• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karbohidrat adalah suatu senyawa yang terdiri dari atom karbon,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karbohidrat adalah suatu senyawa yang terdiri dari atom karbon,"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

6 A. Karbohidrat

Karbohidrat adalah suatu senyawa yang terdiri dari atom karbon,

hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi

makhluk hidup. Karbohidrat dalam tubuh mengalami perubahan atau

metabolisme. Hasil metabolise karbohidrat yaitu glukosa yang terdapat dalam

darah dan glikogen yaitu karbohidrat yang disintesis oleh sel-sel pada jaringan

otot sebagai sumber energi (Poedjiati, 2007).

1. Klasifikasi Karbohidrat

Karbohidrat memiliki tiga golongan utama yaitu monosakarida,

oligosakarida, dan polisakarida.

a. Monosakarida memiliki sifat tidak berwarna, kristal padat yang bebas dan

larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut non polar, dan kebanyakan

memiliki rasa manis. Monosakarida terdiri 3-6 rantai atom C. Monosakarida

yang mengandung 1 gugus aldehid disebut aldosa . Monosakarida yang

mengandung 1 gugus keton disebut ketosa. Monosakarida yang penting yaitu

triosa (C3) contoh gliseraldehida, tetrosa (C4) contoh eritrosa , pentose (C5)

contoh ribose , heksosa (C6) contoh galaktosa, glukosa, dan fruktosa.

b. Disakarida mengandung dua unit monosakarida yang berikatan secara

kovalen terhadap sesamanya. Dua molekul sakarid disebut disakarida. Jenis

oligosakarida yaitu sukrosa (glukosa dan fruktosa), laktosa (glukosa dan

(2)

c. Polisakarida disebut juga glikan, yang berbeda dalam kandungan unit

monosakarida, panjang rantai, dan percabangan. Terdapat dua jenis

polisakarida yaitu homopolisakarida yang mengandung hanya satu jenis unit

monomer contoh pati yang mengandung hanya unit D-glukosa, dan

heteropoli sakarida yang mengandung dua atau lebih jenis monosakarida

yang berdeda, contoh asam hialuronat pada jaringan pengikat, yang

mengandung secara berganti-ganti residu dari dua jenis gula. Polisakarida

penyimpan yang paling penting adalah pati yang khas sebagai polisakarida

tanaman dan glikogen pada hewan. Pati dan glikogen terdapat dalam sel

dalam bentuk gumpalan atau granula (Haribi R, 2009).

2. Katabolisme dan Absorpsi Karbohidrat

Karbohidrat dalam diet umumnya terdapat dalam bentuk zat pati, laktosa,

sukrosa, dan selulosa. Di rongga mulut, enzim alpha amilase saliva bekerja pada

zat pati secara acak menghasilkan maltosa, beberapa glukosa, unit-unit molekul

pati yang kecil. Di dalam lambung karena tingkat keasaman tinggi maka kerja

alpha amilase terhenti. Di dalam usus halus makanan akan menjadi alkali oleh

sekresi dari saluran pankreas. Pencernaan pati dilanjutkan oleh kerja enzim alpha

amiase pankreas yang sama dengan enzim saliva. Enzim alpha amilase bekerja

dengan sempurna maka lumen usus halus akan mengandung glukosa, maltosa,

isomaltosa, laktosa, dan sukrosa dari diet. Hidrolisis oleh kerja enzim

disakaridase spesifik menghasilkan monosakarida. Monosakarida yang dihasilkan

(glukosa, fruktosa, galaktosa) bersama glukosa dari lumen akan masuk ke sistem

(3)

B. Glukosa Darah

Glukosa darah adalah glukosa yang terdapat dalam darah yang terbentuk

dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot

rangka (Kee, Joyce LeFever, 2007).

1. Pengukuran Glukosa Darah

Pengukuran glukosa darah dilakukan terhadap darah lengkap, tetapi

sekarang sebagian besar laboratorium melakukan pengukuran kadar glukosa

dalam serum. Hal ini disebabkan karena eritrosit memiliki kadar protein

(hemoglobin) yang lebih tinggi daripada serum, sedangkan serum memiliki

kadar air yang lebih tinggi sehingga bila dibandingkan dengan darah lengkap,

serum melarutkan lebih banyak glukosa (Sacher, 2004).

Serum atau plasma harus segera dipisahkan dari sel-sel darah sebab sel

darah walaupun telah berada di luar tubuh tetap merombak glukosa untuk

metabolismenya. Darah yang berisi sangat banyak lekosit dapat menurunkan

kadar glukosa. Di dalam lemari pendingin kadar glukosa dalam serum tetap

stabil kadarnya sampai 24 jam, tanpa kontaminasi bakteri kadar glukosa dapat

bertahan lebih lama dari 24 jam. ( Frances K. Widmann, 1995).

2. Konsentrasi Glukosa Darah

Kadar glukosa darah adalah jumlah atau konsentrasi glukosa yang terdapat

dalam darah. Kadar glukosa darah pada orang normal berlangsung konstan karena

pengaturan karbohidrat yang baik. Pengukuran konsentrasi glukosa darah

memberikan informasi mengenai homeostatis glukosa sesaat dan evaluasi

(4)

faktor humoral seperti hormon insulin dan glukagon.. Faktor lain yang

berhubungan dengan terkendalinya kadar glukosa darah adalah diet, obat-obatan,

alkohol, obesitas, demam, dan aktifitas fisik (Sacher, 2004; Qurratuaeni 2009;

Permenkes no 43, 2013) .

3. Metode Pemeriksaan Glukosa Darah

Pemeriksaan glukosa darah dapat dilakukan dengan beberapa

metode yaitu metode enzimatik, metode kimia, dan cara strip.

a. Metode Enzimatik biasanya digunakan pada pemeriksaan glukosa

darah karena metode ini memberikan hasil speksifitas yang tinggi. Metode

ini hanya mengukur kadar glukosa dalam darah. Ada dua macam metode

enzimatik yang digunakan yaitu metode glukosa oksidase dan metode

heksokinase.

a.1. Metode Glukosa Oksidase (GOD-PAP)

Metode glukosa oksidase (GOD-PAP) adalah metode spesifik

untuk melakukan pengukuran kadar glukosa dalam serum atau plasma

melalui reaksi dengan glukosa oksidase. Metode GOD-PAP memiliki

sensitifitas yang tinggi karena hanya glukosa yang terukur.

Prinsip metode ini adalah glukosa oksidasi secara enzimatis

menggunakan enzim glukosa oksidase (GOD), membentuk asam glukonik

dan H2O2 kemudian bereaksi dengan fenol dan 4- aminoantipirin dengan enzim peroksidase (POD) sebagai katalisator membentuk quinonemine.

Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi dalam

(5)

Glukosa + O2+ H2O Glukosa Oksidase Asam Glukonik + 4 H2O 2 2H2O2 + 4 – Aminophenazone + Phenol POD Quinonemine + 4 H2O

Reaksi glukosa oksidase (GOD)

a.2. Metode Heksokinase

Metode ini digunakan untuk pengukuran glukosa. Metode ini

dianjurkan oleh WHO dan IFCC.

Prinsip pemeriksaan pada metode ini adalah heksokinase akan

mengkatalisis reaksi fosforilasi glukosa dengan ATP, membentuk

glukosa-6-fosfat, dan ADP. Enzim kedua yaitu glukosa-6-posfat dengan

nicotinamide adenin dinocloetide phosphate (NADP) (Kiswari R, 2009).

Reaksi yang terjadi pada heksokinase :

Glukosa + ATP Heksokinase Glukosa-6-fosfat + ADP

Glukosa -6-fosfat + NADP (p)G-6-PD 6-fosfoglukonat + NAD(p) H+H +

Metode heksokinase menggunakan dua macam enzim yang spesifik,

sehingga hasil yang diperoleh sangat baik. Kelemahan metode heksokinase

yaitu biaya yang relatif mahal. Pemeriksaan kadar glukosa sekarang sudah

diisyaratkan dengan cara enzimatik, tidak lagi dengan prinsip reduksi untuk

menghindari ikut terukurnya zat-zat lain yang akan memberikan hasil tinggi

atau rendah palsu (Kiswari R, 2009 ; Depkes, 2005)

b. Metode Kimiawi sekarang sudah jarang dipakai karena sensitifitas

pemeriksaan kurang tinggi. Metode kimiawi yang masih dapat dipakai

menurut WHO adalah metode ortholuidin karena murah, cara kerja

(6)

glukosa yang ada didalam darah juga akan terukur sehingga hasilnya akan

lebih tinggi dari metode enzimatik (Kiswari R, 2009).

c. Cara Strip POCT (Point Of Care Testing) merupakan alat pemeriksaan

laboratorium sederhana yang dirancang hanya untuk penggunaan sampel

darah kapiler, bukan untuk sampel serum atau plasma. Prinsip pemeriksaan

pada metode ini adalah strip test diletakan pada alat. Akurasi cara strip

belum diketahui serta memiliki keterbatasan yang dipengaruhi oleh suhu,

volume sampel yang kurang. Cara strip ini tidak untuk menegakkan

diagnosis klinis (Depkes, 2005).

C. Deproteinasi

Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain karena

berbentuk cairan. Komponen darah terdiri dari plasma darah dan butiran darah.

