• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yanti, Yunita Anwar, S.E., M.M., BKP. Binus University, Jl. Jati 1 no 56b Jakarta Barat, , ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Yanti, Yunita Anwar, S.E., M.M., BKP. Binus University, Jl. Jati 1 no 56b Jakarta Barat, , ABSTRAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMAHAMAN SELF ASSESSMENT

SYSTEM, SANKSI PERPAJAKAN DAN

PELAYANAN FISKUS TERHADAP

KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA

CENGKARENG

Yanti, Yunita Anwar, S.E., M.M., BKP

Binus University, Jl. Jati 1 no 56b Jakarta Barat , 081932904240, [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk memahami apakah self assessment, sanksi perpajakan

serta pelayanan fiskus yang diterapkan berpengaruh atau tidak terhadap kepatuhan

wajib pajak dalam membayar perpajakan nya. Metode dan hasil penelitian yang

digunakan adalah pembagian kuisioner yang dilakukan di KPP pratama cengkareng

dan dengan mengunakan alat analisis regresi linear berganda dihitung menggunakan

SPSS versi 22.Dari hasil penelitian ditemukan bahwa variabel self assessment saja

yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP cengkareng.

Sedangkan sanki perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dan

pelayanan fiskus juga tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

membayar pajak.(Y)

Kata Kunci : self assessment,pelayanan fiskus,kepatuhan wajib pajak,sanksi

(2)

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Penerimaan negara berasal dari penerimaan perpajakan, di indonesia, pajak merupakan salah satu penerimaan negara yang sangat penting artinya bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional serta bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya, pajak perlu dikelola secara seksama dengan meningkatkan peran serta seluruh lapisan masyarakat dan dari aparat perpajakan sendiri. Pajak adalah pungutan oleh negara kepada penduduknya yang didasarkan pada undang-undang perpajakan, bersifat dapat dipaksakan dan bagi pembayarannya tidak diberikan kontrapresepsi atau jasa imbal balik secara langsung. Pengenaan pajak mempunyai tiga fungsi yaitu, sebagai sumber keuangan Negara atau budgetair, alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi (Regularent) dan Fungsi Distribusi. (Indrawati, 2006: 163).

Pemerintah memanfaatkan pajak untuk penyediaan berbagai prasarana ekonomi berupa jalan, jembatan, pelabuhan, air, listrik, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas keamanan dan berbagai kepentingan umum lainnya yang ditujukan untuk kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu pajak menjadi sumber penerimaan negara yang sangat potensial dan penting.

Upaya pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari sektor perpajakan dimulai Sejak diadakannya reformasi perpajakan tahun 1983, sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 9 Tahun 1994 dan undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, sistem pemungutan pajak di Indonesia berubah dari official assessment system menjadi self assessment system. Official assessment

system merupakan sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada Fiskus untuk menentukan besarnya

pajak yang terutang oleh wajib pajak. Self assessment system merupakan suatu pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan besarnya pajak terutang. Peranan pembukuan/ akuntansi sangat penting karena informasi keuangan yang dihasilkan dari proses pembukuan, diperlukan untuk keperluan menghitung pajak terutang dan verifikasi, serta pemeriksaan dan investasi terhadap kebenaran penghitungan jumlah pajak terutang.

Keuntungan self assessment system ini adalah Wajib Pajak diberi kepercayaan oleh pemerintah (Fiskus) untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Fungsi penghitungan adalah fungsi yang memberi hak kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri pajak yang terutang sesuai dengan peraturan perpajakan.

Kelemahan self assessment system yang memberikan kepercayaan pada Wajib Pajak untuk menghitung, menyetorkan dan melaporkan sendiri pajak terutang, dalam praktiknya sulit berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau bahkan disalahgunakan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak patuh, kesadaran Wajib Pajak yang masih rendah atau kombinasi keduanya, sehingga membuat Wajib Pajak enggan untuk melaksanakan kewajiban membayarpajak. (Sadhani, 2004).

Untuk mencapai target pajak, perlu ditumbuhkan terus menerus kesadaran dan kepatuhan masyarakat wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat kepatuhan wajib pajak merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka perlu secara intensif dikaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, khususnya wajib pajak orang pribadi yang notabene memiliki jumlah besar

(3)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak pribadi dalam membayar pajak penghasilan adalah pemahaman self assessment system, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, pelayanan informasi perpajakan, pelaksanaan sanksi perpajakan. Dengan pemahaman yang mendalam terhadap sistem ini diharapkan akan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, melalui pelayanan fiskus yang baik diharapkan dapat mendorong individu kearah yang positif dan membantu individu dalam pembayaran pajak tepat waktu.Ikhsan Budi (2007), Penelitian ini menguji secara empiris besarnya pengaruh faktor kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan, filsafat negara dan tingkat pendidikan wajib pajak terhadap kepatuhan membayar pajak dan untuk mengetahui faktor mana yang dominan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil dari penelitian ini adalah faktor kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap kepatuhan membayar pajak.

Penelitian di bidang perpajakan khususnya mengenai kepatuhan pajak sudah banyak dilakukan, penelitian ini termotivasi dari penelitian Budi (2007). Perbedaan mendasar dari penelitian ini dengan Ikhsan Budi (2007) yaitu subjek pajak orang pribadi yang terdaftar di kantor pelayan pajak surabaya, Pada penelitian ini variabel penelitian yang digunakan adalah pemahaman terhadap Self assessment system, sanksi perpajakan dan pelayan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak dan subjek pajak yang diteliti adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Cengkareng. Waktu, tempat, dan responden yang diteliti dalam penelitian ini sangat jelas berbeda dengan penelitian terdahulu. Dalam penelitian terdahulu yaitu penelitian budi, dilaksanakan pada tahun 2007 dengan populasi wajib pajak orang pribadi di kantor pelayanan pajak Surabaya. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2014 dengan populasi wajib pajak orang pribadi yang berada di KPP Pratama Cengkareng

.

Identifikasi Masalah

Penelitian ini menggunakan variabel terikat (dependent variabel) kepatuhan wajib pajak dengan variabel bebas (independent variabel) yaitu self assessment system, sanksi perpajakan, dan pelayanan fiskus, maka dari variabel-variabel diatas, pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pemahaman self assessment system berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak.

2. Apakah Sanksi perpajakan yang belaku berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak.

3. Apakah Pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. 4. Apakah Pemahaman self assessment system, sanksi perpajakan dan pelayanan fiskus

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

Tujuan Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan ini memiliki tujuan sebagai berikut:

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh pemahaman terhadap Self assessment system, pelaksanaan sanksi perpajakan dan pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam membayar pajak penghasilan.

(4)

METODE PENELITIAN

Pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan unit analisis yang tepat mewakili populasi. Populasi menurut Haryadi dan Winda (2010:21) adalah seluruh karekteristik yang menjadi objek penelitian, dimana karakteristik tersebut berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian bagi peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar pada KPP Pratama Cengkaren. Sedangkan arti sampel itu sendiri menurut Haryadi dan Winda (2010:21) adalah bagian dari populasi yang dipercayai dapat mewakili karakteristik populasi secara keseluruhan. Namun karena peneliti memiliki keterbatasan waktu, tenaga dan biaya untuk mempelajari dan meneliti populasi. Populasi yang terdaftar di KPP Pratama Cengkareng yaitu sebesar 20.000 wajib pajak orang pribadi.

Responden yang akan digunakan sebagai sampel dalam penelitian adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di kpp pratama cengakreng. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 Wajib Pajak Orang Pribadi yang ditentukan dengan menggunakan rumus slovin. Menurut Astuti Y P (2012) jumlah sampel tersebut dirasa cukup mewakili populasi karena :

a. Jumlah sampel lebih dari dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untu kebanyakan penelitian; dan

b. Dalam penelitian multivariate, ukuran sampel sebaiknya beberapa kali lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian.

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan digunakan uji F. Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian model penelitian akan dilakukan dengan uji F dengan tingkat signifikansi 1%,5% dan 10%. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas : a. Jika signifikan (F) < 0,01, maka Ho ditolak, Ha diterima b. Jika signifikan (F) > 0,10, maka Ho diterima, Ha ditolak 2. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai F-hitung :

a. Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak (ada pengaruh) b. Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho diterima (tidak ada pengaruh)

Sedanngkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial digunakan Uji t. Uji statistik t pada dasarnya menujukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini secara parsial digunakan uji t dengan tingkat signifikansi 1%,5% dan 10%. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

1. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas :

a. Jika signifikan < tingkat kesalahan (α = 0,01), maka Ho ditolak b. Jika signifikan > tingkat kesalahan (α = 0,10), maka Ho diterima

2. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai t-hitung : a. Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak b. Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima

(5)

HASIL DAN BAHASAN

Setelah dilakukannya pengujian asumsi klasik seperti uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi dengan Durbin-Watsons menunjukan bahwa data-data yang telah diolah tidak menimbulkan penyimpangan pengujian asumsi klasik. Analisis regresi berganda ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel dependen yaitu self assessment system (X1), sanksi perpajakan (X2), dan pelayanan fiskus (X3), secara keseluruhan berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Y). Berdasarkan tabelt pada lampiran 6 dengan tingkat signifikansi 0,01 . Berikut akan disajikan hasil uji t dalam penelitian ini adalah :

Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 24.326 6.191 3.929 .000

Total self assessment *.404 131 .376 3.078 .003

Total sanksi pajak .181 .165 .133 1.095 .277

Total pelayanan fiskus -1.241 1.053 -.129 -1.179 .242 a. Dependent Variable: Total Kepatuhan pajak

*siginifikan dalam 1%

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS for windows 22.00

a. Variabel Self Assessment System (X1)

Pengujian hipotesis pertama

Ho1: Terdapat pengaruh antara pemahaman self assessment system terhadap kepatuhan wajib pajak Ha1: Tidak terdapat pengaruh antara pemahaman self assessment system terhadap kepatuhan wajib pajak

Variabel independen Pemahaman Self Assessment System (X1) memiliki t hitung 3.078 dan nilai Sig. 0.003 yang lebih kecil dari 0,01 (>0,01), maka Ho1 diterima yang berarti Pemahaman Self Assessment

System (X1) berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Y).

b. Variabel Sanksi Perpajakan (X2)

Pengujian hipotesis kedua

Ho2: Terdapat pengaruh antara sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak Ha2 : Tidak terdapat pengaruh antara sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Variabel independen Sanksi Perpajakan (X2) memiliki t hitung 1,095 dan nilai Sig. 0,277 yang lebih besar dari 0,10 (10%)maka Ha2 ditolak yang berarti Sanksi Perpajakan (X2) tidak terdapat pengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Y).

Variabel independen Sanksi Perpajakan (X2) memiliki t hitung 1,095 dan nilai Sig. 0,277 yang lebih besar dari 0,05 (>0,10), maka Ha2 ditolak yang berarti Sanksi Perpajakan (X2) tidak terdapat pengaruh

(6)

c. Variabel Pelayanan Fiskus (X3)

Pengujian hipotesis ketiga

Ho3 : Terdapat pengaruh antara Pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak

Ha3 : Tidak terdapat pengaruh antara Pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak Variabel independen Pelayanan Fiskus (X3) memiliki t hitung -1,179 dan nilai Sig. 0,242 yang lebih besar dari 0,10 (10%), maka Ha3 ditolak yang berarti Pelayanan Fiskus (X3) tidak terdapat pengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi (Y).

Hasil tersebut menandakan Pelayanan Fiskus tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, sama halnya dengan variabel sanksi perpajakan . Nilai Pearson correlation sebesar 0,242 menandakan pengaruh yang sangat rendah antara Pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak. Tingkat pelayanan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dikarenakan apapun yang dilakukan aparat pajak, membayar pajak tetap menjadi tanggung jawab masyarakat.

Dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya pelayanan seseorangbtidak menjamin kepatuhan pajak dari orang tersebut.

Analisis Regresi Berganda

Berdasarkan tabel dapat diketahui analisis regresi berganda untuk kesadaran wajib pajak, sikap wajib pajak, pelayanan fiskus, pemahaman wajib pajak terhadap perilaku kepatuhan wajib pajak orang pribadi sebagai berikut:

Y =

24,326 + 0,404X1 + 0,181X2 – 1,241X3 + e

Dimana :

Y = Kepatuhan wajib pajak X1 = self assessment system

X2 = Sanksi perpajakan

X3 = Pelayanan Fiskus

Pada model regresi berganda ini, nilai konstanta sebesar 24,326 yang berarti jika variabel independen dalam model ini diasumsikan adalah nol, maka variabel independen di luar model tetap akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar 24,326.

Variabel self assessment system (X1) berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dengan nilai

satuan sebesar 0,404. Hal ini menunjukkan bahwa setiap satuan variabel self assessment system akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,404 apabila variabel lainnya tetap. Dapat disimpulkan bahwa setiap peningkatan self assessment system akan berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan wajib pajak.

(7)

Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)/(ANOVA).

Menurut Purwoto (2007:100) pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis yang telah dirumuskan dapat dilakukan dengan aturan1%,5% dan 10% sebagai berikut :

Uji F/Uji ANOVA dapat dilihat pada Tabel;

Uji F / uji ANOVA

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 283.171 3 94.390 8.984 *.000a

Residual 693.415 66 10.506 Total 976.586 69

a. Predictors: (Constant), Total pelayanan fiskus, Total sanksi pajak, Total self assessment b. Dependent Variable: Total Kepatuhan pajak

*signifikan dalam 1%

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS for windows 22.00

Dari Tabel 4.21 diatas, dapat disimpulkan bahwa : 1) Pengujian Hipotesis keempat

Ho4 : Terdapat pengaruh antara self assessment system, sanksi perpajakan dan pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak.

Ha4: Tidak terdapat pengaruh antara self assessment system, sanksi perpajakan dan pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak.

Pada tabel diatas, nilai Sig. yang menunjukan angka sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,01 maka Ho4 diterima yang berarti Pemahaman self assessment system, sanksi perpajakan, dan pelayanan fiskus

berpengaruh secara signifikan bila diuji secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Variabel yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.20. Variabel yang berpengaruh paling dominan ditunjukan dari nilai Sig yang paling kecil. Dari tabel 4.20 variabel Pemahaman Self assessment system yang paling kecil diantara variabel lainya, yaitu 0,003. Sehingga variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap kepatuhan wajib pajak.

SIMPULAN DAN SARAN

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 Wajib Pajak Orang Pribadi, yang terdaftar di KPP Pratama Cengkareng sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi. Variabel yang diteliti dibedakan menjadi dua, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel yang yang berfungsi sebagai variabel bebas (independen) adalah Pemahaman self assessment system , sanksi perpajakan dan pelayanan fiskus. Sedangkan untuk variabel terikat (dependen) yaitu kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Data yang

(8)

digunakan adalah data primer yang dikumpulkan dengan penyebaran kuesioner di KPP Pratama Cengkareng.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pemahaman self assessment system, sanksi perpajakan, dan pelayanan Fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan variabel independen manakah yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Bersarkan hasil analisis data, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Self Assessment System berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tarjo dan Indra Kusumawati pada tahun 2006, dimana self

assessment system belum telaksana dengan baik karena banyak nya wajib pajak yang belum terlalu mengerti

cara menghitung sendiri pajak terhutangnya.

Sanksi Perpajakan tidak terdapat pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ni Ketut Muliari dan Putu Ery Setiawan pada tahun 2010, dimana pada penelitian Ni Ketut sanksi perpajakan mempunyai pengaruh yang signifikan sehingga sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Namun pada penelitian ini tidak mempunyai pengaruh karena menurut wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Cengkareng sanksi yang ada di Indonesia sudah termasuk sanksi yang tidak harus ditakuti setelah banyaknya kasus mafia pajak.

Pelayanan fiskus tidak terdapat pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Supadmi pada tahun 2010 yang menyatakan bahwa pelayanan fiskus tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dikarenakan apapun kondisi dan pelayanan yang ada, kewajiban membayar pajak adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan.

Pemahaman Self Assessment System, sanksi perpajakan, dan pelayanan fiskus berpengaruh secara signifikan bila diuji secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi bila ketiga variable ini digabungkan dan dianalisis bersama.

Variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap kepatuan wajib pajak orang pribadi dalam penelitian ini adalah variabel Pemahaman self assessment system. Dengan semakin tingginya pemahaman

self assessment system maka masyarakat akan memenuhi kewajiban perpajakannya.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengaruh keterbasan yang ada, maka peneliti ingin memberikan beberapa saran yang mungkin dapat diterapkan dalam penelitian yang akan datang agar diperoleh hasil penelitian yang lebih akurat, yaitu :

1. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan memperluas variabel penelitian, sampel penelitian, objek penelitian, serta memperluas lokasi penelitian, waktu penelitian diperpanjang agar dapat diperoleh hasil yang lebih akurat.

2. Saran untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cengkareng yaitu : • mengembangkan sistem administrasi perpajakan yang efisien.

(9)

• Mengadakan penyuluhan atau seminar untuk membantu objek pajak didalam memahami pemahaman self assessment system agar mempermudah objek pajak didalam menghitung perpajakan mereka.

3. Saran untuk Wajib Pajak diharapkan dapat menyadari pentingnya membayar pajak dan lebih mematuhi peraturan-peraturan perpajakan yang ada di indonesia, karena pajak merupakan sumber pendapatan negara yang akan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:

1. Jawaban responden tidak yang konsisten antara pernyataan 1 dan pernyataan 2.

2. Variabel independen yang terbatas pada tingkat pemahaman self assessment system, sanksi perpajakan dan pelayanan fiskus.

3. Waktu yang singkat dalam proses pembuatan makalah ini.

REFERENSI

Agoes, Soekrisno dan Estralita Trisnawati. (2009). Akuntansi Perpajakan.Jilid Dua, Jakarta : Salemba Empat Amilin dan Fanny Yusronillah. (2009). Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Wajib Pajak

Terhadap Motivasi Dalam Memenuhi Kewajiban Pajak. JMK Vol.7 NO.3. Hal.28-43

Aritonang R. , Lerbin R. (2007). Teori dan Praktik Riset Pemasaran. Bogor : Ghalia Indonesia.

Hartner, Martina et al. (2008). Economic Analysis and Policy : Procedural Fairness and Tax Compliance. Canberra : ANU

Hutagaol, John; Winarno, Wing Wahyu; Pradipta, Arya. (2007). Akuntabilitas :Strategi meningkatkan

Kepatuhan Wajib Pajak. Hal. 186-193. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Indrawati, sarastika dan Daryono Soebagio. (2006). Analisis Uji Kausalitas Penerimaan Pajak Dan

Pengeluaran Pemerintah Di Kota Surakarta Dengan Menggunakan Metode Granger Tahun 1978-2003. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.7, No.2, Desember 2006. Hal. 163-184.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Undang-undang : Pelatihan Pajak Terapan Brevet A dan B terpadu. Cetakan

Dua puluh satu. Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia.

Jatmiko, Agus Nugroho. (2006). Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan

Fiskus, dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Tesis Pascasarjana Program

Magister Akuntansi Universitas Diponogoro. Jurnal Keuangan Publik Vol 13 No.1. Keputusan Menteri Keuangan No. 235/KMK.03/2003 tanggal 3 Juni 2003

Tentang Kriteria Wajib Pajak Yang Dapat Ditetapkan Sebagai Wajib Pajak Patuh Mardiasmo,( 2011). Perpajakan Edisi Revisi Tahun 2009. Edisi XVI. Yogyakarta: Andi Offset

Muliari, Ni Ketut dan Putu Ery Setiawan. (2010). Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan dan

Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur

(10)

Prastowo, Yustinus. (2011) . Panduan Lengkap Pajak. Jakarta : Raih Asa Sukses. Purwoto, Agus. (2007). Panduan Labolatorium Statistik Inferensial. Jakarta :PT Grasindo.

Resmi, Siti. (2009). Perpajakan : Teori dan Kasus. Buku Satu. Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat

Riharjo, Iksan Budi. (2007). “Kajian Tehadap Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak.”

Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis dan Sektor Publik. (Vol.3, No.3, Juni), Hal.288-310

Roshidi, M.A.; Mustafa, H.; Asri, M. (2007). The Effects of Knowledge on Tax Compliance Behaviours Among

Malaysian Taxpayers. Malaysia

Sadhani, D. (2004). “Peran serta Akuntan dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak”. Makalah disampaikan

pada Konggres Nasional Ikatan Akuntan Indonesia V. Yogyakarta, 12-13 Desember 2004

Supriyati dan Nur Hidayati. (2008). “Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak”. Akuntansi dan Teknologi Informasi. (Vol.7, No.1, Mei), Hal.41-50. Surabaya : STIE Perbanas Surabaya

Tarjo dan Indra Kusumawati. (2006). Analisis Perilaku Wajib Pajak Orang PribadiTerhadap Pelaksanaan Self

Assessment System: Suatu Studi Di Bangkalan. JAAI Vol.10, No.1. Hal.101-120. Bangkalan : Fakultas

Ekonomi Universitas Trunojoyo

Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Waluyo dan Wirawan B, Ilyas. (2011). Perpajakan Indonesia. Jakarta : Penerbit Salemba Empat

Yulianto, (2011). “Pengaruh Implementasi Kebijakan Self Assessment Pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Provinsi Lampung”. Jurnal Ilmu Administrasi Negara. (Vol.9, No.1, Januari), Hal.1-11. Bandar Lampung : Universitas Negeri Lampung

RIWAYAT PENULIS

Nama : Yanti

Tempat, Tanggal lahir : Bengkalis, 15 April 1991

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengamatan, pengaruh terhadap diameter lumen uterus pada kelompok ekstrak umbi teki dan tamoxifen tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara

Learning Cycle 7-E Untuk Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Ekologi Kelas X SMA, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa LKS yang telah dikembangkan

Itikad untuk terus berupaya menghasilkan pola pembelajaran pendidikan anak usia dini yang terbaik, menjadi motivasi utama bagi kami sampai akhirnya bahan ajar sebagai

Untuk mengkaji ada tidaknya hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecemasan terhadap status lajang pada wanita dewasa awal yang bekeija..

Berdasarkan data yang telah diperoleh, baik dari hasil penilaian proses pembelajaran maupun penilaian hasil belajar, maka dilakukan suatu analisis untuk membuktikan

perundang-undangan yang mengatur mengenai Pengangkatan Tenaga Honorer kategori 2 menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil, maka apabila Penggugat dihukum karena melanggar

Hukum Low of Demand kalau harga naik maka quantity juga naik, hukum ekonomi yang sangat mutlak untuk menguikur semua di awali dengan Preferensi dimana bisa melihat bagaimana

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka menjamin ketersediaan benih bermutu dari varietas unggul padi di Jawa Barat adalah melalui pengembangan penangkaran benih padi yang