• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONSEP PERENCAAAN DAN PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV KONSEP PERENCAAAN DAN PERANCANGAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

117

BAB IV

KONSEP PERENCAAAN DAN PERANCANGAN

4.1 Konsep Makro

Konsep makro perancangan gedung konser/Concert Hall Institut Wesley Jakarta ini merupakan sebuah solusi pemecahan masalah yang merupakan sebuah pertanyaan dari latar belakang yang telah ada. Solusi ini kemudian timbul sebagai sebuah gagasan besar yang mengarungi solusi setiap masalah yang ada sehingga menjadi suatu take line dalam merancang gedung konser ini. Dari masalah-masalah yang timbul, maka konsep yang akan dibangun adalah Connect Space And Activity.

Gambar 4. 1 Diagram Konsep Makro

Sumber : Analisis Penulis

Konsep makro yang ada memiliki dua kebutuhan yaitu untuk memenuhi kebutuhan dalam yaitu pihak Institut Wesley Jakarta dan kebutuhan luar yaitu masyarakat luar. Dari dua kebutuhan ini maka timbulah sebuah pendekatan fleksibilitas ruang, karena ruang dalam gedung konser khususnya ruang auditorium nantinya akan dibuat untuk

(2)

118 berbagai jenis konser, yang mana membutuhkan sebuah fleksibilitas agar memudahkan perubahan suatu ruang tanpa mengurangi kualitasnya.

4.2 Konsep Messo

Konsep messo merupakan konsep yang merupakan sebuah pecahan dari konsep makro yang mana lebih mengarah ke level skala kawasan. Konsep messo pada perancangan gedung konser ini dibagi menjadi tiga yaitu gedung konser yang mampu menjadi landmark di kawasan yang akan berkembang ini, menjadi fasilitas publik yang saling bersinergi dengan kawasan sekitar, dan berdampak baik terhadap kawasan sekita gedung konser. Konsep messo ini nantinya akan dibagi menjadi konsep-konsep mikro yang dapat mendukung bangunan untuk menjawab permasalahan-permasalahan sekitar ke dalam wujud desain.

Gambar 4. 2 Diagram Konsep Messo

Sumber : Analisis Penulis

4.3 Konsep Mikro

Konsep mikro merupakan perwujudan dari konsep makro yang mana dibagi menjadi konsep-konsep seperti konsep tata ruang dalam, konsep tapak, konsep bangunan, konsep ruang pertunjukan, konsep pencahayaan, konsep tata suara, serta konsep utilitas yang lain.

(3)

119 4.3.1 Konsep Tata Ruang dalam

4.3.1.1 Jenis Ruang

Jenis ruang pada gedung konser ini dibagi menjadi 5 yaitu ruang publik, ruang pertunjukkan, ruang pertunjukkan, ruang pemain, ruang pendukung, serta ruang servis.

Tabel 4. 1 Jenis Ruang Jenis Ruang Kebutuhan ruang

Foyer

Lobby

Exhibition

Ruang Publik  Hall

 R.Telepon  R.Tiket Ruang Pertunjukan  Panggung  Persiapan  R.Kontrol  Instrument  Storage R. Penonton Manager  Ruang Persiapan Ruang Pemain  Ruang Make Up  Ruang Istirahat  Ruang Pakaian  Ruang Latihan  Toilet  Bantuan Darurat  R.Keamanan Ruang Pendukung  Restoran

Shop Area

Cafetaria

R. Meeting

 Bengkel Kerja

(4)

120 Ruang Service  R. Pengelola Khusus

Loading Area  R. Penerima  R. Istirahat  R. Karyawan  Storage  Toilet Sumber : Analisis Penulis 4.3.1.2 Organisasi Ruang

Organisasi ruang di dalam gedung konser ini di susun mengenai pengelompokan ruang berdasarkan jenisnya kemudian dilihat bagaimana alurnya ke setiap ruang yang lain. Organisasi ruang dalam gedung konser ini dibagi menjadi dua yaitu organisasi ruang horizontal dan organisasi ruang vertikal.

(a)

(b)

Gambar 4. 3 (a) Organisasi Ruang Horizontal (b) Organisasi Ruang Vertikal

(5)

121 4.3.1.3 Pola Hubungan Dan Sirkulasi Antar Ruang

Pada sirkulasi ruang ini dibedakan antara setiap ruang serta jalur pengelola, performer, serta pengunjung. Alur dari pengelola, performer serta pengunjung memiliki jalan yang berbeda. Sedangkan untuk pola hubungan ruang sendiri sudah dibagi menjadi lima jenis ruang kemudian dibedakan statusnya apakah jauh atau dekat, serta langsung atau tidak langsug.

Gambar 4. 4 Pola Hubungan Antar Ruang

(6)

122

Gambar 4. 5 Sirkulasi Ruang Pengunjung

Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4. 6 Sirkulasi Pengelola

Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4. 7 Sirkulasi Pemain

Sumber : Analisis Penulis

Selain mengetahui sirkulasi dari pengelola, pengunjung serta pemain kita juga harus mengetahui hubungan ruang dari yang dilewati mereka berikut pola hubungan ruang.

(7)

123 4.3.1.4 Besaran Ruang

Tiap-tiap ruang di dalam gedung konser memiliki luasan ruang masing-masing. Luasan tiap ruang disesuaikan dengan jumlah pelaku pada setiap ruangan tersebut ketika kegiatan di dalamnya sedang berjalan. Dan setiap orang memiliki rasio jumlah standar luasan masing-masing. Jadi jumlah pelaku satndar dalam suatu ruang dikalikan dengan standar luasan setiap orang akan menghasilkan luasan ruang yang dibutuhkan.

Tabel 4. 2 Besaran Ruang

Ruang Jumlah Pelaku Standar (m2) Luas (m2) Ruang Publik

Foyer 250 0.5/orang 125

Lobby 250 0.5/orang 125

Café 200 0.5/orang 100

Shop Area 100 0.5/orang 50

Ticket 5 1,2/orang 6

Exhibition Hall 250 0.5/orang 125

Toilet 15 2.25/orang 33.75 Sub Total 564.75 Sirkulasi 20% 112.95 Total 677.6 Ruang Pertunjukan Panggung 1 30 2.25/orang 67.5 Panggung 2 20 2.25/orang 45 R. Penonton 1 300 0.6/orang 180 R.Penonton 2 500 0.6/orang 300 R. Persiapan 1 30 0.65/ruang 19.5 R. Persiapan 2 20 0.65/ruang 13 R. Kontrol Sound/ Lighting 8 2.25/ruang 18 Ruang Penyimpanan instrumen 100 Ruang Gudang Panggung 100

Ruang Manager 8 0.65/ruang 5.2

Sub Total 848.2

(8)

124 Total 1017.84 Ruang Pemain R. Penerima 80 2.25/orang 180 R. Persiapan 80 2.25/orang 180 R. Make Up 80 2.25/orang 180 R. Istirahat 80 1/orang 80 R. Pakaian 80 2.25/orang 180 R. Latihan 80 2.25/orang 180 Toilet 10 2.25/orang 22,5 Sub Total 1002.5 Sirkulasi 20% 200.5 Total 1203 Ruang Service R. Meeting 8 2/orang 16 Workshop 15 2/orang 30 Dapur 30 2/orang 60

R. Pengelola Umum 8 2/orang 16

R. Pengelola Khusus 8 2/orang 16

Loading Area 32 32

R. Penerima 100 100

R. Istirahat Karyawan 40 1/orang 40

Gudang 200 200 Toilet 10 2.25/orang 22.5 AHU dan ME 300 300 Sub Total 832.5 Sirkulasi 20% 166.5 Total 999 Parkir

Parkir Pengelola 4 Mobil 12.5/Mobil 50

20 Roda Dua 1.6/Motor 32

Parkir Pengunjung 3 Bus 28/Bus 84

150 12.5/Mobil 1875

200 1.6/Motor 320

Sub Total 2361

Sirkulasi 20% 472.2

Total 2833.2

(9)

125 4.3.2 Konsep Tapak

Konsep tapak ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu penzoningan bangunan, sirkulasi, tata parkir, dan vegetasi.

a. Zoning bangunan

Zoning bangunan pada gedung konser dibagi menjadi tiga yaitu zona publik, semi publik dan zona privat pada zonasi ini menyesuaikan kepada zona kebisingan serta view yang berada di sekitar site. Selain itu penzoningan berguna untuk peletakan jenis-jenis ruang yang akan ditempatkan di gedung konser.

