• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gula darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gula darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gula Darah

Gula darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka (Kee, Joyce LeFever, 2007).

Pada suhu kamar kadar glukosa darah dalam tabung akan menurun, karena proses glikolisis dengan kecepatan kurang lebih 7 mg/dl per jam. Sebaiknya serum segera dipisahkan dari sel – sel darah (Suryaatmadja, 2003)

B. Metabolisme

Metabolisme merupakan segala proses reaksi kimia yang tejadi didalam makhluk hidup. Proses yang lengkap dan komplit sangat terkoordinatif melibatkan banyak enzim didalamnya, sehingga terjadi pertukaran bahan dan energi. Adapun metabolisme yang terjadi dalam tubuh yang mempengaruhi kadar gula darah, yaitu : 1. Metabolisme karbohidrat

Karbohidrat bertanggung jawab atas sebagian besar intake makanan sehari-hari. Tetapi sebagian besar karbohidrat akan diubah menjadi lemak. Fungsi dari karbohidrat dalam metabolisme adalah sebagai bahan bakar untuk oksidasi dan menyediakan energi untuk proses - proses metabolisme lainnya.

Karbohidrat dalam makanan terutama adalah polimer - polimer hexosa, dan yang penting adalah glukosa, laktosa, fruktosa, dan galaktosa. Kebanyakan

▸ Baca selengkapnya: melapisi makanan dengan gula yang dipanaskan sampai kental adalah....

(2)

monosakarida dalam tubuh berada dalam bentuk D-isomer. Hasil yang utama dari metabolisme karbohidrat yang terdapat dalam darah adalah glukosa.

Glukosa yang dihasilkan begitu masuk dalam sel akan mengalami fosforilasi membentuk glukosa-6-fosfat. Yang dibantu oleh enzim hexokinase, sebagai katalisator. Dalam hati terdapat enzim lain yang disebut glukokinase, yang lebih spesifik terhadap glukosa, dan seperti halnya heksokinase, akan meningkat kadarnya oleh insulin, dan berkurang pada saat kelaparan dan diabetes.

Glukosa-6-fosfat dapat berpolimerisasi membentuk glikogen, sebagai bentuk glukosa yang dapat disimpan, terdapat dalam hampir semua jaringan tubuh, tetapi terutama dalam hati dan otot rangka (William F. Ganong, 1995)

2. Metabolisme gula darah

Gula darah setelah diserap oleh dinding usus akan masuk dalam aliran darah masuk ke hati, dan disintesis menghasilkan glikogen kemudian dioksidasi menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk dibawa oleh aliran darah ke dalam sel tubuh yang memerlukannya.

Dengan maksud gula darah dari sirkulasi ke dalam sel maka tidak akan terjadi penumpukan gula darah dalam aliran gula darah. Kadar gula yang dikendalikan oleh hormon yang dihasilkan oleh sel beta lengerhans dari pancreas yaitu hormon insulin. Jika hormon insulin yang tersedia kurang dibandingkan kebutuhan, maka gula darah akan menumpuk dalam sirkulasi darah sehingga darah akan meningkat. Bila kadar gula darah ini sedemikian tinggi melebihi ambang ginjal, maka gula darah akan keluar bersama urine (glukosuria) (Pusdiknakes RI, 1985).

(3)

C. Faktor – faktor Hormon yang Berpengaruh

Di dalam tubuh ada 4 hormon yang berpengaruh mengatur keseimbangan kadar gula darah dalam tubuh, yaitu :

1. Hormon tiroid

Hormon ini disekresi oleh kelenjar gondok dan mempunyai efek peningkatan kadar gula darah dengan cara peningkatan penyerapan gula darah dari usus (William F. Ganong, 1990)

2. Hormon insulin

Hormon ini diproduksi di dalam pancreas oleh sel beta pulau langerhans dan kerjanya mengatur karbohidrat bersama dengan hati, adipose, otot, dan bertanggung jawab terhadap nilai konstan gula darah (Sunita Almatsier, 2003).

