• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN AGREGASI PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN AGREGASI PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

1 LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN AGREGASI

PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN KUALITAS

PEMBELAJARAN MELALUI PELATIHAN PENGUATAN DAN

PENDAMPINGAN BERBASIS KAJI TINDAK PEMBELAJARAN

PADA PARA GURU SMA DI PROVINSI BALI

OLEH:

NI KETUT SUARNI (Ketua) 0003035705

NYOMAN DANTES (Anggota) 0010104905

I NYOMAN SUDIANA (Anggota) 0001125708

I KETUT DHARSANA (Anggota) 0001085708

I PUTU BUDIADNYANA (Anggota) 0028015903

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

(2)

2

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul PM- PMP:

Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran Pada Para Guru SMA di Provinsi Bali

2. Ketua Tim PM-PMP

a. Nama Lengkap : Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S, Kons b. Jenis kelamin : Perempuan

c. NIDN : 0003035705 d. Jabatan Struktural : -

e. Jabatan Fungsional : Guru Besar

f. Fakultas/Jurusan : Fakultas Ilmu Pendidikan/Bimbingan Konseling g. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) h. Tim PM-PMP :

No NIDN Nama dan Gelar Fakultas/Jurusa

n

Perguruan Tinggi

1 0003035705 Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S FIP/BK Undiksha

2 0010104905 Prof.Dr. Nyoman Dantes. FIP/BK Undiksha

3 0001125708 Dr. I Nyoman Sudiana,M.Pd Pend Bahasa

Indonesia

Undiksha

4 0001085708 Prof. Dr. I Ketut Dharsana, M.Pd FIP/BK Undiksha

5 0028015903 Prof. Dr. Putu Budi Adnyana,

M.Si

MIPA/Pend. Biologi

Undiksha

3. Jangka Waktu PM-PMP : 5 Bulan

4. Lokasi Pelaksanaan PM-PMP : Di Provinsi Bali 5. Pembiayaan

a. Jumlah Biaya yang Diajukan ke DIKTI : Rp 82.500.000; b. Jumlah Biaya dari Sumber Pembiayaan Lain : -

Singaraja, 2012 Dekan FIP Drs Ketut Pudjawan,M.Pd NIDN. 0018085504 Ketua Tim PM-PMP

Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S.,Kons NIDN. 0003035705

Menyetujui Ketua LPM

Prof. Dr. Ketut Suma, M.S NIDN. 0001015913

(3)

3

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI PELATIHAN PENGUATAN DAN PENDAMPINGAN BERBASIS

KAJI TINDAK PEMBELAJARAN PADA PARA GURU SMA DI PROVINSI BALI

ABSTRAK

Temuan penelitian pemetaan terhadap penguasaan kompetensi dasar pada mata pelajaran yang di UN-kan di SMA Secara umum memang nilai rata-rata UN siswa SMA di Provinsi Bali tergolong tinggi bahkan berada di atas rata-rata nasional, namun secara lebih rinci ditemukan masih terdapat pencapaian penguasaan kompetensi dasar siswa SMA pada beberapa indikator capaian tergolong rendah (>/=60) pada semua bidang studi yang di-UN-kan. Adapun mata pelajaran yang di UN-kan yaitu (1) Bahasa Indonesia, (2) Bahasa Inggris, (3) Matematika, (4) Kimia, (5) Fisika, (6) Biologi, (7) Sosiologi, (8) Geografi dan (9) Ekonokomi. Temuan penelitian tahun 2011 mengisyaratkan banyak indikator capaian dari mata pelajaran yang di UN-kan masih tergolong rendah. Beberapa factor penyebab dapat diidentifikasi dari penelitian PPMP tahun 2011, meliputi kelemahan pada beberapa aspek yang telah ditetapkan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Di antara aspek-aspek tersebut dapat dikelompokan kedalam standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, dan pengelolaan. Dari aspek-aspek yang difokuskan tersebut dalam PM-PMP ini akan disasar pada peningkatan kompetensi Guru pada proses pembelajaran. Hal ini dilakukan karena proses pembelajaran merupakan sumber yang menjadi dasar untuk pencapaian peningkatan kualitas mutu pendidikan.

Melalui pelatihan penguatan dan pendapingan bagi para guru SMA yang mengasuh mata pelajaran yang di-UN-kan dan kepala sekolah serta pengawas dengan berbasis kaji tindak pembelajaran, diharapkan peningkatan kualitas mutu pendidikan tercapai secara maksimal.

Kata kunci: pelatihan penguatan, pendampingan berbasis kaji tindak pembelajaran, kompetensi guru dan kualitas pembelajaran

(4)

4

Kata Pengantar

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatnyalah Laporan Pengabdian kepada Masyarakat PM-PMP ini yang berjudul “Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran Pada Para Guru SMA di Provinsi Bali” dapat diselesaikan tepat waktu. Pengabdian pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi atas dana yang dialokasikan.

2. Rektor Universitas Pendidikan Ganesha ats kepercayaan dan dukungan fasilitasnya. 3. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali atas izin dan

partisipasinya.

4. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gianyar dan Bangli atas izin dan partisipasinya.

5. Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan.

6. Kepala SMA Propinsi Bali atas partisipasi dan fasilitas yang diberikan.

7. Para guru mata pelajaran yang di UNkan di SMA Propinsi Bali atas partisipasinya. 8. Segenap karyawan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pendidikan

Ganesha atas bantuan dan dukungan administrasi yang diberikan.

Dalam penulisan Laporan ini masihlah belum sempurna, maka dari pada itu maka kami

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Dan semoga Laporan Pengabdian massyarakat ini dapat berguna bagi masyarakat luas.

Singaraja, Desember 2012

(5)

5

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan i

Abstrak ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi iv

Daftar Tabel v

Daftar Gambar vi

Daftar Lampiran vii

BAB I PENDAHULUAN

1. Analisis Situasi 1

2. Permasalahan Wilayah 9

3. Solusi yang Ditawarkan 11

4. Target Luaran 12

BAB II MODEL PEMECAHAN PERMASALAHAN

1. Lokasi PM-PMP 13

2. Pihak-Pihak yang Terlibat dan Peranannya 13

3. Tahap Pengabdian PM-PMP 14

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Model peningkatan Mutu Pendidikan 24

2. Hasil Kegiatan Bimbingan Teknik 24

3. Hasil Kegiatan Lesson Study di Provinsi Bali 28

4. Komitmen berkelanjutan 44

BAB IV KESIMPULAN DAN PENUTUP

1 Kesimpulan 45

.2. Rekomendasi 46

(6)

6

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Faktor-faktor Penyebab Belum Tercapainya 60% untuk Beberapa

Kompetensi MataPelajaran yang di-UN-kan 9

Tabel 2. Susunan Acara Diklat PM-PMP Undiksha Tahun 2012 (Gelombang I) 16 Tabel 3. Susunan Acara Diklat PM-PMP Undiksha Tahun 2012 (Gelombang II) 17 Tabel 4. Program Kegiatan Peningkatan kompetensi Guru 20

Tabel 5. Peserta Diklat Gelombang I 24

(7)

7 DAFTAR GAMBAR

(8)

8

DAFTAR LAMPIRAN

1. Relevansi Kualifikasi 2. Kurikulum Vitae 3. Foto Kegiatan

(9)

1. Analisis Situasi

1) Gambaran peta petunjuk Lokasi dan batas wilayah PM

Bali merupakan provinsi yang terdiri dari 9 Kabupaten Denpasar, (2) Badung, (3)

Karangasem, (8) Buleleng diuaraikan dengan batas

Provinsi Bali Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan

Sebelah Barat

Batas-batas Pulau Bali dengan Pulau yang berdekatan adalah: di sebelah Utara Laut Bali, Di sebelah Timur Selat Lombok, di sebelah Selatan Samudra Indonesia, dan di sebelah Barat Selat Bali

Wilayah PM-PMP di Provinsi Bali adalah Bali dengan rincian masing

BAB I PENDAHULUAN

Gambaran peta petunjuk Lokasi dan batas wilayah

PM-Bali merupakan provinsi yang terdiri dari 9 Kabupaten

, (3) Tabanan, (4) Gianyar, (5) Bangli, (6) Klungkung Buleleng, dan (9) Jembrana, Pada gambar 1. Peta Pulau Bali dapat

-batas sebagai berikut.

dibatasi oleh wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Buleleng dan Karangasem Sebelah Timur : Kabupaten Karangasem dan Klungkung

h Selatan : Kabupaten Gianyar, Badung, Kodya Denpasar Gianyar

Sebelah Barat : Kabupaten Jembrana

Pulau Bali dengan Pulau yang berdekatan adalah: di sebelah Utara Laut Bali, Di sebelah Timur Selat Lombok, di sebelah Selatan Samudra Indonesia, dan di sebelah Barat Selat Bali.

PMP di Provinsi Bali adalah meliputi semua kabupaten di Provinsi dengan rincian masing-masing sekolah sasaran sebagai berikut:

9

-PMP.

yakni: (1) Kodya Bangli, (6) Klungkung, (7) Peta Pulau Bali dapat

Karangasem dan Klungkung

Kodya Denpasar dan

Pulau Bali dengan Pulau yang berdekatan adalah: di sebelah Utara Laut Bali, Di sebelah Timur Selat Lombok, di sebelah Selatan Samudra Indonesia, dan

(10)

10 1) Kodya Denpasar, sekolah-sekolah yang dijadikan sampel adalah SMA Negeri 1 Denpasar terletak sekitar 100 KM ke arah Selatan, SMA Negeri 3 Denpasar terletak sekitar 102 KM ke arah Selatan, SMA Dwidjendra terletak sekitar 100 KM ke arah Selatan dari LPPM Undiksha.

2) Kabupaten Badung, sekolah-sekolah yang dijadikan sampel adalah SMA Negeri 1 Mengwi terletak sekitar 85 KM ke arah Selatan, SMA Negeri Kuta Utara terletak sekitar 105 KM ke arah Selatan dari LPPM Undiksha, SMA Tomas Aquino terletak sekitar 100 KM ke arah Selatan dari LPPM Undiksha.

3) Tabanan, sekolah-sekolah yang dijadikan sampel adalah SMA Negeri 1 Tabanan terletak sekitar 95 KM ke arah Selatan, SMA Negeri 2 Tabanan terletak sekitar 100 KM ke arah Selatan, SMA TP 45 Tabanan terletak sekitar 100 KM ke arah Selatan dari LPPM Undiksha.

4) Kabupaten Gianyar, sekolah-sekolah yang dipusatkan pada 3 sekolah yaitu SMA N 1 Gianyar terletak sekitar 120 KM ke arah Timur, SMA Negeri 1 Blahbatuh terletak sekitar 130 KM ke arah Timur, dan SMA Negeri 1 Payangan terletak sekitar 125 KM ke arah Timur dari LPPM Undiksha.

5) Kabupaten Bangli. yang dipusatkan pada sekolah SMA Negeri 1 Bangli terletak sekitar 100 KM ke arah Timur, SMA Negeri 1 Tembuku terletak sekitar 98 KM ke arah Timur dan SMA Negeri 1 Kintamani terletak sekitar 80 KM ke arah Timur dari LPPM Undiksha

6) Kabupaten Klungkung, sekolah-sekolah yang menjadi sampel adalah SMA 1 Semarapura terletak sekitar 110 KM ke arah Timur , SMAN 1 Dawan terletak sekitar 120 KM ke arah Timur, SMAN 1 Nusa Penida yang ada diseberang lautan selat lombok, terletak sekitar 250 KM ke arah Timur dari LPPM Undiksha.

7) Kabupaten Karangasem, sekolah-sekolah yang dijadikan sampel adalah SMAN 1 Amlapura terletak sekitar 115 KM ke arah Timur, SMAN 1 Sidemen terletak sekitar 150 KM ke arah Timur, dan SMAN 1 Kubu terletak sekitar 90 KM ke arah Timur dari LPPM Undiksha.

8) Buleleng dipusatkan pada tiga sekolah yaitu di SMA Negeri 1 Singaraja, SMA Negeri 1 Sukasada, dan SMA Negeri 1 Banjar. SMA Negeri 1 Singaraja terletak di jantung kota Singaraja dengan jarak sekitar 1 Km dari Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha). SMA Negeri 1 Sukasada terletak 3 Km ke arah Selatan dari LPPM Undiksha. Sedangkan SMA Negeri 1 Banjar terletak 45 Km ke arah Barat Daya dari LPPM Undiksha.

(11)

11 9) Kabupaten Jembrana yang dipusatkan pada sekolah pada 3 sekolah yaitu SMA Negeri 1 Mendoyo, SMA Negeri 1 Melaya, dan SMA Negeri 2 Negara. SMA Negeri 1 Melaya terletak sekitar 125 KM ke arah Barat, SMA Negeri 2 terletak sekitar 133 Km ke arah Barat, dan SMA Negeri 1 Mendoyo terletak sekitar 140 Km ke arah Barat dari LPPM Undiksha.

2) Program-program Disdikpora Provinsi Bali yang Relevan dengan Program PM-PMP Agregasi

Beberapa program yang telah dicanangkan oleh Provinsi dan memiliki relevansi dengan program-program yang dicanangkan dalam pelaksanaan PM-PMP adalah berupa workshop peningkatan kualitas kemampuan guru. Setelah Tim PM-PMP Agregasi mengadakan sharing dengan Kadisdikpora Provinsi Bali (pada hari Jumat tanggal 13 Juli dan hari Senin, Selasa tanggal 16-17 Juli 2012) kerjasama untuk mengintegrasikan antara program PM-PMP Agregasi dan Program RPJM Disdikpora belum bisa dilakukan. Hal ini disebabkan karena kegiatan-kegiatan Disdikpora provinsi Bali hanya berdasarkan APBD yang sumber danananya jauh lebih kecil dibandingkan dengan APBDN. Dengan kondisi ini alternatif peningkatan kemampuan guru dirancang melalui kelompok-kelompok rumpun ilmu (seperti: IGTKI, KKG, MGMP, Kelompok Kerja Pengawas). Berdasarkan beberapa kondisi ini nampaknya secara administrasi kurang memungkinkan untuk diadakan integrasi program pada tahun ini. Walaupun demikian dukungan Kadisdikpora Provinsi Bali sangat tinggi dan akan memfasilitasi PM-PMP Undiksha saat melaksanakan kegiatan Workshop, Diklat, maupun pendampingan ke sekolah-sekolah. Di samping itu untuk tahun yang akan datang Kadisdikpora berjanji untuk mensosialisasi kepada Pemda kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh PM-PMP Undiksha khususnya terkait dengan peningkatan kompetensi guru. Selanjutnya Kerjasama telah kami (Tim PM-PMP Undiksha) sepakati untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan PM-PMP dengan sasaran Guru-guru mata pelajaran yang di-UN-kan di SMA, Kepala sekolah, dan pengawas rumpun mata pelajaran di SMA pada sekolah-sekolah yang menjadi sasaran PM-PMP Provinsi Bali.

3) Kondisi Eksisting Mutu dan Pelaksanaan Pembelajaran di Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian PPMP tahun 2011 (Dharsana, dkk. 2011) dengan melakukan analisis nilai UN dalam tiga tahun secara berturut-turut (tahun 2008, 2009, dan 2010) ditemukan bahwa Secara umum hasil belajar siswa dapat dikatakan menggembirakan, karena hampir semua mata pelajaran yang di-UN-kan menunjukan

(12)

12 nilai rata-rata siswa di provinsi Bali berada di atas nilai rata-rata UN tingkat Nasional. Namun setelah dilakukan analisis lebih detail terhadap penguasaan kompetensi dasar pada mata pelajaran yang di-UN-kan pada anak-anak SMA di Provinsi Bali, ditemukan masih banyak penguasaan kompetensi dasar siswa tergolong rendah. Simpulan ini dapat digambarkan dari berbagai temuan terhadap pencapaian nilai UN para siswa SMA di Provinsi Bali, seperti rata-rata pencapaian penguasaan kompetensi siswa masih banyak dibawah KKM (60%). Daya serap siswa terentang dari 2,04 s.d 99,56. Mengacu pada data ini membuktikan bahwa, terdapat kesenjangan yang cukup lebar antara penguasaan kompetensi dasar tertentu dengan kompetensi dasar lainya pada mata pelajaran tertentu. Ini berarti bahwa ada kompetensi dasar yang mampu dikuasai dengan kreteria diatas KKM (99.56) namun masih banyak sebaran nilai yang melorot untuk penguasaan kompetensi dasar lainya, yang sangat jauh dari KKM sampai mencapai 2,04

Berdasarkan temuan penelitian pemetaan penguasaan kompetensi dasar siswa maka permasalahan secara umum dihadapi di Provinsi Bali pada Bidang Pendidikan adalah:

(1) Mutu Pendidikan di Provinsi Bali masih perlu ditingkatkan

(2) Peningkatkan perlu difokuskan secara merata baik di daerah perkotaan maupun pegunungan

(3) Manajemen pendidikan belum sempurna terkait dengan implementasi MBS. (4) Lembaga pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat belum

maksimal.

(5) Pendidikan belum merata, masih ada kantong-kantong tertentu belum terlayani pendidikan dengan baik.

(6) Kurang meratanya penyebaran mutu tenaga pendidik di seluruh wilayah Provinsi Bali.

Permasalahan ini kemudian ditinjau dari empat komponen yaitu: komponen

konteks, komponen input, komponen proses, dan komponen produk.

Komponen konteks dibatasi pada permasalahan mengenai pemahaman guru dan

siswa terhadap kompetensi dasar, indikator capaian, materi pelajaran dari masing-masing mata pelajaran di-UN-kan. Ditinjau dari permasalahan pemahaman siswa, dapat dijelaskan dari beberapa instrument yang digunakan untuk menjaring data waktu pelaksanaan PPMP 2011 ditemukan bahwa; siswa masih merasakan adanya sejumlah topik yang tidak tuntas dibelajarkan sampai topik tersebut selesai dibahas. Sejumlah siswa merasakan bahwa motivasi mereka tidak cukup baik untuk mendalami materi

(13)

13 pelajaran. Persoalan penghargaan atau ganjaran belum dirasakan terjadi oleh siswa, pada hal ganjaran atau penghargaan dapat merupakan sesuatu motivasi bagi siswa. Sebagai contohnya, beberapa siswa menyampaikan bahwa pekerjaan rumah mereka jarang sekali ditindaklanjuti di sekolah. Kecenderungan sekarang, menunjukkan bahwa siswa tidak menjadikan pekerjaan rumah yang ditugaskan kepadanya sebagai sebuah kewajiban yang harus diselesaikan di rumah mereka. Ditinjau dari permasalahan

pemahaman guru, dapat dijelaskan melalui hasil FGD yang dilakukan pada penelitian

PPMP 2011 disimpulkan bahwa; sejumlah guru memang masih merasakan kurang pemahamannya untuk topik-topik pembelajaran tertentu, sehingga terkadang ada permasalahan yang disampaikan oleh siswa atau yang dimunculkan di buku ajar pokok belum mampu dicarikan solusinya. Melalui kegiatan observasi kelas diperoleh hasil bahwa masih banyak terjadi pembelajaran yang bersifat content oriented, dan teacher

centered dalam arti bahwa pembelajarannya tidak benar-benar diarahkan pada

kompetensi yang secara tertulis telah dijadikan target. Buku-buku yang digunakan sebagai pegangan tidak mendapatkan pencermatan mendalam mengenai kesesuaiannya dengan silabus yang disusun sekolah. Hal ini sering mengakibatkan pada kurangnya waktu bagi guru untuk menuntaskan sejumlah kompetensi.

Komponen input dibatasi pada kualitas tenaga pendidik, kualitas siswa,

kurikulum, sarana-prasarana belajar, serta buku dan sumber-sumber belajar lainnya.

Kualitas tenaga pendidik; secara umum kualitas formal akademik guru-guru sangat

memadai. Seluruh guru telah merupakan guru dengan jenjang pendidikan minimal strata 1. Bahkan diantaranya ada yang sudah berpendidikan setingkat magister. Dari sudut kualitas pendidikan guru, seharusnya mereka tidak bermasalah dalam hal penguasaan isi yang dibelajarkan. Akan tetapi beberapa guru masih merasakan perlu untuk memperoleh penyegaran yang secara khusus ditujukan untuk peningkatan penguasaan materi dan tehnik pembelajaran. Melalui FGD pada penelitian PPMP 2011, terungkap bahwa sebagian besar guru merasakan sangat penting untuk ditingkatkan keterampilannya berkaitan dengan implementasi model-model, metode atau tehnik-tehnik pembelajaran. Hal ini lebih ditekankan pada upaya bagaimana siswa dapat termotivasi untuk belajar bermakna sehingga belajar dapat menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik.

Komponen proses, pengkajiannya dibatasi pada kondisi proses pembelajaran

yaitu pada persoalan kualitas rencana pelaksanaan pembelajaran, persiapan guru, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi belajar. Untuk hal ini, analisis relevansi antara

(14)

14 SK-KD-Materi-Evaluasi melalui beberapa RPP guru telah dijadikan sebagai obyek kajian pada penelitian PPMP 2011. Ditemukan masih adanya ketidaksesuaian antara kompetensi dasar yang ingin dicapai dengan rumusan indikator-indikator. Lebih jauh juga terjadi ketidaksesuaian antara rumusan-rumusan indikator dengan alat evaluasi yang dikembangkan. Pengkajian terhadap silabus masih perlu diintensifkan dalam rangka perumusan indikator-indikator pencapaian kompetensi. Di samping temuan itu, pelaksanaan proses pembelajaran masih didominasi oleh penyajian resep-resep atau rumus-rumus yang kurang penekannya kepada proses bagaimana rumus tersebut diturunkan/diperoleh dan apa kebermaknaan dari rumus dimaksud. Pengkajian kepada pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana” dalam hal penyajian resep-resep tersebut kurang menjadi penekanan. Model pembelajaran seperti ini membuat isi materi yang disajikan menjadi “kering” dari makna, yang implikasinya pada kekurangmampuan dalam mengoptimalkan tumbuhnya motivasi belajar siswa. Melalui FGD pada penelitian PPMP 2011, juga ditemukan bahwa pendampingan dalam penyusunan perangkat pembelajaran dan pengawasan atau supervisi klinis baik dari kepala sekolah maupun pengawas belum berjalan secara maksimal.

Komponen produk yang dibatasi permasalahannya pada ketercapaian standar

kompetensi dan sikap siswa. Komponen produk juga besar dipengaruhi oeleh kompetensi guru dalam menguasai penyusunan alat evaluasi/assesment. Semakin baik instrumen evaluasi (memenuhi syarat-syarat yang standar) maka akan semakin akurat data yang diperoleh. Kadang-kadang ada kemungkinana instrumen evaluasi yang kurang memenuhi syarat menyebabkan data yang diperoleh kurang sesuai dengan harapan/tuntutan. Melaui FGD pada penelitian PPMP 2011, juga diperoleh bahwa sebagian besar para guru di Bali masih memegang pedoman-pedoman lama dalam melakukan evaluasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masih perlu dilakukan upaya-upaya kreatif dalam rangka mengoptimumkan capaian siswa terhadap kompetensi-kompetensi dasar yang ditargetkan melalui diklat-diklat penyusunan perangkat evaluasi.

4) Berbagai Permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh Provinsi Bali

Mengacu pada beberapa temuan yang diperoleh dari penelitian PPMP 2011, yang starting point- nya berawal dari penguasaan kompetensi siswa secara umum masih tergolong rendah terhadap kompetensi dasar pada mata pelajaran yang di-UN-kan di SMA yang berefek merambah banyak komponen untuk diperbaiki. Hal ini dikatakan

(15)

15 demikian, karena dapat diyakini gambaran pencapaian kualitas pendidikan barometernya berada pada pencapaian nilai akhir sebuah jenjang pendidikan. Artinya, dapat diprediksi bahwa semakin tinggi nilai siswa maka semakin tinggi penguasaan kompetensi siswa, tentu akan menggambarkan semakin tinggi kualitas pendidikan. Untuk itu, semua komponen yang terkait dengan peningkatan kualitas pendidikan perlu ditingkatkan agar mampu berkontribusi maksimal terhadap pemecahan masalah yang dihadapi oleh wilayah Provinsi Bali. Peningkatan terhadap komponen-komponen yang dimaksud akan ditinjau dari standar mutu pendidikan yang telah ditetapkan BSNP.

Faktor-Faktor Penyebab Siswa Tidak Menguasai Kompetensi Dasar

Berdasarkan respon guru terhadap kuisioner yang disediakan serta diperdalam dengan wawancara mendalam dan dari kegiatan FGD waktu penelitian PPMP 2011 (dari unsur Kadisdikpora Provinsi dan Kabupaten, Kepala Sekolah, Pengawas, serta guru-guru mata pelajaran yang di-UN-kan teridentifikasi faktor-faktor penyebab siswa kurang menguasai kompetensi dasar tertentu. Faktor-faktor tersebut ternyata teridentifikasi pada semua komponen dari delapan standar nasional pendidikan yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar penilaian dan standar pembiayaan. Berikut ini adalah deskripsi faktor-faktor penyebab siswa belum menguasai dengan tuntas kompetensi dasar yang diujikan berkaitan dengan masing-masing komponen standar nasional pendidikan.

(1) Faktor-faktor yang berkaitan dengan Standar Isi meliputi: guru tidak mempertimbangkan kondisi sekolah dalam menyusun silabus; RPP yang digunakan guru tidak sepenuhnya disusun oleh guru yang bersangkutan, mereka sebagian menggunakan RPP yang disusun oleh guru lain. Sering juga dijumpai dilapangan bahwa instrument evaluasi dan LKS diadopsi oleh para guru melalui distribusi percetakan, yang sebaiknya disusun oleh guru sesuai dengan karakteristik materi yang diberikan.

(2) Faktor-faktor yang berkaitan dengan Standar Proses meliputi: pelaksanaan pembelajaran tidak sepenuhnya (sebagian) mengacu pada RPP; waktu pembelajaran tidak terkelola secara efektif, guru tidak pernah menganalisis kesesuaian antara kedalaman dan keluasan materi pelajaran dengan waktu yanhg tersedia. Pembelajaran lebih banyak menggunakan metode informasi, kurang menggunakan media visualisasi; guru dominan menggunakan metode ceramah kurang menggunakan metode pembelajaran inovatif dan asesmen otentik; untuk mata pelajaran yang ada

(16)

16 praktikumnya, hanya 20-50% dari materi yang seharusnya diajarkan dengan praktikum dapat dipraktikkan; pembelajaran jarang menggunakan media ICT maupun non ICT; bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran cenderung bersifat resep (ringkasan materi) dan kumpulan soal, guru kadang-kadang menggunakan buku pelajaran yang direkomendasikan oleh kemendiknas; guru tidak melakukan analisis terhadap kedalaman dan keluasan materi pelajaran.; pengajaran remedial dipahami guru sebagai kegiatan ujian ulangan terhadap kompetensi dasar yang belum dicapai; Supervise yang dilakukan oleh pengawas lebih memusatkan perhatian kepada pemeriksaan dokumen administrasi pembelajaran, supervise klinis atau pembinaan pelaksanaan pembelajaran di kelas kurang mendapat perhatian.

1) Faktor-Faktor yang berkaitan dengan Standar Kompetensi Lulusan meliputi: siswa kurang terlatih untuk mencari informasi dari berbagai sumber; pembelajaran kurang menumbuhkan keterampilan proses berpikir tingkat tinggi dan sikap ilmiah; minat baca siswa rendah.

2) Faktor-faktor yang berkaitan dengan standar pendidik dan tenaga kependidikan meliputi: guru merasakan masih memerlukan kegiatan penguatan latar belakang materi pelajarannya, sebab dilapangan banyak konsep yang dimaknai secara berbeda-beda; pengawas tidak memiliki latar belakang bidang studi sesuai dengan bidang studi guru yang diawasi (kurang tersedia pengawas bidang studi);beban mengajar guru umumnya 20-24 jam/minggu dirasakan cukup berat lebih-lebih bagi guru yang mengajar pada tingkat kelas yang berbeda, sedangkan kepala sekolah lebih terpokus pada penyelesaian kegiatan administratif.

3) Faktor-Faktor yang Berkaitan Dengan Standar Sarana Prasarana Meliputi: Ketersediaan Buku Teks Standar (Yang Direkomendasikan Oleh Kemendiknas). Diperpustakaan Sangat terbatas, sehingga siswa membeli buku di luar; jumlah dan jenis peralatan laboratorium kurang memadai.; jumlah media ICT maupun non ICT terbatas.

4) Faktor-faktor yang berkaitan dengan standar pengelolaan meliputi: sekolah tidak merumuskan pedoman tertulis yang mengatur berbagai aspek pengelolaan.; sekolah tidak pernah melakukan kegiatan evaluasi kinerja pendidik dan tenaga pendidik.; MGMP sekolah maupun kabupaten kurang dioptimalkan dalam upaya peningkatan kinerja guru.

(17)

17 5) Faktor-faktor yang berkaitan dengan standar penilaian meliputi: rancangan kriteria penilaian pada silabus jarang diinformasikan kepada siswa; guru hanya menggunakan asesmen tradisional (tes tertulis) dalam penilaian hasil belajar; guru tidak memanfaatkan hasil penilaian sebagai bahan perbaikan proses pembelajaran. Dan sangat jarang alat evaluasi disusun mengacu pada syarat-syarat tes yang baik.

6) Faktor-faktor yang berkaitan dengan standar pembiayaan meliputi: sekolah tidak memiliki dana untuk peningkatan profesionalisme pendidik; dana untuk pengadaaan peralatan dan bahan praktikum semakin berkurang; kontribusi pemertintah daerah kabupaten dalam pendanaan operasional pendidikan sangat rendah.

2. Permasalahan Wilayah

Berdasarkan pada berbagai permasalahan yang diungkapkan pada analisis situasi maka dalam pelaksanaan PM-PMP di Provinsi Bali difokuskan pada peningkatan kualitas pendidikan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.

Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang paling dominan dalam menentukan mutu hasil belajar siswa. Dikatakan demikian karena, pelaksanaan proses pembelajaran sangat terkait dengan faktor-faktor lain yang menunjang mutu dan keberhasilannya. Dalam proses pembelajaran melibatkan peran kepala sekolah, pengawas, organisasi profesi (MGMP), sarana prasarana, kurikulum/silabus, pengelolaan, dan penilaian pendidikan. Bertolak dari situasi ini maka sangat relevan jika upaya untuk mengatasi faktor-faktor penyebab siswa belum menguasai kompetensi dasar lebih difokuskan kepada beberapa standar pendidikan nasional, yakni: standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dan pengelolaan.

Tabel 1 Faktor-faktor Penyebab Belum Tercapainya 60% untuk Beberapa Kompetensi Mata Pelajaran yang di-UN-kan

STANDAR FAKTOR PENYEBAB

Isi • Kurikulum sekolah belum dikembangkan sendiri;

• Kurang dilakukan analisis yang mendalam terhadap kurikulum sekolah: seperti kesesuaian kompetensi dengan indikator; • Penggunaan buku sumber sering tidak didahului oleh analisis

kecocokan buku;

• Kurang melakukan analisis kepada kompetensi-kompetensi yang di-UN-kan;

(18)

18

STANDAR FAKTOR PENYEBAB

Proses • Pembelajaran masih cendrung pada upaya penjejalan pengetahuan bukan pendalaman pengetahuan;

• Pengawasan/supervisi dari kepala sekolah maupun dari pengawas masih berfokus pada wilayah administratif, belum secara optimal menyentuh proses/tugas-tugas real guru;

• Hasil pengawasan/ supervisi tidak secara intens dikomunikasikan kepada individu-individu guru terkait untuk ditindaklanjuti oleh guru yang bersangkutan;

• Pengawsan tidak berkelanjutan pada perbaikan-perbaikan yang disepakati;

• Masih banyak guru yang tidak membuat RPP untuk menuntun pembelajarannya;

• Masih banyak guru dalam proses pembelajaran tidak mengacu pada RPP yang dibuat;

• Tidak ada kegiatan evaluasi sejawat (peer evaluation) terhadap proses pembelajaran real;

• Proses pembelajaran kurang diorientasikan kepada kepentingan siswa (tidak pernah menyelenggarakan evaluasi oleh siswa); • Pembelajaran masih cendrung pada upaya penjejalan pengetahuan

bukan pendalaman pengetahuan;

• Sering menghindari kerja laboratorium untuk pembelajaran yang seharusnya dilakukan melalui kegiatan laboratorium;

• Kurang melakukan tindak lanjut pada tugas-tugas yang diberikan kepada siswa;

• Rendah penggunaan media dalam pembelajaran baik ICT maupun non ICT;

• Pembelajaran remidi umumnya hanya dilakukan pada akhir semester dan biasanya dilakukan dg memberikan tes-tes ulangan; Standar

Kompetensi Lulusan

• Kemampuan nalar sebagian siswa masih rendah

• Pemahaman konsep dan Kemampuan berpikir kritis siswa masih kurang

• Pengalaman penalaran siswa masih rendah

• Pengalaman menyimak/mendalami bacaan masih kurang

• Kurang adanya kegiatan/aktivitas yang mengoptimalkan lingkungan

• Kemampuan awal siswa dalam berfikir kritis masih rendah • Kurang adanya dorongan siswa untuk mengekplorasi

sumber-sumber belajar Pendidik dan

Tenaga Kependidikan

• Beberapa guru masih bermasalah dalam hal pemahaman materi untuk topik-topik tertentu;

• Kurangnya pemahaman beberapa guru terhadap

model/metode/strategi pembelajaran yang berorientasi pada konstruktivisme

• Belum optimalnya pemahaman serta keterampilan guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran.

Sarana/Prasarana • Kelengkapan alat-alat dalam laboratorium kurang memadai, sehingga tidak dapat mengoptimalkan kegiatan praktek; • Isi perpustakaan kurang memadai baik dari segi jenis maupun

banyaknya buku/majalah pendidikan;

• Sarana pembelajaran dalam kelas kurang memberikan dukungan pada kreativitas guru-guru melakukan pembelajaran;

(19)

19

STANDAR FAKTOR PENYEBAB

Pengelolaan • Belum secara optimal dilakukan evaluasi kinerja pendidik oleh kepala sekolah dan atau siswa.

• Belum diprogramkannya kegiatan evaluasi dan pengembangan kurikulum sekolah;

• Tidak ada kegiatan evaluasi sejawat (peer evaluation) terhadap proses pembelajaran real;

• Kurang disediakan wadah bagi guru atau siswa untuk terdorong berkompetisi positif;

Perioritas utama dalam penanganan factor penyebab ini, akan dimulai dari standar proses. Melaui standar proses pembelajaran akan terkait beberapa standar lain yang relevan seperti standar isi, standar kompetensi lulusan,standar pendidik, standar sarana prasarana dan standar pengelolaan. Dalam standar proses pembelajaran guru mata pelajaran merupakan faktor yang paling terdepan dalam menentukan mutu proses dan hasil belajar siswa. Namun demikian kinerja guru juga tidak bisa dilepaskan dari peran komponen-komponen sekolah lainnya seperti kepala sekolah, pengawas, dan MGMP. Sinergi semua komponen ini akan sangat mewarnai mutu proses dan hasil belajar. Oleh karena itu model peningkatan mutu pendidikan lewat peningkatan proses pembelajaran haruslah menyentuh komponen-komponen tersebut.

Berangkat dari pemikiran ini, maka permasalahan-permasalahan priorotas untuk diatasi melalui program PM-PMP adalah sebagai berikut.

(1) Perlunya peningkatan kompetensi Guru dan kualitas pembelajaran, Kepala Sekolah, dan Pengawas (Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan)

(2) Perlunya meningkatkan kualitas proses dan evaluasi pembelajaran (Standar isi, Standar Proses dan Standar Penilaian)

3.Solusi yang Ditawarkan

Bertolak dari latar belakang di atas, model peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan yang dapat diusulkan adalah ”Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas pembelajaran Melalui Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas Pembelajaran, Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Para Guru SMA di Provinsi Bali”.

Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas Pembelajaran, Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Para Guru SMA di Provinsi Bali ini adalah suatu model peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan kompetensi maupun kualitas pembelajaran para guru SMA Propinsi Bali

(20)

20 melalui kaji tindak pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Model ini melibatkan kepala sekolah, guru, pengawas, dan MGMP.

Program-program yang akan dilaksanakan dalam Peningkatan Kompetensi dan kulitas pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada para guru SMNA Propinsi Bali adalah sebagai berikut:

(1) Peningkatan penguasaan guru terhadap kompetensi pedagogi dan kompetensi professional.

(2) Peningkatan penguasaan pengawas terhadap pengetahuan pedagogi, professional, dan teknik-teknik supervisi.

(3) Peningkatan penguasaan kepala sekolah terhadap pengetahuan dan keterampilan manajemen sekolah.

(4) Peningkatan kualitas perangkat pembelajaran yang digunakan guru. (5) Peningkatan kualitas proses dan evaluasi pembelajaran di kelas.

4. Target Luaran

Adapun target luaran yang ingin dicapai dari pengabdian masyarakat PM-PMP ini yaitu :

a. Model Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Para Guru SMA Provinsi Bali yang telah terverifikasi.

b. Publikasi ilmiah pada jurnal nasional yang terakreditasi.

c. Bukti peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Para Guru SMA Provinsi Bali.

d. Perangkat pembalajaran , asesmen inovatif, pemanfaatan model-model pembelajaran inovatif.

e. Guru-guru mata pelajaran yang terlatih dengan kompetensi pedagogik dan professional.

f. Pengawas mata pelajaran/umum yang terlatih dengan teknik supervisi akademik. g. Kepala sekolah yang terlatih dengan manajemen sekolah yang efektif.

(21)

21

BAB II

MODEL PEMECAHAN PERMASALAHAN

1. Lokasi PM-PMP

Pengabdian masyarakat Penerapan Model Peningkatan Mutu Pendidikan (PM-PMP) yang berjudul Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Para Guru SMA, Kepala Sekolah, dan Pengawas SMA di Provinsi Bali dilaksanakan di Propinsi Bali. Pengabdian ini dilaksanakan di SMA-SMA di Propinsi Bali. Propinsi Bali terdiri dari 8 Kabupaten dan 1 Kota Madya diantaranya (1) Kodya Denpasar, (2) Badung, (3) Tabanan, (4) Gianyar, (5) Bangli, (6) Klungkung, (7) Karangasem, (8) Buleleng, dan (9) Jembrana.

2. Pihak-pihak yang Terlibat dan Peranannya

Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan PM-PMP Agregasi di Provinsi Bali adalah: Pihak-pihak yang terlibat dalam PM-PMP ini adalah:

(1) Dosen undiksha berjumlah 18 orang, 14 orang merepresentasikan mata pelajaran yang diUNkan dan 2 orang mempresentasikan konsep dan implementasi manajemen dan supervise sekolah.

(2) Guru-guru yang berjumlah 243 orang yang terdiri dari 9 mata pelajaran yang diUNkan. Masing-masing Kabupaten 3 Sekolah dan masing-masing sekolah 9 orang guru yang mata pelajaranya di UN-kan.

(3) Pengawas sekolah dan kepala sekolah di seluruh sekolah sampel di Provinsi Bali berjumlah 54 orang (27 orang pengawas sekolah dan 27 orang kepala sekolah). (4) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kapupaten berjumlah 9 orang

dan 1 orang Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga tingkat provinsi.

Peran pihak-pihak yang terlibat dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. dosen-dosen Undiksha yang merepresentasikan 9 mata pelajaran yang diUNkan beroperan sebagai instruktur bimbingan teknik untuk mata pelajaran yang sesuai, pendamping dan pengamat kegiatan lesson study, dan perumus kebijakan keberlanjutan program peningkatan mutu pendidikan;

(22)

22 b. guru-guru mata pelajaran yang di UNkan berperan sebagai peserta bimbingan teknik dan pelaksana kaji tindak pembelajaran (lesson study) baik sebagai guru model maupun sebagai observer dari anggota tim lesson study pada mata pelajaran yang bsesuai;

c. Kepala sekolah berperan memfasilitasi guru-guru model dan anggota tim Lesson

Study untuk dapat melaksanakan Lesson Study di sekolahnya. Di samping itu

mereka juga berperan sebagai observer/supervisor.

d. Pengawas berperan sebagai observer/supervisor dalam lesson study.

e. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berperan memberi legalitas kepada kepala sekolah dan guru-guru untuk ikut dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat PM-PMP. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga juga berperan untuk merumuskan kebijakan/komitmmen keberlanjutan program peningkatan mutu pendidikan melalui Focus Group Discussion (FGD).

f. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Undiksha berperan memfasilitasi terselenggaranya kegiatan pengabdian PM-PMP, serta menjalin kerjasama dengan dinas pendidikaan pemuda dan olahraga kabupaten/kota dan provinsi dalam menjamin keberlanjutan kegiatan pengabdian masyarakat PM-PMP.

3. Tahapan Kegiatan Pengabdian PM-PMP a. Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan (Diklat)

Pendidikan dan latihan dilaksanakan secara terpadu yang meliputi pendidikan dan pelatihan bagi pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru mata pelajaran yang di-UNkan.

Materi diklat untuk kepala sekolah dan pengawas adalah supervise akademik dan manajemen sekolah.

Materi diklat untuk guru adalah: (1) Pembelajaran dan Asesmen Inovatif, (2) Lesson Study; (3) Pendalaman materi mata pelajaran yang di UNkan, (4) kebijakan peningkatan mutu pendidikan di propinsi Bali. Pendidikan dan latihan diselenggarakan secara bersama-sama untuk semua sekolah sasaran di propinsi Bali dengan mengambil tempat di Universitas Pendidikan Ganesha. Diklat ini dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tahap I adalah diklat bagi guru-guru matematika dan IPA (Fisika, Kimia, Matematika dan Bioologi), kepala sekolah, dan pengawas. Diklat tahap I ini berlansung pada tanggal 9-10 Nopember 2012. Pada tanggal 9 Nopember 2012 kegiatan

(23)

23 berlangsung dari pukul 13.00 s.d pk 20.00 Wita, sedangkan pada hari kedau (tanggal 10 Nopember 2012) kegiatan berlangsung dari pukul 08.00 s/d 12.30.

Kegiatan pelatihan diawali dengan paparan Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Propinsi Bali tentang kebijakan peningkatan mutu pendidikan di propinsi Bali. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga propinsi Bali pada dasarnya memberikan apresiasi dan menaruh perhatian terhadap berbagai kegiatan yang mendukung peningkatan mutu pendidikan di propinsi Bali. Program-program peningkatan kualitas pendidikan di propinsi Bali yang dicanangkan oleh dinas pendidikan pemuda dan olahraga propinsi Bali adalah: (1) Pembinaan olimpiade SD, (2) pembinaan OSN SMP, pengadaan alat lab computer, pengadaan alat aplikasi pemerika Ujian Nasional SMP dan SMA, (3) Pengadaan alat peraga fisika dan biologi SMA, (4) seleksi peserta OSN siswa SMA, (5) promosi kompetensi siswa SMK.

Setelah memperoleh gambaran tentang program peningkatan mutu pendidikan, kemudian peserta diberikan pendalaman materi tentang Pembelajaran dan asesmen inovatif. Materi ini diberikan kepada para guru, kepala sekolah, dan pengawas. Ketiga komponen ini harus memiliki wawasan tentang teori-teori pembelajaran, strategi pembelajaran, model-model pembelajaran inovatif. Materi ini diberikan secara bersama-sama untuk guru-guru di SMA sasaran di propinsi Bali. Materi latih terdiri atas; (1) ringkasan teori-teori belajar yang meliputi teori behavioristik, teori belajar cognitive, teori belajar konstruktivisme, teori belajar sosial cognitif, dan teori multiple inteligensi)., (2) ringkasan model-model pembelajaran inovatif ( contextual teaching

and learning, inquiry based learning, problem based learning, cooperative learning,

dan asesmen otentik), dan (3) permasalahan di sekitar penyusunan RPP berdasarkan standar proses. Pemberian materi ini diharapkan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Selain pemberian pengayaan kompetensi pedagogik, pada pelatihan ini juga diberikan pengayaan kompetensi professional berupa pendalaman materi mata pelajaran yang diUNklan. Pemberian pendalaman materi didasarkan pada materi-materi yang selama ini sulit dipahami oleh guru ketika mengajar di kelas dan juga mengacu pada penguasaan kompetensi yang masih lemah pada indikator-indikator tertentu yang ditemukan pada saat Peneleitian PPMP tahun 2012.Diklat dilaksanakan di kampus Undiksha. Peserta diklat yaitu guru-guru di Provinsi Bali. Diklat dilaksanan dalam dua gelombang. Adapun susunan acara diklat disampaikan pada Tabel berikut.

(24)

24

Tabel 2 Susunan Acara Diklat PM-PMP Undiksha Tahun 2012 (Gelombang I)

Hari/Tanggal No Acara Waktu Pelaksana

Jumat, 9 -11- 2012

(Ruang 1)

1 Presensi Peserta + Kudapan 12.45 –

13.00 Panitia

2

Pembukaan

Laporan Ketua Panitia

Sambutan Kepala Dinas Provinsi Sambutan Rektor sekaligus membuka acara

13.00 -

13.30 Panitia

3 Kebijakan Peningkatan Mutu Pendidikan

13.30 – 15.00

Kepala Dinas Provinsi 4 Penjelasan Umum Kegiatan

PM-PMP

15.00 – 16.00

Prof. Dr. Ida Bagus Arnyana, M.Si 5 Model Pembelajaran Inovatif dan

Asesmen 16.00 - 19.00 Prof. Dr. Ketut Suma, M.S 6 Makan Malam 19.00 - 20.00 Panitia 7 Kaji Tindak Pembelajaran 20.00 –

22.00

Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si. Sabtu, 10-11-2012 (Ruang 1) 1 Manajemen Sekolah 08.00 – 10.00 Prof. Dr. Nyoman Natajaya, M.Pd. 2 Kudapan 10.00 – 10.30 Panitia 3 Supervisi Pendidikan 10.30 – 12.30 Prof. Dr. I Nyoman Natajaya, M.Pd. Ruang 2

1 Pendalaman Materi Matematika 08.00 – 10.00

Prof. Dr. I Nengah Suparta, M.Si

2 Kudapan 10.00 –

10.30 Panitia 3 Pendalaman Materi Matematika 10.30 –

12.30

Prof. Dr. I Nengah Suparta, M.Si

Ruang 3

1 Pendalaman Materi Fisika 08.00 – 10.00

Prof. Dr. I Wayan Santiyasa, M.Si

2 Kudapan 10.00 –

10.30 Panitia 3 Pendalaman Materi Fisika 10.30 –

12.30

Prof. Dr. I Wayan Santiyasa, M.Si

Ruang 4

1 Pendalaman Materi Kimia 08.00 – 10.00

Dr. I Nyoman Suardana, M.Si.

2 Kudapan 10.00 –

10.30 Panitia 3 Pendalaman Materi Kimia 10.30 –

12.30

Dr. I Nyoman Suardana, M.Si.

Ruang 5

1 Pendalaman Materi Biologi 08.00 – 10.00

Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si.

2 Kudapan 10.00 –

10.30 Panitia 3 Pendalaman Materi Biologi 10.30 –

12.30

Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si.

(25)

25

Tabel 3 Susunan Acara Diklat PM-PMP Undiksha Tahun 2012 (Gelombang II)

Hari/Tanggal No Acara Waktu Pelaksana

Sabtu, 10 -11- 2012 (Ruang 1) 1 Presensi Peserta + Kudapan 13.30 – 14.00 Panitia 2 Penjelasan Umum Kegiatan PM-PMP 14.00- 15.00 Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S 3 Model Pembelajaran

Inovatif dan Asesmen

15.00 - 18.00

Prof. Dr. Ketut Suma, M.S 4 Makan Malam 18.00 - 19.00 Panitia 5 Kaji Tindak Pembelajaran 19.00 – 21.00

Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si. Minggu, 11-11-2012 (Ruang 2) 1 Pendalaman Materi Bahasa Indonesia 08.00 – 10.00 Drs. Nyoman Merdana, M.Pd. 2 Kudapan 10.00 – 10.30 Panitia 3 Pendalaman Materi Bahasa Indonesia 10.30 – 12.30 Drs. Nyoman Merdana, M.Pd. Ruang 3 1 Pendalaman Materi Bahasa Inggris 08.00 – 10.00 Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi, M.A. 2 Kudapan 10.00 – 10.30 Panitia 3 Pendalaman Materi Bahasa Inggris 10.30 – 12.30 Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi, M.A. Ruang 4 1 Pendalaman Materi Sosiologi 08.00 – 10.00 Drs. I Wayan Mudana, M.Si. 2 Kudapan 10.00 – 10.30 Panitia 3 Pendalaman Materi Sosiologi 10.30 – 12.30 Drs. I Wayan Mudana, M.Si. Ruang 5 1 Pendalaman Materi Ekonomi 08.00 – 10.00 Dr. I Wayan Bagia, M.Si 2 Kudapan 10.00 – 10.30 Panitia 3 Pendalaman Materi Ekonomi 10.30 – 12.30 Dr. I Wayan Bagia, M.Si Ruang 6 1 Pendalaman Materi Geografi 08.00 – 10.00

Prof. Dr. I Gede Astra Wesnawa M.Si 2 Kudapan 10.00 – 10.30 Panitia 3 Pendalaman Materi Geografi 10.30 – 12.30

Prof. Dr. I Gede Astra Wesnawa M.Si

(26)

26

Nara Sumber Diklat

Nara sumber diklat terdiri atas: (1) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali, sebagai nara sumber untuk materi kebijakan peningkatan mutu penbdidikan, (2) Tim pelaksana pengabdian PM-PMP yang sesuai dengan mata pelajaran yang di-UNkan dan pakar bidang pembelajaran, Psikologi dan Asesmen/evaluasi.

b. Pendampingan Kaji Tindak Pembelajaran/Pelaksanaan Lesson Study

Untuk menerapkan pengetahuan konten dan pedagogic guru, pengetahuan manajemen kepala sekolah, dan pengetahuan supervise akademik pengawas digunakan metode Kaji Tindak (Action Research) pembelajaran. Model Kaji Tindak Pembelajaran dimodifikasi dari model Kemmis (dalam McNiff, 1992) yang terdiri atas fase-fase Perencanaan (plan), Tindakan (act), Pengamatan (Obeserve), dan Refleksi ( Reflect).

1) Tahap Perencanaan (PLAN)

Tahap perencanaan diwujudkan dalam workshop pengembangan perangkat pembelajaran yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Perangkat Asesmen, Perencanaan Penilaian Kinerja Guru oleh kepala sekolah, Workshop Perencanaan Supervisi Akademik oleh Pengawas SMA. Workshop ini sebagai kelanjutan dari diklat peningkatan kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam diklat. Masing-masing guru mata pelajaran yang di-UNkan menyusun RPP dan Perangkat Salesmen yang akan dicobakan di kelas dalam dua siklus tindakan. Sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas Guru melaksanakan peer teaching, disupervisi oleh pengawas (sebagai peer supervisi), dan dinilai oleh kepala sekolah.

2) Tahap Tindakan (ACT)

Pada tahap tindakan, masing-masing guru mata pelajaran menerapkan RPP yang telah dibuat di kelas sesuai dengan jadwal mata pelajaran itu di sekolah masing-masing. Pelaksanaan pembelajaran ini diobservasi oleh pengawas dan kinerja guru dinilai oleh kepala sekolah. Kegiatan ini juga dipantau oleh tim pengabdian masyarakat PM-PMP. Pelaksanaan tindakan ini berlangsung pada bulan November 2012 yang dilakukan dalam dua siklus. Siklus I berlangsung pada minggu I dan II bulan November dan siklus II berlangsung pada minggu III dan IV.

(27)

27 Untuk melihat keefektifan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran tahap tindakan dilakukan observasi dan evaluasi pembelajaran. Observasi dilakukan oleh pengawas dengan menerapkan prinsip-prinsip dan teknik supervisi akademik yang telah dirancang dalam workshop. Bersamaan dengan itu, kepala sekolah melakukan melakukan penilaian kinerja pembelajaran guru menggunakan perangkat asesmen yang telah dirancang dalam workshop. Observasi dan penilaian tindakan pembelajaran guru juga dilakukan oleh tim pengabdian PM-PMP.

4) Tahap Refleksi (Reflect)

Setelah tindakan pembelajaran pada siklus I selesai, guru, kepala sekolah, pengawas dan tim pengabdian PM-PMP berkumpul untuk melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas. Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang telah disusun. Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan (bukan terhadap guru yang bersangkutan). Dalam menyampaikan saran-saranya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik bagi seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki catatan-catatan pembicaraan yang berlangsung dalam diskusi. Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran, baik pada tataran indiividual, maupun menajerial. Pada tataran individual, berbagai temuan dan masukan berharga yang disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan refleksi (check) tentunya menjadi modal bagi para guru, pengawas, dan MGMP, baik yang bertindak sebagai pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses pembelajaran ke arah lebih baik. Pada tataran manajerial, dengan pelibatan langsung kepala sekolah sebagai kepala sekolah akan memperoleh sejumlah masukan yang berharga bagi kepentingan pengembangan manajemen pendidikan di sekolahnya secara keseluruhan. Bagi pengawas kegiatan ini seklaigus dapat menambah wawasannya tentang teknik-teknik supervisi pembelajaran dan mempraktikannya dalam kelas.

(28)

28 Hasil refleksi dan evaluasi pembelajaran pada siklus I digunakan oleh guru untuk memperbaiki rencana pembelajaran pada siklus II. Selanjutnya tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.

Secara singkat program-program dan kegiatan-kegaiatan yang dilakukan pada Penerapan Model Peningkatan Kompetensi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas SMA Melalui Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran dapat dilihat pada tabel 02 berikut.

Tabel. 4 Program dan Kegiatan Peningkatan Kompetensi Guru

Diklat dan Kaji Tindak Pembelajaran

Program Kegiatan Peserta Waktu

PE LATIHAN PENGUATAN Diklat 1 Pemantapan Penguasaan Guru terhadap kompetensi pedagogik dan kompetensi professional. 1. Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan kompetensi pedagogik dan professional. Guru-guru mata pelajaran yang di-UNkan. Agustus 2012 Diklat 2 Peningkatan pengetahuan dan keterampilan manajemen Kepala Sekolah 1. Pendidikan dan Pelatihan Majamenen Sekolah 2. FGD praktik manajemen sekolah. Para kepala sekolah sampel penelitian PPMP 2011 Agustus 2012 Diklat 3 Peningkatan pengetahuan dan keterampilan Supervisi Pengawas 1. Pendidikan dan pelatihan teknik supervise Akademik 2. Workshop. perencanaan Supervisi Akademik Para pengawas bidang studi dan umum yang bertugas di sekolah sampel. Agustus 2012. Pendampingan Kaji Tindak Pembelajaran Perencanaan Pengembang an dan Peningkatan kualitas Perangkat Pembelajaran 1. Workshop pengembangan perangkat pembelajaran meliputi: RPP, Bahan Ajar, Media Pembelajaran, dan Perangkat Asesmen. 2. Peer Teaching Penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru-guru mata pelajaran yang di-Unkan dari sekolah sampel. Agustus 2012

(29)

29 dan perangkat lainnya. Pelaksanaan Tindakan Peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas. 1. Penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan perangkat pembelajaran lainnya di kelas oleh masing-masing guru mata pelajaran yang di-UNkan. Guru-guru mata pelajaran yang di-UNkan. Agustus-Oktober 2012. Observasi, refleksi dan evaluasi Peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas. 2. Supervisi pembelajaran oleh Supervisor dan kepala sekolah. 3. Diskusi refleksi dan

evaluasi pembelajaran bersama guru, pengawas, dan pendamping. 1. Guru-guru mata pelajaran yang di-UNkan. 2. Pengawas mata pelajaran/ umum. 3. Tim Pendaping an (Pelaksana PM-PMP). Agustus- Oktober 2012. (dilakukan saat pembelajara n berlangsung ) Evaluasi Efektivitas Model Bimbingan Teknik Pengembangan Kompeteni Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Terintegrasi di SMA Kabuten Gianyar dan Bangli 1. Focus Group Discussion yang diikuti oleh Guru Mata Pelajaran yang di-UNkan, Kepala Sekolah, Pengawas, Pendamping, dan perwakilan siswa. 1. Pelaksana PM-PMP 2. Kepala Sekolah 3. Pengawas 4. Guru Mata Pelajaran yang di-UNkan. 5. Perwakilan siswa.

Pelaporan 1. Penyusunan Laporan

Kaji Tindak Pembelajaran oleh masing-masing guru mata pelajaran. 2. Penyusunan Laporan Supervisi oleh Pengawas dan Kepala Sekolah. 1. Guru Mata Pelajaran yang di-UNkan. 2. Kepala Sekolah 3. Pengawas Oktober 2012

Evaluasi keefektifan diklat dilakukan dengan metode pre-test dan post-test. Sebelum pelaksanaan diklat peserta di test dengan tes penguasaan mata pelajaran yang diampunya dan tes tentang pengetahuan pedagogiknya. Setelah diklat berlangsung,

(30)

30 peserta dites lagi dengan materi yang sama. Keefektivan diklat dapat diukur dengan menggunakan rumus gain skor ternormalisasi sebagai berikut.

pre pre post X X X X g − − = max (Hake, 1998)

Dengan g = rata-rata gain skor ternormalisasi

test

-post

skor

rata

-rata

=

post

X

test

-pre

skor

rata

-rata

=

pre

X

test. maksimum skor = max X

Kriteria Keefektivan adalah sebagai berikut g ≥ 0,7 efektivitas tinggi 0,3 ≤ g ≤ 0,7 efektivitas sedang g < 0,3 kurang efektif

Keefektifan workshop juga diukur dengan menggunakan metode pre-test dan post-test. Sebelum workshop peserta diminta untuk membuat RPP dan Rancangan Salesmen, membuat Rencana Supervisi Akademik, membuat Rencana Penilaian Kerja Guru. Setelah workshop RPP, Rencana Supervisi, dan rencana penilaian keinerja guru dinilai kemudian dilihat peningkatannya dengan menggunakan rumus gain skor ternormalisasi seperti di atas.

1) Evaluasi Kefektivan Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian proses pembelajaran yang dimodifikasi dari PLPG. Konversi skor ke kategori kualitas menggunakan pedoman konversi sebagai berikut.

(sumber:Pedoman Studi Undiksha) Skor Pelaksanaan Pembelajaran Kategori kualitas 85-100 Sangat Baik 70- 84 Baik 55-69 Cukup 40-54 Kurang 0-39 Sangat Kurang

(31)

31 Kriteria keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran (tindakan) adalah bila 75% guru mencapai skor pelaksanaan pembelajaran dalam kategori baik sampai sangat baik.

c. Focus Group Discussion (FGD)

FGD dilaksanakan untuk mendesiminasikan hasil implementasi model Peningkatan Kompetendi dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Para Guru SMA di Provinsi Bali. FGD diikuti oleh para kepala sekolah, kepala dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali. Tujuan utama FGD yaitu bentuk merumuskan komitmen keberlanjutan program peningkatan mutu pendidikan. FGD dilakukan secara bersamaan di Undiksha tanggal 14 Desember 2012.

(32)

32

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Model Peningkatan Mutu Pendidikan

Adapun model peningkatan mutu pendidikan yang dihasilkan dari PM-PMP ini yaitu model “Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas Pembelajaran, Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Para Guru SMA di Provinsi Bali”. Model ini merupakan suatu model peningkatan kompetensi guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas SMA melalui pelatihan dan Pendampingan berbasis kaji tindak secara kolaboratif dan dilaksanakan secara berkelanjutan. Yang terlibat dalam Model ini adalah guru, Kepala Sekolah dan pengawas SMA.

Adapun tujuan dari Model Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas Pembelajaran, Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Para Guru SMA di Provinsi Bali yaitu :

a. Meningkatkan kompetensi guru SMA di Propinsi Bali.

b. Meningkatkan kualitas pembelajaran para guru SMA di Propinsi Bali.

Yang menjadi sasaran dalam model “Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas Pembelajaran, Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Para Guru SMA di Provinsi Bali” yaitu guru mata pelajaran yang di UN-kan dari sekolah-sekolah di Propinsi Bali.

2. Hasil Kegiatan Bimbingan Teknik

Bimbingan teknik model “Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas Pembelajaran, Melalui Pelatihan Penguatan dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran pada Para Guru SMA di Provinsi Bali” dilaksanakan di kampus Undiksha. Peserta diklat yaitu guru-guru SMA di Provinsi Bali untuk mata pelajaran yang di UN-kan. Bimbingan dilaksanan dalam dua gelombang.

Tabel 5: Peserta Diklat Gelombang I

No. Nama Jabatan Asal instansi

(33)

33 2 Drs. I Wayan Nhata Pengawas Disdikpora kab. Badung 3 Drs. I Nyoman Suara Pengawas Disdikpora kab. Badung

4 Kadek Praniyogi, S.Si. Guru SMAN 1 Kuta Utara

5 I Putu Duryana, S.Pd., M.Pd. Guru SMAN 1 Kuta Utara 6 Drs. Nanang Agus Budi Radsanaka,

M.Pd. Guru SMAN 1 Kuta Utara

7 I Ketut Sudi Sutama, S.Pd. Guru SMAN 1 Kuta Utara 8 Dr. Drs. I Ketut Kerta, M.Pd. Kepala

Sekolah SMAN 1 Kuta Utara

9 I Nengah Suwika, S.Pd. Guru SMAN 1 Mengwi

10 Ni Nyoman Dayitri Pendit, M.Pd. Guru SMAN 1 Mengwi

11 Drs. I Wayan Makrawan Guru SMAN 1 Mengwi

12 I Made Sena Yudana, S.Pd. Guru SMAN 1 Mengwi

13 Drs. I Made Oka Haryana Kepala

Sekolah SMAN 1 Mengwi

14 Ni Putu Ayu Mudiani,S.Pd Guru SMA Dwijendra

Denpasar

15 Ir.I Putu iriantono,M.Pd Guru SMA Dwijendra

Denpasar

16 Ni Ketut Wiryadi,S.Pd, M.Pd Guru SMA Dwijendra Denpasar

17 Ni Made Sariani,S.Pd Guru SMA Dwijendra

Denpasar

18 Cok Gede Anom Wiratmaja, S.Pd. Guru SMAN 1 Denpasar 19 Ni Made Sudiarti,S.Pd,M.Si Guru SMAN 1 Denpasar 20 Ni Putu Nadi Sarniti, S.Pd Guru SMAN 3 Denpasar 21 Drs. Ketut Sukarwata, M.Pd Guru SMAN 3 Denpasar

22 Ni Kadek Anggreni, S.Pd Guru SMAN 3 Denpasar

(34)

34 24 Drs. I Made Suistna Adiputra, M.Pd. Pengawas Diskdikporabud kab.

Tabanan

25 I Nyoman Ngardika, S.Pd., M.M Pengawas Diskdikporabud kab. Tabanan

26 Drs. Ketut Sukalaksana, M.Pd. Pengawas Diskdikporabud kab. Tabanan

27 Drs. I WAYAN SUTARNAJA Guru SMA TP45 Tabanan 28 Drs. I NYOMAN SUARTAMA Guru SMA TP45 Tabanan 29 A.A.SAGUNG. RAI

KUSMADEWI,S.Pd. Guru SMA TP45 Tabanan

30 KUSNANI, S.Pd Guru SMA TP45 Tabanan

31 Ni Wayan Kompiang Kusumawati,

S.Si.,M.Pd Guru SMAN 1 Tabanan

32 Drs. I Nyoman Sadmaya Guru SMAN 1 Tabanan

33 Drs. I Ketut Subagia Guru SMAN 1 Tabanan

34 Dra. Luh Putu Sri Mahendratni Guru SMAN 1 Tabanan

35 I Made Nurata, S.Pd. Guru SMAN 2 Tabanan

36 Veronika Sose Fahek, S.Pd. Guru SMAN 2 Tabanan 37 Si Luh Nyoman Supartini, S.Pd., M.Pd. Guru SMAN 2 Tabanan

38 Drs. I Made Sudanta Guru SMAN 2 Tabanan

Tabel 6: Peserta Diklat Gelombang II

No. Nama Jabatan Asal instansi

1 Dra. Ni Nyoman Supini Guru SMAN 1 Kuta Utara

2 Drs. I Nyoman Murda, M.Si Guru SMAN 1 Kuta Utara

3 Drs. I Wayan Beratha Guru SMAN 1 Kuta Utara

4 K. Adhi Sucipta, SE., M.Pd Guru SMAN 1 Kuta Utara

5 Drs. I Made Rai Mukiatna Guru SMAN 1 Kuta Utara

(35)

35

7 I Ketut Janastawa, S.Pd Guru SMAN 1 Mengwi

8 Drs. I Nyoman Widia Guru SMAN 1 Mengwi

9 I Made Suarta, SE., M.Pd Guru SMAN 1 Mengwi

10 Drs. I Wayan Sudika Guru SMAN 1 Mengwi

11 Drs. I Made Oka Antara,M.Hum Guru SMA Dwijendra Denpasar

12 I Nyoman Sudema, S.Pd., SH., M.Pd Guru SMA Dwijendra Denpasar

13 Ni Luh Made Pancanadi,S.H. Guru SMA Dwijendra Denpasar

14 Dra.Endang Anekawati Guru SMA Dwijendra

Denpasar

15 Drs. I Wayan Artha Guru SMA Dwijendra

Denpasar

16 Dra.Elly Susiana Guru SMAN 1 Denpasar

17 Agung Ayu Putu Juliariani, S.Pd., M.Pd Guru SMAN 1 Denpasar

18 M. Rida,S.Pd,M.Pd. Guru SMAN 1 Denpasar

19 Drs. I Ketut Suastika Guru SMAN 1 Denpasar

20 Dra. Siti Sundari Guru SMAN 3 Denpasar

21 I.A. Krishna Wiweka, S.S Guru SMAN 3 Denpasar

22 Dra. Ni Putu Yuniati Guru SMAN 3 Denpasar

23 Dra. Made Sumadi Guru SMAN 3 Denpasar

24 Kadek Adiana Putra, S.Pd Guru SMAN 3 Denpasar

25 NI PUTU MAS ASRI,S.Pd. Guru SMA TP45 Tabanan

26 Drs. A.A.RAKA WIRAWAN Guru SMA TP45 Tabanan

27 Drs. I WAYAN SUKERTA Guru SMA TP45 Tabanan

28 IKA SAVITRI,S.E. Guru SMA TP45 Tabanan

(36)

36

30 Dra. Ida Ayu Mas Nuarini Guru SMAN 1 Tabanan

31 Dra. Ni Ketut Nurmini,M.Pd Guru SMAN 1 Tabanan 32 Drs. I Gede Putu Hastra Wijaya Guru SMAN 1 Tabanan

33 Dra. Ni Made Hariyati Guru SMAN 1 Tabanan

34 Ni Luh Putu Indrawati,S.Pd Guru SMAN 1 Tabanan

35 Drs. I Wayan Sutanaya Guru SMAN 2 Tabanan

36 Putu Gde Perdanana Sugihartha, S.Pd. Guru SMAN 2 Tabanan 37 I Ketut Subanda Pendit, S.Pd. Guru SMAN 2 Tabanan

38 I Wayan Kawi Suara, SE Guru SMAN 2 Tabanan

39 Dra. Ni Made Yudani Guru SMAN 2 Tabanan

Melalui bimbingan teknik/diklat para peserta guru-guru SMA provinsi Bali memperoleh pemahaman mengenai model peningkatan kompetensi dan kualitas pembelajaran, dan juga para guru mendapatkan pengetahuan mengenai model-model pembelajaran yang lebih inovatif, penyusunan prangkat pembelajaran dan wawasan mengenai teknik Lesson Study. Melalui pelatihan ini diharapkan para guru mata pelajaran yang di UN-kan Provinsi Bali dapat mengimplementasikan pengetahuan yang telah didapatkan agar mampu meningkatkan kompetensi maupun kualitas pembelajaran di sekolah masing-masing melalui penyelenggaraan Lesson Study.

3. Hasil kegiatan Lesson Study di Provinsi Bali 1) MAPEL Bahasa Indonesia

a. Model Pemecahan Masalah yang Diimplementasikan pada PM-PMP

Peningkatan Kompetensi Guru Dan Kualitas Pembelajaran Melalui Pelatihan Penguatan Dan Pendampingan Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran.

b. Bukti Efektifitas Model

Pendampingan terpadu berbasis kaji tindak pembelajaran mendapat respon positif dari guru, kepala sekolah, dan pengawas. Hal ini teramati dari antusiasme mereka mengikuti diklat dan lesson study. Lesson study terdiri atas tiga tahapan yaitu:

(37)

37 tahapan perencanaan (plan), pelaksanaan (do), dan repleksi (see). Kegiatan perencanaan pembelajaran dilakukan saat diklat dan disempurkan lebih lanjut di SMA-SMA di Propinsi Bali. Semua tim lesson study hadir dalam tahap perencanaan. Ini menunjukkan adanya komitmen mereka untuk melakukan lesson study.

Kegiatan kaji tindak pembelajaran yang dilaksanakan di Propinsi Bali pada mata pelajaran Bahasa Indonesia cukup efektif. Kegiatan plan yang dilaksanakan saat diklat menghasilkan draf yang selanjutnya disempurnakan di sekolah oleh guru-guru bahasa Indonesia di Propinsi Bali. Kegiatan Lesson Study (LS) yang dilaksanakan dapat mengubah pelaksanaan pembelajaran dari pembelajaran berpusat pada guru ke pembelajaran berpusat pada siswa.

Kegiatan see yang dilakukan diawali dengan refleksi yang dilakukan guru model. Komentar guru model, bahwa mereka awalnya grogi karena diamati oleh banyak guru, pengawas, dan dosen. Namun atas dorongan dari semua peserta, maka guru model menjadi sangat bpercaya diri dan dapat memimpin pembelajaran dengan baik. Menurutnya, baru kali ini melihat semua siswanya dalam satu kelas ini belajar dengan serius. Komentar dari para pengamat secara umum bahwa, pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan sangat baik. Semua siswa dilihat belajar dengan baik. Namun ada satu hal yang menjadi catatan yaitu interaksi antara siswa dengan siswa rendah, kemungkinan disebabkan materi pelajaran membuat puisi dimana setiap orang asyik menuangkan perasaannya sendiri dan tidak perlu pendapat dari siswa lain. Salah seorang guru pengamat berkomentar dia mau menjadi guru model dalam kegiatan LS.

Sementara itu, hasil refeksi dari guru observer menyatakan bahwa tujuan pembelajaran sudah tercapai, pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP, dan guru sudah berusaha meningkatkan motivasi siswa. Namun demikian, masih ada hal-hal yang dirasakan kurang oleh guru observer, yaitu: interaksi siswa antar kelompok belum terjadi dan penguatan yang diberikan guru belum optimal sehingga siswa masih ragu terhadap pemahamannya. Lebih lanjut, hasil refleksi dari observer lain (kepala sekolah, pengawas, dan dosen) menyatakan bahwa ditemukan siswa yang tidak terlibat aktif dalam kegiatan kelompok, siswa masih ragu terhadap pemahamannya, dan perlu diupayakan ada salah satu pekerjaan siswa diambil acak untuk dibahas.

Pengalaman berharga yang diperoleh dari pelaksanaan lesson study adalah siswa lebih termotivasi dan aktif dalam pembelajaran dan guru model mendapat pengalaman mengajar diobservasi oleh kolega.

Gambar

Tabel 6: Peserta Diklat Gelombang II

Referensi

Dokumen terkait

-0,13 dengan nilai rata-rata 0,08 datI pada tanaman kontI'ol tidak diperoleh nilai faktor trallster 137CS dari tanah ke tanaman kangkung kar'ena konsentrasi. 137 Cs dalam

Intlasi, perubahan nilai tukar Rupiah, suku bunga SUN, dan perubahan harga minyak sawit, secara simultan berpengaruh terhadap return saham perusahaan perkebunan... Koleksi

Dulu pernah dia pulang main dengan tetangga nangis, terus saya tanya waktu itu dia belum bisa ngomong jadi cuma diem aja?. Mungkin dia nakal jadi temen-temennya gak ada yang

Penambahan kardus dan air leri mempengaruhi pertumbuhan jamur tetapi salah satunya jumlah tubuh buah jamur tiram, tetapi tidak lebih baik dari media dengan hanya

Visi UPTD IB Provinsi Bengkulu adalah menjadikan produsen semen cair dan beku yang tersertifikasi pada tahun 2015 untuk memenuhi kebutuhan ternak di Provinsi Bengkulu

oleh karena itu merevitalisasi bangunan ini dengan fungsi baru dapat menghidupkan kembali aktivitas perbelanjaan pada bangunan tersebut dan menjadi tempat yang berguna

Belanja daerah dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) bagian yaitu Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Tak Terduga. Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk

Indonesia merupakan negara agraris, namun ironisnya Indonesia masih mengimpor beras dari negara lain. Salah satu alasan dilakukannya impor beras adalah tak lain