• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Carpal Tunnel Syndrome Di Rsud Harjono Ponorogo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Carpal Tunnel Syndrome Di Rsud Harjono Ponorogo."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS

CARPAL

TUNNEL SYNDROME SINISTRA

DI RSUD HARJONO

PONOROGO

Naskah Publikasi

Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan

Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

Oleh :

Muhammad Habibie Nafi’Urrouf

J100120027

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)

Physiotherapy MANAGEMENT IN THE CASE carpal tunnel syndrome hospitals HARJONO PONOROGO

(Muhammad Habibie N R, 2015, 52 pages) Abstract

Background: (CTS) is a collection of symptoms due to compression of the median nerve in the carpal tunnel at the wrist, precisely under the flexor retinaculum. CTS is one of the diseases that are categorized as repetitive stress injuries, cumulative trauma disorder, overuse syndrome, or repetitive motion disorders. Disorders that arise in the CTS is caused by excessive use of hands to repeated stress and the twist of the wrist. Conditions often associated with CTS include pregnancy, inflammatory arthritis, Colles' fracture, amyloidosis, hypothyroidism and diabetes mellitus.

Objective: To investigate the implementation of physiotherapy in reducing pain, tingling and tissue adhesions, provides sedative and relaxing effect improves blood circulation and increase the functional activity of the left hand on CTS cases with ultrasound modality and nerve mobilization.

Results: After treatment for 6 times showed a decrease tenderness of T1 = value of 5 to T6 = value of 3 and painful movement, from T1 = value T6 grades 5 to 4, the increase in the value of the flexor muscle strength T1 = 4 becomes the value T6 = 4+, extensor muscle strength increase value T1 = 4 becomes the value T6 = 4+, decreasing tingling in the palms and fingers start of therapy 3 to 6 therapy.

Conclusion: Ultrasound can reduce pain and tissue adhesions, provides sedative and relaxing effect improves blood circulation, nerve mobilization may reduce tingling nerve and can improve muscle strength.

(4)

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME DI RSUD HARJONO PONOROGO

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Carpal tunnel syndrome (CTS) merupakan suatu kumpulan gejala akibat

kompresi pada nervus medianus di dalam terowongan karpal pada pergelangan

tangan, tepatnya di bawah fleksor retinakulum (Helmi, 2012). CTS merupakan salah

satu penyakit yang dikategorikan sebagai repetitive stress injuries, cumulative trauma

disorder, overuse syndrome, atau repetitive motion disorders. Gangguan yang timbul

pada CTS disebabkan oleh penggunaan tangan yang berlebihan dengan tekanan

berulang dan gerakan memutar dari pergelangan tangan. Kondisi yang sering

berhubungan dengan CTS adalah kehamilan, arthritis inflamasi, fraktur colles,

amyloidosis, hipotiroiddan diabetes mellitus (Tamba et al., 2008).

Gejala yang dikeluhkan adalah nyeri yang digambarkan seperti terbakar dan

kesemutan (tingling) di daerah yang dipersarafi nervus medianus, yaitu ibu jari,

jari telunjuk dan jari tengah sisi palmar. Gejala dapat mengganggu tidur pasien,

gejala dapat dihilangkan dengan menggerakkan (shaking) atau menggosok

(rubbing) tangan. Gejala biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga bilateral

(Tulaar, 2005).

CTS mengakibatkan jaringan di pergelangan tangan meradang, hal ini dapat

(5)

terjadi apabila sel-sel atau jaringan mengalami cedera. Secara spesifik, peradangan

merupakan reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat

terlarut dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan interstitial pada daerah cedera.

Proses peradangan meliputi rubor (kemerahan), kalor (panas), dolor (rasa sakit),

tumor (pembengkakan), fungsio laesa (perubahan fungsi). Dolor (rasa sakit) dari

reaksi peradangan dapat dihasilkan dengan berbagai cara. Pembengkakan jaringan

yang meradang mengakibatkan tekanan lokal yang pasti menimbulkan rasa sakit

(Helmi, 2012).

Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang muncul pada kasus Carpal Tunnel Syndrome,

maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1) Apakah pemberian terapi

US dan mobilisasi saraf terhadap pengurangan nyeri pada pasien CTS?, 2) Apakah

pemberian terapi US dan mobilisasi saraf dapat mengurangi rasa tebal pada pasien

CTS?, 3) Apakah pemberian terapi US dan mobilisasi saraf terhadap peningkatan

kekuatan otot pada pasien CTS?

Tujuan Penulisan

Tujuan dari penyusunan rumusan masalah tersebut adalah untuk mengetahui

apakah ada pengaruh pemeberian modalitas US dan Mobilisasi pada kasus Carpal

Tunnel Syndrome.

(6)

TINJAUAN PUSTAKA Diskripsi Kasus

CTS adalah entrapment neuropathy yang paling sering terjadi. Sindroma ini

terjadi akibat adanya tekanan terhadap nervus medianus pada saat melalui

terowongan karpal di pergelangan tangan. Beberapa penyebabnya telah diketahui

seperti trauma, infeksi, gangguan endokrin dan lain-lain, tetapi sebagian tetap tidak

diketahui penyebabnya. Penggunaan tangan atau pergelangan tangan yang

berlebihan dan repetitif diduga berhubungan dengan terjadinya sindroma ini

Etiologi

Pada sebagian kasus etiologinya tidak diketahui, terutama pada penderita

lanjut usia. Beberapa pendapat menghubungkan gerakan yang berulang-ulang pada

pergelangan tangan menambah resiko terjadinya CTS. Beberapa etiologi yang

diketahui yaitu: herediter, trauma, infeksi, penyakit metabolik, gangguan

endokrin, neoplasma, penyakit kolagen vaskuler, degeneratif, iatrogenic

Patogenesis

Umumnya CTS terjadi secara kronis, dimana terjadi penebalan fleksor

retinakulum yang menyebabkan tekanan pada nervus medianus. Tekanan yang

berulang-ulang dan lama akan menyebabkan peninggian tekanan intravaskuler,

akibatnya aliran darah vena intravaskulermelambat. Kongesti yang terjadi ini akan

mengganggu nutrisi intravaskuler lalu diikuti oleh anoxia yang akan merusak

endotel. Kerusakan ini akan mengakibatkan kebocoran protein sehingga terjadi

(7)

PENATALAKSANAAN STUDI KASUS Identitas Pasien

Dari hasil anamnesis yang berhubungan dengan kasus ini didapatkan hasil

sebagai berikut, Nama: Ny E, Umur: 68 tahun, Jenis kelamin: Perempuan, Agama:

Islam, Pekerjaan: Swasta, Alamat: Jl. Abimayu no 35 , kelurahan pakunden,

ponorogo

Keluhan Utama

Keluhan utama pada pasien ini adalah Adanya nyeri dan rasa tebal-tebal pada

pergelangan tangan kiri

Pemeriksaan Fisioterapi

Pemeriksaan Fisioterapi pada kasus ini meliputi Inspeksi ( statis dan dinamis ),

Palpasi, Perkusi, Pemeriksaan gerak (Aktif, PAsif dan gerak melawan tahanan ),

Pemeriksaan nyeri, Manual Muscle testing ( MMT ), Pmeriksaan Lingkup gerak

Sendi.

Problematika Fisioterapi

Adanya nyeri gerak pada pergelangan tangan kiri saat palmar fleksi, adanya

nyeri tekan pada pergelangan tangan kiri, adanya rasa tebal pada pergelangan

tangan kiri, telapak tangan dan punggung tangan kanan sampai jari-jari.

Pelaksanaan terapi

Pelaksanaan terapi dimulai pada tanggal 26 sampai 31 januari 2015. Modalitas

fisioterapi yang diberikan yaitu Ultrasound dan Mobilisasi saraf. Tujuan yang

(8)

hendak dicapai pada kondisi ini adalah mengurangi rasa nyeri, mengurangi rasa

tebal-tebal dan meningkatkan aktivitas fungsionalnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Nyeri

Dibawah ini merupakan grafik setelah dilakukan tindakan fisioterapi dengan

menggunakan modalitas-modalitas fisioterapi dan grafik berikut berhubungan

dengan evaluasi nyeri dari terapi pertama sampai terapi keenam.

