• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIS PENEGASAN BATAS DESA/KELURAHAN PARTISIPATIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNIS PENEGASAN BATAS DESA/KELURAHAN PARTISIPATIF"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

SINGARAJA 2017

TEKNIS PENEGASAN BATAS

DESA/KELURAHAN PARTISIPATIF

R. Suyarto Dharma Susila

(2)

UNIVERSITAS UDAYANA 2017

PPIDS

(Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial)

(3)

PPIDS………UNUD

??????????????

(4)

PPIDS

(Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial)

Bentuk permukaan bumi terus akan berubah

DATA REFERENSI BUMI

(5)

18 PPIDS

BUMI

Bakosurtanal/BIG

Universitas Udayana

Kepanjangan Tangan BIG

Simpul Jaringan

PPIDS

2015

IGD (Informasi Geospasial Dasar)

Peta Tematik

Citra

One Map Policy

(6)
(7)

Tugas PPIDS

Tugas Umum

1. Melakukan sosialisasi dan diseminasi JIGN secara umum seperti (standar, pedoman, program)

2. Melengkapi panduan umum (mendetilkan) sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di wilayah kewenangannya.

3. Melaporkan progress triwulanan ke BIG c.q. Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial

4. Kepanjangan tangan BIG di daerah

Tugas Khusus

1. Kelembagaan

 Membantu pembangunan SJ dan Unit Penyebarluasan (UK) di Provinsi dan Kabupaten/Kota

 Inventarisasi SJ yang telah siap dan berfungsi

2. Data dan Teknologi

 Inventarisasi keberadaan data spasial

 Inventarisasi kemampuan teknologi yang ada

3. SDM

 Modul pelatihan  Melatih

(8)

Universitas Syiah Kuala Universitas Negeri Padang

Institut Teknologi Bandung

Universitas Gadjah Mada Institut Teknologi Sepuluh November Universitas Diponegoro Universitas Mulawarman Universitas Lambung Mangkurat Universitas Tanjungpura Universitas Hasanudin Universitas Haluoleo -- Draft

Universitas Udayana

PPIDS (PUSAT PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

DATA SPASIAL) DAN WILAYAH BINAAN

(9)

1. Nama PPIDS

Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial

(PPIDS)

Universitas Udayana

Gedung Agrokomplek Lantai IV Kampus Sudirman,

Jl. P.B. Sudirman, Denpasar, Bali

(10)

2. Sejarah singkat terbentuknya PPIDS

Berdirinya atau terbentuknya PPIDS Unud Bali pada 30 September 2014 1). Cikal bakal kerjasama ini diawali dengan dibentuknya SENTRA PETA yang

menyediakan produksurta BAKOSURTANAL (BIG) sejak tahun 2006 sampai sekarang di Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian UNUD.

2). Kegiatan kegiatan pendukung yang telah dilaksanakan melalui kerjasama BIG dan Fakultas Pertanian ini :

Pemasyarakatan hasil surta dan pelatihan pemanfaatan peta bagi

guru-guru Geografi SMP dan SMA se Bali tahun 2006 dan 2012.

Bimbingan teknis mitigasi Bencana Alam di Bali tahun 2009. Geokampus, Pengenalan dan Pemanfaatan GPS Tahun 2010. Lomba Menggambar Peta SD dan SMP se Bali tahun 2012. Summer School dalam rangka ACRS tahun 2013.

(11)

3). Atas inisiatif dari BIG, Staff Dosen dan Kaprodi Agroekoteknologi dan Dekan Fakultas Pertanian yang didukung dengan motivasi yang tinggi dari Rektor UNUD, maka mulailah kelahiran atau cikal bakal lahirnya PPIDS dimulai.

o Pertemuan BIG dengan Dekan Fak Pertanian dan Staff Dosen Agroekoteknologi

o Pertemuan BIG dengan Rektor UNUD, Dekan Fakultas Pertanian o Dibentuk Pengurus PPIDS oleh Rektor yang melibatkan

beberapa Staf dosen berbagai Fakultas di Universitas Udayana o Pembentukan MOU antara BIG dan Universitas Udayana untuk

membentuk PPIDS

(12)

Ketua

:

Drs. R. Suyarto, M.Si

Sekretaris

: Ir. Tati Budi Kusmiyarti, M.P

Bendahara

Dr. Ir. Ni Made Trigunasih MP.

Divisi Informasi

: 1. Ir. Ketut Dharma Susila 2. Ir. I Nyoman Puja, M.S

Divisi Kajian dan Penelitian

: 1. Dr. Ir. I Ketut Sardiana, M.Si 2. Prof. Dr. Ir. I Wayan Sandi

Adnyana, M.S.

Divisi Pengembangan

: 1. Prof. Dr. Ir. I Wayan Nuarsa, M. Si 2. Ir. I Gst Putu Ratna Adi, M. Si

Divisi Pelatihan

: 1. Ir. Wiyanti, M.P.

2. Ir. I Nyoman Dibia, M.Si

Tenaga Ahli

: 1. Ida Bagus Gede Dwidasmara, S.Kom., M.Cs

1. Abd.Rahman Asy-Sakur, S.P., M.Si 1. Dr. I Made Oka Widyantara, S.T.,

M.T

1. Dr. Drs. I Nyoman Sunarta, M.Si.

(13)

PPIDS :

(14)

ISTILAH DAN DEFINISI

TATA KELOLA INFORMASI GEOSPASIAL UNTUK PEMBANGUNAN NASIONAL| PPIDS UNUD|

Halaman 14

Data Geospasial (DG)

Data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi. (UU No. 4 Tahun 2011)

Informasi Geospasial (IG)

Data Geospasial yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan

kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian. (UU No. 4 Tahun 2011)

Dataset

Kumpulan data yang dapat diidentifikasi. (ISO/TC 211 Glossary)

Dataset fundamental

Dataset yang tidak dapat diturunkan dari dataset yang lain dan digunakan oleh banyak institusi dan/atau banyak institusi memperoleh manfaat yang signifikan dari dataset tersebut. (ANZLIC Custodianship Guidelines)

(15)

1 0

Kebijakan satu peta ini sangat penting, sangat dibutuhkan untuk menyatukan seluruh informasi peta yang diproduksi oleh berbagai sektor ke dalam satu peta secara terintegrasi sehingga tidak terdapat lagi perbedaan dan tumpang tindih informasi geospasial dan akan hanya ada satu referensi geospasial yang menjadi pegangan dalam pembuatan kebijakan strategis, maupun penerbitan perizinan 1 0

1

Reference

Standar

d

Geodatabas

ee

GeoPortal

(16)

PPIDS :

2. Koordinasi Simpul Jaringan

Daerah Propinsi/Kabupaten

Kota)

(17)

Kondisi sebelum ini

Pulau-pulau

INFORMASI GEOSPASIAL

Kementerian B Kementerian A LNG Provinsi C Badan E Kabupaten F Kota G Sehingga menciptakan:

duplikasi alokasi sumberdaya

sulit untuk menciptakan nilai tambah

Berbagai organisasi/institusi telah mengumpulkan dan mengelola

berbagai macam data dan informasi geospasial untuk memenuhi

kebutuhan masing-masing 

membentuk pulau-pulau geoinformasi

(islands of geo-information).

(18)

PPIDS :

3. Kepanjangan tangan BIG di daerah

(Propinsi/Kabupaten /Kota)

a. Peta Tata Ruang

b. Peta Desa/Batas Desa

c. Peta Tematik

d. Peta Dasar (Revisi)

(19)

19

GAMBARAN UMUM PENYUSUNAN PETA RENCANA TATA RUANG

RBI Citra satelit Album Peta Peta Rencana Peta Tematik Peta Dasar Sumber Data Batas wilayah Jalan Sungai Tutupan Lahan Fisiografis Kependudukan Ekonomi dan keuangan Sarana dan prasarana Tematik lainnya Pola ruang Struktur ruang Kawasan Strategis Layout Simbol Pewarnaan Sumber data

(20)

20

SEKILAS TENTANG PERMEN ATR/ BPN NO. 8 TAHUN 2017

1. Kebijakan Strategis Nasional

2. RTH Publik (untuk Kawasan Perkotaan di

Kabupaten dan Kota)

3. Peruntukan Kawasan Hutan

4. Lahan Pangan Pertanian Berkelanjutan

5. Mitigasi Bencana

(21)

21

Pentingnya

peran

PPIDS

di

Daerah

untuk

mempercepat proses mendapatkan rekomendasi

pada penyusunan Peta Rencana Tata Ruang -> perlu

adanya sosialisasi SOP PPIDS

(22)

PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS

( PERMENDAGRI 45 / 2016)

(23)

PERMENDAGRI 45/2016

TENTANG PENETAPAN

DAN PENEGASAN BATAS DESA

Menggantikan Permendagri No. 27/2006 tentang penetapan

dan penegasan batas desa

Diatur tentang penetapan dan penegasan batas desa di

Indonesia dengan perubahan pada tahapan-tahapan

menyesuaikan dengan kemajuan teknologi

(24)

ASPEK GEOSPASIAL

PERMENDAGRI 45/2016

Penegasan batas Desa adalah kegiatan penentuan titik-titik koordinat

batas Desa yang dapat dilakukan dengan metode kartometrik dan/atau survey di lapangan, yang dituangkan dalam bentuk peta batas dengan

daftar titik-titik koordinat batas Desa.

• Tim Penetapan dan Penegasan Batas Desa Pusat yang selanjutnya disebut

Tim PPB Des Pusat adalah Tim yang dibentuk oleh Menteri Dalam Negeri.

Tim Penetapan dan Penegasan Batas Desa yang selanjutnya disebut Tim

PPB Des Provinsi adalah Tim yang dibentuk oleh Gubernur.

Tim Penetapan dan Penegasan Batas Desa yang selanjutnya disebut Tim

(25)

PAS

DESA/KELURAHAN SECARA KARTOMETRIK

Penarikan garis batas dilakukan

secara langsung di atas draft

peta kerja (berlatar belakangkan

citra satelit resolusi tinggi)

Berdasarkan kesepakatan dengan

desa yang berbatasan

dengan

mempertimbangkan

informasi dari tokoh adat dan

masyarakat desa.

(26)

PELACAKAN GARIS BATAS

SECARA KARTOMERTRIK

Penarikan garis batas dilakukan secara langsung di atas peta kerja

berdasarkan kesepakatan desa yang berbatasan dengan mempertimbangkan informasi dari tokoh adat dan masyarakat desa.

Jika garis batas tidak dapat diintepretasi di atas peta kerja maka dapat menggunakan bantuan peta kerja digital yang ditayangkan pada layar

monitor/proyektor.

Dilakukan pemindaian peta kerja dengan hasil format digital yang ter-georefrensi untuk dijadikan dasar dalam digitalisasi garis batas.

Melakukan digitalisasi garis batas yang sudah digambarkan pada peta kerja.

Melaksanakan pengisian data attribute garis batas desa sesuai dengan format

(27)

Penentuan titik kartometrik secara langsung di atas peta kerja.

Apabila garis batas tidak dapat diintepretasi di atas peta kerja maka dapat menggunakan bantuan peta kerja digital yang ditayangkan pada layar

monitor/proyektor.

Pemilihan titik-titik batas pada obyek-obyek yang mudah dikenali. Untuk

obyek (misal sungai atau jalan) yang lurus hanya dibuat pada ujung-ujung segmen (persimpangan atau belokan jalan atau sungai).

Pada titik awal dan akhir batas dengan desa yang saling berbatasan

diberikan tanda masing-masing satu titik kartometrik.

• Setiap pergantian jenis batas dari batas alam ke batas buatan atau sebaliknya di berikan titik kartometrik.

Dilakukan pemindaian peta kerja dengan hasil format digital yang

ter-georefrensi untuk

dijadikan dasar dalam ekstraksi titik kartometrik

• Penamaan titik kartometrik dalam basis data menggabungkan antara

singkatan titik kartometrik/TK (sebagai jenis titik), kode wilayah dan

nomor urut titik kartometrik.

(28)

Alokasi Pasal 4, …, 18, 33(3) UUD1945 Pasal 4 UU No.23/2014 Pasal UU No.6/2014 Bab III psl.7 Penataan desa Penetapan Pasal 8 UU No.6/2014 Peta Lampiran PerBupati/Walikota Penetapan Penegasan TPBD: Pusat Prov Kab/kota Pengelolaan

BOUNDARY MAKING DALAM KONTEKS BATAS ADMINISTRASI

DESA/KELURAHAN DI INDONESIA

UU No.6/2014 ttg Desa -Ekonomi Administrasi/ -Sosial -Budaya -Ling Hidup -Pertanahan Peraturan Desa Keputusan Politik Kartometrik dan/atau Survei Lapangan PerMenDagri No.45

/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas Desa

Pelayanan Publik KesRakyat Desa/Kelurah an MON EV SS.03.09.07

OLEH PEMDA KAB/KOTA

Kartometrik

Peta Lampiran PerBupati/Walikota Penegasan

(29)

RUANG LINGKUP KEGIATAN PERMENDAGRI

NO.45 /2016 ADA TIGA KEGIATAN POKOK

1. PENETAPAN BATAS DESA

2. PENEGASAN BATAS DESA

3. PENGESAHAN BATAS DESA

(30)

TUJUAN PENETAPAN & PENEGASAN BATAS

DESA

• Penetapan dan penegasan batas Desa

bertujuan untuk menciptakan tertib

administrasi pemerintahan, memberikan

kejelasan dan kepastian hukum terhadap

batas wilayah suatu Desa yang memenuhi

aspek teknis dan yuridis.

(31)

LANGKAH –LANGKAH PENETAPAN & PENEGASAN BATAS

DESA

PENGUMPULAN & PENELITIAN DOKUMEN

PEMILIHAN PETA DASAR (RBI, CITRA TEGAK RESOLUSI TINGGI)

PEMBUATAN GARIS BATAS DI ATAS PETA KERJA (DELINEASI GARIS BATAS SECARA KARTOMETRIK)

TIM PPB

DESA

BUPATI/

WALIKOTA

Ketua : Bupati/Walikota dan/atau Wakil Bupati/Wakil Walikota. Wakil Ketua : Sekda Kab/Kota

Anggota : 7 (Asekda Pem, Kabag PemDes, SKPD terkait, Camat, Kades, Tokoh masyarakat)

BERITA ACARA KESEPAKATAN

(32)

PENELITIAN DOKUMEN

PELACAKAN DAN

PENENTUAN POSISI

BATAS

PEMASANGAN & PENGKURAN

PILAR BATAS

PEMBUATAN PETA BATAS DESA.

PENGESAHAN BATAS DESA:

1.Tim PPB Des kabupaten/kota menyusun rancangan peraturan bupati/walikota tentang peta batas Desa berdasarkan hasil penegasan batas Desa

2.Bupati/walikota menetapkan peraturan bupati/walikota tentang peta batas Desa.

(33)

PENELITIAN DOKUMEN

PELACAKAN DAN PENENTUAN

POSISI BATAS

PEMASANGAN & PENGKURAN

PILAR BATAS

PEMBUATAN PETA BATAS DESA.

PENGESAHAN BATAS DESA:

1.Tim PPB Des kabupaten/kota menyusun rancangan peraturan bupati/walikota tentang peta batas Desa berdasarkan hasil penegasan batas Desa

2.Bupati/walikota menetapkan peraturan bupati/walikota tentang peta batas Desa.

PEMBUATAN PETA

KERJA

PENEGASAN BATAS DESA UTK DESA YANG DIBENTUK SEBELUM UU No.6/2014

(34)

DESA YANG

DIBENTUK

SEBELUM UU

No.6/2016

DESA YANG

DIBENTUK

SETELAH UU

No.6/2016

PADA UMUMNYA SUDAH MEMILIKI BATAS DESA , ARTINYA SUDAH DITETAPKAN WALAUPUN KEBANYAKAN BELUM ADA PERBUB/PERWAKO

PENEGASANNYA

MENGGUNAKAN Permendagri

No.45/2016, bisa secara

Kartometrik dan/atau survei

lapangan

PENETAPAN DAN PENEGASANNYA

MENGGUNAKAN Permendagri No.45/2016, bisa

secara Kartometrik dan/atau survei lapangan

KONDISI DESA YANG ADA DI

INDONESIA

DESA :74.053 KEL : 8.300 TOTAL : 82.353

PENEGASANNYA

MENGGUNAKAN Permendagri

No.27/2006, SECARA survei

lapangan

(35)

PENELITIAN DOKUMEN

PELACAKAN DAN PENENTUAN

POSISI BATAS

PEMASANGAN & PENGKURAN

PILAR BATAS

PEMBUATAN PETA BATAS DESA.

PENGESAHAN BATAS DESA:

1.Tim PPB Des kabupaten/kota menyusun rancangan peraturan bupati/walikota tentang peta batas Desa berdasarkan hasil penegasan batas Desa

2.Bupati/walikota menetapkan peraturan bupati/walikota tentang peta batas Desa.

PEMBUATAN PETA

KERJA

PENEGASAN BATAS DESA UTK DESA YANG DIBENTUK SEBELUM UU No.6/2014

(36)

DESA YANG

DIBENTUK

SEBELUM UU

No.6/2016

DESA YANG

DIBENTUK

SETELAH UU

No.6/2016

PADA UMUMNYA SUDAH MEMILIKI BATAS DESA , ARTINYA SUDAH DITETAPKAN WALAUPUN KEBANYAKAN BELUM ADA PERBUB/PERWAKO

PENEGASANNYA

MENGGUNAKAN Permendagri

No.45/2016, bisa secara

Kartometrik dan/atau survei

lapangan

PENETAPAN DAN PENEGASANNYA

MENGGUNAKAN Permendagri No.45/2016, bisa

secara Kartometrik dan/atau survei lapangan

KONDISI DESA YANG ADA DI

INDONESIA

DESA :74.053 KEL : 8.300 TOTAL : 82.353

PENEGASANNYA

MENGGUNAKAN Permendagri

No.27/2006, SECARA survei

lapangan

(37)

BATAS ALAM

PUNGGUNG BUKIT

(watershed)

(38)

DELINEASI BATAS DESA KARTOMETRIK

DESA KRAGILAN, KEC. MOJOSONGO, KAB. BOYOLALI

(39)

DELINEASI BATAS DESA KARTOMETRIK

DESA KRAGILAN, KEC. MOJOSONGO, KAB. BOYOLALI

Peta Hasil pengolahan

(40)
(41)

Segmen garis batas desa yang melewati jalan raya dan gang

Keterangan: Garis batas indikatif RBI Garis batas Hasil kesepakatan

(42)

Segmen garis batas desa yang melewati sungai

Keterangan:

Garis batas indikatif RBI Garis batas Hasil

kesepakatan

(43)

Segmen garis batas desa yang melewati sungai

dan pekarangan

Keterangan: Garis batas indikatif RBI Garis batas Hasil kesepakatan

DELINEASI BATAS DESA

KARTOMETRIK

(44)

CONTOH PENARIKAN BATAS INDIKATIF DENGAN KARTOMETRIS

SEGMEN KOTA GORONTALO – KAB.GORONTALO (DAERAH DATAR) Kota Gorontalo dan Kab.Goronta lo dibatasi oleh sungai di daerah datar, sehingga tidak dapat dilakukan penarikan batas secara kartometris dengan bantuan DEM. Oleh karena itu penarikan batas secara kartometris dilakukan dengan bantuan Citra Satelit Resolusi tinggi atau Foto Udara. Penarikan secara kartometris

(45)

Kota Gorontalo dan Kab.Bonebolango dibatasi oleh objek buatan (Jalan) di daerah datar sehingga penarikan batas indikatif dapat dilakukan secara kartografis dengan bantuan citra resolusi tinggi atau foto udara. Penarik an kartome tris seca ra

(46)

Kab. Parigi Moutong Kab. Toli - Toli Kab. Buol Kab. Parigi Mouton g Ka b. Bu ol

Segmen Batas Kab.Parigi Moutong

– Kab.Buol dibatasi oleh punggungan bukit maka penarikan batas indikatif segmen ini dapat

dilakukan secara kartometris dengan menggunakan bantuan DEM atau Kontur.

(47)

CATATAN : Kode wilayah berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Kode dan Data Wilayah yang terbaru dan berlaku.Wilayah ke (1 atau 2) adalah kecamatan/desa/kelurahan berdasarkan

(48)

3 4

PETA DESA

Untuk Percepatan

Pembangunan Desa

(49)

3 6

(50)

Menyediakan peta desa skala besar

yang berkualitas untuk seluruh

wilayah desa di Indonesia

Menyediakan standar pembuatan

peta desa yang dapat digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan

peta desa di tingkat nasional.

Acuan dalam participatory

mapping peta desa

37

Tujuan

instrum en

(51)

STAKEHOLDERS

Kementerian Koordinator

Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan

Kementerian Perencanaan

Pembangunan

Nasional/Bappenas

Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah

Tertinggal dan Transmigrasi

Kementerian Dalam Negeri

Kementerian Agraria dan Tata

Ruang/Badan Pertanahan

Nasional

Badan Informasi

Geospasial

Badan Pusat Statistik

Badan Standardisasi

Nasional

K/L lain terkait

Pemda dan SKPD provinsi

dan kabupaten/kota

Akademisi dan swasta

Masyarakat umum

Media cetak dan

elektronik, sosial media

(52)

SUMBER DATA PETA DESA

Vektor:

Bersumber dari Peta RBI, RDTR, Peta Dasar

Pertanahan, dll

Raster:

Citra satelit tegak resolusi tinggi, orthofoto

(53)

PETA DESA

1. Peta Citra

menampilkan foto udara, citra satelit resolusi tinggi, batas

wilayah , jaringan jalan, toponim, sungai, dan obyek

fasilitas umum

2. Peta Sarana dan Prasarana

menampilkan batas desa kesepakatan, jaringan

transportasi, individual buildings, lingkungan

terbangun/utilitas desa, toponim, sungai

3. Peta Penutup Lahan dan Penggunaan Lahan

menampilkan tematik desa terkait dengan fungsi lahan,

infrastruktur transportasi, perairan (sungai, drainase,

irigasi).

(54)
(55)
(56)
(57)

UU No. 4/2011 :Informasi Geospasial

mengikatsemua pihak untuk

melakukan pemetaan

dengan referensi dan standard yang sama

Batas pada peta RBI merupakan batas indikatif yang

masih memerlukan kesepakatan lebih lanjut antar

daerah yang berbatasan

Ketersediaan Peta RBI Skala Besar, Foto Udara, dan

Citra Tegak Resolusi Tinggi sangat mendukung dalam

rangka percepatan penegasan batas daerah khususnya

batas desa dengan metode kartometrik

(58)

SUKSMA

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

LOCANDA akan menunjukkan hotel yang terdekat dengan lokasi wisatawan yang membuka aplikasi dengan melacak menggunakan GPS, memudahkan wisatawan untuk melakukan

Analis pasar modal mempertimbangkan suatu saham dengan rasio PBV yang rendah merupakan investasi yang aman, dengan demikian rasio PBV berpengaruh negatif terhadap

[r]

Perlawanan Serbia terhadap pihak asing tak lain adalah karena Serbia ingin melanjutkan cita-cita nasionalnya yaitu gerakan Serbia Raya, maka pada dasarnya terbentuknya

Dari Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa relevansi antara arah kebijakan pengembangan ristek dengan sebaran jumlah jurusan atau program keahlian yang tertinggi dipresentasikan oleh

Untuk itu dalam strategi siber polri yang dilakukan harus bertujuan untuk;.

(2004) juga mengatakan bahwa pemberian ekstrak daun katuk pada kelompok ibu melahirkan dan menyusui bayinya dengan dosis 3 x 300mg/hari selama 15 hari terus menerus mulai hari

Metode yang digunakan untuk mengetahui debit banjir maksimum adalah metode Hidrograf Satuan Sintetik SCS dan SCS PU yang menggunakan data curah hujan tahun