• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Faktor Perilaku Dan Faktor Kontekstual Terhadap Niat Berwirausaha (Survei pada Mahasiswa Program Studi Bisnis Angkatan 2014 dan 2015 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya yang Telah Menempuh Mata Kuliah Kewirausahaan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Faktor Perilaku Dan Faktor Kontekstual Terhadap Niat Berwirausaha (Survei pada Mahasiswa Program Studi Bisnis Angkatan 2014 dan 2015 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya yang Telah Menempuh Mata Kuliah Kewirausahaan)"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Kewirausahaan di Universitas Brawijaya. Universitas Brawijaya merupakan salah satu universitas yang ada di Indonesia, berlokasi di Kota Malang, Jawa Timur, didirikan pada tanggal 5 Januari 1963 dengan Surat Keputusan Menteri PTPIP RI Nomor: 1 tahun 1963, kemudian dikukuhkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 196 tahun 1963 tertanggal 23 September 1963. Universitas Brawijaya memiliki visi dan misi yaitu :. a. Visi : menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui proses pendidikan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. b. Misi : (1) menyelenggarakan pendidikan berstandar internasional agar peserta didik menjadi manusia yang berkemampuan akademik dan/ atau profesi yang berkualitas dan berkepribadian serta berjiwa dan/ berkemampuan entrepreneur.. 69.

(2) (2) melakukan pengembangan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.. Semangat entrepreneur yang dibangun oleh Universitas Brawijaya membuat Universitas Brawijaya membangun pusat incubator bisnis dan layanan mayarakat entrepreneurial. Pusat Inkubator Bisnis dan Layanan Masyarakat Entrepreneurial University yang pada awalnya dipandang sebagai mitos, kini setahap demi tahap mulai menjadi realita. Realita perkembangan tersebut terutama di Divisi Pendidikan Entrepreneurship dan Divisi Inkubator Bisnis. Divisi Unit Bisnis terhitung mulai 2012 telah menjadi unit kerja yang berdiri sendiri sebagai persiapan berdirinya Holding Company di lingkup Universitas Brawijaya. Pendidikan Entrepreneurship Perubahan sistem pendidikan entrepreneurship di Universitas Brawijaya diawali dengan penyelenggaraan Workshop Internasional bekerjasama dengan Waseda University dan diseponsori oleh JBIC (Japan Bank for International Cooperation) pada 28 Maret - 4 April 2007, di sertai dengan Seminar dan Pameran UKM binaan Universitas Brawijaya pada tanggal 12-13 Juni 2007. Saat ini Universitas Brawijaya telah memiliki 242 orang dosen terlatih di bidang entrepreneurship yang telah banyak membimbing mahasiswa utamanya di bidang penalaran, sehinga mampu membawa Universitas Brawijaya meraih keberhasilan menjuarai PIMNAS sebanyak tiga kali. Bahkan hasil terkini dari 5 finalis kompetisi Business Plan untuk tingkat Asia yang disponsori oleh SOI (School of Internet), dua kelompok adalah dari Universitas. 70.

(3) Brawijaya yaitu kelompok Netmedis dan Techerarium. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya juga menjadi yang pertama kali secara resmi menyertakan pendidikan entrepreneurship dalam kurikulumnya sejak awal 2011, dan ini berdampak nyata pada PIMNAS 2012 dimana 62,5% proposal Universitas Brawijaya berasal dari Fakultas Kedokteran. Divisi pendidikan entrepreneurship mulai tahun 2009-2012 telah melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan upaya sosialisasi perubahan mindset. Kegiatan-kegiatan tersebut bersumber dari 38 institusi termasuk Universitas Brawijaya, dan melibatkan paling tidak 891 orang dari berbagai komponen mulai dari UMKM, mahasiswa, dosen, karyawan yang berasal dari 38 institusi termasuk Universitas Brawijaya.. Pengakuan terhadap eksistensi Pendidikan Entrepreneurship Universitas Brawijaya semakin meningkat, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya permintaan menjadi narasumber pencerahan pendidikan entrepreneurship. Pada tahun 2010 hanya 8 institusi kini menjadi 40 beragam institusi di dalam dan luar negeri pada tahun 2012. Bahkan pada pertemuan ASEAN-JAPAN Entrepreneurship Education Association di Universitas De’Lasalle Manila Phlilippina bulan 24-28 Oktober halaman 47 tahun 2011 Kepala UBEED dipilih sebagai Vice President Associasi dan Universitas Brawijaya menjadi Sekretariatnya. Penunjukkan itu diresmikan oleh dan pada forum pertemuan masyarakat/pemerintahan Negara-negara ASEAN di Kualalumpur Malaysia pada tanggal 6-8 Juni 2012. Kegiatan Inkubator Bisnis Universitas Brawijaya telah diawali sejak tahun 2000 oleh LPPM UB melalui. 71.

(4) kerjasama dengan CSR PT. Danareksa. Kemudian diinstitusikan mulai dari adanya kerjasama Universitas Brawijaya dengan Badan Litbang Diknas pada tahun 20052019 dalam penyusunan buku pedoman umum dan pedoman operasional inkubator bisnis perguruan tinggi. Perkembangan Inkubator Bisnis Universitas Brawijaya semakin terakselerasi setelah bergabungnya dengan Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI) khususnya dalam pengembangan model Inkubator Bisnis dibidang Agribisnis. Kekhususan tersebut dikenal dengan baik oleh Kementrian Koperasi dan UMKM Indonesia sehingga menjadi rujukan dan nara sumber studi banding untuk kompetensi tersebut. Sampai saaat ini telah banyak start-up usaha yang telah diinkubasi oleh UBBID dengan berbagai tingkat keberhasilannya. Sesuai dengan komitmennya UBBID terus meningkatkan kinerjanya dalam mendukung Universitas Brawijaya menuju ke Entrepreneurial University. Berikut capaian PIBLAM UB sampai oktober 2013:. 72.

(5) Tabel 5 : capaian PIBLAM UB No 1. 2. 3 4 5. 6 7. 8 9. 10. Indikator Target Sd Tahun 2013 Lomba ide bisnis internal UB, peserta 150 mahasiswa Pelatihan business plan, peseta 60 mahasiswa Jumlah kurikulum sejumlah 7 Pelatihan terkait kurikulum 6 kali Jumlah modul pelatihan sejumlah 15 modul UKM kerajasama sejumlah 30 peserta UKM outwall Training sejumlah 20 peserta UKM inwall Training sejumlah 20 peserta Jumlah lembaga yang bekerjasama ada 15. Jumlah kegiatan hasil kerjasama dan layanan masyarakat ada 15. Kondisi Sampai Bulan Oktober 2013 Lomba ide bisnis start up diikuti oleh 95 mahasiswa Pendampingbusiness plan diikuti oleh 20 kelompok mahasiswa Dalam pembahasan untuk kegiatan tahun 2014 Dalam pembahasan untuk kegiatan tahun 2014 12 modul pelatihan. 45 UKM dari Malang dan Blitar Bimbingan teknis kepada 45 UKM dari Malang dan Blitar 20 UKM dari mahasiswa UB 15 lembaga/badan/instansi. 46 lembaga/badan/instansi pemerintah. Sumber : prasetyaub.ac.id tahun 2013. 73. Keterangan Kerjasama dengan bank Mandiri Jakarta Kerjasama dengan bank Mandiri Jakarta Kerjasama dengan Balai Latihan Kerja Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur Kerjasama dengan kemetrian koperasi dan UKM RI Kerjasama dengan kemetrian koperasi dan UKM RI Kerjasama dengan bank Mandiri Jakarta 1. kemetrian koperasi dan UKM RI 2. Nikisae Ltd. Jepang 3. Dinas koperasi dan UMKM prov. Jawa Timur 4. Balai latihan kerja koperasi dan UMKM prov Jawa Timur 5. Dinas/badan/instansi di lingkup prov Jawa Timur Kementrian koperasi dan UMKM RI, kementrian pendidikan dan Kebudayaan RI, dinas dan badan Lingkup Provinsi Jawa Timur, PT. PLN, PT. Holcim, dll.

(6) Hampir semua indikator capaian PIBLAM UB telah dapat dilaksanakan bahkan sebagian melampaui target yang telah ditetapkan. Melihat jumlah kerjasama dan layanan masyarakat yang cukup besar dan sumber pendanaan yang semua berasal dari luar menunjukkan bukti bahwa keberadaan PIBLAM UB telah dikenal dan dipercaya bahkan dibutuhkan oleh Kementrian Koperasi dan UMKM, perbankan Nasional, Dinas/Instansi lingkup Provinsi Jawa Timur dan Perusahaan-perusahaan besar dalam pengembangan (pemberdayaan) masyarakat. Lembaga negara yang telah melakukan kerjasama dengan PIBLAM UB meliputi: Kementrian Koperasi dan UMKM RI, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kementrian Pemberdayaan Aparatur negara dan Reformasi Birokrasi,, Kemenko Bidang Perkonomian RI Deputi Industri, Inovasi Teknologi, dan Kawasan Ekonomi. Pembangunan jangka panjang Universitas Brawijaya sampai pada tahun 2030 masih bertumpu pada visinya menjadi ― World Class Entrepreneurial University” serta memantapkan posisi Universitas Brawijaya sebagai perguruan tinggi yang terbesar dan terbaik di Indonesia saat ini. Tujuan Sejalan dengan cita-cita Universitas Brawijaya menjadi World Class Entrepreneurial University (WCEU) tersebut, maka tujuan Universitas Brawijaya dalam jangka panjang adalah: a. Menghasilkan lulusan berkompetensi, berstadar internasional dan berkemampuan entrepreneur.. 74.

(7) b. Menghasilkan IPTEKS baru yang dipublikasikan di jurnal nasional maupun internasional, serta diinovasikan untuk kebutuhan industri dan masyarakat dalam pembangunan. c. Berpartisipasi dalam pembangunan nasional melalui melalui lulusan yang berkemampuan. entrepreneur,. pengembangan. IPTEKS,. dan. bisnis. bagi. masyarakat. d. Perluasaan akses masyarakat terhadap layanan pendidikan tinggi yang berstandar internasional, melalui penyelenggaraan PS di luar domisili dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). e. Peningkatan jumlah mahasiswa asing dan kegiatan serta prestasi bidang kemahasiswaan di tingkat internasional. f. Sumber-sumber pendapatan yang kuat melalui pengembangan usaha komesial dalam mendukung pembiayaan Tridharma Perguruan Tinggi. g. Kapasitas dan kualitas sumberdaya kampus yang berstandar internasional. Sedangkan Sasaran UB yang akan dicapai UB pada akhir tahun 2030 adalah sebagai berikut: a. UB menduduki peringkat 50 di Asia dan 250 di dunia Versi QS-Star, serta peringkat 750 versi Webometrics. b. Minimal 5 % lulusan berkemampuan pencipta lapangan kerja (entrepreneur). c. Menghasilkan IPTEKS baru untuk bisnis bagi masyarakat melalui INBIS dan Techno-Park.. 75.

(8) d. Jumlah Program Studi, dosen, mahasiswa, dan kampus terbesar dan terbaik di Indonesia. e. Manajemen administrasi, keuangan, proses belajar mengajar, sarana dan prasarana berstandar internasional f. Pendanaan UB mencapai Rp.50 juta mahasiswa/tahun dan minimal 10 % dana tersebut berasal dari usaha komersial. Prestasi internasional bagi dosen dan mahasiswa, baik di bidang akademik maupun non akademik. g. Prosentase dosen bergelar Doktor 80% dan Profesor 20%. h. Sertifikat internasional bagi Program Studi/ Jurusan/ Fakultas/ Laboratorium, minimal 60%. 2. Kewirausahaan di fakultas ilmu administrasi. Melihat. potensi. pembangunan. Universitas Brawijaya (UB). dalam. hal. kewirausahaan atau entrepreneurship, Universitas Brawijaya menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang mendapat penghargaan dari International Council for Small Bussiness (ICSB). Penghargaan ini diberikan atas upaya Universitas Brawijaya. yang berperan dalam mengembangkan kewirausahaan.. Program. pengembangan kewirausahaan dilakukan melalui riset dan akademik. Riset di bidang kewirausahaan dilakukan mulai dari tingkat dosen maupun mahasiswa. Riset dosen berada dibawah lembaga atau unit yang disebut unit bisnis dan non bisnis. Riset mahasiswa dilihat dari prestasi UB sebagai juara pertama PIMNAS lima kali. PIMNAS merupakan kegiatan yang terkait dengan teknologi tepat guna dalam rangka. 76.

(9) mengembangkan usaha kecil dan menengah. Pada bidang akademik, pembelajaran yang dilakukan Universitas Brawijaya sangat memberikan perhatian di bidang kewirausahaan. Sementara di bidang penelitian ada unit khusus yang menanganinya baik bisnis maupun non bisnis dengan kualitas hasil riset yang sudah memiliki paten. Sementara di bidang akademik, Universitas Brawijaya berupaya memberikan pembelajaran kepada mahasiswa agar punya mindset entreprenuer.. Universitas. Brawijaya. mendapat. anugrah ICSB. Presidential. Awards. 2016 kategori Researcher and Academician dari International Council for Small Business (ICSB) Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI. Anugrah ini didapatkan karena kontribusi nyata Universitas Brawijaya dalam pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Penghargaan tersebut diberikan pada acara Gebyar UKM Indonesia 2016 di TVRI Jawa Timur. Penghargaan untuk Universitas Brawijaya tersebut diterima oleh Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya yaitu Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS yang mewakili Rektor Universitas Brawijaya. FIA UB terpilih untuk mewakili Universitas Brawijaya karena beberapa tahun belakangan cukup fokus dalam meneliti dan mengkaji pengembangan UKM di Jawa Timur melalui Kelompok Kajian dan Pengembangan UKM (K2PU) yang diketuai oleh Dr. Kusdi Rahardjo, DEA. Selain itu, FIA UB juga memiliki Laboratorium Kewirausahaan dan Inovasi yang turut serta dalam pengembangan UKM melalui pendekatan business model yang menjadi fokus utama pembelajarannya. Selain itu,. 77.

(10) FIA juga gencar menerapkan program pengembangan UKM. Salah satunya, adalah melalui kegiatan X Fest. X Fest adalah kolaborasi antara perbankan dan Prodi Administrasi Bisnis untuk mengembangkan UKM yang menghadirkan pengusahapengusaha kecil se-Malang Raya. Berikut dijabarkan visi dan misi Fakultas Ilmu Administrasi.. 1.. Visi dan misi. Visi Fakultas Ilmu Administrasi adalah menjadi lembaga pendidikan ilmu administrasi yang bermutu dan diakui oleh masyarakat luas di dalam dan di luar negeri. Sedangkan misi Fakultas Ilmu Administrasi adalah:. a.. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.. b.. Menciptakan etos ilmu administrasi di tengah masyarakat dan memperkuat posisi alumni di tengah pasar kerja.. c.. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen dan pengelolaan fakultas.. 2.. Tujuan. Tujuan yang ingin dicapai Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya:. 78.

(11) a.. Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang bermutu dan profesional di bidang ilmu administrasi. b.. Menyelenggarakan dan mengembangkan riset yang berkualitas. c.. Membangun dan memberdayakan masyarakat melalui pengabdian masyarakat. d.. Berkiprah dalam pengembangan ilmu administrasi di level nasional dan internasional. Dalam konteks kewirausahaan, FIA UB atau Fakultas Ilmu Asministrasi Universitas Brawijaya. merupakan salah satu. fakultas. yang menempatkan. kewirausahaan dalam proses pembelajaran. Di bidang administrasi bisnis, FIA mengembangkan entreprenuership. melalui. laboratorium. kewirausahaan.. Laboratorium ini sudah berjalan kurang lebih enam tahun baik di bidang kajian maupun pelatihan. Laboratorium Kewirausahaan dan Inovasi dahulu bernama Laboratorium Kewirausahaan dan Bisnis didirikan pada tahun 2011 oleh Fakultas Ilmu Administrasi Jurusan Administrasi Bisnis. Pada awal berdirinya Laboratorium Kewirausahaan dan Inovasi adalah untuk memahami tentang kegiatan kewirausahaan (entrepreneurial activity) yang lebih mendalam. Seiring dengan perkembangan dunia bisnis dan pendidikan bisnis sekarang ini, Laboratorium Kewirausahaan dan Inovasi tidak hanya dituntut untuk memahami pengetahuan yang mendalam tentang kegiatan kewirausahaan akan tetapi juga diharapkan dapat berkontribusi langsung terhadap pengembangan pengetahuan, praktek, dan partisipasi dalam kegiatan kewirausahaan di tingkat masyarakat luas. Oleh karena itu, Lab Kewirausahaan dan Inovasi ini. 79.

(12) bukan hanya sebagai tempat observasi ilmu kewirausahan, namun juga sebagai tempat berpraktek langsung yang didampingi oleh mentor-mentor berpengalaman baik dari akademisi maupun praktis. Salah satu acara yang diadakan oleh laboratorium kewirausahaan dan inovasi di FIA UB adalah Brawijaya Startup Action (BSA). Acara ini diikuti oleh mahasiswa Universitas Brawijaya yang datang dari berbagai Fakultas. Brawijaya Starup Action adalah ajang untuk berkolaborasi dalam mewujudkan ide menjadi sebuah startup atau bisnis rintisan. Para peserta datang dengan berbagai macam ide dan keahlian.. Salah satu program dari Administrasi Bisnis lainnya yang sangat populer dengan business model competition adalah Espriex. Dengan diadakannya Espriex maka FIA UB sudah melaksanakan pengembangan model bisnis yang bertaraf internasional. Peserta yang berhasil menjadi Pemenang akan diikutkan kompetisi di tingkat internasional yang dilaksanakan di Harvard University dan Stanford University. Acara tahunan berkelas dunia itu diselenggarakan secara bergantian oleh tiga kampus pelopornya, yakni Brigham Young University, Harvard University, dan Stanford University. Kebetulan untuk edisi 2016, yang menjadi tuan rumahnya adalah Harvard University. Kerjasama ini tentu akan meningkatkan kualitas mahasiswa serta mengangkat nama FIA UB di dunia internasional. Prestasi FIA UB dalam hal kewirausahaan dapat terlihat dari adanya tim yang lolos pada ajang business model competition Espriex yaitu tim Olride Apps yang. 80.

