C
Case
ase R
Re
ep
port S
ort Se
essi
ssio
on
n
R
Re
esp
spiirra
atto
orry D
y Diist
strre
ess S
ss Synd
yndrro
om
me
e
Oleh : Oleh : Welia
Welia Safitri Safitri 13100701001310070100076076 Putri
Putri Utami Utami Nasti Nasti 13100701001310070100077077 Melvy
Melvy Roza Roza 13100701001310070100079079
Preseptor : Preseptor :
dr. Hj. Rahmi Yetti, SpA dr. Hj. Rahmi Yetti, SpA
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF ILMU
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF ILMU KESEHATAN ANAKKESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
RUMAH SAKIT Dr. ACHMAD
BAB 1 BAB 1
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1.1.1.
1.1.1. Latar BelakangLatar Belakang
Respiratory
Respiratory distressdistress pada bayi baru lahir merupakan masalah klinis yang pada bayi baru lahir merupakan masalah klinis yang sangat serius, yang berhubungan dengan tingginya morbiditas, mortalitas dan biaya sangat serius, yang berhubungan dengan tingginya morbiditas, mortalitas dan biaya perawatan.
perawatan. Faktor Faktor resiko resiko utamautama respiratory distressrespiratory distress pada pada bayi bayi baru baru lahir lahir adalahadalah prematuritas,
prematuritas, bayi berat bayi berat badan lahir badan lahir rendah, dan rendah, dan penelitian menpenelitian menunjukkan kejadiannyaunjukkan kejadiannya lebih banyak terjadi pada
lebih banyak terjadi pada golongan sosioekonomi rendah.golongan sosioekonomi rendah.11
Setiap tahun, diperkirakan 2,9 juta bayi meninggal pada masaneonatus (28 Setiap tahun, diperkirakan 2,9 juta bayi meninggal pada masaneonatus (28 hari awal kehidupan).Pada suatu penelitian epidemiologi gagal nafas di Amerika hari awal kehidupan).Pada suatu penelitian epidemiologi gagal nafas di Amerika Serikat, insidensi gangguan pernapasan neonatus di Amerika adalah 18 per 1000 Serikat, insidensi gangguan pernapasan neonatus di Amerika adalah 18 per 1000 kelahiran hidup. Insidensinya lebih tinggi pada bayi dengan berat badan lahir rendah, kelahiran hidup. Insidensinya lebih tinggi pada bayi dengan berat badan lahir rendah, sepertiga kasus terjadi pada bayi dengan berat badan normal. Insidensi tertinggi sepertiga kasus terjadi pada bayi dengan berat badan normal. Insidensi tertinggi terdapat pada ras kulit hitam dan sangat berhubungan dengan kemiskinan.
terdapat pada ras kulit hitam dan sangat berhubungan dengan kemiskinan.11
Menurut American Academy of Pediatrics, sekitar 10% neonatus Menurut American Academy of Pediatrics, sekitar 10% neonatus membutuhkan bantuan untuk mulai bernapas saat lahir, 1% membutuhkan resusitasi membutuhkan bantuan untuk mulai bernapas saat lahir, 1% membutuhkan resusitasi ekstensif. Laporan lain menegaskan bahwa gangguan pernapasan umum terjadi pada ekstensif. Laporan lain menegaskan bahwa gangguan pernapasan umum terjadi pada neonatus dan terjadi pada sekitar 7% bayi selama periode neonatal. Gangguan neonatus dan terjadi pada sekitar 7% bayi selama periode neonatal. Gangguan pernafasan
pernafasan adalah adalah penyebab penyebab utama utama kematian kematian neonatal neonatal dini dini (usia (usia 00
–
–
7 hari), serta7 hari), serta penyebab utama morbiditas di bapenyebab utama morbiditas di ba yi baru lahir, dan merupakan penyebab palyi baru lahir, dan merupakan penyebab paling seringing sering masuk ke ruang perawatan khusus untuk bayi cukup bulan dan prematur. Bahkan, masuk ke ruang perawatan khusus untuk bayi cukup bulan dan prematur. Bahkan, neonatus dengan gangguan pernapasan 2-4 kali lebih mungkin meninggal daripada neonatus dengan gangguan pernapasan 2-4 kali lebih mungkin meninggal daripada neonatus tanpa gangguan pernapasan.
neonatus tanpa gangguan pernapasan.22
Penatalaksanaan utama gangguan pernapasanpada neonatus adalah terapi Penatalaksanaan utama gangguan pernapasanpada neonatus adalah terapi suportif dengan ventilasi mekanik dan oksigenasi konsentrasi tinggi. Terapi lainnya suportif dengan ventilasi mekanik dan oksigenasi konsentrasi tinggi. Terapi lainnya meliputi
meliputi high-frecuency ventilator high-frecuency ventilator , terapi surfaktan, inhalasi nitrat oksida dan, terapi surfaktan, inhalasi nitrat oksida dan etracorporealmembrane oxygenation
Penanganan neonatus yang mengalami
Penanganan neonatus yang mengalami respiratory distressrespiratory distress memerlukan suatu memerlukan suatu unit perawatan intensif dan penatalaksanaan yang optimal tergantung pada sistem unit perawatan intensif dan penatalaksanaan yang optimal tergantung pada sistem perawatan
perawatan neonatus neonatus yang ada, yang ada, yaitu ketyaitu ketersediaan ersediaan tenaga tenaga ahli, ahli, fasilitas fasilitas yang memilikiyang memiliki kemampuan dalam menilai dan memberikan tatalaksana kehamilan resiko tinggi, serta kemampuan dalam menilai dan memberikan tatalaksana kehamilan resiko tinggi, serta memiliki kemampuan menerima rujukan dari fasilitas kesehatan dibawahnya.
memiliki kemampuan menerima rujukan dari fasilitas kesehatan dibawahnya. Dengan lamanya waktu perawatan dan tingginya biaya
Dengan lamanya waktu perawatan dan tingginya biaya yang harus dikeluarkan,yang harus dikeluarkan, diagnosis dan tatalaksana yang tepat kegagalan nafas pada neonatus merupakan hal diagnosis dan tatalaksana yang tepat kegagalan nafas pada neonatus merupakan hal yang penting untuk menekan mortalitas dan biaya perawatan yang akan dikeluarkan. yang penting untuk menekan mortalitas dan biaya perawatan yang akan dikeluarkan.
1.2
1.2 Batasan Batasan MasalahMasalah
Makalah ini membahas tentang definisi, etiologi, patogenesis, diagnosis dan Makalah ini membahas tentang definisi, etiologi, patogenesis, diagnosis dan penatalaksanaan
penatalaksanaanrespiratory distress pada bayi baru lahir.respiratory distress pada bayi baru lahir.
1.3
1.3 Tujuan Tujuan PenulisanPenulisan
Mengetahui definisi, etiologi, patogenesis, diagnosis dan penatalaksanaan Mengetahui definisi, etiologi, patogenesis, diagnosis dan penatalaksanaan respiratory distress
respiratory distress pada bayi baru lahir. pada bayi baru lahir.
1.4
1.4 Metode Metode PenulisanPenulisan
Makalah ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang Makalah ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai literatur.
BAB 2 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi 2.1 Definisi
Gangguan pernapasan adalah suatu keadaan meningkatkan kerja Gangguan pernapasan adalah suatu keadaan meningkatkan kerja pernapasan
pernapasan yang yang ditandai ditandai dengan dengan takipnea, takipnea, retraksi retraksi dinding dinding dada, dada, napas napas cupingcuping hidung, merintih atau
hidung, merintih atau grunting grunting , sianosis, apnu tau henti napas. Jenis, sianosis, apnu tau henti napas. Jenis respiratoryrespiratory distress
distress yang paling sering adalah yang paling sering adalah transient tachypnea of newborntransient tachypnea of newborn,, hyalinehyaline membrane disease
membrane disease dan displasia bronkopulmonar.dan displasia bronkopulmonar.33 Respiratory
Respiratory distressdistress adalah sekumpulan gejala distres nafas ditandaiadalah sekumpulan gejala distres nafas ditandai dengan adanya takipnea, retraksi dinding dada, sianosis, merintih, dan nafas dengan adanya takipnea, retraksi dinding dada, sianosis, merintih, dan nafas cuping hidung.
cuping hidung. Transient tachypnea of the newbornTransient tachypnea of the newborn (TTN) adalah suatu penyakit (TTN) adalah suatu penyakit ringan pada neonatus kurang bulan atau cukup bulan yang mengalami gawat ringan pada neonatus kurang bulan atau cukup bulan yang mengalami gawat napas segera setelah lahir dan hilang dengan sendirinya dalam waktu 3-5 hari. napas segera setelah lahir dan hilang dengan sendirinya dalam waktu 3-5 hari. Penyakit membran hialin (PMH) adalah gangguan napas yang terdiri dari satu Penyakit membran hialin (PMH) adalah gangguan napas yang terdiri dari satu atau lebih gejala berikut : pernapasan cepat > 60x menit, retraksi dinding dada, atau lebih gejala berikut : pernapasan cepat > 60x menit, retraksi dinding dada, merintih dengan atau tanpa sianosis pada udara kamar, yang memburuk pada merintih dengan atau tanpa sianosis pada udara kamar, yang memburuk pada 48-96 jam pertama kehidupan.
96 jam pertama kehidupan.44
2.2 Epidemiologi 2.2 Epidemiologi
Di Amerika Serikat, RDS diperkirakan terjadi pada 20.000-30.000 bayi Di Amerika Serikat, RDS diperkirakan terjadi pada 20.000-30.000 bayi baru lahir
baru lahir tiap tahunnya tiap tahunnya dan merupakan komplikasi dan merupakan komplikasi dari 1% dari 1% kehamilan. Kirakehamilan. Kira-kira-kira 50% kelahiran neonates yang lahir pada usia kehamilan 26-28 minggu mengalami 50% kelahiran neonates yang lahir pada usia kehamilan 26-28 minggu mengalami RDS, dan kurang dari 30% neonatus premature usia kehamilan 30-31 minggu RDS, dan kurang dari 30% neonatus premature usia kehamilan 30-31 minggu mengalami keadaan ini.
mengalami keadaan ini.11
Pada satu laporan, angka kejadian RDS sekitar 42% pada infant Pada satu laporan, angka kejadian RDS sekitar 42% pada infant 501-1500g, dengan 71% dilaporkan pada berat badan 501-750 gram, 54% yang berat 1500g, dengan 71% dilaporkan pada berat badan 501-750 gram, 54% yang berat badan
badan 751-1000g, 751-1000g, 36% 36% yang yang berat berat badannya badannya 1001-1250g, 1001-1250g, dan dan 22% 22% pada pada 1251- 1251-1500g. RDS lebih jarang ditemukan di negara berkembang dibanding lainnya, 1500g. RDS lebih jarang ditemukan di negara berkembang dibanding lainnya, terutama karena kebanyakan infant premature yang kecil untuk masa kehamilan terutama karena kebanyakan infant premature yang kecil untuk masa kehamilan mengalami stress di dalam rahim karena diinduksi oleh hipertensi. Selain itu juga mengalami stress di dalam rahim karena diinduksi oleh hipertensi. Selain itu juga dikarenakan pada wilayah ini kebanyakan persalinan dilakukan didalam rumah, dikarenakan pada wilayah ini kebanyakan persalinan dilakukan didalam rumah, sehingga pencatatatannya buruk.
2.3
2.3 Anatomi Anatomi dan dan FisiologiFisiologi 2.3.1
2.3.1 PerkembangaPerkembangan n Paru-ParuParu-Paru
Paru berasal dari pengembangan
Paru berasal dari pengembangan embryonic foregut embryonic foregut dimulai dengan dimulai dengan perkembangan
perkembangan bronki bronki utama utama pada pada usia usia 3 3 minggu minggu kehamilan.pertumbuhan kehamilan.pertumbuhan paruparu kearah kaudal ke mesenkim sekitar dan pembuluh darah, otot halus, tulang rawan kearah kaudal ke mesenkim sekitar dan pembuluh darah, otot halus, tulang rawan dan komponen fibroblas berasal dari jaringan ini. Secara endodermal epitelium dan komponen fibroblas berasal dari jaringan ini. Secara endodermal epitelium mulai membentuk alveoli dan saluran pernapasan. Diluar periode embrionik ini, mulai membentuk alveoli dan saluran pernapasan. Diluar periode embrionik ini, ada 4 stadium perkembangan paru yang telah dikenal. Pada seluruh stadium ini, ada 4 stadium perkembangan paru yang telah dikenal. Pada seluruh stadium ini, perkembangan
perkembangan saluran saluran pernapasan, pernapasan, pembluh pembluh darah darah dan dan proses proses diferensiasidiferensiasi berlangsung secara bersamaan.
berlangsung secara bersamaan.33 a.
a. Pseudoglandular (5-17 minggu)Pseudoglandular (5-17 minggu)
Terjadi perkembangan percabangan bronkus dan tubulus asiner. Terjadi perkembangan percabangan bronkus dan tubulus asiner. a.
a. Kanalikuler (16-26 minggu)Kanalikuler (16-26 minggu)
Terjadi proliferasi kapiler dan penipisan mesenkim Terjadi proliferasi kapiler dan penipisan mesenkim
Diferensiasi pneumosit alveolar tipe II sekitar 20 minggu Diferensiasi pneumosit alveolar tipe II sekitar 20 minggu b.
