• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP RUMAH TANGGA DI DESA KEMUNING KECAMATAN NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP RUMAH TANGGA DI DESA KEMUNING KECAMATAN NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI PENDAPATAN PEMETIK DAUN TEH (Camelia sinensis) TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP RUMAH TANGGA DI

DESA KEMUNING KECAMATAN NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR

Rosita Mausyaroh, Marcelinus Molo, Agung Wibowo Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta 57126, Telp/Fax:(0271) 637457 Email: pramudyawardhani.ros@gmail.com, 087 736 342 241

Abstract: the contribution of women in construction must be powered continuously in every aspect of life. In General, women work because the income obtained less husband quite meet the needs of domestic life and they also want to self-actualization. Although the wages earned a little, but they do because they have no other skills and capital. The purpose of this research is to know the magnitude of the contributions given by the tea leaf pickers to the fulfillment of the needs of domestic life as a strategy in sufficient necessities of life. Sampling of respondents in this study carried out by sampling, purposive technique with samples as much as 42 respondents. To know to know the distribution of factors that affect the tea leaf pickers to the outpouring of work time with income and contribution income using the Compare analysis of Mean. To find out the level of significance of the relationship between the outpouring of work time with household income pickers tea leaves used Spearman rank correlation test. And to know the definition of the definition in the fulfillment of the needs of the household life related to the meaning of life has enough done with frequency distribution. Keywords: the contribution of revenue; household, the necessaries of life

Abstrak: Kontribusi perempuan dalam pembanguan harus didukung secara terus menerus dalam setiap aspek kehidupan. Secara umum, para wanita bekerja dikarenakan penghasilan yang diperoleh suami kurang cukup memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga dan mereka juga ingin untuk aktualisasi diri. Meskipun upah yang diperoleh sedikit, tetapi tetap mereka lakukan dikarenakan mereka tidak memiliki keahlian dan modal lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh pemetik daun teh terhadap pemenuhan kebutuhan hidup rumah tangga sebagai strategi dalam mencukupi kebutuhan hidup. Pengambilan sampel responden dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling, dengan sampel sebanyak 42 responden. Untuk mengetahui mengetahui distribusi faktor yang mempengaruhi pemetik daun teh terhadap curahan waktu kerja dengan pendapatan dan kontribusi pendapatan menggunakan analisis Compare Mean. Untuk mengetahui tingkat signifikasi hubungan antara curahan waktu kerja dengan pendapatan rumah tangga pemetik daun teh digunakan uji korelasi rank Spearman. Dan untuk mengetahui definisi pemaknaan dalam pemenuhan kebutuhan hidup rumahtangga terkait dengan makna hidup berkecukupan dilakukan dengan distribusi frekuensi.

(2)

PENDAHULUAN

Pembangunan yang

dilaksanakan biasanya hanya merata di perkotaan saja sedangkan di pedesaan program pembangunan belum begitu terasa. Oleh sebab itu, hal tersebut memberikan kesenjangan pada pertumbuhan ekonomi di perkotaan dan di pedesaan. Hal ini terjadi karena munculnya ciri daripada masyarakat dualistis. Menurut Boeke dan Burger (1973 : 24) bahwa pemisahannya bersamaan dengan kedua lapisannya, yaitu lapisan barat dan timur. Lebih lanjut diuraikan pada unsur barat ini saya golongkan bagian yang memimpin daripada masyarakat pribumi yang telah berpaling ke barat dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan, taraf kehidupannya, perkembangannya, aspirasi dan kepentingan – kepentingannya.

Menurut Munir dan Prijono (1986) bahwa pembangunan ekonomi yang ditujukan untuk menaikkan pendapatan nasional ternyata tidak sejajar dan bermanfaat langsung dengan kepentingan penekanan kemiskinan secara fisik. Akibatnya, banyak masyarakat terutama masyarakat yang ada di pedesaan tidak dapat ikut serta dalam kegiatan pembangunan ekonomi. Hal ini disebabkan sebagian besar mereka hidup dalam taraf yang hanya mampu untuk menghidupi keluarganya sendiri. Maka dari itu perlu dilakukannya pendekatan pembangunan yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan pokok terutama kebutuhan rumah tangga.

Mayoritas yang bekerja sebagai pemetik daun teh adalah wanita. Wanita terkadang identik dengan

pekerjaan-pekerjaan tertentu, seperti keluwesan, kerapian, kerajinan dan monoton. Wanita sebagai salah satu anggota keluarga, seperti juga anggota keluarga yang lain mempunyai fungsi dalam mendukung berkeluarga. Bersama pria, wanita bertanggung jawab atas kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga. Dari perumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian adalah : (1) Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pemetik daun teh di desa kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten karanganyar, (2) Mengkaji hubungan antara faktor yang mempengaruhi pemetik daun teh dengan curahan waktu kerja dan pendapatan pemetik di desa kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten karanganyar, (3) Mengkaji dan menganalisis pemaknaan mengenai pemenuhan kebutuhan hidup yang dilakukan pemetik daun teh di desa kemuning kecamatan ngargoyoso kabupaten karanganyar.