(13) digawangi oleh salah satu mahasiswa FIA UB yaitu Faza Abadi. Tim mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) yaitu olride apps akhirnya harus terhenti di babak Semifinal International Business Model Competition (IBMC) 2017 yang dihelat di Silicon Valley, California, Amerika Serikat. Sebelumnya, Olride Apps, nama perusahaan start-up yang mereka dirikan untuk mengikuti kompetisi kelas dunia ini, harus berjuang melalui babak seleksi reguler oleh penyelenggara IBMC. Faza Abadi dan timnya akhirnya berhasil lolos ke babak 40 besar setelah bersaing dengan 5.953 tim dari 545 perguruan tinggi di 27 negara lainnya. Didampingi oleh salah satu dosen FIA UB yaitu bapak Brillyanes Sanawiri MBA yang mendampingi keberangkatan Tim Olride Apps ke International Business Model Competition (IBMC) 2017. Tak Sekedar Pendamping, Brillyanes Sanawiri Didapuk Sebagai Juri di IBMC 2017. Dosen Jurusan Administrasi Bisnis FIA UB itu juga terpilih sebagai salah satu Juri dan Mentor di kompetisi start-up mahasiswa paling bergengsi di dunia itu. Sebagai salah satu motor penting dalam penyelenggaraan Espriex Business Model Competition (BMC) ASEAN yang dihelat oleh FIA UB, Brillyanes Sanawiri mendapat pengakuan dari kalangan pegiat business modelling untuk turut memberikan materi kepada beberapa kelompok peserta IBMC 2017. Selain itu, penyelenggara IBMC 2017 juga menjadikan Brillyanes Sanawiri sebagai salah satu juri di babak 40 besar sebelum menuju ke babak semifinal. Dari adanya prestasi dan kegiatan FIA UB dalam hal kewirausahaan dapat terlihat bahwa FIA UB sangat mendukung visi Universitas Brawijaya menjadi ―World Class Entrepreneurial University” dan hal ini menjadikan penelitian mengenai Pengaruh 81.

(14) Faktor Perilaku dan Faktor Kontekstual terhadap Niat Berwirausaha menjadi menarik untuk diteliti di kalangan mahasiswa Universitas Brawijaya khususnya pada Fakultas IlmuAdministrasiBisnisJurusanBisnis.. B. Gambaran Umum Responden Responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa/i Program Studi Bisnis angkatan 2014 dan 2015 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan. Hasil kuisioner yang telah disebar kepada responden selama lima hari dan telah diisi oleh 90 responden menghasilkan gambaran umum identitas responden berdasarkan tahun angkatan, jenis kelamin, pekerjaan orang tua, pengalaman kewirausahaan, dan pernyataan telah menempuh mata kuliah kewirausahaan.. 1.. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tahun Angkatan Gambaran umum responden berdasarkan tahun angkatan dapat dilihat. pada Tabel 10 berikut : Tabel 10. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tahun Angkatan No. Tahun Angkatan Jumlah Responden (orang) Persentase (%) 1 2014. 59. 65,6. 2 2015. 31. 34,4. Total. 90. 100. Sumber : Data Primer yang diolah 2017. 82.

(15) Berdasarkan tebel 10 diatas, dapat diketahui bahwa dari 90 orang responden, 65,6% merupakan mahasiswa tahun angkatan 2014 dan 34,4% merupakan mahasiswa tahun angkatan 2015. Dari data tersebut diketahui bahwa responden penelitian ini didominasi oleh mahasiswa Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Administrasi Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Program Studi Bisnis Angkatan 2014.. 2.. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 11 berikut : Tabel 11. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis kelamin Jumlah Responden (orang) Persentase (%) 1 Laki-laki. 32. 35,6. 2 Perempuan. 58. 64,4. 90. 100. Total Sumber: Data primer yang diolah 2017. Berdasarkan Tabel 11 di atas, dapat diketahui bahwa dari 90 responden 35,6% merupakan laki laki dan 64,4% merupakan perempuan. Dari data tersebut diketahui responden penelitian ini didominasi oleh mahasiswa Program Studi Bisnis angkatan 2014 dan 2015 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan berjenis kelamin perempuan.. 83.

(16) 3.. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua Gambaran umum responden berdasarkan pekerjaan orang tua dapat dilihat pada Tabel 12 berikut :. Tabel 12. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Orang tua No. Pekerjaan Orang Tua Jumlah Responden (orang) Persentase (%) 1 Berwirausaha. 34. 37,8. 2 Tidak Berwirausaha. 56. 62,2. 90. 100. Total Sumber: Data primer yang diolah 2017. Berdasarkan Tabel 12 di atas, dapat diketahui bahwa dari 90 orang responden, 37,8% memiliki orang tua yang bekerja sebagai wirausaha dan 62,2% memiliki orang tua yang bekerja bukan sebagai wirausaha. Dari data tersebut diketahui responden penelitian ini didominasi oleh mahasiswa Program Studi Bisnis angkatan 2014 dan 2015 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan yang memiliki orang tua dengan pekerjaan bukan sebagai wirausaha.. 4.. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengalaman Berwirausaha Gambaran umum responden berdasarkan pengalaman berwirausaha dapat dilihat pada Tabel 13 berikut :. 84.

(17) No.. Tabel 13. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengalaman Berwirausaha Pengalaman Jumlah Responden Persentase (%) Berwirausaha (orang). 1 Pernah Berwirausaha. 71. 78,9. 2 Tidak Pernah Berwirausaha. 19. 21,1. 90. 100. Total Sumber : Data Primer yang diolah 2017. Berdasarkan tebel 13 diatas, dapat diketahui bahwa dari 90 orang responden, 78,9% merupakan mahasiswa yang memiliki pengalaman berwirausaha dan 21,1% merupakan mahasiswa yang belum memiliki pengalaman berwirausaha. Dari data tersebut diketahui bahwa responden penelitian ini didominasi oleh mahasiswa Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Administrasi Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Program Studi Bisnis Angkatan 2014 dan 2015 yang memiliki pengalaman berwirausaha.. 5.. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan gambaran umum pernah atau tidaknya mengambil mata kuliah kewirausahaan:. Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh 90 orang responden atas pertanyaan mengenai pernah atau tidaknya responden menempuh mata kuliah kewirausahaan pada identitas data responden, diketahui bahwa seluruh responden atau sebesar 100% menyatakan bahwa mereka pernah menempuh mata kuliah kewirausahaan. Sehingga dari data tersebut diketahui bahwa seluruh responden penelitian ini yaitu mahasiswa. 85.

(18) Program Studi Bisnis Angkatan 2014 Dan 2015 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya telah menempuh mata kuliah kewirausahaan C. Hasil Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran karakteristik data, menyusun dan menyajikan data penelitian dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner. Melalui tabel distribusi tiap variabel diketahui frekuensi dan persentase skor jawaban responden untuk masing-masing item yang diperoleh dari items pernyataan dalam kuisioner tersebut. Berikut merupakan hasil kuesioner yang telah direkapitulasi dari 90 orang responden yang telah dideskripsikan yaitu variabel faktor perilaku(X1) menggunakan Sembilan pernyataan, variabel faktor kontekstual (X2) menggunakan enam pernyataan dan variabel niat berwirausaha (Y) menggunakan empat pernyataan. Untuk mengetahui mayoritas jawaban responden dapat diketahui dengan melihat rumus Struges sebagai berikut (Supranto, 2000:64): 1.. Skor terendah. =1. 2.. Skor tertinggi. =5. 3.. Jumlah kelas. =5. Berdasarkan skor diatas maka penelitian atas responden dapat dikelompokkan dengan perhitungan interval menurut Supranto (2000:64):. 𝐶=. 𝑋𝑛 − 𝑋 1 5−1 4 = = = 0,8 𝐾 5 5. Keterangan:. 86.