b. Sakuler (24-38 minggu)Sakuler (24-38 minggu)
Terjadi perkembangan dan ekspansi rongga udara Terjadi perkembangan dan ekspansi rongga udara Awal pembentukan septum alveolar
Awal pembentukan septum alveolar c.
c. Alveolar (36 minggu-lebih 2 tahun setelah lahir)Alveolar (36 minggu-lebih 2 tahun setelah lahir)
Penipisan septum alveolar dan pembentukan kapiler baru Penipisan septum alveolar dan pembentukan kapiler baru
2.3.2
2.3.2 Surfaktan Surfaktan dan dan Upaya Upaya Respirasi Respirasi untuk untuk BernafasBernafas
Surfaktan dibentuk pada pneumositalveolar tipe II dan disekresi kedalam Surfaktan dibentuk pada pneumositalveolar tipe II dan disekresi kedalam rongga udara kecil sekitar usia kehamilan 22 minggu.komponen utama surfaktan rongga udara kecil sekitar usia kehamilan 22 minggu.komponen utama surfaktan ini adalah fosfolipid, sebagian besar terdiri dari
ini adalah fosfolipid, sebagian besar terdiri dari dipamitylphosphatidylcholinedipamitylphosphatidylcholine
(DPPC). Surfaktan disekresikan oleh eksositosis dari lamellar bodies pneumosit (DPPC). Surfaktan disekresikan oleh eksositosis dari lamellar bodies pneumosit alveolar tipe II dan mielin tubuler. Pembentukan mielin tubuler tergantung pada alveolar tipe II dan mielin tubuler. Pembentukan mielin tubuler tergantung pada ion kalisum dan protein surfaktan SP-A dan SP-B. Surfaktan lapisan tunggal ion kalisum dan protein surfaktan SP-A dan SP-B. Surfaktan lapisan tunggal bersal dari mielin tubuler dan sebagian besar terdiri dari DPPC.
bersal dari mielin tubuler dan sebagian besar terdiri dari DPPC.33
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk mengeluarkan Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam paru-paru dan mengembangkan alveolus paru-paru untuk pertama cairan dalam paru-paru dan mengembangkan alveolus paru-paru untuk pertama kali. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan dan jumlahnya akan kali. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan dan jumlahnya akan meningkat sampai paru-paru matang sekitar 30-40 minggu kehamilan. Surfaktan meningkat sampai paru-paru matang sekitar 30-40 minggu kehamilan. Surfaktan
ini berfungsi mengurangi tekanan permukaan paru-paru dan membantu ini berfungsi mengurangi tekanan permukaan paru-paru dan membantu menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernafasan. menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernafasan. Tanpa surfaktan alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap pernafasan Tanpa surfaktan alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap pernafasan yang menyebabkan sulit bernafas.
yang menyebabkan sulit bernafas.33
2.4
2.4 Etiologi Etiologi dan dan Faktor Faktor RisikoRisiko
Penyebab terbanyak dari ditress respirasi dapat dibagi atas Penyebab terbanyak dari ditress respirasi dapat dibagi atas33 1.
1. Penyakit Membran Hialin (PMH)Penyakit Membran Hialin (PMH)
Penyakit membran hialin merupakan gangguan pernapasan yang Penyakit membran hialin merupakan gangguan pernapasan yang disebabkan imaturitas paru dan defisiensi surfaktan , terutama pada neonatus usia disebabkan imaturitas paru dan defisiensi surfaktan , terutama pada neonatus usia gestasi <34 minggu atau berat lahir <1500 gram.
gestasi <34 minggu atau berat lahir <1500 gram. 2.
2. Transient Tachypnea of NeonatusTransient Tachypnea of Neonatus (TTN)(TTN) Disebut juga sebagai
Disebut juga sebagai wet lungwet lung yang terutama terjadi pada bayang terutama terjadi pada bayi cukup bulan,yi cukup bulan, dan biasanya ringan serta dapat sembuh sendiri.
dan biasanya ringan serta dapat sembuh sendiri. 3.
3. Pneumonia neonatalPneumonia neonatal
Pneumonia disebabkan infeksi intrauterin atau selama persalinan dan Pneumonia disebabkan infeksi intrauterin atau selama persalinan dan umumnya infeksi bakterialis dapat didukung dengan faktor seperti prematuritas, umumnya infeksi bakterialis dapat didukung dengan faktor seperti prematuritas, ketuban pecah dini dan persalinan lama.
ketuban pecah dini dan persalinan lama. 4.
4. Aspirasi mekoniumAspirasi mekonium
Aspirasi mekonium merupakan penyebab terbanyak distres pernapasan Aspirasi mekonium merupakan penyebab terbanyak distres pernapasan pada bayi cukup atau
pada bayi cukup atau lebih bulan. Mekonium lebih bulan. Mekonium yang masuk ke dalam yang masuk ke dalam saluran napassaluran napas menyebabkan terjadinya obstruksi bronkial,
menyebabkan terjadinya obstruksi bronkial, air-trapping air-trapping (akibat partikel (akibat partikel mekonium menyumbat bronkus kecil di perifer), dan pneumonitis kimiawi. Dapat mekonium menyumbat bronkus kecil di perifer), dan pneumonitis kimiawi. Dapat terjadi komplikasi pneumotoraks, pneumomediastinum, hipertensi pulmonal, terjadi komplikasi pneumotoraks, pneumomediastinum, hipertensi pulmonal, pirau kanan ke kiri serta kerusakan otak akibat anoksia.
pirau kanan ke kiri serta kerusakan otak akibat anoksia. Faktor risiko terjadinya distres respirasi:
Faktor risiko terjadinya distres respirasi: 1.
1. Bayi kurang bulan (BKB). Pada bayi kurang bulan, paru bayi secaraBayi kurang bulan (BKB). Pada bayi kurang bulan, paru bayi secara biokimiawi
biokimiawi masih masih imatur imatur dengan dengan kekurangan kekurangan surfaktan surfaktan yang yang melapisimelapisi rongga alveoli.
rongga alveoli. 2.
2. Kegawatan neonatal seperti kehilangan darah dalam periode perinatal,Kegawatan neonatal seperti kehilangan darah dalam periode perinatal, aspirasi mekonium, pneumotoraks akibat tindakan resusitasi, dan aspirasi mekonium, pneumotoraks akibat tindakan resusitasi, dan hipertensi pulmonal dengan pirau kanan ke kiri yang membawa darah hipertensi pulmonal dengan pirau kanan ke kiri yang membawa darah keluar dari paru.
3.
3. Bayi dari ibu diabetes melitus. Pada bayi dari ibu dengan diabetes terjadiBayi dari ibu diabetes melitus. Pada bayi dari ibu dengan diabetes terjadi keterlambatan pematangan paru sehingga terjadi distress respirasi.
keterlambatan pematangan paru sehingga terjadi distress respirasi. 4.
4. Bayi lahir dengan operasi sesar. Bayi yang lahir dengan operasi sesar,Bayi lahir dengan operasi sesar. Bayi yang lahir dengan operasi sesar, berapa
berapa pun pun usia usia gestasinya gestasinya dapat dapat mengakibatkan mengakibatkan terlambatnya terlambatnya absorpsiabsorpsi cairan paru (
cairan paru (transient tachypnea of newborn).transient tachypnea of newborn). 5.
5. Bayi yang lahir dari ibu yang menderita demam, ketuban pecah dini dapatBayi yang lahir dari ibu yang menderita demam, ketuban pecah dini dapat terjadi pneumonia bakterialis atau sepsis.
terjadi pneumonia bakterialis atau sepsis. 6.
6. Bayi dengan kulit berwarna seperti mekonium, mungkin mengalamiBayi dengan kulit berwarna seperti mekonium, mungkin mengalami aspirasi mekonium.
aspirasi mekonium.
2.5
2.5 PatofisiologiPatofisiologi 2.5.1
2.5.1 Penyakit Penyakit Membran Membran Hialin Hialin (PMH)(PMH)
Defisiensi substansi surfaktan adalah penyebab utama dari penyakit Defisiensi substansi surfaktan adalah penyebab utama dari penyakit membran hyalin yang akan dipersulit oleh dinding dada yang terlalu kaku. Kedua membran hyalin yang akan dipersulit oleh dinding dada yang terlalu kaku. Kedua faktor menyebabkan atelektasis progresif dan gagalnya pembentukan kapasitas faktor menyebabkan atelektasis progresif dan gagalnya pembentukan kapasitas residu. Surfaktan adalah material aktif di permukaan yang diproduksi oleh sel-sel residu. Surfaktan adalah material aktif di permukaan yang diproduksi oleh sel-sel epitel saluran napas yang disebut tipe II
epitel saluran napas yang disebut tipe II pneumocytes. pneumocytes. Garis sel ini membedakan, Garis sel ini membedakan, dan sintesis surfaktan dimulai pada usia kehamilan 24-28 minggu. Sel-sel tipe II dan sintesis surfaktan dimulai pada usia kehamilan 24-28 minggu. Sel-sel tipe II ini sensitif untuk menurun pada asfiksia di periode neonatus. Pematangan sel ini ini sensitif untuk menurun pada asfiksia di periode neonatus. Pematangan sel ini tertunda dengan adanya hiperinsulinemia janin. Kematangan sel tipe II tertunda dengan adanya hiperinsulinemia janin. Kematangan sel tipe II ditingkatkan dengan pemberian kortikosteroid antenatal pada kondisi hipertensi ditingkatkan dengan pemberian kortikosteroid antenatal pada kondisi hipertensi yang diinduksi kehamilan, pembatasan pertumbuhan intrauterin, dan gestasi yang diinduksi kehamilan, pembatasan pertumbuhan intrauterin, dan gestasi kembar. Surfaktan, terutama terdiri dari fosfolipid (75%) dan protein (10%), kembar. Surfaktan, terutama terdiri dari fosfolipid (75%) dan protein (10%), diproduksi dan disimpan dalam tubuh lamellar khas pneumocytes tipe II. diproduksi dan disimpan dalam tubuh lamellar khas pneumocytes tipe II. Lipoprotein ini dilepaskan ke saluran udara, di mana itu berfungsi untuk Lipoprotein ini dilepaskan ke saluran udara, di mana itu berfungsi untuk mengurangi tegangan permukaan dan mempertahankan ekspansi alveolar pada mengurangi tegangan permukaan dan mempertahankan ekspansi alveolar pada tekanan fisiologis
tekanan fisiologis55.. 2.5.2
2.5.2
Transient Tachypnea of Neonatus
Transient Tachypnea of Neonatus (TTN)
(TTN)TTN adalah distress pernapasan yang biasanya terjadi ringan dan dapat TTN adalah distress pernapasan yang biasanya terjadi ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Penyakit ini terjadi pada pasien
sembuh dengan sendirinya. Penyakit ini terjadi pada pasien yang lahir matur (term)yang lahir matur (term) atau pada pasien yang kelahiran mendekati matur (near-term) diakibatkan karena atau pada pasien yang kelahiran mendekati matur (near-term) diakibatkan karena
keterlambatan pembersihan dari cairan paru. Distres pernapasan ini akan membaik keterlambatan pembersihan dari cairan paru. Distres pernapasan ini akan membaik dalam
dalam waktu waktu 3-5 3-5 hari.hari.66
Patofisiologi ini diakibatkan oleh resorbsi cairan paru yang tertunda, hal Patofisiologi ini diakibatkan oleh resorbsi cairan paru yang tertunda, hal ini nantinya akan mengakibatkan peningkatan cairan dalam paru-paru sehingga ini nantinya akan mengakibatkan peningkatan cairan dalam paru-paru sehingga terjadi penurunan kompliansi paru yang akan meningatkan resistensi jalan napas terjadi penurunan kompliansi paru yang akan meningatkan resistensi jalan napas sehingga terjadi takipnea dan retraksi.
sehingga terjadi takipnea dan retraksi.
Untuk bayi yang lahir dengan seksio sesarea, vaginal thoracic squeeze Untuk bayi yang lahir dengan seksio sesarea, vaginal thoracic squeeze menurunkan imaturitas paru yang ditandai dengan tidak ditemukan menurunkan imaturitas paru yang ditandai dengan tidak ditemukan fosfatidilgliserol sebagai tanda maturitas paru-paru.
fosfatidilgliserol sebagai tanda maturitas paru-paru. 55 Selanjutnya yaitu defisiensi dari surfaktan ringan. Selanjutnya yaitu defisiensi dari surfaktan ringan. 2.5.3
2.5.3 Pneumonia Pneumonia NeonatalNeonatal
Pada bayi baru lahir sering disebabkan oleh ketuban pecah dini. Pada saat Pada bayi baru lahir sering disebabkan oleh ketuban pecah dini. Pada saat ketuban pecah, paparan kuman yang berasal dari vagina berperan dalam infeksi ketuban pecah, paparan kuman yang berasal dari vagina berperan dalam infeksi janin.
janin. Pada Pada keadaan keadaan ini ini kuman kuman dari dari vagina vagina naik naik ke ke kavum kavum uteri, uteri, melekat melekat padapada desidua (menimbulkan desidualitis), lalu terjadi penyebaran infeksi keselaput desidua (menimbulkan desidualitis), lalu terjadi penyebaran infeksi keselaput khorion dan amnion (menimbulkan khorioamnionitis) dan berkembang menjadi khorion dan amnion (menimbulkan khorioamnionitis) dan berkembang menjadi khoriovaskulitis (infeksi pada pembuluh darah fetal) serta amnionitis. Bila cairan khoriovaskulitis (infeksi pada pembuluh darah fetal) serta amnionitis. Bila cairan amnion yang septik teraspirasi oleh janin maka akan menyebabkan pneumonia amnion yang septik teraspirasi oleh janin maka akan menyebabkan pneumonia kongenital, otitis, konjungtivis sampai bakteremia dan sepsis. Keadaan infeksi kongenital, otitis, konjungtivis sampai bakteremia dan sepsis. Keadaan infeksi pada
pada bayi bayi baru baru lahir lahir akan akan meningkatkan meningkatkan kebutuhan kebutuhan metabolisme metabolisme anaerob,anaerob, sehingga ada kemungkinan tidak dapat dipenuhi oleh aliran darah dari plasenta. sehingga ada kemungkinan tidak dapat dipenuhi oleh aliran darah dari plasenta. Hal ini menimbulkan aliran nutrisi dan O
Hal ini menimbulkan aliran nutrisi dan O22 tidak cukup sehingg amenyebabkantidak cukup sehingg amenyebabkan metabolisme janin menuju metabolisme anaerob dan terjadi penimbunan asam metabolisme janin menuju metabolisme anaerob dan terjadi penimbunan asam laktat dan piruvat. Keadaan ini akan menimbulkan kegawatan janin (
laktat dan piruvat. Keadaan ini akan menimbulkan kegawatan janin ( fetal distress fetal distress)) intrauterin yang akan berlanjut menjadi asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir. intrauterin yang akan berlanjut menjadi asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir. Cairan amnion berfungsi sebagai sawar proteksi terhadap infeksi asenden vagina, Cairan amnion berfungsi sebagai sawar proteksi terhadap infeksi asenden vagina, memungkinkan pergerakan bebas janin, tempat mengapungnya tali pusat
memungkinkan pergerakan bebas janin, tempat mengapungnya tali pusat sehinggasehingga tidak terjadi kompresitali pusat yang menyebabkan terhambatnya aliran darah tidak terjadi kompresitali pusat yang menyebabkan terhambatnya aliran darah yang mengandung O
yang mengandung O22dari ibu ke janin.dari ibu ke janin.33 2.5.4
2.5.4 Aspirasi Aspirasi MekoniumMekonium
Mekonium diduga sangat toksik bagi paru karena berbagai macam cara. Mekonium diduga sangat toksik bagi paru karena berbagai macam cara. Sulit menentukan mekanisme mana yang paling dominan dalam suatu Sulit menentukan mekanisme mana yang paling dominan dalam suatu
saat.Mekanisme terjadinya SAM diduga melalui mekanisme obstruksi mekanik saat.Mekanisme terjadinya SAM diduga melalui mekanisme obstruksi mekanik saluran napas, pneumonitis kimiawi, vasokonstriksi pembuluh darah vena, dan saluran napas, pneumonitis kimiawi, vasokonstriksi pembuluh darah vena, dan surfaktan yang inaktif.
surfaktan yang inaktif.77Alur patofisiologi dapat di lihat pada gambar berikutAlur patofisiologi dapat di lihat pada gambar berikut
Gambar 1. Patofisologi aspirasi mekonium Gambar 1. Patofisologi aspirasi mekonium
2.6
2.6 Manifestasi KlinisManifestasi Klinis
Gejala klinis yang timbul yaitu Gejala klinis yang timbul yaitu 66:: 1.
1. Takipnea : frekuensi napas > 60-80 kali/ menitTakipnea : frekuensi napas > 60-80 kali/ menit 2.
2. Retraksi : cekungan atau tarikan antara iga (intercostal) dan atauRetraksi : cekungan atau tarikan antara iga (intercostal) dan atau dibawah sternum (substernal) selama inspirasi.
dibawah sternum (substernal) selama inspirasi. 3.
3. Napas cuping hidung : kembang kempis lubang hidung selama inspirasi. Napas cuping hidung : kembang kempis lubang hidung selama inspirasi. 4.
4. Merintih atau grunting terdengar merintih atau menangis saat inspirasi.Merintih atau grunting terdengar merintih atau menangis saat inspirasi. 5.
5. Sianosis sentral : warna kebiruan pada bibir (berbeda dengan biruSianosis sentral : warna kebiruan pada bibir (berbeda dengan biru lebam atau warna membran mukosa)
lebam atau warna membran mukosa) 6.
6. Apnea atau henti napasApnea atau henti napas 7.
7. Dalam jam pertama sesudah lahir, empat gejala distres respirasi (takipnea,Dalam jam pertama sesudah lahir, empat gejala distres respirasi (takipnea, retraksi, napas cuping hidung dan
retraksi, napas cuping hidung dan grunting grunting ) kadang juga dijumpai pada) kadang juga dijumpai pada BBL normal tetapi tidak berlangsung lama. Gejala ini disebabkan karena BBL normal tetapi tidak berlangsung lama. Gejala ini disebabkan karena perubahan
perubahan fisiologis fisiologis akibat akibat reabsorbsi reabsorbsi cairan cairan dalam dalam paru paru bayi bayi dan dan masamasa transisi dari sirkulasi fetal ke sirkulasi neonatal.
8.
8. Bila takipnea, retraksi, napas cuping hidung dang grunting menetap padaBila takipnea, retraksi, napas cuping hidung dang grunting menetap pada beberapa jam setelah
beberapa jam setelah lahir, ini merupakan indikasi lahir, ini merupakan indikasi adanya gangguan napasadanya gangguan napas atau distress respirassi yang harus dilakukan tindakan segera.
atau distress respirassi yang harus dilakukan tindakan segera.
Derajat beratnya distress nafas dapat dinilai dengan menggunakan skor Derajat beratnya distress nafas dapat dinilai dengan menggunakan skor Downes. Skor Downes merupakan sistem skoring yang lebih komprehensif dan Downes. Skor Downes merupakan sistem skoring yang lebih komprehensif dan dapat digunakan pada semua usia kehamilan.
dapat digunakan pada semua usia kehamilan.
Tabel 1. Evaluasi Gawat Napas dengan skor Downes Tabel 1. Evaluasi Gawat Napas dengan skor Downes
Pemeriksaan
Pemeriksaan SkorSkor
0 1 2
0 1 2
Frekuensi
Frekuensi napas napas < < 60 60 /menit /menit 60-80 60-80 /menit /menit > > 80/menit80/menit Retraksi
Retraksi Tidak Tidak ada ada retraksi retraksi Retraksi Retraksi ringan ringan Retraksi Retraksi beratberat Sianosis
Sianosis Tidak Tidak adaada sianosis sianosis Sianosis hilang Sianosis hilang dengan 0 dengan 022 Sianosis menetap Sianosis menetap walaupun diberi walaupun diberi O O22 Air
Air entry entry Udara Udara masuk masuk Penurunan Penurunan ringanringan udara masuk udara masuk
Tidak ada udara Tidak ada udara masuk
masuk Merintih
Merintih Tidak Tidak merintih merintih Dapat Dapat didengardidengar dengan stetoskop dengan stetoskop
Dapat didengar Dapat didengar tanpa alat bantu tanpa alat bantu Keterangan:
Keterangan:
0-4: Distress nafas ringan; membutuhkan O
0-4: Distress nafas ringan; membutuhkan O22 nasal atau headbox nasal atau headbox 4-7: Distress nafas sedang; membutuhkan nasal CPAP
4-7: Distress nafas sedang; membutuhkan nasal CPAP
>7 : Distress nafas berat; ancaman gagal nafas; membutuhkan intubasi. >7 : Distress nafas berat; ancaman gagal nafas; membutuhkan intubasi.
2.7
2.7 DiagnosisDiagnosis 2.7.1 Anamnesis 2.7.1 Anamnesis
Anamnesis tentang riwayat keluarga, maternal, prental dan intrapartum Anamnesis tentang riwayat keluarga, maternal, prental dan intrapartum sangat diperlukan antara lain
sangat diperlukan antara lain 66 : :
Prematuritas, sindrom gangguan napas, sindrom aspirasi mekonium,Prematuritas, sindrom gangguan napas, sindrom aspirasi mekonium, infeksi : pneumonia, displasia pulmonal, trauma persalinan sungsang, infeksi : pneumonia, displasia pulmonal, trauma persalinan sungsang, kongesti nasal, depresi susunan saraf pusat, perdarahan susunan saraf pusat, kongesti nasal, depresi susunan saraf pusat, perdarahan susunan saraf pusat, paralisis
paralisis nerfus nerfus frenikus, frenikus, takikardia takikardia atau atau bradikardia bradikardia pada pada janin, janin, depresidepresi neonatal, tali pusat menumbung, bayi lebih bulan, demam atau suhu yang neonatal, tali pusat menumbung, bayi lebih bulan, demam atau suhu yang tidak stabil (pada peumonia).
tidak stabil (pada peumonia).
Gangguan SSP : tangis melengking, hipertoni, flasiditas, atonia, trauma,Gangguan SSP : tangis melengking, hipertoni, flasiditas, atonia, trauma, miastenia.
Kelainan kongenital : arteri umbilikalis tunggal, anomali kongenital lain ;Kelainan kongenital : arteri umbilikalis tunggal, anomali kongenital lain ;
anomali kardiopulmonal, abdomen cekung pada hernia difragmatika, anomali kardiopulmonal, abdomen cekung pada hernia difragmatika, paralisis
paralisis erb erb (paralisis (paralisis nervus nervus frenikus, frenikus, atresia atresia koana, koana, kongesti kongesti nasalnasal obstruksi,meningkatnya diameter anterior posterior paru, hipoplasia obstruksi,meningkatnya diameter anterior posterior paru, hipoplasia paru,trakeoesofageal fistula).
paru,trakeoesofageal fistula).
Diabetes pada ibu, perdarahan antepartum pada persalinan kurang bulan,Diabetes pada ibu, perdarahan antepartum pada persalinan kurang bulan,
partus
partus lama, lama, kulit kulit ketuban ketuban pecah pecah dini, dini, oligohidramnion, oligohidramnion, penggunaan obatpenggunaan obat yang berlebihan.
yang berlebihan.
2.7.2
2.7.2 Pemeriksaan Pemeriksaan fisikfisik
Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai gejala klinik gangguan Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai gejala klinik gangguan napas, berupa beberapa tanda dibawah ini
napas, berupa beberapa tanda dibawah ini66::
Merintih atau grunting tetapi warna kulit masih kemerahan,merupakanMerintih atau grunting tetapi warna kulit masih kemerahan,merupakan
gejala yang menonjol gejala yang menonjol
SianosisSianosis
RetraksiRetraksi
Tanda obstruksi saluran napas mulai dari hidung : atresia koana, ditandaiTanda obstruksi saluran napas mulai dari hidung : atresia koana, ditandai
dengan kesulitan memasukkan pipa nasogastrik melalui hidung. dengan kesulitan memasukkan pipa nasogastrik melalui hidung.
Air ketuban bercampur mekonium atau pewarnaan hijau-kekuningan padaAir ketuban bercampur mekonium atau pewarnaan hijau-kekuningan pada
tali pusat tali pusat
Abdomen mengempis (Abdomen mengempis ( scaphoid abdomen scaphoid abdomen))
2.7.3
2.7.3 Pemeriksaan Pemeriksaan PenunjangPenunjang
a.
a. Penyakit membran hialinPenyakit membran hialin
-- Gambaran foto thoraks : gambaran retikulogranular uniform denganGambaran foto thoraks : gambaran retikulogranular uniform dengan ground glass appearance
ground glass appearance disertaidisertai Peripheral air bronchogram Peripheral air bronchogram
-- Laboratorium darah : Hb, Ht, dan gambaran darah tepi tidakLaboratorium darah : Hb, Ht, dan gambaran darah tepi tidak menunjukan tanda infeksi, kultur streptokokus (-), dan analisis gas menunjukan tanda infeksi, kultur streptokokus (-), dan analisis gas darah didapatkan hipoksemia dan asidemia.
darah didapatkan hipoksemia dan asidemia.5,65,6
b.
b. Transient Tachypnea of NeonatusTransient Tachypnea of Neonatus (TTN)(TTN)
Laboratorium :Laboratorium :
-- Analisis gas darah biasanya akan memperlihatkan hipoksia ringan-Analisis gas darah biasanya akan memperlihatkan hipoksia ringan-sedang dengan asidosis respiratorik yang menghilang dalam 8-24 sedang dengan asidosis respiratorik yang menghilang dalam 8-24
jam.Hipokarbia
jam.Hipokarbia biasanya biasanya didapatkan. didapatkan. Jika Jika ada, ada, hipokarbia hipokarbia biasanyabiasanya ringan (PCO2 >55 mm Hg).
ringan (PCO2 >55 mm Hg). Extreme hypercarbia Extreme hypercarbia sangat jarang, namun sangat jarang, namun jika terjadi, merupakan indikasi untuk mencari peny
jika terjadi, merupakan indikasi untuk mencari penyebab lain.ebab lain.
-- Differential Differential count count adalah normal pada TTN, tapi sebaiknya dilakukan adalah normal pada TTN, tapi sebaiknya dilakukan untuk menentukan apakah terdapat proses infeksi. Nilai hematokrit untuk menentukan apakah terdapat proses infeksi. Nilai hematokrit akan menyingkirkan polisitemia
akan menyingkirkan polisitemia5,65,6..
Foto toraks :Foto toraks :
-- Hiperekspansi paru, khas pada TTN.Hiperekspansi paru, khas pada TTN. -- Garis prominen di perihiler.Garis prominen di perihiler.
-- Pembesaran jantung ringan hingga sedang.Pembesaran jantung ringan hingga sedang. -- Diafragma datar, dapat dilihat dari lateral.Diafragma datar, dapat dilihat dari lateral.
-- Gambaran opak di fisura interlobaris karena terapat Gambaran opak di fisura interlobaris karena terapat cairan dan perlahancairan dan perlahan akan terdapat di ruang pleura.
akan terdapat di ruang pleura.
-- Prominent pulmonary vascular markings Prominent pulmonary vascular markings.. c.
c. Pneumonia neonatalPneumonia neonatal
-- Laboratorium : darah kultur (+)Laboratorium : darah kultur (+)
-- Foto toraks : tampak densitas homogen dan difus ataupun infiltrat luasFoto toraks : tampak densitas homogen dan difus ataupun infiltrat luas d.
d. Aspirasi mekoniumAspirasi mekonium
-- Darah : analisis gas darah diapatkan asidosis metabolik, asidosisDarah : analisis gas darah diapatkan asidosis metabolik, asidosis respiratorik, hipokesmia dan hiperkapnia
respiratorik, hipokesmia dan hiperkapnia -- Foto toraks : hiperinflasi, atelektasis, dllFoto toraks : hiperinflasi, atelektasis, dll 2.8
2.8 PenatalaksanaanPenatalaksanaan 1.
1. Penyakit Membran Hialin (PMH)Penyakit Membran Hialin (PMH) Pencegahan Kortikosteroid antenatal Pencegahan Kortikosteroid antenatal
Pemberian surfaktan dosis survanta 4 mL/kgBB/dosis terutama pada 6 jamPemberian surfaktan dosis survanta 4 mL/kgBB/dosis terutama pada 6 jam
pertama kehidupan. pertama kehidupan.
Dukungan pernapasan Intubasi endotrakea dan ventilasi mekanikDukungan pernapasan Intubasi endotrakea dan ventilasi mekanik
Continous possitive airway pressureContinous possitive airway pressure (CPAP) Pemberian cairan dan nutrisi (CPAP) Pemberian cairan dan nutrisi
antibiotik sampai terbukti tidak ada infeksi bakteri antibiotik sampai terbukti tidak ada infeksi bakteri66..
2.
2.
Transient Tachypnea of Neonatus
Transient Tachypnea of Neonatus
(TTN) (TTN)
Oksigenasi: mulai dengan pemberian oksigen dengan kadar oksigenOksigenasi: mulai dengan pemberian oksigen dengan kadar oksigen ruangan untuk mempertahankan saturasi arteri tetap normal. Jika tidak ruangan untuk mempertahankan saturasi arteri tetap normal. Jika tidak efektif, dapat diberikan continous possitive airway pressure atau intubasi efektif, dapat diberikan continous possitive airway pressure atau intubasi yang dilanjutkan dengan ventilasi mekanik .
yang dilanjutkan dengan ventilasi mekanik .
Antibiotik: spektrum luas sampai diagnosis sepsis atau pneumonia dapatAntibiotik: spektrum luas sampai diagnosis sepsis atau pneumonia dapat disingkirkan
disingkirkan
Pemberian minum: puasakan bayi dengan respirasi >60×/mnt, bayi denganPemberian minum: puasakan bayi dengan respirasi >60×/mnt, bayi dengan frekuensi pernapasan <60×/mnt bayi dapat diberi minum, frekuensi frekuensi pernapasan <60×/mnt bayi dapat diberi minum, frekuensi pernapasan
pernapasan 6060
–
–
80×/mnt dapat dilakukan pemberian minum melalui pipa80×/mnt dapat dilakukan pemberian minum melalui pipa nasogastrik .nasogastrik .
Cairan dan elektrolit: pemberiannya harus dimonitorCairan dan elektrolit: pemberiannya harus dimonitor 66..
3.
3. Pneumonia NeonatalPneumonia Neonatal
Mempertahankan suhu optimal bayi 36,5
Mempertahankan suhu optimal bayi 36,5
–37,5°CMempertahankan
–37,5°CMempertahankan oksigenasi
oksigenasi
adekuat, jika memungkinkan PaOadekuat, jika memungkinkan PaO22 5050
–
–
80 mmHg. 80 mmHg. Mempertahankan sirkulasi darah :Mempertahankan sirkulasi darah :
Jika Ht <40% → transfusi darah
Jika Ht <40% → transfusi darah
Antibiotik (jika diduga ada infeksi bakteri): sebaiknya diberikanAntibiotik (jika diduga ada infeksi bakteri): sebaiknya diberikan
≥4 hr
≥4 hr (atau ≥7
(atau ≥7
hr)hr)
Ampisilin (cloxacillin atau flucloxacillin) 0Ampisilin (cloxacillin atau flucloxacillin) 0
–
–
7 hr: 50 mg/kgBB/12 jam7 hr: 50 mg/kgBB/12 jam >7 hr: 50 mg/kgBB/8 jam.>7 hr: 50 mg/kgBB/8 jam.
Gentamisin (kanamisin atau streptomisin): dosis loading 8 mg/kgBBGentamisin (kanamisin atau streptomisin): dosis loading 8 mg/kgBB Dilanjutkan, bila usia 0
Dilanjutkan, bila usia 0
–
–
7: hr 2 mg/kgBB/24 jam (BB <2 kg) atau 47: hr 2 mg/kgBB/24 jam (BB <2 kg) atau 4 mg/kgBB (BB >2 kg), usia >7 hr: 4 mg/kgBB/24 jam (BB <2 kg) atau 6 mg/kgBB (BB >2 kg), usia >7 hr: 4 mg/kgBB/24 jam (BB <2 kg) atau 6 mg/kgBB ( BB>2 kg).mg/kgBB ( BB>2 kg).
Jika infeksi nosokomial → sefalosporin generasi III 0–
Jika infeksi nosokomial → sefalosporin generasi III 0–
7 hr: 1007 hr: 100 mg/kgBB/hr dibagi 2 dosis i.m./i.v. >7 hr: 150 mg/kgBB/hr dibagi 2 dosis mg/kgBB/hr dibagi 2 dosis i.m./i.v. >7 hr: 150 mg/kgBB/hr dibagi 2 dosis i.m./i.v.i.m./i.v.
III/kloramfenikol (bila bayi tidak prematur dan kadar obat dapat III/kloramfenikol (bila bayi tidak prematur dan kadar obat dapat dimonitor).
dimonitor).
Selanjutnya bergantung pada hasil kultur dan resistensi mikroorganismeSelanjutnya bergantung pada hasil kultur dan resistensi mikroorganisme
Terapi antibiotik diberikan selama 10
Terapi antibiotik diberikan selama 10
–
–
14 hr 14 hr Fisioterapi dada bilaFisioterapi dada bila diperlukan.diperlukan.66 4.
4. Aspirasi MekoniumAspirasi Mekonium Prenatal
Prenatal
Identifikasi kehamilan yang berisiko untuk terjadinya insufisiensi Identifikasi kehamilan yang berisiko untuk terjadinya insufisiensi
uteroplasenta dan hipoksia janin selama persalinanPemantauan
uteroplasenta dan hipoksia janin selama persalinanPemantauan
selama persalinan: tanda-tanda gawat janin, tidak ditemukan selama persalinan: tanda-tanda gawat janin, tidak ditemukan beat-to- beat variability, takikardia, deselerasibeat variability, takikardia, deselerasi Tatalaksana di ruang persalinan
Tatalaksana di ruang persalinan
Bayi bugar → perawatan rutinBayi dengan distres pernapasan
Bayi bugar → perawatan rutinBayi dengan distres pernapasan →
→
intubasi secepatnya → meko
intubasi secepatnya → meko
nium aspiratornium aspiratorTatalaksana bayi yang lahir dengan aspirasi meconium Tatalaksana bayi yang lahir dengan aspirasi meconium
Sistem pernapasan: pulmonary toiletSistem pernapasan: pulmonary toilet
AGDAGD
Pemantauan oksigen: pantau saturasi oksigenPemantauan oksigen: pantau saturasi oksigen
Antibiotik: dimulai dengan antibiotik spektrum luas, misalnyaAntibiotik: dimulai dengan antibiotik spektrum luas, misalnya
ampisilin dengan dosis 50 mg/kgBB/dosis ampisilin dengan dosis 50 mg/kgBB/dosis
Pemberian oksigenPemberian oksigen
Ventilasi mekanik: diindikasikan pada penderita denganVentilasi mekanik: diindikasikan pada penderita dengan
impending respiratory failure (hiperkapnia dan hipoksemia impending respiratory failure (hiperkapnia dan hipoksemia persisten
persisten
Setting ventilator dengan tekanan inspirasi yang tinggi danSetting ventilator dengan tekanan inspirasi yang tinggi dan
frekuensi napas yang lebih cepat daripada bayi dengan penyakit frekuensi napas yang lebih cepat daripada bayi dengan penyakit membran hialin
membran hialin
SurfaktanSurfaktan
Nitrit oksida inhalasi Nitrit oksida inhalasi
Extracorporeal membrane oxygenation (ECMO)Extracorporeal membrane oxygenation (ECMO)66..
2.9. Prognosis 2.9. Prognosis
1.
1. Penyakit Membran Hialin (PMH)Penyakit Membran Hialin (PMH)
Sepuluh sampai 20% menyebabkan kematian pada tahun pertama Sepuluh sampai 20% menyebabkan kematian pada tahun pertama akibat RDS.
akibat RDS. 2.
2.
Transient Tachypnea of Neonatus
Transient Tachypnea of Neonatus
(TTN) (TTN)Self-limited dan biasanya berlangsung 2
Self-limited dan biasanya berlangsung 2
–
–
5 hr. Tidak terdapat5 hr. Tidak terdapat gejala sisa jangka panjang. Beberapa penelitian terkini menyatakan gejala sisa jangka panjang. Beberapa penelitian terkini menyatakan bahwa TTN berhubungan dengan sindrom mengi padabahwa TTN berhubungan dengan sindrom mengi pada masa anak-anak masa anak-anak 66.. 3.
3. Pneumonia NeonatalPneumonia Neonatal Bergantung pada etiologi Bergantung pada etiologi66.. 4.
4. Aspirasi MekoniumAspirasi Mekonium
Terapi berupa pemberian surfaktan, HFV, nitrit oksida inhalasi dan Terapi berupa pemberian surfaktan, HFV, nitrit oksida inhalasi dan ECMO mengurangi angka kematian sampai <5%.Pada penderita dengan ECMO mengurangi angka kematian sampai <5%.Pada penderita dengan aspirasi mekonium berat, displasia bronkopulmonal atau penyakit paru aspirasi mekonium berat, displasia bronkopulmonal atau penyakit paru kronik dapat terjadi akibat penggunaan ventilasi mekanik yang kronik dapat terjadi akibat penggunaan ventilasi mekanik yang berkepanjangan.
berkepanjangan. Bayi Bayi dengan dengan asfiksia asfiksia dapat dapat mengalami mengalami sekuelesekuele neurologis
--DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
1.
1. Angus D, Linde-Zwirble W, Clermont G, Griffin M, Clark R. EpidemiologyAngus D, Linde-Zwirble W, Clermont G, Griffin M, Clark R. Epidemiology of neonatal respiratory failure in the united states. Am J Respir Crit Care Med of neonatal respiratory failure in the united states. Am J Respir Crit Care Med 2001;164:1154-60.
2001;164:1154-60. 2.
2. Sweet LR, Keech C, Klein NP, Marshall HS, Tagbo BN, Quine D.Sweet LR, Keech C, Klein NP, Marshall HS, Tagbo BN, Quine D.
Respiratory distress in the neonate : Case definition & guidelines for data
Respiratory distress in the neonate : Case definition & guidelines for data
collection , analysis , and presentation of maternal immunization safety data. collection , analysis , and presentation of maternal immunization safety data.Vaccine [Internet]. 2017;35(48):6506
Vaccine [Internet]. 2017;35(48):6506
–
–
17. 17. Available Available from:from:https://doi.org/10.1016/j.vaccine.2017.01.046 https://doi.org/10.1016/j.vaccine.2017.01.046 3.
3. Khosim, MS. Buku Ajar Neonatologi edisi 1 Ikatan Dokter Anak Indonesia.Khosim, MS. Buku Ajar Neonatologi edisi 1 Ikatan Dokter Anak Indonesia. IDAI. Jakarta. 2008.
IDAI. Jakarta. 2008. 4.
4.
Behrman, Kliegman, Jenson. Nelson’s
Behrman, Kliegman, Jenson. Nelson’s
Textbook of Pediatrics 17th ed.Textbook of Pediatrics 17th ed. Saunders. Philadelphia, Pennsylvania; 2004.Saunders. Philadelphia, Pennsylvania; 2004. 5.
5. Gomella TL. Neonatology: Management, Procedures, On-Call Problems,Gomella TL. Neonatology: Management, Procedures, On-Call Problems, Diseases, and Drugs. Edisi ketujuh. United States of America : The Diseases, and Drugs. Edisi ketujuh. United States of America : The McGraw-Hill Companies; 2013.
Hill Companies; 2013. 6.
6. Garna H, Nataprawira HM, penyunting. Pedoman diagnosis dan terapi ilmuGarna H, Nataprawira HM, penyunting. Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak. Edisi kelima. Bandung : Departemen/SMF Ilmu Kesehatan kesehatan anak. Edisi kelima. Bandung : Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin; Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin; 2014.
2014. 7.
7. Kosim MS. Infeksi neonatal akibat air ketuban keruh. Sari pediatriKosim MS. Infeksi neonatal akibat air ketuban keruh. Sari pediatri 2009;11(3):212-8