Plasma darah berisi air, elektrolit, dan protein sedangkan butiran darah terdiri

dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (lekosit), dan butiran darah

(trombosit). Serum merupakan fase cair yang tertinggal saat darah membeku,

sehingga tidak mengandung faktor-faktor pembekuan (termasuk fibrinogen)

yang normal terdapat dalam plasma. Protein merupakan makromolekul yang

paling berlimpah didalam sel. Protein yang mengandung bahan-bahan non asam

amino seperti hem, lipid, karbohidrat, dan derivat vitamin disebut protein

kompleks, sedangkan protein yang hanya terdiri dari asam amino disebut

protein sederhana. Kandungan protein dalam keadaan normal sebesar 6-8 g

(7)

Kadar glukosa darah dapat dipengaruhi oleh proses glikolisis. Glikolisis

adalah pemecahan glukosa darah menjadi asam piruvat dan asam laktat atau

keduanya (Murray, dkk, 2003). Glikolisis invitro yaitu glikolisis yang terjadi

setelah sampel darah dikeluarkan dari tubuh. Tanpa adanya zat penghambat

glikolisis maka pemeriksaan glukosa akan mengalami metabolisme kira-kira 7

mg/dl per hari. Jika sampel darah setelah dikeluarkan dari tubuh tidak segera

dilakukan pemeriksaan, maka akan terjadi penurunan kadar glukosa darah. Tanpa

penambahan zat penghambat glikolisis, maka komponen yang ada dalam darah

antara lain eritrosit, lekosit, trombosit, dan mungkin adanya kontaminasi bakteri

akan mempertahankan hidupnya sehingga menggunakan glukosa sebagai sumber

makanan dan menyebabkan kadar glukosa darah menurun. Glikolisis dapat

dihindari dengan cara deproteinasi segera setelah pengambilan darah, pemberian

zat inhibitor, dan disimpan dalam keadaan dingin (John Bernard Henry, 2001;

Boehringer, 1993).

Bastiasyah (2008) menyatakan bahwa, deproteinasi adalah konformasi

molekul protein dapat berubah karena pengaruh suhu, pH, atau karena terjadinya

suatu reaksi dengan senyawa lain atau ion-ion logam yang mampu

mengendapkan protein dalam darah untuk pemeriksaan glukosa darah.

Deproteinasi merupakan metode yang dilakukan sebelum pengukuran

kadar glukosa darah. Deproteinasi adalah pemisahan protein dari larutan dengan

proses hidrolisis protein menggunakan asam. Proses deproteinasi menurut

(Poedjiati, 2007) dilakukan dengan menyesuaikan pH titik isoelektrik protein yang

(8)

pada titik isoelektrik. Metode deproteinasi yang dilakukan menggunakan pereaksi

asam seperti asam trikloroasetat 10% (TCA 10). Pengukuran kadar glukosa darah

dilakukan dengan mengambil supernatan atau larutan bagian atas hasil

deproteinasi. Supernatan yang diperoleh dianalisis menggunakan metode

GOD-PAP (Labib, 2013; Haribi R, 2009).

D. Tanpa Deproteinasi

Pemeriksaan glukosa tanpa deproteinasi merupakan pemeriksaan tanpa

menggunakan larutan deproteinasi sebagai larutan pengendap protein darah.

Pemeriksaan tanpa deproteinasi menggunakan cara fixed time kinetik, yaitu

pengukuran konsentrasi glukosa ditentukan dengan ketepatan waktu pembacaan

(Winarni K, 2010).

E. Kerangka Teori, Kerangka Konsep, dan Hipotesis 1. Kerangka Teori

Protein

dalam

Darah

Serum Metode

GOD-PAP Dengan Tca (deproteinasi Tanpa Tca (tanpa deproteinasi) Glikolisis Kadar Glukosa Darah

Hormon glukagon Diet Aktifitas Fisik Obesitas Demam Hormon Insulin Obat-obatan Alkohol Asam Urat Bilirubin Glutation Asam Askorbat

(9)

2. Kerangka Konsep

3. Hipotesis

Ada perbedaan hasil pemeriksaan glukosa darah antara cara deproteinasi

dan tanpa deproteinasi dengan metode GOD-PAP. Metode GOD-PAP dengan TCA

(deproteinasi)

Metode GOD-PAP tanpa TCA (tanpa deproteinasi)

Kadar Glukosa

Referensi

Dokumen terkait

Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi enersi untuk aktifitas tubuh, clan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan di otot. Ada beberapa jaringan

Apabila masih terdapat kelebihan karbohidrat, maka karbohidrat akan diubah menjadi trigliserida dan kemudian disimpan di dalam jaringan adiposa (Guyton and Hall 1993). Jumlah

Karbohidrat merupakan bahan yang banyak terdapat dalam makanan, dan didalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain glukosa

Karbohidrat merupakan bahan yang banyak terdapat dalam makanan, dan didalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain glukosa yang

Menurut Poedjiadi dan Supriyanti (2009), monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat

Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah (HermX, 2009). Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau

Laktat yang terbentuk diabsorbsi ke dalam darah dan diubah menjadi glukosa oleh hati sedangkan propionat diubah menjadi menjadi glukosa oleh suatu lintas dengan

Faktor yang mempengaruhi respon terhadap glukosa darah yaitu komposisi dari makanan, jenis dari karbohidrat yang terdapat pada makanan, struktur fisik dan kimia