• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Pasar modal adalah lembaga keuangan negara yang memiliki aktivitas mengenai penawaran dan perdagangan efek. Lembaga pasar modal merupakan tempat pengalokasian sumber daya ekonomi secara maksimum yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dan pihak penyedia dana dengan aturan yang telah ditetapkan oleh lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. Menurut Suad Husnan (2005:3) pasar modal yang secara formal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang atau modal yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

Pasar modal di Indonesia merupakan pasar sedang berkembang yang dalam perkembangannya sangat rentan terhadap kondisi makroekonomi yang terjadi secara umum. Pasar modal merupakan bagian dari pasar financial yang menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dalam menjalankan fungsi ekonomi yaitu dengan mengalokasikan dana secara efisien dari pihak yang memiliki dan kepada pihak yang membutuhkan dana, sedang fungsi keuangannya dapat ditunjukkan oleh kemungkinan adanya perolehan imbalan bagi pihak yang memberi dana sesuai dengan karakteristik investasi yang mereka pilih (Sakhowi, 2004: 1).

Sejak kolonial jaman Belanda (tahun 1912) di Batavia, pemerintah Hindia Belanda mendirikan pasar modal untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Pasar modal tidak berjalan seperti apa yang diharapkan dan sempat mengalami kevakuman, hal tersebut disebabkan oleh adanya perang dunia I dan perang dunia ke II, perpindahan kekuasaan yang ada antara kolonial Belanda kepada pemerintahan Republik Indonesia dan berbagai keadaan lainnya. Pada tahun 1977, pemerintah Republik Indonesia menjalankan kembali pasar modal yang sempat vakum, kemudian dari tahun ke tahun pasar modal mengalami

(2)

2

pertumbuhan dikarenakan adanya berbagai insentif dan regulasi yang diberikan oleh pemerintah. Pasar saham atau Bursa Saham secara resmi disebut dengan Bursa Efek (UU no 8 tahun 1995 tentang pasar modal-bab III). Bursa Efek Indonesia atau dapat disingkat BEI merupakan lembaga pada pasar modal yang terbentuk melalui penggabungan (merger) dari Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 2017.

Dalam melakukan perdagangan efek sangat diperlukan adanya informasi yang relevan dan pengetahuan tentang cara seleksi dan bertransaksi di bursa efek sehingga dapat berinvestasi secara realitis dan rasional dalam hal investasi. Informasi mengenai saham dapat di peroleh dari Saham OK. Dengan adanya Saham OK dapat di lihat informasi yang bersangkutan dengan pasar modal dan berbagai informasi lainnya sebagai contoh informasi yang berhubungan dengan merger dan akuisisi, daftar perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi tersebut ada dalam pemantauan KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha).

KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) adalah lembaga independen yang didirikan untuk mengawasi pelaksanaan Undang-Undang tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. KPPU memiliki fungsi untuk mengatur peraturan pelaksanaan dan memeriksa pihak-pihak yang diduga melanggar UU No.5/1999 tersebut serta memberi putusan mengikat dan menjatuhkan sanksi terhadap para pelanggarnya dan berperan mewujudkan perekonomian Indonesia yang efisien melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, yang menjamin adanya kepastian berusaha.. KPPU bertanggung jawab atas Presiden dan melaporkan kinerja kepada DPR (Dewan Perwakilan Rakyat). (www.kppu.go.id)

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, peneliti tertarik menggunakan objek penelitian perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi pada tahun 2013. Berikut daftar perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi tahun 2013 (Lampiran 1.1).

(3)

3 1.2 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan ekonomi yang terjadi di suatu negara menuntut semua sektor ekonomi untuk berkembang lebih cepat dan memiliki suatu keunggulan kompetitif. Banyak cara yang dilakukan oleh pelaku ekonomi untuk mendapatkan posisi yang terdepan dan mempunyai nilai lebih pada pasar. Di Indonesia merger dan akuisisi telah dilakukan oleh berbagai sektor ekonomi untuk menghadapi perkembangan ekonomi yang terjadi. Merger dan akuisisi diyakini dapat meningkatkan kekuatan dalam hal identitas perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan. Dalam kondisi ekonomi saat ini, persaingan yang terjadi sangat ketat dan pangsa pasar lebih banyak. Saat ini, perusahaan tidak hanya bersaing dalam skala lokal. Seiring pasar bebas memasuki pasar ekonomi, perusahaan sejenis bisnis dituntut lebih kuat dalam melakukan dan menaklukan pasar bebas tersebut, sehingga perusahaan dapat bertahan dan berkembang ditengah ketatnya persaingan yang ada.

Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar perusahaan bisa bertahan atau bahkan berkembang adalah dengan melakukan merger dan akuisisi. Merger merupakan penggabungan dua perusahaan atau lebih menjadi satu kekuatan untukmemperkuat posisi perusahaan. Akuisisi merupakan pengambil-alihan (take over) sebagian atau keseluruhan saham perusahaan lain sehingga perusahaan pengambil-alih mempunyai hak kontrol atas perusahaan target. Arti dari mergerdan akuisisi memang berlainan tetapi pada prinsipnya sama yaitu dalam membicarakan tentang penggabungan usaha (business

combination), sehingga kedua istilah ini sering dibicarakan secara bersama dan

dapat dipertukarkan interchangeable).

Fahmi (2013:319) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mengarahkan suatu perusahaan melakukan merger atau akuisisi adalah keinginan perusahaan untuk mengangkat citra perusahaan yang sebelumnya mengalami penurunan nilai di mata publik. Dalam melakukan merger dan akuisisi perusahaan memiliki motif, menurut Brigham dan Houston (2004:468-472) motif tersebut adalah sinergi, pertimbangan pajak, pembelian aktiva di bawah biaya penggantinya, diversifikasi, insentif pribadi manajer, nilai residu. Alasan-alasan tersebut mungkin tidak

(4)

4

mutually exclusive tetapi dipertimbangkan bersama-sama yaitu untuk bisa

beroperasi dengan lebih ekonomis, memeroleh manajemen yang lebih baik, penghematan pajak yang belum dimanfaatkan, untuk memanfaatkan dana yang menganggur.

Untuk mendapatkan daya saing yang lebih besar dalam era globalisasi, banyak perusahaan menganggap bahwa merger dan akuisisi memberikan dampak signifikan pada pertumbuhan perusahaan. Dampak dari era globalisasi dimana perusahaan bebas bersaing dan terlepas dari asal-usulnya yang menegaskan perusahaan untuk memiliki lebih banyak kekuatan untuk menghadapi era globalisasi sehingga mendapatkan pangsa pasar yang besar. Merger dan akuisisi yang telah dilakukan oleh beberapa perusahaan bertujuan untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik dalam hal keuangan, merek, pangsa pasar, dan lain-lain. Merger dan akuisisi dapat menyebabkan pertumbuhan yang cepat bagi perusahaan yang ingin meningkatkan manajemen efisiensi, memaksimalkan keuntungan pribadi, dan kesejahteraan masyarakat (Piesse et al., 2013).

Alasan untuk melakukan merger dan akuisisi sangat jelas, perusahaan yang ingin melakukan merger dan akuisisi harus melihat dari pengalaman merger dan akuisisi lainnya dan perusahaan lain di tahun-tahun sebelumnya. Studi Demirbag dkk., (2007) mengatakan bahwa "opsi Merger dan Akuisisi dapat memberikan penggabungan perusahaan dengan manfaat sinergis dalam hal untuk saling melengkapi pemasaran dan produksi, peningkatan skala dan cakupan ekonomi serta peningkatan karakteristik risiko atau kendala keuangan. ".

Menyatukan beberapa organisasi menjadi satu kesatuan yang biasa disepakati oleh banyak pemegang kepentingan yang bertujuan akan untuk menjadikan kondisi keuangan yang lebih baik.Merger dan akuisisi bisa dibilang strategi yang paling umum bagi perusahaan yang berusaha untuk membangun keunggulan kompetitif atas saingan mereka (Kumar dan Bansal, 2008). Di Indonesia sendiri, Merger dan Akuisisi adalah istilah yang umum, dalam lima tahun terakhir (2012-2016) jumlah perusahaan yang melakukan Merger dan Akuisisi berubah-ubah dari tahun ke tahun, pada tahun 2013 jumlah perusahaan yang melakukan Merger dan Akuisisi mengalami kenaikan tahun sebelumnya yaitu tahun 2012, kemudian pada

(5)

5 tahun 2014 dan 2015 jumlah perusahaan yang melakukan Merger dan Akuisisi mengalami penurunan kembali, oleh karena itu pada tahun 2013 merupakan tahun yang memiliki jumlah perusahaan yang melakukan Merger dan Akuisisi terbanyak pada kurun waktu lima tahun terakhir (Tabel 1.1).

Tabel 1.1

Jumlah Perusahaan yang Melakukan Merger dan Akuisi Tahun 2012-2016

Sumber :www.sahamok.com (data diolah)

Dengan banyaknya perusahaan yang melakukan Merger dan Akuisisi pada tahun 2013 menggambarkan adanya pandangan bahwa Merger dan Akuisisi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja keuangan oleh perusahaan, akan tetapi fenomena tersebut bertolak belakang dengan adanya jumlah laba yang turun setelah dilakukannya Merger dan Akuisisi pada laporan keuangan perusahaan. Terdapat 9 perusahaan yang mengalami penurunan laba setelah dilakukannya merger dan akuisisi pada tahun 2013 dan termasuk kedalam kriteria penelitian. Berikut data laporan laba rugi perusahaan melakukan merger dan akuisisi pada tahun 2013 yang mengalami penurunan (Tabel 1.2) 36 69 59 34 0 10 20 30 40 50 60 70 80 2012 2013 2014 2015 2016

(6)

6

Table 1.2

Penurunan Laba atau Rugi

Perusahaan yang Melakuakan Merger dan Akuisisi Tahun 2013 (dalam Rupiah)

NO KODE PERUSAHAAN 2013 2014

1 ANJT PT Austindo Nusantara Jaya Tbk

297.338.309.388 248.462.018.426

2 AUTO PT Astra Otoparts Tbk

999.766.000.000 956.409.000.000

3 ENRG PT Energi Mega Perkasa Tbk 2.315.847.428.869 503.718.883.061 4 IMAS PT Indomobil Sukses Internasional Tbk 621.139.761.829 -67.093.347.900 5 HADE PT HD Finance Tbk 7.487.000.000 -2.095.000.000 6 BYAN PT Bayan Resources Tbk -750.981.638.170 -2.570.783.342.046

7 TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk

3.672.213.479.498 2.788.162.086.285

8 SUGI PT Sugih Energy Tbk

423.021.066.996 63.136.379.953

9 INDS PT Indospring Tbk 147.608.000.000 127.657.000.000

(7)

7 Pada table diatas menunjukan 9 perusahaan yang mengalami penurunan laba dari tahun 2013 ke tahun 2014 pada laporan keuangan yang terdapat di BEI (Bursa Efek Indonesia) setelah dilakukannya merger dan akuisisi dan kriteria penelitian yang ada. Dapat dilihat PT Austindo Nusantara Jaya Tbk, PT Astra Otoparts Tbk, PT Energi Mega Perkasa Tbk, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk, PT HD Finance Tbk, PT Bayan Resources Tbk, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, PT Sugih Energy Tbk, dan PT Indospring Tbk mengalami penurunan pada tahun 2013 ke 2014 atau setelah melakukan merger dan akuisisi dengan penurunan yang berbeda-beda.

Kinerja keuangan merupakan suatu kondisi yang mencerminkan kondisi keuangan pada suatu perusahaan. Menurut Rudianto (2013:189), kinerja keuangan adalah hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh manajemen perushaan dalam menjalankan fungsinya mengelola aset perusahaan secara efektif selama periode tertentu. Kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui dan mengevaluasi sampai dimana tingkat keberhasilan perusahaan berdasarkan aktivitas keuangan yang telah dilaksanakan. Untuk meningkatkan kinerja keuangan secara sehat dan efisien diperlukan adanya cara ukur kinerja keuangan yang tepat, cara ukur tersebut adalah profitabilitas.

Profitabilitas adalah hasil bersih dari beberapa kebijakan dan keputusan perusahaan. Menurut Gitman (2009) Rasio profitabilitas membantu mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Rasio ini membantu perusahaan mengukur pendapatan mereka. Semakin tinggi rasio Profitabilitas, semakin tinggi pula nilai perusahaan. Van Horne dan Wachowicz (2005:222) memaparkan bahwa rasio profitabilitas mempunyai dua jenis, yaitu rasio yang menunjukkan profitabilitas yang memiliki kaitan dengan penjualan dan rasio yang memiliki kaitan profitabilitas dengan investasi. Profitabilitas dalam hubungnya dengan penjualan terdiri atas margin laba kotor (gross profit margin) dan margin laba bersih (net profit margin). Profitabilitas dalam hubungannya dengan investasi terdiri atas tingkat pengembalian atas aktiva (return on total assets) dan tingkat pengembalian atas ekuitas (return on equity). Dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio profitabilitas yaitu Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

(8)

8

, Margin Laba Bersih (Net Profit Margin), ROI (Return On Invesment) dan ROE (Return On Equity).

Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) merupakan mark-up pada harga pokok penjualan dan kemampuan manajemen untuk memperkecil harga pokok penjualan yang berhunungan dengan penjualan yang dilakukan perusahaan. Menurut Wild dkk (2005 : 358) alasan dalam hal ekonomis merger dan akuisisi adalah untuk mendapatkan sumber bahan baku,fasilitas produksi dan jaringan pemasaran. Oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa besarnya volume produksi yang dilakukan oleh perusahaan seteleh terjadi Merger dan Akuisisi maka memungkinkan adanya peningkatan volume penjualan perusahaan karena adanya dorongan yang terjadi akibat bertambahnya konsumen atau pelanggan yang berasal dari perusahaan yang diambilalih. Penelitian yang dilakukan oleh Saputri (2015) menyatakan bahwa tidak terdapat perubahan yang signifikan terhadap Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) perusahaan pengakuisisi saat sebelum akuisisi dan sesudah akuisisi

Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) merupakan rasio yang membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan. Besarnya perhitungan Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) menunjukkan seberapa besar laba setelah pajak yang didapatkan perusahaan dalam tingkat penjualan tertentu. Wild dkk (2005 : 358) menyebutkan bahwa salah satu alasan ekonomis dalam Merger dan Akuisisi adalah untuk menjamin sumber keuangan atau jalan pintas terhadap sumber keuangan, setelah adanya Merger dan Akuisisi suatu usaha maka diharapkan keuntungan yang diperoleh perusahaan diterima dari kegiatan operasionalnya akan meningkat. Pada penelitian Ardiagarini (2011) menunjukkan adanya perbedaan Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi untuk periode pengujian yang membandingkan antara 3 tahun sebelum dengan 2 tahun.

ROI (Return On Invesment) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan. ROI (Return On Invesment) semakin kecil atau rendah semakin tidak baik bagi perusahaan. Suad dan Enny (2012 : 395)

(9)

9 menyatakan bahwa hal yang mendasari perusahaan melakukan Merger dan Akuisisi adalah motif ekonomi atau Merger dan Akuisisi juga menguntungan bagi pihak yang melakukan Merger dan Akuisisi, seperti pemilik usaha, pemberi dana dan penerima dana.

ROE (Return On Equity) membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas yang telah diinvestasikan pemegang saham perusahaan (Van Horne dan Wachowicz, 2005:225). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal perusahaan itu sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia untuk pemilik atau investor. Besar kecilnya perusahaan mempengaruhi ROE, misalnya untuk perusahaan kecil tentu memiliki modal yang relative kecil, sehingga ROE yang dihasilkanpun kecil, begitu pula sebaliknya untuk perusahaan besar. Menurut Wild dkk (2005 : 359) Merger dan Akuisisi berdampak pada perusahaan yaitu dapat meningkatkan citra perusahaan, membantu pertumbuhan perusahaan, kesejahteraan perusahaan dan berguna untuk meningkatkan laba bagi perusahaan.maka dapat di simpulkan Merger dan Akuisis dapat memberikan pengaruh yang positif bagi perusahaan apabila perusahaan memiliki modal dan kinerja keuangan yang baik. Dalam penelitiannya Harjeet dan Jiayin (2013) menghasilkan ROE pada perusahaan setelah merger dan akuisisi tidak mengalami perubahan yang signifikan hal tersebut bertolak belakang dengan apa yang dikemukakan oleh Gunawan dan Sukartha (2013) yang menerangkan bahwa ROE pada perusahaan mengalami peningkatan secara signifikan pasca merger dan akuisisi sedangkan hasil penelitian Payamta dan Setiawan (2004), dan menurut Dyaksa Widyaputra (2006) menerangkan bahwa ROE mengalami penurunan secara signifikan setelah terjadi merger dan akuisisi.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan,maka penelitian ini mengambil judul “Dampak Marger dan Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan yang Melakukan Merger dan Akuisisi Tahun 2013)”

(10)

10

1.3 Perumusan Masalah

Merger dan Akuisisi telah diyakini dan dilakukan oleh banyak organisasi untuk mendapatkan kinerja keuangan yang lebih baik.Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa merger dan akuisisi akan memberikan dampak kinerja keuangan yang lebih baik dari masing-masing bank sesudah melakukan merger dan akuisisi, sedangkan beberapa penelitian lainnya belum menemukan hasil yang sama (Joash, 2015). Studi Kumar dan Bansal (2008) menunjukkan bahwa merger tidak menyebabkan peningkatan kinerja.

Adanya anggapan organisasi tentang merger dan akuisisi yang dilakukan akan berdampak pada meningkatnya kinerja keuangan, hal tersebut bertentangan dengan penelitian Demirbag et al., (2007) yang mengatakan "Menyangkut kinerja perusahaan, aktivitas M & A tidak ada efek menguntungkan pada profitabilitas namun memiliki dampak merugikan yang sistematis." Studi ini difokuskan pada merger dan akuisisi pada perusahaan yang tercatat di BEI (Bursa Efek Indonesia) yang melakukan Merger dan Akuisisi tahun 2013. Penelitian tentang Merger dan Akuisisi dapat memberikan wawasan serta mendasari manajer dan pemegang saham dalam pengambilan keputusan mereka untuk melakukan Merger dan Akuisisi. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk mengetahui dampak merger dan akuisisi terhadap profitabilitas perusahaan yang diambil dari sebuah survei perusahaan di Indonesia, dengan rumusan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin), Margin Laba Bersih (Net Profit Margin), ROI (Return On Invesment), dan ROE (Return On

Equity) sebelum dan sesudah merger dan akuisisi?

2. Apakah dengan melakukan merger dan akuisisi akan berdampak signifikan terhadap perbedaan Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) antara sebelum dan sesudah?

3. Apakah dengan melakukan merger dan akuisisi akan berdampak signifikan terhadap perbedaan Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) antara sebelum dan sesudah?

(11)

11 4. Apakah dengan melakukan merger dan akuisisi akan berdampak signifikan terhadap perbedaan ROI (Return On Invesment) antara sebelum dan sesudah?

5. Apakah dengan melakukan merger dan akuisisi akan berdampak signifikan terhadap perbedaan dalam ROE (Return On Equity) antara sebelum dan sesudah?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah merger dan akuisisi berdampak signifikan pada selisih Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) antara sebelum dan sesudah dilakukannya merger dan akuisisi.

2. Untuk mengetahui apakah merger dan akuisisi berdampak signifikan pada perbedaan Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) antara sebelum dan sesudah dilakukannya merger dan akuisisi.

3. Untuk mengetahui apakah merger dan akuisisi berdampak signifikan pada perbedaan ROI (Return On Invesment) antara sebelum dan sesudah dilakukannya merger dan akuisisi.

4. Untuk mengetahui apakah merger dan akuisisi di Maybank Indonesia berdampak signifikan pada selisih ROE (Return On Equity) antara sebelum dan sesudah dilakukannya merger dan akuisisi.

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penelitian selanjutnya berupa tambahan kepustakaan/referensi empiris berkaitan dengan dampak Merger dan Akuisisi yang dilakukan pada bank komersial.

1.5.2 Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan hasil yang bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu :

(12)

12

Mengetahui dampak merger dan akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan dengan kinerja keuangan yang diukur menggunakan rasio keuangan antara sebelum dan sesudah merger dan akuisisi yang terjadi. Dan bisa dijadikan alat pengambilan keputusan untuk diinvestasikan di perusahaan yang terlibat.

2. Manajemen

Penelitian ini dapat dijadikan salah satu pertimbangan untuk mengambil keputusan merger dan akuisisi sebagai strategi perusahaan.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Di dalam penelitian ini dibagi menjadi lima BAB, dengan format penulisan disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab I pada penelitian ini akan menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Bab II akan memaparkan tentang tinjauan pustaka penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian serta ruang lingkup penelitian. BAB III METODE PENELITIAN

Bab III terdiri atas jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, serta teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV berisi data penelitian dan pembahasan dari hasil analisis penelitian. Dalam bab ini data hasil penelitian akan diolah sedemikian rupa sehingga hasil penelitian yang diperoleh diharapkan bisa digeneralisasikan menjadi sebuah kesimpulan sebagai jawaban dari penelitian ini.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data penelitian ini dan saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya, untuk perusahaan, dan investor.

Referensi

Dokumen terkait

Hari / Tanggal Pukul Mata Kuliah Ruang Program Studi Jlh mhs Dosen Pengampu

Dengan mengambil keputusan dengan cepat tidak akan membuang- buang waktu, Contoh: jika ada karyawan yang tidak masuk dan pesanan banyak segera mencari pengganti. Jika barang habis

Bagi siswa yang memiliki metakognisi tinggi berupaya mempelajari hal-hal yang akan menjadi kegiatan belajarnya dengan mudah dan mendapat hasil tinggi, mengetahui dan menggunakan

[r]

1.Dari hasil angket terbuka dan tertutup yang dibagikan kepada peserta sebanyak 100 eksemplar sebagai sampel dapat diketahui 100% program pelatihan yang telah

Variabel penelitian terdiri dari variable independen Kapasitas Sumber Daya Manusia (X1), Pengendalian Intern Akuntansi (X2), Pemanfaatan Teknologi Informasi (X3),

Retribusi Kepelabuhanan di Kabupaten Sinjai sebelumnya telah diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sinjai Nomor 14 Tahun 1998 tentang Retribusi tentang Pendaratan

terhadap yang lain. Mekanik pemberian pakan terdiri dari tiang penyangga, wadah pakan dan ulir pendorong pakan. Wadah pakan mampu menampung pakan ikan hingga 1 Kg.