3. Hormon epinefrin

Hormon ini dihasilkan oleh medula kelenjar adrenal dan mempunyai efek merngubah adanya glikogen menjadi glukosa yang terutama ada di dalam hati (William F. Ganong, 1990)

(4)

4. Hormon pertumbuhan

Hormon ini disekresi oleh hipofise anterior, hormon ini menimbulkan pengeluaran asam lemak bebas dari jaringan adipose, jadi mempermudah ketogenesis. Hormon ini juga dapat menurunkan pemasukan glukosa oleh hati dan dapat menurunkan pengikatan insulin oleh jaringan (Sunita Almatsier, 2003).

D. Absorbsi Gula Darah

Setelah mendapat intake makanan yang mengandung gula proses pencernaan dan absorbsi akan berlangsung terutama di dalam duodenum dan jejenum prosimal.

Setelah absorbsi akan terjadi peningkatan kadar gula darah untuk sementara waktu dan akhirnya kembali pada kadar semula (baseline).

Besarnya kadar gula yang diabsorbsi sekitar 1 gram/kg berat badan tiap jam.

Kecepatan absorbsi gula di dalam usus halus konstan tidak tergantung pada jumlah gula yang ada atau kadar dimana gula berada.

Dalam keadaan post absorbsi konsentrasi gula darah berkisar 80 - 100 mg/dl.

Setelah makan karbohidrat dapat meningkat sampai sekitar 120 - 130 mg/dl. Dan selama puasa kadar gula darah turun sekitar 60 – 70 mg/dl.

Maka dari itu untuk mengetahui kemampuan tubuh menangani karbohidrat dapat ditentukan dengan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) (Sylvia Anderson Price, Lorraine McCarty Wilson, 1996).

E. Glikolisis

(5)

Glikolisis merupakan pemecahan gula darah menjadi asam piruvat atau asam laktat (atau keduanya). Glikolisis dapat dibedakan menjadi dua macam menurut terjadinya, yaitu :

1. Glikolisis di dalam tubuh (invivo)

Pemecahan molekul glukosa menjadi dua molekul asam dimana dipecah menjadi asam piruvat atau asam laktat (atau keduanya) (Arthur C. Guyton, 1991).

Katabolisme glukosa berlangsung melewati dua jalan : pecah menjadi triosa - triosa, atau oksidasi dan dekarboksilasi menjadi pentosa. Jalan yang ditempuh untuk membentuk asam piruvat melalui triosa - triosa disebut ” Embden-Meyerhoff ”, sedang jalan yang melalui asam glukonat dan pentosa disebut ” Direct Oksidative atau Heksasomonofosfat ”.

Rangkaian reaksi pada glikolisis Embden-Meyerhoff ditemukan pada bagian sel yang membentuk cairan di luar mitokondria, yaitu Sitosal. Enzim - enzim ini mengatalisis reaksi - reaksi yang menyangkut glikolisis glukosa menjadi laktat (William F. Ganong, 1990).

2. Glikolisis diluar tubuh (invitro)

Glikolisis di luar tubuh terjadi setelah sampel darah dikeluarkan dari tubuh. Dalam serum atau plasma yang didinginkan pada suhu 200C glukosa akan stabil dalam 24 jam sedangkan pada suhu ruangan, sampel darah untuk pemeriksaan glukosa tanpa adanya penambahan zat penghambat glikolisis akan mengalami metabolisme kira - kira 7 mg/dl/hari. Maka jika sampel darah setelah dikeluarkan dari dalam tubuh apabila tidak segera dilakukan pemeriksaan akan terjadi penurunan kadar.

(6)

Bila tanpa penambahan zat penghambat glikolisis, maka komponen yang ada dalam darah tersebut antara lain eritrosit, leukosit, trombosit, juga kemungkinan adanya kontaminasi bakteri ini akan menggunakan glukosa sebagai sumber makanannya. Sehingga menyebabkan kadar gula darah menurun.

Disamping itu juga dipengaruhi oleh suhu dan masa penyimpanan (John Bernard Henry, 1984).

F. Pengaruh Penundaan Pemeriksaan Glukosa Darah

Prinsip dari pemeriksaan gula darah seharusnya tidak boleh dilakukan penundaan, tetapi ada hal yang mengharuskan untuk melakukan penundaan diantaranya karena jarak pengambilan sampel dengan tempat laboratorium cukup jauh, ada hal yang darurat atau mendesak sehingga pengerjaan sampel harus ditunda, tidak ada pelaksana (analist) untuk mengerjakan sampel (Guyton, Arthur C, 1996).