Grafik 4.1 Evaluasi Nyeri

Dari diagram diatas menunjukkan bahwa setelah dilakukan terapi sebanyak

enam kali dengan menggunakan modalitas US dan Mobilisasi saraf terjadi

(9)

dengan hasil 5 kemudian menjadi T6 dengan hasil 3 yaitu nyeri ringan,

kemudian untuk nyeri gerak pada T0 dengan hasil 5 kemudian menjadi T6

dengan hasil 4 yaitu nyeri tidak begitu berat.

2. Rasa tebal

Setelah dilakukan terapi sebanyak 6 kali dengan menggunakan mobilisasi

saraf pada pasien CTS didapatkan hasil adanya penurunan rasa tebal-tebal

mulai dari terapi ke 3 sampai terapi ke 6

3. Kekuatan otot

4. Dibawah ini merupakan grafik setelah dilakukan terapi sebanyak 6 kali

dengan modalitas fisioterapi untuk evaluasi kekuatan otot.

5. Grafik.4.2 Evaluasi kekuatan otot

6. 0 1 2 3 4 5 6

T1 T2 T3 T4 T5 T6

Fleksor Ekstensor Ulna deviator Radial deviator

(10)

7. Grafik diatas merupakan hasil evaluasi peningkatan kekuatan otot setelah

dilakukan terapi sebanyak 6 kali dengan modalitas US dan mobilisasi saraf

pada kasus CTS, dapat dilihat grafik kekuatan fleksor T0= 4 menjadi T6= 4+

dan untuk kekuatan otot ekstensor T0= 4 menjadi T6= 4+.

A. Pembahasan

Keluhan utama yang sering dijumpai pada kondisi CTS secara umum antara lain yaitu nyeri, paresthesia, penurunan kekuatan otot, penurunan LGS dan bila berlanjut maka dapat

terjadi atrofi. Adanya keluhan-keluhan tersebut maka fisioterapi sangat berperan dalam

mengatasinya. Kondisi pada Ny E usia 68 tahun dengan kondisi CTS sinistra, setelah

dilakukan pemeriksaan dan terapi ditemukan keluhan adanya nyeri dan adanya penurunan

kekuatan otot. Dalam bab ini akan dibahas mengenai bagaimana pengaruh dari modalitas

fisioterapi terhadap keluhan-keluhan yang ada dan hasil dari terapi dengan menggunakan

evaluasi, yaitu membandingkan perubahan yang terjadi selama dan sesudah dilakukan terapi.

Disini penulis menggunakan modalitas US dan mobilisasi saraf.

1. Mengurangi Nyeri

Ultrasound adalah suatu modalitas terapi dengan memanfatkan frekuensi gelombang

suara. Gelombang suara ini ditransmisikan ke jaringan disekitarnya dan pembuluh darah,

dapat menembus otot, jaringan otot menjadi hangat. Membuat relaksasi jaringan sehingga

berguna dalam terapi pada spasme otot. Efek lain dari gelombang suara yaitu menyebabkan

vasodilatasi dan meningkatkan sirkulasi darah, sehingga membantu dalam proses

(11)

pemampatan dan peregangan dalam jaringan sama dengan frekuensi dari mesin ultrasound

sehingga terjadi variasi tekanan jaringan dengan adanya variasi tersebut menyebabkan efek

mekanik yang sering disebut dengan istilah micromassage yang merupakan efek teraupetik

yang menimbulkan efek friction yang hangat, dari hangat itu dapat mengurangi nyeri karena

adanya efek sedative yang ditimbulkan dari efek ultrasound itu sendiri.

b. Mengurangi rasa tebal

Mobilisasi saraf berdasarkan pada aplikasi klinis dan fisiologi system saraf yang

berkaitan satu sama lain yang terintegrasi dengan system musculoskeletal. Mobilisasi saraf

adalah metode konservatif gangguan dar jaringan saraf, pengguna mobilisasi saraf pada

kondisi musculoskeletal berdasarkan pada invivo dan invitro yang menunjukkan manfaat

tinggi dari prosedur mobilisasi saraf. Penggunaan prosedur yang tepat pada mobilisasi saraf

tergantung dari pengetahuan yang baik tentang anatomi normal dan patologis, perbedaan

anatar faktor etiologi tiap individu, perkembangan penyakit dan variabilitas gejala.

pemberian mobilisasi saraf, dengan mobilisasi saraf terjadi peningkatan penguluran

yang nyata dari saraf, mengurangi gejala dengan cara membuat saraf bergerak bebas,

mengurangi perlengketan, fasilitasi aliran darah balik vena. Melalui teknik ini, dapat

membantu oksigenasi saraf medianus pada area pergelangan tangan dan tangan,

terjadi penurunan tekanan didalam perineum, penurunan tekanan carpal tunnel,

pengurangan nyeri iskemik.

c. Peningkatan kekuatan otot

Jika gelombang US masuk kedalam tubuh, maka efek yang pertama terjadi adalah

efek mekanik, yaitu menimbulkan adanya peregangan dan pemampatan sehingga

(12)

terjadi variasi tekanan didalam jaringan yang dikenal sebagai micromassage. Efek

thermal dari US diantaranya meningkatkan extensibility serat kolagen pada tendon

dan kapsul sendi, mengurangi kekakuan sendi, mengurangi spasme otot, mengontrol

nyeri, menambah aliran darah. Sedangkan efek non thermal dari US yaitu cavitation

dan acoustic microstreaming . Cavitation merupakan proses dimana terdapat

bentukan gelembung udara yang dapat membesar dalam jaringan sehingga dapat

meningkatkan aliran plasma dalam jaringan. Mobilisasi saraf berdasarkan pada aplikasi

klinis dan fisiologi system saraf yang berkaitan satu sama lain yang terintegrasi dengan

system musculoskeletal. Mobilisasi saraf adalah metode konservatif gangguan dar jaringan

saraf, pengguna mobilisasi saraf pada kondisi musculoskeletal berdasarkan pada invivo dan

invitro yang menunjukkan manfaat tinggi dari prosedur mobilisasi saraf. Penggunaan

prosedur yang tepat pada mobilisasi saraf tergantung dari pengetahuan yang baik tentang

anatomi normal dan patologis, perbedaan anatar faktor etiologi tiap individu, perkembangan

penyakit dan variabilitas gejala. pemberian mobilisasi saraf, dengan mobilisasi saraf

terjadi peningkatan penguluran yang nyata dari saraf, mengurangi gejala dengan cara

membuat saraf bergerak bebas, mengurangi perlengketan, fasilitasi aliran darah balik

vena. Setelah kedua modalitas tersebut diberikan selama 6 kali terapi hasilnya adanya

peningkatan kekuatan otot fleksor dan ekstensor pada wrsit sinistra,hasil tersebut

(13)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari uraian bab-bab sebelumnya, dapat disimpilkan bahwa setelah dilakukan

terapi sebanyak enam kali dan pemberian medika mentosa secara teratur dan rutin

pada pasien yang bernama: Ny E, usia 60 tahun, dengan diagnosa Carpal Tunnel

Syndrome sinistra didapatkan hasil :

a. Adanya penurunan derajat nyeri.

b. Adanya penurunan rasa tebal.

c. Adanya peningkatan kekuatan otot.

Saran

Setelah melakukan proses fisioterapi dengan menggunakan modalitas fisioterapi

berupa terapi modalitas pada pasien CTS, maka penulis memberikan saran kepada :

1. Kepada pasien

Kerjasama antara terapis dan pasien harus selalu ditinggalkan serta

adanya keseriusan dan kesungguhan pasien untuk bias sembuh dengan

melakukan latihan yang telah dicontohkan terapis dirumah secara rutin dan

teratur.

2. Kepada fisoterapis

Dalam memberikan pelayan harus sesuai dengan standar yang telah baku

dan prosedur yang berlaku agar mendapatkan hasil yang memuaskan.

