• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan kelas XI jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM) SMK Negeri 1 Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Seluruh peserta didik di SMK Negeri 1 Ngabang kelas XI jurusan TKR dan TSM memiliki jenis kelamin pria dengan kisaran usia sekitar 16 sampai 18 tahun. Kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan terdiri dari 25 peserta didik dan kelas XI jurusan Teknik Sepeda Motor terdiri dari 21 peserta didik. Seluruh peserta didik pada kedua kelas tersebut merupakan subjek penelitian ini, sehingga subjek penelitian yang digunakan sebanyak 46 peserta didik.

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Prestasi

Menurut Arikunto (2006; 168) instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan utama yaitu valid dan reliabel. Instrumen dikatakan valid jika alat itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu dan reliabel jika secara konsisten memberikan hasil pengukuran yang sama pada beberapa kali pengujian (Nasution 2007, 74-77). Validitas model pembelajaran harus memenuhi dua hal validitas konstruk dan validitas isi (Sugiono 2007, 350).

Untuk validasi konstruk dan validitas isi digunakan pendapat dari pakar di bidang Fisika. Para pakar yang

(2)

telah melakukan uji validasi soal pretest dan posttest pada penelitian ini adalah Prof. Sutriyono, MSc., Ph.D. dan Dr. Suryasatriya Trihandaru, M.Sc.nat. Para pakar menyatakan bahwa soal pretest dan posttest telah valid dalam hal konstruk dan isi (lihat pada lampiran 6).

Pengujian validitas item dalam instrumen ini menggunakan standar validasi dari nilai rxy kritik, yaitu

suatu item dikatakan valid apabila rxy≥0,3. Sebaliknya

suatu item dikatakan tidak valid apabila rxy<0,3.

Instrumen dikatakan reliabel apabila hasil

pengukuran relatif konsisten jika digunakan pada satu objek. Pada soal yang berbentuk pilihan ganda, uji

reliabilitas menggunakan rumus Spearman-Brown dimana

instrumen dikatakan reliabel apabila rhitung lebih besar

dari rtabel (rh≥rt) dan sebaliknya intrumen dikatakan tidak

reliabel apabila rhitung lebih kecil dari rtabel (rh<rt), rtabel

didapat dari tabel r product moment dengan jumlah N

yang sama pada taraf signifikasi 5%. Menurut Widoyoko (2012), soal yang berbentuk uraian, uji reliabilitas

menggunakan rumus Alpha dimana instrumen dikatakan

reliabel apabila nilai koefisien Alpha lebih besar dari harga kritik atau standar reliabilitas (>0,7) dan instrumen dikatakan tidak reliabel apabila nilai koefisien Alpha lebih besar dari harga kritik atau standar reliabilitas (<0,7).

Dalam penelitian ini perhitungan validitas item dan

reabilitas menggunakan software SPSS 20 for Windows.

(3)

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Item Pretest/Posttest Soal Pilihan Ganda

Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted soal1 10.7407 18.507 .680 .892 soal2 10.7037 19.447 .460 .900 soal3 10.5556 19.872 .453 .900 soal4 10.6296 19.627 .455 .900 soal5 10.7037 18.447 .715 .891 soal6 10.7407 18.430 .699 .891 soal7 10.5926 19.712 .461 .900 soal8 10.6296 19.088 .599 .895 soal9 10.7407 19.123 .526 .898 soal10 10.5926 20.174 .335 .903 soal11 10.7037 18.447 .715 .891 soal12 10.5926 19.020 .657 .893 soal13 10.5556 19.872 .453 .900 soal14 10.7407 18.507 .680 .892 soal15 10.6296 18.858 .663 .893 soal16 10.7037 18.986 .576 .896

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat dari 27 peserta didik yang diteliti pada uji soal pretest dan posttest pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 16 soal, semua soal memiliki nilai corrected item-total correlation diatas nilai rxy kritik, yaitu >0,3. Artinya

semua soal dapat dikatakan valid. Tabel 4.2

Hasil Uji Reliabilitas Pretest/Posttest Soal Pilihan Ganda

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .805

N of Items 8a

Part 2 Value .813

N of Items 8b

Total N of Items 16

Correlation Between Forms .889

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .941

Unequal Length .941

Guttman Split-Half Coefficient .941

a. The items are: soal1, soal2, soal3, soal4, soal5, soal6, soal7, soal8. b. The items are: soal9, soal10, soal11, soal12, soal13, soal14, soal15, soal16.

Pada bagian Reliability Statistics ditabel 4.2 terlihat nilai rSpearman-Brown adalah 0,941. Nilai rSpearman-Brown ini

(4)

(0,941>0,381), yang artinya soal pilihan ganda pada

pretest dan posttest adalah reliabel.

Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 maka instrumen soal pilihan ganda pada prestest dan posttest adalah valid dan reliabel. Karena instrumen valid dan reliabel maka layak digunakan dalam penelitian.

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Item Posttest Soal Uraian

Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted soal1 17.5185 1.798 .769 .643 soal2 17.5926 2.097 .691 .726 soal3 17.4815 3.028 .618 .824

Dari Tabel 4.3 terlihat nilai Corrected Item-Total

Correlation pada ketiga soal yang diuji cobakan pada 27

peserta didik memiliki nilai diatas nilai r kritik (>0,3).

Maka dapat diartikan ketiga soal pada posttest soal uraian

adalah valid.

Tabel 4.4

Hasil Uji Reliabilitas Posttest Soal Uraian Alpha

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.816 3

Standar reliabilitas untuk indek reliabilitas instrumen yang menggunakan alat uji Alpha adalah O,7. Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa dari 27 peserta didik yang menjadi sampel uji coba soal Posttest yang terdiri dari 3 soal uraian, didapatkan nilai koefisien Alpha sebesar 0,816. Dengan demikian nilai soal Posttest

(5)

lebih besar dari standar reliabilitas (0,816>0,7), maka

dapat diartikan bahwa soal uraian pada soal Posttest

tersebut reliabel.

Berdasarkan tabel 4.3 dan 4.4 maka instrumen soal uraian pada posttest adalah valid dan reliabel. Karena instrumen valid dan reliabel maka layak digunakan dalam penelitian.

4.3 Tes Prestasi Belajar

Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest.

4.3.1 Pretest

Pretest diberikan pada sampel untuk mengetahui

kemampuan awal peserta didik di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Selanjutnya kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan yang berbeda, dimana pada kelompok kontrol akan diberikan pembelajaran dengan metode ceramah dan pada kelompok eksperimen

diberikan pembelajaran dengan metode Levels of Inquiry

Learning Cycle. Hasil Descriptive Statistics dariPretest

dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5

Hasil Descriptive Statistics dari Pretest Kelas XI TKR dan Kelas XI TSM

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Variance Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

Std.

Error Statistic Statistic XI.TKR 25 32.00 43.00 75.00 60.0800 1.43634 7.18169 51.577 XI.TSM 21 27.00 45.00 72.00 60.1905 1.47296 6.74996 45.562 Valid N

(listwise)

(6)

Tabel 4.5 menunjukkan rata-rata pretest kelas XI TKR sebesar 60,08 dan rata-rata pretest kelas XI TSM sebesar 60,19. Nilai maksimum kelas XI TKR adalah 75 dan nilai maksimum kelas XI TSM adalah 72. Sedang nilai minimum untuk nilai kelas XI TKR adalah 43 dan dikelas XI TSM adalah 45.

Pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, uji

beda pada pretest yang dilakukan dengan menggunakan

uji independent sample t-test serta bentuk dan jumlah soal

yang sama. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal dan homogenitasnya. Berikut adalah

hasil uji beda pretest pada kelas eksperimen dan kontrol:

Tabel 4.6

Hasil Uji Beda Pretest Kelas XI TKR dan Kelas XI TSM Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pretest Equal variances assumed .077 .782 -.053 44 .958 -.11048 2.06871 -4.2796 8 4.0587 3 Equal variances not assumed -.054 43.4 10 .957 -.11048 2.05735 -4.2583 8 4.0374 3

Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui hasil Fhitung levene

testsebesar 0,077 dengan signifikansi 0,782 lebih besar

dari 0,05, maka H0 diterima atau kedua populasi memiliki

varian yang sama. Dengan kata lain kedua kelas

homogen. Analisis uji beda independent sample t-test

terlihat bahwa thitung di bagian equal variance assumed

(7)

Karena p>0,05 maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedan nilai hasil pretest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian eksperimen dapat dilanjutkan dengan menggunakan kedua kelas tersebut (XI-TKR dan XI-TSM).

4.3.2 Posttest

Perhitungan uji beda rata-rata posttest dari kelas eksperimen dan kontrol dilakukan dengan menggunakan

independent sample t-test bertujuan untuk melihat

perbedaan prestasi belajar peserta didik yang diajar

dengan metode Levels of Inquiry Learning Cycle dan

peserta didik yang diajar dengan menggunakan metode

ceramah. Pada tahap posttest peserta didik akan

diberikan dua jenis soal yang berbeda, yaitu soal pilihan

ganda dan soal uraian berupa problem solving. Dari

posttest dengan soal pilihan ganda akan didapatkan nilai

pengetahuan dengan penilaian kognitif sedangkan dari

soal uraian yang berupa problem solving akan didapatkan

nilai pengetahuan dan praktik peserta didik. Berikut adalahhasil rata-rata nilai pengetahuan posttest:

Tabel 4.7

Hasil Rata-rata Nilai Pengetahuan Prestasi Belajar Kelas XI-TKRdan Kelas XI-TSM

(Posttestsoal PG dan Posttestsoal uraian)

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Posttest.PG Eksperimen 25 91.6000 6.12372 1.22474

Kontrol 21 60.2381 4.66803 1.01865

Posttest.Ur Eksperimen 25 94.0000 5.14782 1.02956

(8)

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui nilai rata-rata

posttest dari kelas eksperimen (XI-TKR) lebih tinggi

daripada nilai rata-rata posttest dari kelas kontrol (XI-TSM). Pada Posttestsoal PG nilai rata-rata kelas XI-TKR adalah 91,6 sedangkan nilai rata-rata kelas XI-TSM adalah 60,24 dan pada Posttestsoal ur nilai rata-rata kelas XI-TKR adalah 94 sedangkan nilai rata-rata kelas XI-TSM adalah 57,29.

Tabel 4.8

Hasil Uji Beda Rata-rata Nilai Pengetahuan Prestasi Belajar KelasXI-TKRdan Kelas XI-TSM

(Posttestsoal PG dan Posttestsoal uraian)

Independent Samples Test Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Postte st.PG Equal variances assumed 4.847 .033 19.2 29 44 .000 31.36190 1.63097 28.07 491 34.648 90 Equal variances not assumed 19.6 87 43.63 3 .000 31.36190 1.59300 28.15 067 34.573 14 Postte st.Ur Equal variances assumed 14.171 .000 28.9 03 44 .000 36.71429 1.27026 34.15 425 39.274 32 Equal variances not assumed 30.2 30 39.25 1 .000 36.71429 1.21448 34.25 827 39.170 31

Berdasarkan Tabel 4.8 hasil Posttestsoal PG diketahui

hasil Fhitung levene test sebesar 4,847 dengan signifikansi

0,033. Karena p<0,05, maka kedua populasi tersebut mempunyai variance yang berbeda. Analisis uji beda t-test terlihat bahwa nilai thitung dibagian equal assumed

adalah 19,229 dengan signifikansi (2-tailed) sebesar

0,000. Karena p<0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima

(9)

antara peserta didik yang diajar dengan menggunakan metode Levels of Inquiry Learning Cycle dengan peserta didik yang diajar dengan menggunakan metode ceramah.

Sedangkan hasil Posttestsoal Ur, diketahui hasil Fhitung

levene test sebesar 14,171 dengan signifikansi sebesar

0,000. Karena p<0,05, maka kedua populasi tersebut memiliki variance yang berbeda. Analisis uji beda t-test terlihat bahwa thitung di bagian equal assumed adalah

28,903 dengan signifikansi sebesar 0,000. Karena p<0,05,

maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya bahwa ada

perbedaan prestasi belajar Fisika peserta antara peserta

didik yang diajar dengan menggunakan metode Levels of

Inquiry Learning Cycle dengan peserta didik yang diajar

dengan menggunakan metode ceramah.

Berikut ini adalah hasil perhitungan uji beda

rata-rata nilai praktik dengan performance assessment pada

peserta didik yang diajar dengan menggunakan metode

Levels of Inquiry Learning Cycle dan peserta didik yang

diajar dengan metode Ceramah. Tabel 4.9

Hasil Rata-rata Nilai Praktik Prestasi Belajar Fisika antara kelasXI-TKRdan kelas XI-TSM

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Posttest_ Praktik

Eksperimen 25 9.5160 .37603 .07521

Kontrol 21 5.9524 .60961 .13303

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui nilai rata-rata

posttestpraktik dari kelas eksperimen (XI-TKR) lebih tinggi

daripada nilai rata-rata posttestpraktik dari kelas kontrol (XI-TSM). Pada Posttestpraktik nilai rata-rata kelas XI-TKR

(10)

adalah 9,52 sedangkan nilai rata-rata kelas XI-TSM adalah 5,95.

Tabel 4.10

Hasil Uji Beda Rata-rata Nilai Praktik Prestasi Belajar Fisika antara kelas XI-TKRdan kelas XI-TSM

Independent Samples Test Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Postte st_Pr aktik Equal variances assumed 6.965 .011 24.2 71 44 .000 3.56362 .14683 3.2677 1 3.85953 Equal variances not assumed 23.3 20 32. 09 6 .000 3.56362 .15281 3.2523 8 3.87485

Berdasarkan Tabel 4.10 hasil Posttestpraktik

diketahui hasil Fhitung levene test sebesar 6,965 dengan

signifikansi 0,011. Karena p<0,05, maka kedua populasi tersebut mempunyai variance yang berbeda. Analisis uji beda t-test terlihat bahwa nilai thitung dibagian equal

assumed adalah 24,271 dengan signifikansi (2-tailed)

sebesar 0,000. Karena p<0,05, maka H0 ditolak dan H1

diterima yang artinya bahwa ada perbedaan prestasi belajar Fisika antara peserta didik yang diajar dengan

menggunakan metode Levels of Inquiry Learning Cycle

dengan peserta didik yang diajar dengan menggunakan metode ceramah.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil uji beda rata-rata prestasi belajar Fisika pada Posttestsoal PG, Posttestsoal Ur dan Posttestpraktik

diantara peserta didik yang diajar dengan menggunakan

metode Levels of Inquiry Learning Cycle dan peserta didik

(11)

membuktikan bahwa peserta didik yang diajar dengan

menggunakan metode Levels of Inquiry Learning Cycle

mempunyai rata-rata prestasi belajar Fisika yang lebih tinggi daripada peserta didik yang diajar dengan metode Ceramah dan memiliki perbedaan yang signifikan. Dengan

demikian maka dapat dikatakan bahwa metode Levels of

Inquiry Learning Cycle dapat meningkatkan prestasi

belajar secara signifikan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Budiarsih dan Widarti (2004), serta Fibriyanti (2006). Dalam penelitian-penelitian yang telah mereka lakukan

sebelumnya menyimpulkan bahwa metode Learning Cycle

yang berbasis pada penyelidikan (inkuiri) dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik secara signifikan. Secara teoritik, hasil penelitian ini

mendukung pendapat Carl J. Wenning yang

mengembangkan metode Levels of Inquiry Learning Cycle

di Ilinois State University, Physics Teacher Education Program, USA, dimana model yang berpusat pada peserta didik ini mampu meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi yang peserta didik pelajari dan mampu meningkatkan prestasi belajar Fisika secara signifikan.

Hal yang menyebab metode Levels of Inquiry

Learning Cycle dapat meningkatkan prestasi belajar Fisika

secara signifikan adalah proses pembelajaran yang bergerak dari hal yang sederhana menuju ke hal yang lebih rumit. Tingkatan Levels of Inquiry yang terdiri dari Discovery Learning, Interactive Demonstration, Inquiry

Lesson, Inquiry Lab, dan Hypothetical Inquiry merupakan

(12)

didik untuk melakukan penyelidikan dari hal yang sederhana menuju hal yang rumit dan tingkatan praktik pedagogis ini sangat membantu peserta didik untuk memahami suatu materi dengan lebih mendalam. Selain itu, tidak hanya Level of Inquiry saja yang sangat berperan dalam meningkatkan prestasi belajar Fisika peserta didik, namun tahapan Learning Cycle dari tahap

Observation, Manipulation, Generation, Verification sampai

Application yang terdapat pada setiap tingkatan Levels of

Inquiry membuat peserta didik mampu memahami sebuah

materi dengan pengalaman yang meraka lakukan dan

temukan dalam tahapan-tahapan di Learning Cycle. Hal

inilah yang mengakibatkan peserta didik yang diajar dengan metode Levels of Inquiry Learning Cycle memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang diajarkan dengan metode ceramah, karena selain lebih memahami sebuah materi secara teori

peserta didik yang diajar dengan metode Levels of Inquiry

Learning Cycle juga memiliki keahlian dalam

mempraktikkan materi yang mereka pelajari. Terlebih lagi pada penelitian ini materi pembelajaran yang digunakan

adalah materi rangkaian listrik yang tujuan

pembelajarannya menuntut peserta didik untuk dapat memahami sebuah teori hukum Ohm dan mampu

mempratekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode

Levels of Inquiry Learning Cycle mampu meningkatkan

prestasi belajar Fisika secara signifikan.

Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan

(13)

mengungkapkan Learning Cycle yang berbasis inkuiri di Izzet Baysal University, Golkoy-Bolu, Turkey tidak mampu untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik secara signifikan. Penelitian ini juga bertentangan dengan

pendapat Ates bahwa Learning Cycle yang berbasis pada

inkuiri tidak dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada materi yang bersifat mikroskopis seperti pada materi rangkaian listrik karena materi yang bersifat mikroskopis tidak dapat diamati secara langsung dan dapat mengakibatkan miskonsepsi, namun dalam penelitian ini peneliti mengaplikasikan Levels of Inquiry

Learning Cycle pada materi rangkaian listrik dan hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa Levels of Inquiry

Learning Cycle pada materi rangkaian listrik dapat

meningkatkan prestasi belajar Fisika peserta didik secara signifikan.

Ketidaksamaan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ates dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya adalah model Learning Cycle

yang berbeda, dan penggunaan subyek yang berbeda.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ates, model Learning

Cycle yang digunakan adalah model Learning Cycle yang

dikembangkan oleh Atkin dan Karlpus yang terdiri dari 3

tahapan yaitu eksplorasi (exploration), pengenalan konsep

(concept introduction) dan aplikasi konsep (concept

application) sedangkan pada penelitian ini mengunakan

model Learning Cycle yang dikembangkan oleh Wenning

dan Manzoon A. Kan yang terdiri dari Observation,

Manipulation, Generalization, Verification dan Application.

(14)

pada proses pemahaman materi, tahapan yang lebih

banyak pada model Learning Cycle yang dikembangkan

oleh Wenning dan Manzoon A. Kan mengakibatkan peserta didik lebih dapat memahami sebuah materi dengan lebih detail dan mendalam dibandingkan dengan peserta didik yang diajar dengan menggunakan model

Learning Cycle yang dikembangkan oleh Atkin dan

Karlpus. Selain itu penggunaan subyek penelitian juga mempengaruhi perbedaan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian Ates, subyek penelitian Ates adalah mahasiswa dari jurusan Pendidikan Sains di Abant Izzet Baysal University-Turkey sedangkan pada penelitian ini subyek penelitiannya adalah peserta didik di SMK Negeri 1 Ngabang kelas XI jurusan TKR dan TSM. Perbedaan subyek penelitian ini sangat berpengaruh pada keahlian dalam mempraktikkan materi rangkaian listrik, peserta didik dari SMK lebih mempunyai keahlian dalam menggunakan alat-alat praktikum dibandingkan dengan mahasiswa Pendidikan Sains yang merupakan calon guru dan kurang memiliki keahlian dalam menggunakan alat-alat praktikum. Kedua faktor inilah yang mengakibatkan penelitian yang dilakukan oleh Ates menghasilkan

kesimpulan bahwa metode Learning Cycle yang berbasis

pada inkuri tidak dapat meningkatkan prestasi belajar Fisika secara signifikan dan pada penelitian ini

menghasilkan bahwa metode Levels of Inquiry Learning

Cycle mampu meningkatkan prestasi belajar Fisika secara

Gambar

Tabel  4.5  menunjukkan  rata-rata  pretest  kelas  XI  TKR  sebesar  60,08  dan  rata-rata  pretest  kelas  XI  TSM  sebesar  60,19

Referensi

Dokumen terkait

Marketing Research An Applied Orientation, Third Edition, Prentice Hall International, Inc.. Upper Saddle,

Efektivitas Mind Mapping Berbentuk Multimedia Dalam Meningkatkan Kemampuan Metakognitif Siswa Smk Pada Mata Pelajaran Pemograman Dasar.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Terdapat 7 sample dari 10 sampel minuman teh kemasan industri rumah tangga yang beredar di Kelurahan Sungai Dama dan Kelurahan Selili menggandung cemaran bakteri

Penetapan kawasan penyebaran dan pengembangan peternakan erat kaitannya dengan evaluasi dan analisis kesesuaian lahan terutama bagi ternak ruminansia karena sangat tergantung

Sewaktu kita menuliskan masalah di latar belakang masalah, jangan kita bicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pemecahan masalah atau yang tidak ada

Adapun dalam proses kloning manusia, sel yang diambil dari tubuh.. seseorang telah mengandung 46 kromosom atau telah mengandung

Kecuali untuk penelitian yang bersifat partisipan, dalam penelitian yang bersifat non partisipan pewawancara harus menyebutkan identitas diri, tujuan wawancara dan informasi

menawarkan banyak kemudahan yang tidak didapatkan dari layanan perbankan pada umumnya. Selain terkait dengan permodalan, koperasi simpan pinjam juga memiliki kelebihan lain