• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Proses Perencanaan Dtps Kibbla

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Proses Perencanaan Dtps Kibbla"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

DTPS-KIBBLA

Pedoman Proses Perencanaan

Perencanaan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak

(2)

Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI 306.874 3

Ind Indonesia. Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal d Bina Kesehatan Masyarakat.

DTPS-KIBBLA: Perencanaan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak dengan Pemecahan Masalah melalui Pendekatan Tim Kabupaten/Kota.– Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2008.

Buku 1 - Pedoman Proses Perencanaan Buku 2 - Panduan Fasilitator Orientasi Multipihak Buku 3 - Panduan Fasilitator Proses Perencanaan Buku 4 - Referensi Advokasi Anggaran dan Kebijakan

Buku 5 - Panduan Fasilitator Advokasi Anggaran dan Kebijakan I. Judul I. MOTHER AND CHILD RELATIONS

(3)

DTPS-KIBBLA

PEDOMAN PROSES PERENCANAAN

Perencanaan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak dengan Pemecahan Masalah melalui Pendekatan Tim Kabupaten/Kota

ISBN 978-979-9254-19-4 Editor

Dr. Sri Hermiyanti, M. Sc Dr. Lukman H.L., MBA Dr. Muh. Ilhamy, Sp.OG Kontributor Dr. Reginald Gipson, MPH Dr. Anhari Achadi, MPH SCD Dr. Broto Wasisto, MPH Dr. Budi Utomo, MPH Dr. Astrid Sulistomo Dr. Setyawati Budiningsih Dr. Lukas C. Hermawan, M.Kes Dr. Imran Pambudi

Dr. J. Prastowo N., MHA Dr. Christina Manurung Adriati Adnan, SKM Drg. Wara Pertiwi, MA Dr. Kirana Pritasari MQIH Dr. Erna Mulati, M.Sc

Dr. Bagus Satria Budi, M.Kes Dr. Nida Rohmawati

Dra. Fatimah Umar, Apt Dra. Sri Kusminarti Susri Rahayu, SKM

Bambang Wahyudianto, SSos Khairul Abidin, SKM, M.Kes Rusdin Pinem, SKM, MSi Ridesman, SH, M.Kes Dr. Naomi Yosiati

Yusuf R. Romli, SKM, M.Epid Dr. Andah S

Dr. Reniati

Dr. M. Syah Sinar Rambey, M.Kes, DAN, AAK Drg. Titien Irawati, M.Kes

Bambang Harianto, SKM, MSc Dr. Frankie Hartanto

Dr. Witasari Dr. Lies Zakaria

(4)

Funding and technical support for the development and printing of this material was provided by the United States Agency for International Development (USAID) through its Health Services Program, Cooperative Agreement No.497-A-00-05-00031-00.

This publication is made possible in part by the generous support of the American people through USAID. The contents are the responsibility of the Republic of Indonesia Ministry of Health and do not necessarily reflect the views of USAID of the United States Government.

(5)

Kata Sambutan

Sesuai dengan Strategi utama dan salah satu program prioritas Departemen Kesehatan dalam mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi, dan Balita di Indonesia perlu dilakukan upaya terfokus berdasarkan perencanaan yang berbasis data melalui proses yang sistematis dan partisipatif.

Berbagai kajian menunjukkan bahwa Indonesia perlu memberikan prioritas utama pada upaya peningkatan Kesehatan untuk Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak balita (KIBBLA), karena angka kesakitan dan angka kematian kelompok umur penduduk tersebut masih tinggi. Kematian dan kesakitan pada ibu, bayi baru lahir dan anak balita sebenarnya dapat dicegah dan ditangani sedini mungkin.

Sesuai dengan nuansa desentralisasi di mana kewenangan untuk melaksanakan program kesehatan telah diserahkan kepada daerah, maka pengelola program diharapkan dapat menjawab tantangan dan mampu menerima tanggung jawab dalam penyelenggaraan program KIBBLA dengan memanfaatkan potensi lokal yang tersedia. Oleh karena itu, perlu diselenggarakan suatu perencanaan program KIBBLA oleh para pemangku kepentingan di daerah berupa Lokakarya Perencanaan oleh Tim Kabupaten/Kota (District Team Problem Solving/DTPS) yang dapat menjangkau seluruh kelompok sasaran, melalui suatu proses perencanaan tahunan yang partisipatif, sistematis dan berkesinambungan sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

Saya menyambut baik diterbitkannya buku serial DTPS-KIBBLA, yang diharapkan dapat digunakan sebagai panduan bagi tim kabupaten/kota dalam menyusun perencanaan program KIBBLA.

Saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku serial DTPS-KIBBLA melalui proses yang sistematis dan partisipatif.

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

(6)

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rakhmat dan hidayah-Nya serta memberikan petunjuk dan kekuatan bagi kita sekalian dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di Indonesia.

Jakarta, 27 Agustus 2008

Menteri Kesehatan Republik Indonesia

(7)

Kata Pengantar

Direktur Jenderal

Bina Kesehatan Masyarakat

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan ridho-Nya buku serial DTPS-KIBBLA (District Team Problem Solving–Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak balita) ini berhasil disusun dengan baik.

Buku serial DTPS-KIBBLA terdiri dari 5 buku yaitu: 1) Pedoman Proses Perencanaan, 2) Panduan Fasilitator Orientasi Multipihak 3) Panduan Fasilitator Proses Perencanaan, 4)Referensi Advokasi Anggaran dan Kebijakan, 5) Panduan Fasilitator Advokasi Anggaran dan Kebijakan.

Saya menyambut baik diterbitkannya buku Pedoman Proses Perencanaan ini,

yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas perencanaan program KIBBLA di kabupaten/kota dalam menghasilkan rencana kerja dan anggaran tahunan bagi pengelolaan program KIBBLA di propinsi dan kabupaten/kota.

Buku ini menguraikan secara sistematis proses penyelenggaraan lokakarya DTPS-KIBBLA dari analisis situasi, prioritas masalah, solusi dan kegiatan yang secara ilmiah terbukti berdampak ungkit besar dalam penurunan kesakitan/kematian Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita.

Buku Pedoman Proses Perencanaan ini disusun bersama, dengan melibatkan

Direktorat terkait di Departemen Kesehatan, bekerjasama dengan Health Service Program (HSP/USAID) dengan bantuan dari IKK FKUI. Proses uji coba dan revisi draft buku dilakukan dengan melibatkan staf dinas kesehatan dari 6 propinsi dan 31 kabupaten/kota.

(8)

Kami menyampaikan penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelenggaraan dalam penyusunan buku serial ini.

Untuk penyempurnaan pedoman ini diharapkan kritik dan saran semua pihak guna perbaikannya.

Jakarta, 8 Agustus 2008

Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI

(9)

Daftar Isi

Hal Kata Sambutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia i Kata Pengantar Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat iii

Daftar Isi v

Daftar Tabel dan Skema vi

Daftar Singkatan dan Istilah vii

BAB I

PENDAHULUAN 1

I.1. Latar Belakang 1

I.2. Tujuan 2

BAB II

KEBIJAKAN DAN STRATEGI KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR,

DAN ANAK BALITA (KIBBLA) 3

II.1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir 4

II.2. Kesehatan Bayi dan Anak Balita 4

II.3. Perbaikan Gizi Masyarakat 5

II.4. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 5 BAB III

PERENCANAAN KESEHATAN MELALUI PENDEKATAN DTPS-KIBBLA 7

III.1. Pengertian dan Tujuan 7

III.2. Tahapan dan Proses 8

BAB IV

PROSES LOKAKARYA PERENCANAAN 13

Sesi 1: Analisis Situasi dan Masalah 13

Sesi 2: Analisis dan Prioritas Penyebab Masalah 25

Sesi 3: Solusi dan Kegiatan 35

Sesi 4: Prioritas Kegiatan dan Target 39

Sesi 5: Rencana Usulan Kegiatan 43

Sesi 6: Rencana Usulan Anggaran 45

Sesi 7: Pemantauan dan Penilaian 51

Sesi 8: Pembuatan Dokumen Perencanaan dan Anggaran 53

Sesi 9: Rencana Tindak Lanjut 57

BAB V

PENUTUP 61

(10)

Daftar Tabel

Tabel 1A : Data Sasaran, Kematian dan Kesakitan KIBBLA Tabel 1B : Cakupan Pelayanan Kesehatan KIBBLA

Tabel 1C : Faktor Penyulit/Pendukung Pelayanan KIBBLA Tabel 1D : Ketersediaan “obat indikator” Program KIBBLA Tabel 2C : Contoh Penetapan Prioritas Masalah Anak Balita

Tabel 3C : Contoh Prioritas Penyebab Masalah, Solusi, dan Kegiatan Anak Balita

Tabel 4A : Contoh Prioritas Kegiatan Tabel 4B : Contoh Kegiatan dan Target

Tabel 5 : Contoh Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

Tabel 6A : Contoh Uraian perhitungan APBD, APBN, dan sumber lain (sebelum ada pagu sementara)

Tabel 6B : Contoh Uraian Perhitungan APBD Tabel 6C : Contoh Uraian Perhitungan APBN Tabel 7A : Contoh Rencana Pemantauan Kegiatan Tabel 7B : Contoh Rencana Penilaian Program

Tabel 8 : Rekapitulasi Tabel dan Skema untuk Proses DTPS-KIBBLA Tabel 9 : Contoh Rencana Tindak Lanjut

Daftar Skema

Skema 1 : Kerangka Proses Perencanaan

Skema 2 : Analisis penyebab masalah dan prioritas masalah Skema 2C : Analisis Penyebab Masalah

Skema 2C : Contoh Skema Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Anak Balita akibat Diare

Skema 2CC : Prioritas Penyebab Masalah

Skema 2CC : Contoh Skema Prioritas Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Anak Balita akibat Diare

Skema 3 : Skema Solusi dan Kegiatan

Skema 3C : Contoh Skema Solusi dan Kegiatan Masalah Kematian/Kesakitan Anak Balita akibat Diare

(11)

Daftar Singkatan dan Istilah

AKI : Angka Kematian Ibu

AKB : Angka Kematian Bayi

AKABA : Angka Kematian Balita

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

APN : Asuhan Persalinan Normal

ANC : Antenatal Care

Askeskin : Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin

ATK : Alat Tulis Kantor

Baduta : Bawah Dua Tahun

Balita : Bawah Lima Tahun

BCG : Bacillus Calmette Guerin

BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah

BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

BPS : Biro Pusat Statistik

CPR : Cardio Pulmonary Resucitation (Resusitasi Jantung Paru)

CBR : Crude Birth Right

CU : Current User

CTU : Contraceptive Technology Updates

DBD : Demam Berdarah Dengue

Dekon : Dekonsentrasi

Depdagri : Departemen Dalam Negeri

Depkes : Departemen Kesehatan

Dinkes : Dinas Kesehatan

DOEN : Daftar Obat Essensial Nasional

DTPS : District Team Problem Solving

HDK : Hipertensi Dalam Kehamilan

HIV-AIDS : Human Immuno Deficiency Viruses – Aquired Immune

Deficiency Syndrome

HSP : Health Services Program

IBI : Ikatan Bidan Indonesia

IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia

IDI : Ikatan Dokter Indonesia

IMD : Inisiasi Menyusu Dini

ISPA : Infeksi Saluran Pernafasan Akut

IUD : Infra Uterine Device

Jamkesmas : Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (Miskin)

JKO : Jaminan Komoditas dan Obat

K1 : Kunjungan Antenatal Pertama

K4 : Kunjungan Antenatal Ke-4(empat)

KB : Keluarga Berencana

KEK : Kurang Energi Kronik

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak balita

KIBBLA : Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak

(12)

KMS : Kartu Menuju Sehat

Kn1 : Kunjungan Neonatal Pertama

Kn2 : Kunjungan Neonatal Kedua

KONAS : Kebijakan Obat Nasional

KUA : Kebijakan Umum Anggaran/APBD

KW : Kewenangan Wajib

LB : Laporan Bulanan

LPLPO : Laporan Penerimaan dan Laporan Pemakaian Obat

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

MAK : Mata Anggaran Kegiatan

MDG : Millenium Development Goals

Menkes : Menteri Kesehatan

MP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu

MPS : Making Pregnancy Safer

MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit

P2PL : Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

P1 : Perencanaan

P2 : Penggerakan dan Pelaksanaan

P3 : Pemantauan, Pengawasan dan Penilaian

PMPT : Perencanaan Melalui Pendekatan Tim

PMTCT : Prevention of Mother to Child HIV Transmission

P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

PN : Persalinan Nakes (Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan)

POLINDES : Pos Bersalin Desa

PONED : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar

PONEK : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif

Poskesdes : Pos Kesehatan Desa

Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu

PP AKI/AKB : Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi

PPAS : Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

Pustu : Puskesmas Pembantu

RKA : Rencena Kerja dan Anggaran

RKPD : Rencana Kerja Perangkat Daerah

RS : Rumah Sakit

SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah

SPM : Standar Pelayanan Minimal

UPOPPK : Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

USAID : United States Agency for International Development

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pada era desentralisasi, kabupaten/kota telah mendapat pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dari pemerintah pusat untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah termasuk bidang kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota bertanggung jawab untuk menyelenggarakan manajemen program dan pelayanan kesehatan yang dimulai dari penyusunan rencana pembangunan sektor kesehatan yang berbasis bukti (evidence based) termasuk penyediaan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Agar proses perencanaan berjalan baik, diperlukan suatu pedoman perencanaan yang sederhana, praktis, sistematis, komprehensif, dan terintegrasi sesuai dengan kebutuhan, termasuk perencanaan dan penganggaran untuk memelihara dan memperbaiki status Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak Balita (KIBBLA)

Buku Pedoman Proses Perencanaan ini merujuk pada PEDOMAN PERENCANAAN “Making Pregnancy Safer” tahun 2004, yang dikembangkan untuk menjangkau bukan saja kesehatan ibu dan bayi baru lahir tetapi juga meliputi bayi dan Anak Balita, sekaligus kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan pelayanan KIBBLA yang bermutu.

Buku ini memberikan arahan tentang perlunya merumuskan perencanaan multipihak melalui proses Pemecahan Masalah dengan Pendekatan Tim (PMPT) atau District Team Problem Solving (DTPS), sehingga disebut Pedoman Proses Perencanaan DTPS-KIBBLA.

Buku pedoman ini berisi: Kebijakan dan Strategi Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak Balita, alur proses lokakarya DTPS-KIBBLA, serta petunjuk untuk membuat perencanaan dan penganggaran secara sederhana menurut tahapan-tahapan yang jelas. Anggota tim perencana diminta untuk menyiapkan data yang spesifik bagi daerahnya masing-masing untuk digunakan pada proses perencanaan. Dalam membuat perencanaan dan penganggaran, tim harus juga mengaitkan proses perencanaan dengan rangkaian buku pedoman lain seperti: Pedoman Pelaksanaan Strategi MPS dan pedoman Kebijakan dan Strategi dalam Akselerasi Upaya Penurunan Angka Kematian dan Peningkatan Kualitas Hidup Bayi dan Balita di Indonesia, Referensi Advokasi Anggaran dan Kebijakan, Supervisi Fasilitatif, dan buku-buku

(14)

terkait lainnya. Hal Ini sangat penting agar terdapat konsistensi antara kebijakan dengan rencana kegiatan dan pelaksanaan program yang disusun.

Proses perencanaan ini memberikan kesempatan pada tim perencana kabupaten/kota untuk meningkatkan kemampuannya dalam menentukan prioritas pembangunan kesehatan di daerah dengan memanfaatkan data yang tersedia, melakukan analisis untuk menentukan solusi masalah, menetapkan target kegiatan yang akan dilakukan berikut anggaran yang dibutuhkan, sehingga dihasilkan suatu dokumen perencanaan dan anggaran program KIBBLA yang komprehensif berbasis data. Pendekatan multi-pihak akan menghasilkan sebuah perencanaan yang komprehensif yang menjabarkan kegiatan pelaksanaan program secara integratif.

I.2. Tujuan

Tujuan pedoman ini adalah meningkatnya kualitas perencanaan program KIBBLA di Kabupaten/kota, melalui proses PMPT atau DTPS untuk menghasilkan suatu dokumen rencana kerja dan anggaran tahunan. Di dalamnya termasuk intervensi dan kegiatan yang diprioritaskan yang mempunyai dampak terbesar terhadap penurunan angka kematian ibu, bayi baru lahir dan anak balita. Kesemuanya searah dengan Strategi Pembangunan Jangka Menengah dari Departemen Kesehatan menuju pencapaian target Millenium Development Goal 2015 (MDG 2015).

(15)

BAB II

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN

ANAK BALITA (KIBBLA)

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan UUD 1945 dan UU nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Walaupun berbagai upaya kesehatan telah membawa kemajuan penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan penduduk tetapi masih terjadi disparitas status kesehatan masyarakat antar penduduk jika dikaitkan dengan kondisi sosio-ekonomi dan wilayah geografis tempat tinggal mereka.

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 Angka Kematian Bayi (AKB) masih 35 per 1.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Balita (AKABA) 46 per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Ibu (AKI) 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga dan saat ini masih terjadi kesenjangan yang lebar antara wilayah Indonesia Timur dengan wilayah Indonesia Barat.

Untuk memperbaiki status kesehatan masyarakat telah ditetapkan kebijakan pembangunan kesehatan dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Tujuan tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam Grand Strategy Departemen Kesehatan yakni:

Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. 1.

Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas. 2.

Meningkatkan sistem surveilans,

3. monitoring, dan informasi kesehatan.

Meningkatkan pembiayaan kesehatan. 4.

Untuk program pembangunan kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita telah ditetapkan kebijakan khusus yang juga mencakup upaya perbaikan gizi masyarakat serta jaminan obat dan perbekalan kesehatan.

(16)

Kebijakan-kebijakan khusus tersebut adalah:

II.1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir

Kebijakan program kesehatan ibu dan bayi baru lahir adalah mendekatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat, yang terfokus pada 3 pesan kunci “Making Pregnancy Safer” (MPS):

1. Setiap persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih.

2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat.

3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.

Ketiga pesan kunci MPS diatas harus diselenggarakan dengan saling terintegrasi melalui 4 (empat) strategi:

Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu untuk ketiga fokus 1.

pelayanan di atas, baik pelayanan dasar maupun pelayanan rujukan.

Membangun kemitraan yang efektif antara program dan sektor serta mitra 2.

swasta.

Mendorong pemberdayaan perempuan dan keluarga. 3.

Mendorong pemberdayaan masyarakat. 4.

II.2. Kesehatan Bayi dan Anak Balita

Dalam mengatasi kesakitan dan kematian bayi dan anak balita telah ditetapkan strategi:

1. Mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui pemberdayaan masyarakat termasuk kemitraan dengan multipihak di berbagai tingkatan program kesehatan Bayi baru lahir, Bayi dan Balita.

2. Mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui peningkatan akses dan kualitas termasuk sistem rujukan perawatan kesehatan Bayi baru lahir, Bayi dan Balita.

3. Mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui pendataan, pemanfaatan PWS dan AMP, supervisi, monitoring, dan evaluasi masalah kesehatan Bayi baru lahir, Bayi, dan Balita.

4. Mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna dalam pelayanan dan perawatan kesehatan Bayi baru lahir, Bayi, dan Balita.

5. Mempercepat upaya penurunan angka kesakitan dan kematian melalui advokasi untuk menjamin peningkatan rencana dan anggaran Kesehatan Bayi baru lahir, Bayi, dan Balita.

(17)

II.3. Perbaikan Gizi Masyarakat

Untuk menurunkan prevalensi gizi kurang dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang didasarkan kepada kebijakan:

1. Mengembalikan fungsi Posyandu dan meningkatkan kembali partisipasi masyarakat dan keluarga dalam memantau, mengenali dan menanggulangi secara dini gangguan pertumbuhan balita, terutama Bawah Dua Tahun (baduta). 2. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Sumber Daya Manusia (SDM)

Puskesmas beserta jaringannya dalam Tatalaksana Gizi Buruk dan masalah gizi lainnya, manajemen laktasi dan konseling gizi.

3. Menanggulangi secara langsung masalah gizi yang terjadi pada kelompok rawan termasuk keadaan darurat melalui suplementasi gizi mikro, Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI), makanan tambahan dan diet khusus.

4. Mewujudkan keluarga sadar gizi melalui advokasi, sosialisasi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) gizi seimbang.

5. Mengoptimalkan surveilans berbasis masyarakat melalui SKDN, Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB), Sistim Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) untuk meningkatkan manajemen program perbaikan gizi, 6. Mengembangkan model intervensi gizi tepat guna yang “evidence based”. 7. Menggalang kerjasama lintas sektor, kemitraan dengan masyarakat, dunia usaha

dan swasta.

II.4. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

1. Peningkatan ketersediaan dan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan. 2. Peningkatan keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan.

3. Menjamin obat dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat mutu, keamanan dan kemanfaatan.

(18)
(19)

BAB III

PERENCANAAN KESEHATAN

MELALUI PENDEKATAN DTPS-KIBBLA

Menurut UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan adalah suatu proses untuk mengembangkan dan menentukan upaya yang tepat untuk dilaksanakan di masa depan yang telah ditetapkan melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan merupakan langkah awal dalam siklus manajemen yang akan dilanjutkan dengan unsur-unsur lain seperti: pelaksanaan program dan kegiatan, pengorganisasian, penganggaran dan pengawasan. Keberhasilan suatu program ditentukan melalui perencanaan yang baik dan efektif.

Dinas Kesehatan kabupaten/kota mempunyai kewajiban untuk menyusun rencana kerja tahunan pembangunan kesehatan yang diatur melalui peraturan perundang-undangan dan ketentuan dari Departemen Dalam Negeri (DEPDAGRI). Penyusunan rencana kerja tahunan mengacu kepada Renstra Kesehatan Kabupaten/Kota, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, dan atau berbagai pedoman teknis lainnya.

III.1. Pengertian dan Tujuan

a. Pengertian

Perencanaan Melalui Pendekatan Tim kabupaten/kota merupakan suatu metode perencanaan kesehatan yang dikembangkan oleh Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) dan dikenal sebagai DTPS. Pendekatan ini dapat digunakan untuk menyusun perencanaan berbagai program kesehatan. Di Indonesia metoda ini telah digunakan sejak tahun 2003 sebagai metode perencanaan program kesehatan yang mengacu pada konsep ”MPS” atau lebih dikenal sebagai ”DTPS-MPS”.

Sesuai dengan perkembangan, maka perencanaan DTPS-MPS diperluas sehingga menjadi lebih lengkap dengan terintegrasinya program lain dengan sasaran yang

(20)

sama sehingga manajemen pelayanan KIBBLA di kabupaten/kota menjadi lebih efektif, komprehensif, dan realistis.

Untuk itu, Departemen Kesehatan mengembangkan Pedoman Perencanaan DTPS-MPS menjadi Pedoman Proses Perencanaan DTPS-KIBBLA yang mencakup:

1. Komponen Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir. 2. Komponen Kesehatan Bayi dan Anak Balita.

3. Komponen terkait lainnya, misalnya: KB, ketersediaan obat dan perbekalan, gizi, imunisasi, dan promosi kesehatan.

b. Tujuan DTPS-KIBBLA

Menghasilkan rencana kegiatan dan anggaran KIBBLA kabupaten/kota yang berbasis bukti, dan yang didukung oleh multipihak.

III.2. Tahapan dan Proses

(lihat skema 1: Alur Proses Lokakarya DTPS-KIBBLA)

DTPS-KIBBLA dilaksanakan oleh Tim Perencana kabupaten/kota didampingi oleh fasilitator yang kompeten. Proses perencanaan dapat diselenggarakan dengan menggabungkan beberapa kabupaten/kota (2-4 kabupaten/kota).

DTPS-KIBBLA terdiri dari 3 tahapan, yaitu: 1. Orientasi Multipihak.

2. Lokakarya Perencanaan 3. Advokasi.

Proses perencanaan DTPS-KIBBLA dimulai dengan pengumpulan data rutin pada akhir tahun dan berlanjut sampai tersusunnya rancangan awal Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD). Selanjutnya bersama tim advokasi akan dilakukan “pengawalan“ dokumen sampai terbitnya Perda APBD.

Tahap 1: Orientasi Multipihak

Tahap orientasi multipihak secara khusus akan dijelaskan pada “Panduan Fasilitator Orientasi Multipihak” Seri Buku DTPS-KIBBLA.

Tahap 2: Lokakarya Proses Perencanaan DTPS-KIBBLA

Lokakarya ini dilaksanakan paling lama 2 minggu setelah pertemuan orientasi multipihak (tahap I). Pada saat itu proses pengumpulan data harus sudah selesai.

Tujuan

Pada akhir lokakarya tim perencana kabupaten/kota dapat:

(21)

3. Memilih prioritas penyebab masalah, solusi dan kegiatan.

4. Menghasilkan perhitungan rencana kebutuhan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Menghasilkan draft dokumen perencanaan dan penganggaran pelayanan KIBBLA.

Proses

Lokakarya ini dipersiapkan oleh fasilitator beserta tim perencana DTPS–KIBBLA yang sudah dibentuk pada tahap orientasi.

Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan: 5 hari (jadwal acara lihat lampiran 2) Tempat: Dapat dilaksanakan di propinsi atau kabupaten/kota

Peserta

Tim perencana kabupaten/kota berjumlah 12–14 orang terdiri dari:

1. Dinas Kesehatan: penanggung jawab unsur perencanaan, Kesejahteraan Ibu dan Anak balita (KIA), pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan farmasi/ gudang dan perbekalan, Pencegahan Pemberantasan Penyakit, gizi, Promosi Kesehatan serta Perwakilan Puskesmas (1 orang).

2. Rumah Sakit Umum kabupaten/kota : dokter spesialis kebidanan dan dokter spesialis Anak Balita.

3. Badan Pengelola KB Daerah.

4. Organisasi profesi yang terkait dan LSM yang berpotensi dalam bidang kesehatan.

5. Bappeda.

Luaran

Draft dokumen perencanaan kegiatan dan anggaran KIBBLA kabupaten/kota.

Catatan:

Bila di RS kabupaten/kota TIDAK ADA DOKTER SPESIALIS yang bisa memberikan

masukan teknis, maka dapat diganti dengan dokter umum penanggung-jawab rujukan sebagai tim DTPS atau

• Bila di RS kabupaten/kota TIDAK ADA DOKTER SPESIALIS DAN DOKTER UMUM PENANGGUNG JAWAB, maka dapat diganti dengan dokter spesialis dari kabupaten/kota lain yang memahami permasalahan rujukan KIBBLA di daerah tersebut sebagai narasumber DTPS.

• Bila di kabupaten/kota tersebut TIDAK ADA RUMAH SAKIT maka dapat mengundang dokter spesialis atau dokter penanggungjawab rujukan dari kabupaten/kota lain yang memahami permasalahan rujukan KIBBLA di daerah tersebut sebagai narasumber.