(19) C K Xn X1 No. = perkiraan besarnya = banyaknya kelas = nilai observasi terbesar = nilai observasi terkecil Tabel 14. Kriteria Interpretasi Rata-Rata Skor Jawaban Nilai Skor Interpretasi. 1 Rentang 1 – 1,80 2 Rentang 1,81 – 2,60 3 Rentang 2,61 – 3,40 4 Rentang 3,41 – 4,20 5 Rentang 4,21 – 5 Sumber: Supranto (2000:64) 1.. Skor Sangat Rendah Skor Rendah Skor Sedang Skor Tinggi Skor Sangat Tinggi. Variabel Faktor Perilaku (X1) Variabel Faktor Perilaku (X1) terdiri dari tiga indikator yaitu Faktor Sikap(X1.1). yang memiliki tiga item, Norma Subjektif(X1.2) yang memiliki tiga item, dan kontrol perilaku(X1.3) yang memiliki tiga item.Hasil jawaban yang diberikan responden atas pernyataan yang diajukan dalam kuesioner penelitian sebagai berikut : Tabel 15. Distribusi Frekuensi Variabel Faktor Perilaku (X1) Indikator. X1.1. X1.2. X1.3. Item. 5. 4. 3. 2. 1. Rata-rata. Jumlah. f. %. F. %. F. %. F. %. f. %. Jumlah. %. Item. X1.1.1. 38. 42,22. 36. 40,00. 13. 14,44. 3. 3,33. 0. 0,00. 90. 100. 4,21. X1.1.2. 19. 21,11. 52. 57,78. 15. 16,67. 4. 4,44. 0. 0.,00. 90. 100. 3,96. X1.1.3. 11. 12,22. 33. 36,67. 39. 43,33. 6. 6,67. 1. 1,11. 90. 100. 3,52. X1.2.1. 40. 44,44. 36. 40,00. 10. 11,11. 4. 4,44. 0. 0,00. 90. 100. 4,24. X1.2.2. 33. 36,67. 45. 50,00. 9. 10,00. 3. 3,33. 0. 0,00. 90. 100. 4,20. X1.2.3. 37. 41,11. 45. 50,00. 5. 5,56. 3. 3,33. 0. 0,00. 90. 100. 4,29. X1.3.1. 18. 20,00. 43. 47,78. 26. 28,89. 2. 2,22. 1. 1,11. 90. 100. 3,83. X1.3.2. 33. 36,67. 44. 48,89. 9. 10,00. 4. 4,44. 0. 0,00. 90. 100. 4,18. X1.3.3. 19. 21,11. 48. 53,33. 21. 23,33. 2. 2,22. 0. 0,00. 90. 100. 3,93. Grand Mean Variabel. Sumber: Data primer yang diolah 2017. 87. Indikator. 3,90. 4,24. 3,98 4,04.

(20) Keterangan : X1.1.1 X1.1.2 X1.1.3 X1.2.1 X1.2.2 X1.2.3 X1.3.1 X1.3.2 X1.3.3. Tertarik dengan peluang usaha baru Pandangan positif mengenai kegagalan usaha Suka menghadapai resiko dalam berwirausaha Keyakinan peran keluarga dalam memulai usaha Keyakinan dukungan dalam usaha dari orang yang dianggap penting Keyakinan dukungan teman dekat dalam usaha Kepercayaan diri akan kemampuan mengelola usaha Memiliki kebebasan bekerja apabila menjadi wirausaha Keyakinan akan kemampuan kepemimpinan yang dimiliki. 5 4 3 2 1. : Sangat Setuju : Setuju : Ragu-ragu : Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju a.. Indikator Sikap (X1.1) Tabel 15 menunjukkan tanggapan dari 90 responden tentang pernyataan Tertarik dengan peluang usaha baru(X1.1.1) terdapat 38 orang responden (42,2%) yang menjawab sangat setuju, 36 orang responden (40%) menjawab setuju, 13 orang responden (14,4%) menjawab ragu-ragu, 3 orang (3,33%) menjawab tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju. Tingkat rata-rata untuk item (X1.1.1) ini sebesar 4,21 menunjukkan skor sangat tinggi, yang berarti responden cenderung sangat setuju bahwa mereka Tertarik dengan peluang usaha baru. Item selanjutnya tentang Pandangan positif mengenai kegagalan usaha(X1.1.2). Berdasarkan 90 orang responden yang mengisi kuesioner, sebanyak 19 orang responden (21,11%) menjawab sangat setuju, 52 orang responden (57,78%) menjawab setuju, 15 orang responden (16,67%) menjawab ragu-ragu, 4 orang responden (4,44%) menjawab tidak setuju, dan. 88.

(21) tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju. Tingkat rata-rata untuk item (X1.1.2) ini sebesar 3,96 menunjukkan skor tinggi, yang berarti responden cenderung setuju bahwa mereka memiliki pandangan positif mengenai kegagalan usaha. Item. terkahir. yaitu. tentang Suka. menghadapai. resiko. dalam. berwirausaha(X1.1.3). Berdasarkan 90 orang responden yang mengisi kuesioner, sebanyak 11 orang responden (12,22%) menjawab sangat setuju, 33 orang responden (36,67%) menjawab setuju, 39 orang responden (43,33%) menjawab ragu-ragu, 6 orang responden (6,67%) menjawab tidak setuju,dan 1 orang responden (1,11%) menjawab sangat tidak setuju. Tingkat rata-rata untuk item (X1.1.3) ini sebesar 3,52 menunjukkan skor tinggi, yang berarti responden cenderung ragu-ragu bahwa mereka Suka menghadapi resiko dalam berwirausaha. Sedangkan tingkat rata-rata indikator ini sebesar 3,90 menunjukkan skor tinggi, yang berarti indikator Faktor Sikap memperoleh tanggapan positif dari responden. b.. Indikator Norma Subjektif (X1.2) Item (X1.2.1) merupakan pernyataan tentang Keyakinan peran keluarga dalam memulai usaha. Berdasarkan 90 orang responden yang mengisi kuesioner, sebanyak 40 orang responden (44,44%) menjawab sangat setuju, 36 orang responden (40%) menjawab setuju, 10 orang responden (11,11%) menjawab ragu-ragu, 4 orang responden (4,44%) menjawab tidak setuju, dan 89.

(22) tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju. Tingkat rata-rata item (X1.2.1) ini sebesar 4,24 menunjukkan skor sangat tinggi, yang berarti responden cenderung sangat setuju bahwa keyakinan mereka terhadap peran keluarga dapat mendukung dalam memulai usaha. Item (X1.2.2) merupakan pernyataan tentang Keyakinan dukungan dalam usaha dari orang yang dianggap penting. Berdasarkan 90 orang responden yang mengisi kuesioner, sebanyak 33 orang responden (36,67%) menjawab sangat setuju, 45 orang responden (50%) menjawab setuju, 9 orang responden (10%) menjawab ragu-ragu, 3 orang responden (3,33%) menjawab tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju. Tingkat rata-rata item (X1.2.1) ini sebesar 4,20 menunjukkan skor sangat tinggi, yang berarti responden cenderung sangat setuju bahwa adanya Keyakinan dukungan dalam usaha dari orang yang dianggap penting dapat mempengaruhi niat berwirausaha. Item (X1.2.3) merupakan pernyataan tentang Keyakinan dukungan teman dekat dalam usaha. Berdasarkan 90 orang responden yang mengisi kuesioner, sebanyak 37 orang responden (41,11%) menjawab sangat setuju, 45 orang responden (50%) menjawab setuju, 5 orang responden (5,56%) menjawab ragu-ragu, 3 orang responden (3,33%) menjawab tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju. Tingkat rata-rata item (X1.2.1) ini sebesar 4,29 menunjukkan skor sangat tinggi, yang berarti. 90.

(23) responden cenderung sangat setuju bahwa adanya Keyakinan dukungan teman dekat dalam usaha dapat mempengaruhi niat berwirausaha. Tingkat rata-rata indikator yang dihasilkan memiliki nilai yang sama dengan tingkat rata-rata item yaitu sebesar 4,24 menunjukkan skor tinggi, yang berarti indikator Norma Subjektif medapatkan tanggapan positif dari responden. c.. Indikator Kontrol Perilaku (X1.3) Item (X1.3.1) merupakan pernyataan Kepercayaan diri akan kemampuan mengelola usaha. 90 orang responden telah mengisi kuesioner dan didapatkan hasil sebanyak 18 orang responden (20%) menjawab sangat setuju, 43 orang responden (47,78%) menjawab setuju, 26 orang responden (28,89%) menjawab ragu-ragu, 2 orang responden (2,22%) menjawab tidak setuju, dan 1 orang responden (1,11%) menjawab sangat tidak setuju. Tingkat rata-rata item (X1.3.1) ini sebesar 3,83 menunjukkan skor tinggi, yang berarti responden cenderung setuju bahwa adanya kepercayaan diri akan kemampuan mengelola usaha dapat mempengaruhi niat berwirausaha. Item (X1.3.2) yaitu Memiliki kebebasan bekerja apabila menjadi wirausaha. 90 orang responden telah mengisi kuesioner dan didapatkan hasil sebanyak 33 orang responden (36,67%) menjawab sangat setuju, 44 orang responden (48,89%) menjawab setuju, 9 orang responden (10%) menjawab ragu-ragu, 4 orang responden (4,44%) menjawab tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju. Tingkat rata-rata 91.

(24) item (X1.3.1) ini sebesar 4,18 menunjukkan skor tinggi, yang berarti responden cenderung setuju bahwa mereka akan Memiliki kebebasan bekerja apabila menjadi wirausaha. Item terakhir yaitu keyakinan akan kemampuan kepemimpinan yang dimiliki(X1.3.3). Berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh 90 orang responden, menunjukkan sejumlah 19 orang responden (21,11%) menjawab sangat setuju, 48 orang responden (53,33%) menjawab setuju, 21 orang responden (23,33%) menjawab ragu-ragu, 2 orang responden (2,22%) menjawab tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju. Tingkat rata-rata item (X1.3.3) ini sebesar 3,93 menunjukkan skor tinggi, yang berarti responden cenderung setuju bahwa Keyakinan akan kemampuan kepemimpinan yang dimiliki. Sedangkan tingkat rata-rata indikator ini sebesar 3,97 menunjukkan skor tinggi, yang berarti indikator Kontrol Perilaku memperoleh tanggapan positif dari responden. d.. Grand Mean Variabel Faktor Perilaku(X1) Hasil skor rata-rata jawaban responden atau nilai grand mean variabel faktor perilaku sebesar 4.04. Skor tersebut berada pada range 3,4—<4,20 yang menunjukkan bahwa variabel faktor perilaku berada di kategori skor tinggi. Rata-rata distribusi jawaban tertinggi terletak pada item X1.2.3 (keyakinan teman dekat dalam usaha) dengan skor 4,29. Sedangkan rata-rata distribusi terendah terletak pada item X1.1.3 (suka menghadapi resiko dalam 92.

(25) berwirausaha) dengan skor 3.52. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Faktor Perilaku tersampaikan dan ditanggapi positif oleh responden. 2.. Variabel Faktor Kontekstual (X2.) Hasil jawaban yang diberikan responden atas pernyataan yang diajukan. dalam kuesioner penelitian sebagai berikut : Tabel 16. Distribusi Frekuensi Variabel Faktor Kontekstual (X2) Indikator. Item. 5. 4. 3. 2. 1. Rata-rata. Jumlah. %. F. %. f. %. f. %. f. %. Jumlah. %. Item. X2.1.1. 22. 24,44. 45. 50,00. 14. 15,56. 9. 10,00. 0. 0,00. 90. 100. 3,89. X2.1.2. 18. 20,00. 37. 41,11. 27. 30,00. 8. 8,89. 0. 0,00. 90. 100. 3,72. X2.1.3. 21. 23,33. 38. 42,22. 23. 25,56. 8. 8,89. 0. 0,00. 90. 100. 3,80. X2.2.1. 38. 42,22. 41. 45,56. 6. 6,67. 4. 4,44. 1. 1,11. 90. 100. 4,23. X2.2.2. 42. 46,67. 42. 46,67. 3. 3,33. 1. 1,11. 2. 2,22. 90. 100. 4,34. X2.2.3. 42. 46,67. 40. 44,44. 5. 5,56. 3. 3,33. 0. 0,00. 90. 100. 4,34. X2.1. f. X2.2. Grand Mean Variabel. Indikator. 3,80. 4,31 4,06. Sumber: Data primer yang diolah 2017 Keterangan : X2.1.1 X2.1.2 X2.1.3 X2.2.1 X2.2.2 X2.2.3. Mempelajari ilmu kewirausahaan di lingkungan kampus Terdapat fasilitas yang disediakan kampus untuk kegiatan kewirausahaan Adanya unit kegiatan kewirausahaan bagi mahasiswa di kampus adanya kecukupan modal usaha adanya kecukupan informasi dan pengetahuan yang dimiliki untuk memulai usaha adanya dukungan dari orang yang dianggap penting. 5 4 3 2 1. : Sangat Setuju : Setuju : Ragu-ragu : Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju a.. Indikator Dukungan Akademik (X2.1) Item (X2.1.1) merupakan pernyataan tentang Mempelajari ilmu kewirausahaan di lingkungan kampus. Berdasarkan data pada tabel 16, sebanyak 22 orang responden (24,44%) menjawab sangat setuju, 45 orang. 93.

(26) responden (50%) menjawab setuju, 14 orang responden (15,56%) menjawab ragu-ragu, 9 orang responden (10%) menjawab tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju. Tingkat rata-rata item (X2.1.1) yang dihasilkan adalah 3,89 menunjukkan skor tinggi, yang berarti responden cenderung setuju bahwa niat berwirausaha dapat timbul dengan mempelajari ilmu kewirausahaan di lingkungan kampus. Item selanjutnya merupakan pernyataan tentang Terdapat fasilitas yang disediakan kampus untuk kegiatan kewirausahaan (X2.1.2). Berdasarkan data pada tabel 15, sebanyak 18 orang responden (20%) menjawab sangat setuju, 37 orang responden (41,11%) menjawab setuju, 27 orang responden (30%) menjawab ragu-ragu, 8 orang responden (8,89%) menjawab tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju. Tingkat rata-rata yang dihasilkan dari item (X2.1.2) adalah 3,72 menunjukkan skor sangat tinggi, yang berarti bahwa responden cenderung sangat setuju bahwa Terdapat fasilitas yang disediakan kampus untuk kegiatan kewirausahaan. Item terakhir merupakan pernyataan tentang Adanya unit kegiatan kewirausahaan bagi mahasiswa di kampus (X2.1.3). Berdasarkan data pada tabel 15, sebanyak 21 orang responden (23,33%) menjawab sangat setuju, 38 orang responden (42,22%) menjawab setuju, 23 orang responden (25,56%) menjawab ragu-ragu, 8 orang responden (8,89%) menjawab tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju. Tingkat rata-rata yang dihasilkan dari item (X2.1.3) adalah 3,80 menunjukkan skor 94.

(27) sangat tinggi, yang berarti bahwa responden cenderung sangat setuju bahwa dengan Adanya unit kegiatan kewirausahaan bagi mahasiswa di kampus dapat mempengaruhi niat berwirausaha. Sedangkan tingkat rata-rata indikator yang dihasilkan sebesar 3,80 menunjukkan skor tinggi, yang berarti bahwa indikator Dukungan Akademik (X2.1) memperoleh tanggapan positif dari responden. b.. Indikator Dukungan sosial dan lingkungan usaha (X2.2) Item (X2.2.1) merupakan pernyataan tentang adanya kecukupan modal usaha. Berdasarkan data pada tabel 16, sebanyak 38 orang responden (42,22%) menjawab sangat setuju, 41 orang responden (45,56%) menjawab setuju, 6 orang responden (6,67%) menjawab ragu-ragu, 4 orang responden (4,44%) menjawab tidak setuju, dan 1 orang responden (1,11%) menjawab sangat tidak setuju. Tingkat rata-rata yang dihasilkan item (X2.2.1) adalah 4,23 menunjukkan skor sangat tinggi, yang berarti responden cenderung sangat setuju dengan pernyataan bahwa adanya kecukupan modal usaha. Item (X2.2.2) merupakan pernyataan tentang adanya kecukupan informasi dan pengetahuan yang dimiliki untuk memulai usaha. Berdasarkan data pada tabel 16, sebanyak 42 orang responden (46,67%) menjawab sangat setuju, 42 orang responden (46,67%) menjawab setuju, 3 orang responden (3,33%) menjawab ragu-ragu, 1 orang responden ( 1,11%) menjawab tidak setuju, dan 2 orang responden (2,22%) menjawab sangat tidak setuju. Tingkat ratarata yang dihasilkan item (X2.2.1) adalah 4,34 menunjukkan skor sangat 95.

(28) tinggi, yang berarti responden cenderung sangat setuju dengan pernyataan bahwa niat berwirausaha dapat timbul dengan adanya kecukupan informasi dan pengetahuan yang dimiliki untuk memulai usaha. Item (X2.2.3) merupakan pernyataan tentang adanya dukungan dari orang yang dianggap penting. Berdasarkan data pada tabel 16, sebanyak 42 orang responden (46,67%) menjawab sangat setuju, 40 orang responden (44,44%) menjawab setuju, 5 orang responden (5,56%) menjawab ragu-ragu, 3 orang responden (3,33%) menjawab tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju. Tingkat rata-rata yang dihasilkan item (X2.2.3) adalah 4,34 menunjukkan skor sangat tinggi, yang berarti responden cenderung sangat setuju dengan pernyataan bahwa niat berwirausaha dapat timbul dengan adanya dukungan dari orang yang dianggap penting. Tingkat rata-rata indikator (X2.2) yang dihasilkan memiliki nilai sebesar 4,31 yang menunjukkan skor sangat tinggi yang berarti indikator Dukungan sosial dan lingkungan usaha(X2.2) memperoleh tanggapan positif dari responden. c.. Grand Mean Variabel Faktor Kontekstual(X2) Hasil skor rata-rata jawaban responden atau nilai grand mean variabel faktor kontekstual sebesar 4,06. Skor tersebut berada pada range 3,4—<4,20 yang menunjukkan bahwa variabel faktor kontekstual berada di kategori skor tinggi. Rata-rata distribusi jawaban tertinggi terletak pada item X2.2.2 (adanya kecukupan informasi dan pengetahuan yang dimiliki untuk memulai usaha) 96.

(29) dan X2.2.3 (adanya dukungan orang yang dianggap penting) dengan keduanya memiliki skor yang sama yaitu sebesar 4,34. Sedangkan rata-rata distribusi terendah terletak pada item X2.1.2 (terdapat fasilitas yang disediakan kampus untuk. kegiatan. kewirausahaan). dengan. skor. 3,72.. Hasil. tersebut. menunjukkan bahwa faktor kontekstual memperoleh tanggapan positif dari responden. 3.. Variabel Niat Berwirausaha (Y). Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel Niat Berwirausaha (Y) Indikator. Y1. Item. 5. 4. 3. 2. 1. Rata-rata. Jumlah. f. %. f. %. F. %. f. %. f. %. Jumlah. %. Item. Y1.1. 39. 43,33. 41. 45,56. 8. 8,89. 2. 2,22. 0. 0,00. 90. 100. 4,30. Y1.2. 28. 31,11. 42. 46,67. 18. 20,00. 2. 2,22. 0. 0,00. 90. 100. 4,07. Y1.3. 37. 41,11. 35. 38,89. 13. 14,44. 5. 5,56. 0. 0,00. 90. 100. 4,16. Y1.4. 42. 46,67. 39. 43,33. 7. 7,78. 0. 0,00. 2. 2,22. 90. 100. 4,32. Grand Mean Variabel. Indikator. 4,21. 4,21. Sumber: Data primer yang diolah 2017 Keterangan : Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4. Memiliki niat untuk berkarir sebagai wirausaha Memilih karir sebagai wirausaha setelah lulus kuliah Merasa karir sebagai wirausaha lebih baik daridapada menjadi karyawan Memiliki perencanaan untuk memulai usaha. 5 4 3 2 1. : Sangat Setuju : Setuju : Ragu-ragu : Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju Variabel Niat Berwirausaha (Y) merupakan variabel terikat yang terdiri dari satu. indikator yaitu Keinginan yang muncul dari diri individu dengan item Memiliki niat untuk berkarir sebagai wirausaha, Memilih karir sebagai wirausaha setelah lulus kuliah, Merasa karir sebagai wirausaha lebih baik daridapada menjadi karyawan,. 97.

(30) serta Memiliki perencanaan untuk memulai usaha. Hasil jawaban yang diberikan responden atas pernyataan yang diajukan dalam kuesioner penelitian dapat dilihat pada tabel 17 diatas. a.. Indikator Komponen Sikap (Y.1) Item (Y.1.1) merupakan pernyataan tentang Memiliki niat untuk berkarir sebagai wirausaha. Berdasarkan data jawaban 90 responden pada tabel 17, sebanyak 39 orang responden (43,33%) menjawab sangat setuju, 41 orang responden (45,56%) menjawab setuju, 8 orang responden (8,89%) menjawab ragu-ragu, dan 2 orang responden (2,22%) menjawab sangat tidak setuju. Tingkat rata-rata item (Y.1.1) ini adalah sebesar 4,30 menunjukkan skor sangat tinggi yang berarti responden cenderung Memiliki niat untuk berkarir sebagai wirausaha. Item (Y.1.2) merupakan pernyataan tentang Memilih karir sebagai wirausaha setelah lulus kuliah. Berdasarkan data jawaban 90 responden pada tabel 17, sebanyak 28 orang responden (31,11%) menjawab sangat setuju, 42 orang responden (46,67%) menjawab setuju, 18 orang responden (20%) menjawab ragu-ragu, 2 orang responden (2,22%) menjawab tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju. Tingkat rata-rata item (Y.1.2) ini adalah sebesar 4,07 menunjukkan skor tinggi yang berarti responden cenderung Memilih karir sebagai wirausaha setelah lulus kuliah.. 98.

(31) Item (Y.1.3) merupakan pernyataan tentang Merasa karir sebagai wirausaha lebih baik daridapada menjadi karyawan. Berdasarkan data jawaban 90 responden pada tabel 17, sebanyak 37 orang responden (41,11%) menjawab sangat setuju, 35 orang responden (38,89%) menjawab setuju, 13 orang responden (14,44%) menjawab ragu-ragu, 5 orang responden (5,56%) menjawab tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju. Tingkat rata-rata item (Y.1.3) ini adalah sebesar 4,16 menunjukkan skor sangat tinggi yang berarti responden cenderung Merasa karir sebagai wirausaha lebih baik daridapada menjadi karyawan. Item (Y.1.4) merupakan pernyataan tentang Memiliki perencanaan untuk memulai usaha. Berdasarkan data jawaban 90 responden pada tabel 17, sebanyak 42 orang responden (46,67%) menjawab sangat setuju, 39 orang responden (43,33%) menjawab setuju, 7 orang responden (7,78%) menjawab ragu-ragu, 0 orang responden (0%) menjawab tidak setuju, dan 2 orang responden (2,22%) menjawab sangat tidak setuju. Tingkat rata-rata item (Y.1.4) ini adalah sebesar 4,32 menunjukkan skor sangat tinggi yang berarti responden cenderung sangat tertarik Memiliki perencanaan untuk memulai usaha. Tingkat rata-rata indikator yang dihasilkan adalah sebesar 4,21 menunjukkan sangat tinggi, hal ini berarti indikator Keinginan yang muncul dari diri individu memiliki tanggapan positif dari responden.. 99.

(32) b. Grand Mean Variabel Niat Berwirausaha (Y) Hasil skor rata-rata jawaban responden atau nilai grand mean variabel niat berwirausaha sebesar 4,21. Skor tersebut berada pada range 4,21—<5 yang menunjukkan bahwa variabel niat berwirausaha berada di kategori skor sangat tinggi. Rata-rata distribusi jawaban tertinggi terletak pada item Y1.4 (memiliki perencanaan untuk memulai usaha) dengan skor 4,32. Sedangkan rata-rata distribusi terendah terletak pada item Y1.2 (memilih karier sebagai wirausaha setelah lulus kuliah) dengan skor 4,07. Hasil tersebut menunjukkan bahwa item-item pada indikator komponen sikap memperoleh tanggapan positif dari responden. D. Hasil Analisis Statistik Inferensial 1.. Uji Asumsi Klasik a.. Uji Normalitas Uji normalitas ini berfungsi untuk melihat apakah analisis data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Data bisa dikatakan berdistribusi normal bila mana memenuhi syarat kenormalan. Nilai hasil analisis bisa dikatakan signifikan bila mana hasilnya lebih besar dari 0,05. Ketentuan dari uji Kolmogorov Smirnov adalah: H0 : data residual berdistribusi normal Ha : data residual tidak berdistribusi normal. 100.

(33) Tabel 2. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. N Normal Parameters a,b Most Extreme Dif f erences. Mean Std. Dev iat ion Absolute Positiv e Negativ e. Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed). Unstandardiz ed Residual 90 .0000000 1.84172172 .099 .056 -.099 .943 .336. a. Test distribution is Normal. b. Calculated f rom data.. Berdasarkan hasil penghitungan yang dilakukan dengan uji normalitas maka diperoleh hasil sebesar 0,336 yang berarti lebih besar dari pada 0,05 yang menandakan H0 dinyatakan diterima dan data tersebut berdistribusi normal. Hal ini juga diperkuat dengan pembuktian secara grafik normal probability plot. Berdasarkan gambar 3 terlihat kebanyakan bulatan plot bergerombol di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas. Tidak ada bulatan plot bergerombol yang berada jauh dari garis uji normalitas. Berdasarkan grafik Normal Probability Plot, maka dapat disimpulkan data mempunyai sebaran normal atau dengan kata lain telah memenuhi asumsi data terdistribusi normal.. 101.

(34) Gambar 3. Grafik Normal Probability Plot Sumber: Data primer yang diolah 2017. b. Uji Multikolinieritas Model hasil data regresi ini dapat dikatakan baik jika nilainya tidak terjadi kolerasi antar variabel bebas atau tidak terjadi multikolinearitas. Uji tolarance dan uji VIF dapat dilakukan untuk mengetahui hasil apakah terjadi multikolinearitas atau tidak. Multikolinearitas dinyatakan terjadi jika nilai tolarance < 0,10 dan nilai VIF > 10, dan dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas jika nilai tolarance > 0,10 dan nilai VIF <10,00. Berdasarkan data hasil uji multikolinieritas pada tabel 19, diketahui nilai tolerance setiap variabel adalah sebagai beikut: 1) Nilai tolerance X1 adalah 0,521> 0,10 2) Nilai tolerance X2 adalah 0,521> 0,10 102.

(35) Berdasarkan data pada tabel 19, diketahui nilai tolerance setiap variabel > 0,10 yang berarti bisa disimpulkan bahwa semua variabel bebas dan variabel terikat tidak terjadi mulikolenieritas. Hasil dari nilai VIF dari penelitian ini adalah VIF1sebesar 1,918< 10,00, VIF2 sebesar 1,918< 10,00. Data tentang hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Hasil Uji Multikolinieritas Collinearity Statistics (Constant) X1 X2. Tolerance. VIF. 0,521 0,521. 1,918 1,918. Sumber: Data primer yang diolah 2017 Berdasarkan data di atas, nilai VIF setiap variabel bernilai < 10,00 yang menyatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dari uji yang dilakukan tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas. c.. Uji Heterokedastisitas Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi terjadi variance dan residu atau pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heterokedastisitas. Uji yang bisa dilakukan adalah dengan uji scatter plot. Bila hasil dari grafik scatter plot menyebar dari atas hingga bawah angka 0 pada sumbu Y maka ragam varian dari variabel bebas tidak heterokedastitas atau homogen, sehingga dengan terpenuhi seluruh asumsi klasik regresi maka model tersebut dinyatakan. 103.

(36) layak dan bisa diuji lebih lanjut lagi. Berdasarkan gambar 4, data penelitian ini tidak mengalami heterokedastisitas dan dinyatakan layak serta dapat diuji lebih lanjut karena scatter plot menyebar dari atas hingga bawah angka 0 pada sumbu Y.. Gambar 4. Hasil Uji Heterokedastisitas Sumber: Data primer yang diolah 2017. 2.. Analisis Regresi Linier Berganda Tujuan dari analisis regresi linier berganda adalah untuk mencari hubungan. antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel Faktor Perilaku (X1), variabel Faktor Kontekstual (X2), dan variabel Niat Berwirausaha (Y) merupakan variabelvariabel yang diteliti dalam penelitian ini.Berikut merupakan hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan oleh peneliti berdasarkan data primer yang didapat dari 90 orang responden melalui kuesioner yang ditujukan kepada mahasiswa program studi. 104.

(37) bisnis angkatan 2014 dan 2015 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang yang telah menempuh mata kuliah kewirausahaan. Hasil dari data responden tersebut di kelola dengan menggunakan analisis regresi linier berganda melalui bantuan aplikasi SPSS versi 21sfor windows. Setelah dilakukan analisis dan penghitungan didapatkan hasil model regresi linier berganda secara rinci dapat dilihat pada Tabel 20: Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Regresi Linier Berganda Variabel Bebas (Constant) X1 X2. Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1,440 1,580 0,278 0,058 0,485 0,218 0,074 0,301. t. Sig.. 0,911 4,754 2,954. 0,365 0,000 0,004. Sumber: Data primer yang diolah 2017 Berdasarkan data primer yang telah diolah dalam analisis regresi linier pada Tabel 20 diatas dapat dirumuskan suatu persamaan regrersi linier berganda sebagai berikut: Y = 1,440 + 0,278 + 0,218 X2 Dari persamaan tersebut dapat diinterpretasikan secara rinci sebagai berikut: a.. Koefisien B1 sebesar 0,278 menunjukkan bahwa apabila variabel Faktor Perilaku (X1) semakin meningkat, maka Niat Berwirausaha akan meningkat dengan asumsi variabel yang lain tetap.. 105.

(38) b.. Koefisien B2 sebesar 0,218 menunjukkan bahwa apabila variabel Faktor Kontekstual (X2) semakin meningkat, maka Niat Berwirausaha akan meningkat dengan asumsi variabel yang lain tetap.. Berdasarkan interpretasi tersebut, dapat diketahui besarnya pengaruh setiap variabel bebas yang terdiri dari Faktor Perilaku (X1), Faktor Kontekstual (X2) terhadap variabel terikat yaitu Niat Berwirausaha (Y). Variabel Faktor Perilaku(X1) memberikan pengaruh sebesar 0,278, variabel Faktor Kontekstual(X2) memberikan pengaruh sebesar 0,218. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel bebas yang terdiri dari Faktor Perilaku(X1) dan Faktor Kontekstual(X2) berpengaruh positif terhadap Niat Berwirausaha. 3.. Pengujian Hipotesis a.. Uji F Uji F digunakan untuk menguji tingkat signifikasi pengaruh variabelvariabel bebas (X) secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Y). Jika Fhitung> Ftabelmaka variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat, dan jika nilai Fhitung < Ftabel maka hasil dinyatakan tidak signifikan. Selain hal tersebut, variabel bebas secara bersama-sama dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat apabila nilai signifikasi < 0,05 dan apabila nilai signifikansi > 0,05 variabel bebas secara bersama-sama dinyatakan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Berdasarkan Tabel 21 diketahui nilai Fhitung sebesar 48,696 yang 106.

(39) berarti jauh lebih dari nilai Ftabel (α=0,05) sebesar 3,101. Dapat diketahui nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dengan nilai Fhitung> F. tabel. yaitu. 48,696> 3,101yang berarti variabel bebas yang terdiri dari Faktor Perilaku(X1) danFaktor Kontekstual(X2) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Niat Berwirausaha (Y). Tabel 5. Hasil Uji F Anova ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 337.940 168,970 48,696 0,000 Regression 2 301.883 3,470 Residual 87 639.822 Total 89. Sumber : data primer yang diolah 2017 b.. Uji t Uji t ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Untuk menguji hipotesis ini bisa dilihat dengan cara jika thitung> ttabel atau nilai signifikan <0,05 maka dapat dinyatakan H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan data yang dapat dilihat pada Tabel 20, diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Hasil uji t dari variabel Faktor Perilaku (X1) dengan Niat Berwirausaha (Y) menunjukkan hasil t. hitung. sebesar 4,754 sedangkan t. tabel. (α = 0,05). diperoleh hasil ttabel 1,988. Nilai signifikasi yang didapat sebesar 0,000< 0,05 dan nilai t. hitung>. t. tabel. yaitu 4,754> 1,988 maka pengaruh variabel. Faktor Perilaku (X1) terhadap Niat Berwirausaha (Y) signifikan. Dari. 107.

(40) hasil tersebut disimpulkan bahwa variabel Faktor Perilaku(X1) berpengaruh signifikan terhadap Niat Berwirausaha (Y). 2) Hasil uji t dari variabel Faktor Kontekstual (X2) dengan Niat Berwirausaha (Y) menunjukkan hasil t tabel. hitung. sebesar 2,954 sedangkan t. (α = 0,05) diperoleh hasil ttabel 1,988. Nilai signifikasi yang didapat. sebesar 0,004< 0,05 dan nilai t. hitung>. t. tabel. yaitu 2,954> 1,988 maka. pengaruh variabel Faktor Kontekstual (X2) terhadap Niat Berwirausaha (Y) signifikan. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa variabel Faktor Kontekstual(X2) berpengaruh signifikan terhadap Niat Berwirausaha (Y). 4.. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi ini menggambarkan seberapa besar kemampuan variabel. bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada Tabel 22 koefisien determiniasi (R2) ini digunakan untuk menghitung besarnya kontribusi seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Tabel 6. Koefisien Determinasi (R2) R R Square Adjusted R Square 0,727 0,528 0,517. Sumber: Data primer yang diolah 2017 Berdasarkan data pada Tabel 22 tersebut didapatkan hasil koefisien determinasi (R2) sebesar 0,517 yang berati bahwa sebesar 51,7% variabel Faktor Perilaku(X1), variabel Faktor Kontekstual (X2) mempengaruhi variabel Niat Berwirausaha (Y). Sedangkan sisanya sebanyak 48,3% merupakan variabel-variabel. 108.

(41) lain yang dapat mempengaruhi variabel Niat Berwirausaha namun tidak digunakan dan tidak diteliti dalam penelitian ini. 5.. Koefisien Korelasi (R) Koefisien korelasi menunjukkan besarnya hubungan antara variabel bebas. terhadap variabel terikat. Hasil penelitian menunjukkan besarnya nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,727 yang berarti hubungan antara variabel Faktor Perilaku(X1) dan variabel Faktor Kontekstual (X2) terhadap variabel Niat Berwirausaha (Y) sebesar 0,727. Berdasarkan pada Tabel 22 nilai dari koefisien korelasi sebesar 0,727 berada pada kategori 0,60 – 0,799 yang memiliki arti bahwa variabel bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang kuat. Berikut adalah tabel dari intepretasi koefisien korelasi (R). Tabel 7. Intepretasi Koefisien Korelasi No 1 2 3 4 5. Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,00. Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat. Sumber : Sugiyono (2014:189) E. Pembahasan 1.. Pengaruh secara Bersama-sama variabel Faktor Perilaku (X1), dan Faktor Kontekstual (X2) terhadap Niat Berwirausaha (Y). 109.

(42) Berdasarkan hasil dari analisis berganda pada uji F dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (5%) didapatkan Fhitung sebesar 48,696 yang berarti lebih dari nilai Ftabel (α=0,05) sebesar 3,101 oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel Faktor Perilaku (X1), dan Faktor Kontekstual (X3) memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap Niat Berwirausaha (Y). Berdasarkan hasil koefisien determinasi (R2) sebesar 0,517 yang berati bahwa sebesar 51,7% variabel Faktor Perilaku(X1), variabel Faktor Kontekstual (X2) mempengaruhi variabel Niat Berwirausaha (Y). Sedangkan sisanya sebanyak 48,3% merupakan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi variabel Niat Berwirausaha namun tidak digunakan dan tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal tersebut berarti bahwa variabel Faktor Perilaku dan Faktor Kontekstual secara bersamasama dapat mempengaruhi niat berwirausaha pada mahasiswa program studi bisnis angkatan 2014 dan 2015. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis yang menyatakan Variabel Faktor Perilaku (X1) dan Faktor Kontekstual (X2) berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap Niat Berwirausaha dapat diterima. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Gurbuz dan Aykol (2008) bahwa variabel Faktor Perilaku dan Faktor Kontekstual mempengaruhi Niat Berwirausaha. Faktor lain yang diteliti Pada penelitian Gurbuz dan Aykol (2008) dan tidak diteliti dalam penelitian ini bahwa adanya faktor demografi meliputi jenis kelamin dan latar belakang keluarga yang berwirausaha juga dapat mempengaruhi niat berwirausaha. Berdasarkan hasil dan dukungan tersebut peneliti menemukan bahwa adanya faktor perilaku dan faktor kontekstual dapat 110.

(43) dijadikan pendorong untuk menciptakan niat berwirausaha khususnya pada mahasiswa. 2.. Pengaruh Faktor Perilaku, dan Faktor Kontekstual, secara Parsial terhadap Niat Berwirausaha a.. Pengaruh Faktor Perilaku terhadap Niat Berwirausaha Diketahui hasil berdasarkan analisis data yang ada pada uji t bahwa variabel Faktor Perilaku (X1) berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Niat Berwirausaha (Y). Uji t memperoleh hasil nilai koefisien X1 sebesar 0,278 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 dan juga nilai t. hitung. sebesar 4,754 sedangkan t. diperoleh hasil ttabel 1,988 hal ini menunjukkan bahwa t. tabel. hitung>. (α = 0,05) t. tabel. yaitu. 4,754> 1,988 maka pengaruh variabel Faktor Perilaku (X1) terhadap Niat Berwirausaha (Y) signifikan. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa variabel Faktor Perilaku(X1) berpengaruh signifikan terhadap Niat Berwirausaha (Y). Hasil penelitian ini mendukung faktor perilaku Theory of planned behaviour dari Ajzen dalam Krueger dan Brazeal (1994:93) menyatakan bahwa sikap, norma sosial, dan kontrol perilaku yang dirasakan seorang individu akan membentuk niat seseorang dan selanjutnya secara langsung akan berpengaruh pada perilaku. Krueger dan Brazeal lebih lanjut menjelaskan bahwa, entrepreneurial intention mencerminkan komitmen seseorang untuk memulai usaha yang didasari adanya faktor pendorong dari. 111.

(44) diri pribadi yaitu sikap, lingkungan sosial yang membentuk norma subjektif, serta sosiologi seseorang dalam kontrol perilaku terhadap suatu. Selain dari teori yang dikemukakan oleh Krueger dan Brazel, adanya penelitian terdahulu dari Cruz, Wayan, dan Nyoman (2015) yang mendukung faktor perilaku berpengaruh terhadap niat berwirausaha, variabel yang paling dominan mempengaruhi dalam penelitian tersebut adalah norma subjektif. Sedangkan Pada penelitian ini ditemukan pula bahwa norma subjektif berperan penting dalam mempengaruhi niat berwirausaha, dapat dilihat pada tabel 15 diketahui bahwa rata-rata indikator terbesar pada variabel faktor perilaku terdapat pada indikator norma subjektif yang di dalamnya berisi item keyakinan peran keluarga, keyakinan dukungan usaha dari orang yang dianggap penting, dan kenyakinan dukungan teman dekat dalam mempengaruhi niat berwirausaha. Melihat adanya hal tersebut, maka memperkuat penelitian ini bahwa, norma subjektif memiliki peranan dalam mempengaruhi niat berwirausaha yang merupakan salah satu indikator dari variabel faktor perilaku. b.. Pengaruh Faktor Kontekstual terhadap Niat Berwirausaha Diketahui hasil berdasarkan analisis data yang ada pada uji t bahwa variabel Faktor kontekstual (X2) berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Niat Berwirausaha (Y). Uji t memperoleh hasil nilai koefisien X1 sebesar 0,218 dengan nilai signifikansi sebesar 0,004 yang berarti lebih kecil. 112.

(45) dari 0,05 dan juga nilai t. hitung. sebesar 2,954 sedangkan t. diperoleh hasil ttabel 1,988 hal ini menunjukkan bahwa t. tabel. hitung>. (α = 0,05) t. tabel. yaitu. 2,954> 1,988 maka pengaruh variabel Faktor kontekstual (X2) terhadap Niat Berwirausaha (Y) signifikan. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa variabel Faktor kontekstual(X2) berpengaruh signifikan terhadap Niat Berwirausaha (Y). Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Suharti dan Sirine (2011) bahwa Faktor kontekstual juga berperan penting dalam menumbuhkan niat berwirausaha. Selain itu, penelitian oleh Gurbuz dan Aykol (2008) juga menunjukkan bahwa faktor kontekstual berpengaruh pada niat seseorang dalam berwirausaha. Pada penelitian ini, responden yang diambil adalah dari kalangan mahasiswa, Faktor kontekstual yang salah satunya terdiri dari dukungan akademik dapat dijadikan salah satu acuan untuk membuktikan bahwa kalangan mahasiswa yang memiliki latar belakang pendidikan khususnya pendidikan mengenai kewirausahan dapat dijadikan faktor untuk mempengaruhi niat berwirausaha di kalangan mahasiswa tersebut.. Terbukti dengan banyaknya responden yang setuju. dengan mempelajari ilmu kewirausahaan dapat mempengaruhi niat berwirausaha.. 113.

(46) c. Variabel yang mendominasi dalam mempengaruhi niat berwirausaha Berdasarkan hasil dari analisis data diperoleh bahwa variabel faktor perilaku merupakan variabel yang paling dominan diantara variabel bebas yang lainnya, ini dibuktikan dengan hasil dari uji t. Nilai t hitung pada variabel faktor perilaku lebih besar yaitu 4,754 dari variabel faktor kontekstual yang hanya sebesar 2,954. Variabel yang mendominasi ini dapat dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya adalah tempat penelitian dan sampel penelitian. Pada penelitian ini, tempat Administrasi. Universitas. penelitian adalah pada Fakultas Ilmu. Brawijaya. dan. sampel. penelitian. adalah. mahasiswa Program Studi Bisnis angkatan 2014 dan 2015 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Diketahui bahwa variabel faktor perilaku terdiri dari sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku, yang dalam hal ini justru menjadi variabel yang dominan dalam mempengaruhi niat berwirausaha pada mahasiswanya, sedangkan faktor perilaku yang terdiri dari dukungan akademik serta dukungan sosial dan lingkungan usaha justru kurang mendominasi. Hal ini menunjukkan bahwa adanya penelitian yang dilakukan di sebuah universitas dengan lingkungan pendidikan yang kental belumlah cukup untuk mendukung faktor kontekstual yang salah satunya terdiri dari dukungan akademik untuk menjadi faktor yang dominan dalam mempengaruhi niat berwirausaha. pada penelitian ini justru faktor perilakulah yang mendominasi untuk mempengaruhi niat berwirausaha.. 114.

(47)

Gambar

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tahun Angkatan  No.  Tahun Angkatan   Jumlah Responden (orang)  Persentase (%)
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin  No.  Jenis kelamin  Jumlah Responden (orang)  Persentase (%)
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Orang tua  No.  Pekerjaan Orang Tua  Jumlah Responden (orang)  Persentase (%)
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengalaman Berwirausaha  No.  Pengalaman  Berwirausaha  Jumlah Responden (orang)  Persentase (%)  1  Pernah Berwirausaha  71  78,9  2  Tidak Pernah  Berwirausaha  19  21,1  Total  90  100
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ketidakpastian lingkungan merupakan salah satu hal yang menjadi kendala dalam penyusunan anggaran.Ketidakpastian lingkungan yang tinggi mengurangi kemampuan individu

2. Pengujian berdasarkan jumlah lebah didapat hasil berupa peluang menemukan rute terpendek akan lebih besar apabila jumlah lebah yang dilepas semakin banyak. Lebah-

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan media audio visual pada

Sumber data primer yaitu sumber data pokok yang dijadikan bahan penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif, maka yang menjadi sumber data utama adalah

Hasil Uji Duncan menunjukkan bahwa rerata penurunan hiperkolesterol darah mencit pada beberapa perlakuan yaitu P1, P2, P3 dan P4 dengan nilai berturut-turut 108.00, 110.67,

mungkin seorang perempuan hamil tanpa adanya pertemuan antara ovum dan spermatozoa baik melalu hubungan seksual (coitus) maupun melalui cara lainberdasarkan perkembangan

Pemaknaan tentang Tuhan dari sudut pandang sendiri, dan dengan logika berfikir manusia semata menjadikan manusia itu sendiri tidak berbeda dengan orang Farisi dan

[r]