G. Pemeriksaan Gula Darah

Untuk mengetahui kadar gula darah dapat dilakukan dengan bermacam - macam metode. Adapun metode - metode yang dapat digunakan untuk menentukan kadar gula darah, yaitu :

(7)

1. Metode Folin

Filtrat darah bebas protein dipanaskan dengan larutan CuSO4 alkali. Endapan CuO yang dibentuk glukosa akan larut dengan penambahan larutan fosfat molibdat. Larutan ini dibandingkan secara kolorimetri dengan larutan standart glukosa (Pusdiknakes, 1985).

2. Metode Samogyi-Nelson

Filtrat mereduksi Cu dalam larutan alkali panas dan Cu direduksi kembali oleh arseno molibdat membentuk kompleks warna ungu (Pusdiknakes, 1985).

3. Metode Ortho-Toluidin

Hydrogen jika dicampur dengan ortho-toluidin dalam larutan asam kuat yang panas akan menghasilkan warna hijau yang dapat ditentukan kadarnya secara fotometrik (Pusdiknakes, 1985).

4. Metode Glukosa-Peroksidase

Hydrogen peroksidase akan bereaksi dengan oksigen aseptor. Orthodianiside, phenyl aminephenazone atau chromogenik oksigen aseptor, dimana didalam reaksi oleh peroksidase akan membentuk warna (Pusdiknakes, 1985).

5. Metode Glukosa-Oksidase Mempunyai prinsip :

Gula darah ditemukan setelah adanya reaksi enzimatis dengan adanya glukosa oksidase. Hidrogen peroksidase yang terbentuk bereaksi dengan peroksida, 4- Aminophenazone dan phenol menjadi zat warna Qulnonelmin berwarna merah- violet

Reaksi :

GOD

(8)

Glukosa + O2 + H2O Glukonik Acid + H2O2

2H2O2 + 4-Aminophenazone + phenol Quolnemin + 4H2O

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah glukosa-Oksidase, hal ini karena pada kondisi ini mempunyai liniaritas yang tinggi ( > 700 mg / dl), serta dipengaruhi oleh adanya fruktosa, galaktosa dalam darah (Pusdiknakes, 1985).

POD

H. Kerangka Teori

Serum langsung diperiksa Serum Didiamkan 24 Jam

Metode GOD-PAP

Dipengaruhi oleh : 1. Ekskresi Glukosa 2. Sintesa Glikogen

3. Glikogenolosis dalam hati 4. Glikolisis

Kadar Gula Darah

I. Kerangka Konsep

Langsung Diperiksa

Ditunda 24 jam pada suhu kamar

M t d GOD PAP Serum

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Hiperglikemia timbul akibat berkurangnya insulin sehingga glukosa darah tidak dapat masuk ke sel – sel otot, jaringan hati dan metabolismenya terganggu.Melihat etiologinya

Bakteri tersebut masuk ke tubuh melalui saluran pencernaan manusia dan menyebar melalui system pembulu darah yang kemudian meradang di selaput usus kecil dan usus

Telur yang infektif, apabila tertelan oleh manusia, maka telur cacing ini akan menetas di usus halus, lavarnya akan menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau

Penyakit diabetes mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan

Ketika lapisan endotel pembuluh darah robek ataupun rusak, maka komponen yang normal nya berada pada dinding pembuluh darah akan masuk ke dalam aliran darah, hal ini

Darah merupakan jaringan yang terbentuk dari cairan yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu pasma darah yang merupakan cairan darah dan sel-sel darah yaitu elemen-elemen yang

Plak pada dinding arteri semakin lama semakin menebal dan akhirnya aterosklerosis dapat menutupi hampir semua permukaan pembuluh darah, sehingga menyebabkan aliran

Jika bakteri yang masuk dengan jumlah yang banyak maka bakteri akan masuk ke dalam usus halus selanjutnya masuk ke dalam sistem peredaran darah sehingga