• Apabila kabupaten/kota sudah pernah menyelenggarakan proses DTPS-KIBBLA, maka bila perlu tahapan dapat disederhanakan, misalnya tidak melakukan Tahap Orientasi dan atau Analisis Masalah.

(22)

Tahap 3: Advokasi

Tahap ini dilaksanakan segera setelah lokakarya perencanaan DTPS-KIBBLA sampai disetujuinya Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) dengan pendampingan fasilitator propinsi, tim advokasi dan sektor terkait.

Tujuan

1. Tersedianya dokumen perencanaan dan anggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Tersedianya bahan untuk materi advokasi.

3. Disetujuinya program KIBBLA sebagai program prioritas pada RKPD, Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan RKA-SKPD.

Proses

1. Pertemuan penyempurnaan dokumen perencanaan dan anggaran KIBBLA. 2. Pertemuan untuk mengemas materi guna melaksanakan langkah-langkah

advokasi.

3. Advokasi/sosialisasi lintas program, lintas sektor terkait,

4. Pengusulan kegiatan dan anggaran KIBBLA kedalam RKPD melalui Musrenbang/ Bagian Perencanaan/Bina Program.

5. Pertemuan pengusulan perencanaan dan anggaran KIBBLA mengikuti ”Alur Proses Perencanaan APBD” (lampiran 9) melalui Bagian Perencanaan/Bina Program.

Waktu dan Tempat

1. Waktu: Penyempurnaan draft dokumen dilakukan satu minggu setelah lokakarya melalui beberapa kali pertemuan.

2. Tempat: Dilaksanakan di kabupaten/kota.

3. Peserta: Tim perencana dan tim Advokasi DTPS-KIBBLA kabupaten/kota.

Luaran

1. Dokumen Perencanaan dan Anggaran KIBBLA yang telah disempurnakan. 2. Bahan materi Advokasi.

3. Program KIBBLA menjadi program prioritas pada RKPD, Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan RKA-SKPD.

(23)

Skema 1

(24)
(25)

BAB IV

PROSES LOKAKARYA PERENCANAAN

Pengantar DTPS

Lokakarya perencanaan DTPS diawali dengan agenda sebagai berikut: 1. Pembukaan.

2. Dinamika kelompok untuk perkenalan dan pencairan. 3. Penjelasan Alur proses DTPS.

4. Kebijakan KIBBLA (Standarisasi Input): kebijakan dan strategi program KIBBLA terkini.

Sesi 1:

Analisis Situasi dan Masalah

Analisis situasi dan masalah merupakan proses untuk mengidentifikasi adanya masalah kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak balita serta cakupan program apakah sudah mencapai target yang telah ditetapkan, dan faktor faktor yang mempengaruhi antara lain sumber daya yang tersedia, lingkungan, peraturan dan kebijakan yang ada. Data yang dianalisis adalah data program KIBBLA termasuk ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan.

Untuk melakukan Analisis Situasi dan masalah, tim perencana agar membawa form pengumpulan data dan tabel Analisis Situasi dan Masalah (tabel 1A, 1B,1C dan 1D) yang sudah terisi lengkap.

(26)

Tabel 1A:

Data Sasaran Kematian dan Kesakitan

Kabupaten/Kota: ____________________

Cara Pengisian Tabel 1A:

1. Kolom 1: Isi dengan nama kelompok sasaran, bila data tersedia, jumlah sasaran dibagi lagi atas karakteristik tertentu, misalnya: Jumlah penduduk, Jumlah penduduk miskin, jumlah ibu hamil dari Keluarga Miskin, jumlah PUS dan sebagainya.

2. Kolom 2–4: Isi untuk 3 tahun terakhir yaitu (x-2),(x-3), dan (x–4), kecuali bila ada perubahan yang besar, misalnya akibat ada pemekaran wilayah dan sebagainya, sesuai dengan data yang tersedia. Tahun x adalah tahun anggaran yang akan direncanakan.

3. Kolom 5: Isi dengan sumber data atau keterangan bila diidentifikasi adanya masalah atau hal yang perlu perhatian khusus. Contoh: bila hanya dapat mengisi untuk tahun (x–2) tulis dalam kolom keterangan bahwa data yang tersedia hanya untuk tahun (x-2). Bila memang ada data yang dapat dipercaya dapat pula dituliskan dalam kolom keterangan, misalnya: sekitar 50% dari ibu hamil termasuk Gakin.

Catatan:

• Kelompok sasaran/indikator dapat ditambahkan sesuai dengan data kabupaten.

• Jumlah penduduk diambil dari BPS atau sumber yang paling dipercaya.

• Data CBR (Crude Birth Rate) = Angka Kelahiran Kasar diambil dari BPS terakhir (lihat lampiran 2, CBR menurut Provinsi).

• x = Tahun anggaran yang direncanakan.

(27)

KELOMPOK SASARAN Tahun

(x-4) Tahun(x-3) Tahun(x-2) Sumber data/Ket.

1 2 3 4 5

Jumlah penduduk

Jumlah penduduk miskin Data sasaran KIBBLA

Jumlah bayi (CBRx jml pddk) * Jumlah balita

Jumlah ibu hamil (CBRx1.1 x jml pddk) Jumlah bumil gakin (CBRx1.1xjml pddk miskin)

Jumlah ibu bersalin (1.05 x jml bayi) Jumlah Ibu nifas (CBR x jml pddk) Jumlah pasangan usia subur Data Kematian dan Kesakitan Ibu Jumlah kematian

Penyebab: Perdarahan Infeksi

Hipertensi dalam kehamilan (HDK) Komplikasi Abortus

Lain-lain (sebutkan): Jumlah kesakitan Jumlah Bumil Anemi Perdarahan

Infeksi

Hipertensi dalam kehamilan (HDK) Komplikasi abortus

Bumil Kurang Enerji Kronis (KEK)

Lain-lain (sebutkan) :

Data Kematian dan Kesakitan Neonatal Lahir Mati

Jumlah Kematian Penyebab :

(28)

KELOMPOK SASARAN Tahun

(x-4) Tahun(x-3) Tahun (x-2) Sumber data/Ket.

1 2 3 4 5 Asfiksia Tetanus neonatorum Infeksi Lain-lain (sebutkan) Jumlah kesakitan

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Asfiksia

Tetanus neonatorum (TN) Infeksi

Ikterus neonatorum

Data Kematian dan Kesakitan Bayi dan Anak Balita Jumlah Kematian

Penyebab:

Pneumonia/Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) Diare Campak Gizi buruk Lain-lain (sebutkan): Jumlah kesakitan Pneumonia/ISPA Diare Campak

Demam Berdarah Dengue (DBD) Tuberkulosis (TBC)

Malaria Gizi kurang Gizi buruk

(29)

Tabel 1B:

Cakupan Pelayanan KIBBLA

Kabupaten/Kota: ________________

Cara Pengisian tabel 1B:

1. Kolom 1: Isi dengan indikator pelayanan.

2. Kolom 2, 3, dan 4: Isi dengan pencapaian pada tahun yang sesuai (x-4), (x-3) atau (x-2) dalam bentuk %. Pastikan agar nominator dan denominator tersedia.

3. Kolom 5: Isi dengan target cakupan pelayanan untuk tahun 2010 yang direncanakan.

4. Kolom 6: Kesenjangan antara pencapaian tahun terakhir dengan target 2010 (kolom 5–kolom 4).

INDIKATOR Pencapaian

Tahun (x-4) Pencapaian Tahun (x-3) Pencapaian Tahun (x-2) Target Tahun 2010 KesenjanganMasalah/

1 2 3 4 5 6

Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu: 1. K1

2. K4 3. TT2 4. Fe3

5. Persalinan Nakes

6. Persalinan Nakes Askeskin* 7. Kunjungan nifas

8. Vit A Nifas

9. Ibu hamil yang punya buku KIA

Cakupan Pelayanan Keluarga Berencana: - CU/PUS - Pil - Suntik - IUD - Implant - MOP/MOW Dst

Deteksi Bumil dengan Risti/Komplikasi - Hb < 8 g/dl

- Hipertensi dalam kehamilan - Penyakit resiko kehamilan (Jantung, TBC, Asma, dll)

(30)

INDIKATOR Pencapaian

Tahun (x-4) Pencapaian Tahun (x-3) Pencapaian Tahun (x-2) Target Tahun 2010 KesenjanganMasalah/

1 2 3 4 5 6

- Bumil KEK

10.Penanganan komplikasi

Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir: 1. Imunisasi HB 0-7 hari 2. Imunisasi polio 3. KN 1 4. Vit K1 injeksi 5. Penanganan komplikasi neonatal risti

6. Inisiasi Menyusu Dini

Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita: 1.Kunjungan Neonatal (KN2)

2.Kunjungan Neonatal (KN2) Gakin

3. ASI Eksklusif bulan 4.Kunjungan Bayi 5.Imunisasi : - BCG - DPT3 - HB3 - Polio 4 - Campak 6. Vit A (6-11 bulan) 7. Vit A (12-59 bulan) 8. Gizi: - N/D - N/S

- Penanganan Gizi Buruk: • MP-ASI

• Pemberian Kapsul Iodium (daerah endemik) 9. Kelambu ber insektisida (daerah endemik)

10. SDIDDTK (2x/th)

(31)

Tabel 1C:

Faktor Pendukung/Penyulit Pelayanan KIBBLA

Kabupaten/ Kota:________________________

Cara pengisian tabel 1C:

Isilah tabel 1C dengan faktor-faktor penyulit atau pendukung yang mempengaruhi program kesehatan ibu dan anak, cukup diisi untuk tahun terakhir.

1. Kolom 1: Isi dengan kelompok data (SDM, fasilitas dan sarana) dengan mengunakan angka mutlak.

2. Kolom 2: isi dengan data pada keadaan tahun terakhir (x-2).

3. Kolom 3: isi dengan jumlah yang diharapkan pada tahun anggaran (x); untuk mengisi kolom ini gunakan standar kepegawaian yang ada (nasional, propinsi, kabupaten/kota).

4. Kolom 4 : isi dengan sumber data atau penjelasan untuk kolom 2 dan 3 seperlunya. 5. Catat dan lengkapi data yang diragukan keakuratannya atau belum ada.

Faktor pendukung/penyulit Keadaan Tahun

( X-2) Kebutuhan Tahun (X) Sumber data/keterangan

1 2 3 4

Ketenagaan Dinas Kesehatan Kab/Kota dan jajarannya

1. Dokter umum: 24/100.000 pddk

- Dokter dilatih MTBS - Dokter dilatih PONED - Dokter dilatih PPGDON

2. Perawat: 158/100.000 pddk

- Perawat dilatih MTBS - Perawat dilatih PONED

3. Bidan: 40/100.000 pddk

- Bidan dilatih APN - Bidan dilatih PONED - Bidan dilatih PPGDON - Bidan dilatih KIP/K - Bidan dilatih CTU - Bidan dilatih ABPK

- Bidan dilatih Pencegahan Infeksi - Bidan dilatih manajemen BBLR - Bidan dilatih MTBS

- Bidan dilatih manajemen asfiksia - Bidan dilatih SDIDTK

(32)

Faktor pendukung/penyulit Keadaan Tahun

( X-2) Kebutuhan Tahun (X) Sumber data/keterangan 4. Petugas Gizi

5. Asisten apoteker

Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit - Dokter Spesialis Obsgin

- Dokter Spesialis Anak - Dokter Umum - Bidan - Perawat kebidanan - Perawat anak - SKM 35/100.000 pddk - Apoteker/Asisten Apoteker 9/100.000 pddk - Petugas gizi Fasilitas dan Sarana - Rumah Sakit PONEK - Puskesmas Perawatan

- Puskesmas PONED 4 PONED / Kab,Kota

- Puskesmas 80% mempunyai dokter

- Puskesmas Pembantu - Polindes

- Posyandu

- Desa Siaga 1 bidan/ desa siaga

- Bidan Kit

- Alat resusitasi/sungkup - Implant kit

Ketersediaan Pedoman, Rujukan, Panduan Buku KIA/KMS

Asuhan Persalinan Normal MTBS/MTBM

Pedoman Praktis Pelayanan Kontrasepsi

Penanganan risti Pengelolaan imunisasi Penanganan diare Lain-lain

(33)

Faktor pendukung/penyulit Keadaan Tahun

( X-2) Kebutuhan Tahun (X) Sumber data/keterangan

Sumber Dana Tahun (x–2) Tahun (x-1)

APBN (Dekon dan TP) APBD Total

DAK DAU

APBD II untuk KIBBLA APBD Propinsi Jamkesmas / Askeskin Jamkesmas / Askeskin (K4, KN2, Linakes) Lain-lain Kelembagaan/organisasi:

Peraturan daerah/walikota tentang kesehatan

Tim/forum/wadah untuk KIBBLA Jumlah LSM bidang kesehatan Jumlah TOMA/TOGA aktif Organisasi donor

Penyulit lain: geografis, sosial budaya, kebiasaan Desa sulit geografis

Desa tanpa bidan desa Kebiasaan yang berhubungan dengan kesehatan

(34)

Tabel 1D:

Ketersediaan ’Obat Indikator’ Program KIBBLA

Kabupaten/Kota:________________________

Cara pengisian tabel 1D:

Kolom 1: Jenis ’obat indikator’: Untuk menetapkan jenis obat indikator, dipilih 1.

1-2 jenis obat yang utama dari masing masing program, contoh: lihat 6 jenis obat untuk program KIBBLA dengan ”italic”.

Kolom 2: Tingkat ketersediaan obat (untuk jenis obat indikator yang dipilih): 2.

= Jumlah obat tersedia = ... bulan Rata rata pemakaian obat/bulan

Kolom 3 : Rata rata kekosongan obat (untuk jenis obat indikator yang dipilih): 3.

= Jumlah hari obat kosong dalam 1 tahun x 100% 365

*) obat indikator: Jenis obat yang dianggap mewakili ketersediaan obat program.

Jenis obat indikator Tingkat ketersediaan Tahun

(X-2) (dalam bulan) kekosongan Tahun (x-2)Rata rata waktu Sumber dataKeterangan/

1 2 3 4

Oxytocin ... bulan ... %

Magnesium Sulfat

Ca gluconas

Vit K1 injeksi

Salep mata Antibiotik Vitamin A 100 IU bayi (0-12bln)

Vit A- 200 IU

Oralit

Alat dan Obat Kontrasepsi Pil KB

IUD

Suntik KB per 1 bulan Suntik KB per 3 bulan Antibiotika/antibakterial, dll Kotrimoxazole syrup Kotrimoxazol tabl Vaksin Polio BCG

(35)

Tujuan Sesi Analisis Situasi dan Masalah:

1. Teridentifikasinya masalah kematian, kesakitan, cakupan pelayanan, dan faktor pendukung serta penyulit KIBBLA.

2. Tersusunnya narasi singkat analisis situasi dan masalah KIBBLA.

Langkah:

1. Melengkapi dan menelaah kualitas data dari Tabel 1A, 1B, 1C, dan 1D. 2. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan KIBBLA.

3. Buat narasi analisis situasi dan masalah dari: a. Kesehatan ibu

b. Kesehatan bayi baru lahir c. Kesehatan anak balita

Bahan:

1. Tabel 1A, 1B, 1C, dan 1D yang sudah terisi dan sudah diverifikasi. 2. Formulir pengumpulan data F1–F7 yang telah terisi, (lihat CD).

3. Rekapitulasi laporan bulanan program terkait: LB 1 (data penyakit), LB 2 (LPLPO), LB 3 (KIA, Gizi, Imunisasi), LB 4 (Promkes, Kesling, dan lain-lain), LT 1, LT 2, LT 3, Pemantauan Wilayah Setempat (PWS- KIA), Laporan KB.

4. Laporan tahunan KIA tahun terakhir, Profil kesehatan.

5. Hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) yang pernah dilakukan dan hasil

penelitian/ survei khusus di kabupaten/kota berkaitan dengan KIBBLA (bila ada).

6. Hasil verifikasi daftar tilik supervisi fasilitatif ke fasilitas kesehatan. 7. Kebijakan dan peraturan yang berlaku.

8. Data pendukung lain yang diperlukan.

Hasil Akhir Sesi 1 adalah:

Gambaran situasi analisa KIBBLA kabupaten/kota sebagai hasil analisa: 1. Tabel 1A: Data sasaran kesehatan KIBBLA.

2. Tabel 1B: Cakupan Pelayanan Kesehatan KIBBLA. 3. Tabel 1C: Penyulit/Pendukung Pelayanan KIBBLA. 4. Tabel 1D: Ketersediaan Obat dan Perbekalan KIBBLA. 5. Narasi Analisa Situasi

Jenis obat indikator Tingkat ketersediaan Tahun

(X-2) (dalam bulan) kekosongan Tahun (x-2)Rata rata waktu Sumber dataKeterangan/

DPT

Morbilli Hepatitis B dan seterusnya ...

(36)

Tips Melakukan Analisis Data

1. Tentukan Hal-hal penting dari data dengan melihat kecenderungan (trend), kesenjangan (gap) dan bandingkan data antar wilayah Puskemas (diferensiasi), berikan penjelasan seperlunya.

2. Kaji hasil capaian pelayanan kesehatan dan bandingkan dengan target propinsi dan target nasional.

3. Ajukan pertanyaan: Apa, Siapa, Di mana, Mengapa, Kapan dan Bagaimana, secara berulang untuk setiap data yang ingin digali lebih lanjut.

Keterangan lebih lanjut tentang analisis data, lihat lampiran 1: Penjelasan Analisis Data

Contoh Narasi Analisis Situasi:

Di kabupaten B terjadi 15 kematian ibu pada tahun 2004 dan 10 kematian ibu pada tahun 2006. Persalinan oleh tenaga kesehatan hanya 58% pada tahun 2004 dan meningkat menjadi 65% pada tahun 2006. Mengacu pada grafik hubungan antara linakes dengan AKI (WHO) akan diperoleh AKI sebesar 400/100.000 kelahiran hidup. Lihat lampiran 4: Grafik Hubungan antara Pertolongan oleh Tenaga Kesehatan dan AKI

Angka ini jauh di atas angka nasional yaitu 307/100.000 kelahiran hidup. Meskipun terjadi penurunan, namun kematian ibu masih merupakan permasalahan karena AKI masih lebih tinggi dari angka rata-rata nasional.

Angka kematian bayi pada tahun 2004 adalah 45/1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2006 sebesar 40/1000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan angka nasional 35/1000 kelahiran hidup maka angka ini masih di atas angka nasional. Kondisi kesehatan balita juga bermasalah. Kasus kurang gizi Balita (KEP atau Kekurangan Energi Protein) adalah 35% pada tahun 2004 dan 33% pada tahun 2006, deng an konsentrasi terbesar di wilayah kecamatan X,Y, dan Z. Angka propinsi adalah 28%. Jadi kabupaten ini masih di atas angka propinsi. Dan seterusnya untuk permasalahan yang lain.

(37)

Sesi 2:

Analisis dan Prioritas Penyebab Masalah

Analisis penyebab masalah adalah suatu proses sistematik untuk menilai faktor-faktor yang merupakan penyebab langsung maupun tidak langsung dari suatu masalah, termasuk faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya masalah. Seringkali penyebab masalah yang terjadi jumlahnya banyak dan tidak semua dapat diatasi, oleh karena itu perlu dilakukan prioritas penyebab masalah yang perlu ditangani.

Tujuan Sesi:

1. Merumuskan skema penyebab masalah kematian/kesakitan ibu, bayi baru lahir, dan anak balita.

2. Menetapkan prioritas penyebab masalah kematian/kesakitan ibu, bayi baru lahir, dan anak balita yang akan diintervensi.

3. Menyusun hasil analisis secara naratif tentang penyebab masalah kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak balita serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Bahan:

1. Tabel 1A-1D yang sudah terisi lengkap dan diverifikasi beserta narasi hasil analisis.

2. Contoh skema penyebab masalah kematian/kesakitan dan faktor yang mempengaruhi.

Langkah analisis penyebab masalah/skema penyebab masalah:

1. Tim dibagi menjadi 3 subtim yaitu: subtim ibu, subtim bayi baru lahir, dan sub-tim bayi dan anak balita.

2. Subtim ibu membuat skema penyebab masalah ibu, subtim bayi baru lahir membuat skema penyebab masalah bayi baru lahir dan subtim bayi dan anak balita membuat skema penyebab masalah bayi dan anak balita.

3. Tentukan penyebab langsung kematian/kesakitan KIBBLA (contoh: Kematian Anak Balita karena diare), tuliskan pada kartu indeks warna putih dan letakkan

di tengah (skema sasaran) atau letakkan di atas (skema pohon) pada kertas flipchart.

4. Tentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyebab langsung tersebut, dari aspek promotif/preventif dan kuratif pada kartu indeks warna putih melalui curah pendapat (brainstorming).

5. Penentuan faktor-faktor penyebab masalah diatas harus berdasarkan data hasil Analisis situasi pada sesi I atau informasi lain yang dapat dipercaya.

6. Tentukan faktor-faktor penyebab masalah yang mempengaruhinya ditinjau dari

faktor pelayanan (kartu indeks warna merah), masyarakat/lingkungan (kartu

indeks warna biru) dan manajemen/kebijakan (kartu indeks warna kuning).

(38)

7. Beri tanda panah sesuai dengan hal yang dipengaruhi (penyebab ke arah akibat) sehingga dapat memberikan gambaran mengenai penyebab permasalahan kematian/kesakitan KIBBLA secara utuh.

8. Selanjutnya buat Penentuan Prioritas penyebab masalah kematian ibu, bayi baru lahir, dan anak balita.

(39)

Skema 2C

Analisis Penyebab Masalah

Keterangan:

• adalah penyebab langsung kematian/kesakitan KIBBLA

• Penyebab masalah kurang berhasilnya pelayanan KIBBLA, digali/dilacak dari 3 faktor:

- Faktor Manajemen,

- Faktor Pelayanan Kesehatan, dan - Faktor Masyarakat.

• Kotak 1 pada lapisan pertama adalah semua penyebab masalah kematian/ kesakitan dari ketiga faktor.

• Usahakan untuk menggali penyebab masalah sampai lapis ke-5 (tidak perlu dipaksakan) lihat kotak: 2 , 3 , 4 dan 5

• Memungkinkan adanya saling pengaruh: - Satu faktor ke beberapa faktor lain, atau - Beberapa faktor ke satu faktor lain, atau

(40)

Skema 2C

Contoh Skema Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan

Anak Balita Akibat Diare

(41)

Langkah Penentuan Prioritas:

1. Buat daftar penyebab masalah kematian dan kesakitan dari setiap skema masalah yang telah dibuat (2A, 2B, 2C), tentukan 5-7 penyebab masalah dari masing-masing faktor pelayanan, masyarakat, manajemen yang paling berpengaruh melalui professional judgement.

2. Masukkan penyebab masalah terpilih tersebut kedalam tabel 2 kolom 1.

3. Sepakati nilai yang akan diberikan untuk masing-masing Kriteria pada kolom 2-6 (misalnya: 1: tidak penting, 2: kurang penting, 3: penting, 4: sangat penting). 4. Berikan nilai dari semua penyebab masalah pada kolom 1 untuk masing-masing

kriteria dengan membandingkan secara vertikal seluruh penyebab masalah (diisi ke bawah menurut kriteria/kolom), lanjutkan penilaian untuk masing-masing kriteria dengan cara yang sama.

5. Untuk mendapatkan nilai akhir, kalikan semua nilai dari kriteria secara horizontal untuk masing-masing penyebab masalah.

6. Tentukan peringkat sesuai dengan urutan nilai tertinggi. Apabila didapatkan nilai akhir yang sama, maka lakukan skoring ulang untuk penyebab masalah yang bernilai akhir sama.

7. Tentukan 1 sampai 3 penyebab masalah prioritas dari masing-masing sub tim (ibu, bayi baru lahir, anak balita) yang mendapat skor tertinggi.

8. Buatlah garis tebal pada tepi kartu indeks masalah yang terpilih pada skema penyebab masalah, skema ini akan disebut sebagai Skema Prioritas Penyebab Masalah.

9. Buat narasi singkat dari hasil prioritas penyebab masalah dari kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita.

Penentuan prioritas penyebab masalah menggunakan professional judgement perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Penyebab masalah yang apabila diselesaikan mempunyai daya ungkit terbesar.

2. Penyebab masalah yang mengacu pada penyebab ‘tiga terlambat’. 3. Penyebab masalah yang sesuai dengan tiga pesan kunci MPS. 4. Penyebab masalah menjadi prioritas daerah.

5. Dan pertimbangan lainnya

Pemberian nilai untuk masing-masing kriteria harus melibatkan semua peserta dengan cara:

1. Setiap peserta memberikan penilaian masing-masing terhadap masalah yang diprioritaskan.

2. Setiap peserta memberikan alasan terhadap besarnya penilaian masing-masing.

3. Tim mencari kesepakatan besarnya nilai.

(42)

Penjelasan Metode Skoring:

Skoring digunakan untuk memberikan nilai terhadap penyebab masalah yang telah diidentifikasi

a. Metode skoring adalah satu teknik yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dari berbagai pilihan untuk menentukan prioritas penyebab masalah, dan kegiatan dengan menggunakan beberapa kriteria yang telah disepakati. b. Kriteria adalah suatu batasan yang dipergunakan untuk menilai berbagai

alternatif/pilihan penyebab masalah pelayanan sesuai dengan standar yang dibutuhkan.

Batasan Kriteria:

a. Besarnya penyebab masalah adalah kesenjangan antara target tahun 2010

dengan cakupan pencapaian tahun terakhir x-2 (untuk hal yang merupakan indikator program), makin besar kesenjangan, maka makin buruk kinerjanya dan semakin tinggi skor yang diberikan.

b. Kepentingan (importance) adalah gambaran seberapa jauh pelayanan dianggap

penting untuk ditanggulangi. Kepentingan dapat dinilai dari beberapa hal, misalnya: ada hubungan langsung/tidak langsung dengan kematian ibu, bayi baru lahir dan anak balita. Semakin penting penyebab masalah semakin tinggi prioritas atau angka (skor yang diberikan). Apabila satu penyebab masalah diselesaikan, maka akan sekaligus bisa menyelesaikan beberapa masalah lainnya. Makin banyak penyebab masalah yang dapat diselesaikan, maka penyebab masalah tersebut tergolong penting dan mendapat skor lebih tinggi. c. Kemudahan/kelayakan (feasibility) adalah seberapa jauh masalah pelayanan

dapat ditanggulangi. Kemudahan dapat dinilai dari tersedianya sarana, prasarana, SDM, metoda, teknologi, dana, dan lain-lain. Makin sedikit sumberdaya yang dibutuhkan, maka makin tinggi nilai yang diberikan.

d. Dukungan untuk perubahan (support of change) adalah besarnya dukungan

dari stakeholders (Pemda, LSM, institusi terkait, masyarakat, tokoh masyarakat, dan lain-lain). Dukungan dapat berupa kebijakan, dana dan keterlibatan. Makin banyak dukungan yang didapat untuk suatu masalah, maka makin tinggi skor yang diberikan.

e. Risiko (risks if nothing is done) adalah besarnya risiko apabila masalah suatu

penyebab masalah tidak segera ditangani. Semakin besar risikonya, maka semakin tinggi angkanya.

Pada konteks ini, semakin besar penyebab masalahnya, maka semakin tinggi tingkat keparahannya. Semakin mungkin masalah tersebut terkelola, maka semakin tinggi prioritas masalah tersebut.

(43)

Tabel 2: Contoh Penetapan Prioritas Penyebab Masalah

Kriteria Penyebab

Masalah

Besaran Penyebab masalah

Kepentin

-gan

Kemudah

-an/ Kelaya

-kan

Dukungan untuk Pe

-rubahan

Risiko bila tak di tan

-gani

Nilai akhir / peringkat

1

2

3

4

5

6

7

. Petugas tidak

terampil

4

4

4

4

3

768 (II)

.

C

akupan imunisasi

campak rendah

3

3

4

3

4

432 (IV)

.P

engetahuan

M

asyarakat kurang

4

4

4

4

4

1024 (I )

.

Transportasi s

u

li

t

(banyak desa t

er

-pencil)

4

4

3

2

3

288 (VI)

oralit dan cairan infus

4

4

3

4

3

576 (III)

optimal

4

4

4

3

2

384 (V)

buruk

3

4

3

4

3

432 (IV)

(44)

Catatan:

• Tebalkan garis kotak pada penyebab masalah yang telah terpilih melalui sistem skoring dan tebalkan arah panah hubungannya dengan Masalah Utama.

• Tebalkan juga kotak faktor penyebab masalah terpilih pada lapis berikutnya.

Skema 2CC

(45)

Skema 2CC

Contoh Skema Prioritas Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan

Anak Balita Akibat Diare

(46)

Hasil Akhir Sesi 2 adalah:

1.

Skema 2A: Penyebab Masalah kematian/kesakitan ibu.

2. Skema 2B: Penyebab Masalah kematian/kesakitan bayi baru lahir. 3. Skema 2C: Penyebab Masalah kematian/kesakitan bayi dan anak balita. 4. Tabel 2A: Penetapan Prioritas Penyebab Masalah Penyebab Kematian Ibu. 5. Tabel 2B: Penetapan Prioritas Penyebab Masalah Penyebab Kematian Bayi Baru

Lahir.

6. Tabel 2C: Penetapan Prioritas Penyebab Masalah Penyebab Kematian Bayi dan anak Balita.

7. Skema 2AA: Prioritas Penyebab Masalah Kematian Ibu.

8. Skema 2BB: Prioritas Penyebab Masalah Kematian Bayi Baru Lahir. 9. Skema 2CC: Prioritas Penyebab Masalah Kematian Bayi dan anak Balita. 10. Narasi kompilasi prioritas penyebab masalah terpilih termasuk obat dan

perbekalan KIBBLA dari masing masing skema penyebab masalah.

Catatan:

Hasil sesi ini sangat penting karena akan digunakan sebagai bahan untuk dibahas dalam tahap III (advokasi ), lihat Sesi 9 – Rencana Tindak Lanjut.

(47)

Sesi 3:

Solusi dan Kegiatan

Pada sesi ini tim kabupaten/kota menelaah penyebab masalah yang telah ditetapkan sebagai prioritas penyebab masalah kesakitan dan kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita untuk mencari solusi dan kegiatan yang berdasarkan bukti dan mempunyai daya ungkit yang paling besar.

Tujuan:

Menetapkan solusi dan kegiatan untuk masing-masing prioritas penyebab masalah kesakitan dan kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita.

Bahan:

1. Tabel 2A, 2B, 2C: Penetapan Prioritas Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita yang dihasilkan di Sesi 2.

2. Skema 2AA, 2BB, 2CC: Skema Prioritas Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita yang dihasilkan disesi 2.

3. Lampiran 5: Evidence Based Intervention (EBI) dan Periode Kritis Risiko Kematian.

4. Lampiran 6: Tabel Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/kota.

5. Lampiran 7: Tabel Strategi, Kegiatan dan Indikator Program Ibu dan Bayi Baru Lahir.

6. Lampiran 8: Tabel Strategi, Kegiatan dan Indikator Program Bayi dan Anak Balita

Langkah-langkah:

1. Pelajari Lampiran Pelaksanaan Strategi Nasional MPS (lampiran 7 dan 8) dan kebijakan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, kebijakan kesehatan bayi dan anak balita, perbaikan gizi masyarakat, jaminan obat, dan perbekalan.

2. Tentukan solusi dari masing-masing penyebab masalah yang di prioritaskan dan masukan kedalam tabel 3 kolom 3.

3. Kemudian solusi dibahas lebih lanjut di dalam tim lengkap (sub-tim ibu, bayi baru lahir dan anak balita). Apabila didapat solusi yang sama pada masalah ibu, bayi baru lahir, anak balita, maka solusi tersebut dapat digabung.

4. Tentukan kegiatan yang inovatif, mempunyai daya ungkit besar, dan realistis,

dari masing-masing solusi dan masukan pada kolom 4 tabel 3.

5. Cocokkan daftar kegiatan dengan tabel strategi, kegiatan dan indikator untuk program KIBBLA (lampiran 7 dan 8) untuk membandingkan apakah kegiatan yang diusulkan sudah sesuai dengan strategi nasional, bila perlu sesuaikan kembali kegiatan terpilih pada kolom 4 tabel 3.

6. Buatlah narasi dari solusi dan kegiatan untuk mengatasi penyebab masalah kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak balita.

(48)

Tabel 3

Contoh Prioritas Penyebab Masalah, Solusi, dan Kegiatan

No Prioritas penyebab masalah Solusi Kegiatan

1 2 3 4

1 Pengetahuan masyarakat

mengenai penyebab diare kurang

Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan dan penanggulangan diare. Membuat media 1.

Penyuluhan diare yang partisipatif 2.

Pelatihan penyuluhan diare partisipatif 3.

bagi bidan di desa/nakes.

Kampanye cuci tangan dengan sabun 4.

Mencetak poster,

5. leaflet mengenai diare

Penyebarluasan informasi diare 6.

melalui radio dan media tradisional. 2 Nakes kurang terampil dalam

penatalaksanaan diare

Meningkatkan

ketrampilan nakes dalam penetalaksanaan diare

Melakukan pemetaan kemampuan 1.

petugas Pelatihan MTBS 2.

Pemantauan pasca pelatihan (kualifikasi) 3.

Supervisi fasilitatif ke fasilitas pelayanan 4.

Melakukan

5. peer review

Seminar

6. review pemanfaatan MTBS

3 Kekurangan oralit dan cairan infus Memperbaiki

manajemen pengadaan obat dan alat

Melakukan pemetaan mengenai 1.

kondisi fasilitas program

Refreshing

2. petugas Puskesmas tentang manajemen obat dan alat

Pengadaan sarana dan prasarana (? 3.

Sebutkan)

Supervisi fasilitatif ketersediaan 4.

obat/alat (oralit, infus) di Puskesmas

Hasil Akhir Sesi 3 adalah:

1. Tabel 3: Prioritas Penyebab Masalah, Solusi dan Kegiatan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita.

2. Skema 3A: Skema Solusi dan Kegiatan Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Ibu.

3. Skema 3B: Skema Solusi dan Kegiatan Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Bayi Baru Lahir.

4. Skema 3C: Skema Solusi dan Kegiatan Penyebab Masalah Kematian/Kesakitan Anak Balita.

5. Narasi Solusi dan Kegiatan Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita.

(49)

Skema 3C

Skema Solusi dan Kegiatan

Catatan:

(50)

Skema 3C

Contoh Skema Solusi dan Kegiatan Masalah Kematian/Kesakitan Anak

Balita akibat Diare

(51)

Sesi 4:

Prioritas Kegiatan dan Target

Pada sesi ini tim menentukan prioritas dari berbagai kegiatan yang telah ditetapkan pada sesi 3 sehingga kegiatan dapat dikurangi sesuai prioritasnya apabila anggaran untuk program terbatas. Tim juga menentukan target kegiatan beserta indikatornya dengan mempertimbangkan kemampuan pencapaian.

Tujuan:

1. Menetapkan Prioritas kegiatan.

2. Menetapkan Target beserta indikatornya untuk masing-masing kegiatan.

Bahan:

1. Tabel 3: Prioritas Penyebab Masalah, Solusi dan kegiatan (yang dihasilkan sesi 3). 2. Tabel 4A: Prioritas Kegiatan.

3. Tabel 4B: Kegiatan dan Target.

Langkah-langkah:

1. Pindahkan solusi dan kegiatan dari tabel 3 (kolom 3 dan 4) ke tabel 4A (kolom 1 dan 2).

2. Tentukan prioritas kegiatan dari masing-masing solusi.

3. Sepakati arti nilai dari masing masing kriteria skala 1-4, skala 4 paling positif (misalnya 1: tidak penting, 2: kurang penting, 3: penting, 4: sangat penting). 4. Berikan nilai untuk masing masing kegiatan sesuai dengan kriteria (konsistensi,

evidence based, penerimaan, dan mampu laksana) seperti pada penentuan prioritas penyebab masalah.

5. Berikan nilai bagi setiap kegiatan dengan membandingkan secara vertikal bagi seluruh kegiatan (diisi ke bawah menurut kolom), lanjutkan penilaian untuk masing-masing kriteria dengan cara yang sama.

6. Kalikan masing-masing nilai pada tiap kriteria untuk setiap kegiatan secara horizontal, tuliskan hasilnya pada kolom 7, kemudian tulis peringkatnya sesuai dengan total nilai pada kolom 8.

7. Buat tabel 4B: kegiatan dan target dengan memindahkan solusi dan kegiatan yang diprioritaskan dari tabel 4A (kolom 2) ke tabel 4B (kolom 1). Tentukan indikator tiap kegiatan dan tetapkan target kegiatan tahun X di kolom 5 dengan memperhatikan data tahun x-2 dari tabel 1C: Faktor Pendukung /Penyulit. 8. Buat narasi prioritas kegiatan, indikator dan target yang direncanakan untuk

(52)

Kriteria untuk Memilih Prioritas Kegiatan:

Konsistensi:

Bila kegiatan terpilih sesuai dengan strategi nasional dan rencana kerja kabupaten/ kota yang sudah ada. Makin sesuai dengan strategi/rencana kerja yang ada, maka makin tinggi skornya.

Evidence Based:

Bila kegiatan dipilih termasuk dalam rangkaian kegiatan atau intervensi yg telah terbukti efektif (evidence based) nilainya makin tinggi dibandingkan dengan kegiatan yang belum ada bukti.

Penerimaan:

Kegiatan dapat diterima oleh semua institusi terkait termasuk masyarakat setempat. Makin mudah diterima, maka makin tinggi skor/nilainya.

Mampu Laksana:

Kegiatan yang dapat dilaksanakan berdasarkan kondisi setempat, fasilitas, sumber daya manusia dan infrastruktur yang dibutuhkan tersedia atau bisa didapat, termasuk pembiayaan. Makin mudah disediakan, makin tinggi nilainya.

Hasil Akhir Sesi 4 adalah:

1. Tabel 4A – Penentuan Prioritas Kegiatan. 2. Tabel 4B – Kegiatan dan Target.

(53)

Tabel 4A

Contoh Prioritas Kegiatan

Solusi Kegiatan Konsis

tensi Evidence based Peneri maan Mampu laksana Total nilai Pering-kat

1 2 3 4 5 6 7 8 Meningkatkan pengetahuan masyarakat 1.Membuat media penyuluhan diare yang partisipatif 3 3 4 2 72 4 2.Pelatihan penyuluhan diare partisipatif bagi bidan desa. 4 4 4 4 256 1 3.Penyuluhan men cuci tangan dengan sabun 4 4 3 3 144 2 4.Mencetak poster, leaflet. cara mencuci tangan 2 3 2 3 36 6 5.Penyebarluasan informasi melalui radio dan media tradisional. 3 2 3 3 54 5 6.Melakukan monitoring berkala. 4 3 3 3 108 3 Meningkatkan ketrampilan nakes 1.Melakukan pemetaan kemampuan petugas 4 4 3 4 192 1 2.Pelatihan MTBS 4 4 3 3 144 2 3.Pemantauan pasca pelatihan (kualifikasi) MTBS 4 3 3 3 108 4 4.Melakukan supervisi fasilitatif 4 3 3 4 144 3 5.Melakukan peer review 3 3 4 2 72 5 6.Seminar pemanfaatan MTBS 2 2 3 2 24 6

(54)

Catatan:

Kegiatan kumulatif adalah pencapaian kegiatan sampai tahun dimaksud yang

diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan dan jaringannya, Rumah Sakit termasuk fasilitas kesehatan swasta. Target tahun X kolom 6 adalah target kegiatan yang diusulkan melalui proses perencanaan DTPS.

Hal ini perlu karena wilayah perkotaan yang mempunyai banyak fasilitas kesehatan swasta yang juga mempunyai kontribusi besar dalam pelayanan kesehatan dan percepatan penurunan AKI dan AKB.

Tabel 4B

Contoh Kegiatan dan Target

Kegiatan Indikator Thn (x-1) Thn (x)

Kumulatif Target Kumulatif Target

1 2 3 4 5 6 Melakukan pemetaan Petugas Puskesmas yang melakukan MTBS Jumlah Petugas Puskesmas yang melaksanakan MTBS 30 15 45 20

Pelatihan MTBS Jumlah petugas yang

terlatih MTBS

(55)

Sesi 5:

Rencana Usulan Kegiatan

Pada sesi ini tim menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang mencakup antara lain lokasi, sasaran, volume untuk menghitung anggaran yang dibutuhkan dan sumber dananya.

Tujuan:

1. Menghasilkan tabel usulan kegiatan beserta lokasi, sasaran, volume, sumber dana, jadwal, dan penanggung jawab kegiatan.

2. Membuat narasi singkat mengenai rencana kegiatan.

Bahan:

1. Tabel 4B: Kegiatan dan Target (yang dihasilkan sesi 4). 2. Tabel 5-kosong: Rencana Usulan Kegiatan.

Langkah-langkah:

1.

Pindahkan daftar kegiatan dari masing-masing solusi sesuai dengan prioritas ke dalam tabel 5 (kolom 2).

2. Tentukan lokasi (kolom 3) sasaran (kolom 4), volume (kolom 5), sumber dana (kolom 8), jadwal (kolom 9) serta penanggung jawab kegiatan (kolom 10). 3. Kolom unit cost (kolom 6) dan Jumlah Biaya (kolom 7) diisi setelah perhitungan

anggaran.

4. Buat narasi mengenai rencana kegiatan yang dilakukan.

Hasil Akhir Sesi 5 adalah:

1. Tabel 5. Rencana Usulan Kegiatan (tanpa perkiraan biaya). 2. Narasi Rencana Usulan Kegiatan

Catatan:

Setiap kegiatan harus didukung oleh obat dan perbekalan yang dibutuhkan, perhitungan kebutuhan ini mengacu pada standar pelayanan yang berlaku.

(56)

Tabel 5

Contoh Rencana Usulan Kegiatan

Keterangan:

Lokasi: Tempat kegiatan dilaksanakan • Sasaran: Obyek kegiatan • Volume: Besaran dari jumlah kegiatan selama 1 tahun anggaran • Unit cost: Harga satuan kegiatan • Jumlah Biaya: Total biaya yang diperlukan • Sumber dana: APBN,APBD propinsi,APBD kab/kota,BLD/PHLN, ADD/Swadana • Jadwal: Waktu pelaksanaan kegiatan • Penanggung jawab: Penanggung jawab kegiatan

No Kegiatan Lokasi Sasaran U r a i a n K e g i a t a nVol Unit

cost Jumlah Biaya Sumber dana Jadwal Pen-Jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Pemetaaan Kemampuan

petugas

Puskesmas,

Pustu Dokter, bidan

perawat

20 APBD II

2 Pelatihan

MTBS Kabupaten Dokter, perawat 20 APBN

Gambar

Tabel 2: Contoh Penetapan Prioritas Penyebab Masalah Kriteria Penyebab   Masalah Besaran  Penyebab  masalah
Tabel 6C Contoh Uraian Perhitungan APBN Kabupaten/Kota : ______________________________________ NoKode pro- gramKodeKegiatanKegiatanKode MAKUraian KomponenBelanjaVolumeSatuanHarga  satuan
Diagram  berikut adalah contoh urutan seluruh proses  DTPS 2007 yang menunjukan  kaitan  antara  masalah  prioritas,  intervensi  efektif,  dan  kegiatan  terpilih  untuk  masalah KIBBLA: ‘Diare’

Referensi

Dokumen terkait

Data dan informasi tentang derajat kesehatan untuk Tahun 2012 dinyatakan dalam angka kematian bayi, angka kematian balita, angka kematian ibu maternal dan angka

Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Pidie digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu

Data dan informasi tentang derajat kesehatan untuk Tahun 2012 dinyatakan dalam angka kematian bayi, angka kematian balita, angka kematian ibu maternal dan angka

Indikator derajat kesehatan masyarakat yang paling sensitif adalah Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Ibu dan status gizi Balita yang dapat

Data dan informasi tentang derajat kesehatan untuk Tahun 2015 dinyatakan dalam angka kematian bayi, angka kematian balita, angka kematian ibu maternal dan

Kader Posyandu merupakan penggerak utama dalam seluruh kegiatan Posyandu, dengan misi yaitu menurunkan angka kematian ibu dan bayi, menurunkan angka stunting pada balita, memperbaiki

Muna Program : Jampersal Sasaran Program : Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi Indikator Kinerja Program : Menurunnya Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelembagaan strategi pemerintah dalam penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bagaimana operasionalisasi strategi pemerintah dalam penurunan angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten