi.

 Aduk Tipe N

Yaitu aduk dengan kekuatan sedang, dipakai untuk aduk pasangan terbuka di atas tanah, dinding penahan beban. Dibuat dari campuran 1 PC : ½ - 1 ¼ kapur padam, serta pasir tidak kurang dari 2 ¼ dan tidak lebih dari 3 kali bagian bahan perekat. Kuat tekan rata-ratanya ± 52 Kg/cm2 atau 750 psi.

 Aduk Tipe O

Yaitu aduk dengan kekuatan agak rendah, dipakai untuk tembok yang tidak menahan beban tekan lebih dari 7 Kg/cm2, serta gangguan cuaca tidak terlalu berat. Dibuat dari campuran 1 PC : 1 ¼ - 2 ½ bagian kapur padam, serta pasir tidak kurang dari 2 ¼ dan tidak lebih dari 3 kali bagian bahan perekat. Kuat tekan rata-ratanya ±24 Kg/cm2 atau 350 psi.

 Aduk Tipe K

Yaitu aduk dengan kekuatan rendah, dipakai untuk dinding partisi yang terlindung, tidak menahan beban, serta tidak ada persyaratan untuk kuat tekan. Dibuat dari

(8)

campuran 1 PC : 2 ½ - 4 kapur padam, serta pasir tidak kurang dari 2 ¼ dan tidak lebih dari 3 kali bagian bahan perekat. Kuat tekan rata-ratanya ± 5.25 Kg/cm2 atau 75 psi.

Tabel 1. Mutu mortar menurut spesifikasi dari Inggris (dalam perbandingan volume). Mutu Adukan Kapur : Pasir Semen : Kapur : Pasir Semen : Pasir Semen : Pasir : Admixture Semen tembok : Pasir Kuat Tekan (N/mm2) 1 - 1 : ½ : 3 1 : 3 - - 11 2 - 1: 1/2 : 4 ½ - 1 : 4 1 : 3 5,5 3 - 1 : 1 : (5-6) - 1 : 6 1 : 4 ½ 2,5 4 1:2 1 : 2 : (8-9) - 1 : (7-8) 1 : 6 1,0 5 1:3 1 : 3 : (10-12) - 1 : 8 1 : 7 -

Tabel 2. Jenis campuran menurut Peraturan Bangunan Nasional (PBN) 1997 (dalam perbandingan volume).

PC Tras Semen

Merah

Kapur padam

Pasir Tujuan Pemakaian

- - - - - - - - 1 1 - - 1 1 1 1 - - - - - 1 1 2 1 - - - - - - - 1 1 1 1 1 2 - - - - - - - 1 - - - - - 1 1 1 3 1 11/2 1 1 - - 1 1 - - - - 1 1 2 3 4 3 5 5 5 2 4 2 1 2 3 4 4 3 Aduk Perekat Pondasi konst.berat     rumah biasa   sederhana Dinding rumah Pondasi rumah  sederhana Dinding rumah Trasraam dinding Pondasi rumah Plesteran

Dinding lama/ baru Dinding baru Trasraam Lantai Anyamanbambu/kawat Dekat laut Dinding

(9)

c. Kuat Lentur

Mortar sebagai bahan perekat dinding, selain mendapat gaya tekan juga kadang-kadang gaya lentur. Gaya tersebut dapat berupa tekanan angin dari samping atau gaya lentur lainnya. Umumnya dinding didalama ruangan relative lebih kecil menahan lentur, karena selain terjepit oleh ring balk, juga didalamnya tekanan angin relative tidak ada, kecuali bangunan tersebut dituntut untuk menerima beban gempa, atau dinding tersebut ditempat yang terbuka, seperti dinding pagar yang sangat panjang dan tinggi. Untuk dinding, setiap luas tertentu (tergantung dari jenis pasangan dinding) harus diperkuat dengan kolom praktis yang terbuat dari beton. Untuk menguji kuat lentur mortar, dibuat benda uji ukuran 25 x 25 x 100 mm, kemudian sampel tersebut di ujikuat lenturnya.