3. Kepada masyarakat

(14)

Bagi masyarakat umum untuk berhati-hati dalam beraktivitas yang

mempunyai resiko terjadinya trauma atau cedera, disamping itu, jika telah

terjadi cedera yang dicurigai mengakibatkan CTS maka harus ditangani secara

tepat dan benar segera mungkin membawa kerumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Helmi ZN. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.

Tamba LMT dan Pudjowidyanto H. 2008. Karakteristik Penderita Sindroma Terowongan Karpal (STK) Poliklinik Instalasi di Rehabilitasi Medik RS Dr. Kariadi Semarang 2006. Media Medika Indonesiana. Volume 43. Nomor 1: Tahun 2008: hal 10-16.

Tulaar ABM. 2005. Tatalaksana Tangan Rheumatik.Makalah Lengkap Temu Ilmiah Rheumatologi. 6-8 Mei 2005. Jakarta. ________.

Johnson M. 2007. Transcutaneus Electrical Nerve stimulation: Mechanism, Clinical Application and Evidence. The British Pain society. Faculty of Health, Leeds Metropolitan university, and Leeds Pallium Research Group. Volume 1. Nomor: 1. Tahun 2007.

Ono S, Clapham PJ dan Chung KC. 2010. Optimal Management of Carpal Tunnel Syndrome. International Journalof General Medicine. USA: Dove Press.

Atya AM dan Mansour WT. 2011. Laser versus Nerve and Tendon Gliding Exercise in Treating CarpalTunnel Syndrome. Life Science Journal. Cairo: Department of Basic Science, Faculty of Physical Theraphy

Rambe AS. 2004. Sindroma Terowongan Karpal. Bagian Neurologi FK USU. Diakses:21/09/2013. http://www.rsup adam malik.cline.net.html

Bland JD. 2000. A Neurophysiological Grading Scale for Carpal Tunnel Syndrome.

PubMed :23(8):1280-3

Prentice WE dan Draper DO. 2011. Therapeutic Modalities in Rehabilitation. China: Mc Grow Hill Companies.

(15)

Singh J. 2005. Texbook of Electrotherapy. India: Jaypee Brother Medical Publisher.

Arovah NI. 2010. Dasar-dasar Fisioterapi pada Cidera Olahraga.

Yogyakarta:_____.

Shacklock M. 2005. Clinical Neurodynamic. London:Elsevier.

Walsh MT. 2005. Upper Limb Neural Tension Testing and Mobilization. Pennsylvania: Journal of Hand Theraphy.

Setiawan. 2011. Mobilisasi Saraf. Surakarta:__________.

Atya AM dan Mansour WT. 2011. Laser versus Nerve and Tendon Gliding Exercise in Treating Carpal Tunnel Syndrome. Life Science Journal. Cairo: Department of Basic Science, Faculty of Physical Theraphy.

Gambar

Grafik 4.1 Evaluasi Nyeri

Referensi

Dokumen terkait

Peserta didik menerima penyampaian informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan.. Peserta didik secara berkelompok diminta untuk melakukan kegiatan Ayo Kita

Analisis pendapatan usaha penangkapan oleh nelayan perahu motor tempel di Kecamatan Rembang masih memberikan keuntungan meskipun tingkat yang diperoleh masih

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan judul penelitian sebagai berikut: “ PENGARUH MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Pelaksanaan uji kompetensi guru adalah untuk menilai kemampuan minimal yang harus dimiliki guru agar dapat melaksanakan tugas seorang guru dengan baik, dan

Dibandingkan dengan penelitian yang di lakukan oleh Mikael Kindberg di Madrasah Aliyyah Futuhiyyah – 1 Mranggend Demak di ketahui bahwa sekolah berbasis religi

Disbursements for Foreign Exchange Costso (a) After satisfaction of conditions precedent, the Borrower may obtain disbursments of funds under the Loan for the

Tugas akhir ini saya membuat dan merancang sistem pengendalian blok traffic light yang memiliki pengaturan rush hour yang dapat diatur secara.. terjadwal, berikut ini

Alhamdulillaahirobbil’aalamin, segala puja dan puji penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kenikmatan dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis