• Tidak ada hasil yang ditemukan

KULIAH KERJA NYATA DESA BLANDONGAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KULIAH KERJA NYATA DESA BLANDONGAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

TIM PENYUSUN

Ilham Bangun Grahadi 7311416090 Manajemen Ketua

Putri Amalia 1511416105 Psikologi Anggota

Puji Lestari 2211415043 Sastra Inggris Anggota

Navira Wulandari 3211416019 Geografi Anggota

Aditomo Susilo Nugroho 3312416019 Ilmu Politik Anggota Ahtiar Lutfianto 6211416078 Ilmu Keolahragaan Anggota Rosalia Indah 6411416073 Kesehatan Masyarakat Anggota Setyarini Muqtashidah Amini 7111416123 Ekonomi Pembangunan Anggota Atika Sabrina Santry 7211416189 Akuntansi Anggota Noveliana Violla Atmari 7311416218 Manajemen Anggota Febi Yogi Firmansyah 8111416309 Ilmu Hukum Anggota

Virdatul Anif 8111416316 Ilmu Hukum Anggota

KULIAH KERJA NYATA DESA BLANDONGAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(3)

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan modul “ATAP KOBAR (Aman Tanpa Korban Bencana Longsor)”. Tujuan pembuatan modul ini yaitu guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat terutama siswa dalam mencegah dan teknik untuk tangguh dari bencana longsor.

Pembuatan modul ini tentunya tidak luput dari beberapa pihak yang senantiasa mendukung serta membantu tersusunnya modul. Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyusun serta menguji coba modul yang telah dibuat. Kami berharap modul ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca terutama dalam mencegah dan menanggulangi bencana longsor.

Brebes, 31 Juli 2019

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i TIM PENYUSUN ... ii PRAKATA ... iii DAFTAR ISI ... iv Pengantar ... 1 Rumusan Masalah ... 2 Tujuan ... 2 Manfaat ... 2 Waktu Pelaksanaan ... 3 Jadwal Kegiatan ... 4 Sesi 1 ... 6 Sesi 2 ... 7 Sesi 3 ... 8 DAFTAR PUSTAKA ... 11 LAMPIRAN...12

(5)

PENGANTAR

Desa Blandongan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Desa ini memiliki 5 dusun diantaranya adalah, Dusun Caruy, Dusun Bulaklega, Dusun Selebu, Dusun Pasir Bitung dan Dusun Cikamuning. Melihat dari segi geografisnya desa ini diapit oleh 2 gunung, yaitu Gunung Canggah dan Gunung Kumbang. Aksesbiltas di desa ini relative banyak bebatuan dan berpasir. Cuaca di Desa ini juga relatif dingin ketika pagi hari.

Kondisi topografi Desa Blandongan, terlihat berbukit – berbukit dan masih banyak dijumpai tanjakan ekstrem di Desa tersebut. Menurut data dari web Desa Blandongan, bahwa pada awal januari 2018, Desa Blandongan pernah mengalami longsor dikarenakan intensitas curah hujan yang sangat tinggi. Diduga air hujan tidak dapat menampung beban air sehingga terjadi tanah longsor. Selain itu, masyarakat juga banyak melakukan alih fungsi lahan hutan sebagai perkebunan rakyat. Kapasitas tanaman yang biasanya dapat menyimpan air dalam jumlah banyak, menjadi turun dan menyebabkan tanah tersebut amblas atau merosot kebawah. Hal itulah yang memicu terjadinya longsor yang menyebabkan kerusakan rumah warga.

Berdasarkan kejadian tersebut, perlu dilakukan adanya pemahaman mengenai mitigasi bencana longsor. Mitigasi bencana adalah adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana). Adanya pelatihan mengenai mitigasi bencana juga dapat mengurangi risiko dan korban yang ditimbulkan. Sebagai wujud untuk menjadikan masyarakat Blandongan siaga bencana, maka dari itu perlu dilakukan sosialisasi dan pemahaman mengenai mitigasi bencana, baik pra bencana, saat bencana dan pasca bencana. Materi tersebut penting diberikan pada masyarakat blandongan sejak dini dikarenakan, agar mereka mampu beradaptasi dengan lingkungannya yang notabene terzonasi sebagai daerah rawan longsor. Selain itu, kepedulian masyarakat untuk menjaga keseimbangan ekosistem juga sangat dibutuhkan, karena alam dan

(6)

manusia tidak dapat dipisahkan. Manusia bergantung pada alam beserta ekosistem untuk melakukan aktivitasnya.

Modul ini disusun berdasarkan irisan ilmu psikologi dan ilmu geografi. Ilmu psikologi digunakan dalam menyampaikan pengetahuan kepada peserta. Dasar teori yang digunakan adalah teori pengetahuan yang dikemukakan oleh Anderson (2001). Aspek pengetahuan menurut Anderson (2001) antara lain pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan procedural, dan pengetahuan metakognitif. Aspek pengetahuan tersebut bersifat tingkatan, maka dari itu pada modul ini aspek yang digunakan hanya sampai pada pengetahuan prosedural. Hal tersebut dikarenakan sesuai dengan kebutuhan peserta dalam penyerap pengetahuan tentang mitigasi bencana. Sedangkan ilmu geografi digunakan sebagai dasar materi dalam pelatihan. Seluruh materi pelatihan didasarkan pada keadaan geografis desa dan ilmu geografi dalam melakukan mitigasi bencana.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya meningkatkan pengetahuan peserta mengenai bencana longsor?

2. Bagaimana upaya meningkatkan ketrampilan peserta terkait tangguh bencana longsor?

Tujuan

Tujuan pembuatan modul ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan peserta mengenai bencana longsor. 2. Meningkatkan ketrampilan peserta terkait tangguh bencana longsor.

Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dari modul ini adalah sebagai berikut: 1. Mengedukasi peserta mengenai daerah rawan longsor.

2. Mengedukasi peserta terkait bencana alam terutama bencana longsor.

3. Melatih peserta untuk memiliki ketrampilan penyelamatan diri dan warga dari bencana longsor.

(7)

Waktu Pelaksanaan

Hari/Tanggal : a. Jumat, 2 Agustus 2019 b. Sabtu, 3 Agustus 2019

Waktu : Masing-masing tempat satu kali pertemuan yang berisi 3 sesi dengan total waktu 105 menit

Tempat : a. SD Negeri 01 Blandongan b. SD Negeri 02 Blandongan

Sesi

Modul ini terdiri atas 3 sesi dengan singkatan BSB. Selain sebagai singkatan dari sesi yang ada dalam kegiatan, BSB merupakan singkatan dari program kerja yang dilakukan yaitu Blandongan Siaga Bencana. Berikut merupakan sesi dalam kegiatan mitigasi bencana longsor:

a. Sesi 1 : Bencana Alam b. Sesi 2 : Siap Selamatkan! c. Sesi 3 : Blandongan Aman

Peserta

Sasaran kegiatan ini ditujukan kepada siswa Sekolah Dasar kelas 5 dan 6 sebagai generasi penerus Desa Blandongan, sehingga diharapkan dapat menjadi garda terdepan ketika kembali terjadi bencana longsor dimasa yang akan datang.

Pemateri

Pemateri dalam kegiatan tangguh bencana adalah Tim KKN UNNES Desa Blandongan yang telah dilatih oleh anggota Tim KKN Unnes Jurusan Geografi semester 7.

Materi

Kegiatan ini terdiri atas tiga sesi dengan materi sebagai berikut: 1. Bencana alam secara umum

2. Bencana longsor

(8)

JADWAL KEGIATAN

Sesi Kegiatan Perlengkapan Penanggungjawab Waktu

Sesi 1 Bencana Alam Pembukaan 1. LCD 2. Proyektor 3. Laptop 4. Sound 5. Instrument Pretest Pemateri 40 Menit Game Tepuk Pretest Penyampaian tujuan kegiatan Penayangan video tanggap bencana alam Refleksi video Kesimpulan sesi 1 Sesi 2 Siap Selamatkan! Penyampaian tujuan kegiatan sesi 2 1. Materi bencana longsor, 2. Peta Daerah Rawan Longsor, 3. Video ice breaking, 4. LCD, 5. Proyektor, 6. Laptop Pemateri 25 Menit Penyampaian materi siaga bencana longsor Peta potensi longsor Refleksi materi Kesimpulan sesi 2 Ice breaking Sesi 3 Blandongan Aman Penyampaian tujuan kegiatan sesi 3 1. Video tangguh bencana longsor, 2. Bendera pemandu pengungsian, 3. Nametag peran, 4. Penanda arah, 5. Instrumen postest, 6. LCD, 7. Proyektor, Pemateri 40 Menit Penayangan video tangguh bencana longsor Refleksi isi video Persiapan simulasi Penjelasan alur simulasi Simulasi tangguh bencana longsor

(9)

Evaluasi simulasi 8. Laptop, 9. Sound. Kesimpulan seluruh kegiatan Postest Penutup

(10)

SESI 1

BENCANA ALAM

Tujuan : Peserta mendapatkan pengetahuan tentang pengertian bencana alam, sumber-sumber bencana alam, jenis-jenis bencana alam, dan sikap ketika terjadi bencana alam.

Waktu : 40 menit

Alat dan Bahan : LCD, Proyektor, Laptop, Sound, Instrument Pretest

Prosedur :

1. Pemateri membuka acara, melakukan perkenalan, dan menyampaikan tujuan kegiatan.

2. Pemateri memandu jalannya game tepuk sebagai tata tertib selama berjalannya acara. Berikut merupakan panduan dalam permainan tepuk:

a. Tepuk satu : peserta melakukan satu kali tepukan dan peserta harus diam b. Tepuk dua : peserta melakukan dua kali tepukan dan peserta harus

berbicara apapun terhadap teman disebelahnya

c. Tepuk tiga : peserta melakukan tiga kali tepukan dan peserta harus tertawa dengan kencang.

Game tersebut dapat digunakan sebagai ice breaking sekaligus menjadi aturan main untuk diam dan fokus dalam mendengarkan materi.

3. Pemateri membagikan instrument pretest kepada peserta sekaligus menjelaskan cara pengisian pretest.

4. Pemateri menjelaskan tujuan sesi 1

5. Pemateri menayangkan video tanggap bencana alam. Video tersebut berisi materi tempat yang berpotensi bencana alam, macam-macam bencana alam, barang-barang yang harus dibawa ketika terjadi bencana, sikap dan perilaku yang harus dilakukan ketika terjadi bencana alam.

6. Merefleksi isi video kepada peserta 7. Kesimpulan sesi 1

(11)

SESI 2

SIAP SELAMATKAN!

Tujuan : Peserta mendapatkan pengetahuan tentang pengertian bencana longsor, cara mencegah bencana longsor, dan cara membaca peta daerah rawan longsor.

Waktu : 25 Menit

Alat dan Bahan : Materi bencana longsor, Peta Daerah Rawan Longsor, Video ice breaking, LCD, Proyektor, Laptop

Prosedur :

1. Pemateri menyampaikan tujuan sesi 2

2. Pemateri menyampaikan materi siaga bencana longsor. Materi tersebut disampaikan melalui media power point dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta. Siaga bencana longsor berisi materi tentang tindakan peserta yang harus dilakukan pada pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana. 3. Pemateri menayangkan peta potensi longsor dan mengajarkan cara membaca

peta tersebut, sehingga peserta dapat mengetahui daerah rawan longsor disekitarmya.

4. Refleksi materi terhadap peserta. 5. Kesimpulan sesi 2

(12)

SESI 3

BLANDONGAN AMAN

Tujuan : Peserta memiliki ketrampilan tangguh bencana longsor dan dapat menerapkan ketrampilan tersebut ketika kembali terjadi bencana longsor disekitarnya.

Waktu : 40 Menit

Alat dan Bahan : Video tangguh bencana longsor, Bendera pemandu pengungsian, Nametag, Penanda arah, Instrumen postest, LCD, Proyektor, Laptop, Sound.

Prosedur :

1. Pemateri menyampaikan tujuan dari sesi 3

2. Penayangan video animasi tangguh bencana longsor. Video tersebut bersumber dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang berisi tentang prosedur penyelamatan diri yang benar ketika terjadi bencana longsor. 3. Refleksi isi video kepada peserta

4. Persiapan simulasi. Persiapan dilakukan dengan membagikan peran peserta ketika melakukan simulasi tangguh bencana longsor sesuai dengan pengetahuan dan video tangguh bencana longsor. Peran tersebut ditawarkan kepada peserta dan dibantu oleh pemateri. Seluruh peserta harus terlibat dalam peran, agar pengetahuan yang didapat tertanam dalam memori jangka panjang dan diterapkan ketika terjadi bencana. Berikut merupakan pembagian peran dalam simulasi:

a. Petugas BNPB

Bertugas sebagai pemberi peringatan akan terjadinya bencana longsor, dan memandu warga untuk melakukan pengungsian. Dalam simulasi terdiri dari 2 petugas yang dimainkan oleh peserta.

b. Kepala Desa

Kepala Desa bertugas sebagai penerima informasi pertama yang diberikan oleh pihak BNPB dan bertugas untuk mengkondisikan warga untuk melakukan pengungsian. Dalam simulasi terdiri dari 1 orang yang

(13)

c. Petugas Keamanan Desa

Bertugas membantu pengkondisian warga dan mengumumkan kepada warga akan adanya bencana alam melalui kentongan maupun alat pemberitahuan yang lain. dalam simulasi terdiri dari 2 petugas yang dimainkan oleh peserta.

d. Warga

Warga merupakan peran yang harus diselamatkan oleh berbagai lapisan petugas yang telah dijelaskan diatas melalui prosedur yang baik dan benar. warga harus sigap terhadap pemberitahuan bencana alam dan mengemas barang yang harus dibawa ketika terjadi bencana. Dalam simulasi dimainkan oleh seluruh peserta yang belum memiliki peran. 5. Pemateri menjelaskan tugas dari masing-masing peran yang didapatkan oleh

peserta.

6. Pemateri menjelaskan alur simulasi tangguh bencana longsor. Berikut merupakan alur tangguh bencana longsor:

7. Peserta melakukan simulasi tangguh bencana longsor sesuai dengan peran yang telah dibagikan.

8. Pemateri melakukan evaluasi simulasi tangguh bencana. Petugas BNPB

mendapatkan peringatan bencana dari

kantor Petugas BNPB menghubungi Kepala Desa Kepala Desa menghubungi petugas keamanan desa

Petugas keamanan desa mengumpulkan warga

Warga berkumpul dan persiapan pengungsian

Pengungsian dipimpin oleh petugas BNPB dan Petugas keamanan desa

dan kepala desa

Mencari jalur evakuasi

yang aman Melakukan pengungsian

Menghubungi pihak yang dapat membantu

(14)

9. Pemateri dan peserta menyimpulkan seluruh kegiatan tangguh bencana longsor.

10. Pemateri membagikan instrument posttest dan menjelaskan petunjuk pengisian.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Aderson, L. W., Krathwohl, D. R., Airasian, P. W., Cruikshank, K. A., Mayer, R. E., Pintrich, P. R., . . . Wittrock, M. C. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing. New York: Addison Wesley Longman.

BPBD Karanganyar. 2019. Pengertian Mitigasi Bencana Longsor. http://bpbd.karanganyarkab.go.id/?p=603 . (Diakses pada tanggal 26 Agustus 2019, pukul 23.00 WIB)

Chasmaad. 2018. Bencana Longsor. http://blandongan.desabrebes.id/?p=71 (Diakses pada tanggal 26 Agustus 2019 pukul 23.15 WIB)

(16)

Lampiran 1. Soal Pretest dan Postest

Nama :

Kelas :

1. Ada berapa tahapan dalam siaga bencana ?

a. 3 tahapan b. 2 tahapan c. 10 tahapan

2. Apa saja macam – macam siaga bencana ?

a. Pra bencana dan pasca bencana

b. Pra bencana, saat bencana dan setelah bencana c. Setelah bencana

3. Apa itu bencana ?

a. Kerusakan lingkungan yang menyebabkan korban jiwa b. Kerusakan fasilitas

c. Kerusakan jalan

4. Berikut ini salah satu bencana alam, kecuali ?

a. Banjir

b. Tanah longsor c. Tawuran

5. Apa yang dimaksud bencana longsor ?

a. Tanah Longsor adalah suatu peristiwa terjadinya pergerakan tanah. b. Tanah longsor adalah suatu genangan tanah.

c. Tanah longsor adalah tanah yang berlumpur.

6. Apa yang harus dilakukan ketika mengalami bencana longsor ?

a. Menuju ke jalur evakuasi. b. Tiduran di kasur.

c. Menuju ke arah longsoran.

7. Dimana kita harus menyelamatkan diri ketika ketika terjadi bencana longsor ?

a. Titik di Peta b. Titik Koordinat

(17)

Lampiran 2. Blueprint Modul

Blueprint Modul BSB

(Blandongan Siaga Bencana)

Jenis Intervensi

Sesi Aspek Indikator Pokok Bahasan Tujuan Waktu

Pengetahuan Sesi 1 Bencana Alam Pengetahuan Faktual: Pengetahuan dengan tingkat abstraksi rendah mengenai unsur dasar dari disiplin ilmu tertentu. 1. Pengetahuan terminologi yaitu berisi pengetahuan tentang pengertian bencana. 2. Pengetahuan tentang bagian detail unsur bencana alam 3. Mencakup pengetahuan tentang jenis-jenis bencana alam 1. Building Raport: a. Membangun raport dengan peserta b. memeberikan peraturan berjalannya pelatihan melalui game tepuk c. Pretest 2. Pengetahuan dasar yang meliputi : a. Pengertian Bencana Alam b. Sumber bencana alam 1. Peserta dapat tertib selama berjalannya pelatihan. 2. Peserta mendapatkan pengetahuan tentang pengertian bencana 3. Peserta mendapatkan pengetahuan tentang sumber-sumber bencana alam di lingkungan sekitar 4. Peserta mendapatkan 40 Menit

(18)

c. Jenis-jenis bencana alam d. Refleksi Video Bencana Alam e. Simpulan sesi 1 pengetahuan tentang jenis-jenis bencana alam. 5. Peserta mendapatkan pengetahuan dasar tentang tindakan pertama yang harus dilakukan ketika terjadi bencana alam. Sesi 2 : Siap Selamatkan Pengetahuan Konseptual : Pengetahuan yang mengaitkan pengetahuan dasar dengan pengetahuan yang lebih kompleks, dimana kedua pengetahuan tersebut berfungsi secara bersamaan. 1. Pengetahuan tentang bencana alam longsor 2. Pengetahuan tentang prinsip penyebab longsor 3. Pengetahuan tentang teori bencana longsor 1. Pengertian bencana longsor 2. Penyebab bencana longsor 3. Daerah desa yang rawan longsor 1. Peserta memiliki pengetahuan tentang bencana longsor. 2. Peserta memiliki pengetahuan untuk mencegah bencana longsor 3. Peserta dapat membaca peta daerah rawan longsor 25 menit Ketrampilan Sesi 3 : Blandongan Aman Pengetahuan Prosedural : Pengetahuan prosedural 1. Pengetahuan teknik dan ketrampilan penyelematan 1. Penayangan video tanggap bencana longsor 1. Peserta memiliki pengetahuan dan ketrampilan 40 menit

(19)

mencakup ketrampilan dan teknik prosedur yang baik dalam menyelesaikan suatu peristiwa. diri ketika terjadi longsor 2. Pengetahuan tentang kapan teknik penyelamatan tersebut dipakai 2. Simulasi teknik tanggap bencana longsor : a. Pembagian peran siswa dalam simulasi b. Menjelaskan peraturan main c. Simulasi d. Evaluasi simulasi 3. Postest 4. Penutup tanggap bencana longsor 2. Peserta mengetahui kapan ketrampilan tersebut digunakan 3. Peserta dapat menerapkan ketrampilan tersebut ketika terjadi bencana longsor

(20)

Referensi

Dokumen terkait

306 Hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengaruh debt to equity ratio terhadap price to book value pada perusahaan otomotif dan komponen di Bursa efek Indonesia menyatakan

Dalam perjalanan bisnis jasa penyelenggara kegiatan, perjanjian lisan, LoI, dan MoU seringkali terjadi dan hal ini mengakibatkan perlindungan hukum terutama terhadap

Dengan mengambil kira pendekatan bermain dan faktor kecenderungan kanak-kanak autisme dalam bidang matematik, justeru kajian ini menggunakan pendekatan bermain

Sehubungan dengan itu bagi memastikan pembangunan pelancongan komuniti benar-benar berfungsi sebagai pemangkin pembangunan komuniti luar bandar khususnya di Malaysia,

pengobatan sipilis de nature indonesia adalah pilihan yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan ada tersebut, karena kami pengobatan sipilis de nature adalah satu satunya

Kimia Farma (Persero), Tbk.. Langgeng Makmur

Skripsi yang berjudul ” Pengaruh Diet Rendah Magnesium Terhadap Jumlah Makrofag dan Kadar TNF-α Pada Tikus Wistar Jantan ” ini diajukan untuk memenuhi salah