METODE PENELITIAN Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analisis. Penelitian deskriptif

yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi (Narbuko dan Achmadi, 1999).

Metode Pemilihan Lokasi Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive

(3)

diambil yaitu di Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar, karena di Kecamatan Ngargoyoso terdapat perkebunan teh milik swasta. Tempat penelitian yang diambil adalah Desa Kemuning dengan pertimbangan dimana tenaga kerja yang bekerja di perkebunan tersebut sebagian besar berasal dari daerah sekitar.

Penentuan Populasi dan Sampel Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling, yaitu tenaga kerja yang

bekerja sebagai pemetik daun teh terbanyak berasal dari Desa Kemuning se-Kecamatan Ngargoyoso. Sedangkan pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sensus yaitu sebanyak 42 orang tenaga kerja pemetik daun teh yang berasal dari Desa Kemuning.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi : (1) Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dengan wawancara dengan menggunakan kuisioner sebagai alatnya. (2) Data sekunder adalah data-data yang dikumpulkan dari instansi atau lembaga yang berkaitan dengan penelitian yang bersumber dari dokumentasi yang ada.

Metode Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode : (1) Wawancara, yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka. (2) Observasi, yaitu mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik akivitas yang dilakukan para responden, (3) Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data melalui pembuatan daftar

pertanyaan yang diajukan kepada responden (4) Dokumentasi, yaitu cara pengumpulan data yang diperoleh dari catatan (data) yang telah tersedia atau telah dibuat oleh pihak/ instansi terkait. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : (1) Untuk mengetahui distribusi faktor yang mempengaruhi pemetik daun teh terhadap curahan waktu kerja dengan pendapatan maka menggunakan analisis

Compare Mean melalui program SPSS 17.0 Windows, melalui bentuk tabel

distribusi frekuensi. (2) Untuk mengetahui tingkat signifikasi hubungan antara curahan waktu kerja dengan pendapatan Rumah tangga pemetik daun teh digunakan uji korelasi jenjang Spearman (rank

Spearman). (3) Untuk mengetahui

pemaknaan mengenai kontribusi pendapatan pemetik dalam pemenuhan kebutuhan hidup RT terkait dengan makna hidup berkecukupan dilakukan dengan prosentase dari hasil kuisioner. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Faktor Yang Mempengaruhi Pemetik Daun Teh

a. Umur

Diketahui sebanyak 47,62 persen responden berusia tua masih mempunyai semangat untuk bekerja yang tinggi. Hal ini ditunjukan dengan adanya respon dan pola pikir yang baik dari pemetik untuk bekerja diluar rumah dengan tujuan untuk menambah pendapatan atau pemasukan rumah tangga sehingga mampu meningkatkan pendapatan keluarga. Sedangkan sebanyak 26,19 persen responden berada pada kategori umur sedang dan 26,11 persen responden dalam kategori muda. Kondisi ini menunjukkan bahwa perkebunan teh memiliki

(4)

pekerja yang potensial yaitu tenaga yang produktif, mengingat pekerjaan memetik daun teh lebih banyak mengandalkan tenaga fisik manusia.

b. Status Perkawinan

Bahwa yang paling besar responden berstatus menikah 31 responden yaitu sebesar 73,81 persen. Responden yang menikah secara otomatis mereka memiliki tanggung jawab dalam keluarga yaitu merawat, membesarkan dan melindungi anak mereka. Responden bekerja dikarenakan mereka berkeinginan untuk membantu suami dalam hal mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Rata-rata yang bekerja menjadi pemetik daun teh adalah ibu rumah tangga yang bekerja menjadi pencari nafkah kedua/ ganda. Meskipun ada juga responden yang telah menjanda bekerja karena menjadi pencari nafkah tunggal dalam keluarganya. c. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan formal sebagian besar responden tergolong sedang sebesar 59,52 persen. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya antusias orang tua responden dalam menyekolahkan untuk mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga hanya sampai tingkat SD atau SMP. Faktor lain yang mempengaruhi pemetik tidak dapat melanjutkan sekolahnya adalah keterbatasan sarana pendidikan, jarak antara fasilitas pendidikan dengan pemukiman yang relatif jauh.

d. Waktu lama kerja

Waktu lama kerja para pemetik daun teh dalam kategori tidak lama sebanyak 90,45 persen selama satu bulan pada pekerjaan pokok saja, dikarenakan pemetik menghabiskan waktunnya untuk pekerjaan utama sebagai pemetik

daun teh. Pemetik menghabiskan waktunya sebagai pemetik daun teh selama ± 6 jam/hari yaitu dari jam 6 sampai jam 12 siang dan waktu istirahat dari jam 10.00 – 11.00 dilakukan pemetik untuk sarapan, mencari ranting kayu yang jatuh dan atau mengobrol dengan pemetik yang lain. Dimana responden melakukan kegiatan atau pekerjaanya sesuai kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki.

Curahan Waktu kerja dan Pendapatan Pemetik Daun Teh serta Anggota Keluarga Lain Dalam Pemenuhan Kebutuhan Hidup Rumah Tangga

a. Curahan Waktu Kerja Pemetik pada Pekerjaan Pokok.