Gambar 4. 8 Penzoningan Bangunan

Sumber : Analisis Penulis

b. Tata Massa

Dalam menentukan pola tata massa yang cocok yang pertama kali dilkukan ialah pembagian grid vertikal, horizontal dan diagonal. Grid dibuat disesuaikan dengan arah bangunan eksisting di sekitar kawasan sehingga dengan menentukan grid maka akan

(10)

126 didapatkan konfigurasi massa yang sesuai. Pola tata massa masih disesuaikan dengan zonasi publik, semi publik serta privat.

Gambar 4. 9 Pembuatan Grid Bangunan

Sumber : Analisis Penulis

Grid sejajar dan tegak lurus dibuat dengan membagi tapak menjadi empat bagian. Kemudian setelah membaginya menjadi empat barulah dibuat garis diagonal yang mana mengarah ke eksisting sekitar. Dengan konfigurasi seperti itu tata massa yang dibentuk bisa membuat beberapa alternatif. Tata massa yang dibuat ada dua yaitu :

1. Alternatif satu

Alternatif satu ini terbentuk dari tiga konfigurasi massa dibagi pada zona yang mengarah ke arah publik atau utara, zona yang mengarah ke lahan kosong atau selatan, serta zona penghubung diantara keduanya.

(11)

127

Gambar 4. 10 Pembagian Massa

Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4. 11 Zonasi Massa

Sumber : Analisis Penulis

Pada zona yang mengarah ke Boulevard zona Lobi dan zozna Komersil di taruh di dekatnya, sedangkan untuk zona Auditorium berada ditengah karena bersifat semi publik. Untuk zona privat berada di bagan selatan yaitu zona servis dan MEP, serta zona kantor dan manajerial. Auditorium dibuat mengarah ke arah lahan yang kosong dan dibuat jauh dari jalan agar menghindari kebisingan..

2. Alternatif dua

Alternatif dua ini terbentuk dari konfigurasi dua massa yang dibagi pada bagian utara yang lebih publik serta bagian selatan yang bersifat privat.

(12)

128

Gambar 4. 12 Pembagian Massa

Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4. 13 Zonasi Massa

Sumber : Analisis Penulis

Pada zonasi nya disebut kurang ideal tetapi cukup bisa untuk dibuat dimana pada massa yang mengarah ke lahan kosong dijadikan auditorium. Sedangkan untuk massa yang mengarah ke publik dijadikan zona komersil dan lobi. Untuk zona servis, zona MEP serta zona manajerial saling berdekatan. c. Pola Sirkulasi

Pola sirkulasi dari bangunan gedung konser dibedakan menjadi dua pada bagian utara untuk sirkulasi kendaraan pengunjung. Untuk bagian selatan untuk sirkulasi pengelola serta artis.

(13)

129

Gambar 4. 14 Sirkulasi

Sumber : Analisis Penulis

d. Pola Parkir Dan Vegetasi

Pola Parkir dari gedung ini terbagi menjadi dua disesuaikan dengan sirkulasi kendaraan pengunjung atau pengelola. Bisa dilihat bahwa bagian utara untuk parkir pengunjung. Untuk bagian selatan digunakan untuk parkir pengelola. Untuk vegetasi ditempatkan pada parkir-parkir serta pada jalan yang mengarah ke entrance utama. Vegetasi selain berfungsi sebagai penghijauan juga sebagai penghalang dari kebisingan dari luar.

Gambar 4. 15 Pola Parkir Dan Vegetasi

Sumber : Analisis Penulis

4.3.3 Konsep Bangunan a. Penampilan Bangunan

(14)

130 Untuk penampilan bangunan dibedakan menjadi beberapa bagian untuk bagian utara yang mengarah ke publik menggunakan fasad bangunan yang menonjol dengan menggunakan garis-garis dan bagian bawahnya menggunakan kaca karena berfungsi sebagai zona komersil. Untuk bagian tengahnya menggunakan konkret yang dipadukan dengan kayu sebagai fasad untuk menambah estetika bangunan selain itu kayu juga berfungsi untuk meredam suara. dan bagian bawahnya menggunakan bahan-bahan yang bersifat fleksibel yang mana dapa dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan. Untuk bagian utara menggunakan material konkrit serta dipadukan dengan material-material batu-batu alami.

Gambar 4. 16 Penampilan Bangunan

Sumber : Analisis Penulis

b. Gubahan Massa

Untuk gubahan massa karena terdapat dua alternatif denah massa maka akan dibuat dua gubahan massa sesuai dengan denahnya. Untuk gubahan massa pertama bagian ruang auditorium

(15)

131 ditinggikan kemudian untuk zona yang lain di turunkan. Kelebihan dari massa ini pengaturan ruang lebih baik, begitu pula dengan pemenuhan kebutuhan ruangnya, tetapi massa lebih kompleks.

Gambar 4. 17 Gubahan Massa Alternatif 1

Sumber : Analisis Penulis

Untuk gubahan massa kedua, massa bagian auditorium lebih ditinggikan. Kelebihannya ialah massa yang lebih simpel dan alur sirkulasi yang lebih enak. Sedangkan untuk kekurangannya ialah bangunan terlihat lebih sempit sehingga pemenuhan kebutuhan ruang terbatas.

(16)

132

Gambar 4. 18 Gubahan Massa Alternatif 2

Sumber : Analisis Penulis

4.3.4 Konsep Fleksibilitas Ruang Pada Ruang Pertunjukan

Konsep fleksibilitas ruang yang akan dibuat ialah pembagian dua ruang pertunjukan yang mana memiliki sifat yang berbeda yaitu jenis akustik dan yang berjenis Concert Band. Dua ruangan ini dibedakan menjadi dua wilayah yang mana dibagian tengahnya terdapat ruang yang mengapitnya sehingga tidak terjadi kebocoran suara maupun mengurangi getaran yang ada. Ruang konser yang bersifat akustik berkapasitas maksimal 300 orang dengan kemampuan fleksibilitas yang rendah karena diperlukan suatu ruang yang sangat steril terhadap bunyi dari luar. Sedangkan untuk ruang konser/pertunjukan yang kedua lebih bersifat fleksibel dengan menggunakan sistem tata suara speaker. Dan lay-out ruang bisa dirubah sesuai dengan kebutuhan, baik panggung, pola kursinya serta dindingnya. Dua ruang konser ini nantinya akan dipisahkan secara vertikal ataupun secara horizontal.

(17)

133

Gambar 4. 19 Denah Konsep Ruang Pertunjukan

Sumber : Analisis Penulis

Pada gambar bisa dilihat bahwa terdapat dua ruang pertunjukan yang mana di lantai 1 lebih bersifat fleksibel dimana ruang sekelilingnya ditutupi oleh movable wall dan didepannya terdapat ruang publik dan ruang pengunjung, serta dibagian belakangnya ialah ruang servis dan ruang pemain. Sedangkan di lantai 2 ruang pertunjukan berjenis akustik dan memiliki tingkat fleksibilitas yang rendah. Kemudian dibagian depannya terdapat ruang publik untuk para pengunjung.

Gambar 4. 20 Potongan Konsep Ruang Pertunjukan

(18)

134 Pada gambar potongan bisa dilihat bahwa ruang servis serta ruang pemain diletakan tegak lurus dengan ruang pertunjukan 1 dan 2. Ini tentu saja akan memudahkan sirkulasi bagi pemain serta bagi pengelola untuk masuk ke ruang pertunjukan. Sedangkan pengunjung hanya bisa mengakses ruang pertunjukan melalui ruang yang bersifat publik. Untuk mengatur tidak masuknya kebocoran suara serta getaran suara, maka ruangan dipisah secara vertikal, kemudian diberi dilatasi agar getaran berkurang.

Gambar 4. 21 Potongan Dilatasi Ruang Pertunjukan

Sumber : Analisis Penulis

Pada ruang pertnjukan 1 yang lebih bersifat fleksibel, lay-out ruang pertunjukan ini bisa dirubah-rubah dengan menggunakan bantuan sistem-sistem fleksibilitas seperti movable wall, reattracrable seating system,

movable stage, serta flexible acoustic material.

Gambar 4. 22 Perubahan Lay-out Ruang Pertunjukan 1

(19)

135 Selain itu ruang pertunjukan yang bersifat tertutup ini bisa dibuka sehingga menyatu dengan ruang publik. Penyatuan ruang publik dengan ruang konser ini digunakan sesuai kebutuhan pengguna. Penyatuan ruang ini ada yang bersifat masih dalam satu bangunan hingga sampai keluar bangunan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.23 dan 4.24.

Gambar 4. 23 Lay-out Ruang Pertunjukan Terbuka Di Dalam Bangunan

Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4. 24 Lay-out Ruang Pertunjukan Terbuka Di Luar Bangunan

(20)

136 4.3.5 Konsep Sistem Tata Suara

Konsep sistem tata suara pada gedung konser ini menggunakan sistem pengeras bunyi serta sistem akustik dengan memanfaatkan penggunaan elemen bangunan. Untuk ruang konser pertama lebih banyak menggunakan elemen bangunan sedangkan untuk ruang konser kedua lebih banyak menggunakan sistem penguat suara. Untuk ruang konser pertama walaupun sistem fleksibilitasnya rendah namun ada sistem fleksibilitas yang bisa diterapakan didalamnya yaitu sistem fleksibel

acoustic materil. Dengan sistem ini maka pantulan suara dan penyerapan

suara bisa dikontrol. Selain itu langitnya bisa menggunakan langit-langit yang tidak teratur sehingga bunyi bisa maksimal tanpa pengeras suara.

Gambar 4. 25 Sistem Suara

Sumber : Analisis Penulis

Konsep sistem tata suara pada ruang konser kedua relatif lebih fleksibel dengan bisa menggunakan sistem pengeras suara. Selain itu sistem pengeras suara ini dibagi menjadi dua yaitu sitem pengeras suara

(21)

137

Gambar 4. 26 Gubahan Sistem Suara low-frequency

Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4. 27 Sistem Suara hi-frequency

Sumber : Analisis Penulis

4.3.6 Konsep Sistem Pencahayaan

Konsep sistem pencahayaan pada gedung konser ada dua yakni menggunakan pencahayaan alami dan pencahayaan buatan

 Pencahayaan Alami

 Diatur agar cahayanya tidak menimbulkan silau, bayangan ataupun panas sari matahari.

 Bukaan ditentukan apakah permanen atau sewaktu-waktu dapat ditutup kembali.

(22)

138  Lebih banyak digunakan di ruang konser karena performa

sistem pencahayaan pada ruang konser sangat diperhatikan.  Menggunakan sistem performance lighting, auditorium lighting,

emergency lighting, cue lights, dan blue lights.

 Performance lighting merupakan pencahayaan dengan intensitas tertinggi karena pencahayaan terbanyak harus mengarah ke arah

performer.

Gambar 4. 28 Sistem Pencahayaan

Sumber : Analisis Penulis

4.3.7 Konsep Sistem Pengendalian Kebisingan Suara

Konsep sistem pengendalian kebisingan suara ini adalah dengan menggunakan metode-metode diman ruang yang membutuhkan akustik yang baik yaitu ruang konser tidak terganggun oleh kebisingan dari luar, seperti kendaraan maupun masyarakat sekitarnya. Sistem ini bisa digunakan dengan menambhakan vegetasi pada luar bangunan yang berfungsi mengurangi bunyi dari luar bangunan serta menggunakan bahan kedap suara pada bangunan dan pelapis ruang konser.

(23)

139

Gambar 4. 29 Sistem Pengendlian Kebisingan

Sumber : Analisis Penulis

4.3.8 Konsep Sistem Penghawaan

Sistem Penghawaan pada ruang auditorium ada yang menggunakan AC Central dan AC Unit. Bedanya jika AC Unit digunakan di ruang-ruang yang lebih kecil seperti ruang instrumen dan kontrol, maka AC Central digunakan di ruang pertunjukkannya karena berskala besar. Selain itu untuk ruang yang bersifat publik bisa menggunakan penghawaan alami.

Gambar 4. 30 Skema Distribusi AC Central

Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4. 31 Sistem Penghawaan

(24)

140 4.3.9 Konsep Sistem Struktur

Sistem struktur yang digunakan menggunakan sistem yang fleksibilitas. Struktur atap menggunakan struktur bentang panjang. Selain itu penggunaan Struktur bangunan menggunakan struktur beton. Struktur ini kemudian dikombinasikan dengan material alami serta material kedap suara sehingga terdapat struktur utama dan struktur pendukung untuk menyiasati kebisingan ruang serta tidak merusak lingkungan.

Gambar 4. 32 Material Batu Alami

Sumber : Analisis Penulis

4.3.10 Sistem Penyediaan Air Bersih

Sistem penyediaan air bersih menggunakan jaringan PDAM dan sumur pompa untuk mengantisipasi kekeurangan kebutuhan air bersih. Pompa air berukuran besar diperlukan untuk memompa air dari sumur dalam volume yang besar dalam waktu yang singkat.

4.3.11 Sistem Penyediaan Air Kotor

Sistem pembuangan air kotor menggunakan sistem konvensional yakni dengan memisahkan saluran buangan yang akan berakhir di sumur peresapan.

(25)

141 4.3.12 Sistem Suplai Energi

Sistem kelistrikan menggunakan 2 sistem, yakni sistem dari PLN dan sistem Generator. Sistem PLN digunakan pada tidak saat pertunjukan karena kebutuhan dayanya relatif kecil, sedangkan sistem generator digunakan hanya pada saat pertunjukan karena pada saat pertunjukan diperlukan daya listrik yang besar, stabil dan konstan, selain itu generator juga digunakan saat aliran listrik dari PLN mengalami gangguan. Jadi bisa dibilang generator menjadi smuber utama dalam penyelenggaraan pertunjukan sedang berlangsung.

4.3.13 Sistem Pencegah Bahaya Kebakaran

Pemasangan diutamakan pada tempat yang rawan dan mudah terbakar seperti gudang, bengkel dan panggung. Khusus pada panggung, alat pencegah bahaya kebakaran diletakan secara tersembunyi agar tidak mengganggu panggung dari sisi fungsional maupun visual namun masih menjamin kinerja, dan keamanan pencegah bahaya kebakaran ini. Alat-alat pemadam ini diantaranya adalah

1. Detektor asap. 2. Detektor api.

3. Detector Panas (disesuaikan dengan ruangan dan fungsinya). 4. Sprinkler.

5. Hydrant, hidran halaman dengan 60 meter. 6. Tangga darurat.

7. Sistem alarm.

4.3.14 Sistem Komunikasi Dan Pengendalian Udara

Sistem komunikasi menggunakan intercom dan alat komunikasi radio yang diletakkan pada posisi tersebar. Sistem pengkondisian udara menggunakan pengkondisian buatan dengan sistem terpusat dengan tujuan

(26)

142 agar sistem pendinginan dapat merata efisien, serta mudah dalam perawatan, operasional dan instalasinya. Sistem pengkondisian udara ini harus sanggup mensirkulasi udara didalam gedung pertunjukan yang mempunyai volume yang besar. Sistem pengkondisian ini umumnya terdapat sistem cadangan untuk mengantisipasi jika nantinya terjadi kerusakan pada sistem utama.

Gambar

Gambar 4. 1 Diagram Konsep Makro  Sumber :  Analisis Penulis
Gambar 4. 2 Diagram Konsep Messo  Sumber :  Analisis Penulis
Tabel 4. 1  Jenis Ruang
Gambar 4. 3  (a) Organisasi Ruang Horizontal (b) Organisasi Ruang Vertikal  Sumber :  Analisis Penulis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil ini menunjukkan pula bahwa pewarna sintetis yang terdapat pada sebagian besar sampel yang dijual di lokasi sampling merupakan pewarna yang diizinkan penggunaannya untuk

Dari Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa semakin dekat material dengan sensor ultrasonic 2 maksimal jarak 10 cm maka voice recorder akan memutar suara 2 yaitu

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa dengan analisis menggunakan Indeks Williamson dan Indeks Entropi Theil bisa diketahui bahwa ketimpangan yang terjadi di

Dengan menggunakan nlai parameter ini, hibridisasi GA-SA pada optimasi permasalahan Multi-trip VRPTW dapat menghasilkan nilai rata-rata fitness yang lebih baik daripada

Kaulah bumi, yang tergelar lembut bagiku melepas lelah dan nestapa Gunung yang menjaga mimpiku siang dan malam. Mata air yang tak brenti mengalir

Gubernur dipilih presiden, merupakan sebuah terobosan baru dan tidak bertentangan dengan hukum, karena secara yuridis maupun politis Gubernur merupakan wakil/kepanjangan

Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor: 4/Viii/Pb/2014 Dan Nomor: 24 Tahun 2014 Tentang Ketentuan Pelaksanaan

Saya merasa keluarga dan teman-teman saya paham dengan kesibukan saya dalam bekerja. Laki-laki akan menjauhi seorang wanita yang sukses