• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN KESADARAN BERAGAMA REMAJA DI PANTI ASUHAN AISYIYAH AMPANG PADANG Oleh: Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBINAAN KESADARAN BERAGAMA REMAJA DI PANTI ASUHAN AISYIYAH AMPANG PADANG Oleh: Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBINAAN KESADARAN BERAGAMA REMAJA DI PANTI ASUHAN

AISYIYAH AMPANG PADANG

Oleh:

Desi Marlina*

Hallen **

Ahmad Zaini**

*Mahasiswa

** Dosen Pembimbing

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research was motivated by the presence of some teenagers who likes

orphanage neglect prayer and have poor morals against fellow residents Orphanage

Aisyiyah Ampang Padang. The focus of this research are: (1) Fostering awareness of

religion in adolescents who are at the Orphanage Aisyiyah Aisyiyah Ampang Padang

in fostering teenage prayer (2) Development of religious awareness in young

adolescents in foster morality. This study was conducted with a qualitative

descriptive approach which describes the symptoms, facts and reality on the ground

as it is about coaching teenagers in religious awareness Orphanage Aisyiyah Ampang

Padang. Research informants are: Governing homes, juvenile homes, the instrument

that I use in this study were interviews and observation. Techniques used in the

processing of data through data reduction , data display and conclusion. The results

obtained are praying coaching teenagers who are in orphanages Aisyiyah Ampang

Padang include: Board immediately put into practice in their daily lives by using the

method of example, habituation and invites. While the character development among

adolescents: Board directly with in their daily practice how good morals to parents,

by way of politeness towards fellow residents, foster mother, nursing administrators

and also provide guidance to the juvenile home against mistakes in doing it.

Key word: Development, Religious Consciousness, Teenagers

Pendahuluan

Manusia adalah makhluk religius. Sejak zaman nenek moyang manusia menyakini adanya kekuatan supranatural yang menguasai hidup alam semesta ini. Untuk mendekatkan diri dan berkomunikasi dengan kekuatan tesebut di tempuh ritual agama. Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluk yang lemah

memerlukan tempat bertopang demi keselamatan hidupnya. Agama sebagai sandaran vertikal manusia. Dalam penanaman sikap dan kebiasaan beragama juga harus memiliki moral, dimulai sedini mungkin yang dilaksanakan di keluarga dan dilanjutkan melalui pemberian pendidikan agama di sekolah. Jiwa beragama atau kesadaran beragama merujuk kepada aspek rohaniah individu yang berkaitan dengan keimanan

(2)

kepada Allah yang direfleksikan ke dalam peribadatan kepada-Nya, baik yang bersifat

hablumminallah maupun hablumminannas

Ahyadi (2005:37) menyatakan bahwa kesadaran beragama adalah rasa keagamaan, pengalaman ke-Tuhanan, keimanan, sikap, dan tingkah laku keagamaan, yang terorganisasi dalam system mental dari kepribadian. Karena agama melibatkan seluruh fungsi jiwa-raga manusia, maka kesadaran beragamapun mencakup aspek-aspek afektif, konatif, kognitif dan motorik. Keterlibatan fungsi afektif dan konatif terlihat di dalam pengalaman ke-Tuhanan, rasa keagamaan dan kerinduan kepada Tuhan. Aspek kognitif nampak dalam keimanan dan kepercayaan. Sedangkan keterlibatan fungsi motorik nampak dalam perbuatan dan gerakan tingkah laku keagamaan. Senada dengan pendapat diatas Amin (2010; 172) juga mendefinisikan kesadaran beragama adalah meliputi rasa keagamaan, pengalaman ketuhanan, keimanan, sikap, dan tingkah laku keagamaan, yang terorganisasi dalam sistem mental dari kepribadian.

Menurut Yusuf (2011:80) masa remaja diawali dengan pubertas, adalah masa kematangan fisik yang sangat cepat, yang meliputi aspek hormonal dan perubahan fisik. Perubahan fisik pada remaja wanita ditandai dengan menstruasi pertama (baligh), perubahan fisik pada remaja laki-laki di tandai dengan perubahan suara agak membesar. pada masa ini remaja sudah diberi beban beragama, segala perbuatan yang dilakukanya sudah menjadi tanggung jawab untuk dirinya sendiri. Pada masa remaja awal (sekitar 13-16 tahun), terjadi perubahan jasmani yang cepat, sehingga memungkinkan terjadinya kegoncangan emosi, kecemasan, dan kekhawatiran, Kepercayaan kepada Tuhan kadang-kadang sangat kuat, akan tetapi kadang-kadang menjadi berkurang yang terlihat pada cara ibadahnya yang kadang-kadang rajin dan kadang-kadang-kadang-kadang malas. Penghayatan rohaniahnya cenderung skeptis

(was-was) sehingga muncul keengganan dan kemalasan untuk melakukan berbagai kegiatan ritual (seperti ibadah shalat) yang selama ini dilakukan dengan penuh kepatuhan. Pada masa remaja akhir (17-21 tahun) secara psikologis,

masa ini merupakan permulaan masa dewasa, emosinya mulai stabil dan pemikirannya mulai matang (kritis). Dalam kehidupan beragama, remaja sudah mulai melibatkan diri ke dalam kegiatan-kegiatan keagamaan. Remaja sudah dapat membedakan agama sebagai ajaran dengan manusia sebagai penganutnya diantaranya ada yang shahih dan ada yang tidak shahih dan remaja sangat memerlukan bimbingan terhadap kehidupan agamanya. Menurut Tohirin (2011: 139) bahwa makna bimbingan kehidupan beragama adalah bantuan yang diberikan pembimbing kepada terbimbing (siswa) agar mereka mampu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang berkenaan dengan kehidupan beragama. Melalui layanan bimbingan dan konseling, para siswa dibantu, dibina mencarikan alternatif bagi pemecahan masalah-masalah yang berkenaan dengan kehidupan beragama. Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini adalah Pembinaan kesadaran beragama pada remaja yang berada di panti Asuhan Aisyiyah Ampang dalam membina shalat remaja, pembinaan kesadaran beragama pada remaja yang berada di panti Asuhan Aisyiyah Ampang dalam membina akhlak remaja.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan: Pembinaan kesadaran beragama pada remaja yang berada di Panti Asuhan Aisyiyah Ampang dalam membina shalat remaja, pembinaan kesadaran beragama pada remaja yang berada di panti Asuhan Aisyiyah Ampang dalam membina akhlak remaja. Metode Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti akan menggambarkan atau mengungkapkan data tentang Pembinaan Kesadaran Beragama Remaja di Panti Asuhan Aisyiyah Ampang Padang. Khususnya dalam penelitian ini peneliti menggunakan snowball sampling,

karena yang menjadi sumber data utama adalah 2 orang pengurus panti yang menetap tinggal di Panti Asuhan Aisyiyah Ampang dan

(3)

yang menjadi informan pendukung adalah remaja panti sebanyak 4 orang. Perolehan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Bimo Walgito (2010:61) “observasi adalah suatu penelitian yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra (terutama mata) atas kejadian-kejadian yang langsung dapat ditangkap pada waktu kejadian itu berlangsung”.

Untuk melengkapi informasi yang diperoleh diperlukan wawancara Seperti yang dikemukakan oleh Margono (2003:22) bahwa “wawancara merupakan pengumpulan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan untuk di jawab secara lisan pula”. Selain itu melalui observasi dan wawancara, penulis melakukan studi dokumentasi. Seperti yang dikemukakan A Muri Yusuf (2005:252) Studi dokumentasi yaitu “sumber informasi yang ditemukan dalam bentuk foto, dalam bahan statistik, dalam dokumen atau dalam berbagai sumber bacaan lainya baik yang tersimpan dalam perpustakaan umum pada lembaga resmi maupun yang tersimpan dalam koleksi perorangan”.

Hasil dan Pembahasan

1. Pembinaan Shalat Pada Remaja Panti Asuhan Aisyiyah Ampang Padang a. Metode Keteladanan

Dilihat dari metode keteladan, pembinaan terhadap shalat remaja. Pengurus memperlihatkan keteladan dalam kesehariannya maka remaja panti akan mengikutinya tanpa adanya paksaan dari pengurus panti dan memberikan pembinaan terhadap remaja yang melalaikan shalat. b. Metode pembiasaan

Ibu sudah memberikan pembinaan yang baik, kalau sudah datang waktu shalat Ibu langsung mengambil wudhu’ dan mengajak remaja panti untuk meaksanakan shalat tepat waktu tampa menunda-nunda waktu terlebih dahulu, kalau ada yang bermain-main dalam shalat ibu langsung menegurnya

c. Metode mengajak

Pembinaan shalat yang ibu lakukan Metode mengajak terhadap remaja sudah lebih baik, ibu mengajak remaja panti untuk terbiasa shalat tepat waktu, membiasakan diri supaya tidak terlambat shalat, jika ada remaja yang melalaikan shalat maka diberi arahan, pembinaan yang lebih mendalam melaluki ceramah-ceramah.