d. Perubahan Panjang

Perubahan panjang pada mortar sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas bahan perekat. Mortar yang menggunakan kapur padam dibangdingkan semen Portland pada campuran yang sama, perubahan panjangnya lebih tinggi. Demikian pula makin kecil perbandingan bahan perekat dengan pasir (campuran gemuk), perubahan bentuknya lebih besar dibandingakan dengan campuran kurus.

e. Water Retentivitas

Water retentivitas adalah suatu fisik kemampuan mortar menahan air. Kemampuan ini sangat tergantung dari bahan perekat dan kehalusan bahan pengisi. Mortar yang memiliki water retentivitas yang tinggi akan lebih plastis, sehingga mudah dikerjakan dan mudah dibentuk. Untuk mencapai workability yang baik, yaitu dapat dikerjakan dengan baik, diratakan dengan baik dan mempunyai retentivitas yang sesuai, dapat dicapai dengan :

 Modifikasi bahan perekat

 Penambahan bahan reaktif atau filler

 Retentivitas dibuat lebih baik sehingga adukan dapat dipertahankan lebih lama  Modifikasi agregat halus dan filler

f. Daya Serap air bata (suction rate)

Yaitu kemampuan permukaan bata untuk menyerap air pada menit pertama bata itu bersentuhan dengan air. Untuk bata dengan ukuran standar sebaiknya daya serap air < 20 gr/dm2/menit.

(10)

g. Daya Rekat Ditentukan oleh :

 Jenis adukan  Retentivitas adukan  Daya serap air bata h. Modulus elastisitas

Pada pasangan yang dibebani secara vertical yang penting bukan kekuatan tekan tetapi modulus elastisitas yang menentukan beban tekuk pada pasangan tersebut.

i. Modulus patah

Jika pasangan batu dibebani lentur murni oleh gaya-gaya melintang dari sisi pasangan, maka modulus patah akan menentukan ketahanan pasangan batu. Kekuatan tarik dan daya rekat penting untuk menilai modulus patah tersebut. Modulus patah tinggi dapat diperoleh dari batu yang memiliki daya serap 5-30 gr/dm2/menit dengan retentivitas mortar yang seimbang.

Yang harus diperhatikan dalam pembuatan adukan 1. Pencampuran bahan merata

2. Kadar air jangan berlebihan

3. Gradasi dengan besar butiran maksimum yang sesuai 4. Workability sesuai dengan teknik pemasangan 5. Perawatan secara sempurna

Bahan adukan a. Perekat

 Semen Portland  Kapur

 Kapur dan Pozolan

 Semen Portland dan Pozolan  Semen Portland dan Kapur Harus sesuai :

 Jenis bahan / komponen bahan bangunan yang direkatkan  Kekuatan yang harus dicapai

 Iklim dan cuaca bangunan ditempatkan  Penampakan yang diinginkan

(11)

b. Agregat halus

 Pasir alam, seperti pasir alami dan pecahan batu  Agregat halus batuan

Persyaratan :

 Karena ketebalan adukan dibatasi 5 – 15 mm, besar butiran agregat maksimum dibatasi 1/5 tebal adukan.

 Susunan butiran pasir untuk adukan, antara lain menurut ASTM sebagai berikut Tabel 3. Susunan butiran pasir untuk adukan menurut ASTM

Lubang ayakan (mm) Standar ASTM Susunan butiran ideal 4,8 2,4 1,2 0,6 0,3 0,15 100 95-100 60-100 35-70 15-35 0-15 100 97 84 50 27 6

 Susunan besar butir yang ditetapkan dengan angka kehalusan berkisar antara 2,2 – 2,6 yang ideal dengan maksimum 2,8. Besar butir ideal 2,4 mm.

 Untuk mendapatkan workability yang baik, sebaiknya : antara ayakan 0,6 – 0,3 mm kurang lebih 15% dan antara ayakan 0,15 – 0,075 maksimum 10%.  Agregat harus keras antara lain mengandung silica dalam jumlah besar

 Agregat harus bersih jika mengandung butiran halus (<0,075 mm) dibatasi maksimum 5%, karena jika terlalu banyak maka penyusutan menjadi besar ; bersih dari zat organic agar tidak mengganggu rekatan dengan bahan perekat.  Butiran halus (<0,3mm) sebaiknya lebih besar dari 20% sedangkan butiran

kasar harus sedikit. c. Bahan Pengisi (Filler)

 Tepung batu  Bahan pozolan Untuk bahan tambah :

(12)

Untuk membuat adukan lebih lecak / plastis ( berfungsi sebagai plastimen, bahan dari gilingan batu ataupun tras, semen merah, yang tidak memberikan dampak negative [retak akibat susut muai tinggi]), bersih dan kekal.

 Admixture

Sebaiknya pemakaian admixture dipertimbangkan dengan baik karena sifat mortar tidak seperti beton dalam kebutuhan terhadap admixture.

d. Air

 Persyaratan umum air harus bersih dan dapat diminum, apabila tidak memungkinkan, dapat dipakai air yang tidak menurunkan kekuatan adukan. > 10% dari adukan yang dibuat dengan air bersih.

GGBS ( Ground Granular Blast Furnace ) / terak tanur tinggi

Diperoleh dengan pendinginan cair terak besi (produk sampingan dari besi dan baja) dari tanur ledakan dalam air atau uap, untuk menghasilkan butiran kaca, yang kemudian dikeringkan dan ditumbuk menjadi bubuk halus.

Penggunaan GGBS

GGBS digunakan untuk membuat tahan lama beton struktur dalam kombinasi biasa Semen Portland dan atau bahan pozolan lainnya. GGBS telah banyak digunakan di Eropa, dan semakin berkembang di Amerika dan Asia (terutama Jepang dan Singapura). Keunggulannya dalam hal durabilitas beton, memperpanjang usia bangunan dari 50 tahun menjadi 100 tahun. Dua penggunaan utama GGBS adalah dalam meningkatkan kualitas produksi semen yaitu, semen Portland Blast furnace (PBFC) dan High terak semen Blast furnace (HSBFC), dengan kandungan GGBS berkisar antara 30-70%. Beton yang terbuat dengan semen GGBS memiliki setting time yang lebih lambat dari Beton yang dibuat dari semen Portland biasa, tergantung pada jumlah GGBS dan material semen, tapi juga terus memperoleh kekuatan periode yang lebih lama dalam kondisi produksi. Hal ini menghasilkan panas yang lebih rendah dari hidrasi dan menurunkan kenaikan suhu, dan menghindari sendi dingin lebih mudah. Penggunaan GGBS secara signifikan mengurangi resiko kerusakan yang disebabkan oleh reaksi alkali-silika (ASR), memberi ketahanan yang lebih tinggi terhadap serangan sulfat dan bahan kima lainnya. GGBS semen ditambahkan dalam campuran beton di pabrik batching produsen beton, bersama dengan semen Portland, agregat, dan air. GGBS digunakan sebagai pengganti langsung untuk semen Portland, tingkat penggantian untuk GGBS bervariasi dari 30% sampai 85%.

(13)

Penampilan GGBS

GGBS adalah bubuk putih. Memberikan warna lebih terang, lebih cerah pada beton, berbeda dengan abu-abu bebatuan beton yang dibuat dari semen Portland. Warna beton menjadi lebih ringan, beton memiliki permukaan akhir yang halus, dan penambahan GGBS untuk mencegah pemekaran pada beton. Untuk memperoleh waran yang terang pada beton, GGBS biasanya digunakan pada 50% - 70%. Semen GGBS mencegah terjadinya kemekaran, yang disebabkan oleh endapan kalsium karbonat. Karena kandungan kapur dan permeabilitas yang relative lebih rendah, GGBS efektif dalam mencegah pengkristalan bila digunakan pada dosis 50% - 60%.

Daya Tahan GGBS

GGBS dalam beton diberikan untuk memberikan perlindungan terhadap kedua serangan sulfat dan serangan klorida. Untuk melindungi terhadap serangan klorida, GGBS diogunakan pada tingkatan penggantian 50% pada beton. GGBS juga secara rutin digunakan untuk membatasi kenaikan suhu dalam beton pada saat setting time. Hal ini mengurangi gradient thermal dalam beton, yang mencegah terjadinya microcracking yang dapat melemahkan beton dan mengurangi daya tahan.

Gambar 1 Semen GGBS digunakan di Jembatan Luas di Dundrum, untuk daya tahan dan penampilan Kekuatan

Beton yang mengandung semen GGBS memiliki kekuatan ultimate lebih tinggi dari pada beton dibuat dengan semen Portland. Beton tersebut memiliki proporsi yang lebih tinggi dari kekuatan meningkatkan kalsium silikat hidrat (CSH) dari beton dibuat dengan semen Portland saja, dan mengurangi kandungan kapur bebas, yang tidak memberikan kontribusi terhadap kekuatan beton. Beton dibuat dengan GGBS terus memperoleh kekuatan dari waktu ke waktu, dan telah terbukti dua kali lipat dalam 28 hari kekuatan selama periode 10 sampai 12 tahun.

(14)

Manfaat Lingkungan

Tabel 4. Manfaat Lingkungan

Isu Lingkungan Terukur sebagai Dampak

1 Ton GGBS 1 Ton Portland

Cement Perubahan iklim CO2 0,07 ton 0,95 ton Penggunaan Energi Energi primer 1.300 MJ 5.000 MJ Mineral Ekstraksi Berat digali 0 tidak ada

ekstraksi tanah liat ataupun batu kapur, bahan berasal dari limbah industry

1.5 ton tanah liat dan batu kapur digali utnuk setiap produksi 1 ton semen Portland.

Pembuangan sampah

Berat diujung 1 ton disimpan 0.02 ton

Isu Lingkungan Pengaruh menggunakan GGBS

Emisi Karbon Dioksida 40% berkurang

Oksidasi 35% berkurang

Asap 35% berkurang

Eutrofikasi 30% berkurang

Kebutuhan energy primer 30% berkurang

Papan semen partisi (papan gypsum)

Papan gypsum adalah salah satu produk jadi setelah raw material gypsum diolah melalui proses pabrik. Papan gypsum digunakan sebagai salah satu elemen dari dinding partisi dan plafon. Dulu sebelum papan gypsum popular, masyarakat menggunakan triplek sebagai bahan penutup plafon. Saat ini triplek menjadi material yang cukup mahal dikarenakan bahan baku pembuat triplek tersebut sudah sangat sulit didapat. Gipsum merupakan alternative yang tepat untuk menggantikan triplek, sayangnya masih banyak masyarakat yang belum melihat manfaat dari papan gypsum. Perbandingan antara papan semen partisi dan triplek

(15)

Tabel 5. Perbandingan antara papan semen dengan triplek

Parameter Papan semen Triplek

Tahan Api Ya (karena semen

termasuk kategori material yang non-combustible)

Tidak

Tahan Kelembapan Ya Tidak

Tahan Benturan Ya Tidak

Mudah Diperbaiki Ya Tidak

Papan semen partisi (papan gypsum) diklasifikasikan dari jenis performa papan dan ketebalannya, sebagai berikut :

1. Papan semen standar

Papan semen ini merupakan varian umum dari papan semen. Tebal yang tersedia yaitu 9mm, 12mm, dan 15mm

2. Papan semen tahan api

papan semen ini mempunyai performa ketahanan terhadap api, durasi ketahanannya tergantung dari system dinding partisi yang digunakan. Tebal yang tersedia yaitu 12mm, dan 15mm.

3. Papan semen tahan kelembapan

Papan semen ini mempunyai performa ketahanan terhadap kelembapan, cocok digunakan untuk daerah yang lembab dalam bangunan, seperti toilet, dapur dan gudang. Bila papan semen ini digunakan sebagai dinding kamar mandi, maka disarankan untuk melapisi permukaan papan semen tersebut dengan keramik dinding, tahan kelembapan bukan berarti tahan air. Tebal yang tersedia yaitu 9mm, 12mm, dan 15mm.

4. Papan semen tahan benturan

Papan semen ini mempunyai performa ketahanan terhadap benturan. Benturan yang dimaksud adalah benturan tubuh manusia, trolley, meja kursi, dan sebagainya. Cocok dipergunakan di koridor, ruang fitness, dinding kamar rumah sakit dan sebagainya. Tebal yang tersedia yaitu 12mm, dan 15mm.

Papan semen mudah untuk dipotong ketika masih dalam bentuk lembaran, tetapi apabila papan semen sudah menjadi suatu system dinding partisi, maka tidak akam mudah untuk dipotong, memerlukan tenaga, dan waktu yang jauh lebih lama.

(16)

Gambar 2. Sistem dinding partisi

H. METODE PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian dilakukan metode eksperimen yaitu dengan cara membuat percobaan berupa benda uji di laboratorium menggunakan bahan GGBS (Ground Granular Blast Furnance) sebagai pengganti semen dan tambahan serat untuk meningkatkan daya tarik pada mortar. Adapubn langkah-langkah pelaksanaan yaitu:

1. Persiapan bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu semen, pasir, serat dan GGBS sebagai bahan tambah dan pengganti semen dengan jumlah persentase yang ditentukan, demana GGBS ini berasal dari limbah tungku tanur tinggi dalam proses pembakaran biji besi. 2. Persiapan peralatan

Alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan benda uji yaitu, pisau, gunting, palu, timbangan, dan alat untuk memperhalus GGBS.

3. Persiapan GGBS

Bahan GGBS di peroleh dari PT. Krakatau Steel dan hasil pembakaran tungku tanur tinggi berupa limbah terak besi yang harus didinginkan dan dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan.

4. Penggilangan GGBS

setelah pendinginan, GGBS digiling menjadi halus sehingga menyerupai ukuran butiran semen karena GGBS tersebut difungsikan dalam penelitian ini sebgai pengganti semen dengan jumlah persentase yang ditentukan.

(17)

Mulai Persiapan Bahan Pengujian Bahan Aggregat -berat jenis -penyerapan air -berat isi -analisa ayak -kadar air STANDAR NO YA Pembuatan mortar (adukan) Penambahan GGBS

Cetak untuk benda uji Curing (perawatan) PENGUJIAN: -Kuat tekan -Kuat tarik -Kuat lentur -Konsistensi -Perubahan panjang ANALISA DATA KESIMPULAN Skema Pembuatan Penelitian

(18)

I. JADWAL PELAKSANAAN

JADWAL PELAKSANAAN

NO JENIS KEGIATAN ALOKASI WAKTU

1 2 3 4 5 I PERSIAPAN a. Studi Literatur II PELAKSANAAN a. Persiapan Bahan b. Pengujian Bahan c. Perencanaan Campuran d. Pembuatan Benda Uji e. Pengujian Benda Uji f. Analisa Data

III PELAPORAN

a. Penulisan b. Penggandaan c. Laporan

(19)

J. BIAYA

Rencana biaya penelitian ini sebesar Rp 8.860.000 dengan perincian sebagai berikut : 1. Bahan dan Peralatan

a. Semen 5 Zak @ Rp. 60.000,00 Rp. 300.000,00

b. Agregat halus (4 m³ x Rp. 150.000,00) Rp. 600.000,00 c. Terak tanur tinggi (3 m³ x Rp. 250.000,00) Rp. 750.000,00

d. Sewa alat, mesin dan Laboratorium Rp. 1.000.000,00

e. Pengujian agregat halus ls Rp. 400.000,00

f. Pengadukan & pengujian sifat fisik ls RP. 600.000,00 g. Pembuatan 108 benda uji ls Rp. 1.000.000,00 h. Pengujian sifat mekanik 108 benda uji ls Rp. 1.000.000,00

--- + Jumlah (A) Rp. 5.650.000,00

2. Perjalanan

Biaya transportasi pembelian bahan ls Rp 700.000,00 --- + Jumlah (B) Rp 700.000,00 3. Biaya Lain-lain  Penyusunan Laporan 5s Rp. 500.000,00  Penyusunan jurnal Rp. 200.000,00  Penggandaan, penjilidan 5s Rp. 400.000,00  Dokumentasi ls Rp. 250.000,00  Penelusuran Pustaka 40 jam x Rp. 5.000,00 Rp. 200.000,00  Tinta Printer 1 set Rp. 300.000,00  USB Flas Disk 3bh x70.000,00 Rp. 210.000,00  Kertas 3rimxRp.50.000,00 Rp. 150.000,00  Bahan Rujukan ls Rp. 300.000,00 --- +

Jumlah (C) Rp. 2.510.000,00

Jumlah (A + B + C) Rp.8.860.000,00

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar politeknik negeri jakarta, 2005, Teknologi Bahan 1 dan 2, program d3, politeknik negeri jakarta.

