• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

9   

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Geografi (S IG) 2.1.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu sistem harus mempunyai tujuan (goals) dan sasaran (objectives) sehingga operasi sistem dapat berjalan dengan baik.

Berikut ini beberapa teori mengenai sistem, antara lain :

a. M enurut McLeod (2001, p13), sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

b. M enurut Fitz (1981, p5), suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

c. M enurut Jogiyanto (2005, p4), suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.

Suatu sistem memiliki karakteristik agar tidak menyimpang dari tujuan dan fungsinya. Karakteristik sistem adalah:

(2)

1. Komponen

Sistem terdiri dari sejumlah komponen berupa subsistem atau elemen sistem yang melakukan fungsi tertentu. Komponen-komponen tersebut berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan sistem.

2. Batas Sistem

Sistem dibatasi oleh suatu area untuk membatasinya dengan sistem lainnya. Batasan sistem menunjukkan ruang lingkup sistem itu sendiri.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkugan luar sistem meliputi segala sesuatu yang berada diluar sistem yang mempengaruhi kerja sistem.

4. Penghubung Sistem

Penghubung sistem adalah suatu media yang menghubungkan antar elemen atau subsistem dalam sistem. M elalui media ini memungkinkan pengiriman masukan dan keluaran dari suatu sistem ke sistem lain.

5. M asukan Sistem

M asukan sistem atau input sistem adalah segala sesuatu yang diperlukan sistem untuk diproses sehingga sistem dapat mencapai hasil yang diharapkan.

6. Pengolahan Sistem

Suatu unit yang mengolah masukan ke sistem menjadi keluaran melalui proses atau prosedur tertentu.

(3)

7. Keluaran Sistem

Hasil yang diharapkan berasal dari masukan yang diproses. Hasil tersebut bisa menjadi hasil akhir atau masukan bagi sistem lainnya.

8. Sasaran dan Tujuan

M emberikan laporan kepada pihak manajemen dalam pengambilan keputusan secara efektif dan efisien dan dapat menerima umpan balik serta kontrol dari arus informasi tertentu.

2.1.2 Pengertian Informasi

Informasi adalah hasil dari pengolahan data yang relatif tidak berarti dan belum bermanfaat, diolah menjadi berarti dan berguna bagi pemakai dalam membuat keputusan untuk memecahkan masalah.

Informasi adalah data yang sudah diolah sehingga menjadi sesuatu yang dapat membantu dalam pemecahan masalah maupun pengambilan keputusan.

Adapun sumber daya informasi yaitu: 1. Perangkat keras komputer

2. Perangkat lunak komputer 3. Spesialis informasi

4. Pemakai 5. Fasilitas 6. Database

(4)

7. Informasi

Berikut ini dikemukakan beberapa pendapat tentang pengertian

informasi :

a. M enurut McLeod (2001, p13), informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.

b. M enurut Davis (1992, p5), informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang.

c. M enurut Jogiyanto (2005, p4), informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.

Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu : a. Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

b. Tepat Waktu

Informasi yang datang kepada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.

(5)

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda.

Sedangkan nilai dari informasi itu sendiri ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaat yang diperoleh lebih efektif dibanding dengan biaya untuk mendapatkannya.

Ada pun pembagian dimensi informasi dan definisinya, dimensi dari informasi dapat dikategorikan menjadi empat dimensi yaitu:

1. Dimensi Fisikal

Lebih terkait dengan fasilitas fisik yang mendukung perwujudan dari informasi.

2. Dimensi Sintatik

M emandang informasi dari kacamata calligraphy. 3. Dimensi Semantik

Dapat diartikan ”arti” dari informasi 4. Dimensi Pragmatis

Informasi yang terkait dengan tindakan tertentu.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Informasi sangat penting untuk dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan. Dengan adanya sistem informasi, suatu informasi yang berguna bagi penerima dalam mengambil keputusan dapat dihasilkan.

(6)

Hal ini didukung oleh beberapa teori mengenai sistem informasi : a. M enurut S cott (1986, p69), sebuah sistem informasi dapat

dikatakan sistem informasi jika memiliki tiga bagian utama yang sangat penting, ialah menerima data sebagai masukan, kemudian memprosesnya dengan perhitungan, penggabungan unsur data, pemutakhiran, dan lainnya, dan akhirnya memperoleh informasi sebagai keluaran.

b. M enurut Lucas (1993, p4), sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambilan keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi.

c. M enurut Cushing, S teinbart dan Romney (1997, p6), sistem informasi adalah pengumpulan, pemasukan, pemrosesan data, penyimpanan, pengelolaan, pengendalian dan pelaporan informasi sehingga organisasi dapat mencapai sasaran dan tujuannya.

(7)

Untuk dapat memanfaatkan sistem informasi secara efektif, maka harus mengetahui secara pasti tentang organisasi, manajemen dan teknologi inforasi yang membentuk sistem.

a. Elemen pertama yaitu organisasi, meliputi manusia, struktur dan prosedur operasi.

b. Elemen kedua yaitu manajemen, mengamati kesempatan, membuat strategi untuk menjawab kebutuhan, mengatur penempatan kepada orang, dan sumber untuk mendukung strategi tersebut.

c. Elemen ketiga yaitu teknologi informasi, merupakan alat yang dapat digunakan oleh manajemen untuk membantu melakukan kontrol dan membuat suatu kegiatan yang baru. Teknologi mempunyai 3 komponen, perangkat lunak, perangkat keras dan user.

M aka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem dalam organisasi yang melakukan pengumpulan, pengolahan, dan analisis data untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan.

2.1.4 Pengertian Geografi

Geografis atau geografi berasal dari bahasa Yunani ”Geographia” yang terdiri dari dua kata, yaitu geo, yang berarti bumi, dan graphien yang berarti mencitra. Dari asal usul ini dapat dikatakan bahwa geografi

(8)

itu mempunyai arti ilmu pengetahuan yang mencitra atau menggambarkan keadaan dari bumi.

M enurut Ramaini (1992, p1), Geografi atau dikenal juga dengan ilmu bumi adalah ilmu yang menguraikan dan menganalisis variasi ruang keadaan permukaan bumi serta umat manusia yang menempatinya.

2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Geografi (S IG)

Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi yang berhubungan dengan tata letak bumi dan letak geografi suatu daerah tertentu. Sistem Informasi Geografi selain didukung oleh perkembangan teknologi komputer yang pesat, juga mendapatkan dukungan dari beberapa bidang ilmu yang berkaitan. Bidang-bidang ilmu tersebut meliputi bidang pemetaan, teknik sipil, geografis, studi tematis dari variasi keruangan, ilmu tanah, teknik geodasi, geologi, perencanaan pedesaan dan perkotaan, jaringan sarana kebutuhan umum, dan ilmu-ilmu lainnya.

Sistem Informasi Geografi menurut beberapa ahli didefinisikan

sebagai berikut :

a. M enurut Paryono (1994, p1), Sistem Informasi Geografi dapat diartikan sebagai suatu sistem berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi dan menganalisis informasi geografis.

b. M enurut Aronoff (1989, p9), Sistem Informasi Geografi pada dasarnya dibuat untuk mengumpulkan, menyimpan, dan

(9)

menganalisis objek secara fenomena dimana posisi geografisnya merupakan karakteristik yang penting untuk dianalisis atau bisa juga suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan empat kemampuan untuk mengelola data geografis yang meliput input, manajemen data, manipulasi dan analisis serta output.

c. M enurut Burrough (1986, p6-8), Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem informasi mengenai suatu data geografis pada daerah tersebut yang mana data itu menggambarkan objek-objek mengenai suatu daerah dalam hubungannya dengan posisi objek pada sistem koordinat bumi, atribut objek, dan hubungan antar objek serta pengolahan data geografis menjadi informasi yang bermanfaat.

d. M enurut Huxhold (1991, p25), Sistem Informasi Geografi berisi informasi peta yang disimpan dalam bentuk digital dalam suatu basis data. Sistem ini dapat menerangkan maupun menampilkan informasi yang dibutuhkan dari basis data tersebut untuk menghasilkan suatu peta.

Sistem Informasi Geografi adalah sejenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanipulasi, dan menampilkan keluaran informasi geografis berikut data-data atributnya.

a. Kemampuan Sistem Informasi Geografi : 1. Dapat mengumpulkan data geografi.

(10)

2. Dapat mengintegrasikan data geografi (spasial dan attribute).

3. Dapat memeriksa, meng-update data geografi.

4. Dapat menyimpan dan memanggil kembali data geografi. 5. Dapat memanipulasi data geografi.

6. Dapat menganalisa data geografi. 7. Dapat menghasilkan output.

b. Cara Kerja Sistem Informasi Geografis

Gambar 2.2 : Cara Kerja Sistem Informasi Geografi

2.2 Peta dan Pemetaan

2.2.1 Peta

Sistem Informasi Geografi menyajikan informasi geografis (permukaan bumi) yang disajikan dalam bentuk peta yang memuat atau mngandung data yang mengacu bumi (geo-refenreced data). Yang diacu

(11)

tidak lain adalah posisinya yaitu sistem koordinat bumi, baik yang menggunakan sistem bujur/lintang, atau sistem UTM (Universal Transver Mercator)(Paryono, 1994, p1).

M enurut Barnhardsen (1992, p2), peta dapat diartikan sebagai sekumpulan dari titik, garis, warna dan area yang digunakan untuk mendefinisikan lokasi atau tempat yang mengacu pada sistem koordinat,dan peta ini didemonstrasikan dalam bentuk 2 Dimensi atau bentuk 3 Dimensi.

Dalam peta sering dikenal istilah legenda (legend), menurut Bernhardsen (1992, p2), legenda adalah kunci untuk menghubungkan data non-keruangan (non-spatial attribute) dengan keruangan (spatial attribute). Data bukan keruangan biasanya ditandai dengan arsiran, warna, simbol, dan lain sebagainya yang sebelumnya sudah terlebih dahulu disebutkan dalam legenda peta.

M enurut Paryono (1994, p1), terdapat dua jenis peta yaitu : a. Peta Umum (general purpose)

M enggambarkan topografi suatu daerah ataupun batas-batas (administratif) suatu wilayah atau negara.

b. Peta Tematik (thematic)

Secara khusus menampilkan distribusi keruangan (spatial distribution) kenampakan-kenampakan seperti geologi, geomorfologi, tanah, vegetasi, atau sumberdaya alam.

(12)

2.2.2 Pemetaan

Pemetaan merupakan konsep dasar dari Sistem Informasi Geografi, yang berfungsi menvisualisasikan suatu data yang berbentuk daftar atau tabel, dapat divisualisasikan sesuai dengan keinginan dan juga dapat mengubahnya ke bentuk grafik sehingga mudah untuk dianalisis.

2.2.2.1 Perangkat Lunak Pemetaan

Perangkat lunak pemetaan merupakan suatu perangkat

lunak khusus yang dibuat untuk menghubungkan data geografis

dengan data atributnya yang biasanya tersimpan dalam tabel

database.

Perangkat lunak pemetaan ini antara lain harus memiliki

kemampuan seperti dibawah ini :

a. M emiliki fasilitas untuk pembuatan editing ataupun impor peta dan format umum yang digunakan.

b. M emiliki kemampuan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, dan memanipulasi data atribut.

c. M ampu menampilkan data dalam bentuk lapisan-lapisan (layer).

d. M emiliki kemampuan untuk analisis data, baik berupa grafik atau pembuatan peta tematik.

(13)

2.3 Data S istem Informasi Geografi

2.3.1 Manajemen Data Sistem Sistem Informasi Gegorafi

M anajemen data SIG dimulai dari memasukkan data, teknik menyimpan data (struktur data), memanggil, memanipulasi dan menganalisis data, serta menampilkan keluaran pada layar monitor, printer, atau plotter.

2.3.2 Sumber data Sistem Informasi Geografi

M enurut Burrough (1986, p14), data pada Sistem Informasi Geografi yang dikumpulkan harus dapat menyajikan informasi mengenai posisi, atribut, serta informasi-informasi yang berhubungan dengan peta, dan data harus berkaitan dengan posisi geografis dengan menggunakan standar sistem koordinat yang ada.

M enurut Paryono (1994, p14), Sistem Informasi Geografi memerlukan data masukan agar dapat berfungsi dan memberikan informasi hasil analisisnya. Data masukan tersebut dapat diperoleh dari tiga sumber, yaitu :

a. Data Lapangan

Data ini diperoleh langsung dari pengukuran lapangan secara langsung, seperti misalnya pH tanah, salinitas air, curah hujan suatu wilayah, dan sebagainya.

(14)

Informasi yang terekam pada peta kertas atau film yang dikonversikan ke dalam bentuk digital. M isalnya : peta geologi, peta tanah, dan sebagainya.

c. Data citra penginderaan jauh

Citra penginderaan jauh yang berupa foto udara atau radar dapat diinterpretasi terlebih dahulu sebelum dikonversikan ke dalam bentuk digital. Sedangkan citra yang diperoleh dari satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah diadakan koreksi seperlunya.

Ketiga sumber data tersebut saling mendukung satu terhadap lainnya. Data lapangan digunakan untuk membuat peta fisis, sedangkan data penginderaan jarak jauh juga memerlukan data lapangan untuk memastikan kebenaran data tersebut. Jadi ketiga sumber tersebut saling berkaitan, melengkapi dan mendukung, sehingga tidak boleh ada yang diabaikan.

2.3.3 Model Data Keruangan (Spasial Attributes)

Data keruangan dapat disajikan dalam dua model, yaitu : model raster (grid atau kisi) dan model vektor (Paryono, 1994, p6-10).

a. M odel Raster

Pada model raster, semua objek disajikan dalam bentuk sel-sel yang disebut pixel (picture element). Setiap sel memiliki koordinat serta informasi (atribut keruangan dan waktu). Objek dalam bentuk titik,

(15)

garis, maupun bidang (area) semuanya disajikan dan dinyatakan dalam titik atau sel.

Kelebihan model raster adalah:

1. Data dalam bentuk raster lebih mudah

2. M etode untuk mendapatkan citra raster lebih mudah melalui scanning.

3. Gambar didapat lebih detail dari radar atau satelit. 4. Tidak memerlukan kalkulasi.

Kekurangan model raster adalah: 1. M embutuhkan memory yang besar.

2. Akurasi posisinya bergantung dari ukuran pixelnya.

3. Penggunaan sel atau ukuran grid yang lebih besar untuk menghemat ruang penyimpanan akan menyebabkan kehilangan informasi dan ketelitian.

4. Untuk mengkonversi data raster menjadi data vektor memerlukan algoritma (perhitungan) tersendiri.

b. M odel vektor

Pada model vektor, objek disajikan sebagai titik, garis, dan area (poligon).

1. Titik

Titik adalah representasi paling sederhana untuk suatu objek. Pada skala besar suatu bangunan ditampilkan dengan polygon, tetapi dalam skala kecil ditampilkan menggunakan titik.

(16)

Titik untuk menggambarkan hal seperti mata air, tiang listrik, kota, dan tiang telepon.

Gambar 2.3 : Representasi objek titik untuk data kota pada Jawa Barat

2. Garis

Garis adalah bentuk linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek satu dimensi. Garis untuk menggambarkan jalan dan

aliran sungai.

(17)

3. Polygon/area

Digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi. Polygon untuk menggambarkan objek seperti danau, gunung, dan daerah kecamatan dan kabupaten untuk menunjukan lokasi peta terhadap lokasi lapangan, digunakan sistem koordinat cartessian (x,y) pada ketiga objek tersebut. Suatu danau, batas propinsi dan lain-lain.

Gambar 2.5 : Representasi objek area/poligon untuk data landuse

M odel data ini lebih banyak berkaitan dengan bentuk (format) suatu objek disimpan.

M odel vektor memiliki kelebihan:

1. M emerlukan tempat penyimpanan yang sedikit. 2. M emiliki resolusi spasial yang tinggi.

(18)

4. M udah dikonversi dalam bentuk raster. M odel vektor memiliki kekurangan: 1. M emiliki struktur data yang kompleks.

2. Tidak compatible dengan citra satelit pengindraan jauh.

3. M emerlukan perangkat keras dan perangkat lunak yang mahal.

4. M emerlukan kecepatan kalkulasi.

2.3.4 Analisis Data S IG

M enurut Paryono (1994, p10), Prahasta (2005, p73), dan Burrough (1986, p82), metode analisis yang sering digunakan pada beberapa macam peta, dikenal sebagai metode tumpang susun (overlay method). Secara umum terdapat dua jenis fungsi analisis:

1. Fungsi analisis spasial.

2. Fungsi analisis atribut(non spasial).

Fungsi analisis atribut terdiri dari operasi dasar sistem pengelolaan basisdata dan perluasannya.

Fungsi analisis spasial terdiri dari: 1. Klasifikasi

Fungsi ini mengklasifikasikan kembali suatu data spasial menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan kriteria tertentu.

(19)

Fungsi ini merujuk data spasial titik-titik (point) atau garis (line) sebagai suatu jaringan yang tidak terpisahkan.

3. Overlay

Fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang menjadi suatu input.

4. Buffering

Fungsi ini akan menghasilkan data spasial baru yang berbentuk polygon atau zone dengan jarak tertentu dari data

spasial yang menjadi input. 5. 3D analysis

Fungsi ini terdiri dari sub-sub fungsi yang berhubungan dengan presentasi data spasial dalam ruang tiga dimensi.

6. Digital Image Processing

Fungsi ini dimiliki oleh perangkat SIG yang berbasiskan raster.

Dan dari fungsi-fungsi analisis yang dapat dilakukan oleh SIG ini, pengguna dapat memperoleh informasi yang diinginkan. Berikut ini contoh-contoh analisis yang menggambarkan dan menunjukkan beberapa hal yang bisa diharapkan dari SIG.

(20)

a. Analisis AND

  b. Analisis OR 

  c. Analisis NOT 

Gambar 2.6 : Fungsi Analisis SIG

2.3.4.1 Metode Tumpang S usun (Overlay Method)

Dengan menggunakan metode ini, gabungan peta-peta

(21)

Gambar 2.7 : M etode Tumpang Susun (Overlay Method)

2.4 Komponen Informasi Kenampakan Geografi

M enurut Panaryo (1994, p28), ada 4 komponen yang dapat diperoleh dari informasi kenampakan geografi, yaitu :

a. Posisi Geografi

Dapat dinyatakan dalam sistem koordinat Lintang atau Bujur (Latitude/Longitude). Sistem ini dapat dengan mudah dikonversikan sehingga pengguna merasa lebih leluasa menentukan sistem yang disukai.

b. Atribut

M enjelaskan informasi apa (what it is). Contoh atribut ini misalnya : desa, kota, sawah, hutan, gunung, lembag, dan sebagainya. Atribut ini sering memiliki informasi tambahan, seperti misalnya pada hutan, informasi tambahannya adalah jenis spesies dan tinggi pohon. Atribut tambahan yang tidak berkaitan dengan posisi geografis ini sering disebut atribut non-keruangan (non-spasial attribute).

(22)

c. Hubungan Keruangan (Spasial Relationship)

Hubungan keruangan ini sangat kompleks, dan tidak mungkin semuanya disimpan dalam basis data. Yang perlu disimpan hanyalah hubungan keruangan yang khusus, sedangkan yang sederhana tidak perlu disimpan. Contoh komponen ketiga ini misalnya jarak antara dua bangunan. Karena sebenarnya untuk mengetahui jarak antara dua bangunan tersebut dapat dilakukan secara matematis dan komputer dapat menghitungnya, maka komponen hubungan keruangan ini tidak perlu disimpan.

d. Waktu

Waktu merupakan komponen keempat Sistem Informasi Geografi yang perlu juga diperhatikan, terutama untuk menangani suatu informasi geografis yang sangat dipengaruhi oleh waktu. Suatu garis pantai dapat berubah dalam waktu beberapa tahun karena terjadinya erosi atau abrasi, jalan-jalan yang dapat bertambah karena tuntutan perkembangan kota, dan sebagainya.

2.5 Komponen S istem Informasi Geografi

Komponen-komponen Sistem Informasi Geografi terdiri dari : 1. Perangkat Keras (Hardware)

Sistem Informasi Geografi membutuhkan komputer untuk menyimpan dan memproses data. Sistem Informasi Geografi dengan skala yang kecil membutuhkan PC (Personal Computer) yang kecil untuk menjalankannya, namun ketika sistem menjadi besar dibutuhkan komputer yang lebih besar serta host untuk client machine yang mendukung penggunaan multiple user. Perangkat keras yang

(23)

digunakan dalam Sistem Informasi Geografi memiliki spesifikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem informasi lainnya. Ini dikerenakan penyimpanan data yang digunakan dalam Sistem Informasi Geografi baik data raster maupun data vector membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisisnya membutuhkan memori yang besar dan processor yang cepat. Selain itu diperlukan juga digitizer untuk mengubah peta ke dalam bentuk digital.

2. Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak dalam Sistem Informasi Geografi haruslah mampu menyediakan fungsi dan tool untuk melakukan penyimpanan data, analisis, dan menampilkan informasi geografi. Dengan demikian, elemen yang harus terdapat dalam kompnen perangkat lunak Sistem Informasi Geografi adalah :

a. Tool untuk melakkan input dan transformasi data geografi. b. Sistem M anajemen Basis Data.

c. Tool yang mendukung query geografi, analisis dan visualisasi. d. Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada

tool geografi. Ada banyak perangkat lunak Sistem Informasi Geografi yang dapat digunakan, diantaranya adalah M ap Info, Arc Info, ArcView dan masih banyak lainnya.

3. M etode

Untuk menghasilkan Sistem Informasi Geografi sesuai dengan yang diinginkan, maka Sistem Informasi Geografi harus direncanakan

(24)

dengan matang dengan menggunakan metodologi yang benar. Sistem Informasi Geografi yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, yaitu metode, model dan implementasi akan berdeda-beda untuk setiap permasalahan.

4. M anusia

Teknologi Sistem Informasi Geografi tidak akan bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan untuk diaplikasikan sesuai dunia nyata. Sumber daya manusia sangat diperlukan untuk mendefinisikan, menganalisa, mengoperasikan serta menyimpulkan masalah yang sedang dihadapi dalam pembuatan Sistem Informasi Geografi. Pemakai pada Sistem Informasi Geografi terdiri dari beberapa tingkatan, dari tingkatan spesialis teknis yang mendesain dan memelihara sistem sampai pada pengguna yang menggunakan Sistem Informasi Geografi untuk membantu pekerjaan sehari-hari.

2.6 Basis Data

2.6.1 Pengertian Basis Data

M enurut Connolly (2002, p15) basis data adalah kumpulan bersama dari data-data logikal yang saling terkait, dan deskripsi dari data tersebut, dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi. (Basis Data, menurut McLeod, adalah kumpulan data komputer yang terintegrasi, diatur dan disimpan berdasarkan suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali. Basis Data merupakan sebuah

(25)

gudang data tunggal dan besar yang di-sharing dan dapat digunakan secara simultan oleh banyak departemen dan banyak user).

2.6.2 Pengertian Sistem Manajemen Basis Data (DBMS )

M enurut Connlly (2002, p16), Database Management System

(DBM S) adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan user untuk menentukan, menciptakan, memelihara dan mengontrol akses ke basis data. Sebuah Database Management System menyediakan fasilitas-fasilitas berupa :

1. Data Definition Language (DDL) yang memungkinkan user menentukan basis data, misalnya jenis data, struktur data dan batasan-batasan pada data yang hendak disimpan dalam basis data.

2. Data Manipulation Language (DML) yang memungkinkan user untuk memasukkan, meng-update, menghapus dan me-retrieve data dari basis data.

3. Akses terkontrol ke basis data, contohnya :

a. Sistem keamanan yang mana mencegah user yang tidak berhak untuk akses ke basis data.

b. Sistem terintegrasi yang mana memelihara konsistensi data yang disimpan.

c. Sistem kontrol konkuren yang mana memperbolehkan akses bersama terhadap basis data.

(26)

d. Sistem kontrol pengembalian data yang mana dapat mengembalikan data ke keadaan sebelumnya apabila terjadi kegagalan perangkat keras atau perangkat lunak.

e. Katalog yang dapat diakses user yang mana berisi deskripsi data dalam basis data.

2.6.3 Relational Database

M enurut Connolly (2002, p76) Relational Database merupakan

kumpulan tabel-tabel dimana masing-masing tabel memiliki sebuah nama yang unik. Setiap relation memiliki properti-properti sebagai berikut : 1. Sebuah relation memiliki sebuah nama yang berbeda dari yang

lainnya.

2. Setiap sel pada relation hanya berisi satu nilai saja. 3. Setiap atribut memiliki nama yang berbeda.

4. Nilai pada sebuah atribut berasal dari nilai domain yang sama. 5. Setiap tuple adalah unik, tidak ada duplikatnya.

6. Urutan atribut tidaklah penting.

7. Secara teori, urutan tuple juga tidaklah penting.

2.6.4 Entity Relationship (E-R)

M enurut Connolly (2002, p342), model Entity Relationship merupakan sebuah pendekatan topdown dalam mendesain database yang dimulai dengan mengidentifikasi data-data penting (objek-objek dasar) dari dunia nyata yang dinamakan entity dan relationship diantara

(27)

data-data yang harus dipresentasikan ke dalam model tersebut. M enurut Silberschatz (2006, p204) ada tiga konsep dasar dalam model data Entity Relationship, yaitu :

1. Entity Sets

Entity adalah ”sesuatu” atau ”objek” dalam dunia nyata yang dapat dibedakan dari objek-objek lainnya. Sedangkan entity sets adalah sekelompok objek dengan property yang sama, atau attributes.

2. Relationship Sets

Relationship adalah kaitan (asosiasi) antara beberapa entitas. Sedangkan relationship sets adalah sekumpulan relationship yang memiliki tipe sama.

3. Attributes

Attributes merupakan properti-properti khusus dari entitas. Setiap attributes memiliki nilai yang disebut domain. Attributes dapat dikelompokkan menjadi :

a. Simple and Composite Attributes.

Simple attribute maksudnya atribut yang sederhana dan tidak dapat dibagi-bagikan ke dalam sub-sub bagian atribut lagi, sedangkan composite attribute masih dapat dibagi-bagikan ke sub-sub atribut.

b. Single-Valued and Multi-Valued Attributes

Dikatakan single-valued attributes apabila sebuah atribut hanya memiliki satu nilai, sedangkan multi-valued attribute dapat memiliki lebih dari satu nilai.

(28)

c. Derived Attributes

Derived attributes hanya digunakan pada saat diperlukan sehingga tidak disimpan.

M odel E-R mempresentasikan kendala-kendala yang mana isi dari basis data harus sesuai. Salah satu kendalanya adalah mapping cardinalities, yang menjelaskan jumlah entitas yang dapat diasosiasikan oleh entitas lain lewat relationship sets. Mapping cardinalities yang mungkin terdapat dalam binari relationship sets antara sets A dan B adalah :

1. One to One : Sebuah entitas di A hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entitas di B dan sebaliknya.

2. One to Many : Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entitas di B, namun entitas di B hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entitas di A.

3. Many to One : Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entitas di B, namun entitas di B dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entitas di A.

4. Many to many : Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entitas di B, dan sebuah entitas di B dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entitas di A.

2.7 Data Flow Diagram (DFD)

M enurut Pressman (2000, p305), Data Flow Diagram atau diagram aliran data adalah sebuah teknik grafis yang menggambarkan aliran informasi

(29)

dan transformasi yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari input menjadi output. Bentuk dasar dari Data Flow Diagram dapat disebut juga data flow graph atau bubble chart.

Pada Data Flow Diagram tingakat 0, disebut juga model sistem dasar

atau model konteks, mempresentasikan keseluruhan elemen sistem sebagai sebuah bubble tunggal dengan data input dan output yang ditunjukkan oleh anak

panah masuk dan keluar secara berurutan. Proses tambahan (bubble) dan jalur aliran informasi dipresentasikan pada saat Data Flow Diagram tingkat 0 dipartisi untuk mengungkap detail lebih. Contohnya, sebuah Data Flow Diagram tingkat 1 dapat berisi lima atau enam bubble dengan anak panah yang saling menghubungkan. Setiap proses yang dipresentasikan pada tingkat 1 adalah subfungsi dari seluruh sistem yang digambarkan di dalam model konteks.

Data Flow Diagram mempresentasikan suatu sistem, baik otomatis maupun manual melalui gambar yang berupa jaringan grafik. Dengan Data Flow Diagram, seorang analisis sistem dapat memahami aliran data dalam sebuah

sistem. Keuntungan memahami aliran data dalam suatu sistem adalah :

1. Terhindar dari usaha mengimplementasikan suatu sistem yang terlalu dini. Analisis sistem perlu memikirkan secara cermat aliran-aliran data yang diperlukan sebelum mengambil keputusan untuk merealisasikannya secara teknik.

2. M engerti lebih dalam hubungan state dengan sub-sub sistem. Dengan Data Flow Diagram, analisis sistem dapat membedakan sistem dari lingkungannya dengan batasan-batasannya (boundaries).

(30)

3. Data Flow Diagram dapat menginformasikan kepada user sistem yang berlaku dan sebagai alat untuk berinteraksi dengan user dalam bentuk representasi.

Tingkatan-tingkatan dalam Data Flow Diagram : a. Diagram Konteks

M erupakan level tertinggi yang menggambarkan masukkan dan keluaran dari sistem. Pada diagram konteks hanya terdapat satu proses dan tidak ada data store.

b. Diagram Nol

Pada diagram nol terdapat data store. Diagram yang tidak rinci pada akhir nomor diberi tanda *.

c. Diagram Rinci

M erupakan rincian dari diagram nol atau diagram level diatasnya. Proses-proses pada diagram ini sebaliknya tidak lebih dari 7 atau maksimum 9. Simbol-simbol yang digunakan dalam Data Flow Diagram, yaitu :

1. External Entity

Entitas eksternal menggambarkan penghasil atau pengguna informasi yang ada di luar sistem yang dimodelkan. Dilambangkan dengan gambar persegi.

2. Process

Proses menggambarkan sebuah transformasi informasi (fungsi) yang ada di dalam sistem yang dimodelkan. Dilambangkan dengan lingkaran.

(31)

3. Data Object

Data Object menggambarkan anak panah yang mengindikasikan arah dari data flow. Dilambangkan dengan anak panah.

  4. Data Store

Data Store menggambarkan tempat penyimpanan data yang digunakan oleh satu atau lebih proses. Dilambangkan dengan 2 garis sejajar.

 

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam Data Flow Diagram, yaitu : a. Antara entitas tidak boleh saling berhubungan.

b. Diperbolehkan untuk mengambil entitas yang sama, dengan tujuan untuk menyederhanakan pemodelan.

c. Hindari dialog-dialog yang tidak perlu dalam Data Flow Diagram.

2.8 State Transition Diagram (S TD)

Tujuan dari State Transition Diagram adalah mewakili sistem dengan sejumlah state dan serangkaian aktivitas yang berhubungan, menggambarkan hubungan antar state, menunjukkan bagaimana sistem bergerak dari satu state ke state yang lain dan mendokumentasikan urutan dan prioritas dari state. State

(32)

Transition Diagram pertama kali dikembangkan untuk membantu merancang kompiler. (Davis dan Yen, 1999, p235).

State Transition Diagram digunakan untuk menggambarkan diagram dari kelakuan sistem dalam beberapa jenis pesan dengan proses yang komplek dan sinkronisasi kebutuhan. Komponen utama dalam State Transition Diagram adalah state dan arrow yang mewakili perubahan state. Setiap kotak persegi mewakili sebuah state dimana sistem berada. State adalah suatu attribute atau keadaan suatu sistem pada suatu saat tertentu.

State Transition Diagram menggambarkan sifat suatu sistem informasi, menjelaskan bagaimana sistem melakukan suatu respon untuk setiap kejadian dan bagaimana kejadian merubah state suatu sistem.

2.9 Jalan

2.9.1 Pengertian Jalan

M enurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jalan adalah tempat untuk lalu lintas orang, kendaraan dan lain sebagainya. Sedangkan

menurut UU RI No.13 tahun 1983 mengenai jalan, jalan adalah

prasarana perhubungan darat yang diperuntukkan bagi lalu lintas kendaraan dan orang atau prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala bentuk bagian jalan termasuk bagian pelengkap dan perlengkapan yang diperuntukkan bagi lalu lintas. Bagian pelengkap yang dimaksudkan adalah bangunan yang tidak dapat dipisahkan dari jalan, antara lain jembatan overpass, underpass, tempat parkir, gorong-gorong, tembok penahan, dan saluran air jalan. Sedangkan perlengkapan

(33)

jalan adalah rambu-rambu lalu lintas, rambu-rambu jalan, tanda-tanda jalan, pagar pengaman lalu lintas, pagar daerah milik jalan dan patok-patok daerah milik jalan.

2.9.2 Jenis Jalan

a. Berdasarkan Fungsi 1) Jalan Ateri

Jalan yang melayani angkutan umum dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan yang masuk dibatasi secara efisien.

2) Jalan Koletor

Jalan yang melayani angkutan pengumpulan atau pembagian dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

3) Jalan Lokal

Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

b. Jenis Jalan lainnya

1) Jalan Tol (Jalan bebas hambatan)

Jalan umum yang pemakainya dikenai kewajiban membayar tol yang disebut tarif tol. Jalan tol hanya boleh dilalui oleh kendaraan beroda empat atau lebih.

(34)

Jalan yang melayani angkutan utama dan menghubungkan pusat-pusat kegiatan utama, termasuk pintu-pintu gerbang atau outlet dan merupakan jaringan utama transportasi nasional.

3) Jalan Umum

Jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. 4) Jalan Khusus

Jalan yang dibangun dan dipelihara oleh instansi atau badan hukum atau perorangan untuk melayani kepentingan masing-masing.

5) Jalan Protokol

Jalan yang menjadi pusat keramaian lalu lintas kota.

2.10 Graph

Teori graph adalah cabang utama dari matematika kombinasi dan sudah dipelajari ratusan tahun yang lalu. M enurut S edgewick (1998, p416), graph adalah koleksi dari vertices dan edges. Vertices adalah objek sederhana yang dapat memiliki nama dan property, edges adalah koneksi yang menghubungkan vertices.

(35)

  Gambar 2.8 : Vertex dan Edge pada Graph

Gambar tersebut di atas merupakan contoh graph dengan : V = {A, B, C, D, E}

E = {(A,B), (A,E), (B,C), (C,D), (D,E)}

Pada gambar 2.3, edge (A,B) dapat direpresentasikan dengan e1, edge (B,C) dapat direpresentasikan dengan e2, edge (C,D) dapat direpresentasikan dengan e3, demikian seterusnya sampai dengan edge(E,A) sebagai e5. 

(36)

  Gambar 2.10 : Directed Graph

Directed graph dan undirected graph memiliki perbedaan dalam hal tanda panah pada tiap edge yang mana menunjukkan arah dari edge. Seperti yang dilihat pada gambar directed graph memiliki tanda panah dari verteks A menuju verteks B.

Gambar 2.11 : Outdegree Graph

Dalam sebuah graph, dikatakan sebuah verteks adalah outdegree apabila sejumlah arah panah mengarah keluar dari verteks tersebut dan sebuah verteks dikatakan indegree apabila sejumlah arah panah mengacu ke verteks tersebut.

Pada contoh gambar 2.6, banyaknya outdegree dari node A adalah 3, dapat ditulis outdeg(3) atau outdeg(A) = 3. Kesimpulannya, arah panah yang keluar dari node A adalah sebanyak tiga. Sedangkan untuk indegree dari gambar 2.7 dari node C adalah 3 dan dapat ditulis indeg(3) atau indeg(C) = 3.

(37)

2.11 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

2.11.1 Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap bumi dan atau bangunan berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 12 Tahun 1994. Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan subyek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak.

2.11.2 Objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah “Bumi (tanah) dan Bangunan (gedung)” :

a. Bumi

Permukaan bumi (tanah dan perairan) dan tubuh bumi yang ada di pedalaman serta laut wilayah Indonesia.

Contoh : sawah, ladang, kebun, tanah, pekarangan, tambang, dan sebagainya.

b. Bangunan

Konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah atau perairan.

Contoh : rumah tempat tinggal, bangunan tempat usaha, gedung

(38)

dermaga, tanah mewah, fasilitas lain yang memberi manfaat, jalan tol, kolam renang, anjungan, minyak lepas pantai, dan sebagainya.

2.11.3 Objek Pajak Yang Tidak Dikenakan PBB

Objek pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan

adalah objek yang :

a. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dibidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksudakan untuk memperoleh keuntungan, seperti mesjid, gereja, rumah sakit, pemerintah, sekolah, panti asuhan, candi, dan lain-lain.

b. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala atau yang sejenis dengan itu.

c. M erupakan hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, taman nasional, taman penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak.

d. Digunakan oleh perwakilan diplomatik berdasarkan asas perlakuan timbal balik.

e. Digunakan oleh badan dan perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh M enteri Keuangan.

2.11.4 Subjek Pajak dan Wajib Pajak

Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang mempunyai hal-hal sebagai berikut :

(39)

a. M empunyai suatu hak atas bumi, dan atau; b. M empunyai manfaat atas bumi, dan atau; c. M emiliki bangunan, dan atau;

d. M enguasai bangunan, dan atau; e. M emperoleh manfaat atas bangunan.

Wajib Pajak adalah Subjek Pajak yang dikenakan kewajiban

untuk membayar pajak.

2.11.5 Dasar Pengenaan PBB

Dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). NJOP ditetapkan perwilayah berdasarkan keputusan menteri keuangan dengan mendengar pertimbangan gubernur serta memperhatikan :

a. Harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar.

b. Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis yang letaknya berdekatan dan fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya. c. Nilai perolehan baru.

d. Penentuan nilai jual objek pajak pengganti.

2.11.6 Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP)

NJOPTKP adalah batas NJOP atas bumi dan/atau bangunan yang tidak kena pajak. Besarnya NJOPTKP setiap daerah kabupaten atau kota setinggi-tingginya Rp 12.000.000,- dengan ketentuan sebagai berikut :

(40)

a. Setiap wajib pajak memperoleh pengurangan NJOPTKP sebanyak satu kali dalam satu tahun pajak.

b. Apabila pajak mempunyai beberapa objek pajak, maka yang mendapatkan pengurangan NJOPTKP hanya satu objek pajak yang nilainya terbesar dan nilainya tidak bisa digabungkan dengan objek pajak lainnya.

2.11.7 Dasar Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan

Dasar perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJKP). Besarnya NJKP adalah sebagai berikut :

a. Objek pajak perkebunan adalah 40%. b. Objek pajak kehutanan adalah 40%. c. Objek pajak pertambangan adalah 20%.

d. Objek pajak lainnya (pedesaan dan perkotaan) :

1. Apabila NJOP-nya > Rp 1.000.000.000,00 adalah 40%. 2. Apabila NJOP-nya < Rp 1.000.000.000,00 adalah 20%.

2.11.8 Tarif dan Rumus Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan

Besarnya tarif Pajak Bumi dan Bangunan adalah 0,5%, sedangkan rumus perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan adalah Tarif x NJKP a. Jika NJKP = 40% x (NJOP – NJOPTKP)

maka besarnya PBB :

(41)

= 0,2% x (NJOP - NJOPTKP)

b. Jika NJKP = 20% x (NJOP - NJOPTKP) maka besarnya PBB :

= 0,5% x 20% x (NJOP - NJOPTKP) = 0,1% x (NJOP - NJOPTKP)

Referensi

Dokumen terkait

Pengaitan istilah tindakan dan penelitian menonjolkan ciri inti metode penelitian tindakan yakni mencobakan gagasan-gagasan baru dalam praktik sebagai alat untuk

Wujud dari pemenuhan intimacy ini dilakukan oleh pasangan suami-istri yang menikah pada fase dewasa awal dengan cara yang berbeda-beda, salah satunya pernikahan melalui proses

Untuk mendiagnosa dini infeksi saluran kemih tidak bisa hanya didasarkan atas gejala dan tanda klinis infeksi itu sendiri, karena gejala dan tanda klinis bukan merupakan hal

Variabel ukuran perusahaan diperoleh memiliki pengaruh positif terhadap CSR.Hasil penelitian ini memberikan dukungan empiris bahwa perusahaan yang besar lebih banyak memiliki

adalah bagian dari saluran pernafasan bagian atas yang merupakan suatu rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong dan terletak setinggi vertebra cervicalis IV

Berdasarkan data angket yang diperoleh diketahui bahwa pengetahuan siswa tentang olimpiade Fisika adalah cukup baik (68,69%), minat siswa terhadap olimpiade Fisika adalah

Pengukuran kinerja profitabiltas setiap perbankan syariah yang dihitung dengan menggunakan metode Comparative Performance Index (CPI) sedangkan pengukuran kinerja

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir yang berjudul “ Pembuatan Membran