2. Pembinaan Akhlak Pada Remaja Panti Asuhan Aisyiyah Ampang Padang

a. Akhlak terhadap orang tua Pembinaan yang Ibu berikan kepada remaja panti, terutama pembinaan akhlak terhadap orang tua, akhlak terhadap diri sendiri, tetangga dan masyarakat sudah baik, Ibu selaku pengurus atau penganti orang tua terlebih dahulu mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari Ibu bagaimana bersikap baik, cara berbicara kepada orang yang lebih tua, menghormati sesama tetangga, maupun lingkungan masyarakat.

b. Akhlak terhadap diri sendiri terhadap diri sendiri pengurus selalu memberitahukan hargailah diri kita apa adanya, jangan pernah mengeluh terhadap diri kita secara tidak langsung kita sudah memiliki akhlak yang baik terhadap diri kita. Pengurus selalu berusaha membina akhlak remaja walaupun masih ada sebagian remaja yang suka melawan, memerintah terhadap orang yang lebih besar.

c. Akhlak terhadap tetangga Pembinaan akhlak yang diberikan pengurus sudah baik walaupun masih ada yang tidak memiliki akhlak yang baik, pengurus selalu memperlihatkan akhlak yang baik dalam kesehariannya, kalau ada yang

(4)

kedapatan berkata kotor maka pengurus akan menegurya, jika ada tetangga yang lagi kemalangan atau meninggala maka pengurus mengajak pergi takziah.

d. Akhlak terhadap masyarakat Pembinaan yang diberikan oleh pengurus selama ini sangat membantu dan pengurus cukup membina dengan memperlihatkan sifat-sifat positif, akhlak yang baik dalam lingkungan panti dan memberi perhatian khusus terhadap remaja yang kedapatan tidak bersopan santun terhadap lingkungan maupun masyarakat sekitar. Pengurus juga mempratekkan seutuhnya dalam dirinya sendiri Pembahasan

a.

Pembinaan kesadaran beragama pada remaja dalam membina shalatremaja Pembinaan kesadaran beragama oleh pengurus panti dapat disimpulkan bahwa pembinaan yang diberikan pengurus panti mengenai shalat sudah baik, walaupun masih ada remaja yang melalaikan shalat. Pembinaan terhadap shalat remaja yang di lakukan oleh pengus panti yaitunya dengan mempraktekkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari dan setiap waktu shalat datang pengurus langsung mengambil wudhu, memanggil dengan pengeras suara (towa), memerintahkan salah satu penghuni panti untuk memangil teman-teman yang lain, setelah mengambil wudhu pengurus langsung melaksanakan shalat sunat, kalau tidak ada yang akan menjadi imam pengurus langsung yang menjadi iman karena yang menjadi iman biasanya remaja-remaja panti secara bergeliran sebagian yang melalikan shalat di beri sanksi, kalau ada yang bermain-main dalam shalat maka akan ditegur dan di cubit sampai tidak diulangi lagi di beri hukuman sesuai dengan keterlambatan remaja panti tersebut dan memberikan tugas kepada

salah satu remaja kepercayaan untuk memperhatikan shalat teman-teman yang lainnya kalau kedapatan berbohong mengenai shalat maka akan di panggil sesuai permasalahannya

peneliti juga berpartisipasi secara langsung terhadap pembinaan tersebut, peneliti juga melakukan bimbingan kelompok, konseling individual dan layanan informasi mengenai shalat terhadap remaja panti, karena selain metode-metode yang diberikan oleh pengurus panti bisa juga layanan yang ada di bimbingan konseling yang bisa diberikan supaya remaja panti tidak measa bosan. Karena remaja panti juga membutuhkan seseorang tempat dimana dia bisa menceritakan masalah-masalah yang dialaminya seperti kakak asuh yang berlatang belakang pendidikan dari bimbingan dan konseling.

b.

Pembinaan kesadaran beragama pada remaja dalam membina akhlak remaja

Pengurus selalu memberikan pebinaan sesuai yang dibutuhkan oleh remaja sekarang terutama berakhlak baik terhadap orang tua, karena pengurus penganti orang tua di panti ini maka remaja menuruti semua perintah pengurus dan jika ada remaja yang berjalan, berbicara kurang sopan maka pengurus akan menegurnya dengan menggunakan kata yang lemah lembut.

Pengurus panti dapat memberikan pembinaan dengan baik apalagi akhlak terhadap oarang tua. Sehingga remaja bisa memiliki akhlak yang baik terhadap Ibu/Bapak. Selain metode-metode yang diberikan oleh pengurus panti selama penelitian, peneliti juga melakukan kegiatan bimbingan kelompok, konseling individual dan layanan informasi mengenai aklhak remaja. Karena dalam membina akhlak banyak cara yang bisa dilakukan oleh seorang pembimbing terdapa klienya.

(5)

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian studi tentang pembinaan kesadaran beragama remaja di Panti Asuhan Aisyiyah Ampang Padang adalah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Pembinaan kesadaran beragama pada remaja di Panti Asuhan Aisyiyah Ampang dalam membina shalat adalah:

Pengurus panti mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari bagaimana supaya shalat tepat waktu, pengurus juga memberikan ceramah atau informasi kepada remaja panti mengenai shalat agar shalat remaja mengarah kearah yang lebih baik, dan pengurus setelah shalat datang pengurus langsung mengambil wudhu supaya remaja panti terbiasa mengikuti kebiasaan pengurus tersebut.

Pengurus juga memberikan pengarahan dan pembinaan kepada remaja panti yang suka melalaikan shalat karena pada masa remaja telah terjadi perubahan fisik pada remaja wanita ditandai dengan menstruasi pertama (baligh) pada masa ini dan pada masa ini juga remaja sudah diberi beban beragama, segala perbuatan yang dia lakukan sudah menjadi tanggung jawab sendiri maka pembinaan yang diberikan oleh pengurus panti sangat dibutuhkan bagi remaja..

b. Pembinaan kesadaran beragama remaja di Panti Asuhan Aisyiyah Ampang Ampang Padang dalam membina akhlak remja adalah: pengurus memberikan pembinaan dengan memperlihatkan sikap, tingkah laku yang baik dalam dirinya dan juga memberikan ceramah tentang akhlak terhadap orang tua, akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap tetangga dan akhlak terhadap masyarakat.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka diajukan beberapa saran kepada:

1. Pengurus Panti lebih memperhatikan shalat remaja dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas-tugasnya, mampu

membina shalat remaja, percaya diri memiliki motivasi yang tinggi dalam membina remaja panti kearah yang lebih baik.

2. Ketua Panti

a. Diharapkan dapat membina remaja panti khususnya dalam shalat dan akhlak agar remaja panti bisa memiliki akhlak yang baik nantinya setelah remaja panti dikembalikan ke pada orang tuanya.

b. Diharapkan kepada ketua Panti Asuhan Aisyiyah Ampang Padang agar bisa mencarikan kakak asuh yang memiliki latar belakang pendidikan dari bimbingan konseling, agar remaja panti bisa berkonsultasi terhadap permasalahan yang dialaminya.

3. Remaja Panti agar lebih memperhatikan lagi tentang shalat maupun akhlak dan mendengarkan apa yang diperintahkan oleh pengurus supaya remaja bisa memiliki akhlak yang baik khususnya kepada orang tua.

4. Progam Studi BK untuk dapat menempatkan anak PPLBK masyarakat di Panti Asuhan Aisyiyah Ampang Padang agar remaja bisa terbantu dalam permasalahan yang di alaminya

Kepustakaan

Yusuf Syamsu. 2011. Perkembangan Peserta Didik. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di

Sekolah dan Madrasah. PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Yusuf,A.Muri. 2005. Metodologi Penelitian

Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah.

Padang: UNP Press

Margono. 2003. Metodologi Penelitian

Pendidikan. Jakarta: PT. Asdi

Mahasatya.

Azis Ahyadi, Abdul. 2005. Psikologi Agama. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Munir Amin, Samsul. 2010. Bimbingan dan

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendukung kedua algoritma robot pada KRPAI level 3 dapat dikembangkan dengan menambahkan servo penggerak tersendiri untuk kamera sehingga robot lebih cepat

Evaluasi penilaian kinerja adalah proses pemberian umpan balik kepada pegawai yang sedang dinilai dalam upaya memberi masukan tentang aspek-aspek yang harus diperbaiki.

 Satu (1) spasi untuk kutipan dengan panjang lebih dari 5 baris, judul pada nama tabel, nama gambar, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, daftar isi dan daftar pustaka

Penelitian tentang Persepsi Mahasiswa FISIP UNDIP Terhadap Kebijakan.. Rcmunerasi ini terwujud berawal dari keprihatinan penulis akan situasi dan kondisi

Bubur instan merupakan bahan makanan yang mengalami proses pengeringan air sehingga mudah larut dan mudah disajikan hanya dengan menambahkan air panas.Beberapa kriteria

Dalam membentuk keluarga banyak sekali masalah yang akan dihadapi karena dalam keluarga terdapat sifat dan rasa suka yang berbeda terhadap sesuatu atau masalah ekonomi

Program ini bermanfaat bagi para pelatih dan pembina dalam mempersiapkan perencanaan dan pengelolaan pembinaan prestasi untuk menghadapi multi event olahraga dengan

Tujuan dari penelitian ini adalah Analisis dan pengembangan aplikasi Inhouse Klinik perusahaan menggunakan framework Codeigniter studi Kasus PT Reckitt Benckiser