Syahrizal Mohd. 2003. Pengaruh GGBS Terhadap Kekuatan Tekan Beton. Tesis Program Magister. Universitas Teknologi Malaysia

Dykes Paul. 2003. Sustainable Cement Alternative of OPC. <www.constructireland.ie/articles/0212cement.php> Ecocem Ireland is an independent.2001. About GGBS. <www.ecocem.ie/index.php?p=technical&q=ggbs> www.ukcsma.co.uk/uses_of_ggbs.html

Singh Kanwarjot. 2007. Civil Engineering Portal. < www.engineeringcivil.com/what-is-the-advantage-of-using-ggbs-as-replacement-of-cement-in-concrete.html>

Wikipedia. 2000. Ground granulated blast furnace slag.

(21)

LAMPIRAN

NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA 1. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Reza Ppriansyah

b. NIM : 1108020113

c. Jurusan : Teknik Sipil

d. Universitas/Institut/Politeknik : Politeknik Negeri Jakarta e. Waktu untuk kegiatan PKM : 8 jam/Minggu

2. Anggota pelaksana Kegiatan/ Penulis 2.1 Anggota 1

a. Nama Lengkap : Andi Aswar

b. NIM : 1108020197

c. Jurusan : Teknik Sipil

d. Universitas/Institut/Politeknik : Politeknik Negeri Jakarta e. Waktu untuk kegiatan PKM : 8 jam/Minggu

2.2 Anggota 2

a. Nama Lengkap : Wisnu Pambudi

b. NIM : 3109120225

c. Jurusan : Teknik Sipil

d. Universitas/Institut/Politeknik : Politeknik Negeri Jakarta e. Waktu untuk kegiatan PKM : 8 jam/Minggu

NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING

a. Nama Lengkap dan Gelar : Pratikto ST, MSi

b. Golongan Pangkat dan NIP : Pembina-IVA 1966021990031002 c. Jabatan Fungsional : Pembina

d. Jabatan Struktural : Lektor Kepala

e. Jurusan : Teknik Sipil

f. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Jakarta g. Bidang Keahlian : Teknologi Bahan

(22)

Gambar

Tabel 1. Mutu mortar menurut spesifikasi dari Inggris (dalam perbandingan volume).
Gambar 1 Semen GGBS digunakan di Jembatan Luas di Dundrum, untuk daya tahan dan penampilan
Tabel 4. Manfaat Lingkungan
Tabel 5. Perbandingan antara papan semen dengan triplek
+2

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam pasal ini dijabarkan mengenai hak dan kewajiban para pihak yang wajib dilaksanakan oleh para pihak tersebut dan apabila tidak dilaksanakan dapat

Dari hasil kuesioner yang telah disebar kepada 35 responden, dapat dipahami bahwa pada desain hunian sewa kos-kosan, telah ditemukan adanya perhatian yang cukup baik

Penelitian ini difokuskan untuk memantau perkembangan bayi berdasarkan status gizi dengan pengambilan parameter pengklasifikasian berupa hasil nilai berat yang

[r]

Observation Uncertainty , ketidakpastian perikanan karena keterbatasan observasi (ketidakpastian variable perikanan yang dapat mengakibatkan terjadinya miss -

Pihak pengurus pesantren dan orang tua santri dapat mengetahui sejauh mana hubungan interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya terhadap penerimaan diri, sehingga dapat

yang diterima insan pemerintah daerah penerimaan dalam bentuk uang, barang, fasilitas atau akomodasi yang diterima insan pemerintah daerah dari pihak ketiga sebagai hadiah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran proses resiliensi pada remaja yang hamil di luar nikah dan bagaimana faktor-faktor lingkungan