Curahan waktu kerja pemetik daun teh pada pekerjaan pokok pada kategori tinggi. Hal ini disebabkan curahan waktu kerja tidak memberikan pengaruh positif terhadap pemetik dalam memenuhi kebutuhan hidup rumah tangganya. Pada umumnya waktu kerja yang lama dapat memberikan pendapatan yang besar kepada responden, begitu juga waktu kerja yang singkat. Dalam penelitian ini responden hanya mencurahkan waktu kerja pada satu pekerjaan saja yaitu pada pekerjaan memetik daun teh.

b. Curahan Waktu Kerja Pemetik pada Pekerjaan Sampingan.

Curahan waktu kerja pemetik daun teh pada pekerjaan sampingan pada kategori rendah. Pemetik tidak bekerja pada sektor lain, karena pemetik tidak memiliki waktu luang yang cukup banyak dan juga waktu yang dimiliki habis untuk bekerja serta mengurus pekerjaan rumah. Meskipun ada sebab lainnya karena tidak memiliki keahlian lain, tidak

(5)

memiliki modal yang cukup untuk membuka usaha lain dan atau kurangnya akses informasi yang didapat mengenai modal/ pinjaman bergulir.

c. Curahan Waktu Kerja Anggota Rumah Tangga Lain.

Anggota rumah tangga yang mencurahkan waktunya untuk bekerja pada kategori sedang,

dimana anggota rumah tangga ikut bekerja karena adannya kesadaran dari diri pribadi masing-masing untuk bekerja serta agar tidak menjadi beban bagi kedua orang tuannya. Curahan waktu yang dilakukan oleh masing- masing anggota rumah tangga berbeda-beda. Dengan bekerja maka mereka memiliki uang sendiri dan juga dapat membantu kedua orang tuannya dalam hal lain seperti membayar iuran listrik, membayar hutang, dsb.

d. Pendapatan Pokok Pemetik Daun Teh

Pendapatan pokok yang di terima pemetik daun teh dalam kategori tinggi. Pemberian upah didasarkan pada banyaknya berat timbangan dari petikan yang dikumpulkan oleh tiap pemetik. Sistem pengupahan yang diberlakukan pada perkebunan teh adalah harian yang dibayarkan setiap dua minggu sekali, yaitu pada hari Sabtu. Upah yang diterima pemetik relatif kecil yaitu rata- rata Rp 200.000/ dua minggu, namun pemetik tetap memilih bekerja di perkebunan teh sebab pemetik mengangap lebih baik bekerja dengan upah rendah dari pada tidak bekerja sama sekali, mengingat sulitnya mencari pekerjaan.

e. Pendapatan Sampingan Pemetik Daun Teh

Pekerjaan sampingan memberi sumbangan sedikit bagi rumah tangga. Kondisi ini menyebabkan responden lebih memfokuskan perhatian dan waktu pada kegiatan memetik daun teh daripada melakukan pekerjaan sampingan lainnya, hal ini yang membuat pendapatan sampingan yang dilakukan oleh pemetik masuk dalam kategori rendah.

f. Pendapatan Anggota Rumah Tangga Lain.

Kontribusi yang diberikan oleh anggota rumah tangga untuk keluarganya tidaklah sedikit, dalam kategori sedang. Dimana pendapatan yang didapat oleh anggoat keluarga digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga, meskipun tidak besar jumlahnya tetapi sangatlah membantu. Dengan adanya kontribusi dari anggota rumah tangga yang bekerja maka pendapatan total rumah tangga akan semakin besar.

Kontribusi Pendapatan Pemetik Daun Teh dan Anggota Rumah Tangga Lain Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hidup Rumah Tangga

Menurut Handayani dan Putu (2009) bahwa kontribusi pendapatan dari satu jenis kegiatan terhadap total pendapatan rumah tangga tergantung pada produktivitas faktor produksi yang digunakan dari jenis kegiatan yang bersangkutan. Stabilitas pendapatan rumah tangga cenderung dipengaruhi dominasi sumber-sumber pendapatan. Jenis-jenis pendapatan yang berasal dari luar sektor pertanian umumnya tidak terkait dengan musim dan dapat dilakukan setiap saat sepanjang tahun. Kontribusi pendapatan pemetik daun teh terhadap pemenuhan kebutuhan hidup rumah tangga sebesar Rp 5.862.385

(6)

ribu/ bulan dengan rata-rata kontribusi pemetik untuk rumah tangganya setiap bulannya Rp 488.532 ribu/ bulan. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga pemetik belum mampu memenuhi kebutuhan hidup minimumnya. Apabila dibandingkan dengan upah minimum

regional (UMR) Kabupaten Karanganyar maka sebanyak 92,86% respoden memiliki pendapatan total lebih kecil dari UMR Kabupaten Karanganyar yaitu berkisar antara Rp 434.750,00 – Rp 831. 810,00

Tabel 2. Benturan, Tindakan, Masalah dan Usaha yang dilakukan Pemetik Dalam Masyarakat di Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganya

Sumber : Analisis Data Primer

Ketika responden mengalami benturan, biasanya pemetik hanya berusaha dengan 3 cara saja, yaitu : meminjam uang kepada tetangga atau rentenir keliling; menjual barang berharga yang dimiliki meskipun saat membelinya dengan kredit; dan menghemat pengeluaran yang ada dengan makan sayur/ lauk seadanya. Pemetik tidak memiliki cukup tabungan atau simpanan berupa uang dikarenakan upah yang didapat hanya sebesar Rp. 200.000,00/ 2 minggu sekali.

Hubungan Antara Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemetik Daun Teh Terhadap Curahan Waktu Kerja Dan Pendapatan Rumah Tangga Pemetik Daun Teh

1. Hubungan antara umur dengan curahan waktu kerja pemetik pada pekerjaan pokok.

Nilai koefisien korelasi antara umur dengan curahan waktu kerja pemetik pada pekerjaan pokok adalah -0,063 dengan thitung sebesar -0,399

yang lebih kecil dari ttabel yaitu

sebesar 2,031 pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan bahwa umur tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan curahan waktu kerja pemetik pada pekerjaan pokok. Berarti seberapapun umur pemetik daun teh tidak berpengaruh terhadap curahan waktu kerja yang dilakukan. Pemetik yang memiliki umur tua belum tentu memiliki curahan waktu kerja yang singkat begitu juga sebaliknya pemetik yang berumur muda belum tentu memiliki curahan waktu yang lama.

2. Hubungan antara umur dengan curahan waktu kerja pemetik pada pekerjaan sampingan No Benturan yg terjadi Tindakan yg dilakukan Masalah yg muncul Usaha yg dilakukan 1 Sosial : b. a. Hajatan c. b. Sambatan d. c. Kerja Bakti e. d. Arisan f. f. Jimpitan - Tidak datang kekebun - Upah yang didapat sedikit .

a. - Mencari pinjaman uang pada tetangga/ bank keliling (bangplecit)

b. - Menjual barang berharga yang dimiliki (jika memiliki perhiasan, ternak,barang elektronik)

c.Me- menghemat pengeluaran. 2 Keagamaan : a. Ibadah/ sembahyang b. Hari raya 3. Perkebunan : a. a. Dimarahi mandor jika salah memetik. b. b. Sering tidak datang (tidak ijin). - Rotasi/ pindah mandor.

(7)

Terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan curahan waktu kerja pemetik pada pekerjaan sampingan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rs sebesar -0,370 dan thitung-2,519 lebih besar dari ttabel

2,031 pada taraf kepercayaan 95%. Hubungan yang signifikan ini terjadi karena pemetik yang berusia muda

memiliki curahan waktu yang lebih luang daripada pemetik yang berusia tua untuk melakukan pekerjaan disektor lain. Selain itu, menunjukkan bahwa tidak selamanya pemetik yang umurnya muda serta-merta dengan cepat selalu melakukan kegiatan sampingan dengan curahan waktu yang lama .

3. Hubungan antara umur dengan curahan waktu kerja anggota rumah tangga lain

Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara umur dengan curahan waktu kerja anggota rumah tangga lain. Hal ini dapat dilihat dari nilai rs sebesar -0,141 dan thitung

-0,901 lebih kecil dari ttabel 2,031 pada

taraf kepercayaan 95%. Hubungan yang tidak signifikan ini terjadi karena umur yang dimiliki oleh anggota rumah tangga tiap keluarga berbeda-beda sehingga curahan waktu kerja yang dilakukan pun juga berbeda sesuai usia anggota rumah tangga. Mayoritas jumlah anggota rumah tangga dari responden antara 3-5 orang, semakin banyak anggota rumah tangga yang ada maka semakin banyak pula beban tanggungan yang harus dicukupi oleh suami dan pemetik.

4. Hubungan antara pendidikan dengan curahan waktu kerja pemetik pada pekerjaan pokok.

Nilai koefisien korelasi antara pendidikan dengan curahan waktu kerja pemetik pada pekerjaan pokok adalah -0,189 dengan thitung sebesar-

1,217 yang lebih kecil dari ttabel yaitu

sebesar 2,031 pada taraf kepercayaan 95%. Hubungan yang tidak signifikan ini disebabkan karena rata-rata tingkat pendidikan responden hanya sampai SD dan SMP. Minat responden dalam mengetahui hal-hal baru juga relatif rendah, hal ini disebabkankarena tidak adanya

waktu luang, kurangnya akses informasi yang didapat dan juga minimnya sarana yang dimiliki oleh pemetik. Semakin tinggi pendidikan pemetik belum tentu semakin tinggi pula curahan waktu kerja pada pekerjaan pokok.

5. Hubungan antara pendidikan dengan curahan waktu kerja pemetik pada pekerjaan sampingan

Nilai rs -0,071 dengan thitung

(-0,450) dan ttabel (2,031) pada taraf

kepercayaan 95%. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang tidak signifikan, Ketidaksignifikan ini disebabkan sebagian besar pendidikan pemetik rendah sedangkan jika ingin mencari pekerjaan harus dengan syarat tertentu dan standar tertentu. Dengan tingkat pendidikan pemetik yang tergolong rendah, pemetik cenderung mencari pekerjaan sampingan yang sesuai dengan pendidikan, ketrampilan dan kemampuan yang dimiliki. Nilai rs negatif menunjukkan terdapat hubungan yang tidak searah antara pendidikan dengan curahan waktu kerja pemetik pada pekerjaan sampingan.

6. Hubungan antara pendidikan dengan curahan waktu kerja anggota rumah tangga lain

Nilai koefisien korelasi antara pendidikan dengan curahan waktu kerja anggota rumah tangga lain adalah sebesar 0,136 dengan thitung

sebesar 0,868 yang lebih kecil dari ttabel yaitu sebesar 2,031 pada taraf

(8)

kepercayaan 95%. Hubungan yang tidak signifikan ini disebabkan karena rata-rata tingkat pendidikan responden hanya sampai SD dan SMP dan juga keterbatasan biaya dari orang tua untuk menyekolahkan anaknya sampai kejenjang yang lebih tinggi tidak bisa. Faktor lain karena pendapatan yang didapat oleh orangtua tidak cukup untuk membiayai pendidikan anaknya, maka anak secara tidak langsung setelah lulus sekolah harus dapat bekerja untuk membantu mencukupi kebutuhan rumah tangga.

7. Hubungan antara umur dengan pendapatan pokok pemetik.

Nilai koefisien korelasi antara umur dengan pendapatan pokok pemetik adalah -0,064 dengan thitung

sebesar -0,406 yang lebih kecil dari ttabel yaitu sebesar 2,031 pada taraf

kepercayaan 95% tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan pendapatan pokok pemetik. Hal ini terjadi karena responden yang memiliki tingkat pendapatan yang tinggi belum tentu dapat mencukupi kebutuhan hidup rumah tangganya, karena kebutuhan akan kehidupan sehari-hari setiap waktu semakin bertambah. Semakin tua umur pemetik belum tentu pendapatan yang didapat juga semakin tinggi pula.

8. Hubungan antara umur dengan pendapatan sampingan pemetik.

Hubungan yang signifikan terjadi karena umur pemetik mempengaruhi kinerja dan produktivitas hasil teh yang didapat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pemetik yang muda memiliki keinginan untuk memiliki pekerjaan lain tetapi tidak memiliki modal yang besar untuk membuka usaha. Berbeda dengan pemetik yang berusia tua, mereka cenderung

berpikir bahwa apa yang telah didapat adalah anugrah dan rezeki dari Tuhan, maka apa yang akan dilakukan sesuai porsinya tidak lebih dan tidak kurang. Sebagian pemetik yang berusia tua ada yang memiliki pekerjaan sampingan lain sebagai pedagang / penjual makanan/ pemilik warung dll.

9. Hubungan antara umur dengan pendapatan anggota rumah tangga lain

Terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan pendapatan anggota rumah tangga. Hal ini dapat dilihat dari nilai rs sebesar 0,323* dan thitung2,159 lebih

besar dari ttabel 2,031 pada taraf

kepercayaan 95%. Berdasarkan nilai tersebut menunjukan bahwa umur mempengaruhi pendapatan anggota rumah tangga pemetik daun teh. Anggota rumah tangga yang memiliki umur dewasa memiliki banyak kesempatan untuk bekerja, sehingga memiliki kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang tinggi begitu juga sebaliknya.

10. Hubungan antara pendidikan dengan pendapatan pokok pemetik

Nilai rs -0,022 dengan thitung

sebesar -0,139 yang lebih kecil dari ttabel yaitu sebesar 2,031 pada taraf

kepercayaan 95%.

Ketidaksignifikanan ini disebabkan oleh karena sebagian besar pendidikan pemetik tergolong rendah meski persentasenya tinggi. Dengan tingkat pendidikan yang rendah pemetik cenderung mendapatan upah yang rendah pula. Hal ini dikarena pemetik tidak memiliki keahlian lain selain menjadi pemetik daun teh. Memiliki pendidikan yang rendah bukanlah keinginan dari sebagian besar responden, sebab mereka berpendidikan rendah dikarena faktor masa lalu orangtuanya tidak sanggup

(9)

menyekolahkan anaknya bersekolah tinggi, adanya tradisi dan pembiasan gender bahwa anak perempuan kelak setelah besar bertugas mengurus dapur dan anak-anak.

11. Hubungan antara pendidikan dengan pendapatan sampingan pemetik

Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pendidikan dengan pendapatan sampingan pemetik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rs sebesar -0,063 dan thitung-0,399 lebih kecil

dari ttabel 2,031 pada taraf

kepercayaan 95%. Berdasarkan nilai tersebut menunjukan bahwa pendidikan tidak mempengaruhi tingkat pendapatan sampingan pemetik terhadap usahannya untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga. Belum tentu pendidikan yang rendah memiliki tingkat pendapatan yang rendah begitu pula sebaliknya. 12. Hubungan antara pendidikan

dengan pendapatan anggota rumah tangga lain

Pendidikan yang tinggi secara langsung mempengaruhi pendapatan yang didapat oleh anggota rumah tangga lain yang akan menjadi tinggi. Pendidikan yang rendah membuat seseorang berada di tingkat yang berpendapatan rendah pula, meskipun bisa juga orang yang memiliki ketekunan dan giat bekerja memiliki pendapatan yang tinggi. Anggota rumah tangga yang bekerja di sektor perkebunan/ pertanian memiliki pendapatan yang kurang dibandingkan anggota rumah tangga yang bekerja di sektor perdagangan/ swasta.

13. Hubungan antara waktu lama kerja dengan pendapatan pokok pemetik

Hubungan yang tidak signifikan antara waktu lama kerja dengan pendapatan pokok pemetik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rs sebesar

0,091 dan thitung0,578 lebih kecil dari

ttabel 2,031 pada taraf kepercayaan

95%. Berdasarkan nilai tersebut bahwa waktu lama kerja tidak mempengaruhi pendapatan pokok pemetik. Pemetik yang memiliki waktu lama kerja yang tinggi belum tentu memiliki pendapatan pokok yang tinggi pula begitu juga sebaliknya.

14. Hubungan antara waktu lama kerja dengan pendapatan sampingan pemetik

Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara waktu lama kerja dengan pendapatan sampingan pemetik.Hal ini dapat dilihat dari nilai rs sebesar 0,998** dan thitung99,850 lebih besar dari ttabel

2,031 pada taraf kepercayaan 95%. Pemetik yang memiliki waktu lama kerja yang tinggi tentu dengan serta merta mempengaruhi pendapatan yang didapat oleh rumah tangga pemetik.

15. Hubungan antara waktu lama kerja dengan pendapatan anggota rumah tangga lain

Nilai rs -0,379* dengan thitung

-2,271 lebih kecil daripada ttabel 2,031

pada taraf kepercayaan 95%. Nilai ini menunjukkan hubungan yang tidak signifikan. Waktu lama kerja yang dilakukan oleh masing-masing anggota rumah tangga berbeda-beda. Setiap waktu lama kerja yang dilakukan oleh anggota rumah tangga memiliki pengaruh yang berbeda pula terhadap pendapatan yang didapat.

Pemaknaan Rumah Tangga Pemetik Daun Teh Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hidup Rumah Tangga

Dari pemaknaan yang dinyatakan oleh kelompok pertama, kedua dan

(10)

kelompok ini termasuk golongan miskin.

Tabel 3 Definisi Hidup Berkecukupan Menurut Rumah Tangga Pemetik Daun Teh Di Desa Kemuning Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar

No Desa

Definisi hidup berkecukupan menurut tiap rumah tangga pemetik daun teh (orang dan prosentase) a b c d e f Tot ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % 1 Sumbersari 5 11,9 2 4,8 2 4,8 1 2,38 1 2,38 1 2,38 12 28,64 2 Kemuning 1 2,38 3 7,1 1 2,38 1 2,38 - - - - 6 14,24 3 Badan 3 7,1 1 2,38 1 2,38 - - - 5 11,86 4 Tanen 4 9,5 1 2,38 2 4,8 1 2,38 1 2,38 - - 9 21,44 5 Kikis 4 9,5 1 2,38 2 4,8 1 2,38 1 2,38 1 2,38 10 23,82 Jumlah 17 40,38 8 19,04 8 19,16 4 9,52 3 7,14 2 4,76 42 100 Sumber : Analisis Data Primer

Keterangan :

a. Asal dapat makan sehari-hari sekeluarga.

b. Asal dapat makan dan mempunyai rumah yang layak.

c. Asal dapat makan, mempunyai rumah yang layak dan membeli pakaian sekedarnya. d. Asal dapat makan, punya rumah layak, membeli pakaian dan menyekolahkan anak. e. Asal kebutuhan primer terpenuhi dan dapat membeli kebutuhan sekunder.

f. Lainnya ( termasuk dapat membeli kebutuhan tersier). Sedangkan kelompok keempat dan kelima berada diatas golongan miskin yaitu golongan sedang, karena mereka memperluas usahanya termasuk melakukan pekerjaan lain selain memiliki pekerjaan pokok. Responden

yang berada dikelompok enam termasuk golongan tinggi/atas, dimana mereka telah mampu membeli kebutuhan tersier yang bagi golongan miskin merupakan kebutuhan yang mewah yang sulit untuk didapat/beli

Tabel 4. Usaha Untuk Mencukupi Kebutuhan Hidup Pada Rumah

Tangga Pemetik Daun Teh di Desa Kemuning Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar

No/ Desa

Usaha untuk hidup berkecukupan menurut tiap rumah tangga pemetik daun teh (orang dan prosentase) a b c d e Tot ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % 1 Sumbersari 4 9,52 2 4,76 1 2,38 3 7,14 2 4,76 12 28,56 2 Kemuning 2 4,76 2 4,76 2 4,76 - - - 6 14,28 3 Badan 2 4,76 1 2,38 1 2,38 1 2,38 - - 5 11,90 4 Tanen 3 7,14 3 7,14 1 2,38 1 2,38 1 2,38 9 21,42 5 Kikis 3 7,14 4 9,52 1 2,38 1 2,38 1 2,38 10 23,80 Jumlah 14 33,32 12 28,56 6 14,28 6 14,28 4 9,52 42 100 Sumber : Analisis Data Primer

Keterangan :

a. Sekedar melakukan usaha yang ada dan melakukan penghematan dalam kebutuhan. b. Berkeyakinan usaha sehat (halal dapat memberi hasil baik).

c. Mencari tambahan hasil dengan berusaha/bekerja di bidang lain.

d. Memiliki keinginan pindah dari pekerjaan yang ditekuni, setelah memiliki/memperoleh usaha baru. e. Lainnya.

Kelompok satu dan dua berusaha hanya untuk memenuhi kecukupannya saja. Mereka memiliki pola pikir yang sederhana, dikarenakan mereka adalah orang jawa maka jika sudah tidak bisa berbuat lagi (dalam hal ini mencari pekerjaan lain) maka mereka akan bersikap apa adanya, dengan usaha

melakukan penghematan dalam pembelian kebutuhan sehari-hari dan juga dalam pengeluarannya. Pada kelompok ke tiga, dimana kelompok ke tiga disamping memiliki pekerjaan pokok juga mempunyai pekerjaan sampingan. Dengan memiliki pekerjaan lebih dari satu maka usaha untuk

(11)

memenuhi kecukupan hidup dapat teratasi. Pada kelompok empat memiliki keinginan untuk pindah dari

pekerjaan yang selama ini ditekuninya, dengan harapan jika memiliki/ memperoleh usaha baru dapat mencukupi kebutuhan hidunya. Responden di kelompok lima berada diatas kelompok empat. Mereka dianggap lebih mampu memenuhi

kebutuhan hidupnya. Penghasilan yang diperolehpun lebih tinggi dibandingkan empat kelompok dibawahnya tadi, dengan penghasilan yang tinggi maka kualitas hidup lebih baik dan juga dapat digunakan untuk meningkatkan usahanya

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

a. Curahan Waktu Kerja Pemetik pada Pekerjaan Pokok dan Pendapatan Pokok Pemetik Daun Teh dalam kategori tinggi, Curahan Waktu Kerja Anggota Rumah Tangga Lain dan Pendapatan Anggota Rumah Tangga Lain ada dalam kategori

rendah, Curahan Waktu Kerja

Pemetik pada Pekerjaan Sampingan dan Pendapatan Sampingan Pemetik Daun Teh berada pada kategori

rendah.

b. Kontribusi pendapatan yang dilakukan oleh pemetik terhadap pemenuhan kebutuhan hidup rumah tangganya sebesar Rp 5.862.385 ribu/ bulan dengan rata-rata kontribusi pemetik untuk rumah tangganya setiap bulannya yaitu Rp 488.532 ribu/ bulan. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga pemetik belum mampu memenuhi kebutuhan hidup minimumnya. c. Pendapat responden mengenai hidup

berkecukupan terbagi dalam 3 golongan yaitu : kelompok pertama, kedua dan ketiga termasuk golongan miskin. Sedangkan kelompok keempat dan kelima berada pada golongan sedang. Kelompok enam termasuk golongan tinggi/atas. d. Pemaknaan mengenai usaha untuk

mencukupi bahwa kelompok (1) dan (2) berusaha hanya untuk memenuhi kecukupannya saja, Pada kelompok

ke tiga (3) memiliki pekerjaan pokok juga mempunyai pekerjaan sampingan. Kelompok empat (4) memiliki keinginan untuk pindah dari pekerjaan yang selama ini ditekuninya. Kelompok lima (5) berada diatas kelompok empat. Mereka dianggap lebih mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Saran

1. Hendaknya Perusahaan terkait mengupayakan kesejahteraan para buruh terutama para pemetik daun teh dalam hal pemberian upah yang lebih layak.

2. Hendaknya pemerintah desa dan dinas terkait dapat memberikan pelatihan secara gratis kepada masyarakat yang memiliki keinginan untuk menambah ketrampilan yang dimilikinya. DAFTAR PUSTAKA

Boeke, J. H dan D. H. Burger. 1973.

Ekonomi Dualistis. Bhratara.

Jakarta.

Handayani, M, Th dan Ni Wayan Putu Artini. 2009. Kontribusi

Pendapatan Ibu Rumah

Tangga Pembuat Makanan

Olahan Terhadap

Pendapatan Keluarga.

PIRAMIDA Jurnal

Kependudukan dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia vol. V no. 1 Juli 2009. Diambil dari http://

(12)

n%20di%20piramida%20200 9~handayani~kol.pdf

Tanggal 30 Juni 2010 Pukul 11.35 WIB.

Munir, Rozy dan Prijono Tjiptoherijanto. 1986.

Penduduk dan Pembangunan Ekonomi. PT Bina Aksara.

Jakarta

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 1999. Metodologi Penelitian. PT Bumi Aksara. Jakarta

(13)

Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Pemetik Daun Teh, Curahan Waktu Kerja, Pendapatan Pemetik dan Anggota Rumah Tangga Lain

Tabel 1. Distribusi Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemetik Daun Teh Terhadap Curahan Waktu Kerja Dan Pendapatan Di Desa Kemuning Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar

N o

Faktor yang mempengaruhi pemetik daun teh

Rata - rata N (org) % Y 1.1 (jam/bln) Y 1.2 (jam/bln) Y 1.3 (jam/bln) Tot Y.1 Y 2.1 (Rp/bln) Y 2.2 (Rp/bln) Y2.1+Y2.2 Y 2.3 (Rp/bln) Kontibusi pemetik 1 X1 (umur) Muda (<40th) 210,00 38,18 268,18 172.12 186.363,64 44.090,09 230.452,73 752.727,27 754.066,18 11 26,11 Sedang(40-49th) 212,73 10,91 203,64 142.43 200.909,09 5.818,18 206.727,27 800.909,09 802.360,52 11 26,19 Tua(≥50th) 210,00 0 220,00 143.33 198.250,00 0 198.250,00 965.000,00 966.383,17 20 47,62 2 X2 (status perkawinan) Belum menikah 210,00 0 0 70 200.000,00 0 200.000,00 0 2.857,14 1 2,38 Menikah 210,97 17,42 215,35 147.91 200.806,45 18.000,00 218.806,45 830.322,58 831.801,90 31 73,81 Cerai hidup/mati 210,00 0 291,80 167.27 180.000,00 0 180.000,00 1.065.000,00 1.066.076,10 10 23,81 3 X3 (tngkt pendidikan) Rendah(tdk sklh) 211,76 17,65 219,18 149.53 198.823,53 19.058,82 217.882,35 888.235,29 889.692,40 17 40,47 Sedang (SD) 210,00 9,21 234,72 151.44 193.800,00 9.360,00 203.160,00 851.600,00 852.941,52 24 57,14 Tinggi (SMP) 210,00 1,04 128,92 1 2,38

4 X4 (waktu lama kerja :jam/hr) Tidak lama (<3jam/hr) - - - - 196.184,21 0 196.184,21 901.052,63 1.097.236,84 38 90,48 Lama (3-6jam/hr) - - - - 96.250,00 69.750,00 166.000,00 268.750,00 434.750,00 2 4,76 Sangat lama (>6jam/hr) - - - - 96.250,00 69.750,00 166.000,00 268.750,00 434.750,00 2 4,76 Rata – rata 187,27 10,42 183,67 127,11 162.303,08 19.720,51 - 632.695,57 488.532,06 42 100 Kategori Y : Rendah 0 - 70,90 0 – 12,72 0 – 97,26 - 0 – 66969,69 0 – 46499 - 0 – 354999 - Sedang 70,91 – 141,81 12,73 – 25,45 97,27 – 194,53 - 66969,70 – 133939,39 46500 – 92999 - 355000 – 709999 - Tinggi 141,82 – 212,73 25,46 – 38,18 194,54 – 291,80 - 133939,40 – 200909,09 93000 – 139500 - 710000 - 1065000 - Sumber : Analisis Data Primer

Keterangan : Y 1.1 : Curahan waktu kerja pemetik pada pekerjaan pokok (jam/bulan) Y1.2 : Curahan waktu kerja pemetik pada pekerjaan sampingan (jam/bulan) Y1.3 : Curahan waktu kerja anggota rumah tangga lain (jam/bulan) Y2.1 : Pendapatan pokok pemetik (Rp/bulan)

Y2.2 : Pendapatan sampingan pemetik (Rp/bulan) Y2.3 : Pendapatan anggota rumah tangga lain (Rp/bulan)

(14)

Gambar

Tabel 3  Definisi Hidup Berkecukupan  Menurut Rumah Tangga Pemetik Daun Teh Di Desa  Kemuning  Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya memberikan ijin kepada Perpustakaan UNS Solo untuk mempublikasikan jurnal ini secara online. Surakarta, 10

- List dengan elemen fiktif (dummy element) pada elemen pertama. - List dengan elemen fiktif (dummy element) pada

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya , sehingga peneliti bisa menyusun Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul

Skenario yang diusulkan pada pihak Tb Bintang Terang untuk mendapat total biaya minimum dan agar tidak mengalami kesulitan pembayaran adalah dengan melakukan

“Penelitian Kuat Tekan dan Berat Jenis Mortar untuk Dinding Panel Membandingkan Penggunaan Pasir Bangka dan Pasir Baturaja Dengan Tambahan Foaming Agent dan Silica Fume

Dokumen ini dan informasi yang dimilikinya adalah milik Prodi Magister Teknik Informatika-UAJY dan bersifat rahasia. Dilarang untuk mereproduksi dokumen.. ini tanpa diketahui

Skor polaritas positif, negatif dan netral dari suatu kata dapat berkontribusi untuk meningkatkan akurasi, sehingga hal ini dapat memotivasi untuk melakukan penelitian

Puji syukur penulis sampaikan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulisan Tugas Akhir ini dilakukan dalam